Makalah Tafsir. Kelompok 1

21
TAFSIR SURAH AL-FATIHAH MAKALAH Disusun Gunna Memenuhi Tugas Mmata Kuliah: Tafsir Dosen Pengampu: Dr. Musthofa Rahman, M.Ag. Disusun Oleh: Kelompok 1 Ikmal Maulasany 1403086003 Gilang Aji Suganda 1403086029 Faisal Anam 1403086032 Nur Ikhsan 1403036058 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

description

tafsir surat Al-Fatihah

Transcript of Makalah Tafsir. Kelompok 1

Page 1: Makalah Tafsir. Kelompok 1

TAFSIR SURAH AL-FATIHAHMAKALAH

Disusun Gunna Memenuhi TugasMmata Kuliah: Tafsir

Dosen Pengampu: Dr. Musthofa Rahman, M.Ag.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Ikmal Maulasany 1403086003Gilang Aji Suganda 1403086029Faisal Anam 1403086032Nur Ikhsan 1403036058

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG2015

Page 2: Makalah Tafsir. Kelompok 1

I. PENDAHULUANSurah al-Fatihah diturunkan di Makkah sebelum Nabi Muhammad saw. berhijrah.

Jumlah ayatnya disepakati sebanyak tujuh ayat. Surat ini mempunyai tidak kurang dari dua puluh sekian nama, dari sekian banyak nama yang disandangnya hanya tiga atau empat yang diperkenalkan oleh Rasul saw. atau dikenal pada masa beliau seperti Ummu al-Qur’an dan Ummu al-Kitab, karena ia adalah induk semua ayat al-Qur’an . Al-Fatihah juga disebut sebagai al-Sab’al-Matsani karena ia dibaca berulang-ulang dalam shalat atau diluar shalat atau karena kandungan pesan setiap ayatnya terulang-ulang dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang lain.

Kedudukan Surah di dalam Al-Qur’an ini memuat akidah islamiah secara global, memuat konsep Islam secara garis besar, seperti akidah, ibadah, hukum-hukum, janji dan ancaman, dan kisah-kisah. Semuanya dirangkum dalam surah al-Fatihah yang kemudian diperinci isinya oleh ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an. Sehingga ini yang menjadikan hikmah dipilihnya surah al-Fatihah untuk diulang pada setiap rakaat, dan hikmah batalnya shalat yang tidak dibacakan surah ini di dalamnya.

II. RUMUSAN MASALAHA. Surah al-Fatihah dan TerjemahnyaB. Penafsiran surah al-FatihahC. Kedudukan Surah al-Fatihah dalam Al-Qur’anD. Pokok-pokok isi kandungan surah al-Fatihah

III. PEMBAHASANA. Surah al-Fatihah dan Terjemahnya

Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(1) Segala puji bagi Allah , Tuhan semesta alam. (2) Maha pemurah lagi Maha penyayang.( 3) Yang menguasai hari pembalasan.(4) hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (5) Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus. (6) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”(7)1

B. Penafsiran Surah al-Fatihah1. Penafsiran Menurut Kementrian Agama

Tafsirannya, dengan nama Allah saya baca atau saya mulai”. Seakan-akan nabi berkata, saya baca surah ini dengan menyebut nama Allah, bukaan dengan menyebut nama saya sendiri, sebab ia wahyu dari Tuhan, bukan dari saya sendiri. Maka Basmalah di sini mengandung arti bahwa Al-Qur’an itu wahyu dari Allah, bukan karangan Muhammad saw dan Muhammad itu hanyalah seorang utusan yang dapat diperitah menyampaikan Al-Qur’an kepada manusia.

1 Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an jilid 1, (Jakarta:Gema Insani, 2000), hal.25.

Page 3: Makalah Tafsir. Kelompok 1

Ada beberapa pendapat ulama berkenaan dengan Basmalah yang terdapat pada permulaan surah al-Fatihah. Di antara pendapat-pendapat itu, yang termasyhur adalah:a. Bismillah adalah ayat tersendiri, diturunkan Allah untuk menjadi kepala masing-masing

surah, dan pembatas antara satu surah dengan surah lain. Jadi dia bukanlah satu ayat dari surah al-Fatihah atau yang lain. Ini pendapat Imam Maliki, qiraah, fuqoha Medinah, Basrah, Syam dan pendapat Imam Abu Hanifah dan pengikutnya. Sebab itu Imam Abu Hanifah Basmalah tidak membaca keras dalam shalat. Bahkan imam malik tidak membaca basmallah sama sekali.

b. Basmalah adalah salah satu ayat dari al-Fatihah dan pada (surah an-Naml/27:30/)

Yang dimulai dengan basmalah. Ini adalah pendapat Imam Syafi’i beserta ahli qiraah Mekah dan Kufah. Sebab itu menurut mereka Bassmalah dibaca dengan suara jahr (keras) dalam shalat.

