PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

23
KONSIDERANS SOSIO-EKOLOGIS PENGENDALI KUBAH PANAS PERKOTAAN (URBAN HEAT ISLAND) MELALUI PENDEKATAN TEORI KOMPLEKS EKOLOGIS DALAM PENGEMBANGAN SEGUGUSAN RUMAH Oleh Zuber Angkasa NIM 20103602012 Tim Promotor Prof. Dr. Fachrurrozie Sjarkowi, M.Sc Dr. Dadang Hikmah Purnama, M.Hum Dr. Ir. Dwi Setyawan, M.Sc Prof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., PhD UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN

description

bahan paparan ujian terbuka disertasi

Transcript of PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Page 1: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

KONSIDERANS SOSIO-EKOLOGIS PENGENDALI KUBAH

PANAS PERKOTAAN (URBAN HEAT ISLAND) MELALUI

PENDEKATAN TEORI KOMPLEKS

EKOLOGIS DALAM PENGEMBANGAN

SEGUGUSAN RUMAH

Oleh

Zuber Angkasa

NIM 20103602012

Tim Promotor

Prof. Dr. Fachrurrozie Sjarkowi, M.Sc

Dr. Dadang Hikmah Purnama, M.Hum

Dr. Ir. Dwi Setyawan, M.Sc

Prof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., PhD

UNIVERSITAS SRIWIJAYAPROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN

Page 2: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

TIDAK NYAMANBOROS ENERGI

KABUT ASAP

KERUGIAN EKONOMI

UDARA PANAS

AGRESIF &

TEMPRAMEN

Sumber: Camarazamy, et al. (2006); Valsson dan Bharat (2009); USDE.

(2009:16); Anderson, Bushman, dan Groom (1997)

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

LATAR BELAKANG

Kubah Panas Perkotaan

(Urban Heat Island - UHI)

adalah gejala peningkatan

suhu udara di perkotaan

yang menjadi lebih tinggi

daripada wilayah sekitarnya

(Unger et al, 2003)

DA

MPA

K

Page 3: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Penghijauan kota (green space) dan Penambahan perairan

kota (blue space) (Gledhill dan James, 2008).

Penambahan vegetasi, peningkatan penguapan air di

permukaan kota sehingga akan mendinginkan udara

perkotaan (Brazel et al, 2009)

Atap hijau, meningkatkan pembuangan air, dan

meningkatkan keanekaragaman hayati perkotaan (AECOM,

2010)

Meningkatkan reflektivitas perkotaan (Mackey et al,

2011). Cat putih dianggap mampu mengurangi UHI karena hanya

menyerap 10—20% panas (Gaffin et al, 2012).

Kajian-kajian terdahulu:

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 4: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Kesediaan masyarakat untuk mengganti jenis atap

atau menanam pohon.

Strata sosial, pranata, maupun budaya yang

berkembang di masyarakat yang dapat dimanfaatkan

untuk menurunkan UHI lewat faktor-faktor fisik

tersebut.

Penelitian ini mengarah kepada kajian

multidimensi melalui pendekatan model

Kompleks Ekologis (Canan 2008)

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Mengabaikan

factor-faktor

sosiologis

Kajian-kajian UHI harus

diarahkan pada interaksi

antara manusia dan

lingkungan pendekatan yang lebih komprehensif

dalam menjabarkan hubungan faktor-

faktor sosiologis dengan faktor-faktor

fisik

Page 5: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

30.35

56

9.77.12

15.3

47

37.8

8.03

14.512.92

0

10

20

30

40

50

60

Lahan Rawa Ruang Terbuka Lahan Perumahan Sektor Bangunan

Trend Perubahan Lahan dan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Bangunan Di Kota Palembang

1999 2007 2010 1990 2000 1999 2014 2009 2010 2011

Sumber: RTRW Kota Palembang (2010); Nagel et al. (2010); Juliantina (2012); Nawawi, (2015).

