LP PMAMI C

44
LAPORAN PRAKTIKUM P.MAMI C ( PENYEHATAN MAKANAN dan MINUMAN C ) Disusun Oleh Kelompok 4 Nama Anggota : 1.Ahmad Surya P ( 10.330.002 ) 2.Dhini Meilani A.P ( 10.330.009 ) 3.Gigih Satria F ( 10.330.012 ) 4.Liya Fauziah ( 10.330.023 ) 5.Muly Utami ( 10.330.024) 6.Nirwan Sepriana ( 10.330.025 ) 7.Ony Rosalia ( 10.330.026) 8.Rizky Cecaria P ( 10.330.029 ) POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

Transcript of LP PMAMI C

Page 1: LP PMAMI C

LAPORAN PRAKTIKUM P.MAMI C

( PENYEHATAN MAKANAN dan MINUMAN C )

Disusun Oleh Kelompok 4

Nama Anggota :

1.Ahmad Surya P ( 10.330.002 )

2.Dhini Meilani A.P ( 10.330.009 )

3.Gigih Satria F ( 10.330.012 )

4.Liya Fauziah ( 10.330.023 )

5.Muly Utami ( 10.330.024)

6.Nirwan Sepriana ( 10.330.025 )

7.Ony Rosalia ( 10.330.026)

8.Rizky Cecaria P ( 10.330.029 )

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TP. 2011/2012

Page 2: LP PMAMI C

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mengikuti Ujian Akhir Semester Tahun Ajaran 2011/2012 mata kuliah

Penyehatan Makanan dan Minuman ( C ) pada Politeknik Kesehatan Tanjung

Karang.

Penanggung jawab Penanggung jawab

Mata Kuliah PMAMI ( b ) Laboratorium Kesehatan Lingkungan

Sri Indra Trigunarso,SKM.,MKes Daria Br Ginting M., Si

NIP 196111211984031006 NIP 19640712198022001

Page 3: LP PMAMI C

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta

karunianya kita diberi nikmat berupa kesehatan sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan praktikum PMAMI ( C ) semester ganjil tahun ajaran

2011/2012.

Terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah PMAMI ( C ) serta

semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan laporan praktikum

PMAMI ( C ) semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga

laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2012

Penyusun

Page 4: LP PMAMI C

PRAKTIKUM I

PEMAMI B

Hari / tanggal : Selasa, 03 April 2012

Tempat / waktu : Laboratorium Kesling, 13.00 – 15.00 WIB

Judul : Pemeriksaan Rhodamin B

Tujuan : Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan rhodamin pada sampel.

A. Tinjauan Pustaka

Bahan tambahan makanan (BTM) didefinisikan sebagai bahan yang tidak

lazim dikonsumsi sebagai makanan, dan biasanya bukan merupakan komposisi

khas makanan, dapat bernilai gizi ataupun tidak, ditambahkan ke dalam makanan

dengan sengaja untuk membantu teknik pengolahan makanan baik dalam proses

pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,

pengangkutan, dan penyimpanan produk makanan olahan, agar menghasilkan

suatu makanan yang lebih baik atau secara nyata mempengaruhi sifat khas

makanan tersebut.

Zat pewarna yang berbahaya dan dilarang digunakan sebagai BTM, obat-

obatan dan kosmetika telah diatur menurut ketentuan Peraturan Menkes RI No.

722/Men.Kes/Per/IX/88 antara lain Rhodamin B, Metanil Yellow, Auramine,

Alkanet, Butter Yellow, Black 7944, Burn Umber, Chrysoidine, Chrysoine S,

Citrus Red No. 2, Chocolate Brown FB, Fast Red E, Fast Yellow AB dll.

Rumus kimia rhodamin B adalah : C28H31CIN203, berat massa 479,02

mol, sifatnya hablur hijau atau serbuk kemerahan, sangat mudah larut dalam air,

menghasilkan larutan merah kebiruan dan berflouresensi kuat jika diencerkan, dan

sangat mudah larut dalam methanol dan sukar larut dalam asam lemah.