“Segala puji bagi Allah yang merajai seluruh alam", inilah perasaan yang melimpah masuk ke dalam hati seorang mukmin, hanya melimpah masuk ke dalam hati seorang mukmin, hanya semata-mata ingatnya kepada Allah. Karena, keberadaannya sejak awal adalah limpahan dari sekian limpahan nikmat Ilahi ynag menghimpun pujian dan sanjungan. Dalam setiap kejapan mata. Dalam setiap pandangan, dalam setiap langkah senantiasa diiringi dan disertai oleh nikmat-nikmat Allah, nikmat yang melimpahi semua makhluk-Nya, khususnya manusia ini. Oleh karena itu, mengucapkan “Alhamdulillah” di dalam memulai sesuatu dan mengakhirinya merupakan salah satu kaidah di antara kaidah-kaidah tashawwur islam secara langsung,

“Dialah Alla, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi –Nyalah segala pujian di dunia dan di akhirat.... “(al-Qashas: 70).

Di samping itu, sampai dan melimpah pulalah karunia Allah swt kepada hamba-Nya yang beriman, yaitu apabila dia mengucapkan “Alhamdulillah” maka, Allah menulis untuk satu hasanah “kebajikan” yang memberatkan semua timbangan kebajikannya. Diriwayatkan di dalam sunnah Ibnu Majah dari Ibnu Umar r.a.

“yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang.”

Sifat ini meliputi semua rahmat dengan semua keadaan dan lapangannya. Kalimat ini diulangi lagi di sini, di dalam teks surah, dalam ayat tersendiri, untuk menegaskan sifat yang jelas dan terang di dalam masalah rububiyyah yang meliputi itu, dan untuk menetapkan pilar-pilar hubungan yang abadi antara Rabb dengan marbub “hamba”-Nya, antara al-Khaliq dengan makhluk-Nya, bahwa hubungan itu adalah hubungan rahmat (kasih sayang) dan pemeliharaan yang menghimpun pujian dan sanjungan, dan hubungan itu juga merupakan hubungan yang ditegakan atas ketenangan yang melimpahkan kasih sayang. Maka, ucapan “alhamdu” merupakan sambutan fitrah terhadap rahmat yang besar.

Sesungguhnya Rabb adalah Ilah dalam Islam tidak mengusir hamba-hamba-Nya sebagaimana pengusiran pihak lawan dan musuh, seperti Dewa Olympic ketika sedang marah dan naik pitam yang digambarkan di dalam mitos bangsa Yunani. Dan, tidak melakukan

Page 4: Makalah Tafsir. Kelompok 1

rekayas terhadap mereka sebagaimana anggapan dongeng palsu di dalam “Perjanjian Lama” seperti yang disebutkan didalam cerita Benteng babil dalam pasal sebelas Kitab Kejadian.

“yang menguasai hari pembalasan”

Ayat ini menggambarkan keseluruhan besar yang mendalam pengaruhnya bagi kehidupan seluruh manusia, yaitu kepercayaan global terhadap akhirat “Malik” adalah puncak tingkat kekuasaan, dan “yaumiddin” adalah hari pembalasan di akhirat.

Banyak manusia yang mengakui Uluhiyah “ketuhanan” Allah dan penciptaan-Nya terhadap alam tetapi mereka tidak percaya kepada hari pembalasan, al-Qur’an menceritakan sebagai merekaitu,

“Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui”. (Luqman: 25)

Kemudian al-qur’an menceritakan tentang mereka pada tempat yang lain,

“Bahkan mereka tercengang Karena Telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, Maka berkatalah orang-orang kafir :"Ini adalah suatu yang amat ajaib". Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (Kami akan kembali lagi) ?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin”. (Qaaf: 2-3)

Percaya kepada hari kiamat merupakan salah satu dari keseluruhan akidah Islam yang bernilai di dalam menghubungkan pandangan dan hati manusia dengan alam lain di luar alam dunia.

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”.

Ini adalah akidah yang menyeluruh yang bersumber dari keseluruhan akidah yang di sebutkan di muka surah in. Maka, tidak ada ibadah kecuali kepada Allah dan tidak ada isti’amah “permohonan pertolongan” kecuali kepada Allah juga.

Disinilah pandangan seorang muslim berpaling dari kekuatan manusia dan kekuatan alam. Kekuatan manusia bagi seorang muslim ada dua macam. Pertama, kekuatan yang memperoleh petunjuk, beriman kepada Allah, dan mengikuti manhaj-Nya. dan kedua, kekuatan sesat yang tidak berhubungan dengan Allah dan tidak mengikuti manhaj-Nya. Ini harus diperangi, dilawan, dan di ubah.

Page 5: Makalah Tafsir. Kelompok 1

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Berilah taufik kepada kami untuk mengetahui jalan hidup yang lurus yang dapat menyampaikan kepada tujuan, dan berilah kami pertolongan untuk tetap istiqomah di jalan itu setelah kami mengetahuinya.

Maka, ma’rifah dan istiqamah, keduanya adalah buah hidayah Allah, pemeliharaan-Nya, dan rahmat-Nya . dan, menghadapkan diri kepada Allah dalam urusan seperti ini merupakan buah akidah dan keyakinan bahwa hanya Dia sendiri yang dapat memberi pertolongan. Dan, ini merupakan urusan yang terbesar dan pertama kali diminta oleh orang mukmin kepada Tuhannya adar Dia menolongnya.

