Maklh Epid Polio

17
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Definisi Poliomyelitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Poliomyelitis berasal dari kata Yunani, polio berarti abu-abu, yang myelon yang bersifat saraf perifer, sering juga disebut paralis infatil. Poliomielitis atau sering disebut polio. Sejarah penyakit ini diketahui dengan ditemukannya gambaran seorang anak yang berjalan dengan tongkat dimana sebalah kiri mengecil pada lukisan artefak Mesir Kuno tahun 1403-1365 sebelum masehi. Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio

description

dhjkhfkf

Transcript of Maklh Epid Polio

BAB IITINJAUAN TEORI

1. 2. 2.1. DefinisiPoliomyelitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.Poliomyelitis berasal dari kata Yunani, polio berarti abu-abu, yang myelon yang bersifat saraf perifer, sering juga disebut paralis infatil. Poliomielitis atau sering disebut polio. Sejarah penyakit ini diketahui dengan ditemukannya gambaran seorang anak yang berjalan dengan tongkat dimana sebalah kiri mengecil pada lukisan artefak Mesir Kuno tahun 1403-1365 sebelum masehi. Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004).

2.2. Klasifikasi PolioPolio dibagi menjadi bebrapa jenis antara lain :1. Polio Non-Paralisis Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.2. Polio Paralisis Spinal Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.3. Polio Bulbar Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher ( Wilson, 2001 ).

2.3. Sejarah PerkembanganGejala penyakit polio dilaporkan pertama kali oleh Michael Anderwood pada tahun 1789 dari Inggris. Outbreak pertama kali terjadi di Eropa pada awal abad ke-19 yang banyak menyerang anak, dan selanjutnya kejadian epidemik meluas pada umur yang lebih tua. Epidemi polio berskala besar terjadi di Eropa dan Amerika sejak pertengahan abad 19 sampai pertengahan pertama abad 20. Sesudah perang dunia, epidemik poliomielitis menyebar ke seluruh dunia Vaksin polio pertama kali dikembangkan oleh Jonas Salk pada tahun 1955 dan Albert Sabin pada tahun 1962. Sejak saat itu, jumlah kasus polio menurun tajam. Dimana upaya imunisasi di banyak negara dibantu oelh Rotary International UNICEF dan WHO untuk mempercepat eradikasi global polio. Penyakit polio sudah ada sejak zaman prasejarah hal ini dibuktikan denagan bukti lukisan dinding di kuil-kuil mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan denagn tongkat, kaisar romawi calaudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidup.2.4. Data Kasus Epidemik PolioPada tahun 1988 masih ditemukan kasus polio paralisis sebanyak 350.000 di seluruh dan telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988 sampai 1989-an, dari 350 000 kasus diperkirakan lebih dari 125 negara endemik. jumlah jaringan kemitraan ini semakin meningkat sehingga pada akhir dekade tersebut, lebih dari 575 juta anak mendapat vaksin polio oral (OPV) . Tahun 2002, sebanyak 175 negara telah dinyatakan bebas polio dan pada tahun 2003 virus polio liar telah berhasil dieliminasi dari hampir semua negara, kecuali enam negara yang masih endemis (Nigeria, India, Pakistan, Afganistan, Niger, dan Mesir) yang melaporkan 784 kasus polio.Sirkulasi virus polio liar tipe 2 telah berhenti sejak tahun 1999. Pada masa akhir dari eradikasi polio, hanya virus polio tipe 1 dan 3 yang masih tetap bersirkulasi sebagai virus polio liar pada daerah endemis dan tipe 3 hanya terbatas di Nigeria Utara dan Selatan, Niger, Afganistan, dan India. Akan tetpai pada akhir tahun 2004 terjadi peningkatan sirkulasi virus, ditemukan kasus polio meningkat menjadi 1.200 kasus. Rantai penularan virus polio liar yang tersisa terkonsentrasi di lima negara bagian atau provinsi di Nigeria (1), India (2), dan Pakistan (2), karena masih adanya daerah kantung-kantung anak-anak belum pernah diimunisasikemudian, untuk 1349 kasus yang dilaporkan pada tahun 2010. Pada tahun 2011, hanya bagian dari empat negara di dunia tetap endemik untuk penyakit - wilayah geografis yang terkecil dalam sejarah - dan kasus nomor tipe virus polio liar 3 yang turun .

