Laporan Praktikum Kimia Forensik

21
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FORENSIK OLEH : NIKMATUL RIZJA (06081050) PUTU SETYA SRI ANTARY (0808105001) NI MADE WILANTARI (0808105002) MADE G AGUS MANDANA (08081050) KELOMPOK I PEMBIMBING : Dr. I Nengah Wirajana, M. Si dan Dr. Ni Made Suaniti, M. Si LABORATORIUM KIMIA FORENSIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

Transcript of Laporan Praktikum Kimia Forensik

Page 1: Laporan Praktikum Kimia Forensik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FORENSIK

OLEH :

NIKMATUL RIZJA (06081050)

PUTU SETYA SRI ANTARY (0808105001)

NI MADE WILANTARI (0808105002)

MADE G AGUS MANDANA (08081050)

KELOMPOK I

PEMBIMBING : Dr. I Nengah Wirajana, M. Si dan Dr. Ni Made Suaniti, M. Si

LABORATORIUM KIMIA FORENSIK JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2011

Page 2: Laporan Praktikum Kimia Forensik

II. PENGUJIAN TINTA

a. Tujuan :

Mengenal pengujian tinta dengan spot test

Mengetahui perubahan warna yang dihasilkan oleh berbagai macam jenis tinta

terhadap beberapa reagen

Mengetahui harga Rf dari masing – masing jenis tinta yang dipisahkan dengan

kromatografi kertas

b. Dasar teori

Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang

digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil

digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang

sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer

(semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air),

surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah

cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan

tekanan antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan

material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak

fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan adiktif lainnya digunakan

untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering.bahan.

Pengujian tinta sangat erat kaitannya dengan pengujian kertas. Dalam

banyak kasus pengujian sangat jarang ditemukan tinta yang diuji dalam bentuk cair,

umumnya tinta yang diuji sudah berada dalam bentuk tulisan pada suatu kertas.

Sehingga hal ini menyulitkan pemeriksaan tinta pada kasus pemalsuan dokumen.

Karena untuk mendapatkan tinta dari dokumen akan diperiksa kemungkinan terjadi

kerusakan dokumen. Oleh karena itu pencarian metode yang tepat untuk identifikasi

tinta haruslah tidak merusak dokumen, diusahakan kerusakan yang terjadi sangat

kecil. Selain itu hal – hal lain yang perlu dipahami dalam pengujian tinta adalah

komposisi tinta, proses pembuatan, serta sejarah perkembangan berbagai jenis tinta

yang biasa digunakan pada rentang masa tertentu.

Dalam dokumen kemungkinan beberapa jenis tinta yang dipergunakan

misalnya :

1. Indian inks, terdiri dari suspensi karbon hitam (endapan asap hitam/lamp black)

dalam air yang diberikan perekat atau getah pohon

2. Tinta logwood, tinta ini terbuat dari ekstrak air dari potongan – potongan kayu

yang dicampur dengan potongan dikromat (K2Cr2O7). Tembaga dan garam –

Page 3: Laporan Praktikum Kimia Forensik

garam aluminium kadang – kadang juga dipakai dalam unsur tinta tersebut. Tinta

jenis ini tidak dipakai dan tidak diproduksi lagi

3. Tinta tulis Fe-gallotannate dengan kadar Fe yang rendah, tetapi mengandung

bahan sumba yang lebih banyak daripada tinta – tinta yang lain. Tinta ini bersifat

netral dan tidak korosif.

4. Tinta Iron Gallotannate, tinta ini terdiri dari suspensi yang berwarna hitam dari

ferritannat yang tidak larut dalam zat perekat yang terbuat dari pelvis gummi

arabbicum. Tinta ini bersifat korosif.

5. Tinta tulis alkalin, merupakan tinta cepat kering yang bersifat alkalis yang

memiliki pH antara 9-11. Cairan yang bersifat alkalis akan menyerap dengan

cepat kedalam serat kertas, sehingga tinta menjadi cepat kering

6. Tinta pena ballpoint adalah pasta dimana unsur – unsur pewarna yang mungkin

adalah sumba, pigmen atau grafik yang dilarutkan atau disuspensikan ke dalam

suatu solven. Pelarut yang mungkin digunakan basa, jenis minyak, jenis alcohol,

dan dengan perekat alami atau perekat sintetis.

