Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

10
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ACARA V MORFOLOGI DAN PENGECATAN GRAM Disusun Oleh Kelompok IV Syarah Meiga E. PT/6214 Masdar PT/6221 Bernadetha Ana M. PT/6224 Moh. Sofi’ul A. PT/6266 Ershanti Meifrila W. PT/6326 Dini Dwi L. PT/6384 Asisten : Era Rahmawati LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Transcript of Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

Page 1: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

ACARA V

MORFOLOGI DAN PENGECATAN GRAM

Disusun Oleh

Kelompok IV

Syarah Meiga E. PT/6214Masdar PT/6221Bernadetha Ana M. PT/6224Moh. Sofi’ul A. PT/6266Ershanti Meifrila W. PT/6326Dini Dwi L. PT/6384

Asisten : Era Rahmawati

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISIBAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2013

Page 2: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

ACARA V

MORFOLOGI DAN PENGECATAN GRAM

Tujuan

Tujuan dari praktikum pengenalan alat adalah untuk menentukan gram positif

atau negative bekteri yang diuji.

Tinjauan Pustaka

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur, dan sifat-

sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan

kontras. Salah satu cara untuk mengamati dan melihat bentuk sel bakteri adalah

dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bakteri. Metode pengecatan dan

pewarnaan bakteri berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya, seperti mengetahui

reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jawetz, 2008).

Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka terhadap

pewarnaan gram. Pewarnaan gram menjadi penting karena reaksi gram berhubungan

dengan sifat morfologi lain dalam bentuk hubungan filogenik. Organisme yang

berpotensi gram positif mungkin hanya dapat dilihat dengan pewarnaan gram pada

kondisi lingkungan yang sesuai dan pada biakan muda. Prosedur pewarnaan gram

dimulai dengan pemberian pewarna basa, kristal violet. Larutan iodin kemudian

ditambahkan, semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini. Sel kemudian diberi

alkohol. Sel gram positif akan tetap mengikat senyawa kristal violet iodin, tetap

berwarna biru, sel gram negatif warnanya hilang oleh alkohol. Sebagai langkah terakhir,

counter stain (misalnya Safranin pewarna merah) ditambahkan, sehingga sel gram

negatif yang tidak berwarna, akan mengambil warna kontras, sedangkan sel gram

positif terlihat dalam warna biru (Jawetz, et. al. 2001).

Menurut Pradhika (2009), lebih dari 120 tahun yang lalu Hans Christian Gram

menemukan metode diferensiasi yang paling penting dalam bakteriologi yaitu

pewarnaan gram. Metode ini tidak banyak berubah sejak 1884 walaupun telah

Page 3: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

dilakukan beberapa modifikasi untuk meningkatkan efisiensi. Prosedur pewarnaan gram

dinilai relatif sulit dalam prakteknya, selain sukar memutuskan warna ungu atau merah,

cara ini juga membutuhkan banyak biaya, waktu, reagen harus diganti secara berkala

dan seringkali berantakan. Kekurangan ini disebabkan oleh adanya beberapa tahap

yang membutuhkan perlakuan zat warna dan reagen selama satu menit lalu dilakukan

pembilasan yang mungkin dapat tumpah di meja. Menurut Sacher (2004), keberhasilan

pewarnaan gram adalah mikroorganisme dapat dibedakan berdasarkan struktur dinding

selnya. Bakteri gram positif akan terwarnai ungu yang menunjukkan bahwa bakteri

tersebut memiliki dinding sel yang tebal, bakteri gram negatif akan terwarnai merah

yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki dinding yang tipis, dilapisi membran

luar yang mengandung lipopolisakarida.

Menurut Bailey (2007), teknik pewarnaan pada bakteri terbagi menjadi empat

macam, yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial, dan

pengecatan struktural. Menurut Brooks (2001), bakteri gram positif adalah bakteri yang

dapat mempertahankan zat warna gram A yang mengandung kristal violet, sedangkan

bakteri gram negatif akan berwarna merah atau merah muda dikarenakan warna ungu

dapat dilunturkan yang kemudian mengikat warna gram D.

Menurut Elrod (2006), bentuk bakteri meliputi basilus (batang), kokus (bulat),

spirilus (spiral), spiroketa (heliks), dan bercabang. Empat reagen yang diperlukan dalam

pewarnaan adalah zat warna utama (kristal violet), mordan (larutan iodin) yang

digunakan untuk mengintensifkan warna utama, aseton (alkohol) yang digunakan untuk

melunturkan zat warna utama, dan zat warna kedua (safranin) yang digunakan untuk

mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan

alkohol.

Identifikasi bakteri meliputi pemeriksaan morfologi, pewarnaan gram, dan uji

biokimia, antara lain uji O/F, uji oksidase, uji katalase, uji motilitas, produksi indol, uji

TSIA, uji gula, dan pewarnaan gram. Pewarnaan gram bertujuan untuk menentukan

kelompok bakteri gram positif dan kelompok bakteri gram negatif. Cara kerja dari

pewarnaan gram adalah dengan menyuspensikan bakteri dengan ose, kemudian

diletakkan pada obyek dan difiksasi, lalu ditetesi dengan larutan gram A yang

mengandung kristal violet, kemudian tetesi dengan larutan gram B yang mengandung

Page 4: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

lugol, tetesi dengan larutan gram C yang mengandung alkohol, dan yang terakhir tetesi

dengan larutan gram D yang mengandung safranin (Kismiyati. 2009).

