Makalah Skabies
-
Upload
rifqa-rahmi -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
Transcript of Makalah Skabies
![Page 1: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit Skabies atau budug didefinisikan sebagai infestasi kulit oleh
serangga parasitik dari spesies Sarcoptes scabei var. humanus. Di beberapa negara
berkembang prevalensinya dilaporkan 6-27% populasi umum dan insidens tertinggi
pada anak usia sekolah dan remaja. Penderitanya termasuk juga masyarakat
Indonesia.Di kota-kota besar bahkan di Jakarta penyakit yang telah hampir teratasi
ini cenderung mulai bangkit dan merebak kembali. Hal ini dinilai sangat
meresahkan dan mengganggu produktifitas dan kualitas hidup.
WHO menganggap penyakit ini sebagai pengganggu dan perusak
kesehatan yang tidak dapat lagi dianggap hanya sekedar penyakitnya orang miskin
karena penyakit ini masa kini telah merebak menjadi penyakit kosmopolit yang
menyerang semua tingkat sosial. Perkembangan penyakit ini selain dipengaruhi oleh
keadaan sosial ekonomi yang rendah juga ditentukan oleh padatnya penduduk,
tingkat higiene yang buruk, kurangnya pengetahuan, dan kesalahan dalam diagnosis
serta penatalaksanaan.
Skabies merupakan penyakit kulit yang sangat mudah menular baik
secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung misalnya ibu yang
menggendong anaknya yang menderita skabies atau penderita yang bergandengan
tangan. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan
lain – lain.
1
![Page 2: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Skabies atau disebut juga dengan Kudis, The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo
adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes
Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh Penyakit kulit skabies merupakan
penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak
kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan
seksual.
Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk,
sprei, bantal, dan selimut (Djuanda, 2007). Skabies adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitasi Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.
Penyakit ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo,
budukan atau penyakit ampera (Harahap, 2008). Scabies adalah penyakit kulit akibat
investasi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei. Scabies ini tidak membahayakan
manusia namun adanya rasa gatal pada malam hari ini merupakan gejala utama yang
mengganggu aktivitas dan produktivitas.
Penyakit scabies ini banyak berjangkit di: (1) lingkungan yang padat
penduduknya, (2) lingkungan kumuh, (3) lingkungan dengan tingkat kebersihan kurang.
Scabies cenderung tinggi pada anak- anak usia sekolah, remaja bahkan orang dewasa
(Siregar, 2004).
2.2. Etiologi
Skabies disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap kutu Sarcoptes scabiei
var hominis dan tinjanya pada kulit manusia.
2
![Page 3: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/3.jpg)
Gambar 1. Sarcoptes scabiei
Secara morfologik merupakan tungau kecil dengan gambaran :
Kutu yang transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya
rata dan tidak bermata.
Diameternya sekitar 0.3 mm
Memiliki 4 pasang kaki.
Tidak dapat terbang ataupun meloncat
Siklus hidup 30 hari
Kutu betina melubangi stratum corneum dalam waktu 20 menit lalu bertelur
sekitar 3 butir perharinya.Telur itu kemudian menetas setelah hari ke 4.Lalu larva
bermigrasi ke permukaan kulit dan berkembang hingga dewasa.Setelah 2 minggu, kutu
betina dan jantan kawin.Kutu betina lalu kembali melubangi stratum corneum.Kutu
jantan, yang tubuhnya lebih kecil dari betina, terjatuh dari kulit dan mati.
Jumlah kutu yg terdapat pada inang biasanya kurang dari 20 ekor, kecuali pada
"crusted scabies" yg bisa mencapai lebih dari 1 juta ekor.Di luar tubuh manusia, kutu
skabies bisa bertahan hidup selama 3 hari.
Skabies hanya dapat diberantas dengan memutus rantai penularan dan memberi
obat yang tepat.
3
![Page 4: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/4.jpg)
2.3. Epidemiologi
Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain sosial ekonomi
yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-
ganti pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi. Selain
itu faktor penularannya bisa melalui tidur bersama dalam satu tempat tidur, lewat
pakaian, perlengkapan tidur atau benda -benda lainnya. Cara penularan
(transmisi ) :kontak langsung misal berjabat tangan, tidur be rsama dan kontak seksual.
Kontak tidak langsung misalnya melalui pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain .
2.4. Klasifikasi Skabies
Adapun bentuk-bentuk khusus skabies yang sering terjadi pada manusia adalah
sebagai berikut:
a. Skabies pada orang bersih (Scabies in the clean)
Tipe ini sering ditemukan bersamaan dengan penyakit menular lain. Ditandai
dengan gejala minimal dan sukar ditemukan terowongan. Kutu biasanya menghilang
akibat mandi secara teratur.
b. Skabies pada bayi dan anak kecil
Gambaran klinis tidak khas, terowongan sulit ditemukan namun vesikel lebih
banyak, dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk kepala, leher, telapak tangan, telapak
kaki.
c. Skabies noduler (Nodular Scabies)
Lesi berupa nodul coklat kemerahan yang gatal pada daerah tertutup. Nodul
dapat bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun walaupun telah diberikan obat
anti skabies.
d. Skabies in cognito
Skabies akibat pengobatan dengan menggunakan kostikosteroid topikal atau
sistemik. Pemberian obat ini hanya dapat memperbaiki gejala klinik (rasa gatal) tapi
penyakitnya tetap ada dan tetap menular.
4
![Page 5: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/5.jpg)
e. Skabies yang ditularkan oleh hewan (Animal transmited scabies)
Gejala ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat
pada tempat-tempat kontak, dapat sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan
mandi yang bersih.
f. Skabies krustosa (crustes scabies / scabies keratorik)
Tipe ini jarang terjadi, namun bila ditemui kasus ini, dan terjadi keterlambatan
diagnosis maka kondisi ini akan sangat menular.
g. Skabies terbaring di tempat tidur (Bed ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus terbaring di tempat
tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
h. Skabies yang disertai penyakit menular seksual yang lain
Apabila ada skabies di daerah genital perlu dicari kemungkinan penyakit
menular seksual yang lain, dimulai dengan pemeriksaan biakan atau gonore dan
pemeriksaan serologi untuk sifilis.
i. Skabies dan Aquired Immuodeficiency Syndrome (AIDS)
Ditemukan skabies atipik dan pneumonia pada seorang penderita.
j. Skabies dishidrosiform
Jenis ini di tandai oleh lesi ber upa kelompok vesikel dan pustula pada tangan
dan kaki yang sering berulang dan selalu sembuh dengan obat antiskabies .
2.5. Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan
sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan
tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret
5
![Page 6: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/6.jpg)
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan
lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau .
Siklus hidup tungau mulai dari telur sampai dewasa memerlukan waktu selama
10- 14 hari. Pada suhu kamar (21°C dengan kelmbaban relatif 40-80%) tungau masih
dapat hidup diluar pejamu selama 24-36 jam.
2.6. Gambaran Klinik
Gatal-gatal dan kemerahan dapat terjadi 6-8 minggu setelah kutu
menginfeksi.Lesi yg timbul dapat berupa nodul atau papula yg merah, bersisik, timbul
krusta (ekskoriasi) pada sela-sela jari, pinggir jari, pergelangan tangan dan pinggir
telapak tangan, siku, ketiak, skrotum, penis, labia dan areola pada wanita.
Gambar 2.Terowongan di sela-sela jari
Gambar 3. Terowongan di lateral palmar
6
![Page 7: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/7.jpg)
Erupsi eritema difus pada tubuh dapat terjadi akibat reaksi hipersensitivitas
terhadap antigen kutu.
Penyakit skabies memiliki 4 gejala klinis utama (gejala kardinal/ cardinal
sign),yaitu:
1. Pruritus nokturna atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan aktivitas kutu
yang lebih tinggi dalam suhu lembab. Rasa gatal dan kemerahan diperkirakan timbul
akibat sensitisasi oleh kutu.
2. Penyakit ini dapat menyerang manusia secara kelompok.Mereka yang tinggal di
asrama, barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluanglebih besar
terkena penyakit ini.Penyakit ini amat mudah menular melaluipemakaian handuk, baju
maupun seprai secara bersama-sama.Skabies mudahmenyerang daerah yang tingkat
kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.
3. Adanya lesi kulit yg khas berupa papula, vesikel pada kulit atau terowongan-
terowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli) yangberbentuk lurus atau berkelok-
kelok berukuran 1-10 mm. Jika terjadi infeksi skunder oleh bakteri,maka akan timbul
gambaran pustul (bisul kecil). Kanalikuli ini berada padadaerah lipatan kulit yang tipis,
seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitarkemaluan, wajah dan kulit kepala (pada
anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara,bokong dan perut bagian bawah.
4. Menemukan tungau. Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya
kutu, telur, atau skibala (butiran feses).
Pada "crusted scabies" terdapat lesi berupa plak hiperkeratotik tersebar di
telapak tangan dan kaki disertai penebalan dan distrofi kuku jari tangan dan kaki.
Pruritus (gatal) bervariasi bahkan hilang sama sekali pada keadaan ini.
7
![Page 8: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/8.jpg)
Gambar 4.Crusted Scabies.Plak hiperkeratotik dengan ribuan kutu hidup didalamnya.
2.7. Diagnosis
Ditegakkan dari anamnesis, manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang
Ditemukan 2 atau lebih dari 4 gejala kardinal (+) atau ditemukan gejala
kardinal no.4 (+)
Gambar 5. Kutu Skabies betina (dengan telur), telur (abu2), dan skibala
2.8. Diagnosis Banding
Dermatitis atopik
Reaksi terhadap gigitan serangga
Dermatitis kontak
Dermatitis herpetiformis
Eksim dishidrotik
8
![Page 9: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/9.jpg)
Psoriasis
Bullous pemphigoid
Drug eruption
2.9. Penatalaksaan
2.9.1.Secara umum
Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap hari.
Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah digunakan harus dicuci secara teratur dan
bila perlu direndam dengan air panas. Demikian pula halnya dengan anggota keluarga
yang beresiko tinggi untuk tertular, terutama bayi dan anak-anak, juga harus dijaga
kebersihannya dan untuk sementara waktu menghindari terjadinya kontak langsung.
Secara umum tingkatkan kebersihan lingkungan maupun perorangan dan tingkatkan
status gizinya. Beberapa syarat pengobatan yang harus diperhatikan :
Semua anggota keluarga harus diperiksa dan mungkin semua harus diberi
pengobatan secara serentak.
Hygiene perorangan : penderita harus mandi bersih, bila perlu menggunakan
sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian yang akan dipakai harus
disetrika.
Semua perlengkapan rumah tangga seperti bangku, sofa, sprei, bantal, kasur,
selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari selama beberapa
jam.
2.9.2. Penatalaksanaan secara khusus
Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salep
yang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi.Banyak sekali obat-obatan yang
tersedia di pasaran. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain;
tidak berbau, efektif terhadap semua stadium kutu (telur, larva maupun kutu
dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, juga mudah diperoleh dan murah harganya.
Sistemik
a. Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal,
misalnyaklorfeniramin maleat 0.34 mg/kg BB 3 x sehari.
9
![Page 10: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/10.jpg)
b. Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin,
amoksisilin,eritromisin.
Topikal
Obatan-obatan yang dapat digunakan antara lain:
a. Salep 2-4, biasanya dalam bentuk salep atau krim.
Kekurangannya, obat ini menimbulkan bau tak sedap (belerang),
mengotoripakaian, tidak efektif membunuh stadium telur, dan penggunaannya
haruslebih dari 3 hari berturut-turut.
b. Emulsi benzil-benzoas 20-25%, efektif terhadap semua stadium, diberikansetiap
malam selama 3 hari berturut-turut. Kekurangannya, dapatmenimbulkan iritasi
kulit.
c. Gamexan 1%, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semuastadium kutu,
mudah digunakan, serta jarang menimbulkan iritasi kulit.Namun obat ini tidak
dianjurkan bagi wanita hamil, maupun anakdibawah usia 6 tahun, karena bersifat
toksik terhadap susunan sarafpusat. Pemakaiannya cukup satu kali dioleskan
seluruh tubuh. Dapatdiulang satu minggu kemudian bila belum sembuh.
d. Krotamiton 10%, termasuk obat pilihan karena selain memiliki efek
antiskabies,juga bersifat anti gatal.
e. Permetrin HCl 5%, efektifitasnya seperti Gamexan, namun tidak terlalutoksik.
Penggunaannya cukup sekali, namun harganya relatif mahal.
2.10. Pencegahan Skabies
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang
kurang baik oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan
dengan cara :
Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun
Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur
minimal 2 kali dalam seminggu
Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
10
![Page 11: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/11.jpg)
Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi tungau skabies.
Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.
Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit.
Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan penderita,
mengingat parasit mudah menular pada kulit. Walaupun penyakit ini hanya merupakan
penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini sangat
mengganggu kehidupan sehari-hari. Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas,
tidak menjamin terbebas dari infeksi ulang. Langkah yang dapat diambil adalah sebagai
berikut :
Cuci sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara merendam di cairan
antiseptik.
Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air sabun hangat dan gunakan seterika
panas untuk membunuh semua telurnya, atau dicuci kering (dry- cleaned).
Keringkan peci yang bersih, kerudung dan jaket.
Hindari pemakaian bersama sisir, mukena atau jilbab.
2.11. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta syarat
pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi, maka penyakit ini memberikan
prognosis yang baik .
11
![Page 12: Makalah Skabies](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082407/55cf9669550346d0338b4db0/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Handoko,R.P, Skabies, Djuanda A, Hamza M, Aisah S, editor. Dalam: Ilmu
Kulit Kelamin FKUI, edisi keempat, 2006, Jakarta:FKUI. Hal 122-25.
2. DEPARTEMEN KESEHATAN RI, Scabies, Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas, DEPKES RI, Jakarta. 2007. Hal 208-10.
12