mikro diagnobtik
-
Upload
raden-febry-istyanto -
Category
Documents
-
view
108 -
download
0
description
Transcript of mikro diagnobtik
DASAR-DASAR DIAGNOSIS DASAR-DASAR DIAGNOSIS MIKROBIOLOGIKMIKROBIOLOGIK
IIS KURNIATI, M.KesIIS KURNIATI, M.Kes
PENDAHULUAN
Mikrobiologi Diagnostik :
• Berkaitan dengan diagnosis etiologik penyakit infeksi
• Mencakup perincian mikroorganisme penyebab penyakit infeksi
Penyakit infeksi :
• Penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman patogen ke dalam tubuh inang dan menimbulkan kelainan atau kerusakan tubuh
• Dapat disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah utama kesehatan di negara-negara berkembang
• Diare akut : penyebab kematian 30% anak-anak balita
• Infeksi pernafasan akut : penyebab kematian 2,2 juta/thn
• Peningkatan PHS, dsb
↓
Perlu serius dari para klinis dan pihak laboratorium
↓
Salah satu cara :
• Dengan menemukan penyebab penyakit infeksi tersebut
• Memberikan pengobatan yang rasional berdasarkan diagnosa mikrobiologik tersebut di atas
Langkah-langkah dalam diagnosa (pemeriksaan laboratorium) pasien penyakit infeksi sebagai berikut :
PATIENT WITH INFECTION
Specimen, clinical information
Sampling Transport, labelling
PRELIMINARY REPORT TO PHYSICIAN
Storage
Macroscopic, evalution, odour
Macroscopic, interpretation
Culture: clobe of medium temperature atmosphere
Isolation of pure
Langkah-langkah Pemeriksaan Laboratorium yang perlu
* Berhubungan dengan metode pemeriksaan optimal
yang perlu untuk identifikasi patogen
# Karena hasil diagnosa penyakit infeksi sangat tergantung pada :
• Cara pemilihan, ketelitian pengambilan dan secepatnya
• Label harus benar, misalnya dari swab tenggorok atau vagina perlu data tambahan seperti dari faringitis, difteri atau discharge vagina
Perlu, karena beberapa mikroorganisme tumbuh lambat bahkan s/d berminggu-minggu (pengobatan tidak dapat ditunda hingga proses ini selesai)
~ Disampaikan secepat mungkin, untuk memungkinkan dokter menilai kembali diagnosa klinik&perjalanan infeksi penderita
Untuk menetapkan diagnosa yang tepat dan diperoleh hasil maksimal, perlu diperhatikan :
~ Pengambilan bahan pemeriksaan
~ POPengiriman bahan pemeriksaan
~ Metode pemeriksaan yang harus dilakukan
~ Pembacaan hasil pemeriksaan
~ Pengiriman hasil pemeriksaan
1. Pengambilan Bahan Pemeriksaan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pebgambilan BP adalah sebagai berikut:
• Harus diperoleh dari tempat yang paling benar kemungkinannya menghasilkan penyebab infeksi
• Dilakukan pada stadium tertentu (waktu optimal)
misal pada demam tifoid :
- darah → minggu pertama sakit
- feses/urine → minggu ke- 2 dan ke-3 sakit
• Jumlah BP harus cukup
• Hindari kontaminasi, gunakan alat-alat steril dan tindakan aseptik
• Kalau mungkin, BP harus diambil sebelum pemberian antibiotik
• Harus representatif
• Persiapan pasien untuk tempat pengambilan BP yang baik sebelum pengambilan BP akan meningkatkan kemungkinan terisolasinya agen penyebab infeksi. Persiapan tersebut
BP harus diberi keterangan klinik yang cukup seperti :
Nama penderita : Rumah Sakit :
Umur : Bagian :
Jenis Kelamin : Dokter yang mengirim :
Tanggal pengambilan : Ket. Klinik tentang penderita