7. Tinta cetak, tinta ini terdiri dari campuran pigmen – pigmen berwarna, carbon

black dan suatu bahan minyak, perekat, perekat sintetik.

8. Tinta stempel, karena tinta dalam sampel tidak boleh kering, sehingga tinta ini

dibuat dengan bantuan glyserolglyool, polyglycols ataubenzil alcohol dan air.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengujian suatu

tinta yaitu :

1. Pengujian dengan reagen – reagen kimia pada bekas tinta dokumen atau

pada bagian – bagian dokumen yang terkena tinta. Dengan test ini jenis tinta

dapat ditentukan serta sifat alami adan sifat lain dari bahan sumba yang ada

dalam tinta tersebut

2. Uji kromatografi untuk memisahkan bahan – bahan sumba di dalam tinta.

Metode ini terbatas pada perbandingan bahan sumba dan tinta, tetapi dapat

digunakan untuk mengidentifikasi satu atau dua komponen lain dari bahan

sumba

3. Identifikasi masing – masing unsur tinta seperti FeSO4 dan FeCl2 sebagai

penentuan kuantitatif dari besi atau kadar sulfat dalam tinta. Dapat dilakukan

dengan pengukuran absorpsi sinar oleh kertas

4. Penentuan umur tinta, untuk membandingkan pemeriksaan tinta reaksi dari

tinta. Fragmen hendaknya dilihat di bawah mikroskop. Fragmen yang berisi

bercak tinta yang intesitas warnanya sama digunakan sebagai perbandingan.

Pada umumnya bercak tinta yang tipis akan memberikan reaksi lebih cepat

dan lebih sempurna dibandingkan dengan bercak tinta yang tebal. Disamping

Page 4: Laporan Praktikum Kimia Forensik

itu terlihat bahwa flourosensi di bawah sinar ultraviolet akan tampak berbeda

bila pHnya berubah. Oleh karena itu untuk pemeriksaan tinta tertentu

diupayakan reagen yang digunakan dapat memberikan reagen yang spesifik.

Pada umumnya tinta menggunakan beberapa zat warna. Oleh karena itu

analisis secara kromatografi kertas harus dapat membedakan serta mengidentifikasi

zat warna yang diperlukan berbagai macam zat warna yang beredar di pasaran yang

biasa dipakai untuk pembuatan tinta. Kesulitan besar akan dialami pada saat

melakukan identifikasi karena beberapa zat warna tidak diproduksi dalam keadaan

murni, melainkan dicampur dengan warna – warna lainnya. Untuk alasan tersebut,

suatu analisis komperatif dari beberapa sampel untuk multi violet dari berbagai

macam pabrik akan menghasilkan kromatogram yang berbeda – beda.

Kertas dapat digunakan untuk memisahkan suatu zat terlarut melalui proses

migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah

satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di

dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya

perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau

kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat

diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik. Pada kromatografi kertas

sebagai penyerap digunakan sehelai kertas dengan susunan serabut dan tebal yang

sesuai. Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai

tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Pada kromatografi kertas, fase diam

yang digunakan adalah zat padat yang disokong dengan serbuk selulosa yang

berupa kertas, dapat pula berupa kertas saring whatmann. Sedangkan fase

geraknya berupa campuran yang terdiri dari satu komponen organic yang utama, air

dan berbagai tambahan seperti asam – asam, basa atau pereaksi kompleks. Untuk

memperbesar kelarutan dari beberapa senyawa, dan pelarut ini harus sangat mudah

menguap.

