Laporan Lengkap Suspensi Klmpk 6

36
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu bentuk sediaan farmasi adalah sediaan cair yang terdiri dari larutan, suspensi dan emulsi. Sediaan cair dimana system terdispersi ter dap at padat an-padat an hal us tid ak ter lar ut ya ng ter disper si dalam lar utan pembawa.. Ada pun kemampua n zat ter larut untuk ter dis per si kedalam pelarut yang sesuai disebut sebagai kelarutan. Dalam percobaan ini sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu di lakukan preformulasi dan formulasi, kemudi an ha si l fo rmulasi dipraktekkan di laboratorium. Adapun hasil formulasi terdiri dari zat aktif dan zat tambahan yang dipilih sesuai dengan literatur yang ada. Con toh for mul a ya ng dib uat dal am percobaa n ini yaitu suspensi antacida untuk menetralkan asam lambung dan suspensi mebendazole unt uk oba t cac ing ser ta dig una kan zat tambah an ya ng coc ok sep ert i pemanis, pengawet, pewarna, pengaroma serta pelarutnya. Sebagai seorang farmasis dituntut untuk belajar menjadi formulator ya ng baik, sehin gga nan tinya akan den gan mudah dalam pembuatan sediaan dan menghasilkan sediaan yang nyaman bagi pasiennya.

Transcript of Laporan Lengkap Suspensi Klmpk 6

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Salah satu bentuk sediaan farmasi adalah sediaan cair yang terdiri dari larutan, suspensi dan emulsi. Sediaan cair dimana system terdispersi terdapat padatan-padatan halus tidak terlarut yang terdispersi dalam larutan pembawa..Adapun kemampuan zat terlarut untuk terdispersi kedalam pelarut yang sesuai disebut sebagai kelarutan.

Dalam percobaan ini sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu dilakukan preformulasi dan formulasi, kemudian hasil formulasi dipraktekkan di laboratorium. Adapun hasil formulasi terdiri dari zat aktif dan zat tambahan yang dipilih sesuai dengan literatur yang ada.

Contoh formula yang dibuat dalam percobaan ini yaitu suspensi antacida untuk menetralkan asam lambung dan suspensi mebendazole untuk obat cacing serta digunakan zat tambahan yang cocok seperti pemanis, pengawet, pewarna, pengaroma serta pelarutnya.

Sebagai seorang farmasis dituntut untuk belajar menjadi formulator yang baik, sehingga nantinya akan dengan mudah dalam pembuatan sediaan dan menghasilkan sediaan yang nyaman bagi pasiennya.

I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1. Maksud Percobaan

Dapat mengetahui dan memahami cara formulasi sediaan suspensi dan pembuatan sediaan tersebut.

I.2.2. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara formulasi suspensi antacid dan suspensi mebendazole serta cara membuat sediaan tersebut.

I.3. Prinsip Percobaan

Berdasarkan pemilihan bahan aktif dan bahan tambahan dalam preformulasi sampai formulasi sediaan suspensi antacid dan suspensi mebendazole. Dan dengan pembuatan sediaan tersebut sesuai prosedur kerja, yang ditempatkan dalam botol coklat, dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket dan brosur.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori UmumII.1.1 Pengertian suspensiSuspensi adalah sediaan cair, dimana sistem terdispersi heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu atau eksternal merupakan cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal terdiri dari partikulat atau serbuk padat terbagi halus yang diameternya lebih besar dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam padatan, cair atau gas yang ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan internal atau eksternal.II.1.2 Suspensi sebagai sistem termodinamika tidak stabil :

Suatu suspensi dikatakan sebagai termodinamika tidak stabil karena suatu sistem dikatakan stabil jika energi bebas permukaannya (F) sangat kecil atau mendekati 0. F diperoleh dari hasil perkalian antara tegangan antarmuka dan luas permukaan. Suspensi memiliki ukuran partikel yang lebih besar dari partikel larutan dan partikel-paartikel ini tidak larut tetapi hanya terdispersi dalam medium pemdispersinya sehingga tegangan antarmuka partikel padat dan medium pendispersinya besar. Walaupun partikel-partikel berusaha memperkecil luas permukaan dengan mengadakan flokulasi tetapi tegangan antarmukanya tetap ada. Jadi suspensi tidak dapat mencapai kestabilan secara termodinamika.II.1.3 Keuntungan dan Kerugian Suspensi

a. Keuntungan suspensi adalah:

Dapat menutupi rasa yang tidak enak Obat yang tidak stabil dapat dibuat suspensi. Secara kimia, suspensi lebih stabil dibandingkan larutan. Merupakan sediaan ideal untuk pasien yang sulit menelan obat dalam bentuk kapsul/tablet.b. Kerugian suspensi