Jenis bahan yang dikirim : Pemeriksaan laboratorium yang diminta :
1) Darah
Secara normal : steril → hasil pemeriksaan (+) sangat bermakna → pengambilan BP jangan terkontaminasi flora normal
Cara pengambilan
a. Gunakan peralatan steril dan teknik aseptik yang ketat
b. Kenakan torniket dan tentukan letak vena dengan meraba
c. Berishkan kulit sbb:
Usap kulit dengan kapas yang mengandung :
- alkohol 70%
- Yodium tinktur 2%
d. Lakukan punksi vena dan sedotlah kira-kira 10-20 darah tergantung kebutuhan
e. Masukkan darah pada biakan aerob atau anaerob
f. Bawa BP ke laboratorium
BP darah biasanya langsung dimasukkan ke medium cair segera setelah pengambilan, karena :
~ Perlu untuk menumbuhkan kuman dengan cepat
~ Jumlah kuman pada bakteriemia biasanya sedikit
~ Kuman berbiak dengan cepat pada media cair
Pada pasien yang telah diberi antibiotik : kultur + resin
2) Saluran Pernafasan
a. Hapus Tenggorok
- Pasien diminta untuk duduk di depan sumber cahaya
- Lidah ditekan ke bawah dengan alat penekan lidah
- Lidi kapas steril/swab (yang telah dibasahi dengan kaldu steril) diusapkan pada amandel, pada sisi belakang faring (tekak) dan pada tempat-tempat yang kena radang sebagai berikut :
- Masukkan swab ke dalam tabung reaksi steril
- Kirim ke laboratorium. Bila tidak dapat diproses dalam 4 jam, swab harus disimpan dalam medium transport (Amies atau stuart)
b. Sputum
- Diambilkan sputum pagi hari
- Berikan pot/wadah sputum steril kepada pasien
- Berikan penjelasan cara pengambilan BP kepada pasien sebagai berikut :
kumur-kumur dahulu, tarif nafas dalam-dalam 2-3 kali, tahan beberapa detik, kemudian batukkan kuat-kuat, tampung
dalam wadah
- Jumlah sputum yang diperlukan 1-3 ml
- Kirim ke laboratorium. Bila tidak diperiksa dalam 1-3 jam, simpan dalam lemari es.
- Catatan : untuk diagnosa TBC, dilakukan 3 x pengambilan sputum dalam 2x kunjungan
~ sputum sewaktu (Hari 1)
~ sputum pagi (Hari 2)
~ sputum sewaktu (Hari 2)
Pengambilan BP dahak dapat juga dengan aspirasi tranlaringeal. Hal ini dilakukan jika :
- Pasien tidak dapat mengeluarkan sputum secara spontan
- Pada pemeriksaan rutin tidak ditemukan organisme penyebab infeksi
- Jika diduga terjadi infeksi pulmonary anaerob
3) Saluran Pencernaan
a. Feses
- Kumpulkan feses segar dalam wadah kering dan bersih, jangan terkontaminasi oleh urine
- Sebaiknya dipilih bagian feses yang berlendir
- Kirim ke laboratorium secepat mungkin
b. Usap rektum
- Siapkan alat : botol media transport, lidi kapas dan lampu spiritus
- Siapkan sarung tangan dan pakai dengan rapi
- Perintahkan pasien untuk nungging, kedua belah tangannya memegang masing-masing pinggulnya. Atau tengkurap
- Pemeriksa berdiri disamping kiri penderita
- Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang anus ke arah samping kiri kanan dengan cara merenggangkan dengan jari tangan kiri. Kemudian tangan kanan bersiap dengan lidi kapas steril dan dimasukkan ke dalam anus sedalam 3 cm, lalu diputar searah jarum jam.
- Lidi kapas ditarik dengan terus memutar ke arah jarum jam sampai keluar
- Masukkan lidi kapas ke dalam botol. Gunting atau patahkan kelebihan lidi kapas setinggi tutup botol
- Kirim segera ke laboratorium.