Setetes dari larutan cuplikan yang mengandung campuran yang akan

dipisahkan, diteteskan pada daerah yang diberi tanda diatas sepotong kertas dimana

tetesan – tetesan tersebut akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah

kering, kemudian pelarut akan bergerak melalui serat – serat dari kertas dan

menggerakkan komponen – komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan

jarak dalam arah aliran pelarut. Metode identifikasi yang paling mudah adalah

berdasarkan kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan

harga Rf. Nilai Rf adalah jarak yang dipindahkan oleh suatu zat terlarut terhadap

jarak yang dipindahkan oleh garis depan pelarut selama jangka waktu yang sama.

Page 5: Laporan Praktikum Kimia Forensik

c. Materi dan Metode

A. Untuk eksperimen spot test

i. Alat :

Plat tetes

Pipet tetes

Batang Pengaduk

Penangas air

ii. Bahan :

Bermacam – macam tinta

Dokumen (model)

iii. Reagen :

Asam oksalat ± 5%

Asam sitrat ± 5%

H2SO4 15%

HNO3 20%

NaOH 4%

NH4OH ± 10%

KCN ± 2%

HCl 10%

B. Untuk eksperimen kromatografi kertas untuk pengujian tinta

i. Alat :

Kertas kromatografi

Chamber

Gelas beaker

Gelas ukur

Tabung reaksi

Pipet kapiler

Kertas saring

ii. Bahan :

Bermacam – macam tinta dan bahan pewarna

Aseton

Amonia

Propanol

Fenol

Asam asetat

Page 6: Laporan Praktikum Kimia Forensik

Aquadest

C. Prosedur Kerja

A. Eksperimen spot test

1. Masing – masing tinta diteteskan sejumlah 2-3 tetes di atas plat tetes,

sesuai dengan tes yang akan dilakukan.

2. Reagen diteteskan di atas masing – masing tinta

3. Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat (dibandingkan

dengan table 1 dan 2 di bawah)

4. Langkah ini dilakukan juga untuk tinta hasil isolasi (dbandingkan

dengan tinta yang digunakan, yang mana menunjukkan hasil

perubahan warna yang sama).

Tabel 1. Identifikasi tinta secara umum

Reagen : Asam

oksalat

Asam sitrat H2SO4 15% HNO3 20% NaOH 4% HCl 10%

Tinta

Fe-gall Warna

memudar

Warna

memudar

Warna

memudar

Warna

memudar

Merah tua Kuning

Logwood

dengan

K2CrO4

Violet Violet Merah Merah Coklat Merah

keunguan

Logwood

dengan

CuSO4

Jingga Jingga Merah

keunguan

Merah

keunguan

Berangsur

– angsur

merah tua

Merah

darah

Nigrosin Tidak

berubah

Menjadi

biru

Tidak

berubah

Sedikit

berubah

Berangsur

– angsur

merah tua

Sedikit

berubah

Vanadium Warna

memudar

Warna

memudar

Warna

memudar

Warna

memudar

Menjadi

coklat tua

Warna

memudar

Resorsinol Merah

terang

Warna

memudar

Merah

terang

Merah

muda

Merah

muda

Tidak

berubah

Tabel 2. Identifikasi tinta berwarna

Page 7: Laporan Praktikum Kimia Forensik

Reagen : Larutan

dalam air

HCl 10% HNO3 20% NH4OH ±

10%

KCN ± 2%

Tinta

Prussian

blue

Larutan

biru

Hijau

kemudian

kuning

Tidak

berwarna

ketika

dihangatkan

Tidak

berwarna

ketika

dihangatkan

Tidak

berubah

Cochineal Kuning

kemerahan

Jingga Tidak

berubah

Violet Ungu tua

Tannin Kuning Kuning

kehijauan

Tidak

berubah

Kuning tua Kemerahan

Indigo

carmin

Larutan

biru

Biru muda Tidak

berubah

Hijau, saat

dipanaskan

biru muda

Lebih

muda, lalu

biru muda

B. Eksperimen kromatografi kertas untuk pengujian tinta

1. Chamber dijenuhkan dengan larutan pengembang yang dipilih salah

satunya sebagai berikut :