Pengaruh gravitasi dan padatan yang tidak larut menyebabkan sedimentasi. Dosis menjadi tidak seragam. Pemisahan harus sering dilakukan. Bermasalah dalam pembuatan karena ada padatan yang tidak dapat larut.II.1.4 Karakteristik suspensi yang ideal

Sifat suspensi yang ideal :

Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana partikel ini tidak mengendap dengan cepat dalam wadah Mudah dituang. Rasa yang menyenangkan dan tidak ditumbuhi mikroba. Membentuk perlindungan yang elastis. Jika terjadi sedimentasi, sedimen harus bisa terdispersi.II.1.5 Tipe-Tipe aliran:

1. Sistem NewtonianSemakin besar viskositas suatu cairan akan semakin besar pula gaya persatuan luas. Perbedaan kecepatan (dv) antara 2 bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil (dr) adalah perbedaan kecepatan rate of share dv/dr.

2. Sistem Non- Newtonian

Non Newtonian bodies adalah zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton, dispersi heterogen cair dan padat. Seperti larutan, koloid, emulsi.

Aliran plastis sederhana

Aliran Pseudoplastis

Aliran Dilatan

a. Aliran Plastis

Kurva aliran plastis tidak melalui titik asal tetapi memotong sumber shearing stress pada titik tertentu yang dikenal sebagai nilai yiel value.b. Aliran pseudoplastis

Untuk bahan pseudoplastis mulai pada titik awal (0,0) atau paling tidak mendekati pada rate of shear rendah. Tidak memiliki kurva lurus. Shearing of shear mengakibatkan viskositas tidak memiliki yield value.c. Aliran dilatan

Suspensi tertentu dengan persentase zat padat terdispersi yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya lambat untuk mengalir dengan meningkatkan rate of shear, tidak memiliki yield value.Aliran yang diinginkan :

Tiksotropik adalah suatu sifat yang diinginkan dari suatu sistem farmastika cair yang idealnya harus mempunyau konsentrasi yang tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan disebar dengan mudah.II.1.6 Ukuran Partikel Suspensi

1 m 1 -50 m 0,1 m 0,14 mII.1.7 Komposisi Suspensi1. Bahan pendispersi

Bahan pembasah :

a) Surfaktan : tween, span, Na.Lauryl Sulfat

b) Hidrofilik koloid : akasia, bentonit

c) Pelarut : alkohol, gliserol, propilenglikol

Bahan pendispersi contohnya zecithin, PEG, dan gliserin Bahan pengflokulasi : KCl, NaCl Bahan pendeflokulasi Contohnya : NaCl, AlCl3, KCl. Bahan pengental contohnya gelatin, Na CMC.2. Bahan suspensi

Pengatur Buffer : buffer asetat, buffer sitrat

Pengatur tekanan osmotik contohnya Dinatrium EDTA Pewarna contohnya FD&C yellow Pengaroma seperti oleum pepermint, dan pengawet seperti metil paraben.

II.1.8 Perbedaan Suspensi flokulasi dan deflokulasi

DeflokulasiFlokulasi

1) Partikel berada dalam suspensi dalam wujud yang memisah

2) Laju pengendapan lambat karena partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel minimal.

3) Enadapan yang terbentuk lambat

4) Endapan biasanya menjadi samgat padat

5) Penampilan suspensi menarik karena tersuspensi untuk waktu yang lama.1. Partikel membentuk agregat bebas2. Laju pengendapan tinggi karena partikel mengendap sebagai flokulasi yang merupakan komposisi partikel.

3. Endapan yang terbentuk cepat

4. Partikel tidak mengikat kuat dan keras satu sama lain tidak terbentuk lempeng. Endapan mudah untuk didispersikan kembali dalam bentuk suspensi aslinya.

5. Suspensi menjadi keruh karena pengendapan yang optimal dan supernatannya jernih. Hal ini dapat dikurangi jika volume endapan dibuat besar, idealnya volume endapan harus meliputi volume suspensi.

II.1.9 Jenis-jenis Agregat

Agregat jaringan terbuka / flokula, agregat ini dikarakterisasikan dengan suatu jaringan terbuka, lunak dan berserat-serat, dan partikel yang teragregasi strukturnya kaku.Agregat tertutup / koagulan, dikarakterisasikan oleh suatu kemasan kuat yang dihasilkan oleh pengikatan lapisan permukaan.

Flokula : agregat terbuka, sifatnya lunak.