Maka, hidayah (petunjuk) ke jalan hidup yang lurus adalah merupakan jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat secara menyakinkan. Dan, ia pada hakikatnya adalah petunjuk fitrah manusia kepada peraturan Allah yang mengatur gerak manusia dan gerak alam semesta menuju kepada Allah Rabbul Alamin.

Dan, diungkapkan tabiat jalan yang lurus ini.,

“(Yaitu)jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka , bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Yaitu, jalan orang-orang yang telah engkau bagikan nikmat-Mu kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai karena mereka sudah mengetahui kebenaran, tetapi kemudian berpaling darinya, dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat dari kebenaran sehingga tidak tahu jalan kebenaran sama sekali. Jalan itu adalah jalan orang-orang yang berbahagia, yang mendapat petunjuk, yang akan sampai kepada keridhaan Allah. 2

2. Penafsiran Menurut Tafsir Al-MunirAllah Ta’ala mengajari kita agar memulai semua perbuatan dan perkataan dengan

basmalah. Bacaan ini di perintahkan; ia merealisasikan permohonan pertolongan dengan nama-Nya yang agung. Allah mengajari kita bagaaiman cara memuji-Nya. Dialah yang benar-benar patut dipuji. Seluruh pujian hanyalah pantas untuk Allah, bukan yang lain-Nya , sebab Dialah pemilik kerajaan dan penguasa seluruh alam semesta ini. Dia menciptanya, membinanya, dan merawatnya. Dialah pemilik rahmat yang luas dan langgeng, pemilik hari pembalasan dan perhitungan guna menegakkan keadilan yang mutlak di antara hamba-hamba-Nya, memberikan ganjaran kepada orang-orang yang dulu berbuat baik dan menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang dulunya berbuat kejahatan. Sifat-sifat ini menuntut kita untuk mengkhususkan ibadah dan permohonan pertolongan hanya kepada Allah, serta , mengkhususkan ketundukan bulat hanya kepada-Nya. Jadi kita tidak memintaa pertolongan kecuali kepada-Nya, tidak bertawakal kecuali kepada-Nya, dan tidak beribadah kecuali kepada-Nya, dengan memurnikan agama kepada-Nya, sebab dialah yang berhak menerima pengaagungan dan hanya Dialah yang dapat member manfaat dan menolak muddarat.

2Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an jilid 1...” , hal.25-31.

Page 6: Makalah Tafsir. Kelompok 1

Adakalanya hawa nafsu menguasai jiwa dan menyesatkan akal sehat, namun kecuali Allah tidak ada yang dapat mencegah manusia dari terjerumus kedalam kubang syahwat dan kesesatan. Karena itu, Allah SWT mengajari kita agar memohon hidayah dan taufik dari-nya agar kita berjalan di tas manhaj kebenaran dan keadilan dan senantiasa menyusuri jalan istiqamah dan keselamatan, yaitu jalan Islam yang lampau tetapi akan terus ada, yang ddikaruniakan Allah kepada nabi-nabi, shiddiqqi, dan orang-orang saleh. Demikianlah seharusnya sikap seorang hamba yang taat, yang sehat akal, dan yang mengenal hakikat dirinya dan tempat kembalinya di masa depan; berbeda dengan orang kafir yang ingkar dan sesat, yang berpaling dari jalan yang lurus karena menentangnya, atau karena cenderung mengikuti hawanafsu, atau karena tidak tahu dan tersesat; dan alangkah ban hamba yang taat, yang sehat akal, dan yang mengenal hakikat dirinya dan tempat kembalinya di masa depan; berbeda dengan orang kafir yang ingkar dan sesat, yang berpaling dari jalan yang lurus karena menentangnya, atau karena cenderung mengikuti hawanafsu, atau karena tidak tahu dan tersesat; dan alangkah banyaknya orang-orang yang tersesat dari jalan hidayah, yang menjauhi manhaj yang lurus, yang pantas mendapat murka ilahi!

Ya Allah, biarkanlah kami tetap berada di jalan hidayah, dan terimalah pujian dan doa kami, serta jagalah kami dari kesesatan. Dari sinilah terlihat bahwa manusia terbagi menjadi dua kelompok: kelompok hidayah dan kelompok kesesatan. Allh telahmemberi manusia lima macam hidayah yang dapat dipergunakan untuk mencapai kebahagiaan.

1. Hidayah ilham fitrah, yang dimiliki bayi sejak lahir, di mana dia merasakan kebutuhan untuk makan dan minum sehingga dia menjerit meminta makan dan minum jika kedua orang tuanya lupa.

2. Hidayah indra, yang melengkapi hidayah pertama. Kedua hidayah ini sama-sama dimiliki oleh manusia dan hewan, malah pada permulaan kedua hidayah ini lebih sempurna dalam diri hewan dari pada dalam diri manusia, sebab ilham hewan segera menjadi sempurna tak lama setelah kelahirannya, sedangkan dalam diri manusia ilham tersebut berkembang secara bertahap.

3. Hidayah akal, yang lebih tinggi dari pada kedua hidyah di atas. Manusia diciptakan sebagai makhluk berperadapan agar ia hidup bersama orang lain, sementara indra lahiriyah semata tidak cukup untuk kehidupan bermasyarakat, maka dari itu manusia mesti dibekali dengan akal yang mengarahkannya ke jalan-jalan kehidupan, melindunginya dari kekeliruan dan penyimpangan, serta mengoreksi baginya kesalahan-kesalahan inddrawidan mencegahnya tergelincir dalam arus hawa nafsu.