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Sumber: Fajar, M. 2010

FAKTA DI PALEMBANG

Page 6: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Sumber : Riyanto, A (2012)

Lahan Kering Dalam Hutan Tropis Pesisir Lahan Kering Pesisir Hutan Tropis Dalam Pusat Kota

Siang 28.3 27.6 27.5 27.9 28.2

Malam 24.9 24.6 25.9 24.6 24.6

Selisih 3.4 3 1.6 3.3 3.6

28.3 27.6 27.5 27.9 28.224.9 24.6 25.9 24.6 24.6

3.4 3 1.63.3 3.6

0

5

10

15

20

25

30

Perbedaan Suhu Pusat Kota Palembang dengan Daerah Sekitarnya

Siang Malam Selisih

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 7: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Bagaimana pengaruh Faktor Sosiologis dan FaktorFisik Terhadap UHI di Segugusan Rumah?

Pengembangan rumah yang bagaimana yang dapatditerapkan untuk mengendalikan UHI di SegugusanRumah?

Persyaratan IMB apa saja yang harus diterapkanoleh Pemerintah Kota Palembang dalam rangkamengendalikan UHI?

PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 8: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Menemukan Model Konseptual dalam mengendalikan UHI pada segugusan rumah melalui pendekatan Model KompleksEkologis

Menemukan konsep pengendalian UHI dalam pengembangansegugusan rumah

Menemukan isyarat IMB, pajak retribusi, dan sanksi yang sesuaiuntuk digunakan pemerintah dalam upaya mengendalikan UHI pada segugusan rumah.

TUJUAN PENELITIAN

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 9: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

Pendekatan melalui teori Kompleks Ekologis

Kesadaran global

tentang ancaman

perubahan iklim yang

melibatkan banyak

negara dengan

karakteristik institusi

dan budaya berbeda

membutuhkan model

KOMPLEKS

EKOLOGIS yang

lebih luas (Canan,

2008).Model Kompleks Ekologis, Canan, 2008

Page 10: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

KOMPONEN POETIC` PENJELASAN

POPULASI

(P)

JUMLAH

PENGHUNI

RUMAH

Studi sebelumnya membenarkan adanya pengaruh populasi terhadap UHI (Arnfield, 2003). Streutker (2003)

melaporkan pengaruh jumlah penduduk terhadap signatur UHI di Houston, Texas. Hal ini menunjukkan

kalau UHI merupakan salah satu fungsi pertumbuhan populasi (Streutker, 2004) yang menjadi karakteristik

utama dari urbanisasi (Gallo dan Owen, 1999)

ORGANISASI

(O)

PENDAPATAN

RATA-RATA

Dalam studi yang menggunakan kerangka POETIC, organisasi didekati dengan pendapatan rata-rata per

kapita (Scholz, 2006:8)

PENDIDIKAN Faktor pendidikan juga dapat disertakan sebagai pendekatan bagi variabel organisasi karena menentukan

pula struktur sosial di masyarakat (Zhou et al, 2009). Sementara itu, pendapatan dan pendidikan ditemukan

berpengaruh positif terhadap pengeluaran perawatan pekarangan dan pekarangan berpengaruh positif

terhadap reduksi UHI (Zhou et al, 2009).

LINGKUNGAN

(E)

KEPADATAN

POPULASI

Studi Streuker (2003) mengungkapkan bahwa UHI, selain dipengaruhi oleh populasi, juga dipengaruhi oleh

kepadatan populasi. Pengaruh ini juga ditemukan oleh studi Chen et al (2006) di Guangdong, Tiongkok.

LOKASI

RUMAH

Kolokotroni et al (2011) mengungkapkan faktor jarak dari pusat kota, dan geometri lembah kota

berpengaruh terhadap UHI. Oke (Connors, Galletti, dan Chow, 2013)

KELUASAN

VEGETASI

Connors et al (2013) dan Jahan (2013) menyatakan pengaruh signifikan dari proporsi kawasan terbangun

terhadap kawasan hijau terhadap intensitas UHI. Selain itu, Imhoff et al (2010) menilai bahwa ISA

(Impervious Surface Area) yang merujuk pada luasan kawasan terbangun, dipandang berkontribusi pada UHI

lebih besar daripada kepadatan populasi

BAHAN

PENUTUP

ATAP

Oke (Connors, Galletti, dan Chow, 2013) dan Kolokotroni et al (2011) menemukan bahwa albedo

berpengaruh terhadap UHI

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 11: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

KOMPONEN POETIC` PENJELASAN

LINGKUNGAN

(E)

CUACA, DAN

WAKTU

Rong (2006) menilai faktor alami yang mempengaruhi UHI mencakuplah cuaca, lokasi geografis,

dan waktu (jam dan musim). Sementara itu, luas vegetasi alami, dalam hal ini dibedakan dengan

vegetasi binaan, berfungsi mengurangi UHI (Tursilowati et al, 2012).