4) Urine
- Paling baik diambil pagi hari sebelum berkemih
- Bila tidak, BP diambil sekurang-kurangnya penderita belum berkemih dalam 3 jam terakhir
- Dapat diambil dengan cara :
~ Urine langsung
~ Urine porsi tengah → paling baik
~ Urine Aspirasi supra pubik
~ Urine kateter
Metode Urine Porsi Tengah
Wanita
- Cuci tangan menggunakan sabun dan air serta keringkan dengan handuk steril
- Buka pakaian di ruang khusus, rentangkan labia, bersihkan vulva dan labia dengan menggunakan kapas steril dan air sabun hangat, gosok dari depan ke belakang
- Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan lidi kapas steril
- Lewatkan air kemih, buang aliran pertamanya. Kumpulkan sisa air kemih dalam wadah steril, tutup segera setelah air kemih dikumpulkan.
- Serahkan kepada petugas untuk dikirim ke laboratorium
Metode Urine Porsi Tengah
Pria
- Cuci tangan
- Tarik kebelakang kulit/foreskin (bila tidak disunat) dan lewatkan air kemih sedikit ke dalam wadah steril
- Tutup wadah dan serahkan ke petugas untuk dikirim ke laboratorium
- Jumlah urine minimal 10 cc
- Harus sudah sampai dan diperiksa di laboratorium dalam waktu kurang dari 1 jam
- Bila tidak dapat langsung diperiksa, dapat disimpan dalam lemari es tidak lebih dari 1 malam
Aspirasi Suprapubik
- Pengambilan dengan cara aspirasi suprapubik dan kateter sebaiknya hanya atas indikasi saja
- Pengambilan dilakukan dengan cara punksi suprapubik pada dinding perut, sbb :
5) Saluran Genital
Wanita
- Untuk pemeriksaan ragi, T. vaginalis dan bakterial vaginosis, sampel dari discharge vagina dapat diperoleh dengan swab dari posterior forniks dari vagina
- Untuk kultur Gonokokus dan Chlamydia, harus dikumpulkan di dalam endocerviks sbb :
~ Basahi spekulum dengan air hangat (jangan dengan antiseptik)
~ Masukkan spekulum, lalu cervical mukus diusap bersih dengan kapas
~ Ambil sampel dengan cara dimasukkan swab ke dalam cervical canal dan diputar selama paling sedikit 10 detik sebelum ditarik
Pria
- Untuk mengumpulkan spesimen uretra, swab yang berdiameter kecil dimasukkan se dalam 3-4 cm ke dalam uretra dan diputar hati-hati sebelum dicabut
- Kumpulkan discharg purulen dengan swab tersebut
6) Cairan otak sumsum tulang belakang (cerebrospinal/csf)
- Perlu diperhatikan sekali alat serta teknik yang digunakan. Kuman dalam csf hanya dapat tumbuh untuk beberapa jam saja. Jangan sekali-kali menyimpan di lemari es
- P csf biasanya dikumpulkan dalam 3-4 wadah steril masing-masing 0,5 ml, untuk :
~ I : P. Gram
~ II : Hitung sel
~ III : Pemeriksaan glukosa dan protein, dll
- Pengambilan csf dilakukan dengan punksi lumbal sbb :
7) Eksudat-eksudat Purulen, Luka dan Abses
Spesimen Bedah
- Diperoleh dengan aspirasi abses yang dilokalisir atau prosedur bedah lain
- Eksudat dikumpulkan dengan menggunakan jarum atau syringe, masukkan ke bejana steril. Bila tidak BP tetap disimpan dalam syringe dengan jarum masih terpasang
- Bila terpaksa harus digunakan swab kapas, kumpulkan eksudat sebanyak mungkin, masukkan ke dalam bejana steril
- Kirim ke laboratorium
Luka goresan yang terinfeksi luka tusuk, luka post operatif dan luka bakar :
- BP dapat diambil seperti diatas atau digunakan swab (hapusan) steril dengan teknik aseptik
8) Mata, Telinga
- Bila terdapat konjuktivitas purulen, ambil nanah dengan swab steril.