Koagula : agregat tertutup

Terdispersi : terpisah

II.1.10 Mekanisme Pembasahan

Tahap pertama adalah pembasahan suatu serbuk dengan perubahan adhesional dimana permukaan pada berhubungan dengan permukaan cairan. Tahap ini ekivalen dengan permukaan dari tahap a ke b dalam gambar. Partikel kemudian ditekan dibawah permukaan cairan ketika pembasahan pencelupan terjadi (b ke c) selama tahap ini terbentuk antar muka padat atau cairan dan muka padat udara hilang akhirnya cairan menyebar keseluruh permukaan zat padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja pembasahan penyebaran sama dengan kerja untuk membentuk antar muka padat, cair, dan gas dikurangi antar muka padat gas.

(a) (b) (c) (d)Keterangan :

a ----- b: pembasahan adhesional (padat bertemu cairan)

b ----- c: pembasahan pencelupan ( dari satu bagian hingga seluruhnya)c ----- d: pembasahan penyebaran ( seluruh partikel terbasahi )

II. 1 11 Cara Formulasi Suspensi partikel

penambahan pembasah dan medium pendispersipartikel terdeflokulasi secara seragam

A

B C penambahan struktur penambahan bahan penambahan bahan pembawa pengflokulasi flokulasi

suspensi terdeflokulasi suspensi flokulasi suspensi flokulasi

dlm struktur pembawa hasil akhir penambahan pembawa

berstruktur

suspensi flokulasi dalam struktur pembawa sebagai hasil akhir II.1 12 Sudut kontak SuspensiAdalah sudut yang terbentuk antara tetes cairan dengan permukaan dimana partikel akan menyebar.

1. Sudut kontak 180 : menunjukkan partikel tidak terbasahi

2. Sudut kontak 90 of >90 : partikel sudah terbasahi

3. Sudut kontak 90o

Sudut kontak antara 0o 180oII.1 13 Volume sedimentasi Volume sedimentasi, F= merupakan perbandingan keseimbangan volume dari sedimen, Vu dengan volume total dari suspensi Vo, sehingga F= Vu/Vo. Volume suspensi dimana tampak didiami atau ditempati oleh peningkatan endapan nilai F, dimana range yang normal peningkatan mendekati 0 1.II.1 14 Lapisan Listrik Ganda Anggaplah suatu permukaan padatan berhubungan dengan larutan polar yang mengandung ion-ion misalnya larutan air dari suatu elektrolit. Lenih lanjut, anggaplah bahwa sejumlah kation diabsorbsi di permukaan memberikan muatan positif untuk permukaan tersebut. Yang tertinggal dalam larutan adalah sisa kation ditambah jumlah anion yang ditambahkan. Anion-anion inin ditarik ke permukaan yang bermuatan positif oleh gaya listrik yang juga bekerja untuk menolak pendekatan kation lebih lanjut, begitu absorbsi permukaan telah sempurna. Sebagai tambahan pada gaya listrik ini, pergerakan yang disebabkan oleh panas cenderung menghasilkan distribusi yang sama dari semua ion dalam larutan. Hasilnya kejelasan seimbang tercapai dengan sejumlah kelebihan anion mendekati permukaan sementara sisanya terdistribusi dalam jumlah yang menunjukkan makin menjauh dari permukaan yang bermuatan. Bila jarak tertentu dari permukaan konsentrasi kation dan anion sama yaitu keadaan dimana penetralan listrik tercapai. Penting untuk mengingat bahwa keseluruhan sistem adalah bersifat netral, walaupun ada daerah-daerah dengan distribusi anion dan kation yang tidak sama.

Keadaan tersebut ditunjukkan pada gambar 16.22 dimana aa adalah permukaan padatan. Ion-ion teradsorbsi yang membuat permukaan tersebut bermuatan positif disebut ion-ion penentu potensial.

Gambar 16.22. lapisan listrik ganda pada permukaan pemisah antara 2 fase, menunjukkan distribusi ion-ion. Keseluruhan sistem bersifat listrik netral.

Tepat setelah lapisan permukaan tersebut adalah daerah molekul-molekul terlarut, yang terikat erat, bersama dengan ion-ion negatif juga terikat erat pada permukaan. Batas daerah ini ditunjukkan oleh garis bb. Ion-ion ini yang memiliki muatan berlawanan dengan ion penentu potensial disebut counter ion atau gegenion. Derajat penarikan molekul-molekul ini dan counter ion sedemikian rupa jika permukaan bergerak relatif terhadap cairan, bidang irisnya adalah bb, bukan aa yang merupakan permukaan sebenarnya. Pada daerah yang dibatasi oleh garis bb dan cc ada kelebihan ion negatif. Potensial pada bb ini positif, karena seperti telah dijelaskan sebelumnya terdapat sedikit anion dalam lapisan yang terikat erat dibandingkan kation yang diadsorbsi pada permukaan padatan. Diluar cc distribusi ion-ion seragam dan kenetralan listrik tercapai.