TEKNOLOGI

(T)

TEKNOLOGI

PENDINGIN

Walaupun konsumsi energi dipandang lebih sebagai efek dari UHI, Saitoh, Shimada, dan Hoshi

(1996) melihat bahwa ia dapat dipandang sebagai prediktor. Begitu pula, walaupun penggunaan

AC dipandang sebagai efek dari UHI, Salamanca et al (2014) menemukan bahwa ia dapat pula

dipandang sebagai prediktor UHI.

PRANATA

(I)

KESEHATAN

KEADILAN

KEYAKINAN

PERDAGANGAN

PENDIDIKAN

KENYAMANAN

PEMERINTAHAN

KESEJAHTERAAN

Scholz (2006) mengoperasionalisasikannya sebagai jumlah LSM dan keanggotaan individu pada

inisiatif pro lingkungan. Pickett dan Cadenasso (2009) misalnya, mendaftarkan pranata

kesehatan, keadilan, keyakinan, perdagangan, pendidikan, kenyamanan, pemerintahan, dan

kesejahteraan.

BUDAYA

(C)

SKALA NEP Budaya lingkungan individu dijelaskan oleh teori lingkungan nilai-keyakinan-norma (Value-Belief-

Norm = VBN) (Hopper dan Nielsen, 1991; Bamberg dan Schmidt, 2003). Bagi teori VBN,

perilaku individu ditentukan oleh norma, norma ditentukan oleh keyakinan, dan keyakinan

ditentukan oleh nilai. Nilai ini kemudian diukur dengan instrumen nilai lingkungan. Instrumen

nilai lingkungan ini memunculkan konsep paradigma ekologi baru (NEP).

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 12: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

KERANGKA PENELITIAN

Page 13: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

PERUMAHAN TAMAN

SARI KENTEN

(SEMUA BLOK)

PERUMAHAN TOP

JAKA BARING

(BLOK B1-B5)

PERUMNAS TALANG

KELAPA (BLOK B3)

LOKASI

PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

(2°56'31.27"S, 104°41'17.38"T)

(2°54'4.46"S, 104°46'4.95"T),

(3°1'36.98"S, 104°46'42.05"T

Page 14: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Humidity and

Temperature MeterLaser Distance Meter

Meteran

Thermo

Anemometer

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

ALAT PENELITIAN

Page 15: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Variabel Jenis Data Satuan Instrumen

Selisih Suhu Interval °C Termo-

Anemometer

Kepadatan

Penghuni

Rumah

Rasio jumlah orang per meter2.tingkat Observasi

Organisasi

Sosial

Interval logaritma perkalian antara tingkat

pendidikan dengan tingkat penghasilan.

Kuesioner

Lokasi Rumah Ordinal Periferal = 2, sentral = 1 Observasi

Kekasaran Atap Ordinal Asbes = 3; Genteng = 2; Metal atau

Seng = 1

Observasi

Rasio Kawasan

Hijau terhadap

Kawasan

Terbangun

Rasio Rasio Kawasan Hijau terhadap Kawasan

Terbangun

Observasi

Cuaca Ordinal Cerah = 1, Berawan = 2, Mendung = 3 Observasi

Waktu Ordinal Jam Pengukuran Observasi

Keluasan energi Interval perkalian antara kepemilikan AC (1 jika

tidak, 2 jika memiliki) dengan volume

rumah

Kuesioner

Pranata Ordinal Perkalian antara status pendidikan,

kesehatan, dan kenyamanan dibagi

dengan status perdagangan

Kuesioner

Budaya Ordinal Skala NEP Kuesioner NEP

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Operasionalisasi

Variabel Penelitian

Page 16: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis dilakukan

menggunakan “Analisis Jalur”.

