Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gastritis

25
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTRISTIS DI RUANG KELAS II RSI SITI HAJAR SIDOARJO (MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM RS.SITI HAJAR SIDOARJO) Disusun Oleh: MAHASISWA STIKES SURABAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA PROGRM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

description

fg

Transcript of Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gastritis

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN GASTRISTISDI RUANG KELAS II RSI SITI HAJAR SIDOARJO

(MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM RS.SITI HAJAR SIDOARJO)

Disusun Oleh:MAHASISWA STIKES SURABAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYAPROGRM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUANGASTRITIS AKUT

A. PengertianGastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronik , difus atau local (Soepaman,1998)Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arief Mansjoer,1999)Gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,kronis, difus atau local (Patofisiologi,Silvia A. Price hal 422)Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus atau local dengan karakteristikn anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium,mual dan muntah (Asuhan Keperawatan Klien gangguan system gastrointespinal,2010 hal 59)

B. KlasifikasiMenurut jenisnya, gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:1. Gastritis Akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung dan setelah terpapar pada zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung.2. Gastritis Kronik,merupakan gastritis yang terkait denagn atropi mukosa gastric sehingga produksi HCl menurun dan menimbulkan kondisi achlorhidria dan ulserasi peprie, Gastritis kronis dapat diklasifikasikan pada tipe A dan tipe Ba. Tipe A merupakan gastritis autoimun. Adanya antibody terhadap sel periteral menimbulkan reaksi peradangan yang pada akhirnya dapat menimbulkan atropi mukosa lambung. Pada 95% pasien dengan anemia pernisisosa dan 60% pasien dengan gastritis atropi kronik memiliki antibody terhadap sel pariental. Biasanya kondisi ini merupakan tendensi terjadinya ca lambung pada tundus atau korpurb. Tipe B merupakan gastritis yang terjadi akibat infeksi oleh helicobacteri pylori. Terdapat inflamasi yang distuse pada lapisan mukosa sampai muskularis, sehingga sering menyebabkan perdarahan dan erosi-sering mengenai

C. ETIOLOGI Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster. Konsumsiobat-obatkimia Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCL lambung. Infeksi oleh bakteri seperti helicobactor pilori, eschericia coli, salmonela dan lain-lain.

D. MANIFESTASI KLINIKManifasti klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifesti gastritis akut dan kronis hampiur sama, seperti dibawah ini: Anoreksia Rasa penuh Nyeri pada epigastrium Mual dan muntahs Sendawa Hemafemesis

E. PATOFISIOLOGIObat-obatan, alkohol, garam empedu, zat irifan lainnya yang masuk kedalam lambung dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif) atau iritasi sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi baik ion hidrogen, gangguan difusi pada mukosa dan peningkatan sekresi asam lambung yang meningkat. Kehadiran HCL dimukosa lambung menstimulus perubahan pepsinogen mnejadi pepsin.Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamin akan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan regenerasi mucosa oleh karena itu gangguan tersebut menhilang dengan sendirinya.Namun lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor instrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang. Sehingga cobalamizi (vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan.

F. Pemeriksaan Diagnostik Darah lengkap bertujuan untuk mnegetahui adanya anemia. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mnegetahui adanya defisiensi B12. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses. Analisa gestur bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL lambung Achlosidria menunjukkan adanya gastritis atropi. Test antobody serum bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel parietal dan faktor intrinsik lambung terhadap helicobacter pylori. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap berkembangnya ulkus peptikuna. Sitologi bertujuan untuk mnegetahuio adanya keganasan sel lambung

G. Komplikasi Gastritis1. Gastritis akutKomplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah kemetemesis atau melena.2. Gastritis kronisPerdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karna gangguna absorbsi vitamin B12 (anemia perisiosa)

H. Web of Caution (WOC)

I. PENATALAKSANAANPada klien yang mnegalami mual dan muntah anjuran pasien untuk: Bedrest Status NPO (nothing peroral), pemberian antiemerik Pasang infus untuk mempertahankan cairan.Bila muntah berlanjut perlu dipertimbangkan pemasangan NGT (naso gastric tube). Antasida untuk mengatasi begah atau tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung. Antibiotik Anatagonis H2 (ranitidin, sinetidin) dan Inhibitor pompa protonBila terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu di lakukan: Transfusi darah Lavage (bilas) lambung Pembedahan dengan klien gastrectomi parisal, vagotomi, atau pyloropasi Injeksi IV cobalamin bila trdapat anemia pernisioa