Jadi, distribusi listrik pada antar muka ekuivalen dengan muatan lapisan ganda. Lapisan pertama (memanjang dari aa ke bb) terikat erat dan lapisan kedua (dari bb ke cc) lebih memungkinkan. Oleh karena itu lapisan listrik ini menghambur dari aa ke cc.

Terdapat dua kemungkianan keadaan selain yang yang ditunjukkan pada gambar 16.22 yaitu : 1) Bila Counterion dalam lapisan terionisasi yang terikat erat dengan muatan positif pada permukaan padatan, maka kenetralan listrik terjadi pada bb bukan cc. Bila mauatn total caonterion pada daerah aa-bb melebihi muatan bersih pada bb akan negatif, dan bukan kurang positif. Hal ini berarti dalam contoh ini untuk memperoleh kenetralana listrik pada cc, ion positif berlebih harus ada pada daerah bb ke cc.

Gambar 16.22 Lapisan Listrik GandaII.1 15 Potensial Nerst dan Potensial ZetaPotensial zeta didefinisikan sebagai perbedaan potensial antara permukaan dari lapisan yang terikat dengan erat (bidang iris) dan daerah netral listrik dari larutan tersebut.

Dimisalkan permukaan obat adalah muatan (+) dilarutkan dalam larutan dan ditambah penflokulasi (harus negative).Adapun antara garis a dengan a mempunyai hambatan listrik yang mencegah penarikan muatan (+) dan muatan (-) / tolak menolak.Penflok dan permukaan obat jadi tarik-menarik tapi ada hambatan listrik yang menyebabkan tolak-menolak. Daerah netral akan semakin besar ( potensial zeta turun) terjadi flokulasi. Demikian pun sebaliknya untuk deflokulasi.

Volume sedimentasi volume sedimentasi, F, merupakan perbandingan keseimbangan volume dari sedimen, Vu, dengan volume total dari suspensi , Vo, sehingga : F = Vu/Vo

Volume suspensi dimana tampak didiami atau ditempati oleh peningkatan endapan, nilai dari F dimana range yang normal peningkatannya mendekati 0 sampai 1. Suatu sistem dimana F = 0,75 sebagai contoh, 75 % dari total volume dalam wadah rupanya didiami secara bebas, Bentuk pori-pori flok sedimen. Ketika F= 1, tidak ada endapan, rupanya melewati sistem yang terflokulasi. Suspensi yang ideal ini di bawah kondisi, tidak ada endapan yang terjadi, caking juga kadang tidak ada, Sejauh itu, suspensi merupakan mempunyai estetik yang menyenangkan tidak nampak, supernatannya keruh. II.1 15 Evaluasi sediaan Suspensi1. Volume sedimentasi

2. Derajat flokulasi

3. Metode reologi

4. Perubahan ukuran partikelBAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu batang pengaduk, beaker, botol semprot, gelas ukur, hotplate, kertas perkamen, lap kasar, lumpang dan alu, sendok tanduk, sudip dan timbangan.

III.1.2. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu mebendazole, aquadest, natrium benzoat, nipagin, oleum citri, spolisorbat 80 dan tartrazin.

III.2 Formula

III.1.1.Formula Pertama

I. Formula AsliSuspensi Antasida

II. Rancangan Formula

Tiap 5 mL mengandung :

Al (OH)3200 mg

Mg (OH)3200 mg

Simetikon 40 mg

PGA7,5 %

Tween 80 3 %

Sorbitol 25 %

Na. Benzoat 0,2 %

Minyak Permen 0,3 %

Green 5 0,001 %

Aquadest

ad5 mLIII.Master Formula

Nama produk : Suspensi AntamaagJumlah produk : 1 botol @ 100 mL

Tanggal produksi : 15 November 2013No. Registrasi : DKL 1310200433 A1No. Batch

: 1300433 A1Diproduksi oleh

PT.STIFA Farma

Makassar- IndonesiaSuspensi Antamaag

Tgl. Formulasi

Tgl. Produksi

Dibuat oleh:.Disetujui Oleh:

NoKode bhnNama BahanKegunaanPer dosisPer batch

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.9.

10.Al

Mg

S T

PGA

S

Na.B

G MP

AqAlmunium hidroksida

Magnesium hidroksida

Simetikon

Tween 80

Gom Arabicum

Sorbitol

Natrium Benzoat

Green 5

Minyak permen

AquadestZat aktif

Zat aktif

Antiflotulen

Pembasah

Pensuspensi

Pemanis

Pengawet

Pewarna

Pengaroma

Pembawah200 mg

200 mg

40 mg

3 %

7,5 %

25 %

0,2 %

0,001 %

3 %

ad5 ml2400 mg

2400 mg

480 mg

1,98 mg

4,95 mg

16,5 mg

0,132 mg

0,00056 mg

1,98 mg

Ad 5 ml

IV. Alasan Penambahan Bahan

1. Al (OH)3

Digunakan sebagai antasida bereaksi dengan asam lambung2. Mg (OH)3

Digunakan sebagai katarak dan antasida, obat ini prektis tidak larut dan tidak efektif sebelum bereaksi dengan HCL membentuk MgCl.3. Simetikon

Bahan aktif ini dipilih karena digunakan sebagai anti kembung dengan sebagai penurunan tegangan permukaasn yang bersifat antibusa.

4. Minyak Permen

Sebagai tambahan pada suspense antasida sejumlah preparat antacid cair dan tipe magma dan sel yang resmi dan diperdagangkan semua bentuk cain.5. PGA (Pulvis Gummi Arabica)

Sebagai suspending agent dalam konsentrasi 10%, memberikan visikositas yang cukup, laju pengendapan yang rendah, dan mudah didispersikan kembali. Cocok untuk jenis suspense deflokulasi.6. Tween 80

Sebagai pembasah dalam konsentrasi 0,1%, dapa membasahi partikel zat aktif sehingga dapat menurunkan tegangan antar muka, oleh karena itu zat aktif dapat terbasahi sempurna dan mudah di dispersikan dalam cairan pembawanya. Digunakan konsentrasi 0,1% karena sudut kontak mebendazole lebih kecil dari 90o sehingga mudah terbasahi oleh tween dengan konsentrasi tersebut.7. Na. Benzoat

Sebagai pengawet dalam konsentrasi 0,2% dimana suspense menggunakan air/aquadest sebagai cairan pembawa sehingga dapat menjadi media pertumbuhan mikroba, oleh karena itu digunakan pengawet. Lebih efektif daripada metal paraben karena metal paraben bersifat income terhadap tween 80, karena tween bersifat menginaktivasikan kerja suatu pengawet.8. Sorbitol

Sebagai pemanis pada konsentrasi 20%, dimana sorbitol larut dengan air. Konsentrasi sorbitol yang digunakan sebagai pemanis berkisar antara 20-30% dan memiliki tingkat kemanisan relative sama dengan 0,5-0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori 2,6 kkal/g.

V. Uraian Bahan

1. PGA (Pulvis Gummi Arabica) (FI III : 279)Nama resmi:Pulvis Gummi Arabica

Sinonim :Gom Arab

Pemerian :Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lender

Kelarutan :mudah larut dalam air dan menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol 95%.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutp baik.

Kegunaan :Suspending Agent

2. Tween 80 (excipient VI : 375)Nama resmi:Polysorbatum 80

Sionim:Tween 80

Pemerian:Cairan kental, transparan, tidak berwarna, hampir tidak mempunyai rasa

Kelarutan:mudah larut dalam air dalam etanol 95%, dalam etil asetat, dan methanol. Sukar larut dalam paraffin cair dan biji kapas.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutp baik

Kegunaan:Pembasah

3. Natrium Benzoat (FI III : 395)Nama resmi:Natrium Benzoicum

Sionim:Natrium benzoate

Pemerian:Butir atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, atau hampir tidak berbau

Kelarutan:Larut dalam 2 bagian air dalam 90 bagian etanol 95%.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutp baik.

Kegunaan:Pengawet

4. Sorbitol (FI III : 567)Nama resmi:Sorbitolum

Sionim:Sorbitol

Pemerian:Serbuk butiran atau kepingan, putih, rasa manis, higroskopik.

Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol 95% dan methanol dan dalam asam asetat.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutp baik.

Kegunaan:Pemanis

5. Al (OH)3 (FI IV : 82)Nama resmi:Aluminium Hidroksida

Sionim:Aluminium hidriksida

Pemerian:Halus, putih, amorf, berbau lemah

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral dan larutan alkali

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan:Antasida

6. Mg (OH)3 (FI IV : 513)Nama resmi:Magnesium Hidroxidum

Sionim:Magnesium hidroksida

Pemerian:Halus, putih, amorf, berbau lemah

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air dan alkohol, larut dalam asam mineral dan larutan alkali

Penyimpanan:Dalam wadah tetutup baik

Kegunaan:Zat aktif

7. Green SNama resmi:Green S

Sionim:Larut dalam air

Pemerian:Hablur, kuning emas, mengkilap

Kelarutan:Larut dalam air

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Sebagai pewarna

8. Aquadest (FI III : 96)Nama resmi:Aqua Destillata

Sionim:Air suling, Aquadest

Pemerian:Cair jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan:-

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan:Sebagai pelarut

9. Simetikon (FI IV : 755)Nama resmi:Simeticon

Sionim:Simetcon

Pemerian:Cairan kental, tidak berwarna

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam etanol 95% dan air dalam fase liquid; larut dalam benzene; kloroform; dan eter