Propanol : air : fenol = 56 : 30 : 14

Propanol : ammonia 25% : air = 8 : 2 : 2

Fenol : air : asam asetat = 75 : 25 : 0,3

Pengembang lain

2. Tinta diekstrasikan dengan aseton secukupnya (dalam tabung reaksi)

3. Ekstrak aseton ditotolkan pada kertas kromatografi

4. Dielusikan sampai tanda batas

5. Dikeringkan lalu hasilnya dlihat di bawah sinar UV

6. Noda ditandai dan Rf masing – masing noda dihitung

D. Skema Kerja

A. Untuk eksperimen spot test

Diteteskan sebanyak 2-3 tetes diatas plat tetes

Mcam - mMacam-macam tintaMacam – macam tinta

Page 8: Laporan Praktikum Kimia Forensik

Reagen diteteskan pada masing-masing tinta

Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi

B. Untuk eksperimen kromatografi untuk pengujian tinta

Chamber dijenuhkan dengan larutan pengembang

Diekstraksikan tinta dengan aseton dalam tabung reaksi

Ditotolkan ekstrakaseton pada kertas kromatografi

Dielusi sampai tanda batas

Tetesan tinta di plat tetes

Terjadi perubahan warna pada tinta

Bandingkan hasil perubahan warna

dengan tabel 1 dan 2 pada buku

penuntun praktikum

Chamber berisi larutan pengembang

Ekstak tinta dengan aseton

Totolan ekstrakaseton pada kertas

kromatografi

Kertas kromatografi setelah dielusi

Larutan pengembang Propanol :

Amonia 25% : Air = 4: 1 : 1

Page 9: Laporan Praktikum Kimia Forensik

Dikeringkan lalu dilihat hasilnya dibawah sinar UV

Tandai noda dan dihitung Rf masing-masing noda

E. Hasil dan Pembahasan

A. Spot test

Pengujian tinta yang dilakukan dalam percobaan ini adalah spot test yaitu

dengan cara mereaksikan berbagai sampel tinta yang berbeda dengan beberapa

reagen yang sama, maka akan diperoleh hasil yang berbeda bergantung dari jenis

tinta yang digunakan. Dalam percobaan ini digunakan 5 sampel tinta dan 8 reagen.

Masing – masing tinta akan direaksikan dengan kedelapan reagen tersebut

kemudian dibandingkan dengan tabel. Adapun hasil dari spot test yang diperoleh

adalah sebagai berikut

Tinta Denith Merah Pelikan

Hitam

Denith Hijau Snowman

Biru

Snowman

HitamReagen

Asam oksalat

5%

Tidak

berubah

Warna

memudar

menjadi

bening

Tidak

berubah

warna (hijau)

Warna

memudar

(bening)

Hitam, hijau,

kekuningan,

memudar

Asam sitrat

5%

Merah terang Warna

memudar

Berubah

menjadi biru

Tetap Memudar

HNO3 20% Merah tetap Memudar Orange

kecoklatan

Orange Memudar

NH4OH ±

10%

Merah darah Tetap hitam Warna

memudar

Tetap Memudar

Terlihat bercak noda pada kertas

kromatografi

Nilai Rf masing-masing noda

Page 10: Laporan Praktikum Kimia Forensik

menjadi

bening

H2SO4 15% Memudar Memudar Orange Hjau

kekuningan

Tetap

NaOH 4% Coklat

kehitaman

Memudar Memudar Lebih terang

(biru)

Memudar

KCN 20% Merah terang Lebih terang Memudar

(hijau tua)

Memudar Lebih terang

HCl Warna

memudar

Memudar Kuning

kecoklatan

Hijau Memudar

Sampel tinta yang diuji pertama adalah tinta denith merah, pada tabel dapat

dilihat bahwa saat direaksikan dengan asam oksalat 5%, perubahan warna yang

terjadi sama dengan tinta nigrosin. Namun pada saat tinta direaksikan dengan asam

sitrat 5 %, perubahan warna yang terjadi tidak memiliki kesamaan dengan tinta pada