Secara keseluruhan, sejak Global Polio Eradication Initiative diluncurkan, jumlah kasus telah menurun lebih dari 99%. Pada tahun 2011, hanya empat negara di dunia tetap endemik polio. Persistent kantong penularan polio di Nigeria utara dan di sepanjang perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan adalah tantangan epidemiologi Pada tahun 1994, WHO Wilayah Amerika (36 negara) telah disertifikasi bebas polio, diikuti oleh WHO Wilayah Pasifik Barat (37 negara dan daerah termasuk Cina) pada tahun 2000 dan WHO Wilayah Eropa (51 negara) pada bulan Juni 2002. Pada tahun 2010, Wilayah Eropa menderita impor pertama polio setelah sertifikasi. Pada tahun 2011, WHO Kawasan Pasifik Barat juga mengalami impor virus polio. Pada tahun 2004 dilaporkan oleh Global Polio Eradication Initiative, pada daerah Afrika Barat dan tengah berada pada ambang epidemi polio terbesar, dimana Data epidemiologis menunjukkan bahwa penularan virus polio liar terus mempercepat pada tingkat yang mengkhawatirkan di wilayah ini. Selain infeksi ulang dari Sudan, lima kali lebih banyak anak di Afrika barat dan tengah telah lumpuh akibat polio, sejauh ini di tahun 2004 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2003. 197 anak telah lumpuh di Nigeria, menyusul suspensi kampanye imunisasi polio di Nigeria Utara akhir tahun lalu. Pada tahun 2009, lebih dari 361 juta anak-anak diimunisasi di 40 negara selama 273 kegiatan imunisasi tambahan (SIAs). Secara global, surveilans polio di tertinggi historis, yang diwakili oleh deteksi tepat waktu kasus acute flaccid paralysis.Kasus polio di Indonesia pada tahun 2005 terjadi pertama kali di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat yang dengan cepat menyebar ke provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung. Data terakhir melaporkan secara total terdapat 295 kasus polio 1 tersebar di 10 provinsi dan 22 kabupaten/kota di Indonesia. Dewan pemantau independen (IMB) menerbitkan laporan pada akhir oktober 2012 yang berjudul last stand polio laporan ini menunjukan bahwa polio mulai menurun dari pada sebelumnya dan bahwa upaya pemberantasan global mengalami penigkatan pada prioritas pemberantasan. Sementara laporan dari catatan bahwa program sekarang akan jelas tidak mencapai tujuannya untuk menghentikan semua penularan pada akhir 2012.

Virus polio liar (WPV) kasusJumlah kasusPada tahun 2012Pada tahun 2011Jumlah tahun 2011

Secara global202553650

Di negara- negara endemik341265341

Negara non endemik5288309

Kasus kerusakan yang terjadi pada negara-negaraNegaraPada tahun 2012Pada tahun 2011Total 2011*Tanggal kasus yang terakhir

WPV1WPV3W1W3TotalWPV1WPV3W1W3Total

Pakistan532156159216119810 nov 2012

Afganistan 3131585880 9-nov-2012

Nigeria 921811036945624-nov-2012

India 11113 jan 2012

Chad 55122312513214 jan 2012

DR Kongo87879320-des-11

Angola 55507-jan- 12

Niger 112522-des-11

CAR22408-des-11

Cina 18182109-okt-11

Guinea33303-aug-11

Kenya11130-jan-11

Pantai gading36363624-jan-11

Mali77723-jan-11

Kongo11122-jan-11

Gabon11115-jan-11

Total181201202492610553650

Jumlah di negara-negara endemik176201197254110265341

Jumlah wabah5005238500288309

Data dalam WHO tanggal 29 november 2011 dan data 27 november 2012Data epidemi polio pada berbagai negaraAfganistanSatu baru WPV kasus dilaporkan dalam seminggu terakhir (satu WPV1 dari Khost), sehingga jumlah kasus WPV untuk 2012 hingga 31. It is the most recent case in the country and had onset of paralysis on 9 November. Ini adalah kasus terbaru di negeri ini dan memiliki onset kelumpuhan pada tanggal 9 November. Provinsi khost diperbatasan timur negara itu dengan pakistan.meskipun khost bukanlah daerah endemik, kasus dilaporkan pada bulan september.Nigeria.Dalam tahun 2012 hingga akhir november negeria mengalami 110 kasus WPV, Negara memiliki transmisi yang paling intens virus polio liar di dunia saat ini, terhitung lebih dari 15% dari semua kasus polio secara global selam tahun 2012. Dewan Pemantau Independen telah menyatakan bahwa program Nigeria bisa berada di ambang terobosan, tetapi terus untuk mewakili risiko ke negara lain2.5. Triad EpidemiologiTriad epidemiologi merupakan kpnsep dasar epidemiologis yang memberikan gambaran hubungan antara host, agent, dan environment dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya.

