LAPORAN KELOMPOK
-
Upload
shofie-sabatini-verayunia -
Category
Documents
-
view
62 -
download
15
description
Transcript of LAPORAN KELOMPOK
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Sukokerto berada di Kecamatan Sukowono, dengan luas wilayah 351
Ha, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sumber Wringin Kecamatan
Sukowono, sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukosari-manis Kecamatan
Tamanan Kabupaten Bondowoso, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Sukowono Kecamatan Sukowono, sebelah barat berbatasan dengan Desa
Mojogemi Kecamatan Sukowono dan Desa Sumber pakem Kecamatan Maesan
Kabupaten Bondowoso. Desa ini mempunyai topografi dataran 321 Ha,
perbukitan 30 Ha. Kondisi geografi desa ini berada pada ketinggian 442 m dari
permukaan laut, curah hujan rata-rata pertahun 280 mm, keadaan suhu udara 220C
dengan jumlah penduduk 3711 jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak 1100
kepala keluarga.
Penduduk desa ini sebagian besar memiliki pekerjaan dibidang pertanian
yaitu sebagai buruh tani sebesar 715 kepala keluarga (65%), sedangkan dalam
sektor peternakan sebanyak 110 kepala keluarga (10%), petani 110 kepala
keluarga (10%), PNS 55 kepala keluarga (5%) dan lain-lain 110 kepala keluarga
(10%). Pendapatan warga Desa Sukokerto berdasarkan profesi masing-masing
sebesar 100-500 ribu 75%, 500 ribu – 1 juta 20%, > 1 juta 5%. Untuk
pemanfaatan air bersih digunakan beberapa mata air, 60% menggunakan air
sumur, 30% menggunakan air sumber, 10% menggunakan air sungai. Sedangkan
untuk BAB, 5% menggunakan jamban, 85 % menggunakan sungai, 10% tidak
jelas.
Status kesehatan penduduk Desa Sukokerto berdasarkan data puskesmas
Sukowono tahun 2008, didapatkan data penduduk Desa Sukokerto yang berobat,
wanita (52,4%) lebih banyak dari pria (47,36%), kelompok umur yang terbanyak
usia > 60 tahun (18,62%) dan yang paling sedikit adalah kelompok umur 25-29
tahun (1,38%), dari jenis kunjungan, kunjungan baru (62,07%) lebih banyak dari
kunjungan lama (37,93%), didapatkan juga kasus baru sejumlah 335 kasus, atau
1
77,01% dari total kasus yang ada, serta dari total 435 kasus, 251 orang
menggunakan kepesertaan umum, 46 orang menggunakan Askessos, 106 orang
Askeskin, 26 sisanya menggunakan jenis kepesertaan yang lain. Data 5 penyakit
yang didapatkan terbanyak adalah ISPA (20,08%), penyakit pada sistem otot dan
jaringan tulang (8,28%), penyakit tekanan darah tinggi (6,11%), diare (5,29%),
thypoid (4,34%).
Di desa ini terdapat fasilitas pendidikan berupa SD Negeri 2 unit, tingkat
pendidikan warga Desa Sukokerto tidak sekolah 19,71%, tidak tamat SD 40,29%,
SD 25%, SMP 5%, SMA 5%, diploma 3%, dan sarjana 2%.
Kondisi perumahan masyarakat Desa Sukokerto menggunakan lantai tanah
10%, lantai semen 0%, lantai plester 70%, lantai keramik 20%. Kriteria dinding
gedek 10%, dinding kayu 30%, dinding semen 60%. Perumahan dengan kondisi
ventilasi berkriteria kurang 70%, cukup 30%.
Pembangunan nasional Indonesia dilakukan secara berkelanjutan dan
menyeluruh berlandaskan pada kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan memadukannya dengan seni untuk mencapai suatu
tujuan yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur yang merata secara materi
dan spiritual berdasarkan Pancasila.
KKT merupakan salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang berupa pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa KK
Universitas Jember dituntut untuk terjun ke masyarakat mengaplikasikan teori-
teori yang diperoleh pada saat perkuliahan ke dalam kehidupan nyata di
masyarakat sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.
Berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembangunan masyarakat desa di
masa yang akan datang semakin berat, mengingat masih adanya kelompok
masyarakat desa yang berada di garis kemiskinan dan masih memerlukan
kepedulian dari semua pihak. Untuk itu, proses pembangunan masyarakat desa
harus dilaksanakan secara terpadu dengan semua pihak.
Desa Sukokerto merupakan salah satu desa di wilayah kecamatan
Sukowono yang berada di bagian utara Kabupaten Jember. Mata pencaharian
2
masyarakatnya sebagian besar adalah buruh tani, petani, pedagang dan pegawai
negeri. Agama yang dianut masyarakat Desa Sukokerto sebagian besar beragama
Islam, sehingga aktivitas mereka sehari-hari meliputi pengajian-pengajian rutin
yang dilaksanakan hampir di setiap dusun. Sebagian besar lahan di Desa
Sukokerto dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Masyarakat desa seringkali
memanfaatkan pupuk kimia untuk memaksimalkan hasil pertaniannya.
Masyarakat desa Sukokerto mengeluhkan adanya kelangkaan pupuk sehingga
terjadi peningkatan harga. Pemerintah Kabupaten Jember memberikan subsidi
pupuk kimia dalam jumlah yang terbatas.
Berdasarkan kondisi geografis desa yang terletak dipinggir jalan dan
wilayahnya terdiri atas dataran dan perbukitan, maka sangat diperlukan adanya
penambahan tanaman produktif ataupun bibit unggul seperti sengon, rambutan
dan mangga untuk penghijauan lingkungan. Rendahnya pengetahuan masyarakat
khususnya para Perangkat Desa sendiri tentang teknologi komputer melatar
belakangi pelaksanaan pengenalan dan pelatihan komputer pada beberapa
Perangkat Desa. Dengan adanya program ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang teknologi komputer.
Kebiasaan masyarakat Desa Sukokerto yang telah diobservasi, kurang
memperhatikan hidup sehat. Hal ini dapat terlihat dari kurang tersedianya sarana
mandi-cuci-kakus (MCK) dan sistem pembuangan sampah yang tidak memenuhi
syarat. Keadaan ini mencerminkan tingkat pengetahuan tentang kebersihan dan
kesehatan yang kurang.
Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui obat-obat kadaluarsa dan cara
meminum obat yang tepat. Mereka cenderung meminum obat tanpa konsultasi
terlebih dahulu pada dokter. Umumnya obat hanya dibeli di toko atau di warung
tanpa mengetahui bagaimana cara penggunaan yang tepat dan apakah obat yang
dibeli masih bisa dikonsumsi atau tidak. Hal ini dapat merugikan bahkan
membahayakan masyarakat. Dengan adanya pengenalan obat-obat kadaluarsa dan
pemahaman mengenai aturan minum obat diharapkan dapat menjadi salah satu
penunjang dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
3
Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obatan tradisional merupakan
salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat
guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Hal ini
disebabkan antara lain oleh karena pengobatan tradisional telah lebih dulu
dimanfaatkan oleh masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat diseluruh
pelosok tanah air. Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan
kesehatan masyarakat, obat tradisional perlu dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya, dengan suatu pencanangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) atau biasa
disebut Apotek Hidup.