tabel. Tinta direaksikan dengan HNO3 20% menghasilkan warna merah, mirip

dengan tinta Logwood dengan K2CrO4. Kemudian tinta direaksikan dengan NH4OH ±

10% menghasilkan warna merah, namun pada tabel tidak ada perubahan warna

yang mirip. Berikutnya pereaksi yang digunakan adalah H2SO4 15%, warna memudar

seperti pada tinta Fe-gall dan tinta vanadium. Pereaksi NaOH 4% menghasilkan

warna coklat kehitaman, mirip dengan tinta Logwood dengan K2CrO4 dan tinta

vanadium. Saat direaksikan dengan KCN 20% menghasilkan warna merah terang,

mirip dengan tinta tannin. Terakhir tinta direaksikan dengan HCl menghasilkan warna

memudar, mirip dengan tinta vanadium. Tinta Denith merah ini memiliki kesamaan

sifat dengan tinta Vanadium.

Sampel tinta yang kedua adalah Pelikan hitam. Sampel direaksikan dengan

asam oksalat 5% menghasilkan warna memudar menjadi bening, sama dengan tinta

Fe-gall dan vanadium. Direaksikan dengan asam sitrat 5 % menghasilkan warna

memudar mirip dengan tinta Fe-gall, vanadium dan resorsinol. Kemudian direaksikan

dengan HNO3 20% menghasilkan warna memudar, sama seperti tinta Fe-gall dan

Vanadium. Direaksikan dengan NH4OH ± 10% menghasilkan warna tetap hitam,

mirip dengan perubahan tinta Prussian blue. Direaksikan dengan H2SO4 15%

menghasilkan warna memudar, mirip dengan tinta Fe-gall dan Vanadium.

Direaksikan dengan NaOH 4% menghasilkan warna memudar, tidak ada perubahan

tinta yang mirip. Direaksikan dengan KCN 20% menghasilkan warna lebih terang,

Page 11: Laporan Praktikum Kimia Forensik

mirip dengan tinta Indigo carmin. Terakhir direaksikan dengan HCl menghasilkan

warna memudar, mirip dengan tinta vanadium. Dari kedelapan reaksi yang dilakukan

tinta Pelikan hitam lebih banyak memiliki kemiripan dengan tinta Fe-gall dan

Vanadium.

Sampel tinta yang ketiga adalah Denith hijau. Sampel direaksikan dengan

asam oksalat 5% menghasilkan warna tidak berubah, sama dengan tinta nigrosin.

Direaksikan dengan asam sitrat 5 % menghasilkan warna biru, mirip dengan tinta

nigrosin. Kemudian direaksikan dengan HNO3 20% menghasilkan orange

kecoklatan, namun dalam tabel tidak ada perubahan yang sama. Direaksikan

dengan NH4OH ± 10% menghasilkan warna memudar, tidak ada perubahan warna

yang sama pada tabel. Direaksikan dengan H2SO4 15% menghasilkan warna orange,

tidak ada perubahan warna yang sama pada tabel. Direaksikan dengan NaOH 4%

menghasilkan warna memudar, tidak ada perubahan tinta yang mirip pada tabel.

Direaksikan dengan KCN 20% menghasilkan warna memudar, tidak ada perubahan

tinta yang mirip pada tabel. Terakhir direaksikan dengan HCl menghasilkan warna

kuning kecoklatan, perubahan yang mirip dengan tinta Fe-gall, Prussian blue dan

Tannin. Dari kedelapan reaksi yang dilakukan tinta Denith hijau lebih banyak memiliki

kemiripan dengan tinta Nigrosin.

Sampel tinta yang keempat adalah Snowman biru. Sampel direaksikan

dengan asam oksalat 5% menghasilkan warna memudar, sama dengan tinta Fe-gall

dan vanadium. Direaksikan dengan asam sitrat 5 % menghasilkan warna yang tetap,

namun dalam tabel tidak ada perubahan yang sama. Kemudian direaksikan dengan

HNO3 20% menghasilkan warna orange, namun dalam tabel tidak ada perubahan

yang sama. Direaksikan dengan NH4OH ± 10% menghasilkan warna yang tetap,

namun tidak ada perubahan warna yang sama pada tabel. Direaksikan dengan

H2SO4 15% menghasilkan warna hijau kekuningan, namun tidak ada perubahan

warna yang sama pada tabel. Direaksikan dengan NaOH 4% menghasilkan warna

lebih terang atau biru, namun tidak ada perubahan tinta yang mirip pada tabel.