Page 5: LP PMAMI C

Digunakan untuk kertasjuga untuk wool, sutra, sebagai pewarna reagen

untuk antimony, cobalt, niobium,dan sebagai indikator. Efek dari rhodamin dapat

menyebabkan iritasi pada mata dan jika dikonsumsi bersama makanan akan

menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan karsinogenik. Rhodamin B yang masuk

kedalam tubuh akan diserap oleh sistem gastrointestinal.

Prinsip : pembentukkan senyawa kompleks berwarna ungu lembayung dari

Rhodamin B dengan senyawa garam antimon yang larut dalam pelarut organic.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabung reaksi

Pipet tetes

Pipet volume

Rak tabung reaksi

Mortar dan stampler

2. Bahan

Sampel

Aquadest

Larutan test kit Rhodamin B ( pereaksi I,2,3 )

C. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Jika sampel berbentuk padatan, potong menjadi bagian-bagian kecil,

kemudian dihaluskan menggunakan mortir dan setelah halus

tambahkan aquades 2- 3 ml. Jika sampel berbentuk cairan, ambil

sampel ± 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi .

3. Tambahkan sampel dengan 10-20 tetes pereaksi I Rhodamin B

4. Tambahkan 5 tetes pereaksi II Rhodamin B

Page 6: LP PMAMI C

5. Tambahkan 10-20 tetes pereaksi III Rhodamin B (menggunakan pipet

yang tetes)

6. Dikocok dengan hati-hati

7. Amati perubahan warna yang terjadi, jika terbentuk warna ungu

(violet) pada lapisan atas sampel mengandung Rhodamin B.

D. Hasil Pemeriksaan

Dari pemeriksaan rhodamin B yang dilakukan pada 16 sampel didapatkan

hasil :

NO JENIS MAKANAN NAMA MAKANAN KETERANGA

N

1. Cair Saus ( - )

2. Padat Jelly zip ( - )

3. Padat Jenang ( - )

4. Padat Kerupuk udang jumbo ( - )

5. Padat Keripik ( - )

6. Padat Agar ( - )

7. Padat Sosis ( - )

8. Padat Kerupuk udang ( - )

9. Cair Saus tomat ( - )

10. Padat Cendol ( + )

11. Padat Sosis bintang ( - )

12. Padat Keripk singkong ( - )

13. Semi basah Selai morin ( - )

14. Padat Kue lapis ( + )

15. Cair Koko drink ( - )

16. Padat Sukade ( - )

Dari 16 sampel yang diperiksa didapatkan sampel positif mengandung Rhodamin

B yaitu pada cendol dan kue lapis, dan 14 sampel lainnya negatif Rhodamin B.

Page 7: LP PMAMI C

E. Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil positif rhodamin B 2 sampel dan

14 sampel lainnya negatif. Sampel yang positif mengandung rhodamin B

dengan ciri-ciri trbentuk warna ungu (violet) pada lapisan atas sampel.

Gambar Sampel Dan Hasil Pemeriksaan

Sampel yang diperiksa sampel yang positif Rhodamin B

Page 8: LP PMAMI C

PRAKTIKUM II

PEMAMI B

Hari / tanggal : Rabu, 04 April 2012

Tempat / waktu : Laboratorium Kesling, 13.00 – 15.00 WIB

Judul : Pemeriksaan Formalin

Tujuan : Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan formalin pada sampel.

A. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan Peraturan Menteri KesehatanRI No.

722/Menkes/Per/IX/1998, tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan

dalam makanan adalah : asam borat, asam salisilat dan garamnya,

dietilpirokarbonat, dulsin, kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang

dibromisasi, nitrofurazon, formalin, kalium bromat.

Formalin merupakan larutan yang tidak berwarna, gas yang mudah

terbakar, dijumpai sebagai larutan dalam air, mengandung metanol sebagai

stabilisator. Formalin digunakan untuk membunuh kuman, pembasmi lalat dan

serangga, bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kacadan peledak,

bahan pengawet mayat dan jaringan dan pengeras kuku, pencegah korosi sumur

minyak.

Pemakaian formalidehide pada makanan dapat menyebabkan keracunan.

Efek jangka pendek adalah bersin, radang tenggorokkan, sakit dada yang

berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, muntah dan diare.

Sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan gangguan haid, kemandulan

pada wanita, kanker pada hidung, rongga mulut, tenggorokan, paru dan otak.

Infeksi formalin dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam

waktu 3 jam.