- BP telingan sebaiknya diambil oleh dokter THT, dengan alat-alat steril
9) Infeksi Anaerob
- Teknik pengambilan BP anaerob, paling tepat melalui cara aspirasi dengan syringe
- Segera setelah BP diperoleh, semua udara dalam syringe dikeluarkan, lalu mata jarum ditusukkan pada sepotong karet steril atau ditekuk sedemikian rupa sehingga terhindar kontak dengan udara luar
- Dengan syringe plastik ini BP dibawa langsung ke laboratorium secepatnya (20-30 menit) setelah pengambilan
2. Pengiriman dan Penanganan Bahan Pem
- BP ditempatkan pada tempat tertutup dengan baik, terbungkus es kering
~ diberi label dan petunjuk-petunjuk yang cukup
~ informasi yang diinginkan dan keadaan klinik penderita
- Kalau perlu menggunakan transport medium, yang memenuhi syarat sbb:
• Kuman tersangka mampu tumbuh dalam median tersebut
• Kuman lain tidak akan tumbuh berlebihan
Contoh : Stuart medium, Carry & Blair, Amiest, kaldu pepton - Kuman secara umum : TSB - Urine : dalam botol dan beker glas steril - Usap rektum : * SC → Salmonella
* Kaufman → shigella * Alkali pepton → V. cholerae
- CSF : empedu (1 ml darah + 5 ml empedu)
- Darah → ditempatkan pada medium kultur cair segera setelah pengambilan sebagai pengganti medium transport. Hal ini karena:
* perlu untuk menumbuhkan kuman dengan cepat
* jumlah kuman pada bakteriemia biasanya sedikit
* kuman berbiak dengan cepat pada media cair
~ Bila dalam disposible syringe → harus dikirim secepatnya
- BP darah untuk kuman anaerob → dalam disposible syringe steril tanpa udara & ujung jarum ditutup karet steril
- Untuk keamanan dalam pengiriman spesimen infeksius dengan jauh, sebaiknya dikemas seperti berikut :
- Kalau keadaan tertentu terpaksa BP tidak bisa langsung diperiksa (harus disimpan), penyimpanan harus berdasarkan sifat organisme yang ada pada tiap BP apakah: fragile (sensitif) atau hardy
Beberapa sifat organisme terhadap perubahan suhu, lingkungan dan pH :
STABILITY OF ORGANISMS
Fragile Organisms Hardy Organisms
Streptococcus pneumoniaeNeisseria gonorrhoeaeNeisseria meningitidis Salmonella Shigella Haemophilus influenzaeAnaerobes Mycoplasma Viruses Chlamydia Unpreserved parasites
Enterics Pseudomonas Enterococcus Other Streptococcus Staphylococcus YeastFungi MycobacteriaLegionella Clostridium diificile toxin
- Urine, spesimen darah untuk diagnosa virus, cateter dan hapusan harus ditempatkan di lemari es
- Darah untuk diagnosa bakteri, CSF dan kultur pada plate sebaiknya ditempatkan di inkubator
- BP rambut dan kuku untuk pemeriksaan fungi dapat di simpan pada suhu kamar
- Semua BP memerlukan penanganan segera setelah sampai di laboratorium. Tapi tidak sekaligus semua dikerjakan (ada prioritas). Kalau hal tersebut terjadi, maka tingkatan prioritas penanganan BP sbb :
Lanjutan
LEVELS OF SPECIMEN PRIORITIZATION
Level Descripsion Specimens
1 Critical/Invasive Cerebrospinal fluid Drain Blood Heart valves Pericardial fluid Amniotic fluid Bronchoalveolar lavage Vitreous/aqueous fluids
2 Unpreserved My degrade or overgrow
Sputum Tissue Stool Body fluids not listed for level 1 Drainage from woundsPus Bone
3 Accuracy of quantitation affecied
Urine Quantitative tissue Catheter tip
4 Protected/preserved Swabs in holding medium (aerobic and anaerobic)