J. FOKUS PENGKAJIAN1. Data Subyektif Keluhan klien berupa nyeri ulu hati, mual dan muntah, anoreksia, rasa penuh (begah), pola makan salah, stres, konsumsi obat-obatan, rokok, alkohol, diet, sakit kepala, bersendawa, rasa seperti terbakar setelah makan.2. Data ObyektifHasil penkajian didapatkan nyeri tekan abdomen, dehidrasi, muntah (frequensi, bahan makanan, darah)

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Kekurangan volume cariran berhubungan dengan output cairan yang berlebihan (muntah, perdarahan), inflake cairan yang tidak adekuat.2. Nyeri berhubungan dengan inflasi mukosa gaster3. Resiko tinggi nutrisi kurang dan keutuhan tubuh berhubungan dengan tindakan pembatasan intake nutrisi

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pengkajiana. Data Subyektif1. Nama2. UsiaPasien3. Agama4. Kebangsaan5. Pendidikan6. Pekerjaan7. Alamat

b. Polafungsi (lokhart. R,2008)1. Aktifitas dan istirahat : keadaan umum lemah , aktifitas dibantu2. Stimulasi : nadi lemah bila muntah berlangsung terus menerus3. Eliminasi : kadang terjadi diare kembung4. Makan / cairan : tidak ada nafsu makan , mual , haus , penurunan turgor kulit, selaput mukosa kering5. Nyeri / ketidak nyamanan : Nyeri uluh hati terutama sesudah makan6. Integritas ego : riwayat mudah stress akibat kerja, keuangan , mudah lemas7. Neurosensori : sakit kepala8. Keamanan : lesu9. Penyuluhan dan pembelajaran : riwayat minum alcohol , merokok, pola diet yang salah

L. RENCANA ASUHAN KEPERAWATANDx: 1. Kekurangan volume cairanb.d output cairan yang berlebihan (muntah ,perdadarahan) , intake cairan yang tidak adekuatTujuan: Pemenuhan pemenuhan kebutuhan cairan adekuat kriteria hasil:a. Pengeluaran urin adekuatb. Tanda-tanda sifat dalam batas normalc. Membrane mucosa lembabd. Turgor kulit baike. Pengisian kapiler < 3 detikIntervensi Keperawatan :1. Catat karakteristik muntah dan drinase2. Observasi TTV setiap 2 jam 3. Monitor tanda-tanda dehidrasi (membrane mukosa, turgor kulit , pengisian kapiler)4. Observasi intake & output5. Pertahankan tirah baring6. Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida7. Berikan cairan per oral 2 liter / hari8. Menjelaskan kepada klien untuk menghindari kafein9. Berikan cairan Intra vena sesuai program terapi medic10. Pemasangan NGT pada klien yang mengalami perdarahan akut

Rasional:1. Untuk membedakan distress gaster2. Perubahan tekanan darah dan nadi indicator dehidrasi3. Untuk identifikasi terjadinya dehidrasi4. Untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh5. Untuk menentukkan kerja kerja gaster sehingga mencegah terjadinya muntah6. Mencegah refluk gaster dan aspirasi antacid7. Menetralisi rasa lambung8. Kafein merangsang produksi asam lambung9. Untuk penggantian cairan sesuai derajat

Dx 2: Nyerib.d. iritasi mukosa gasterTujuan: Nyeri teratasi dengan kriteria hasil:a. Klien rileksb. Klien dapat tidurc. Skala nyeri 2

Intervensi Keperawatan:1. Kaji dan catat skala nyerinya (0-10), keluhan nyeri termasuk lokasi, lamanya, dan intensitasnya2. Berikan makan sedikit tapi sering3. Jelaskan agar klien menghindari makanan yang merangsang lambung, seperti makanan pedas, asam, dan mengandung gas4. Atur posisi tidur yang nyaman bagi klien5. Anjurkan klien melakukan tekni krelaksasi, seperti nafas dalam, mendengarkan music, nonton TV, membaca6. Berikan terapi analgetik dan antacid

Rasional:1. Untuk menentuk inintervensi dan mengetahui efek terapi2. Makanan sebagai penetralisasi asam lambung3. Makanan yang merangsang dapat menginfasi mukosa lambung4. Posisi yang nyaman dapat menurunkan nyeri5. Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga dapat menurunkan nyeri6. Untuk menghilangkan nyeri lambung

Dx 3: Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. tindakan pembatasanIntake nutrisi (nothing per oral)Tujuan: Pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil:a. Makan habis satu porsib. Berat badan meningkatc. Hasil laboratorium: Albumin normal Hb normalIntervensi Keperawatan:1. Kaji status nutrisi dan pola makan klien2. Puasakan klien selama fase akut3. Berikan nutrisi enteral atau parenteral, jika pasien di puasakan4. Berikan minum per oral secara bertahap, jika fase akut berkurang5. Berikan makan per oral secara bertahap, ,ulaidarima kan sering6. Jelaskan agar klien, menghindari minuman yang mengandung kafein7. Timbang berat badan klien setiap hari dengan alat ukur yang sama8. Berikan terapi multivitamin dan antacid sesuai program medic

Rasional:1. Sebagai dasar untuk menentukan intervensi2. Menurunkan rangsangan lambung, sehingga mencegah muntah3. Untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi4. Untuk merangsang kerja gaster secara bertahap5. Mencegah terja diiritasi pada muskola lambung6. Kafein dapat merangsang aktivitas gaster7. Untuk mengetahui status nutrisi klien8. Untuk meningkatkan nafsu makan dan menghilangkan mual

Laporan KasusAsuhan Keperawatan Pada Klien Ny. K Dengan Diagnosa Medis Gastritis

Tanggal MRS: 20 Januari 2015Tanggal pengkajian: 20 Januari 2015Jam pengkajian: 10.01 wib Hari rawat: Selasa Jam masuk: No. RM: 31020519 Diagnosa masuk: Gastritis akut I. Pengkajian1. Identitas Nama pasien: Ny. KUmur: 49 tahun Suku/ bangsa: Jawa/ Indonesia Agama : Islam Pendidikan: SD Pekerjaan: Ibu rumah tangga Alamat: Jl. Raya jati 3D 2. Keluhan utamaKlien mengatakan nyeri di uluh hati. 3. Riwayat penyakit sekarang Klien datang diantar keluarga ke RS, klien mengeluh nyeri uluh hati, mual, serta kembung. Klien tampak lemas dan terus bersendawa. Skala nyeri 6, seperti ditusuk- tusuk di uluh hati, nyerinya hilang- muncul. Klien merasakan gejala ini mulai 3 hari sebelum masuk rumah sakit, berat badan awal ditimbang 52 kg. tanda- tanda vital yang diobservasi awal TD: 120/90, N: 80, S: 38, RR: 20.

4. Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya, tidak mempunyai riwayat penyakit menular, tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat- obatan, makanan, dan lain- lain. 5. Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit Diabetes mellitus (-), hipertensi (-).6. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan Klien mengatakan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok, dan tidak ada ketergantungan obat- obatan. II. Observasi dan Pemeriksaan Fisik 1. Tanda- tanda vital Kesadaran: composmentis TD: 110/90 mmHg, N: 84 x/menit, S:36C, RR: 22 x/menit 2. System pernafasan RR: 22 x/menit Keluhan: batuk (+), adanya secret (-), sesak (+), nyeri waktu nafas (+) Tidak ada penggunaan alat bantu nafas Irama nafas teratur, suara nafas vasikuler3. System kardiovaskuler TD: 120/90 mmHg N: 80 x/menit, nadi karotis teraba (+), nadi perifer lemah (-), perdarahan (-) Heart Rate(HR): 80 x/menit Nyeri dada (-) Irama jantung regular (+), suara jantung normal S1/S2 tunggal (+) CRT (capillary refill time): < 3 detik, akral pucat. 4. Pemeriksaan saraf cranial Pupil: isokor Sclera: anikterus Konjungtiva: anemis Istirahat/ tidur: 12 jam/ hari 5. Kemampuan berkemih: spontan (+), produksi urine 2500 ml/ jam, nyeri tekan (-) Intake cairan oral: 200 cc/ hari Intake cairan parenteral: 500 cc/ hari (RL 1 kolf)6. System pencernaan TB: 115 cm, BB: 53 kg, nyeri tekan (+), luka operasi (-) Peristaltic: 5 x/menit, BAB (-), nafsu makan menurun 3 sendok makan, porsi makan tidak habis. 7. System muskuluskeletal Pergerakan sendi bebas (+) Kekuatan otot 5 5 4 4 Kelainan ekstremitas (-), kelainan tulang belakang (-), turgor baik (+).