Page 9: LP PMAMI C

Prinsip : pembentukan senyawa kompleks berwarna merah ungu dari reaksi antara

formaldehide dengan 4-amino-3-hidrazino-5-mercapto-1,2,4-triazole.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabung reaksi

Rak tabung

Pipet tetes

Pipet volume

2. Bahan

Larutan test kit formalin

Air panas

Sampel

C. Langkah Kerja

1. Jika sampel berbentuk cairan, ambil kurang lebih 1 ml sampel dan

masukkan ke dalam tabung reaksi.

2. Jika sampel berbentuk padatan, cuci sampel dengan sejumlah air,

ambil air cucian kurang lebih 1 ml dan masukkan ke dalam rabung

reaksi.

3. Tambahkan 3-5 tetes peraksi I formalin dengan hati-hati tetes demi

tetes dan segera tutup botol.

4. Tambahkan pereaksi II formalin ± 1 mg (gunakan ujung stik yang

tersedia) ke dalam tabung dan kocok.

5. Biarkan 5 menit.

6. Jika sampel positif formalin akan terbentuk warna ungu kebiruan.

Page 10: LP PMAMI C

D. Hasil Pemeriksaksaan

Dari pemeriksaan formalin yang dilakukan pada 20 sampel didapatkan

hasil :

NO JENIS MAKANAN NAMA MAKANAN KETERANGAN

1

.

Padat Pempek ( - )

2. Padat bakso ikan ( + )

3. Padat Bakso SN ( - )

4. Padat Ikan asin ( - )

5. Padat Mie kuning ( - )

6. Padat Mie indomie ( - )

7. Padat Bakso MY ( - )

8. Padat Pempek ( + )

9. Padat Sosis bintang ( + )

10. Padat Mie umbi ( - )

11. Padat Cumi-cumi ( - )

12. Padat Somay ( - )

13. Padat Tahu ( - )

14. Padat Pasta ( - )

15. Padat Mie sedap ( - )

16. Padat Bunga sedap malam ( - )

17. Padat Sosis ( - )

18. Padat Bakso MM ( + )

19. Padat Mie basah ( - )

20. Padat Mie kuetiaw ( - )

E. Kesimpulan

Dari 20 sampel yang diperiksa, didapat 4 sampel yang positif formalin

yaitu : pempek, sosis bintang, bakso MM, bakso ikan. Dan 16 sampel

lainnya negarif formalin. Ciri-ciri sampel positif formalin yaitu : terbentuk

warna ungu kebiruan.

Page 11: LP PMAMI C

Gambar Sampel Dan Hasil Pemeriksaan

Page 12: LP PMAMI C

PRAKTIKUM III

PEMAMI B

Hari / tanggal : Kamis, 05 April 2012

Tempat / waktu : Laboratorium Kesling, 13.00 – 15.00 WIB

Judul : Pemeriksaan Boraks

Tujuan : Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan boraks pada sampel.

A. Tinjauan Pustaka

Boraks memiliki rumus molekul Na2B4O7.10H2O, dan berat molekul

381,37, nama lain Natri Tetraboras, memiliki ciri khas hablur transparan tidak

berwarna dan tidak berbau, larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, larut

dalam gliserin dan tidak larut dalam alkohol.

Boraks secara lokal dikenal dengan nama garam bleng, air bleng atau pijer.

Bleng adalah suatu larutan atau padatan seperti garam yang berwarna kuning.

Boraks merupakan racun bagi semua sel. Dosis fatal boraks antara 0,1-0,5 g/kg

BB. Dalam dosis cukup tinggi dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala

pusing-pusing, muntah, mencret, perut kram. Pada anak-anak dan bayi bila dosis

dalam tubuhnya sebanyak 5 gram atau lebih dapat menyebabkan kematian.

Efek negatif apabila terdapat pada makanan dalam jangka waktu yang

lama akan terjadi akumulasi pada otak, hati dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah

banyak dapat menyebabkan demam, depresi, pusing, muntah, diare, badan lemas,

kejang, koma, kolaps. Daya toksisitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 g/kg BB

(tikus). Berpengaruh terhadap enzim-enzim metabolisme, boraks juga dapat

mempengaruhi alat reproduksi.