Tema diare juga diangkat karena penyakit diare merupakan penyakit yang
sering terjadi pada semua lapisan masyarakat khususnya masyarakat desa.
Menurut catatan WHO hampir 100.000 orang tiap harinya meninggal karena
diare, sehingga penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat desa tentang diare dan bagaimana cara mudah dalam
menanggulanginya. Pola hidup bersih dan sehat masyarakat desa Sukokerto yang
masih rendah sangat mendukung terjadinya penyakit ini seperti tidak cuci tangan
sebelum makan, mandi di sungai, buang air besar di sungai. Padahal sungai juga
digunakan untuk tempat cuci baju, alat-alat masak, dan bahkan digunakan untuk
memandikan hewan. Angka kejadian penyakit diare di desa Sukokerto masih
sangat tinggi dimana memiliki korelasi yang erat dengan kebersihan diri dan
lingkungan. Maka sangat perlu dilakukan upaya untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat di desa Sukokerto akan pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat.
Isu chikungunya diangkat untuk menyikapi merebaknya penyakit ini di desa
tetangga. Sehingga diperlukan suatu tindakan promotif dan preventif dalam
rangka meminimalisir penularan yang mungkin terjadi ke Desa Sukokerto.
Meskipun chikungunya sebenarnya bukan merupakan suatu penyakit yang
mematikan, namun tetap saja gejala akibat yang dialami oleh penderita sangat
mengganggu aktivitas, terutama pekerjaan mereka yang sebagian besar adalah
buruh tani harian.
4
Demikian juga tentang bantuan hidup dasar dan tindakan medis praktis.
Dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, tidak terkecuali di
daerah pedesaaan, meningkat pula angka kejadian kecelakaan, terutama
kecelakaan lalu lintas. Hal ini juga didukung dengan kurangnya sarana rambu-
rambu lalu lintas di daerah Desa Sukokerto. Tindakan medis praktis, diberikan
mengingat banyaknya mitos terhadap penatalaksanaan keadaan sakit tertentu,
yang pada dasarnya malah menambah keadaaan sakit tersebut. Sebagai contoh
adalah penggunaan pasta gigi pada luka bakar, adalah sesuatu yang tidak perlu
dilakukan, cara yang paling baik adalah luka bakar tersebut dibasuh dengan air
yang mengalir dengan tujuan agar panas tidak semakin masuk ke jaringan kulit
yang lebih dalam.
Data 5 penyakit yang didapatkan terbanyak adalah ISPA (20,08%),
penyakit pada sistem otot dan jaringan tulang (8,28%), penyakit tekanan darah
tinggi (6,11%), diare (5,29%), thypoid (4,34%). Berdasarkan data tersebut
didapatkan penyakit jantung menempati urutan ketiga dari 5 macam penyakit
terbanyak yang diderita warga desa Sukokerto setelah ISPA yang berada pada
urutan pertama dan penyakit otot dan tulang yang berada pada urutan kedua.
Dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya
memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan jantung
khususnya hipertensi melalui Tensi Home Care.
Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia
berperan penting dalam peningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya
manusia. Kesehatan gigi bukan hanya upaya pengobatan akan kesakitan yang ada
di masyarakat, tetapi terdiri dari upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan penyakit, dan rehabilitasi terhadap dampak suatu penyakit. Tahapan
yang mudah dan biaya sedikit adalah tahapan promosi kesehatan dan pencegahan.
Dalam bidang kesehatan gigi dan mulut tahapan ini salah satunya dengan
pengetahuan cara sikat gigi yang baik, tahapan ini sangat baik dilaksanakan pada
usia dini karena kesehatan gigi dan mulut usia dini akan berpengaruh pada
kesehatan gigi dan mulut usia dewasa.
5
Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak usia dini
mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut terutama di Desa Sukokerto, ini
terbukti dari hasil survey bahwa OH-IS memiliki skor rata-rata 2-3 dan tingginya
DMF-t. Diikuti banyaknya masyarakat Sukokerto (sekitar 70% dari 1100 kepala
keluarga) terdapat kalkulus terutama bagi mereka yang berusia diatas 50 Tahun.
Dan tingginya karies ini juga dipengaruhi oleh karena kesalahan dari pada cara
dan metode menyikat gigi dengan baik dan benar. Meskipun di antara mereka
telah membersihkan giginya rata-rata tiap hari, tetapi tidak tepat waktu
pembersihannya, dimana sikat gigi 2 kali sehari yaitu sesudah makan pagi dan
sebelum tidur malam. Tetapi kenyataannya, masyarakat Desa Sukokerto
membersihkan giginya pada waktu mandi pagi dan sore hari. Jadi tingginya karies
di masyarakat desa sukokerto ini akibat salahnya atau kurangnya informasi
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi sebenarnya mudah
dicegah yaitu dengan menanamkan kebiasaan atau perilaku pemeliharaan
kesehatan gigi yang baik dan benar.
Karies merupakan salah satu penyakit gigi yang paling umum ditemukan,
termasuk di Desa Sukokerto. Karies gigi tidak hanya dapat dicegah atau setidak-
tidaknya dikurangi, tetapi penurunan angka karies ini harus merupakan tujuan
utama dari setiap program atau kegiatan kesehatan gigi dan kelainan-kelainan lain
di mulut. Masalah tersebutlah yang melatarbelakangi untuk dilaksanakannya
program penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.
Diharapkan dengan adanya mahasiwa KKT mengadakan program kerjanya
nanti dapat memberikan informasi bagi masyarakat Desa Sukokerto baik yang
tertuju bagi ibu-ibu pengajian, kader posyandu, dan siswa/i sekolah dasar, serta
PAUD melaui berbagai macam metode yang akan digunakan, dan meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
Selain itu, rumah adalah kebutuhan primer dalam hidup manusia. Dalam
bidang teknik sipil rumah merupakan tempat bernaung dari panas dan hujan.
Rumah pula sumber inspirasi bagi penghuninya dan tentunya kondisi rumah
sangat berpengaruh dalam membentuk karakter pribadi seseorang baik segi
psikologis maupun dari segi kesehatan. Kriteria rumah yang memenuhi standart
6
kenyamanan dan keamanan bagi para anggota keluarganya sangat penting untuk
diketahui. Baik dari segi struktur bangunan, konstruksi rumahnya, bahan
bangunan penyusun rumah itu sendiri, maupun dari tinjauan sudut pandang
kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan rumah yang sesuai dengan
standar kesehatan dan memberikan rasa nyaman bagi penghuni rumah namun
sebisa mungkin diciptakan dalam kondisi yang sederhana. Melihat dari sudut
pandang ekonomi dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penduduk sekitar,
maka materi kegiatan penyuluhan ini dikemas dalam bentuk yang sederhana dan
mudah dipahami dan tentunya menyesuaikan dengan kondisi baik sosial maupun
segi finansial penduduk desa.
Karena masyarakat Desa Sukokerto kebanyakan kurang menyadari
pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anaknya, maka tingkat buta
aksaranya tergolong tinggi sehingga menjadi tugas kami untuk membantu
pemerintah dalam program Pemberantasan Buta Aksara (PBA) yang menjadi
prioritas pemerintah Kabupaten Jember.
Atas dasar itulah kami sebagai mahasiswa Universitas Jember akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menjadi bagian dari masyarakat Desa Sukokerto dan
melaksanakan program-program guna membantu dalam pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat. Partisipasi seluruh masyarakat, Perangkat Desa dan
pihak-pihak yang terkait dengan program ini sangat kami butuhkan agar program
yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar.
1.2 Permasalahan
Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono merupakan suatu wilayah pedesaan
yang tingkat kualitas sumber daya manusianya tergolong rendah, sehingga
pelaksanaan pembangunan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh banyak hal, antara lain: masih rendahnya kualitas SDM, terlihat
dengan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kesehatan yang
rendah, dan belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
7
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian secara serius. Permasalahan
yang dihadapi antara lain adalah sebagai berikut :
1.3.1 Bidang Kesehatan
a. Belum terdatanya penyakit, keadaan sanitasi dan pilihan pengobatan
masyarakat Desa Sukokerto.
b. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kesehatan
masnyarakat (Akte kelahiran, jaminan kesehatan masyarakat, asuransi
kesehatan masyarakat miskin).
c. Rendahnya pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar
serta waktu yang tepat saat menmbersihkan gigi pada SDN 1 Sukokerto.
d. Rendahnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut.
e. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang obat-obatan yang beredar di
pasaran sehingga dapat meningkatkann resiko salah pilih obat.
f. Rendahnya kualitas masyarakat tentang upaya memanfaatkan dan
mengolah tanaman sekitar rumah sebagai obat.
g. Diare sebagai salah satu dari lima masalah kesehatan di Desa Sukokerto.
h. Munculnya penyakit chikungunya di desa tetangga, sehingga diperlukan
tindakan pencegahan penularan.
i. Cukup seringnya kejadian kecelakaan maupun masalah medis yang perlu
penanganan khusus dan tepat.
j. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang status kesehatan jantung
(Tensi Home Care).
k. Pentingnya perawatan payudara pada ibu-ibu muda dan ibu yang
menyusui.
l. Rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan sekitar.
8
1.3.2 Bidang Pendidikan
a. Kurangnya pemahaman dan semangat belajar siswa-siswi SD Desa
Sukokerto, terutama dalam persiapan ujian akhir nasional (UAN).
b. Kemampuan siswa SD dalam berbahasa Inggris yang masih kurang.
1.3.3 Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
a. Kurangnya SDM masyarakat pedesaan dalam pengaplikasian komputer
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membangun rumah
sehat dan sederhana.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Mendapatkan data yang lengkap untuk penanganan kesehatan masayarakat
Desa Sukokerto
2. Untuk menciptakan ketertiban dan keamanan dalam pengadministrasian
dan penyimpanan data/arsip sehingga mempermudah pengurusan
dokumen-dokumen dimasa mendatang.
3. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut
pada usia dini dan disaat geligi pergantian, cara menyikat gigi yang baik
dan benar, serta waktu yang tepat untuk menggosok gigi.
4. Memberikan pengetahuan kepada orang tua untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak.
5. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang obat-obatan yang
beredar.
6. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemanfaatan dan
pengolahan tanaman sekitar rumah sebagai obat.
7. Untuk mengurangi angka kejadian diare.
8. Dapat meminimalisir angka penularan penyakit chikungunya pada
masyarakat Desa Sukokerto.
9
9. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan menghadapi keadaan
gawat darurat dan penanganan medis sehari-hari.
10. Memberikan pengetahuan kepada warga desa tentang status tekanan darah
11. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya merawat payudara pada
ibu-ibu muda dan ibu yang menyusui.
12. Meningkatkan semangat belajar siswa-siswi SD, khususnya dalam
menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).
13. Meningkatkan siswa Sekolah Dasar dalam berbahasa Inggris.
14. Untuk meningkatkan SDM masyarakat pedesaan khususnya bagi
perangkat dalam bidang teknologi informasi khususnya komputer.
15. Memberikan pengetahuan akan pentingnya rumah sehat, sehingga warga
masyarakat dapat membangun hunian yang sehat dan sederhana.
1.3.2 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
(a). Memperoleh pengalaman berharga dengan terlibat langsung dalam
kehidupan bermasyarakat.
(b). Meningkatkan kedewasaan, kematangan berpikir dan bertindak untuk
memahami serta menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat
dan/atau pemerintah secara komprehensif.
2. Bagi Universitas Jember
(a). Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan
masyarakat dan pemerintah.
(b). Sebagai umpan balik pengintegrasian mahasiswa ditengah-tengah
masyarakat dan pemerintah dengan berbagai permasalahan guna
menyempurnakan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan pemerintah.
3. Bagi masyarakat dan pemerintah
(a). Menjadi motivator pembangunan di desa.
10
(b). Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi.
11
II. METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan Kuliah Kerja Terpadu (KKT) gelombang I Universitas Jember
Kelompok 18 Tahun 2009 dilaksanakan selama 45 hari di Desa Sukokerto
Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember yang terhitung sejak tanggal 3 Februari
sampai dengan 20 Maret 2009. Dalam melaksanakan program KKT ini, tempat
dan waktu kegiatan umumnya menyesuaikan dengan jadwal kegiatan rutin
kelompok dan rencana kegiatan di masyarakat, seperti di balai desa, rumah warga,
sekolah, puskesmas dan lain-lain.
2.2 Khalayak Sasaran
Adapun khalayak sasaran dalam program Kuliah Kerja Terpadu (KKT) ini
secara umum adalah masyarakat Desa Sukokerto yang diantaranya meliputi:
Perangkat Desa, ibu-ibu PKK, kelompok pengajian, tokoh masyarakat, kelompok
pemuda dan anak-anak usia sekolah, siswa SD dan PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini).
2.3 Jenis Kegiatan dan Metode Kegiatan.
Kegiatan Kuliah Kerja Terpadu (KKT) yang dilakukan di Desa Sukokerto
adalah sebagai berikut:
2.3.1. Kegiatan Kelompok
a) Bidang IPTEK
1. Bidang Pendidikan
Try Out UAN SD
Try Out UAN SD merupakan salah satu bentuk kegiatan latihan
ujian dalam rangka mempersiapkan siswa-siswi SD dalam
menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) sekolah dasar.
Kegiatan ini dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan
lembaga bimbingan yang sudah berpengalaman dalam melakukan
Try Out
12
Bimbingan belajar siswa SD dan SMP sekitar posko Kuliah Kerja
Terpadu.