2.5.1. Agent Polio disebabkan oleh virus. Virus polio termasuk genus enterovirus. Terdapat tiga tipe yaitu tipe 1,2, dan 3. Ketiga virus tersebut bisa menyebabkan kelumpuhan. Tipe 1 adalah tipe yang paling mudah di isolasi , diikuti tipe 3, sedangkan tipe 2 paling jarang diisolasi. Tipe yang sering menyebabkan wabah adalah tipe 1, sedangkan kasus yang dihubungkan dengan vaksin yang disebabkan oleh tipe 2 dan tipe 3. [4]

2.5.2. HostVirus polio dapat menyerang semua golongan usia dengan tingkat kelumpuhan yang bervariasi. [4] Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Faktor resiko terjadinya polio yaitu antara lain: Belum mendapatkan imunisasi polio Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio Kehamilan Usia sangat lanjut atau sangat muda Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan amandel atau pencabutan gigi) Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh). [10]

2.5.3. Environment/ LingkunganAnak yang tinggal di daerah kumuh mempunyai antibodi terhadap ketiga tipe virus polio . Sedangkan anak yang tinggal di daerah yang tidak kumuh hanya 53% anak yang mempunyai antibodi terhadap ketiga virus polio. Status antibodi terhadap masing-masing tipe virus polio dari anak di Bekasi adalah 96% anak mempunyai antibodi terhdap virus polio tipe-1, 96% anak mempunyai antibodi polio tipe-2 dan 76% mempunyai antibodi polio tipe-3. Sedangkan anak di Jakarta yang mempunyai antibodi terhadap masing-masing virus polio tipe-1, tipe-2 dan tipe-3 sebesar 96%,98% dan 56%.Dapat disimpulkan bahwa anak yang tinggal di daerah kumuh "Herd Immunity"nya lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tinggal di daerah yang tidak kumuh.

2.6. Transmisi PolioRespons pertama terhadap infeksi poliovirus biasanya bersifat infeksi asimptomatik, yakni tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Sekitar 4 sampai 8 persen infeksi poliovirus tidak menimbulkan gejala serius. Infeksi itu hanya menimbulkan penyakit minor (abortive poliomyelitis) berupa demam, lemah, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sembelit dan sakit tenggorokan. Setelah itu, pasien dapat sembuh dalam beberapa hari. Namun, bila poliovirus menginfeksi sel yang menjadi sasaran utamanya, yaitu susunan sel syaraf pusat di otak, terjadilah poliomyelitis nonparalitik (1 sampai 2 persen) dan poliomyelitis paralitik (0,1 sampai 1 persen). Pada kasus poliomyelitis nonparalitik, yang berarti poliovirus telah mencapai selaput otak (meningitis aseptik), penderita mengalami kejang otot, sakit punggung dan leher

2.7. Riwayat Alamiah PenyakitMasa inkubasi polio mengalami 2 masa inkubasi dengan gejala klinis yang berubah setiap periode perkembangan yaitu:1. Masa inkubasi dan periode klinis Masa inkubasi polio biasanya 7-14 hari dengan rentang 3-35 hari. Manusia merupakan satu-satunya reservoir dan merupakan sumber penularan. Virus ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal. Penularan melalui secret faring dapat terjadi bila keadaan higine sanitasinya baik sehingga tidak memungkinkan terjadinya penularan oro-fekal. Makanan dan bahan lain yang tercemar dapat menularkan virus, walaupun jarang terjadi. 2. Masa Laten dan periode infeksi Pada akhir inkubasi dan masa awal gejala, para penderita polio sangat poten untuk menularkan penyakit. Setelah terpakjan dari penderita, virus polio dapat ditemukan pada secret tenggorokan 36 jam kemudia dan masih bisa ditemukan sampai satu minggu, serta pada tinja dalam waktu 72 jam sampai 3-6 minggu.Gejala awal biasanya terjadi selama 1-4 hari, yang kemudian menghilang. Gejala lain yang bisa muncul adalah nyeri tenggorokan, rasa tidak enak di perut, demam ringan, lemas, dan nyeri kepala ringan. Gejala klinis yang mengarahkan pada kecurigaan serangan virus polio adalah adanya demam dan kelumpuhan akut. Kaki biasanya lemas tanpa gangguan saraf perasa. Kelumpuhan biasanya terjadi pada tungkai bawah, asimetris, dan dapat menetap selamanya yang bisa disertai gejala nyeri kepala dan muntah. Biasanya terdapat kekakuan pada leher dan punggung setelah 24 jam.Kelumpuhan sifatnya mendadak dan layuh, sehingga sering dihubungkan dengan lumpuh layuh akut (AFP, acute flaccid paralysis), biasanya menyerang satu tungkai, lemas sampai tidak ada gerakan. Otot bisa mengecil, reflex fisiologi dan reflex patologis negative.