Sebagai tambahan proses-proses

tersebut, ANOVA digunakan untuk

membandingkan ketiga perumahan

dalam karakteristik-karakteristik

lingkungan

Komponen lingkungan yang

berpengaruh langsung pada

intensitas UHI, dianalisis dengan

metode analisis regresi linier.

Page 17: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

UHI KOTA REFERENSI KETERANGAN

2°C Sao Paulo Brazil Alcoforado dan Andrade, 2008:251

2°C Hong Kong Ng, 2009:64

4°C London Alcoforado dan Andrade, 2008:251

4-5°C Taipei Bai et al, 2011

2,3-5,8°C Debrecen, Hungaria Santamouris, 2007

4,8°C Seoul Seoul National University, 2011

4.6°C Siprus Ratalis et al, 2012 Terjadi Gelombang Panas

7,8°C Mexico City Bai et al, 2011

No Lokasi Pengukuran

Suhu Rata-

Rata

UHI Rata-

rata

Standar Deviasi

UHI

1 Taman Sari 32,15 4,174 1,330

2 Perumnas Talang Kelapa 31,49 2,656 1,248

3 TOP Jakabaring 27,01 0,662 0,487

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 18: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Perhitungan KorelasiVariabel Bebas Dengan Kontrol Cuaca

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kontrol Variabel M SD X1 X2 X3 X4 X5 X8 X9

X7 & X6 (Jam dan Cuaca)

X1 - Kepadatan Penghuni

0,054 0,025 1

X2 - Status Sosio-ekonomi

2,536 0,893 -0,270** 1

X3 - Lokasi Rumah 1,272 0,447 -0,044 0,104 1

X4 - Bahan Atap 2,427 0,606 0,292** -0,233* -0,122 1

X5 - Rasio Kawasan Hijau terhadap Terbangun

0,184 0,352 0,439*** -0,089 0,276** -0,127 1

X8 - Keluasan Energi

153,5 111,3 -0,560*** 0,448*** -0,002 -0,329** -0,201 1

X9 - Pranata Pro Lingkungan

0,923 0,567 -0,028 0,128 -0,071 -0,063 -0,107 -0,016 1

X10 - Paradigma Lingkungan

21,992 4,582 0,210** -0,180** 0,036 -0,007 0,096 -0,155 -0,193

Page 19: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

ModelVersi Taman Sari Modifikasi Bahan Atap

N = 215 rumah. (χ2 = 78,830 (signifikan dengan p = 0,001);

df = 42; rasio = 1,877; RMSEA = 0,064; NFI = 0,782; RFI =

0,528; CFI = 0,864;TLI = 0,706; IFI = 0,885)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model Empiris Pengendalian Intensitas UHI

Page 20: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Fakta UHI setinggi 4,17°C, di Taman Sari

menunjukkan intensitas yang cukup besar

(mendekati risiko gelombang panas).

Meningkat pada musim Kemarau, terlebih

lagi ada El Nino

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB VI

K E S I M P U L A N

Page 21: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Pengendalian UHI di Palembang

(yang berdampak pada Udara

Panas dan munculnya ASAP)

yang sulit pergi dari dalam kota

seharusnya, tidak perlu menunggu

hujan turun saja.

Disparitas suhu dapat dikurangi melalui

model penelitian ini, yang medeteksi 3

hal, yaitu: Bahan Atap, Atap Hijau dan

Badan Air sebagai konsiderans

pengendali UHI

K E S I M P U L A N

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB VI

badan air diam badan air bergerak

Atap Hijau

Atap Berkontur

Page 22: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

Berdasarkan Model Penelitian ini, Pengendalian

UHI dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung.

Langsung, yaitu melalui penerapan langsung

penggunaan Bahan Atap yang berkontur, Atap

Hijau, Membuat Badan Air

Tidak Langsung, yaitu melalui penerapan Indeks Bahan

Atap dalam perhitungan Retribusi IMB, Kewajiban

membuat Atap Hijau minimal 10% dari total luas atap

datar dan membangun Badan Air bagi perumahan

sebagai Persyaratan mendapatkan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) di Kota Palembang

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB VI

K E S I M P U L A N

Page 23: PAPARAN UJIAN TERBUKA_ZUBER

SEKIAN DAN TERIMAKASIH ………………….

UNIVERSITAS SRIWIJAYAPROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN