miniproject 1 promkes puskesmas

download miniproject 1 promkes puskesmas

of 30

Transcript of miniproject 1 promkes puskesmas

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Lanjut usia adalah suatu periode dalam hidup seseorang, yaitu suatu

    periode di mana seseorang beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih

    menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuhbermanfaat

    Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

    kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri / mengganti dan

    mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

    infeksi dan memeperbaiki kerusakan yang diderita (constantinides, 1994). Proses

    menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai

    sejak lahir dan umumnya pada semua mahkluk hidup. Menua bukanlah suatu

    penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam

    menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.

    Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah perubahan fisik ,

    perubahan mental, perubahan psikososial, perkembangan spiritual, perubahan

    minat.

    Senam ergonomis adalah senam fundamental yang gerakannya sesuai

    dengan susunan dan fungsi fisiologi tubuh. Tubuh terpelihara dengan sendirinya

    dan mampu mengendalikan beberapa penyakit. Gerakan senam ergonomis sangat

    unik dan menyesuaikan kondisi tubuh masing-masing orang.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    2/30

    B. PERMASALAHAN

    Kelurahan Plaosan mempunyai luas wilayah sekiar 3,75 km2

    dengan

    jumlah penduduk 6.313 jiwa. Di kelurahan Plaosan terdapat 198 RTM yang rata-

    rata dihuni 5 jiwa / rumah tangga dengan tingkat kepadatan penduduk 1.683 /

    km2. Jumlah warga yang berumur pra usila (44 59 tahun) sejumlah 812 orang,

    usila (60 tahun) sejumlah 537 orang dengan total warga pra usila dan usia

    sejumlah 1.349 orang.

    Dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut tersebut perlu

    diimbangi dengan kegiatan yang dapat menjadikan para lansia tersebut tidak

    begitu merasakan perubahan-perubahan negatif yang mereka alami. Selain itu

    dengan adanya kegiatan olahraga dapatat menguatkan fisik dan mental para lansia

    tersebut.

    Perkumpulan PWRI merupakan salah satu perkumpulan para lansia di

    wilayah kecamatan plaosan. Menurut data yang kami peroleh kegiatan pada setiap

    pertemuan rutin anggota PWRI adalah berupa pengecekan kesehatan rutin dan

    seringkali diisi beberapa penyuluhan tentang kesehatan. Dalam pertemuan

    tersebut tidak dilakukan kegiatan kegiatan yang berupa olah fisik yang berguna

    untuk menguatkan fisik dan mental para lansia, oleh karena itu kegiatan pelatihan

    senam ergonomis ini diharapkan dapat menjadi kegiatan tambahan yang dapat

    dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    3/30

    C. TUJUAN

    Tujuan pada kegiatan ini adalah memberikan kegiatan positif bagi

    para lansia untuk mengisi masa tua serta memperbaiki kualitas hidup

    dengan mengurangi masalah-masalah yang biasa dialami pada masa lanjut

    usia.

    D. MANFAAT

    Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk memberikan tambahan ilmu

    pengetahuam dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki

    kualitas hidup dan mengurangi masalah-masalah yang biasa terjadi pada

    masa lanjut usia.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    4/30

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.Lanjut Usia

    1.1 Defenisi lanjut usia

    Dari beberapa referensi yang ada menjelaskan bahwa pengertian lanjut usia

    menurut undang-undang No. 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai 55

    tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan

    hidupnya sehari-hari. Sedangkan menurut undang-undang No. 13 tahun 1998

    adalah mereka yang telah mencapai usia 60 tahun keatas .

    Lanjut usia atau usia tua adalah suatu periode dalam tentang hidup

    seseorang, yaitu suatu periodedi mana seseorang beranjak jauh dari periode

    terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

    bermanfaat.

    1.2 Teori - teori penuaan

    Teori - teori penuaan ada 2 jenis yaitu teori biologis dan teori psikologis.

    Teori biologis meliputi teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori

    pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan.

    Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program hanya untuk membelah

    pada waktu yang terbatas serta kemampuan sel yang hanya dapat membelah

    dalam jumlah yang tertentu dan kebanyakan diprogram membelah sekitar 50 kali.

    Jika sebuah sel pada lanjut usia dilepas dari tubuh dan di biakkan dari

    laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    5/30

    sedikit, pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan

    perbaikan jaringan sesuai dengan berkurangnya umur.