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan:Sebagai Zat aktif

VI. Perhitungan Bahan 1. Al (OH)3= X 200 mg = 2400 mg

2. Mg (OH)2

= X 200 mg= 2400 mg

3. Simetikon

= X 400 mg= 480 mg4. PGA = (7,5 % x 60 ) + 10 % = 4,955. Sorbitol = (25 % x 60 ) + 10 % = 16,5

6. Tween 80 = (3 % x 60 ) + 10 % = 1,987. Na.Benzoat = (0,2 % x 60 ) + 10 % = 0,132

8. Green 5 = (0,001%x60) + 10 % = 0,00066

9. Minyak permen = (0,3%x60) +10 % = 1,98 10. Aquadest ad 60 ml

VII. Cara kerja

a. Pembuatan Suspending agent

Ditimbang 7,5 gram PGA Dilarutkan dalam 100 ml aquadest panas pada mortar diaduk dan diadd homogen hingga terbentuk mucilagob. Pembuatan Suspensi

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang semua bahan sesuai dengan perhitungan bahan.

3. Dikalibrasi botol 100 ml menggunakan aquadest

4.Dilarutkan Al (OH)3, Mg (OH)2, simetikon, polisorbat 80, Na.Benzoat, sorbitol, green 5 pada gelas kimia dengan menggunakan pelarut aquadest.

5. Dimasukkan semua bahan kedalam botol yang telah tertera

6. Ditambahkan minyak permen kemudian di kocok hingga homogen

7. Kemudian dimasukkan kedalam wadah dan beri etiket.

III.3 Formula kedua

I. Formula Asli

SUSPENSI MEBENDAZOLE

II.Rancangan Formula

Tiap 5 ml mengandung:

Mebendazole

100 mg

Tween 80%

0,1 %

PGA

10 %

Na. Benzoat

0,2 %

Sorbitol

20 %

Oleum Citri

0,5 %

Tartrazine

0,001 %

Aquadest

ad30 mlIII.Master Formula

Nama Produk: Suspension AntazoleRNo. Reg

: DTL 1311122233A2

No. Batch

: 111333A2

Diproduksi Oleh

PT. STIFA FARMATgl Formulasi

Tgl ProduksiDibuat Oleh

Kelompok 6Disetujui Oleh

Kode BahanNama BahanKegunaanPerdosisPerbatch

01 MMebendazoleZat Aktif100 mg600 mg

02 T80Tween 80%Pembasah0,030,33

03 PGPGASuspending agent533

04 NBNa. BenzoatPengawet0,020,066

05 SSorbitolPemanis0,60,6

06 O.COleum CitriPengaroma0,50,165

07 TTartrazinePewarna0,000330,00033

08 AQAquadestPelarutad 30 mlad 30 ml

IV. Alasan Penggunaan Bahan

1. Mebendazole

Merupakan obat cacing yang paling lama spektrumnya, obat ini tidak larut dalam air, tidak bersifat higroskopik sehingga stabil dalam keadaan terbuka. Mebendazole adalah obat cacing yang efektif terhadap cacing, senyawa ini merupakan turunan benzinidazole. Obat ini menghambat pemasukkan glukosa kedalam cacing secara irreversible.

Pada pemberian oral, absorbsinya buruk. Obat ini memiliki bioavaibilitas sistemik yang rendah yang disebabkan oleh absorbsinya yang rendah dan mengalami first past effect dihati, dieksresikan lewat urine dalam bentuk utuh dan metabolit sebagai hasil dekarboksilasi dalam waktu 48 jam.2. PGA (Pulvis Gummi Arabica)

Sebagai suspending agent dalam konsentrasi 10%, memberikan visikositas yang cukup, laju pengendapan yang rendah, dan mudah didispersikan kembali. Cocok untuk jenis suspense deflokulasi.3. Tween 80

Sebagai pembasah dalam konsentrasi 0,1%, dapa membasahi partikel zat aktif sehingga dapat menurunkan tegangan antar muka, oleh karena itu zat aktif dapat terbasahi sempurna dan mudah di dispersikan dalam cairan pembawanya. Digunakan konsentrasi 0,1% karena sudut kontak mebendazole lebih kecil dari 90o sehingga mudah terbasahi oleh tween dengan konsentrasi tersebut.4. Na. Benzoat

Sebagai pengawet dalam konsentrasi 0,2% dimana suspense menggunakan air/aquadest sebagai cairan pembawa sehingga dapat menjadi media pertumbuhan mikroba, oleh karena itu digunakan pengawet. Lebih efektif daripada metal paraben karena metal paraben bersifat income terhadap tween 80, karena tween bersifat menginaktivasikan kerja suatu pengawet.