Gambar Gejala yang timbul dari penyakit polio

www.medicatherapy.com

2.8 Pemeriksaan Penunjang DiagnostikPenyakit polio dapat didiagnosis dengan 3 cara yaitu :1. Viral IsolationPoliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah diagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat. Jika poliovirus terisolasi dari seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut harus diuji lebih lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk menentukan apakah virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.

2. Uji SerologyUji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika pada darah ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena polio adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dan dapat menjadi aktif pada saat pasien tersebut sakit.

3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul, 2004 ). [5, 7, 8]2.9 Pencegahan Word Health Assembly (WHA) pada tahun 1988 menetapkan dunia bebas polio pada tahun 2005, dengan tahapan : (1) tahun 200 diharapkan tidak ada transmisi virus polio liar lagi, (2) tahun 20054 diharapkan South East Asian Region Organization (SEARO) terbentuk. SEARO adalah suatu sistem pembagian wilayah WHO yang meliputi wilayah regional Asia Tenggara. Pencegahan polio dengan cara ERADIKASI POLIO. Sebenarnya upaya eradikasi polio sudah berjalan sejak 1988-kurang lebih 17 tahun lalu. Saat itu, semua pihak optimistis bisa memenuhi target eradikasi tahun 2005, bercermin dari keberhasilan dunia membebaskan diri dari penyakit cacar. Dalam situs WHO disebutkan, lebih dari 200 negara ikut berpartisipasi dan melibatkan 200 juta sukarelawan dengan total investasi 3 miliar dollar AS. Sejak diluncurkannya upaya eradikasi global itu, kasus polio turun drastis di seluruh dunia. Kalau tahun 1988 masih terdapat 350.000 kasus polio, akhir tahun 2003 cuma ditemukan 700 kasus.Selain itu pencegahan nya dilakukan dengan imunisasi polio. Terdapat 2jenis vaksin yang beredar dan yang umum diberikan di Indonesia adalah vaksin sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya adalah melalui mulut. Dibeberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.

Pemberian Imunisasi Polio Dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B dan DPT Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali denga selang waktu kurang dari satu bulan Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12tahun) Diberikan dengan cara meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis

Pengobatan Pengobatan pada penderita polio tidak spesifik. Pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala dan pengobatan suportif untuk meningkatkan stamina penderita. Peru diberikan pelayanan fisioterapi untuk meminimalkan kelumpuhan dan menjaga agar tidak terjadi atrofi otot. Perawatan ortopedik tersedia bagi mereka yang mengalami kelumpuhan menetap. Pengendalian penyakit yang paling efektif adalah pencegahan melalui vaksinasi dan surveilans A I P. [4]

RehabilitasiDilakukan dengan beristirahat dan menempatkan pasien ke tempat tidur, memungkinkan anggota badan yang terkena harus benar-benar nyaman. Jika organ pernapasan terkena, alat pernapasa terapi fisik mungkin diperlukan. Jika kelumpuhan atau kelemahan berhubung pernapasan diperlukan perawatan intensif.

PrognosisPenyakit polio mempunyai prognosis yang buruk, karena pada kasus kelumpuhan mengakibatkan kurang lebih 50-80 % kematian yang disebabkan oleh polio. Selain itu karena belum dapat ditemukan obat yang dapat menyembuhkan polio. Pemberian vaksin juga masih kurang efektif untuk mencegah polio, karena banyak orang yang telah diberi vaksin polio tetapi masih terkena penyakit ini.