Lapran Ekstensibilitas Wanto

22
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerak manusia dihasilkan oleh kontraksi otot yang menghasilkan gaya untuk menggerakkan anggota badan, pada gerak sadar, sinyal perintah dari pusat sistem syaraf ditransmisikan melalui syaraf tulang belakang (spinal cord) lalu ke otot untuk menghasilkan gaya. Otot berfungsi dengan normal jika antara sistem syaraf, spinal cord, dan otot terhubung secara utuh dan bekerja dengan baik. Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi ketika dirangsang. Rangsangan pada otot dapat berupa rangsangan mekanik seperti pijatan, rangsangan karena suhu panas atau dingin, dan rangsangan kimia seperti asam dan basa. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Setiap hari kita selalu aktif bergerak, mulai dari berjalan, bekerja sampai melakukan kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut

description

ekstensibilitas

Transcript of Lapran Ekstensibilitas Wanto

I. PENDAHULUAN A. Latar BelakangGerak manusia dihasilkan oleh kontraksi otot yang menghasilkan gaya untuk menggerakkan anggota badan, pada gerak sadar, sinyal perintah dari pusat sistem syaraf ditransmisikan melalui syaraf tulang belakang (spinal cord) lalu ke otot untuk menghasilkan gaya. Otot berfungsi dengan normal jika antara sistem syaraf, spinal cord, dan otot terhubung secara utuh dan bekerja dengan baik.Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi ketika dirangsang. Rangsangan pada otot dapat berupa rangsangan mekanik seperti pijatan, rangsangan karena suhu panas atau dingin, dan rangsangan kimia seperti asam dan basa. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Setiap hari kita selalu aktif bergerak, mulai dari berjalan, bekerja sampai melakukan kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut tidak lepas dari peranan otot dalam tubuh kita. Kontraksi terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi terjadi jika otot sedang beristirahat.Mengembangkan ketegangan (tension) merupakan salah satu sifat karakteristik yang khas pada jaringan otot. Otot di dalam tubuh manusia memegang peranan penting dalam mengaktifkan gerakan organ tubuh, baik organ dalam seperti alat pencernaan, jantung, paru-paru, sampai pada anggota tubuh seperti tangan, kaki semuanya dapat melakukan aktivitas gerak karena otot.Otot memiliki sifat khusus yaitu sifat ekstensibilitas, elastisitas dan kontraktilitas. Ekstensibilitas artinya sel-sel dapat meregang (memanjang) sampai batas tertentu apabila kepadanya diberikan gaya (beban/tarikan). Elastisitas artinya sel-sel otot dapat kembali pada bentuk semula apabila gaya yang diberikan kepadanya dihilangkan. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan praktrikum ekstensibilitas dan elastisitas otot.B. Rumusan MasalahRumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui kemampuan ekstensibilitas dan elasititas otot polos dan otot serat lintang ?

C. Tujuan Praktikum Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstensibilitas dan elasititas otot polos dan otot serat lintang.