Page 13: LP PMAMI C

Prinsip : pembentukan senyawa rosasianin berwarna merah dari boron dengan

kurkumin.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabung reaksi

Rak tabung

Pipet tetes

Pipet volume

3. Bahan

Larutan test kit Boraks

Air panas

Sampel

C. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Jika sampel berbentuk padatan, potong menjadi bagian-bagian kecil,

masukkan kedalam tabung reaksi dan tambahkan air 2-3 ml.

3. Jika sampel berbentuk cairan, ambil ± 1 ml , dimasukkan ke dalam

tabung reaksi.

4. Tambahkam 10-20 tetes pereaksi boraks

5. Kocok hati-hati beberapa menit.

6. Celupkan ujungpereaksi II boraks (kertas) ke dalam tabung reaksi.

7. Angin-anginkan kertas (pereaksi II) dan biarkan terkena cahaya

matahari selama 10 menit.

8. Jika kertas (pereaksi II) berubah warna menjadi kemerahan atau

merah, artinya sampel positif mengandung boraks.

Page 14: LP PMAMI C

D. Hasil Pemeriksaan

Dari pemeriksaan formalin yang dilakukan pada 16 sampel didapatkan

hasil :

NO JENIS MAKANAN NAMA MAKANAN KETERANGA

N

1. Padat Bakso ( + )

2. Padat Tahu ( + )

3. Padat Pasta ( + )

4. Padat Kerupuk merah ( + )

5. Padat Bakso MM ( + )

6. Padat Mie kwetiau ( + )

7. Padat Somay ( + )

8. Padat Pempek ( + )

9. Padat Kerupuk ( + )

10. Padat Bakso MY ( + )

11. Padat Nata de coco ( + )

12. Padat Cumi asin ( + )

13. Padat Bakso SN ( + )

14. Padat Pempek ( + )

15. Padat Mie basah ( + )

16. Padat Tahu ( + )

A. Kesimpulan

Dari 16 sampel yang diperiksa, didapat 16 sampel seluruhnya positif

formalin. Ciri-ciri sampel positif formalin yaitu : terbentuk warna merah

dari kertas pereaksi II boraks.

Page 15: LP PMAMI C

Gambar Sampel Makanan Dan Hasil Pemeriksaan

Page 16: LP PMAMI C

PRAKTIKUM IV

PEMAMI B

Hari / tanggal : Senin, 09 April 2012

Tempat / waktu : Laboratorium Kesling, 13.00 – 15.00 WIB

Judul : Identifikasi Makanan Kemasan

Tujuan : Agar mahasiswa dapat melakukan identifikasi pada makanan kemasan.

A. Tinjauan Pustaka

Dalam era kehidupan modern kebutuhan masyarakat terhadap makanan

yang praktis dan awet menunjang berkembangnya industri makanan kemasan.

Semakin maraknya makanan kemasan menuntut konsumen untuk menjadi lebih

jeli dan cermat dalam memilih produk kemasan yang baik.

Kemasan produk pangan selain berfungsi untuk melindungi produk, juga

berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan

kepada konsumen. Kemasan yang berinteraksi langsung dengan produk sangat

mempengaruhi kulaitas dan sanitasi makanan, sehingga dalam fungsinya sebagai

pelindung dan tempat penyimpanan produk, kemasan harus berada dalam kondis

baik, tidak rusak, penyok, terbuka, robek, berkarat, mengembung, dan lain-lain

yang dapat mempengaruhi kualitas dan sanitasi produk di dalamnya. Dalam

fungsinya sebagai pemberi informasi, kemasan harus mencantumkan label

sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah No.69 tahun1999 tentang label

dan iklan pangan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang

berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau dalam bentuk lain yang

disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakn

bagian kemasan pangan.

Page 17: LP PMAMI C

Label pada kemasan setidaknya mencantumkan hal-hal sebagai berikut :

1. Nama produk

2. Berat bersih atau isi bersih

3. Komposisi bahan

4. Nama dan alamat pabrik yang meproduksi

5. Nama perusahaan pengimpor (untuk makanan impor)

6. Tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa

7. Kode lulus uji standar kesehatan dan keamanan (kode BPOM MD untu

produk dalam negeri, kode BPOM ML untuk produk luar negeri, kode

BPOM SP untuk produk industri kecil sampai menengah dan kode

Dinkes P-IRT untuk industri lokal yang kebnyakan indusri kecil

(rumah tangga).