4. Hidayah agama : hidayah yang tidak keliru, sumber yang takkan menyesatkan. Terkadang akal keliru dan nafsu terbawa arus kesenangan dan syahwat sehingga menjerumuskan seseorang ke dalam kehancuran. Karena itu, manusia memerlukan suatu evaluator, pembimbing, dan penunjuk yang tidak terpengaruh oleh hawa nafsu. Hidayah agama membantunya dan memimbingnya ke jalan yang lurus, baik setelah ia terjebak ke dalam kesalahan maupun sebelumnya. Hidayah ini senantiasa menjadi penjaga yang terpercaya yang menjadi pegangan manusia untuk membekali diri dengan kunci-kunci kebaikan dan mempersenjatai diri dengan gembok kejahatan, sehingga dia tidak akan tergelincir dan pasti selamat. Hidayah ini juga membuatnya sadar akan batas-batas apa yang wajib atasnya terhadap kekuasaan Allah yang mana dia tunduk kepada-Nya jauh di dalam hatinya, dan dia merasakan kebutuhan yang mendesak kepada Sang Pemilik kekuasaan tersebut Yang telah menciptakannya dengan bentuk yang sempurna dan telah memberinya berbagai nikmat lahir dan batin yang tidak terhitung banyaknya. Jadi, hidayah ini menjadi faktor yang paling dibutuhkan manusia untuk mewujudkan kebahagiaannya.

Al-Qur’an telah mensyariatkan hidayah-hidayah di atas dalam banyak ayat, diantaranya firman Allah,

Page 7: Makalah Tafsir. Kelompok 1

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. Al-Balad : 10)

Artinya, Kami telah menerangkan kepadanya jalan kebaikan dan kejahatan, serta kebahagiaan dan kesengsaraan.

5. Hidayah pertolongan dan taufik untuk menapaki jalan kebaikan dan keselamatan. Hidayah ini lebih khusus daripada hidayah agama. Hidayah inilah Yang Allah perintahkan kepada kita untuk senantiasa memohonnya dalam firmannya, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Artinya berilah kami petunjuk, yang diiringi dengan pertolongan gaib dari-Mu, yang dengannya Engkau menjaga kami dari kesesatan dan kesalahan. Kemampuan memberi hidayah ini hanya dimiliki oleh Allah SWT, tidak diberikan kepada satu pun makhluk-Nya.3

C. Kedudukan Surah al-Fatihah dalam Al-Qur’anAl-fatihah yang merupakan mahkota tuntunan ilahi, dinamai juga Ummu al-Qur’an

dan Ummu al-kitab karena ia adalah induk semua ayat al-Qur’an. Al-Fatihah juga adalah as-sab’al-Matsani, dalam arti tujuh ayatnya diulang-ulang, bukan saja dalam setiap rokaat shalat, tetapi juga kandungan ketujuh ayatnya itu diulang dan di rinci oleh seluruh ayat-ayat al-Qur’an yang berjumlah enam ribu ayat lebih itu. Surah ini memiliki lebih dari dua puluh nama, tetapi yang paling populer dan dikenang pada massa Nabi saw. adalah nama-nama yang disebut diatas.

Al-Fatihah adalah pengajaran bagi umat manusia. Bahkan Allah mendiktekan kalimat-kalimat surah ini untuk diucapkan oleh manusia. Dengan memulai kitab-Nya dengan Basmalah, Allah swt. juga mengajar manusia untuk memulai setiap kegiatan mereka dengan Basmalah yang mengandung maknna permintaan pertolongan agar kegiatan itu direstui dan di dukung oleh-Nya karena tiada daya dan upaya yang dapat berhasil tanpa dukungan-Nya.4

Surah Al Fatihah mempunyai bermacam-macam nama, antara lain :1. Surah A Fatihah

Kata Fatihah di ambil dari kata fataha yang artinya mebuka atau memulai. Sedangkan Al adalah kata sandang. Al fatihah berarti pembuka atau pemula. Dinamakan Al Fatihah karena dengan surah inilah dibuka Al-Qur’an, artinya dengan surah inilah dimulai susunan surah-surah Al-Qur’an. Peletakannya di permulaan Al-Qur’an berdasarkan tauqifi, artinya perintah dari Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Ummul-Qur’an atau Ummul KitabDisaamping nama Al-Fatihah, surah ini juga dinamakan Ummul Qur’an (Induk Al-

Qur’an) atau Ummul Kitab (Induk Al-Kitab), karena merupakan induk, pokok, atau basis bagi Al-Qur’an seluruhnya, dengan arti bahwa surah Al-Fatihah mengandung pokok-pokok isi Al-Qur’an.

3. As-Sab’ul MasaniSurah Al-Fatihah juga dinamai As-Sab’ul Masani (tujuh yang berulang-ulang).

Dinamakan demikian karena ayatnya berjumlah tujuh, dan dibaca berulang-ulang dalam shalat.Shalat tidak sah tanpa membaca surah al-Fatihah, berdasarkan hadis:

3 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir jilid 1.(Jakarta: Gema Insani, 2013) hal. 35-37. 4M.Quraish Shihab, AL-LUBAB cetakan 1 Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-surah al-Quran , (Jakarta: Lentera Hati, 2012), hal. 3-4.

Page 8: Makalah Tafsir. Kelompok 1

اب� )روه اص��حاب الس��تة عن �ت��� �ِك ة� ال �ح��� �َف�اِت ِب� ْأ َر� �ْق��� �ْم� َي �َم�ن� ل �َة� ل � ص�َال َال

عبادَة ِبن الصامت(“Tidak sah shalat bagi orangyang tidak membaca surah al-Fatihah” (Riwayat Ashabus-Sittah dari’Ubadah bin as-Samit).

Selain beberapa nama yang disebutkan, masih ada nama-nama lain, yaitu al-Kanz (Perbendaharaan), al-Hamd (Pujian), as-Salah (Sholat),al-Waqiyah (Yang melindungi), Asasul-Qur’an (Pokok-pokok al-Qur’an), asy-Syafiyah (Penyembuhan), al-Kafiyah (Yang Mencukupi), ar-Ruqyah (Bacaan untuk Pengobatan), asy-Syukur (Syukur), ad-Du’a (Do’a), dan al-Asas (Asas Segala Sesuatu).

Surah ini diturunkan pada waktu pertama kali disyariatkan shalat dan diwajibkan membacanya di dalam shalat. Karena itu, ia adalah surah yang pertama diturunkan dengan lengkap. Dalam surah ini terdapat kesimpulan dari isi keseluruhan al-Qur’an. 5

Al-Biqa’i menerapkan kaidahnya yang menyatakan bahwa “Nama setiap surah menjelasan tujuan atau tema umum surah itu.” Dari nama-nama yang disebutkan diatas mengandung serta berkisar atas sesuatu yang tersembunyi yang dapat mencukupi segala kebutuhan, yaitu pengawasan melekat. Segala sesuatu yang tidak dibuka dengannya tidak akan memiki nilai. Dia adalah pembuka segala kebaikan, asa segala makruf, tidak dinilai sah kecuali bila diulang-ulang. Dia adalah perbendaharaan menyangkut segala sesuatu, dia menyembuhkan segala macam penyakit, mencukupi manusia dalam mengatasi segala keresahan, serta melindungi dari segala keburukan dan menjadi mantra dalam menghadapi sedala kesulitan. Surah inilah yang merupakan ketetapan bagi pujian yang menncakup segala sifat kesempurnaan serta kesyukuran yang mengandung pengagungan terhadap Allah, pemberi nikmat, dan dia pula yang merupakan inti doa karena do’a adalah menghadapkan diri kepada-Nya. sedangkan doa yang teragung tersimpul didalam hakikat shalat. Jika demikian, tujuan utama dari surah al-Fatihah adalah menetapkan kewajaran Allah swt. untuk dihadapkan kepada-Nya segala pujian dan sifat-sifat kesempurnaan, dan meyakini kepemilikan-Nya atas dunia dan akhirat serta kewajaran-Nya untuk disembah dan dimohonkan dari-Nya pertolongan, dan nikmat menempuh jalan lurus sambil memohon keterhindaran dari jalan orang yang binasa. Inilah tujuan utama dan tema pokok surah al-Fatihah, sedang selainnya adalah cara-cara untuk mencapainya.” Demikian al-Biqa’i. 6

Ada sunnah/ kebiasaan Allah, baik menyangkut penciptaan maupun penetapan hukum, yaitu memulainya secara umum dan global, baru kemudian disusul dengan perincian secara bertahap. Menurut ‘Abduh, surah al-Fatihah dalam kedudukan-Nya sebagai wahyu pertama atau keberadaannya pada awal Al-Qur’an M. Quraish Shihab merupakan penerapan Sunnah tersebut.7

D. Pokok-pokok isi kandungan surah al-Fatihah Telah disebutkan di atas, bahwa surah al-Fatihah adalah induk dari Al-Qur’an dan

seluruhnya, sehingga ia merupakan intisari dari isi Al-Qur’an,yaitu :1. Akidah2. Ibadah

5 Ibrahim Hosen, dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI, (Jakarta: Lentera Abadi,2010), hal.36 M.Quraish Shihab, Tafsir AL-MISHBAH pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an Jilid 1, (Jakarta: Lentera Hati 2002), hal.10-11.7 M.Quraish Shihab, Tafsir AL-MISHBAH ...”,hal.5.

Page 9: Makalah Tafsir. Kelompok 1

3. Hukum-hukum4. Janji dan ancaman5. Kisah-kisah

1. Akidah

Akidah adalah yang pertama kali dibawa oleh Al-Qur’an dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan rasul yang telah diutus sebelum Nabi Muhammad SAW juga menanamkan keimanan ini sejak pertama kali diutus kepada umatnya.

Akidah yang dibawa Al-Qur’an amat jelas dan tegas, dapat dipahami akal, dan yang paling sempurna. Tuhan Yang Maha Esa, Dialah sang Khalik, sedang selain Dia adalah makhluk. Tak ada permulaan-Nya, dan tak ada kesudahan-Nya. Mahakuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Mengetahui. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Tidak sesuatu yang serupa dengan Dia. Alam semesta ini makhluk Allah, yang akan lenyap dan bonasa dengan kehendak Allah, karenam keberadaannya juga dengan kehendak Allah.8

Ayat yang menjelaskan tentang akidah pada surah al-Fatihah terdapat pada ayat 2 dan 5.

Artinya : “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam”Maksud ayat ini adalah bahwa yang berhak dipuji hanyalah Allah,maka oujiann

haruslah dihadapkan kepada-Nya. yang dimaksud dengan “semua pujian” meliputi: (1) puji Tuhan kepada diri-Nya; (2) Puji Allah kepada makhluk-Nya; (3) puji makhluk kepada makhluk; dan (4) puji makhluk kepada tuhan-Nya. pada hakikatnya segala puji itu milik Allah.

Keimanan kepada Allah dengan segala sifat kesempurnaaan-Nya, dan akidah tauhid yang murni adalah ajaran islam yang terpenting. Oleh sebab itu dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah Rabb bagi seluruh alam. Kata Rabb artinya Pemilik, Pendidik, atau Pengasuh. Dengan ini jelas bahwa apa pun yang berada di alam ini adalah kepunyaan Allah. Dialah yang menciptakan, mendidik, mengasuh, menumbuhkan, dan memeliharanya. Tidak ada yang bersekutu dengan-Nya. Sejalan dengan ini, maka makhluk itu bagaimanapun kecil dan tempatnya tetap jauh dibawah pengetahuan, lindungan, dan pemeliharaan Allah. Allah telah memberikan kepada makhluk-Nya suatu bentuk, lalu dikaruniakan-Nya akal, naluri dan kodrat alamiah yang dapat dipergunakan untuk kelnjutan hidupnya. Sesudah itu berbagai nikmat tersebut tidak dilepaskan begitu saja oleh Allah, melainkan selalu dipelihara, dilindungi, dan dijaga-Nya.9

”Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongon.”

Ayat ini berisi keimanan, karena dalam ayat ini dinyatakan dengan lebih jelas akidah tauhid. Ayat ini menerangkan bahwa hanya Allah lah yang berhak disembah dan hanya kepada Allah sajalah manusia seharusnya memohon pertolongan. Kedua ayat diatas

8 Ibrahim Hosen, dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI....”, hal. 4.9 Ibrahim Hosen, dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI....”, hal. 5

Page 10: Makalah Tafsir. Kelompok 1

merupakan inti keimanan dan tauhid. Ayat lain dalam Al-Qur’an mengenai Syirik wasani,majusi dan sebagainya adalah sebagai penjelasan kedua ayat itu.

2. IbadahIbadah adalah buah dari keimanan kepada adanya Allah, dengan segala sifat

kesempurnaan-Nya. orang yang meyakini adanya segala sifat kesempurnaan-Nya. akan menyembah Allah. Ajaran ibadah ini dipaparkan di dalam surah alfatihah dengan firman-Nya :

”Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongon.”

Di dalam ayat ini Allah mengajari hamba-Nya agar menyembah hanya kepada Allah semata. Maka ayat ini selain mengandung ajaran tentang tauhid, juga mengandung ajaran ibadah kepada Yang Maha Esa itu.

“Tunjukilah kami jalan lurus.”

Untuk kebahagian hidup manusia di dunia dan di akhirat, Allah mengadakan peraturan-peraturan, hukum-hukum, menjelaskan kepercayaan, memberi pelajaran dan contoh-contoh. Ini semua adalah laksana jalan lurus yang dibentangkan Allah yang mengantarkan manusia kepada kebahagiannya di dunia dan di akhirat. Maka berbahagialah mereka yang menjalaninya dan sengsaralah orang yang menghindari diri dari jalan itu.

Mengikuti jalan yang lurus ini artinya ialah beribadah kepada Allah, dengan mematuhi peraturan-peraturan, menjalankan hukum-hukum, dan berpegang kepada akidah yang benar, mengambil pelajaran dan teladan dari contoh-contoh yang telah diberikan Allah. Hal itu diterangkan dalam ayat-ayat lain, yang menjadi uraian dari surah al-Fatihah ini.

Ibadah tidak bisa di pisahkan dari tauhid, sebagaimana tauhid pun tidak dapat dipisahkan dari ibadah, karena ibadah adalah buah dari tauhid, ,dan ia tak mempunyai nilai dan harga kalau timbulnya tidak dari perasaan tauhid, yakni tauhid itu tidak akan subur hidupnya di dalam jiwa dan raga manusia, kalau tidak selalu dipupuk dengan ibadah. Sebab di dalam surah al-Fatihah ini, di samping disebut tauhid, disebut juga ibadah. Keduanya secara ringkas akan di ikuti dengan penjelasan-penjelasan pada ayat-ayat lain dii dalam surah-surah lain.10

3. Hukum-hukumDalam rangka beribadah kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia di

dunia dan akhirat, Allah menetapkan hukum-hukum dan peraturan-peraturan; ada yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan Allah, hubungan dengan masyarakat dan alam seisinya.

Di dalam Al-Qur’an banyak didapati ayat yang berhubungan dengan hukum dan peraturan itu. Semua ayat ini adalah penjelasan dari apa yang telah dicantumkan dalam surh al-Fatihah. Allah memberi tuntunan hukum dan peraturan dalam firman-Nya:

”Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

10 Ibrahim Hosen, dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI....”, hal. 7

Page 11: Makalah Tafsir. Kelompok 1

Jalan yang menyampaikan manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, yaitu akidah (kepercayaan) yang benar, hukum dan peraturan, pelajaran yang dibawa oleh Al-Qur’an sebagaimana disebutkan diatas.11

4. Janji dan AncamanAl-Qur’an juga berisi janji dan ancaman. Dia menjanjikan kebahagiaan kepada mereka

yang beriman dan berbuat baik. Sebaliknya Dia memperingatkan mereka yang mempersekutukan-Nya, yang membuat onar dan kejahatan dengan azab.

Janji dan ancaman itu ditunjukan kepada umum, kaum atau bangsa. Didalam surah al-Fatihah terdapat ayat-ayat yang mengandung janji dan ancaman, yaitu:

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”Dengan menyebut “Maha Pengasih”, “Maha Penyayang”, Allah menjanjikann kepada

mereka yang beriman da berbuat baik, limpahan karunia dan nikmat.

“Pemilik hari pembalasan”Pada hari itu perbuatan manusia sewaktu di dunia akan dibalas. Surga untuk mereka yang

beriman dan berbuat baik, dan neraka bagi mereka yang ingkar dan berbuat salah.ini adalah janji dan peringatan.

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”Orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus akan berbahagia, dan yang menghindari

diri dari jalan yang lurus akan celaka. Dengan ini dapat dipahami adanya janji dan ancaman.

“(yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Ada orang yang telah dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu rasul-rasul, nabi-nabi, orang-orang saleh dan siddiqin. Orang yang seperti ini akan diberi ganjaran oleh Allah berupa surga, ini adalah janji-Nya. begitu pula sebaliknya mereka yang tidak mau menjalani jalan yang lurus dimurkai Allah dan orang yang sesat itu akan menderita hukuman dari Allah, dan ini adalah suatu peringatan.12

5. Kisah-kisah

Untuk menjadi contoh dan teladan, pelajaran dan ikhtibar, Al-Qur’an telah menceritakan keadaan bangsa-bangsa dan kaum-kaum yang telah lalu dan bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi kepada mereka dan telah membuat peraturan, hukum dan syariat untuk kebahagiaan hidup mereka. Di antara mereka ada yang menerima dan ada yang menolak, dan Allah menerangkan apa akibat dari pennerimaan atau penolakan itu untuk dijadikan ikhtibar dan pelajaran.

Lebih kurang tiga perempat dari isi Al-Qur’an adalah cerita tentang bangsa-bangsa dan umat yang lalu, serta anjuran dari Allah untuk mengambil ikhtibar dan pelajaran dari

11 Ibrahim Hosen, dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI....”, hal. 812 Ibrahim Hosen, dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI....”, hal. 9

Page 12: Makalah Tafsir. Kelompok 1

keadaan mereka. Di dalamm surah al-Fatihah ini keadaan bangsa-bangsa dan umat-umat yang telah lalu itu dipaparkan oleh Allah dalam firman-Nya:

“(yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Dengan keterangan yang telah disebut diatas, jelaslahbahwa surah al-Fatihah menganduung kesimpulan isi Al-Qur’an dalam surah-surah yang berikutnya.13

Sedangkan pendapat dari penafsiran M. Quraisy Syihab mengatakan bahwa dalam surah al-Fatihah terdapat uraian sebagai berikut :14

1. Tauhid, yang dikandung oleh ayat-ayatnya yang pertama dan kedua: al-hamdu lillahi Robbi al-Alamin dan ar-Rahman ar-Rahim.

2. Keniscayaan hari kemudian, yang dikandung oleh ayatnya yang ke empat : Maliki Yaum ad-Din

3. Ibadah yang seharusnya hanya tertuju kepada Allah swt.dikandung oleh ayat : Iyyaka na’budu.

4. Pengakuan tentang kelemahan manusia dan keharusan meminta pertolongan hanya kepada-Nya dalam ayat : Waiyyaka nasta’in dan Ihdina ash-shirath al-mustaqim.

5. Keanekaragaman manusia sepanjang sejarah menghadapi tuntunan ilahi; ada yang menerima, ada yang menolak setelah mengetahui, dan ada juga yang sesaat jalan, yaitu yang dikandung oleh ayat: Shiratha al-ladzina an’amta ‘alaihim ghairi al-maghdhubi ‘alaihim wala adh-dhallin.

Setelah kita ketahui penafsiran ayat-ayat dalam surah al-Fatihah dan isi kandungan dari masing-masing ayat dalam al-Fatihah, kita dapat mengambil pelajaran atau ibrah yakni sebagai berikut:15

1. Ayat pertama dalam surat al-Fatihah, yakni Basmalah, memberi pelajaran agar kita memulai setiap pekerjaan dengan mengucapkan Basmalah sehingga terjalin hubungan yang erat antara si pengucap / pembaca dengan Allah swt., dan dengan penyebutan kedua sifat-Nya: ar-Rahman ar-Rahim, tertancap dalam hati si pembaca betapa besar rahmat Allah sehingga semestinya pembacanya tidak akan berputus asa, betapapun berat dan sulit keadaan yang dihadapinya.

2. Ayat kedua surat al-Fatihah, al-Hamdu lillah/ Segala puji (hanya) bagi Allah adalah pengajaran agar seseorang selalu menyadari betapa besar Rahmat dan anugerah Allah swt. kepada-Nya. sehingga bila sesekali ia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan, maka ia akan teringat rahmat dan ni’mat Allah swt. yang selama ini dinikmatinya.

3. Redaksi persona ketiga pada kalimat al-Hamdu lillah, dalam arti si pemuji tidak berhadapann langsung dengan Allah swt., memberi pelajaran bahwa memuji tanpa kehadiran yang dipuji lebih baik dari pada memuji dihadapannya. Sedangkan ayat ke lima: iyyaka na ‘budu wa iyyaka nasta’in/hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan, dikemukakan dalam bentuk persona kedua, dalam arti Allah swt. Ini karena dalam

13Ibrahim Hosen, dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI....”, hal. 3-9.14 M.Quraish Shihab, AL-LUBAB cetakan 1...,” hal. 4-5.15 M.Quraish Shihab, AL-LUBAB cetakan 1...”,hal.6-8.

Page 13: Makalah Tafsir. Kelompok 1

beribadah. Seseorang hendaknya bagaikan berhadapan langsung dengan-Nya. Inilah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad saw. ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang makna al-Ihsan. yakni “engkau menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan bila tidak mampu melihat-Nya (dengan mata hatimu), maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu”. (HR Bukhari melalui Umar ibn al-Khaththab ra.).

4. Pernyataan bahwa Allah swt. Adalah Rabb al-Alamin/ tuhan pemelihara seuruh alam memberi pelajaran bahwa Allah swt. mengurus, memelihara, dan menguasai seluruh jagad raya.

5. Firman-Nya bahwa Allah swt. pemilik hari kemudian mengajarkan, antara lain bahwa kuasa-Nya ketika itu sangat menonjol sehingga tidak satu pun yang mengikari-Nya, tidak juga seseorang dapat membangkang (berbeda dengan di dunia). Sebagaimana ia mengajarkan juga bahwa tidak seorang pun yang dapat mengetahui kehidupan di sana, kecuali bila diberi tahu melalui wahyuoleh Allah swt. atau penyampaian nabi dan bahwa waktu kedatangan Hari itu adalah suatu rahasia yang tidak di ketahui, kecuali oleh Allah swt. semata.

6. Kata “kami” pada ayat ke-5: “Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” Menagndung beberapa pesan tentang keberasamaan antar umat yang menjadikan setiap Muslim harus memiliki kesadaraan sosial, yang menjadikan keakuannya lebur secara konseptual bersama aku-aku lainnya. Setiap Muslim, dengan demikian, menjadi seperti satu jasad yang merasakan keperihan bila satu organ menderita penyakit.

7. Ayat ke-7 surah ini mengajarkan agar memisbahkan segala yang baik kepada Allah swt. sedangkan yang buruk harus dicari terlebih dahulu penyebabnya. Ini dipahami dari penisbahan pemberian nikmat kepada-Nya: “jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat.” sedangkan menyangkut murka tidak dinyatakan: “yang Engkau murkai.” tetapi “yang dimurkai.”

IV. PENUTUP

A. KESIMPULANSurah al-Fatihah mempunyai banyak nama yang masing-masing mengandung arti,

penjelasan mengenai nama surah tersebut bagi al-Fatihah, Didalam Surah al-Fatihah mengandung keseluruan isi Al-Qur’an seperti Akidah, Ibadah, Hukum-hukum, Janji dan ancaman, Kisah-kisah

sehingga konteks kalimatnya dimulai dari yang umum dan global, baru kemudian disusul

dengan perincian secara bertahap oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang lain.

Kemudian tentang kedudukan surah Al-Fatihah dapat disimpulkan yaitu :

1. Ummul Qur’an dan Ummul kitab, karena sebagai induk Al-Qur’an

2. Sebagai bacaan dalam rukun shalat

3. Sebagai dasar dalam memelajari aqidah, ibadah, hukum, dan kisah-kisah

Jadi Penafsiran dari surah Al-Fatihah ini dapat dijadikan dasar pembelajaran dalam

pendidikan tentang kehidupan di dunia ini.

Page 14: Makalah Tafsir. Kelompok 1

B. DAFTAR PUSTAKAAz-Zuhaili, Wahbah.Tafsir al-Munir jilid 1.(Jakarta: Gema Insani.2013).Hosen, Ibrahim.Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 1 Kementrian Agama RI.(Jakarta: Lentera

Abadi.2010).

Quthb, Sayyid.Tafsir fi Zhilalil Qur’an jilid 1.(Jakarta:Gema Insani.2000).

Shiha, M.Quraish.AL-LUBAB Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-surah al-Quran

cetakan 1. (Jakarta:Lentera Hati.2012).

Shihab,M.Quraish.Tafsir AL-MISHBAH pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an Jilid 1.

(Jakarta: Lentera Hati 2002).