3. Metoda Pemeriksaan yang Harus Dilakukan
3.1 Pemeriksaan langsung
- Dapat dilakukan tanpa atau dengan pewarnaan, dengan tujuan :
* menentukan kualitas BP
* membantu dalam mendiagnosa penyakit infeksi
* menuntun interpretasi kultur
- Pewarnaan yang sering digunakan a.1 :
~ P. Gram
~ P. Ziehl neelsen atau kinyongabbet
~ P. Neisser atau albert dsb
- Sebelum diwarnai, harus dibuat dulu hapusan dari BP lalu difiksasi. Pembuatan hapusan, tergantung jenis BP sbb:
3.2. Isolasi dan Identifikasi
1. Cara konvensional
- Untuk mendapatkan isolat murni, BP ditanam pada perbenihan
- Macam-macam perbenihan (media) :
* media penyubur: TSB, Selenit, Alkali pepton, Telurit cair
* media elektif : MSA, MC, TM, SS, LJ, dsb
* media diferensial : AD, MC dsb
- Agar darah : Perbenihan standar yang banyak digunakan
- Agar coklat : Neisseria dan Haemophyllus
- Mac Conkey : Batang enterik Gram negatif
- Perbenihan khusus seperti :
* Bordet-gengo, Agar darah telurit, Loweinstein Jensen
- Agar dekstrosa sabaouraud : jamur
- Setelah diperoleh biakan murni, lalu dilakukan uji-uji lain untuk mengidentifikasi isolat tersebut, tergantung jenis kuman, misal :
* uji-uji biokimia : fermentasi kh, IMVIC, TSIA, dsb
(untuk Gram negatif batang)
* katalase, koagulase : Staphylokokus
* oksidase, TCA-kh : Neiseria
* inulin, kelarutan empedu, optokin : Pneumokokus, dsb
- Media kultur utama untuk BP rutin adalah sbb
DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI DAN JAMUR DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI DAN JAMUR
Penyakit B.P Agen Penyebab Tersering
Gambaran Mikroskopik
Media Biakan Keterangan
Cellulitis “Swab” -beta streptokokus -S. aureus
Gram (+) kokus - Agar darah Pengambilan BP dengan aspirasi akan lebih mengarahkan agen penyebab
Impetigo “Swab” -Sama dengan cellulitis -C. dephteriae
Gram (+) kokus Gram (+) batang Berbentuk halter
Agar darah Tellurit
Pengambilan BP secara aspirasi lebih baik
Ulkus pada kulit
“Swab” Flora campur Flora campur -Agar darah -Mac Conkey atau EMB -Anaerob
Sering mrpkn infeksi campur bakteri aerob
Meningitis Cairan Serebrospinal
N.meningitidis Gram (-) diplokokus Biji kopi intraseluler
-Agar cella dalam …-Kaldu trypticaseecy
Kontrasi dengan teknik immunofluoresensi
M. influenzae Gram (-) batang kecil -Agar darah -Levinthal & fildes
Tumbuh sebagai satelit disekitar kuman-kuman lainnya
S. pneumoniae Gram (+) diplokokus -Agar darah Lisis dalam larutan empedu 10%
B-streptokokus Gram (+) kokus formasi rantai
-Agar darah Kadar CO2 10% dapat
mempercepat terjadinya hemolisis
E. coli dan Enterobacteriaceae lain
Gram (-) batang -Mac. Conkey -EMB
Terutama pada bayi
Listeria nemocytigenes Gram (+) batang -Agar darah Haemolytik Gerak positif
Abses otak PUS Infeksi campur (aerob-anaerob) Aerob: Gram (+) kokus Anaerob : gram -/Gram+Kokus dan batang
Gram (+) kokus Flora campur
-Agar darah -Agar coklat -Media anaerob
Pengambilan SP melalui tindakan bedah Untuk isolasi bakteri anaerob harus melalui suasana anaerob
Abses mulut
PUS Flora campur dari mulut dan ferings
Flora campur -Agar darah -Mac conkey -EMB -Media anaerob
Biasanya infeksi campur dan aktinomilosis (jarang)
Meningitis Swab Beta streptokokus Tidak dianjurkan -Agar darah -Media selektif