8. Keterangan halal

9. Kode bahan pembuat plastik untuk kemasan pabrik.

Metode : organoleptik

B. Alat dan Bahan

1. Alat

ATK

2. Bahan

Sampel ( makanan kemasan )

C. Langkah Kerja

a. Identifikasi Label Kemasan

1. Siapkan sampel

2. Periksa apakah kemasan sudah mencantumkan label secara lengkap

3. Isikan data hasil pengamatan pada tabel.

b. Identifikasi label kemasan

Page 18: LP PMAMI C

1. Siapkan sampel

2. Periksa kondisi kemasan dan produk didalamnya

3. Isikan data hasil pengamatan pada tabel.

D. Hasil Pengamatan

a. Tabel Hasil Pengamatan Identifikasi Label Kemasan

NO KETERANGAN Produk A Produk B Produk C Produk

D

1. Kemasan

2. Labeling

a. Nama Produk

b. Berat Bersih

c. Komposisi Bahan

d. Nama dan Alamat

Pabrik

e. Nama Perusahaan

Pengimpor

f. Tanggal

Kadaluarsa

g. Kode lulus uji

standar kesehatan

dan keamanan

h. Kode halal

i. Kode bahan

(untuk kemasan

pabrik)

Page 19: LP PMAMI C

b. Tabel Hasil Pengamatan Identifikasi Label Kemasan

NO NAMA MAKANAN KESIMPULAN ALASAN

1. Kwetiaw Kurang layak Kerena tidak

mencantumkan masa pakai

produk .

2. Permen loli Kurang layak Tidak mencantumkan masa

pakai produk.

3. Mentega KNG menara Tidak layak Tidak mencantumkan nama

perusahaan dan kemasan

tidak melindungi produk.

4. Vanili kf Kurang layak Tidak mencantumkan masa

pakai produk.

5. Kecap manis ABC Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

6. Jahe merah Tidak layak Kondisi produk rusak

7. Agar agar powder Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

8. Lippo yaw! Kurang layak Tidak ada masa pakai

produk.

9. Gulaku Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

10. Nestle dancow Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

11. Pocari sweat Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

12. Moris tepung Tidak layak Kondisi produk rusak,

kemasan rusak.

13. Sarden atlantic Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

14. Peyek Tidak layak Kondisi produk remuk dan

Page 20: LP PMAMI C

tidak mencantumkan nama

produsen.

15. Lafonte Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

16. Yes milky Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

17. Sari wangi Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

18. Fullo Tidak layak Sudah melebihi masa pakai

produk.

19. Pagoda pastiles Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

20. The hitam alam dempo Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

21. Tepung pisang goreng Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

22. Pop mie mini Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

23. Tango Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

24. Kerupuk dolaria Tidak layak Kemasan dan isinya tidak

baik.

25. Kue bolu Tidak layak Tidak memiliki informasi

label yang jelas.

26. Frestea Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

27. Mr. jussie Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

28. Chupa chups Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

29. Morin Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

30. Aliya snack Tidak layak Tidak mencantumkan masa

Page 21: LP PMAMI C

pakai produk.

31. Mie sedap Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

32. Kapulaga Layak Karena memiliki identitas

label kemasan yang baik.

33. Makanan ringan Tidak layak Tidak mencantumkan masa

pakai produk.

a. Pembahasan

Terdapat 32 jenis makanan kemasan yang di identifikasi kelayakannya dan

dapat diketahui :

1. Terdapat 20 jenis makanan yang telah memenuhi syarat atau layak

dikonsumsi karena telah memenuhi syarat kemasan dan pelabelan

produk.

2. Terdapat 13 jenis makanan kemasan yang tidak memenuhi syarat atau

tidak layak dikonsumsi karena belum memenuhi sebagian atau seluruh

syarat kemasan yang baik dan pelabelan produk yang lengkap.

b. Kesimpulan

Dari 33 jenis makanan kemasan yang telah diidentifikasi dapat diketahui

bahwa sebanyak 20 makanan kemasan tidak layak dikonsumsi karena

belum dilengkapi dengan label dengan label , terjadi kerusakan pada

kemasan dan produk makanan serta tidak adanya atau hilangnya masa

produk pakai pada kemasan.

c. Saran

Sebaiknya makanan kemasan yang belum memenuhi syarat agar

dilengkapi dengan label sehingga konsumen dapat terlindungi atas

makanan yang dikonsumsi dan memperbaiki kondisi kemasan (bagi

kemasan yang belum layak) agar makanan di dalam kemasan dapat terjaga

kualitasnya.