Bimbingan belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan semangat belajar putra-putri warga desa Sukokerto
sekitar posko.
2. Bidang Kesehatan
Sensus penyakit, sanitasi dan pengobatan. Sensus ini dilakukan
kepada warga desa Sukokerto sehingga didapatkan data mengenai
gambaran penyakit, sanitasi dan pengobatan secara keseluruhan.
Pengadaan Apotik Hidup
Pengadaan Apotik Hidup di Balai desa dengan tujuan sebagai
media pembelajaran bagi warga dalam memahami begitu
pentingnya pemanfaatan tanaman sekitar untuk pengobatan
berbagai penyakit
Penyuluhan pentingnya dokumen kesehatan masnyarakat
Dokumen kesehatan masnyarakat yang dimaksud berupa Akte
kelahiraan, jaminan kesehatan masyarakat, asuransi kesehatan
masyarakat miskin. Penyuluhan ini meliputi kegunaan dokumen
tersebut dan cara mendapatkanya.
b) Membantu Program Pemerintah
Melakukan sensus Buta Aksara
Kegiatan ini dilakuakan dalam rangka menindak lanjuti kegiatan
keaksaraan yang sudah berlangsung selama ini dan untuk
mengetahui seberapa banyak warga yang tidak bisa baca dan tulis.
c) Bakti Sosial
Melakukan kerja bakti dalam rangka menindak lanjuti menciptakan
lingkungan yang bersih khususnya dalam mencegah peningkatan
pertumbuhan nyamuk pembawa penyakit chikungunya.
13
2.3.2. Kegiatan Mandiri
a) Bidang Kesehatan
a. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui sosialisasi
pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
b. Penyuluhan tentang obat kepada siswa SD berupa materi macam-
macam sediaan obat, aturan pakai yang benar hingga efek yang
ditimbulkan setelah minum obat. Penyuluhan ini dilakukan dengan
metode ceramah dan diskusi.
c. Penyuluhan mengenai penyakit diare sebagai usaha dalam
pencegahan terjadinya dehidrasi yang nantinya dapat menyebabkan
terjadinya kematian. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan
ini adalah penyebab terjadinya diare, cara pencegahan dan cara
tepat dalam mengatasi terjadinya diare. Peyuluhan ini disampaikan
kepada ibu-ibu pengajian di Desa Sukokerto.
d. Penyuluhan tentang Pengetahuan dan Kesadaran kesehatan gigi
mulut dan pelaksanaan sikat gigi bersama di Sekolah Dasar
Sukokerto 01 Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono dengan
metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab..
e. Peningkatan pengetahuan pencegahan penyakit gigi dan mulut
melalui metode menyikat gigi dan sikat gigi bersama pada ibu –
ibu pengajian Dusun Krajan, Desa Sukokerto Kecamatan
Sukowono
f. Peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak di
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Memberikan tambahan ilmu
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan
mulut sejak usia dini, dikarenakan adanya gangguan mulut pada
usia dini akan mempengaruhi kesehatan anak secara umum.
g. Penyuluhan mengenai penyakit chikungunya sebagai usaha
preventif penularan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
h. Penyuluhan dan pelatihan mengenai Bantuan Hidup Dasar
sederhana/Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan
14
tindakan medis praktis, berupa pemberian materi dan
pelatihan/praktek langsung kepada kelompok pemuda di Desa
Sukokerto.
i. Pelayanan Tensi Home Care
Tensi Home Care adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian
servis kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah pada kegiatan
posyandu.
j. Penyuluhan Perawatan Payudara pada ibu hamil dan menyusui
Perawatan payudara diberikan kepada ibu-ibu muda atau ibu-ibu
yang sedang menyusui untuk memperlancar ASI.
b) Bidang Pendidikan
Pengenalan dan bimbingan belajar bahasa Inggris siswa SD sekitar
posko Kuliah Kerja Terpadu.
c) Bidang Pemanfaatan IPTEK
a. Peningkatan mutu SDM dengan pelatihan komputer.
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah berupa pelatihan baik secara
teori maupun praktik langsung dengan menggunakan komputer.
b. Penyuluhan rumah sehat dan sederhana pada masyarakat desa
Sukokerto, sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya tentang rumah sehat.
2.4 Kendala dan Pemecahan
Kendala
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain:
1. Kurangnya kemampuan berbahasa daerah, khususnya Madura, sehingga
sedikit banyak menghambat penyampaian penyuluhan maupun pelatihan.
Padahal salah satu faktor keberhasilan pemberian penyuluhan atau pelatihan
adalah dari komunikasi yang baik.
2. Perbedaan situasi, kondisi sosial-ekonomi-budaya dan struktur masyarakat
desa dengan perkotaan menyebabkan pelaksana tidak dapat melakukan hal-
hal yang biasa dilakukan di perkotaan. Dalam hal ini adalah ketepatan waktu
15
kegiatan, jam kerja yang tidak dapat diganggu, sehingga kegiatan yang
rencananya dilakukan pada pagi hari tidak dapat terlaksana karena pekerjaan
msayarakat Desa Sukokerto yang sebagian besar adalah buruh tani harian.
Untuk tempat, cukup sulit untuk mengumpulkan warga dalam satu tempat,
contohnya balai desa. Hal-hal diatas sedikit banyak menyebabkan perubahan
pada beberapa program kerja yang sudah direncanakan sebelumnya.
3. Waktu pelaksanaan yang kurang memadai untuk pelatihan. Meskipun
masalah waktu ini sebenarnya adalah hasil diskusi dengan tokoh pemuda
setempat dalam pelaksanaan program, namun tetap saja hal ini menyebabkan
pemberian materi kurang efektif untuk meningkatkan pemahaman maupun
kegiatan evaluasi peserta.
4. Akibat dari perubahan dari rencana awal, berimbas juga pada tempat
pelaksanaan, yang mana sebenarnya diperlukan tempat untuk memberikan
materi melalui viewer misalnya, namun karena tempat yang kurang
mendukung, hal ini tidak dapat dilakukan.
5. Pelaksana program masih aktif dalam kuliah dan tugas akhir/skripsi sehingga
harus bolak-balik Posko KKT – Kampus yang cukup menghabiskan waktu
dan tenaga.
6. Pelaksana program masih perlu belajar dalam berinteraksi,
menyelenggarakan kegiatan, dan menyusun teknis acara lebih baik lagi, juga
dalam membagi waktu dan disiplin pelaksanaan kegiatan.
Pemecahan
1. Perlu penerjemah dari teman satu posko atau warga setempat yang dapat
berbahasa Indonesia dan Madura.
2. Sehubungan dengan perbedaan situasi, kondisi dan struktur di desa, yang bisa
dilakukan adalah keharusan untuk bisa menyesuaikan diri dengan hal
tersebut, kegiatan harus menyesuaikan khalayak sasaran, sehingga dalam hal
ini jika memang diperlukan, maka perubahan kegiatan dari rencana awal
harus dilakukan untuk mengakomodir kesediaan warga untuk bisa mengikuti
program yang sudah kita tetapkan.