    Teori sintesis protein mengemukakan bahwa proses penuaan terjadi ketika

    protein tubuh terutama kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan kurang

    elastis. Pada lanjut usia, beberapa protein di buat oleh tubuh dengan bentuk dan

    struktur yang berbeda dari pritein tubuh orang yang lebih muda. Banyak kolagen

    pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta

    menjadi tebal, seiring dengan bertambahnya usia.

    Teori sistem imun mengemukakan bahwa kamampuan sistem imun

    mengalami kemunduran pada masa penuaan dan mengakibatkan terjadinya

    peningkatan infeksi, penyakit autoimun, dan kanker. Terdapat juga perubahan

    yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk berespon secara adaptif

    (Homeostasis), seiring dengan pengunduran fungsi dan penurunan kapasitas

    untuk beradaptasi terhadap stres biologis dehidrasi, hipotermi, dan proses

    penyakit akut dan kronik.

    Teori Pelepasan. Teori ini memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri

    lanjut usia merupakan suatu proses yang secara berangsur - angsur sengaja di

    lakukan mereka dengan mengurangi aktivitasnya untuk bersama - sama

    melepaskan diri atau menarik diri dari masyarakat.

    Teoti Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan teori pelepasan dimana

    teori ini berpandangan bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari aktivitas,

    tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas

    lain sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata lain sebagai orang yang

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    6/30

    telah berumur, mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti

    dan mengkompensasikan dengan melakukan banyak aktivitas yang baru

    untuk mempertahankan hubungan antara sitem sosial dan individu dari

    usiapertengahan kelanjut usia.

    Teori Berkelanjutan. Teori ini menjelaskan bahwa sebagaimana dengan

    bertambahnya usia, masyarakat berupaya secara terus menerus mempertahankan

    kebiasaan, pernyataan, dan pilihan yang tepat sesuai dengan dnegan

    kepribadiannya.

    1.3 Batasan - batasan lanjut usia

    Menurut organisasi kesehatan dunia, lanjut usia meliputi : usia pertangahan

    (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua (75-90) dan usia sangat

    tua di atas 90 tahun (Hurlock, 2002).Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat

    bagian yaitu : pertama fase investus yaitu antara 25-40 tahun ; kedua fase

    vertilitas yaitu antara 40-50 tahun ; ketiga fase praesenium yaitu antara 55-65

    tahun dan keempat fase senuim yaitu antara 65 sampai tutup usia. Sedangkan

    menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 seorang dapat dikatakan lanjut usia

    setelah yang bersangkutan mencapai umur 60 tahun ke atas .

    1.4 Perubahan-perubahan pada lanjut usia

    Menua (menjadi tua ) adalah suatu proses menghilangnya secara

    perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti

    dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

    infeksi dan memeperbaiki kerusakan yang diderita (constantinides, 1994). Proses

    menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    7/30

    sejak lahir dan umumnya pada semua mahkluk hidup. Menua bukanlah suatu

    penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam

    menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.

    Bagi sebagian orang besar, proses manua adalah suatu proses perubahan

    klinikal yang didasarkan pada pengalaman dan observasi yang di defenisikan

    dengan ; (1) penuaan pada kemikal dengan manifestasi perubahan struktur kristal

    atau pada makromolekular, (2) penuaan ekstraseluler dengan manifestasi

    progresif pada jaringan kolagen dan jaringan elastis atau kekurangan amiloid, (3)

    penuaan intraseluler dengan menifestasi perubahan komponen sel normal atau

    akumulasi substansi dan (4) penuaan pada organisme.

    Pada lansia sering terjadi komplikasi penyakit atau multiple penyakit. Hal

    ini di pengaruhi berbagai faktor, terutama oleh perubahan-perubahan dalam diri

    lansia tersebut secara fisiologis. Lansia akan lebih sensitive terhadap penyakit

    seperti terhadap nyeri, temperature , dan penyakit berkemih.

    Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

    a. Perubahan - perubahan fisik meliputi perubahan sel, sistem pernafasan,

    sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem cardiovaskuler,

    sistem pengaturan temperatur tubuh, sistem respirasi, system

    pencernaan, sistem genitourinaria, sistem endokrin, sistem kulit

    dan sistem muskuloskletal. Perubahan yang terjadi pada bentuk dan

    fungsi masing - masing.

    b. Perubahan -perubahan mental: perubahan- perubahan mental pada lansia

    berkaitan dengan 2 hal yaitu kenangan dan intelegensia. Lansia akan

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    8/30

    mengingat kenangan masa terdahulu namun sering lupa pada masa yang

    baru, sedangkan intelegensia tidak berubah namun terjadi perubaha dalam

    gaya membayangkan.