3.

Page 22: LP PMAMI C

PRAKTIKUM V

PEMAMI B

Hari / tanggal : Selasa, 17 April 2012

Tempat / waktu : Laboratorium Kesling, 13.00 – 15.00 WIB

Judul : Pemeriksaan Kerusakan Pada Makanan Kemasan

Tujuan : Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kerusakan pada makanan kemasan.

A. Tinjauan Pustaka

Kerusakan makanan karena mikroba berarti kerusakan makanan yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, jamur, dan ragi). Mikroorganisme

dapat tumbuh pada hampir semua jenis produk pangan. Karena mikroorganisme

terdapat di mana-mana, resiko kerusakan karena mikroorganisme selalu ada.

Ada tiga kelompok mikroorganisme yang biasanya penyebab terjadinta kerusakan

makanan, yaitu bakteri, jamur, atau kapang dan khamr.

a. Kerusakan makanan karena bakteri

Bakteri-bakteri perusak makanan dapat membuat spora atau mengahsilkan

lendir. Jenis bakteri perusak makanan yang terpenting adalah :

pseudomonadaceae. Archromobacteriaceae dan lactobacillaceae. Bakteri

pseudomanas dapat merusak protein dan zat lemak dalam makanan melalui proses

hidrolisis. Timbulnya bau yang kurang sedap padadaging atau telur yang rusak

adalah akibat dari pengrusakan oleh bakteri. Bakteri dari jenis

Archromobacteriaceae dapat menghasilkan lendir sehingga merusak makanan

seperti yang terjadi pada susu.

b. Keruskan akibat jamur

Jenis jamur yang dapat menyebabkan kerusakan makanan banyak sekali,

tetapi ada juga jamur yang bermanfaat untuk membuat makanan tradisional

seperti : tape dan tempe.

Page 23: LP PMAMI C

Jamur yang merusak antara lain mucorales yang dapat merusak kacang-kacangan

yang sudah dikeringkan, bumbu seperti jahe dan merica. Jika jamur ini tumbuh

pada roti akan menimbulkan warna hitam pada roti. Jamur juga dapat merusak

buah-buahan berupa timbulnya noda-noda hitam pada buah-buahan.

Jamur juga dapat merusak berbagai jenis manisan, sirop dan jelly , jamur akan

menyebabkan warna makanan akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.

Aspergillus flavus dapat tumbuh pada kopra dan kacang tanah dan dapat

mengeluarkan toxin yang berbahaya bagi keshatan.

c. Kerusakan makanan karena khamir

Disamping jamur khamir juga dapat merusak makanan. Keistimewaan

khamir adalah ia dapat tumbuh di tempat bakteri dan jamur tidak dapat tumbuh.

Dalam larutan gula dan garam pekat pun khamir dapat tumbuh. Selain dapat

menyebabkan reaksi oksidasi, khamir juga dapat menyebabkan fermentasi pada

makanan sehingga terbentuk alkohol.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Mikroskop

Cover glass

Kain flanel

Paper lens

Ose bulat

Objeck glass

Handscund

Masker

2. Bahan

Sampel

Aquades

Tissue

Page 24: LP PMAMI C

C. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Disiapkan objeck glass yang bersih dan bebas lemak.

3. Tuliskan etiket pada ujung objeck glass.

4. Diambil 1 ose bulat sampel dengan menggunakan ose bulat, pada sampel

yang sudah berjamur.

5. Ditutup dengan cover glass.

6. Ambil mikroskop dan bersihkan terlebih dahulu

7. Lalu letakkan sedian yang diamati di bawah perbesaran 10 x dan

perbesaran 40 x

8. Lihat dan gambarkan bentuk jamur serta warnai dengan warna yang ada di

mikroskop.

Page 25: LP PMAMI C

PRAKTIKUM VI

PEMAMI B

Hari / tanggal : Selasa, 17 April 2012

Tempat / waktu : Laboratorium Kesling, 13.00 – 15.00 WIB

Judul : Pemeriksaan Angka Kuman Pada Makanan Olahan

Tujuan : Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan angka

kuman pada makanan olahan

A. Tinjauan Pustaka

Pengolahan makanan adalah mengubah bentuk bahan makanan menjadi

makanan siap santap. Dalam proses pengolahan makanan selain memperhatikan

unsur gizi dan kalori yang terdapat dalam makanan tersebut, tingkat sanitasi dan

kebersihan dari makanan pun merupakan unsur terpenting yang harus

diperhatikan . tidak jarang konsumsi makanan olahan yang tidak bersih

menimbulkan berbagai penyait dan gangguan kesehatan.

Ada 4 car pengolahan bahan makanan, yaitu :

a. Pengolahan dengan fermentasi

b. Pengolahan dengan pemanasan

c. Pengolahan dengan pendinginan dan pembekuan

d. Pengolahan dengan dehidrasi

Makanan yang sudah dimasak merupakan faktor yang paling kritis dari

seluruh rangkaian pengolahan makanan. Oleh karena itu penanganan pada tahapan

ini harus benar-benar diperhatikan oleh semua pihak. Bakteri yang ada pada bahan

makanan tidak semua mati waktu pengolahan, sehingga bakteri masih terdapat

pada makanan yang telah dimasak, karena ada yang membenbtuk spora.

Sementara itu bakteri juga ada yang terdapat di udara sekitar makanan di dapur

Page 26: LP PMAMI C

atau jalanan, sehingga makanan yang telah di olah tercemar oleh bakteri. Bakteri

ini berasal dari udara (Coliform), percikan ludah orang berbicara(Streptococcus),

dari penjamah makanan (E.Coli, staphylacoccus, streptococcus), dari air cucian

pring/gelas (E.Coli, Vibrio Cholera).

Metode : total plate count

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabung reaksi

Porselen

Pipet tetes

Pipet volume

Petridish

Bunsen

Ose

Masker

handscone

2. bahan

aquades

sampel

PCA

Alkohol

C. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Sterilisasi tabung reaksi yang berisi aquades, cawan Petri, pipet volume

dan masukkan kedalam oven selama 15 menit dengan suhu 115°C.

3. Siapkan sampel makanan kemudian haluskan dengan mortar dan stamper

sampai halus dengan menggunakan porselin lalu tutup dengan alumunium

foil.

Page 27: LP PMAMI C

4. Buat media PCA (Plate Count Agar).

Perhitungan pembuatan media PCA (Plate Count Agar).

1 petridis 5 ml dan 4 petridis 20 ml.

Berat PCA (Plate Count Agar) = 23,5 X 25 ml = 0,58 gram

1000

5. 1 tabung reaksi yang berisi aquades 10 ml dimasukkan sampel sayur

makanan, lalu timbang beratnya (1,093 gr) transport.

6. Kemudian tabung reaksi 10-1, 10-2, 10-3 ditambahkan 1 ml transport. Pada

tiap masing-masing tabung reaksi 10-1, 10-2, 10-3. Sedangkan untuk tabung

reaksi blanko tidak ditambahkan.

7. Setelah semua siap, ambil 1 ml dari tiap-tiap tabung reaksi 10-1, 10-2, 10-3

dan blanko pada masing-masing cawan Petri dengan menggunakan pipet

volume yang steril, untuk tiap pengambilan menggunakan pipet volume

yang berbeda.

8. Setelah diisi pada masing-masing cawan Petri, tambahkan media PCA 5

ml pada setiap cawan Petri kemudia ratakan.

9. Tunggu hingga media PCA mengeras.

10. Setelah media PCA mengeras tutup cawan Petri/Petridis. Bungkus kembali

dengan kertas buram.

11. Setelah siap, masukkan keempat cawan Petri kedalam inkubator pada

suhu 37°C selama 2 X 24 jam dengan posisi cawan terbalik agar bakteri

dapat tumbuh.