16
3. Tentu saja kita tidak boleh hanya mengemukakan alasan namun diperlukan
kesadaran dan usaha peningkatan kemampuan dari pelaksana sendiri untuk
bisa lebih baik dalam hal-hal yang dirasakan kurang seperti yang sudah
dikemukakan diatas.
2.5 Rencana Biaya dan Realisasi Biaya KK
1. Alat Tulis Kantor (ATK)
a. Kertas HVS 3 rim @ Rp. 30.000,-
b. Pembuatan dan Penggandaan
Proposal
c. Pembuatan dan Penggandaan
Laporan
d. Ballpoint, pensil, spidol, dll
e. Vandel 15 buah @ Rp.20.000,-
Rp 90.000,-
Rp 50.000,-
Rp 100.000,-
Rp 20.000,-
Rp 300.000,-
2. Transportasi dan Akomodasi Rp 570.000,-
3. Pubdekdok
a. Publikasi dan Dekorasi
b. Dokumentasi
Rp 200.000,-
Rp 100.000,-
4. Kegiatan kelompok
a) Bidang IPTEK
1. Bidang Pendidikan
- Try Out UAN SD
- Bimbingan Belajar
2. Bidang kesehatan
- Sensus penyakit, sanitasi dan pengobatan
- Pengadaan Apotik hidup
- Penyuluhan pentingnya dokumen kesehatan
a) Membantu Program Pemerintah
Sensus Buta Aksara
b) Bakti sosial
Rp 200.000,-
Rp 110.000,-
Rp 80.000,-
Rp 350.000,-
Rp 500.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 100.000,-
17
Kerja bakti
Total
Rp. 50.000,-
Rp2.930.000,00
5. Kegiatan Mandiri
a.Bidang kesehatan
1. Sosialisasi TOGA
2. Penyuluhan Obat
3. Penyuluhan Diare
4. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Penyuluhan Chikungunya
6. Workshop P3K
7. Tensi Home Care
8. Perawatan payudara
b. bidang pendidikan
1. Bimbingan belajar Bahasa Inggris
c. bidang IPTEK
1. pelatihan komputer
2. Penyuluhan rumah sehat dan sederhana
Rp 20.000,-
Rp 65.000,-
Rp. 50.000,-
Rp.210.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 30.000,-
Rp 35.000
Rp.20.000,-
Rp. 70.000,-
Rp 590.000,-
9. Biaya Tak Terduga Rp 300.000,-
TOTAL BIAYA Rp 3.870.000,-
18
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Kelompok
Nama Kegiatan
Tujuan SasaranTempat
KegiatanMetode
Media dan Peralatan
Realisasi Anggaran
Koordinator dan Pelaksana
Hasil
Peningkatan Pemahaman Siswa-siswi SD Menjelang UAN
Peningkatan pengetahuan Siswa-Siswi SD melalui bimbingan Belajar
Peningkatan kesadaran tentang pentingnya kesehatan melalui sensus penyakit
mepersiapkan siswa-siswi SD dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).
Meningkatkan semangat belajar Siswa-Siswi warga Desa Sukokerto disekitar posko
Mendapatkan gambaran penyakit, sanitasi dan pengobatan secara keseluruan
Siswa-siswi kelas 6 SDN Sukoketo 01, 02
Siswa-Siswi SD Desa Suroketo disekitar posko
Masyarakat Desa Sukokerto
SDN Sukokerto 01, 02
Balai Desa
Rumah warga
Pemberian soal-soal TRY OUT dan lembar jawaban
Pemberian materi dan pembahasan
Survei dari rumah ke rumah
Kertas soal ujian, lembar jawaban, alat-alat tulis
Buku pelajaran dan alat-alat tulis
Formulir survey dan alat-alat tulis
Rp . 60.000.-
Rp. 110.000.-
Rp. 80.000.-
Avid Mujadid
Ria Fella
Fitriyah
Siswa SD peserta TRY OUT memahami tata cara Ujian Nasional.
Siswa peserta bimbingan dapat menyelesaikan 50% dari soal yang diberikan.
80% masyarakat Sukokerto terdata status kesehatannya
19
Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan tanaman obat
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kesehatan masyarakat
Peningkatan kesadaran tentang pentingnya status pendidikan melalui sensus
Pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan tanaman disekitar untuk berbagai penyakit
Meningkatkan kesadaran tentang dokumen kesehatan yang berupa akte kelahiran, jaminan kesehatan masyarakat dan asuaransi kesehatan masyarakat
Mengetahui berapa banyak jumlah warga yang tidak bisa baca dan tulis
Masyarakat Desa Sukokerto (ibu-ibu PKK)
Masyarakat Desa Sukokerto
Masyarakat Desa Sukokerto
Balai Desa Sukokerto
Balai Desa Sukokerto
Rumah masing-masing warga
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai tanaman obat
Penyuluhan dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya kepemilikan dokumen kesehatan masyarakat
Wawancara secara langsung
Brosur dan alat-alat masak
Komputer dan viewer
Formulir survey dan alat-alat tulis
Rp. 350.000.-
Rp. 500.000.-
Rp. 50.000.-
Lunik Rahmawati
Fenty Napitupulu
Fitriyah
50 % Peserta mampu memanfaatkan dan mengolah tanaman sekitar sebagai obat.
Diharapkan dari 10% peserta yang hadir dalam penyuluhan, timbul keinginan untuk mendaftarkan atau mengurus dokumen kesehatan.
80% masyarakat Sukokerto terdata status pendidikannya
20
pendidikan warga
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan
Menciptakan lingkungan yang bersihbuang air besar disembarang tempat beralih ke jamban atau WC Wair besar disembarang
Masyarakat Desa Sukokerto
Wilayah desa Sukokerto
Kerja bakti Cangkul, sabit, sapu lidi, tempat sampah
Rp. 50.000.- Rendy Z.S. Wilayah kerja bakti bertambah bersih/lebih bersih dari keadaan sebelumnya
21
III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan
3.1.1 Hasil Kegiatan Kelompok
a) Pelaksanaan Kegiatan Try Out
Kegiatan Try Out UAN SD diadakan guna meningkatkan pengetahuan
para siswa dan siswi dalam memahami ilmu yang telah diperoleh dari proses
belajar mengajar, sehingga para siswa dapat dengan siap mengerjakan soal-soal
UAN. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama di SDN Sukokerto
01 pada tanggal 1 Maret 2009 dan disambut baik oleh siswa-siswi yang kedua di
SDN Sukokerto 02 pada tanggal 28 Februari 2008. Hasil dari kegiatan Try Out di
SDN 01 dan 02 tersebut tidak jauh berbeda, artinya dari kedua Sekolah dasar
tersebut mempunyai kualitas tingkat pendidikan yang tidak jauh berbeda.
b) Penggunaan Dokumen Kesehatan
Penyuluhan tentang Penggunaan dokumen kesehatan merupakan suatu
informasi kepada masyarakat mengenai prosedur penggunaan ansuransi kesehatan
yang baik dan benar, agar masyarakat tidak mengalami kesulitan mengenai tindak
lanjut pengobatan baik yang bersifat gawat darurat ataupun rawat inap dan rawat
jalan. Kelengkapan surat-surat yang dibutuhkan juga nanti diharapkan tidak
memperlambat dalam proses pegobatan, dan masyarakat diharapkan mengetahui
hak dan kewajibannya. Penyuluhan Tentang Dokumen Dilakukan pada tanggal 10
Maret 2009, kegiatan in dihadiri oleh ketu RT da RW dari masing-masing Dusun.
c) Penyuluhan Pemanfaatan Toga
Penyuluhan tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ditujukan kepada
masyarakat Desa Sukokerto terutama Perangkat Desa dalam rangka peningkatan
dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 10 Maret 2009 di Balai Desa Sukokerto dan dihadiri oleh bapak dan ibu
Perangkat Desa Sukokerto.
d) Kerja Bakti
Pelaksanaan program kerja bakti dan penanaman bibit merupakan salah
satu program kelompok KKT kelompok 18 Desa Sukokerto Kecamatan
22
Sukowono Kabupaten Jember. Program kerja bakti ini dilaksanakan dalam 2
periode, pertama adalah pembersihan lingkungan Pemakaman Umum yang
dilakukan bersama dengan warga di dusun Krajan RT 2 RW III dan kerja bakti
yang kedua adalah penanaman bibit mangga, rambutan dan sengon. Bertempat di
lingkungan balai desa, dilakukan bersama dengan Perangkat Desa Sukokerto dan
mahasiswa KKT.
e) Bimbingan Belajar
Pemberian Bimbingan Belajar ini dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan
Jumat dikarenakan antusiasme dari murid-murid yang sangat besar. Bimbingan
Belajar ini dilakukan untuk membantu mengatasi masalah peserta bimbingan
dalam hal pemahaman materi pelajaran sekolah dan juga pekerjaan rumah dari
masing-masing siswa. Kegiatan ini dimulai puku1 l4.30 WIB hingga 16.00 WIB
dan selalu bertempat di balai desa Sukokerto.
f) Sensus Sukokerto
Program ini dilakukan berdasarkan dengan adanya program kecamatan
mahasiswa KKT periode I tahun 2009 tentang penyuluhan dan screning TBC serta
atas permohonan dari pihak Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat untuk
pendataan buta aksara. Program ini telah dilaksanakan di dusun Kojuk RW I, II,
dan III untuk pendataan buta aksara dan dusun kojuk pada keseluruhannya untuk
pendataan tentang kesehatan masyarakat.
3.1.2 Hasil Kegiatan Mandiri
a) Penyuluhan Tentang TOGA
Kegiatan utama yang dilakukan adalah penyuluhan tentang Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) yang ditujukan pada ibu-ibu pengajian. Dengan metode yang
sesuai, yaitu penyuluhan disertai diskusi memberikan hasil yang baik yaitu ibu-
ibu lebih mengerti tentang macam-macam TOGA, khasiat, cara penggunannya.
Sementara itu dengan adanya demonstrasi tentang pengolahan salah satu tanaman
obat dan praktek penanaman menjadikan kegiatan penyuluhan menjadi lebih
bermanfaat efektif dan efisien, terutama bagi masyarakat.
23
b) Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia
berperan penting dalam peningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya
manusia. Kesehatan gigi dan mulut bukan hanya upaya pengobatan, tetapi terdiri
dari upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan
rehabilitasi terhadap dampak suatu penyakit. Upaya meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan cara penyuluhan kepada masyarakat
meliputi siswa/siswi Sekolah Dasar Negeri 1 Sukokerto, Orang tua dari siswa
Taman kanak-kanak, dan ibu-ibu pengajian.
c) Pengenalan dan Pelatihan Dasar Komputer
Kegiatan pelatihan Ms word 2003 & Ms word 2007 berjalan lancar
sebagaimana harapan. Peserta pelatihan adalah Perangkat Desa Sukokerto
Kecamatan Sukowono. Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 5 Maret 2009, pukul
09.00 – 12.00 WIB di Balai Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono.
Kemudian untuk kegiatan pengenalan dan perakitan komputer juga
berjalan lancar sebagaimana harapan. Peserta pelatihan adalah siswa kelas VI
SDN Sukkokerto 02 Kecamatan Sukowono. Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 17
Maret 2009, pukul 09.00 – 12.00 WIB di ruang kelas VI SDN Sukokerto 02
Kecamatan Sukowono.
d) Penyuluhan tentang Rumah Sehat dan Sederhana Serta Tentang Jamban Sehat
Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk mewujudkan rumah yang sesuai
dengan standar kesehatan dan memberikan rasa nyaman bagi penghuni rumah
namun sebisa mungkin diciptakan dalam kondisi yang sederhana. Dengan
kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan sehingga dapat menunjang
kesejahteraan masyarakat. Selain itu, diharapkan dengan adanya program
penyuluhan “Rumah Sehat dan Rumah Sederhana Serta Jamban Sehat” ini
masyarakat semakin sadar akan pentingnya pengaruh kondisi rumah bagi para
penghuninya.
e) Penyuluhan Pencegahan Penyakit Chikungunya
24
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2009, pukul 18.30 – 21.00 di
pengajian bapak-bapak warga Dusun Krajan Desa Sukokerto dengan peserta
hampir 20 orang. Pemberian materi penyuluhan mulai dari apa itu chikungunya,
penyebabnya, gejala yang harus diwaspadai, pencegahan, pengobatan dan
tindakan pertama jika terjadi kasus.
f) Pelatihan Penatalaksanaan Praktis Cedera Olahraga
Kegiatan ini dilaksanakan dua kali pada tanggal 14 dan 18 Maret 2009
dengan materi berupa muscle cramps, luka, dan fraktur.
g) Asi Eksklusif
Dalam penyuluhan ini para ibu- ibu khususnya ibu menyusui dan ibu
hamil dapat mengetahui bagaimana cara memelihara payudara setelah melahirkan
dan mengetahui pentingnya pemberian ASI, sehingga dengan demikian para ibu –
ibu khususnyua ibu menyusui dan ibu hamil dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
h) Diare dan Penyuluhan Obat
Program ini dilakukan untuk memperkenalkan langsung serangkaian
kegiatan yang telah digagas oleh masing-masing mahasiswa anggota KKT.
Seiring dengan hal tersebut maka lokasi kemudian diputuskan di langgar atau
mushalla Darussholah (lokasi kegiatan penyuluhan Diare-Penyebab dan
Pencegahannya), serta ruang kelas IV SDN Sukokerto I Desa Sukokerto.
i) Pengenalan Bahasa Inggris
Pemberian materi adalah satu bagian dari pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan. Pendidikan adalah proses mendidik, mengarahkan, dan membentuk
manusia yang lebih berkualitas daripada sebelumnya. Melalui proses tersebut
diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan.. Empat metode belajar-
mengajar yang digunakan yaitu metode presentasi, tanya jawab, permainan dan
review. Melalui metode tersebut siswa-siswi diharapkan lebih mudah memahami
materi yang diberikan dan termotivasi untuk belajar.
j) Tensi Home Care
Kegiatan Tensi Home Care ini dilakukan karena kurangnya pemahaman
akan pentingnya menjaga kesehatan jantung, sehingga dibutuhkan suatu kesadaran
25
dan pengertian agar hal tersebut tidak terabaikan dan tidak dianggap remeh. Atas
dasar itulah peserta KKT kelompok 18 desa Sukokerto melakukan Pengukuran
Tekanan Darah Gratis (Tensi Home Care) dan konsultasi pada bapak-bapak dan
ibu-ibu karena pada usia dewasa terjadi kekebalan tubuh sudah mulai turun
sehingga rentan terkena penyakit terutama penyakit yang menyerang jantung dan
sistem peredaran darah.
3.2 Pembahasan
Kuliah Kerja Terpadu adalah suatu bentuk program intrakurikuler dengan
tujuan utama untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Namun, KKT
memiliki manfaat tidak hanya bagi mahasiswa peserta KKT, tetapi juga
masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi. Pelaksanaan pendidikan ini
memerlukan keterlibatan dan peran masyarakat, terutama masyarakat di lokasi
KKT dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Mahasiswa
sebagai peserta KKT berperan sebagai pemberi informasi, motivasi dan sebagai
aktivator.
Kegiatan mahasiswa KKT di Desa Sukokerto disambut baik oleh warga
setempat terutama kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan yang diprogramkan
oleh mahasiswa peserta KKT. Baik mahasiswa maupun masyarakat setempat
bekerja sama dalam rangka mensukseskan kegiatan yang diprogramkan oleh
mahasiswa peserta KKT. Namun, terdapat beberapa kendala dalam kegiatan
tersebut yaitu kesulitan untuk mencari waktu antara pihak mahasiswa peserta
KKT dengan pihak desa.
kegiatan dibidang kesehatan yaitu penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan
Mulut, Diare, Asi Ekslusif, Cikungunya, Tensi Home Care, BLS, TOGA. Dan
dalam bidang Teknologi yaitu pelatihan Komputer, Rumah Sehat. Dalam bidang
pendidikan juga ada Les Bahasa Inggris merupakan kegiatan mandiri KKT
Kegiatan Kelompok KKT Kelompok 18 Sukokerto meliputi beberapa
kegiatan yaitu TOGA, Penggunaan Dokumen Kesehatan, Try Out, Kerja Bakti,
dan Bimbingan Belajar siswa-siswi SD.
26
Kegiatan Try Out UAN SD diadakan guna meningkatkan pengetahuan
para siswa dan siswi dalam memahami ilmu yang telah diperoleh dari proses
belajar mengajar, sehingga para siswa dapat dengan siap mengerjakan UAN.
Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama di SDN Sukokerto 01
dan kedua di SDN Sukokerto 02. Hasil kegiatan Try Out ternyata masih terdapat
para peserta yang belum bisa mengisi lembar jawaban komputer (LJK), bahkan
tanggal lahir dari para peserta tidak mengetahuinya. Bahkan mekanisme
pengoreksian secara komputerisasi lembar jawaban, sehingga didapatkan banyak
lembar jawaban yang terlipat, kotor, basah dan robek. Meskipun sebelumnya
mahasiswa KKT sudah menjelaskan tata cara pengisian lembar jawaban, hal yang
boleh dilakukan dan juga hal yang dilarang. Setelah itu diberi pengarahan lagi dan
dipersilahkan para peserta mengajukan pertanyaan, selanjutnya dibagikan lembar
jawaban baru. Hasil yang didapatkan 75% peserta Try Out di SDN 01 Sukokerto
dapat mengisi lembar jawaban dengan benar, serta 70% peserta dari SDN 02
Sukokerto juga dapat mengisi lembar jawaban dengan benar. Kegiatan ini dapat
dikatakan berhasil karena indeks keberhasilan sebelumnya 70% para peserta Try
Out dapat mengisi lembar jawaban dengan benar.
Penggunaan Dokumen kesehatan dilakukan melalui penyuluhan, adanya
penyuluhan tersebut dikarenakan banyaknya keluhan dari masyarakat desa
Sukokerto yang ingin berobat mendapatkan kesulitan karena kurangnya
kelengkapan surat-surat yang diperlukan pada saat berobat menggunakan asuransi
kesehatan ataupun yang baru memprosesnya karena tidak biaya pada keadaan
gawat darurat, sehingga tidak diperkenankan untuk berobat dari pihak instansi
kesehatan. Serta kurangnya informasi yang baik dan benar dimasyarakat seperti
alur pengobatan mulai dari puskesmas hingga ke Rumah Sakit Daerah, hak dan
kewajiban dari setiap macam asuransi kesehatan yang dimiliki masing-masing
orang. Pada saat penyuluhan berlangsung diadakan door prize berupa temulawak
Instan bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan yang ajukan oleh mahasiswa
KKT.
Pada saat yang bersamaan dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan
mengenai Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan pelatihan pemanfaatan toga yaitu
27
pembuatan Temulawak Instan. Peserta menunjukkan antusiasme yang ditunjukkan
dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada penyuluh. Sebaliknya,
peserta juga mampu menjawab pertanyaan yang sesekali dilontarkan oleh
penyuluh untuk mengetahui apakah peserta sudah benar-benar paham atau belum
terhadap materi yang disampaikan.
Kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan di desa Sukokerto yaitu
dilakukannya kerja bakti bersama waga di pemakaman umum dan pada periode
kedua kerja bakti dilakukan bersama dengan penanaman bibit. Hal ini dilakukan
untuk memotivasi masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya kesehatan
lingkungan dan penghijauan, sehingga diharapkan setelah mahasiswa KKT
meninggalkan desa, kegiatan-kegiatan tersebut masih terus dilakukan.
Selain dibidang kesehatan bidang pendidikan juga memerlukan perhatian
khusus. Untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat sukokerto maka
diperlukan adanya sensus buta aksara agar didapatkan seberapa banyak jumlah
masyarakat sukokerto yang masih buta aksara. Kegiatam ini dilaksanakan pada
minggu ke – 3 februari hingga minggu terakhir. Hasil dari sensus buta aksara
adalah didapatkan sebanyak 14,95 % dari 976 orang yang buta aksara.
Bimbingan belajar diberikan untuk memfasilitasi proses belajar mengajar
para murid yang berada di sekitar balai desa Sukokerto, bimbingan belajar
dilakukan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pada pukul 14.30 WIB-16.00 WIB.
Siswa/siswi yang datang membawa perlengkapan belajar seperti buku pelajaran,
lembar kerja siswa, buku tulis, dan alat-alat tulis, dan lain-lain yang membantu
dalam proses belajar mengajar. Siswa yang datang mengajukan beberapa
pertanyaan dari mata pelajaran yang ada disekolah masing-masing, dimana
menurut mereka belum jelas. Bimbingan belajar ini tidak pernah sepi dari
kunjungan anak-anak dikarenakan antusias yang besar dari para siswa-siswi.