    c. Perubahan - perubahan psikososial: Pensiun dimana lansia mengalami

    kehilangan finansial, kehilangan status, kehilangan teman, dan

    kehilangan pekerjaan , kemudian akan merasakan atau sadar terhadap

    kematian, perubahan cara hidup, penyakit kronik dan

    ketidakmampuan, gangguan gizi akibat kehilangan jabatan dan

    hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik yaitu perubahan terdapat konsep

    diri dan gambaran diri.

    d. Perkembangan spiritual: Agama dan kepercayaan makin terintegrasi dalam

    kehidupannya.

    e. Perubahan minat: Terdapat hubungan yang erat antar jumlah keinginan

    dan minat orang pada seluruh tingkat usia dan keberhasilan penyesuaian

    mereka. Keinginan tertentu mungkin di anggap sebagai tipe keinginan dan

    minat pribadi, minat untuk berekreasi keinginan sosial, keinginan yang

    bersifat keagamaan dan keinginan untuk mati.

    1.5 Masalah - masalah pada lanjut usia

    Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai

    masalah fisik baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan

    semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di

    bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    9/30

    perananperanan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam

    hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga

    yang memerlukan bantuan orang lain.

    Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula

    berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan

    sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan

    berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan

    dampak pada kebahagiaan seseorang.

    Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih

    mempunyai kemanpuan untuk bekerja. Permasalahannya yang mungkin timbul

    adalah bagaiman memfungsikan tenaga dan kemampunan mereka tersebut di

    dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja.

    Masalah - masalah pada lanjut usia di kategorikan ke dalam empat besar

    penderitaan lanjut usia yaitu imobilisasi, ketidakstabilan, gangguan mental, dan

    inkontinensia.

    Imobilisasi dapat disebabkan karena alasan psikologis dan fisik. Alasan

    psikologis diantaranya apatis, depresi, dan kebingungan. Setelah faktor

    psikologis, masalah fisik akan terjadi sehingga memperburuk kondisi

    imobilisasi tersebut dan menyebabkan komplikasi sekunder.

    Faktor fisik yang menyebabkan imobilisasi mencakup fraktur ekstremitas,

    nyeri pada pergerakan artrithis, paralis dan penyakit serebrovaskular, penyakit

    kardiovaskular yang menimbulkan kelelahan yang ekstrim selama latihan,

    sehingga terjadi ketidakseimbangan. Selain itu penyakit seperti parkinson

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    10/30

    dengan gejala tomor dan ketidakmampuan untuk berjalan merupakan penyebab

    imobilisasi.

    Masalah yang nyata dari ketidakstabilan adalah jatuh karena kejadian ini

    sering dialami oleh lanjut usia dimana wanita yang jatuh, dua kali lebih sering

    dibanding pria.

    Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata

    yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring dan

    terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan

    kesadaran atau luka yang akibat jatuh dapat menyebabkan imobilisasi.

    Gangguan mental merupakan yang sering terjadi sehubungan dengan

    terjadinya kemerosotan daya ingat. Beberapa kasus ini berhubungan dengan

    penyakit - penyakit yang merusak jaringan otak, sehingga kebanyakan masalah

    turunnya daya ingat lanjut usia bukanlah sebagai akibat langsung proses

    penuaan tetapi karena penyakit. Sebagian besar lanjut usia memerlukan

    perawatan karena menderita gangguan mental. Konfusi (kebingungan) adalah

    masalah utama yang memfunyai konsekuensi untuk semua aktivitas sehari -

    hari. Lanjut usia yang mengalami konfusi tidak akan mampu untuk makan, tidak

    mampumengontrol diri, bahkan menunjukkan perilaku yang agresif

    sehingga lanjut usia memerlukan perawatan lanjutan untuk mengatasi

    ketidakmampuan dan keamanan lingkungan tempat tinggal lanjut usia secara

    umum. Bantuan yang di berikan adalah melalui petugas panti dan dukungan

    keluarga.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    11/30

    Insiden inkontinensia biasanya meningkat pada lanjut usia yang

    kehilangan kontrol berkemih dan defekasi. Hal ini berhubungan dengan faktor

    akibat penuaan dan faktor nutrisi seperti yang telah di jelaskan diatas adalah

    efek dari imobilisasi.

    Inkontinensia lebih banyak diderita oleh perempuan dari pada laki-laki.

    Wanita yang melahirkan anak dengan otot dasar panggul yang lemas, menjadi

    penyebab inkontinensia. Pada laki-laki, penyebab umumnya adalah pembesaran

    kelenjar prostat dan diperlukan prosedur bedah untuk menangani kondisi

    tersebut.