Direaksikan dengan KCN 20% menghasilkan warna memudar, tidak ada perubahan

tinta yang mirip pada tabel. Terakhir direaksikan dengan HCl menghasilkan warna

hijau, namun tidak ada perubahan yang mirip pada tabel. Dari kedelapan reaksi yang

dilakukan tinta Snowman biru hanya memiliki satu kemiripan sifat dengan tinta Fe-

gall dan Vanadium. Selainnya tak ada satupun sifat yang mirip dengan tinta

pembanding.

Sampel tinta yang kelima adalah Snowman hitam. Sampel direaksikan

dengan asam oksalat 5% menghasilkan warna hijau kekuningan, namun dalam tabel

tidak ada perubahan yang sama. Direaksikan dengan asam sitrat 5 % menghasilkan

Page 12: Laporan Praktikum Kimia Forensik

warna memudar, mirip dengan perubahan tinta Fe-gall dan vanadium. Kemudian

direaksikan dengan HNO3 20% menghasilkan warna memudar, mirip dengan

perubahan tinta Fe-gall dan vanadium. Direaksikan dengan NH4OH ± 10%

menghasilkan warna memudar, namun tidak ada perubahan warna yang sama pada

tabel. Direaksikan dengan H2SO4 15% menghasilkan warna yang tetap, mirip dengan

perubahan tinta nigrosin. Direaksikan dengan NaOH 4% menghasilkan warna

memudar, namun tidak ada perubahan tinta yang mirip pada tabel. Direaksikan

dengan KCN 20% menghasilkan warna lebih terang, namun tidak ada perubahan

tinta yang mirip pada tabel. Terakhir direaksikan dengan HCl menghasilkan warna

memudar, mirip dengan perubahan warna tinta vanadium. Dari kedelapan reaksi

yang dilakukan tinta Snowman hitam memiliki kemiripan sifat dengan tinta Fe-gall

dan Vanadium. Namun kemiripan sifat lebih banyak dengan tinta Vanadium.

B. Kromatografi kertas untuk pengujian tinta

Untuk memisahkan komponen – komponen dalam tinta digunakan

kromatografi kertas. Sampel yang digunakan sebanyak lima sampel yaitu Snowman

hitam, Snowman hitam, Denith merah, Denith hijau dan Pelikan hitam. Fase diam

yang digunakan adalah kertas dan fase gerak yang digunakan terdiri dari etanol :

ammonia : air = 4 : 1 :1 (12 ml : 3 ml: 3ml). Pertama chamber dijenuhkan dengan

larutan pengembang yaitu etanol : ammonia : air = 4 : 1 :1. Sementara chamber

dijenuhkan, tinta yang akan dipisahkan diekstraksikan dengan aseton secukupnya

dalam tabung reaksi. Ekstrak aseton kemudian ditotolkan pada bagian batas bawah

fase diam. Batas bawah dan atas yang digunakan adalah 1 cm dan jarak tempuh

pelarut adalah 8 cm. Setelah kelima sampel ditotolkan, sampel kemudian dielusikan

pada chamber sampai tanda batas. Setelah pelarut sampai pada tanda batas, kertas

yang digunakan sebagai fase diam dikeringkan. Setelah kering noda – noda yang

dihasilkan oleh kelima sampel tinta ditandai dan dihitung nila Rf masing – masing

noda. Adapun kromatogram masing – masing noda dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Page 13: Laporan Praktikum Kimia Forensik

Dari kromatogram tersebut kemudian dihitung Rf yang diperoleh. Adapn

pergerakan komponen – komponen tersebut adalah sampel 1 Snowman hitam,

dengan pergerakan 0 cm, sampel 2 Snowman biru dengan pergerakan 7,9 cm,

sampel 3 Denith merah dengan pergerakan 6,7 cm, sampel 4 Denith hijau dengan

pergerakan 7,9 cm, dan sampel 5 Pelikan hitam dengan peregerakan 5,4 cm.