D. Manfaat PraktikumManfaat pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui kemampuan ekstensibilitas dan elasititas otot polos dan otot serat lintang.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Otot Otot merupakan organ tubuh yang sangat penting yang memilki fungsi antara lain untuk mengontrol dan mengkoordinasi semua aktivitas normal tubuh serta berperan dalam penyimpanan memori. Otot memiliki sifat khusus yaitu sifat ekstensibilitas, elastisitas dan kontraktilitas. Ekstensibilitas artinya sel-sel dapat meregang (memanjang) sampai batas tertentu apabila kepadanya diberikan gaya (beban/tarikan). Elastisitas artinya sel-sel otot dapat kembali pada bentuk semula apabila gaya yang diberikan kepadanya dihilangkan. Jaringan otak memiliki sel utama yakni sel saraf (neuron) yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal dari satu sel ke sel lainnya, serta sel-sel gila yang berfungsi untuk melindungi, mendukung, merawat, serta mempertahankan homeostatis cairan di sekeliling neuron (Djuwita, 2012).Otot dibagi menjadi tiga macam yaitu otot polos, otot jantung dan otot rangka. Kira-kira 40 persen tubuh terdiri dari otot rangka dan 5 sampai 10 persen lainnya adalah otot polos dan otot jantung. Semua otot rangka dalam tubuh terbentuk dari sejumlah serabut-serabut otot yang bergaris tengah antara 10 sampai 100 mikron; panjangnya dapat melebihi 30 cm. Tiap-tiap serabut otot dapat dirinci menjadi myofibril, serabut otot, otot dan tendon.Myofibril merupakan bagian terkecil dari serabut otot yang terdiri dari filamen miosin dan aktin. Myofibril terdiri dari unit kontraktil yang disebut sarcomer tersusun sebagai sebuah rantai. Setiap serabut otot dikelilingi oleh jaringan ikat yang disebut endomisium. (Sulistyo, 2010). Fungsi utama otot rangka adalah berkontraksi dalam rangka menggerakkan anggota tubuh dan fungsi yang lain adalah menghasilkan panas tubuh, memberi bentuk tubuh serta melindungi organ yang lebih dalam. Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena tersedianya energi dari sistem energi. Melalui kontraksi otot, tubuh manusia mampu melakukan kerja seperti mesin. Dengan kata lain, otot merupakan mesin pengubah energi kimia menjadi energi mekanik, yang terwujud dalam suatu kerja atau aktivitas fisik. Otot rangka/skelet tersusun oleh kumpulan serabut (sel) otot bergaris (muscle fiber/skeletal myocyte), mempunyai banyak inti yang terletak di tepi. (Sarifin, 2010).Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu keluhan sementara, dan keluhan menetap. Keluhan sementara yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan. Keluhan menetap yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut (Pamungkas, 2010).

B. Serabut OtotSerabut otot yang menggerkan anggota tubuh terdiri dari dua gologan utama yaitu serabut otot lambat (slow twitch fiber) dan serabut otot cepat (fast twitch fiber). Serabut otot cepat lebih sedikit mengandung kadar kapiler dibanding dnegan serabut otot lambat, sehingga serabut otot ini disebut juga serabut otot putih, sedangkan serabut otot lambat warnanya lebih merah, hal ini serabut otot lambat lambat disebut juga serabut otot merah (Iyakrus , 2011).

C. Kontraksi OtotOtot sadar memerlukan potensial aksi (action potensials) dari serabut syaraf untuk dapat berkontraksi. Ketika potensial aksi timbul, maka akan dilepaskan neurotransmitter acetyholine. Kemudian akan terjadi pengurangan polarisasi (depolarizes) antara penerima stimulan acetylcholine di dalam membran sel dari serabut otot dan membran serabut otot. Hasil akhir dari proses ini adalah sebuah kontraksi serabut otot. Unit-unit motor akan aktif secara berulang-ulang. Untuk menaikkan gaya otot, unit-unit motor aktif menaikkan kecepatan penembakan (firing rates) dan menunda unit-unit motor menjadi aktif. Kecepatan penembakan tergantung dari bermacam-macam faktor, seperti tingkatan kontraksi, ukuran otot, axonal damage, dll. Besar frekuensi penembakan dari unit-unit motor adalah diantara 5 150 Hz. (Setioningsih, 2015).

III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan TempatPraktikum ini dilasaksanakan pada hari Jumat, 16 April 2015. Pukul 14.00-16 WITA. Bertempat Laboratorium Zoologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo Kendari.

B. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat di lihat pada Tabel 1.Tabel 1. Bahan dan FungsiNo BahanFungsi

123

1.Katak (Rana Sp.)Sabagai objek pengamatan

2.Otot gastrocnemius Sabagai objek pengamatan

3.Otot polos (potongan usus)Sabagai objek pengamatan

C. Alat Alat yang digunakan pada praktium ini dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Alat dan Fungsi No AlatFungsi

123

1.Papan bedahUntuk media tempat katak di bedah

2.Pemberat Untuk

3.Tali kasurUntuk mengikat

4.Jarum pentulUntuk menusuk kaki dan tangan katak

5.Pinset Sebagai penyangga

6.Cutter Untuk membedah katak

D. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Menyiapkan alat-alat bedah di atas meja.2. Mengambil katak dan menaruhnya pada papan bedah secara telentang3. Menusuk kaki dan tangan katak menggunakan jarum pentul.4. Kemudian membedah katak menggunakan cutter.5. Lalu mengambil usus dan otot serat lintang pada katak yang telah dibedah.6. Kemudian mengikat kedua ujung potongan usus (4 cm) masing-masing dengan menggunakan tali kasur.7. Mengankat ujung benang dengan ujung satunya diberikan pemberat.8. Mengukur panjang usus sebelum diberi pemberat, berturut-turut beban ditambah dengan 10 gram hingga 50 gram. Mengukur panjang usus pada setiap pertambahan beban.9. Mengukur panjang usus pada setiap pengurangan beban seberat 10 gram, hingga beban ditiadakan.10. Mencatat hasilnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil PengamatanHasil pengamatan pada praktikum ini dapat diliha pada TabelTabel 3. Hasil pengamatan No.Beban (gram)Panjang

EkstensibilitasElastisitas

UsusGasrocnemiusUsusGastrocnemius

123456

1.03 cm1,5 cm3 cm1,5 cm

2.105 cm2 cm3,5 cm1,5 cm

3.206 cm2,3 cm3,8 cm1,6 cm

4.306 cm2,3 cm4 cm1,7 cm

5.407 cm2,3 cm4 cm1,7 cm

6.508,5 cm2,3 cm6,5 cm1,2 cm

B. PembahasanOtot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi ketika dirangsang. Rangsangan pada otot dapat berupa rangsangan mekanik seperti pijatan, rangsangan karena suhu panas atau dingin, dan rangsangan kimia seperti asam dan basa. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi terjadi jika otot sedang beristirahat.Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang saat berelaksasi. Kontrksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Denagn dmikian otot memiliki 3 karakter, yaitu kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Ektensibilitas, kemampuan otot untuk memeaanjang dan lebih panjang dari ukuran semula. Elastisitass, yaitu kemampuan otot untuk kembali ke ukuran semula.Sifat karakteristik otot adalah ekstensibilitas yaitu kemampuan terulur atau meningkatnya pemanjangan otot, dan elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan mengembalikan otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah mengalami penguluran dan memberikan transmisi ketegangan yang halus dari otot ke tulang. Sifat ekstensibilitas umumnya terdapat pada beberapa jaringan biologis. Ekstensibilitas adalah kemampuan terulur atau meningkatnya pemanjangan otot, dan elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan mengembalikan otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah mengalami penguluran dan memberikan transmisi ketegangan yang halus dari otot ke tulang.Praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui ekstensibilitas dan elastisitas otot dengan menggunakan beban yang beratnya 0 gram sampai dengan 50 gram. Pada pengukuran pertama untuk berat 0 gram, otot tidak mengalami ekstensibilitas maupun elastisitas. Panjang awal dari otot yang digunakan pada ekstensibilitas dan elastisitas otot sama untuk usus yaitu 3 cm dan gastrocnemius yaitu 1,5 cm, ketika beban 10 gram diberikan pada otot, ekstensibilitas pada usus yaitu 5 cm dan ekstensibilitas pada gastrocnemius yaitu 2 cm, sedangkan pada elastisitas pada usus yaitu 3,5 cm dan pada gastrocnemius yaitu 1,5 cm. Ketika beban 20 gram diberikan pada otot, ekstensibilitas pada usus yaitu 6 cm dan ekstensibilitas pada gastrocnemius yaitu 2,3 cm. Sedangkan pada elastisitas pada usus yaitu 3,8 cm dan pada gastrocnemius yaitu 1,6 cm. ketika beban tersebut telah dibuka/dilepas maka usus tersebut mengalami elastisitas dengan panjang 3,5 cm, hingga pada beban 50 gr usus tersebut telah memanjang 8,5 cm sedangkan elasitisitasnya 6,5 cm. Panjang awal usus tersebut tidak terjadi pada penambahan beban 50 gr dan elastisitasnya juga tidak sama pada awal sebelum diberikan beban ini menandakan bahwa otot polos pada usus tersebut mengalami kelelahan yang di akibatkan yang mengakibatkan kerusakan pada jarigan pada otot tersebut yang bersifat permanen, yang telah di jelaskan sebelumnya apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon.Otot polos disebut juga otot dalam, karena otot polos menyusun alat-alat bagian dalam, seperti saluran pencernaan, pembuluh darah, saluran kelamin, dan saluran ekskresi. Sel otot polos berbentuk gelendong dengan kedua ujung runcing. Otot ini hanya memiliki satu inti. Gerak otot polos tidak menuruti kehendak kita atau bekerja diluar kesadaran. Oleh karena itu, otot polos disebut juga otot tak sadar. Otot Polos bekerja lambat, teratur, dan tidak cepat lelah, sedangkan pada otot gasrocnemius pada panjang awal 1,5 cm dan setelah diberikan beban 10 gr maka panjang (ekstensibilitas) menjadi 2, dan kembali ke bentuk semula (elastisitas) yaitu 1, 5 cm. Hingga pada pemberian beban 50 gr otot gasrocnemius mengalami pemanjangan 2,3 dan elastisitasnya 1,2 cm, tetapi pada beban 30 gr dan 40 gr kemampuan elastisitasnya sangat lambat dibangdingkan pada beban 50 gr, ini mungkin terjadi akibat salah pengukuran akibat dari terburu-buru.