5. SorbitolSebagai pemanis pada konsentrasi 20%, dimana sorbitol larut dengan air. Konsentrasi sorbitol yang digunakan sebagai pemanis berkisar antara 20-30% dan memiliki tingkat kemanisan relative sama dengan 0,5-0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori 2,6 kkal/g.6. Oleum Citri

Sebagai pengaroma jeruk pada konsentrasi 0,5%, biasanya digunakan sebagai pengaroma pada konsentrasi 0,2-1% untuk menutupi bau obat yang tidak enak dan aroma ini lebih disukai oleh anak-anak pada umumnya. 7. TartrazineDigunakan sebagai pewarna pada konsentrasi 0,001% dimana dengan penggunaan oleum citri sebagai pengaroma. Merupakan pewarna sintesis yang memberikan warna kuning, umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen-komponen lain. Batas penggunaan zat pewarna tartrazine ini adalah 100mg/l.

V. Uraian Bahan

1. PGA (Pulvis Gummi Arabica) (FI III : 279)Nama resmi:Pulvis Gummi Arabica

Sinonim :Gom Arab

Pemerian :Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lender

Kelarutan :mudah larut dalam air dan menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol 95%.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutp baik.

Kegunaan :Suspending Agent

2. Tween 80 (Excipient VI : 375)Nama resmi:Polysorbatum 80

Sionim:Tween 80

Pemerian:Cairan kental, transparan, tidak berwarna, hampir tidak mempunyai rasa

Kelarutan:mudah larut dalam air dalam etanol 95%, dalam etil asetat, dan methanol. Sukar larut dalam paraffin cair dan biji kapas.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutp baik

Kegunaan:Pembasah

3. Natrium Benzoat (FI III : 395)Nama resmi:Natrium Benzoicum

Sionim:Natrium benzoate

Pemerian:Butir atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, atau hampir tidak berbau

Kelarutan:Larut dalam 2 bagian air dalam 90 bagian etanol 95%.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutp baik.

Kegunaan:Pengawet

4. Sorbitol (FI III : 567)Nama resmi:Sorbitolum

Sionim:Sorbitol

Pemerian:Serbuk butiran atau kepingan, putih, rasa manis, higroskopik.

Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol 95% dan methanol dan dalam asam asetat.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutp baik.

Kegunaan:Pemanis

5. Oleum Citri (FI III : 455)Nama resmi:Oleum Citri

Sionim:Minyak jeruk

Pemerian:Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas dan agak pahit.

Kelarutan:Larut dalam 12 bagian volume etanol 95%, larutan agak berfluoresensi, dapat bercampur dengan etanol mutlak.

Penyimpanan:Dalam wadah yang terlindung dari cahaya dan rapat.

Kegunaan:Pengaroma

6. Tartrazine (Excipient III : 195)Nama resmi:Tatrazine / FDC Yellow 102

Sionim:Tatrazine

Pemerian:Tepung berwarna kuning jingga.

Kelarutan:Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam alcohol 95% mudah larut dalam gliserol.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Pewarna.

7. Mebendazol (FI III : 279)Nama resmi:Mebendazolum

Sionim:Mebendazole

Pemerian:Serbuk putih agak kuning, hampir tidak berbau, melebur pada suhu lebih kurang 90oC

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air, dalam larutan asam mineral encer, dalam etanol, dalam eter dan dalam kloroform.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Antielmintik

VI. Perhitungan Bahan

1. Mebendazole= X 100 = 660 mg = 0,66 gram2. PGA

= X 33= 3,3 gram = 3300 mg3. Tween 80

= X 33= 0,033 gram = 33 mg4. Na. Benzoat

= X 33= 0,066 gram = 66 mg5. Sorbitol

= X 33= 6,6 gram = 6600 mg6. Oleum Citri

= X 33= 0,165 gram = 165 mg7. Tartrazine

= X 33= 0,00033 gram = 0,33 mg8. Aquadestad 30 mL (0,66 + 3,3 + 0,033 + 0,066 + 6,6 + 0,165 + 0,00033) = 30 mL 10,824 = 19,17 mLPengenceran Tween 80 = 33 mg

50 mg 10 mL 1 mL

1 ml / 10 ml X 50 mg = 5 mg

33 mg / 50 mg X 10 mL = 6,6 mL

Pengenceran Tartrazine 0,33 mg50 mg 10 mL 1 mL

1 ml / 10 mL X 10 mL = 5 mg

0,33 mg / 50 mg X 10 ml = 0,066 mLVII.Cara kerja suspensi Mebendazol

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang semua bahan sesuai dengan perhitungan bahan

3. Dimasukkan mebendazole ke dalam lumpang gerus menggunakan alu ad homogen.

4. Dimasukkan tween 80 ke dalam lumpang gerus bersama mebendazole menggunakan alu.

5. Kemudian keluarkan (campuran 1).

6. Dilarutkan PGA dengan aquadest dalam lumpang. Kemudian masukkan campuran 1dalam lumpang dan gerus sampai terbentuk massa yang kental.