Page 5: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

Materi dan Metode

Materi

Alat. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas benda, gelas

penutup, pipet tetes, dan mikroskop.

Bahan. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah biakan murni

(Lactobacillus plantarum), dan larutan cat yang meliputi kristal violet, iodin, etanol 95%,

dan safranin.

Metode

Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol

sampai bebas lemak dan debu, kemudian diberi label pada ujung gelas benda dengan

nama atau inisial mikrobia yang akan dicat, kemudian gelas benda di bagian bawah

digambari lingkaran dengan diameter sekitar 1 cm dengan spidol. Darah ini digunakan

sebagai gambar larutan yang ada di sebaliknya. Permukaan gelas benda di dalam

daerah yang sudah digambar ditetesi aquades, lalu biakan bakteri diambil sedikit

dengan ose bermata secara aseptis dan dicampur dengan aquades yang ada pada

gelas benda, kemudian diratakan pada seluruh bulatan area, lalu dikering anginkan

hingga membentuk noda. Fiksasi dilakuakn dengan cara melewatkan gelas benda pada

nyala api beberapa kali dan mencegah gelas benda terkena nyala api langsung,

kemudian ditetesi cat utama kristal violet dan didiamkan selama satu menit, lalu cuci

dengan air mengalir dan dikering anginkan, kemudian ditetesi dengan iodin dan

didiamkan selama satu menit, lalu cuci dengan air mengalir dan dikering anginkan,

kemudian ditetesi dengan etanol dan didiamkan selama satu menit, lalu cuci dengan air

mengalir dan dikering anginkan, kemudian ditetesi zat penutup safranin dan didiamkan

selama dua menit, lalu uci dengan air mengalir dan dikering anginkan, kemudian

permukaan gelas benda ditutup dengan penutup untuk diamati di bawah mikroskop. Sel

akan berwarna merah muda (gram negatf) atau biru ungu (gram positif), lalu catat hasil

yang diperoleh.

Page 6: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Hasil yang diperoleh pada praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai

berikut.

Gambar 1. Lactobacillus plantarum

Menurut citizendium (2010), gambar bakteri Lactobacillus plantarum yang

diamati di bawah mikroskop memiliki bentuk sebagai berikut.

Gambar 2. Lactobacillus plantarum

Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa bakteri

Lactobacillus plantarum merupakan bakteri gram positif yang berbentuk batang,

organotropik, aerotoleran, dan sering disebut bakteri asam laktat karena mendapatkan

sebagian besar energi dari konversi glukosa menjadi laktat melalui fermentasi

homolaktik yang menggunakan jalur EMP dan heterofermentatif yang menggunakan

jalur phosphoketolase (Citizendium, 2010).

Fungsi dari masing-masing reagen adalah

Page 7: Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar V

Menurut Sumardi (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi pengecatan meliputi

fiksasi, itensifikasi pengecatan, peluntur cat, dan cat penutup. Fiksasi bertujuan untuk

mencegah megkerutnya globula-globula protein sel, melekatkan bakteri diatas obyek,

membunuh mikroba secara tepat degan tidak merusak struktur sel, merubah afinitas

cat, mencegah otolisis pada sel, membuat sel lebih kuat. Itensifikasi pengecatan

biasanya menggunakan mordan. Mordan adalah suatu zat kimia yang dapat

meyebabkan cat terikat kuat pada jarigan sel. Peluntur cat digunakan untuk

mendapatkan kontras yang baik pada bayangan mikroskop. Contoh zat peluntur adalah

alkohol, aseton, air, HCl, KOH, NaOH. Cat penutup bertujuan untuk memberikan

kontras pada sel sel yang tidak menyerap cat utama. Contoh dari cat penutup adalah

methilen blue, safranin, dan erythrosin.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Bailey and Scott’s. 2007. Diagnostic Microbiology 12 th Edition. Houston. Mosby Elsevier.

Brooks, G. F., Janet S. B., dan Stephen A. M. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.

Citizendium. 2010. Lactobacillus plantarum. Taken from http://en.citizendium.org on Mei 19, 2013 at 22.02 WIB.

Elrod, S. L. dan Stansfield. 2006. Genetika Edisi 4. Erlangga. Surabaya.Jawetz E., et. al. 2008. Microbiologi Kedokteran Edisi 23. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta.______________. 2001. Mikrobiologi kedokteran. Airlangga University Press.

Surabaya.Pradhika, E. I. 2009. Bab I Alat-alat dalam Laboratorium Mikrobiologi Bagian I. Taken

from http://praktikmikrobiologi.blogspot.com on Mei 14, 2013 at 06.55 WIB. Prescott, et. al. Microbiology 7 th Edition. McGraw-Hill. Boston.Sacher, R. A. dan McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Kismiyati, dkk. 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif pada Luka Ikan

Maskoki (Carassius auratus) Akibat Infestasu Ektoparasit Argulus sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kehutanan Volume 1 Nomor 2.

Sumardi. Dr. 2006. Mikrobiologi. Universitas Lampung. Bandar Lampung ).