V. PENUTUP A. SimpulanKesimpulan pada praktikum ini adalah bahwa kemampuan eksentibilitas dan elastisitas otot dapat di ketahui dengan percobaan pada otot polos (usus) dan otot gasrocnemius, dimana dengan memberikan beban 10 gr hingga 50 gr pada otot tersebut dan di hitung barapa panjang eksentibilitas dan elastisitas otot tersebut dan membangdingkanya, dimana yang lama-kelamaan pada otot tersebut akan mengalami kelelahan otot. Akibat dari pemberian beban yang secara terus menerus.

B. Saran Saran yang ingin diajukan yaitu untuk praktikan diharapkan lebih hati-hati dalam melakukan percobaan dan tidak main-main dalam melakukan percobaan. Untuk asistan diharapkan selalu membimbing praktikannya sewaktu melakukan percoban agar tidak terjadi kesalahan dan diharapkan untuk satu praktikum hanya satu percobaan agar praktikum lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKADjuwita. I, Riyacumala. V, Mohamad, Prasetyaningtijas. E. W, dan Nurhidayat., 2012, Pertumbuhan dan Sekresi Protein Hasil Kultur Primer Sel-sel Serebrum Anak Tikus, Jurnal Veterimer, 13 (2), 125Iyakrus., 2011, Sistem Ennergi dan Serabut Otot Dominasi pada Permainan Sepaktakraw, Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan, 1 (2), 42-44Pamungkas, I., 2010, Analysis Of Complaints Against Risk Of Injury In Muscle Body Posture Scavengers, Jurnal.

Setioningsih, E. D, Purwanto. J, dan Sardjono. A. T., 2015, Analisa Efek Terapi Panas Terhadap Kelelahan Otot, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya.Sarifin, G., 2010, Kontraksi Otot dan Kelelahan, Jurnal Ilara, 1 (2), 58-59

Sulistyo, W., 2015, Pengaruh Latihan Half Squat dan Latihan Quarter Squat pada Kecepatan Tendangan dan Daya Ledak Otot Tungkai.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWANPERCOBAAN 11EKSTENBILITAS DAN ELASTISITAS OTOT

OLEH :NAMA : KURNIAWANTOSTAMBUK : F1D1 130 25KELOMPOK : I (SATU)ASISTEN PEMBIMBING : SULASTRI, S.Si

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2015