7. Ditambahkan Na. Benzoat gerus ad homogen.

8. Ditambahkan sorbitol dan tartrazine gerus ad homogeny.

9. Kemudian masukkan sediaan kedalam botol dan ditambahkan aquadest sampai batas yg ditentukan.10. Ditambahkan oleum citri kemudian tutup botol dan beri etiket.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANSuspensi adalah sediaan cair, dimana sistem terdispersi heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu atau eksternal merupakan cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal terdiri dari partikulat atau serbuk padat terbagi halus yang diameternya lebih besar dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam padatan, cair atau gas yang ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan internal atau eksternal.Salah satu contoh sediaan suspensi yang dibuat adalah suspensi mebendazole. Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan bahan dan perhitungan pengenceran. Bahan aktif dihaluskan, mebendazole merupakan antelmintikum atau obat cacing berspektrum luas yang sangat efektif terhadap cacing kremi, gelang, cambuk, dan tambak. Kemudian dibasahi dengan polisorbat 80. Polisorbat digunakan sebagai pembasah dengan konsentrasi 0,1 % dapat membasahi partikel zat aktif sehingga dapat menurunkan tegangan antar muka, oleh karena itu partikel zat aktif dapat terbasahi sempurna dan mudah didispersikan dalam cairan pembawanya.

PGA ditambahkan aquadest hingga terbentuk musilago, PGA digunakan sebagai suspending agent atau pensuspensi untuk meningkatkan kekentalan, memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak. selain itu, dapat larut dalam air dan mempunyai viskositas optimum musilagonya, yaitu antara pH 5-9, konsentrasi sebagai suspending agent yaitu 5-10%. kemudian ditambahkan campuran mebendazol dan polisorbat kedalam PGA. Na. benzoate sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,2 %. Dimana suspense menggunakan aquadest sebagai cairan pembawa sehingga dapat menjadi media pertumbuhan mikroba oleh sebab itu kenapa dibutuhkan pengawet, sorbitol digunakan sebagai pemanis pada konsentrasi 20 %. Dimana sorbitol larut dengan air, konsentrasi sorbitol yang digunakan sebagai pemanis berkisar antara 20-30 % dan memiliki tingkat kemanisan yang relative sama dengan kemanisan sukrosa dan tartrazine ditambahkan kecampuran tersebut. Dimasukkan kedalam botol dan ditetesi dengan oleum citri dan dihomogenkan. Diberi etiket, dikemas, dimasukkan kedalam wadah dan brosur.BAB VIPENUTUPVI.1. Kesimpulan

1. Suspensi merupakan sediaan cair, dimana system terdispersi terdapat padatan-padatan halus tidak larut yang terdispersi dalam larutan pembawa.

2. Didapatkan suspensi mebendazole dan suspensi antacid dengan bentuk cair, rasa seperti buah jeruk, warna kuning dan aroma jeruk.

3. Obat mebendazole yang telah dibuat digunakan 2 kali sehari dan suspensi antacid digunakan 3 kali sehari.VI.2. Saran

Diharapkan kepada asisten untuk memberikan saran, kritikan dan masukan untuk laporan ini, sehingga bisa lebih membangun ilmu pengetahuan bagi praktikan.

DAFTAR PUSTAKA1. American Pharmaceutical Association. Handbook of Pharmaceutical Excipient . Washington.2. American Pharmaceutical Association. Handbook of Martindale Edition 36. Washington.3. Allen, Loyd. The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding. Washington: American Pharmaceutical Association. 2002.

4. Parrot,L.Eugene. Pharmaceutical Practice. New York: Philadelphia ST Louis Sydney Toronto. 2004.5. American Pharmaceutical Association Remington The science and Practice Of Pharmacy. Washington.

6. Tjay Tan Huan dan Drs. Kirana Rahardja. Obat-Obat Penting edisi VI Jakarta : PT. Gramedia. 2008.

7. Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi III . Jakarta: Balai Pustaka. 1979.

Rate of Share

Shearing Stress

Rate of Share

Shearing Stress

Rate of Share

Shearing Stress

Rate of Share

Shearing Stress