Group A
C. diphtheriae Gram (+) batang berbentuk ganda pleoneuprik
-Loefiler -Agar darah tekurit
Granula metakronstikBabes-Ernst jelas dengan pewarnaan Neisser
Perlusis Swab batuk ke dalam perbenihan
Bordetella pertussis Tidak dianjurkan -Bordet-gengou Konformasi dengan tes antibodi fluoresens
Epiglotitis “SWAB” N. Influenzae Biasanya tidak menolong
-Agar coklat M. Influenzae dapat merupakan bagian dari flora normal nasofarings
Pneumonia SPUTUM S. pneumoniae Gram (+) diplokokus diantara banyak sel-sel PMN
-Agar darah -Agar coklat
S. pneumoniae juga merupakan bagian dari floral normal nasoparings
S. aureus Gram (+) kokus formasi buah anggur
-Agar darah -Agar coklat
Tidak sering menyebabkan pneumonia
Enterobacteriaceae (+) Gram (-) batang lain flora normal disertai sel PNM
Gram (-) batang -Mac Conkey -EMB-Media anaerob
Tidak sering
Infeksi campur aerob + anaerob
-Agar darah -Mac Conkey -EMB
BF harus diambil secara aspirasi transtrechea
Empiema thorax PUS Sama dengan pneumonia Infeksi campur
Flora campur -Agar darah -Mac Conkey -EMB -Media anaerob
Tersering oleh pneumonia, juga infeksi campur aerob-anaerob
Abses hati PUS e.coli B.fragilis Infeksi campur aerob-anaerob
Gram (-) batang Flora campur
Agar darah Mac conkey EMB Media anaerob
Tersering ada kuman Gram (-) baik aerob mpn anaerob DD/infeksi Entamceos hisfolutics
Cholocystitin Cairan empedu
Enterobacteraceae B. fragilis
Gram (-) batang -Mac. Conkey -EMB -Media anaerob
Limpa oleh bakteri Gram (-) batang yang bersel di tract digesteres
Abses abdominal PUS Flora gasiro intestinalis Gram (-) batang Flora campur
-Agar darah -Mac Conkey -EMB -Media anaerob
BP juga dapat diambil
Enteric fever (tifoid)
-Darah -Tinja -Urin
S.typhiS.paratyphi
Tidak dianjurkan -Perbenihan empedu -Agar endo -SS agar
Pengambilan BP tidak disesuaikan dengan perjalanan penyakit Nidal tes 2x untuk melihat kenaikan titer-Slide aglutinasi tes
Enteritis Enterokolitis Gastroenteritis
Tinja Salmonella spesies Gram (-) batang, tetapi perlu dibedakan banyak PMD
-Mac. Conkey -SS agar
Tidak mempermentasi laktosa dan membentuk H2S tersering oleh S.enteritides
Shigella sp Gram (-) batang, tetapi perlu dibedakan banyak PMN
-Mac conkey -SS agar
Campulobacter jejuni Gram (-) batang bengkok fleomorfik banyak PNM
-Agar darah+ antigen 5% + antibiotik (vankomisiN)
Diinkubasi pada suhu 42 derajat celcius
Vibrio cholerae Tidak dianjurkan -Air pepton alkali -Mensur -Arenson
Ter fermentasi -tes aglutinasi -reaksi merah kolera -slide solutinasi tes
Dasar-dasar diagnosa laboratorik infeksi jamur (yang sering terjadi) Dasar-dasar diagnosa laboratorik infeksi jamur (yang sering terjadi)
Penyakit B.P Media Biakan Tes Serologi atau lainnya Keterangan
Infeksi jamuir sistemik Pemeriksaan serologi kadang-kadang saja diperlukan
Aspergilosis : Aspergillus fumigatus/aspergillus sp
Paru-paru Sekret paru -SDA-BHIA-BHIA antibiotik
Tes immunodifusi
Disseminated kulit -Biopsi -Darah
-SDA-BHI-BHIA antibiotik
Tes immunodifusi Aspergillus selalu tumbuh ditemukan di BF
Histoplasmosis : Histoplasma capsulatum
Paru-paru Sekret paru -SDA-BHI-BHIA antibiotik
-CF-Immunodifusi -Tes kulit
Tes serologi sangat penting Tes kulit bukan diagnosa