Program tambahan yang diadakan yaitu nonton bersama warga desa
Sukokerto dibagi dua sesi buat anak-anak pada sore hari dan dilanjutkan buat
umum, dan nonton bersama pada saat maulid di desa Sukokerto yang
berhubungan dengan peringatan keagamaan.
28
Pada dasarnya, masih banyak yang perlu dibenahi di Desa Sukokerto tidak
hanya dibidang kesehatan dan pendidikan, tetapi disegala bidang. Dengan adanya
kegiatan dari mahasiswa KKT tersebut, diharapkan adanya kelanjutan sehingga
pemerataan di segala bidang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat serta
memberikan manfaat dan perubahan yang bermakna bagi masyarakat desa
Sukokerto.
29
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan diadakannya program Kuliah Kerja Terpadu (KKT) ini,
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
meningkatkan kepekaan, kepedulian dan semangat pengabdian kepada
masyarakat, bangsa dan negara.
Setelah melaksanakan seluruh kegiatan di Desa Sukokerto, maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Desa Sukokerto masih sangat memerlukan
pembenahan terutama kesehatan dan pendidikan. Peningkatan kesadaran akan
pentingnya kesehatan masih sangat rendah, sehingga masyarakat Desa Sukokerto
menyambut dengan antusias segala bentuk kegiatan dibidang kesehatan formal
maupun non formal, serta dalam bidang pendidikan dimana perlu pembenahan
tentang penggunaan media belajar agar siswa didik lebih aktif dalam
pembelajaran dan penyuluhan tentang pentingnya pendidikan formal agar jumlah
persentase siswa yang belum menempuh Wajib Belajar 9 tahun.
Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan, diharapkan adanya kelanjutan
sehingga pemerataan di segala bidang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
serta memberikan manfaat dan perubahan yang bermakna bagi Desa Sukokerto.
4.2 Saran
Diharapkan untuk pelaksanaan kuliah kerja terpadu berikutnya dapat
dipermudah dalam hal perijinan dan kemudahan dalam meminta bantuan kepada
instansi terkait sehingga program kerja dapat terlaksana mengingat mahasiswa
hanya diberikan waktu lebih kurang satu bulan pengabdian.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pencegahan dan penatalaksanaan cedera olahraga. 2009. Diambil dari:
URL: HYPERLINK:
http://fengshuisehatbugar.wordpress.com/2009/03/03/pencegahan-dan-
penatalaksanaan-cedera-olahraga/. (Diakses pada tanggal: 15 Februari
2009)
Anonim. Penyakit chikungunya. 2007. Diambil dari: URL: HYPERLINK:
http://kalyanamitra.or.id/web/index.php?
option=com_content&task=view&id=26&Itemid=1. (Diakses pada
tanggal: 13 maret 2009)
Garrison. Susan J. 1995. Handbook of Physical Medicine and Rehabilitation
Basic. Philadelphia: J.B. Lippincott Company
Irianto. Joko P. Kram Organ Gerak Tubuh. 2009. Diambil dari: URL:
HYPERLINK: www.republika.co.id/105/27922. (Diakses pada tanggal: 13
Maret 2009)
Judarwanto, Widodo. Penatalaksanaan demam chikungunya. 2007. Diambil dari:
URL: HYPERLINK:
http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg1632
4.html. (Diakses pada tanggal: 15 Februari 2009)
Kusrastuti, Rita. Pencegahan dan Penanggulangan Chikungunya. 2003. Diambil
dari: URL: HYPERLINK: http://www.promosikesehatan.com/?
act=news&id=39 (Diakses pada tanggal: 15 Februari 2009)
Prihardadi. Patah Tulang (Fraktur) dan Penanganannya. 2007. Diambil dari: URL:
HYPERLINK: Obi.or.id/index.php. (Diakses pada tanggal: 13 Maret
2009)
Soedarto. 2003. Zoonosis Kedokteran. Surabaya: Airlangga University Press
Soepadi, S. 2008. Risalah Kuliah Ilmu Bedah 1: Patah Tulang (Principles of
Fracture). Jember: SMF Bedah RSUD dr. Soebandi Jember
Staff LPM UNEJ. 2006. Pedoman Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Jember.
Jember: Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jember
31
Andlaw, R.J. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta: Widya Medika.
Depkes RI. 1999. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM).
Jakarta: Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
Direktorat Kesehatan Gigi. 1999. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Direktorat Kesehatan Gigi. 1999. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia
pada Pellita VI. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Direktorat Kesehatan Gigi. 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI: Jakarta
Forrest, JO. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut. Terjemahan Lilian Yuwono dari
Preventive Dentistry ( 1981). Jakarta: Penerbit Hipokrates.
Itjiningsih. 1995. Anatomi Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kidd dan Bechal. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Hipokrates: Jakarta.
Lembaga Pengabdian Masyarakat UNEJ. 2006. Petunjuk Teknis Kuliah Kerja
Mahasiswa dan PTTG. Universitas Jember.
Suwelo, I.S. 1992. Karies Gigi Pada Anak Dengan Pelbagai Faktor Etiologi:
Kajian Pada Anak Usia Prasekolah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Tarigan, Rasinta. 1995. Kesehatan Gigi dan Mulut. EGC:Jakarta.
Unit Riset dan Pendidikan Pepsodent. 2005. Pendidikan Kesehatan Gigi dan
Mulut. Jakarta: PT. Unilever.
Noerbambang, Soufyan Moh dan Takeo Morimura. 1984. Perencanaan dan
Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta : Pradnya Paramita.
http://www.iptek.net.id/ind/warintek
Universitas Jember. 1998. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Badan
Penerbit Universitas Jember.
Solihin, Agus. 2007. Kamus Bergambar − Indonesia - Inggris. Jakarta Timur: PT.
Chiptawidya Ilmu.
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jember. 2006. Pedoman
Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Jember. Jember: LPM – UNEJ.
32
Shadily, Hassan dan John M. Echols. 1996. Kamus Inggris – Indonesia, An
English – Indonesian Dictionary. Jakarta: PT. Gramedia.
Fathurrahman, Rizal. 2003. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Sentosa Utama.
Adam, Sjamsunir. 1978. Hygiene Perseorangan. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya
Aksara.
Anonim, 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.
Anonim, 2000. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
Itjingningsih W.H, 1995. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.
Kidd dan Bechal. 1991. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Jakarta: Hipokrates.
Kidd, Edwina A.M. 1992. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.
Judul asli: Essentials of Dental Caries: The Disease and Its Management.
Jakarta: EGC.
Tarigan, Rasinta. 1989. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: EGC.
Tarigan, Rasinta. 1990. Karies Gigi. Jakarta: Hipokrates.
Houwink. B,et al Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Penerjemah Prof. drg.
Sutatmi Suryo. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada. Gajah Mada
University Press. 1993.
33