8. System integumen Penilaian rasio dekubitus: Aspek yang dinilai1234Nilai

Persepsi sensoriTerbatasnya sepenuhnya Sangat terbatasKeterbatasan ringanTidak ada gangguan4

KelembabanTerus- menerus basahSangat lembabKadang- kadang basahJarang basah4

Aktivitas Bedfast ChairfastKadang- kadang jalanLebih sering jalan3

MobilisasiImmobile sepenuhnyaSangat terbatasKeterbatasan ringanTidak ada keterbatasan 3

NutrisiSangat burukKemungkinan tidak adekuatAdekuatSangat baik2

Gesekan & pergerakanBermasalahPotensial bermasalahTidak menimbulkan masalah3

Total19

NOTE: pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien berisiko mengalami dekubitus (pressure ulcers). (15 or 16 = low risk 13 or 14 moderate risk 12 or less = high risk)

9. Pengkajian psikososial Klien gelisah terhadap penyakitnya. Reaksi klien saat interaksi kooperatif. 10. Personal hygiene & kebiasaan Kebersihan diri: cukup (dibantu keluarga) Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan: mandi dibantu sebagian, ganti pakaian dibantu sebagian, keramas dibantu sebagian, sikat gigi dibantu sebagian, memotong kuku mandiri, berhias mandiri, makan dibantu sebagian.

11. Pengkajian spiritual Kebiasaan beribadah: Sebelum sakit: sering Selama sakit: kadang- kadang 12. Pemeriksaan penunjang Laboratorium KlinikRumah Sakit Islam Siti HajarJl. Raden Patah no.7 Sidoarjo telp. (031)8921233 (hunting)

Nama pasien: Ny. KDokter: dr. AtikTanggal pemeriksaan: 20 Januari 2015 (11.00) No. RM: 31020515Jenis kelamin: Perempuan Usia: 49 tahun PemeriksaanHasil Normal

Darah lengkap:

Haemoglobin 12.0L: 13,5 18,0 / P: 11,5 16,5 gd

Leukosit 10.0004.000 11.000 / cmm

LED diftcorw-L 0 15 / P: 0 20 mm/d

Eosinofit -0 3 %

Basofil -0 1 %

Stab 6 10 %

Segmen 7050 80

Limfosit 2020 24

Monosit 94 -8

Hematokrit 40L: 40 54 / P: 35 47

Trombosit 355150.000 450.000

GDA 137140 mg/d

III. Analisa DataTanggalDataEtiologiMasalah

20 Januari 201510.30 wibDO : klien tampak nyeri meringis, klien tirah baring, bibir tampak kering, dan bersendawa, TD: 120/80 mmHg, S: 38C, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit.

DS : klien mengeluh nyeri uluh hati, nyeri ditusuk- tusuk dan skala nyeri kira- kira 6 (sedang). Gastritis

Pe asam lambung

Asam lambung berdifusi dengan mukosa

Nyeri uluh hati Nyeri akut berhubungan dengan infuse mukosa lambung

21 Januari 201510.30 wibDO : klien tampak lemas, klien tirah baring, RL 20 tpm, peroral 150 ml, bising usus 33 x/menit.

DS : klien mengatakan diare kurang lebih 5x sehari, berlendir, dan masih mengeluh nyeri uluh hati. Gastritis

Peradangan pada mukosa lambung

Pe peristaltic usus

Diare Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan output yang berlebihan

22 Januari 2015

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL : ..........1. ....................................................................................................................................2. ...................................................................................................................................3. ....................................................................................................................................4. ......................................................................................................................................5. .......................................................................................................................................

RENCANA INTERVENSIHARI/TANGGAL WAKTU DIGNOSA KEPERAWATANINTERVENSIRASIONAL

DAFTAR PUSTAKA

Aras, Sriwati. 2007. ArtikelIlmiah: prevelensidandistribusigangguanelektrolitpadalanjutusia di bangsalpenyakitdalam. Carpenito, Linda Juall. 2006. BukuSaku Diagnosis KeperawatanEdisi 10.Jakarta : EGC.Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan. DefinisidanKlasifikasi 2012-2014 :EGC.Joanne, dkk. 2008. Nursing Intervensions (NIC), fifth edition. Amerika : Mosby.Sujono, Hadi. 1999. Gastroenferologi. Bandung :Penerbit Alumni Bandung.

Sumber Internet:http://www.gastritis.com/med/topiC3180.ht