Rumus :

∑ Koloni = ( ∑ Koloni 10-1 - ∑ Koloni Blanko) X 10 + ( ∑ Koloni 10-2 - ∑Koloni

Blanko ) X 100 + ( ∑ Koloni 10 -3 - ∑ Koloni Blanko ) X 1000

Berat sampel X ∑ petridis yang terbaca

Page 28: LP PMAMI C

PRAKTIKUM VII

PEMAMI B

Hari / tanggal : Selasa, 17 April 2012

Tempat / waktu : Laboratorium Kesling, 13.00 – 15.00 WIB

Judul : Pemeriksaan Angka Kuman Pada Makanan Awetan

Tujuan : Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan angka

kuman pada makanan awetan.

A. Tinjauan Pustaka

Proses pengawetan makanan telah lama dikenal dan digunakan oleh

manusia, teknologi berjalan seiring dengan meningkatnya kebutuhan manuasa

akan adanya ketersedian pangan. Secara umum makanan di alam mempunyai

masa penyimpanan (shelf life) yang pendek atau relatif cepat mengalami

kerusakan sehingga diperlukan upaya-upaya untuk dapat memperpanjang masa

penyimpanan. Masa penyimpanan berbeda dengan masa kadaluarsa, makanan

yang telah melewati masa penyimpanan mungkin masih bisa dikonsumsi namun

kandungan nutris sudah tidak terjamin.

Pengawetan makanan/minuman bisa diartikan sebagai suatu proses untuk

menjag keberadaan nutrisi pada makanan sehingga makanan masih dapat

dkonsumsi dengan aman pada waktu yang lama dengan membunuh atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Secara umum metode pengawetan makanan dapat dibagi dua yaitu menggunakan

teknologi dan penambahan bahan pengawet.

Metode pengawetan menggunakan teknologi (tanpa tambahan pengawet) sintetis

antara lain :

a. Pengawetan dengan suhu tinggi

b. Pengawetan dengan suhu rendah dan pembekuan

c. Pengawetan dengan pengeringan

Page 29: LP PMAMI C

d. Pengawetan dengan aam, gula, garam

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabung reaksi

Porselen

Pipet tetes

Pipet volume

Petridish

Bunsen

Ose

Masker

Handscone

2. bahan

aquades

sampel

PCA

Alkohol

D. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Sterilisasi tabung reaksi yang berisi aquades, cawan Petri, pipet

volume dan masukkan kedalam oven selama 15 menit dengan suhu

115°C.

3. Siapkan sampel makanan kemudian haluskan dengan mortar dan

stamper sampai halus dengan menggunakan porselin lalu tutup dengan

alumunium foil.

4. Buat media PCA (Plate Count Agar).

Perhitungan pembuatan media PCA (Plate Count Agar).

1 petridis 5 ml dan 4 petridis 20 ml.

Berat PCA (Plate Count Agar) = 23,5 X 25 ml = 0,58 gram

1000

Page 30: LP PMAMI C

5. 1 tabung reaksi yang berisi aquades 10 ml dimasukkan sampel sayur

makanan, lalu timbang beratnya (1,093 gr) transport.

6. Kemudian tabung reaksi 10-1, 10-2, 10-3 ditambahkan 1 ml transport.

Pada tiap masing-masing tabung reaksi 10-1, 10-2, 10-3. Sedangkan

untuk tabung reaksi blanko tidak ditambahkan.

7. Setelah semua siap, ambil 1 ml dari tiap-tiap tabung reaksi 10-1, 10-2,

10-3 dan blanko pada masing-masing cawan Petri dengan

menggunakan pipet volume yang steril, untuk tiap pengambilan

menggunakan pipet volume yang berbeda.

8. Setelah diisi pada masing-masing cawan Petri, tambahkan media PCA

5 ml pada setiap cawan Petri kemudia ratakan.

9. Tunggu hingga media PCA mengeras.

10. Setelah media PCA mengeras tutup cawan Petri/Petridis. Bungkus

kembali dengan kertas buram.

11. Setelah siap, masukkan keempat cawan Petri kedalam inkubator pada

suhu 37°C selama 2 X 24 jam dengan posisi cawan terbalik agar

bakteri dapat tumbuh.

Rumus :

∑ Koloni = ( ∑ Koloni 10-1 - ∑ Koloni Blanko) X 10 + ( ∑ Koloni 10-2 - ∑Koloni

Blanko ) X 100 + ( ∑ Koloni 10 -3 - ∑ Koloni Blanko ) X 1000

Berat sampel X ∑ petridis yang terbaca