    2. SENAM ERGONOMIS

    Senam Ergonomis

    Senam ergonomis adalah senam yang bermanfaat untuk pemeliharaan

    kesehatan yang terdiri dari lima gerakan yaitu dari berdiri tegak, memutar lengan,

    ke belakang dengan posisi jinjit, membungkuk, sujud dan tidur terlentang dengan

    posisi kaki dilipat dengan lengan di atas kepala dan bertumpu pada punggung

    kaki.

    Senam ergonomis adalah senam fundamental yang gerakannya sesuai

    dengan susunan dan fungsi fisiologi tubuh. Tubuh terpelihara dengan sendirinya

    dan mampu mengendalikan beberapa penyakit. Gerakan senam ergonomis sangat

    unik dan menyesuaikan kondisi tubuh masing-masing orang.

    Terdapat satu gerakan pembuka dan lima gerakan fundamental dalam gerakan

    senam ergonomis, yaitu:

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    12/30

    a)

    Gerakan pembuka, berdiri sempurna

    b)

    Gerakan pertama, lapang dada

    c) Gerakan kedua, tunduk syukur

    d) Gerakan ketiga, duduk perkasa

    e) Gerakan keempat, duduk pembakaran

    f) Gerakan kelima, berbaring pasrah

    Gerakan-gerakan tersebut dilakukan secara berangkai sebagai senam rutin

    setiap hari, atau sekurang-kurangnya 2 sampai 3 kali seminggu. Masing-masing

    gerakan juga dapat dilakukan secara terpisah, di sela-sela kegiatan atau bekerja

    sehari-hari.

    2.1 Gerakan Pembuka,Berdiri Sempurna

    Caranya: Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tubuh rileks, tangan di

    depan dada, denga jari-jari sedikit meregang. Posisi kaki meregang kira-kira

    selebar bahu, telapak dan jari-jari kaki mengarah lurus ke depan.

    Dosis: Bagi pemula mungkin agak lama sekitar 2-3 menit. Akan tetapi

    kalau sudah terbiasa mungkin cukup 30-60 detik. Gerakan ini yang penting sudah

    bisa mengantarkan ke kondisi mengantarkan kekondisi rileks, maka ini dikatakan

    cukup.

    Manfaatnya: Dengan gerakan berdiri sempurna, seluruh syaraf menjadi

    satu titik pada pengendalinya di otak. Pusat kendali di seluruh belahan otak bagian

    kanan kiri, depan belakang, luar dalam dan atas bawah dipadukan saat itu pada

    satu tujuan. Saat itu, pikiran dikendalikan oleh kesadaran akal untuk sehat dan

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    13/30

    bugar, tubuh dibebaskan dari beban pekerjaan, berat badan tubuh ditumpukan

    dengan pembagian beban yang sama pada kedua kakinya.

    2.2 Gerakan Lapang Dada

    Caranya: Dari posisi berdiri sempurna, kedua tangan menjuntai ke bawah,

    kemudian dimulai gerakan memutar lengan. Tangan diangkat lurus ke depan, lalu

    ke atas, terus ke belakang, dan kembali menjuntai ke bawah. Satu putaran

    disambung dengan putaran berikutnya sehingga seperti baling-baling. Posisi kaki

    dijinjitkan-diturunkan, mengikuti irama gerakan tangan.

    Dosis: untuk senam, gerakan ini dilakukan 40 kali putaran, satu gerakan

    memutar butuh waktu 40 detik, sebagai gerakan aerobik. Keselurahan 40 kali

    putaran akan selesai dalam 4 menit. Akan tetapi, bisa juga gerakan putaran

    dipercepat, berikutnya bahkan dapat dilakukan dengan sangat cepat seperti

    gerakan baling-baling. Keseluruhan gerakan dapat selesai dalam waktu 35 detik.

    Manfaatnya: Gerakan lapang dada akan mengaktifkan fungsi organ, karena

    seluruh sistem syaraf menarik tombol-tombol kesehatan yang tersebar di seluruh

    tubuh.

    2.3 Gerakan Tunduk Syukur

    Caranya: dimulai dengan mengangkat tangan lurus keatas, kemudian

    badan membungkuk, tangan kemudian meraih mata kaki, dipegang kuat, tarik,

    cengkaram seakan-akan kita mau mengakat tubuh kita. Posisi kaki tetap seperti

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    14/30

    semula. Pada saat itu kepala mendongak dan pandangan diarahkan ke depan.

    Setelah itu kembali ke posisi berdiri dengan lengan menjuntai.

    Pernafasannya; saat memulai garakan tangan hingga tangan sampai ke

    atas, tarik nafas dalam-dalam. Saat mulai membungkukkan badan, bungan nafas

    sedikit demi sedikit, tapi jangan dihabiskan hingga tangan mencengkran dan

    menarik pergelangan kaki ketika kepala mendongak, kita masih menyimpan kira-

    kira separuh hafas kita. Pada posisi terakhir ini nafas ditahan di dada, sampai

    sekuatnya. Nafas dibuang saat kembali ke posisi berdiri. Segera ambil nafas baru

    3-4 kali sebelum melanjutkan gerakan.

    Dosisnya: grakan kedua ini dilakukan 5 kali. Umumnya satu kali gerakan

    selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik untuk jedanafas. Keseluruhan 5 kali

    gerakn akan selesai dalam 4 menit.

    Manfaatnya: Gerakan ketiga, tunduk syukur, adalah gerakan memasok

    oksigen ke kepala dan mengembalikan posisi tulang punggung sepaya tegak.

    Gerakan ini akan melonggarkan otot-otot punggung bagian bawah, paha, dan

    betis.

    Gerakan ini juga akan mempermudah untuk persalinan bagi ibu-ibu hamil yang

    melakukannya secra rurtin . juga dapat menbantu menyembuhkan berbagai

    macam penyakit yang menyerang tulang belakang yang meliputi ruas tulang

    punggung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggang dan tulang tungging. Bila

    mereka yang terkena penyakit sinusitis dan asma sesaat sesudah melakukan

    gerakan ini bisa langsung dirasakan menfaatnya.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    15/30

    2.4 Gerakan Duduk Perkasa

    Caranya: Dari posisi sebelumnya, jatuhkan kedua lutut ke lantai, posisi

    kedua telapak kaki tegak berdiri, jari-jari kaki tertekuk mengarah ke depan.

    Tangan mencengkram pergelangan kaki. Mulai gerakan seperti mau sujud tetapi

    kepala mendongak, pandangan ke depan, jadi dagu hamper menyentuh lantai.

    Setelah beberapa saat ( satu thanan nafas) kemudian kembali ke posisi duduk

    perkasa.

    Pernafasanya: sesaat sebelum memulai gerakan sujud, ambil nafas dalam-

    dalam. Saat mulai menbungkukkan badan, buang nafas sedikit-sedikit, hingga saat

    dagu hamper menyentuh lantai, kita masih menyimpan kira-kira separuh nafas

    kita. Pada posisi terakhir ini nafas ditahan di dada, salama mungkin. Jangan

    mencoba bernafas normal pada posisi ini, karana akan ada rasa nyeri disekitar

    rongga dada. Nafas dibuang saat kembali ke posisi duduk. Segera ambil nafas

    baru 3-4 kali sebelum melanjutkan gerakan.

    Dosisnya: Gerakan keempat ini dilakukan 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan

    selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik untuk nafas jeda. Keluruhan 5 kali

    gerakan akan selesai dalam 4 menit.

    Manfaatnya: Gerakan keempat duduk perkasa, adalah gerakan untuk

    meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan keperkasaan. Sujud dengan

    posisi jari-jari di tekuk. Gerakan sujud ini akan menbuat otot dada dan sela iga

    menjadi kuat, sehingga rongga dada menjadi lebih besar dan paru-paru akan

    berkembang dengan baik dan dapat menghisap oksigen lebih banyak. Lutut yang

    membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot perut berkembang dan

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    16/30

    mencegak kegombyoran di bagian tengah. Menambah aliran darah ke bagian atas

    tubuh, terutama kepala, mata, telinga, dan hidung serta paru-paru. Memungkinkan

    toksin- toksin dibersihkan oleh darah, bermanfaat menpertahankan posisi benar

    pada janin (bagi ibu hamil), mengontrol tekanan darah tinggi, serta menambah

    elastisitas tulang itu sendiri.

    Sujud dengan posisi duduk perkasa jari-jari kaki ditekuk akan menbantu mereka

    yang menderita migraine, vertigo, pusing, mual, dan lain-lain. Saat jari-jari di

    tekuk seluruh tombol kesehatan aktif membuang sampah biolistrik. Bagi yang

    menderita seperti sakit diatas, akan terasa sakit sekali awalnya, tapi lama-

    kelamaan akan hilang. Biasanya saat duduk perkasa ada angina yang berputar

    diperut dan langsung keluar atau buang angin. Gerakan ini membantu juga yang

    susah buang air besar karena pencernaan akan terbantu. Selanjutnya, bagi yang

    ingin perkasa saat berhubungan seks, gerakan ini dapat dilakukan sambil

    membaca kurang lebih 15-20 menit setiap hari dalam kurun waktu satu minggu.

    2.5 Gerakan duduk pembakaran

    Caranya : Dari posisi sebelumnya, kedua telapak kaki dihamparkan ke

    belakang, sihingga kita duduk beralaskan telapak kaki (bersimpuh : duduk

    sinden). Tangan berkecak pinggang. Mulai gerakan seperti akan sujud tetapi

    kepala mendongak, pandangan ke depan, dan dagu hampir menyentuh lantai.

    Setelah beberapa saat (satu tahanan nafas) kemudian kembali keposisi duduk

    pembakaran.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    17/30

    Pernafasannya: Sesaat sebelum memulai gerakan akan sejud, ambil nafas

    dalam-dalam. Saat mulai membungkukkan badan, buang nafas sedikit-sedikit,

    hingga saat dagu hampir menyentuh lantai kita masih menyimpan kira-kira

    separuh nafas. Pada posisi terakhir ini nafas ditahan di dada sekuatnya. Nafas

    dibuang saat kembali ke posisi duduk. Segera ambil nafas baru 3-4 kali sebelum

    melanjutkan gerakan.

    Dosisnya: gerakan kelima ini dilakukan 5 kali. Umunya 1 kali gerakan

    selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik untuk nafas jeda. Keseluruhan 5 kali

    gerakan akan selesai dalam 4 menit.

    Manfaatnya: Gerakan keempat, duduk membakar, adalah gerakan untuk

    memperkuat otot pinggang dan menperkuat ginjal, sujut dengan posisi

    pembakaran akan menbakar lemak dan racun dalam tubuh. Saat duduk

    pembakaran, tombol pembakaran di punggung kaki diaktifkan. Bagi mereka yang

    menderita asam urat, keracunan obat, keracunan makanan atau kondisi badan

    yang sedang lemah akan merasakan seperti terbakar. Gerakan ini sebaiknya

    dilakukan sitiap saat misalnya saat nonton TV, mengosok baju, sambil belajar

    bagi anak-anak karena akan mencerdaskan dan meningkatkan daya tahan tubuh,

    bila asam urat dan bengkak kakinya, atau penderita radang persendian agar

    dilakukan lebih lama, beberapa saat kemudian bengkak akan menghilang.

    Gerakan ini akan memperkuat pinggang bagian bawah dan memperlancar aliran

    darah ditungkai dalam arti fungsi kolateralnya akan meningkat.

    2.6 Gerakan berbaring pasrah

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    18/30

    Caranya: Dari posisi duduk pembakaran, kemudian merebahkan tubuh ke

    belakang. Gerakan ini paling berat meskipun kelihatan sepele. Berbaring dengan

    tungkai pada posisi menekuk di lutut. Ini harus hati-hati, mungkin harus dengan

    cara bertahap, kalau perlu pada awalnya dengan bantuan alas punggung. Bila

    sedah rebah, tangan diluruskan keatas kepala, ke samping kenan-kiri maupun ke

    bawah menempel badan. Pada saat itu tangan memegang betis, tarik seperti mau

    bangun, dengan rileks, kepala bisa didongokkan dan digerakan-gerakan ke kanan-

    kiri. Posisi dan gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai akan bangun.

    Gerakan ini satu kali tetapi dipertahankan beberapa menit sekuatnya. Hati-hati

    juga pada saat akan bangun, pada pemula biasanya mengalami kesulitan sehingga

    harus dibantu teman latihannya. Atau dengan cara lain, bukan bangun dari posisi

    itu, tetapi meluruskan lutut kanan-kiri sehingga pasisi berbaring lurus biasa, baru

    kemudian bangun.

    Pernafasannya: Nafas dibiarkan mengalir dengan sendirinya, karena ini

    gerakan relaksasi terakhir, sekaligus memaksimalkan kelenturan rubuh.

    dosisnya: Gerakan keenam ini sebaiknya dilakukan minimal 5 menit. Sudah

    termasuk variasi gerakan kepala dan leher serta ayunan tangan ke atas, samping

    maupun bawah. Sekali lagi jangan terlalu memaksakan diri, baik rebahnya

    maupun bangunnya

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    19/30

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    20/30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    1.

    Perencanaan Konsep Penyuluhan dan Pelatihan Senam DM

    Perencanaan kegiatan kami mulai dengan mencari sasaran yang tepat

    untuk melakukan pelatihan senam ergonomis ini. Setelah didapatkan sasaran

    yang tepat kami meminta izin kepada pemegang program PWRI untuk mengisi

    dalam acara rutin pertemuan PWRI di puskesmas plaosan.

    2. Pelatihan Senam Ergonomis

    Nama Kegiatan

    Pelatihan Senam ergonomis pada lansia

    Bentuk Kegiatan

    Pelatihan Senam ergonomis pada lansia

    3.

    Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan

    Kegiatan ini kami laksanakan di beberapa tempat yaitu :

    Ruang Pertemuan Puskesmas Plaosan

    Tanggal : 10 mei 2013

    Jam : 09.00selesai WIB

    Peserta : anggota PWRI Plaosan

    4.

    Materi Pelatihan

    Pelatihan :

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    21/30

    Pelatihan senam Ergonomis yang kami lakukan diawali dengan melakukan

    pretest tentang senam ergonomis. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan

    mengenai senam ergonomis. Setelah itu dilakukan praktek untuk melakukan

    senam ergonomis yang diikuti oleh semua peserta.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    22/30

    BAB IV

    HASIL

    A. PROFIL KOMUNITAS UMUM

    Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan adalah sebuah kecamatan yang

    berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Terdiri atas 58 dusun

    atau lingkungan 67 Rukun Warga 389 Rukun Tetangga di kecamatan Plaosan

    terdapat 15 Desa Antara Lain :

    a. Desa Bogoarum

    b. Desa Bulugunung

    c.

    Desa Buluharjo

    d.

    Desa Dadi

    e.

    Desa Ngancar

    f. Desa Nitikan

    g. Desa Pacalan

    h. Kelurahan Plaosan

    i. Desa Plumpung

    j. Desa Puntukdoro

    k.

    Desa Randugede

    l.

    Desa Sarangan

    m.

    Desa Sendangagung

    n. Desa Sidomukti

    o. Desa Sumberagung

    B.

    DATA GEOGRAFIS

    Kelurahan Plaosan berada di Kecamatan Plaosan dengan

    ketinggian 874 meter dpl, dengan koordinat pada titik 7,68379 LS dan

    111,25148 BT. Luas Kecamatan Plaosan sekitar 66,09 Km2 atau sekitar

    9,57 % dari luas total Kabupaten Magetan. Wilayah Kecamatan Plaosan

    berada pada ketinggian antara 500 meter dpl sampai 1.280 meter dpl.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    23/30

    C.

    DATA DEMOGRAFIK

    Kelurahan Plaosan mempunyai luas wilayah sekiar 3,75 km2

    dengan jumlah penduduk 6.313 jiwa. Di kelurahan Plaosan terdapat 198

    RTM yang rata-rata dihuni 5 jiwa / rumah tangga dengan tingkat

    kepadatan penduduk 1.683 / km2. Jumlah warga yang berumur pra usila

    (4459 tahun) sejumlah 812 orang, usila (60 tahun) sejumlah 537 orang

    dengan total warga pra usila dan usia sejumlah 1.349 orang.

    D. SUMBER DAYA KESEHATAN YANG ADA

    Sumber Daya Kesehatan yang terletak di desa Plaosan salah

    satunya adalah Puskesmas Plaosan. Puskesmas Plaosan merupakan

    Puskesmas yang melayani perawatan rawat inap.

    Selain Puskesmas, di kelurahan Plaosan juga terdapat 8 pos

    posyandu yaitu Plaosan 1, Plaosan 2, Plaosan 3, Gulun, Duwet, Kauman,

    Sale, dan Kandenan. Para kader posyandu yang berjumlah 40 orang juga

    cukup aktif di setiap kegiatan posyandu maupun saat pertemuan kader

    posyandu. Kedelapan posyandu yang terdapat di kelurahan Plaosan

    berstrata purnama.

    E. DATA KESEHATAN MASYARAKAT (PRIMER) :

    Dari 1.354 KK di kelurahan Plaosan, sebanyak 97,46% KK sudah

    memiliki persediaan air bersih, 99,65% KK sudah mempunyai jamban,

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    24/30

    dan semua KK sudah mempunyai tempat sampah dan pengelolaan limbah

    yang cukup baik di tiap rumah.

    Rumah sehat yang diperiksa di kelurahan Plaosan adalah 590

    rumah dari keseluruhan 1.068 rumah dengan hasil 564 rumah (95,59%)

    telah masuk kriteria rumah sehat. Dari 109 RT yang dipantau terdapat 68

    RT (62,39%) yang telah berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

    F. PREVALENSI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

    SEBELUM INTERVENSI

    Sebelum mengikuti pelatihan senam ergonomis, para peserta yaitu

    anggota PWRI Plaosan belum begitu paham mengenai senam ergonomis.