Disseminated -Sumsum tulang -Darah -Biopsi
Seperti diatas kultur darah bifasik -CF-Immunodifusi -Tes kulit
Nocardiosis : Nocardia asteroides
Paru-paru -Sekret paru -SDA-Agar darah -lain-lain media bakteri
Modifikasi pemeriksaan langsung bahan asam
Adalah bakteri dengan sekret tahan asam, hanya berfilamen dan bercabang cabang Gram (+) batang
Cubcutaneous -Aspirasi/biopsi dan abses -SDA-Agar darah -lain-lain media bakteri
-Immunodifusi
Brains Malinal dari abses otak -SDA-Agar darah -lain-lain media bakteri
-Immunodifusi
Sporotrichosis : S. sckenckii
Kulit dan jaringan sub-kutan
Biopsi -SDA-BHIA-BHIA + antibioik
- Aglutinasi
Penyakit B.P Media Biakan Tes Serologi atau lainnya Keterangan
Disseminated Biopsi -SDA-BHIA-BHIA + antibioik
- Aglutinasi
Zygomikosis (phycomycosis, mucoimycosis) : Rhizopus sp, hucor sp Hipa tidak bersepta
Hidung, mata cerebral Jaringan -SDA-BHIA
(-)
Paru-paru/ disseminated -Sekresi paru -Biopsi
-SDA-BHIA
(-)
Candidiasis : C. albicans, Candidaida sp
-Membran mikroba -Skin -Sistemik
-Sekresi -Swab -Darah -Biopsi -Urine
-Agar darah Media untuk jamur Difosik kultur darah
Preparat langsung KOH dan Gram Immunodifusi tes kulit
Tes kulit tidak untuk diagnosa
Cryptococcus : C. necformans
Paru-paru Sibut Cairan serebrospiral -Sumsum tulang -Darah-Tulang
-SDA-BHIA -Kultur agar darah berfosik
Titik aglutinasi
Dermatophytosis : …………………
-Kerek -Rambut -Kulit -Kuku
SDA + Cycloheximide Kloramfenikol
4. Kepentingan Flora Bakteri dan Jamur Normal
- M. tuberculosa, s. typhi → dianggap patogen setiap ditemukan pada pasien
- Namun, banyak infeksi disebabkan flora normal
misal : E. coli → flora normal gastrointestinal normal, juga penyebab paling sering ISK
↓
Harus dapat menyimpulkan mana yang patogen dan
mana yang flora normal
* K. pneumoniae ditemukan banyak di sputum, diduga kuat organisme tersebut sebagai penyebab pneumonia (karena secara normal, tidak banyak ditemukan Gram negatif batang dalam jumlah banyak dalam sputum). Jadi organisme tersebut harus dilaporkan
* Sebaiknya, bila kuman tersebut ditemukan pada abses abdomen, tidak perlu diidentifikasi semua spesies, laporkan sebagai flora gastrointestinal
* Ragi dalam jumlah kecil merupakan flora normal, tapi bila jamur lain tidak → jadi harus diidentifikasi dan dilaporkan
5. Diagnosis Infeksi Melalui Tempat Anatomis
5.1 Luka, Jaringan, Tulang, Abses, Cairan
- Pemeriksaan terhadap apusan dan biakan dari luka dan abses sering memberikan petunjuk awal dan penting tentang sifat organisme penginfeksi sehingga membantu dalam pemilihan antibiotik
- Biopsi jaringan → pemeriksaan bakteriologik dan histologik
- Jika lesi bernanah (mengalir) → flora permukaan tidak boleh dikelirukan dengan flora lesi dalam
- Pemeriksaan pus dan lesi tertutup atau yang dalam harus meliputi pembiakan anaerob
- Kulit atau selaput mukosa yang erosi sering merupakan tempat infeksi ragi dan jamur. Candida & Aspergillus → secara mikroskopik
- Bahan purulen → apusan & biakan secara langsung
- Cairan jernih → sentrifuge kecepatan tinggi 10 menit
5.2. Darah
- Bakteriemi sering menandakan penyakit yang mengancam jiwa → perlu tindakan deteksi dini
- Biakan darah merupakan prosedur tunggal paling penting untuk mendeteksi infeksi sistemik oleh bakteri
- Pada orang sehat, darah steril
- Bila biakan darah positi ada mikroorganisme → merupakan makna klinik yang besar (asal tidak ada kontaminasi)
- Faktor-faktor yang mempengaruhi biakan darah :
* volume darah yang dibiakan → dewasa 20 ml
* pengenceran darah dalam perbenihan → optimal 1 : 150 sampai 1 : 300
* Penggunaan perbenihan aerobik dan anaerobik
* Lamanya inkubasi → 5-7 hari, kecuali yang tumbuh lambat
(tergantung juga metodanya apakah konvensional atau otomatis)
- Bila telah pasien diberi antibiotik → digunakan biakan darah yang mengandung resin
- Mikroorganisme yang paling sering ditemukan pada biakan darah : S. aureus, S. viridans, Enterokokus, bakteri enterik Gram negatif, dapat juga Candida dan beberapa jamur seperti H. capsulatum
5.3. Urin
- Pemeriksaan bakteriologik urin terutama dilakukan jika mengarah pada ISK, insufisiensi ginjal atau hipertensi
- Urin yang disekresikan ginjal bersifat steril, kecuali jika ginjal terinfeksi
- Urin dalam kandung kemih yang tidak terkontaminasi, dalam keadaan normal juga steril
- Uretra mengandung sedikit flora normal, jadi urin yang dikeluarkan mengandung sedikit bakteri → pemeriksaan urin kuantitatif dapat memberikan hasil bermakna
- Pengumpulan bahan harus baik dan benar: kateterisasi, urin porsi tengah atau aspirasi suprapubik
- Biakan urin, agar bermakna harus dilakukan secara kuantitatif
- Jika ada lebih dari 105/ml, merupakan bukti kuat adanya ISK
- Adanya < 104 bakteri/ml, termasuk beberapa jenis bakteri yang berbeda, menunjukkan berasal dari flora normal dan kontaminan.
- Ditemukan 104/ml batang Gram negatif enterik jenis tunggal, menunjukkan kuat adanya ISK
5.4. Cairan Serebrospinal
- Meningitis termasuk dalam kedaruratan medis yang tinggi → diagnosis dini, cepat dan tepat merupakan hal yang penting
- Masalah diagnostik yang mendesak: diferensiasi meningitis bakteri purulenta akut akibat meningitis “aseptik” dan granulomatosa. Keputusan segera, biasanya berdasarkan pembiakan mikroskopik.
- BP : CSF (melalui punksi lumbal secara aseptik), 3-4 bagian masing-masing 2-5 ml dalam tabung steril
- Pemeriksaan mikroskopik : P. Gram dan kadang-kadang P. Ziehl Neelsen
dapat ditemukan
* diplokokus Gram negatif intraseluler (meningokokus)
* diplokokus Gram negatif bentuk lanset dan ekstrasekluler (pneumokokus)
* batang Gram negatif kecil (H. influenzae) atau batang Gram negatif enterik
- Biakan umumnya dilakukan untuk mendukung meningokokus
5.5. Sekresi Pernafasan
- Bahan :
* hapus tenggorok : Strep. Hemoliticus grup A, difteri
* punksi gendang telingan : jarang dilakukan
paling seing : pneumokokus, H. influenzae, M (B) catarrhalis dan strep
hemolitik
* sputum : bentuk pembuangan saluran pernafasan bawah. Tapi hampir tak
dapat dihindari adanya kontaminasi dari saliva dan flora mulut
- Pem. Mikroskopik: dari sputum dengan P. Gram atau metoda tahan asam
- Biakan : perbenihan untuk sputum, harus cocok untuk pertumbuhan bakteri (misal: pneumokokus, Klebsiella), jamur dan mikobateria (M. tuberculosis), dsb.
5.6. Bahan Saluran Gasterointestinal
- Gejala akut : mual, muntah, diare → lazim disebabkan oleh infeksi
- Bahan : tinja atau usap rektal
- Biakan : pada MC, SS, selenit, TCBS, alkali pepton