Sehingga nilai Rf kelima sampel adalah

● Snowman hitam →

● Snowman biru →

● Denith merah →

● Denith hijau →

● Pelikan hitam →

Dari nilai Rf yang diperoleh dapat dilihat bahwa setiap tinta memiliki

pergerakan komponen yang berbeda. Setiap tinta bergerak dengan kecepat yang

berbeda dan menghasilkan noda pada jarak yang berbeda pula. Dari tabel dapar

Page 14: Laporan Praktikum Kimia Forensik

dilihat bahwa nilai Rf yang paling besar dihasilkan oleh tinta Snowman biru dan

Denith hijau, sedangkan nilai Rf yang paling kecil dihasilkan oleh tinta Snowman

hitam. Nilai Rf tinta Snowman hitam yang 0 ini dapat disebabkan karena pergerakan

tinta hitam pada kertas kromatografi sangat lambat sehingga tidak dapat diukur

pergerakannya, dibutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pergerakan. Namun

untuk melihat peregerakannya dapat dilakukan dengan cara mengganti fase gerak

yang digunakan ataupun dengan mengganti metode pemisahan yang digunakan.

F. Kesimpulan dan Saran

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Identifikasi tinta dengan metode spot dilakukan dengan membandingkan

perubahan warna tinta pada percobaan dengan tinta standar

2. Adapun sifat kelima tinta yang digunakan yaitu :

a. Tinta Denith merah memiliki kemiripin sifat dengan tinta Vanadium

b. Tinta Pelikan hitam memiliki kemiripan sifat dengan tinta Fe-gall dan

Vanadium

c. Tinta Denith hijau memiliki kemiripan sifat dengan tinta Nigrosin

d. Tinta Snowman biru memiliki kemiripan sifat dengan tinta Fe-gall dan

Vanadium

e. Tinta Snowman hitam memiliki kemiripan sifat dengan tinta Vanadium

3. Kelima sampel tinta yang diujikan memiliki komposisi yang berbeda, walaupun

memiliki merk dagang yang sama

4. Larutan pengembang yang digunakan etanol : ammonia : air = 4 : 1 :1

5. Setip tinta memiliki pergerakan yang berbeda – beda

6. Nilai Rf yang paling besar dihasilkan oleh Snowman Biru dan Denith hijau

7. Nilai Rf yang paling kecil dihasilkan oleh Snowman hitam

Saran bagi praktikan yang akan melakukan percobaan yang sama

diharapkan dapat memiliki referensi yang lebih banyak mengenai perubahan warna

yang terjadi pada berbagai macam merk tinta dan juga komposisi tinta yang akan

diuji ataupun tinta yang banyak beredar di pasaran. Pada percobaan kromatografi

kertas diharapkan dapat ditemukan larutan pengembang yang terbaik untuk

memisahkan tinta tersebut

G. Daftar Pustaka

Page 15: Laporan Praktikum Kimia Forensik

Anonim, 2010, Pengaruh Berbagai Jenis Kertas (Kertas Linen, Kertas Hvs,

Kertas Glossy, Kertas Kayu, Dan Kertas Buffalo), Terhadap

Kecepatan Kapilaritas Zat Cair, http://linda-

haffandi.blogspot.com/2010/12/pengaruh-berbagai-jenis-kertas-

kertas.html, diakses pada 12 Mei 2011.

Anonim, 2011, Tinta, http://id.wikipedia.org/wiki/Tinta/, diakses pada 10 Mei

2011.

Djingga, Wayan, 2000, Diktat KUliah Kimia Forensik II, Jurusan Kimia F.

MIPA UNUD, Bukit JImbaran.

Eti're, 1993, Chemistry, Pustaka Widya, Jakarta.

Staf Laboratorium Kimia Forensik, 2011, Penuntun Praktikum Kimia Forensik,

Laboratorium Kimia Forensik, Jurusan Kimia, F. MIPA UNUD, Bukit

Jimbaran.

H. Data Eksperimen Asli yang diparaf pengawas

Page 16: Laporan Praktikum Kimia Forensik