    Hal ini terbukti dengan hasil pre test yang masih kurang baik.

    G. PREVALENSI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

    SESUDAH INTERVENSI

    Setelah mengikuti pelatihan, hampir semua peserta dapat

    menjawab soal post test dengan tepat dan dapat mempraktekkan gerakan

    senam ergonomis ini di rumah dan menjadi agenda pada setiap pertemuan

    PWRI.

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    25/30

    BAB V

    DISKUSI

    Pelatihan senam ergonomis yang dilakukan pada tanggal 10 mei 2013 di

    aula puskesmas Plaosan dimulai pada pukul 08.30. pelatihan tersebut diawali

    dengan melakukan pretest tentang lansia dan senam ergonomis. Dalam pelatihan

    tersebut peserta yang datang adalah 30 orang anggota PWRI kecamatan Plaosan.

    Kegiatan yang dilakukan adalah mengajarkan para lansia untuk melakukan senam

    ergonomis. Setelah dilakukan pretes para peserta diberi sedikit pengetahuan

    tentang senam ergonomis itu sendiri, dari pengertian, manfaat, sampai dengan

    cara melakukan senam. Setelah itu para peserta diminta untuk melakukan

    bersama-sama gerakan senam tersebut.kebanyakan para peserta antusias untuk

    mengikuti kegiatan tersebut. Setelah diberikan beberapa materi dan diminta

    melakukan gerakan senam, ada beberapa peserta yang dicoba untuk melakukan

    sendiri gerakan-gerakan senam tersebut sambil disaksikan oleh para peserta

    lainnya. Kemudian acara terakhir adalah dilakukan posttest.

    Hasil pelatihan yang kami lakukan cukup memuaskan. Dari data hasil pre

    test dan post test dapat kami simpulkan bahwa para peserta cukup menyimak

    penjelasan kami. Nilai post testpada awalnya kurang begitu baik namun setelah

    mengikuti penyuluhan hampir semua peserta dapat menjawab dengan tepat. Hasil

    dari pretest yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    26/30

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    1 2 3 4 5

    pretest

    pretest

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    1 2 3 4 5

    postest

    postest

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    27/30

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    pretest postest

    perbandingan pretest dan postest

    perbandingan pretest dan

    postest

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    28/30

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan dari hasil pretest dan postes yang dilakukan saat

    pelatihan senam ergonomis para peserta terdapat peningkatan hasil yang dapat

    berarti pelatihan tersebut berhasil berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

    Para peserta diharapkan untuk melakukan senam tersebut secara rutin dirumah

    dan dapat digalakkan secara rutin saat perkumpulan PWRI berlangsung.

    Saran kami, perlu dilakukan pelatihan senam ergonomis secara

    berkala agar masyarakat semakin hafal melakukan gerakan-gerakan senam

    sehingga dapat dipraktekan secara mandiri di rumah tanpa harus bersama-sama

    (berkelompok). Selain itu diharapkan agar senam ini dapat dilakukan pada setiap

    pertemuan PWRI yang dilakukan setiap bulan di Puskesmas plaosan..

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    29/30

    LAMPIRAN

    SOAL PRE TESTDAN POST TEST

    1. Apakah senam ergonomis itu?

    a. Senam yang dilakukan pada pasien penyakit DM

    b.

    Senam yang dilakukan rutin untuk menurunkan berat badan

    c. senam fundamental yang gerakannya sesuai dengan susunan

    dan fungsi fisiologi tubuh

    d. senam yang dilakukan untuk membentuk tubuh

    2. Siapa sajakah yang boleh melakukan senam ergomomis?

    a. Anak-anak

    b.

    Dewasa

    c. Lansia

    d. Semua umur

    3.

    Berasal dari manakah gerakan senam ergonomis dibuat?

    a. Gerakan sholat

    b.

    Gerakan senam ibu hamil

    c. Senam poco-poco

    d. Senam DM

    4. Apakah kegunaan dari senam ergonomis?

    a. Merelaksasi tubuh

    b. Mengaktifkan semua system syaraf

  • 8/11/2019 miniproject 1 promkes puskesmas

    30/30

    c.

    Mengurangi nyeri kepala

    d.

    Semuanya benar

    5. Kapan kita dapat melakukan senam ergonomis?

    a. Pagi hari

    b. Siang hari

    c. Malam hari

    d. Sewaktu-waktu