PENGARUH PEMAHAMAN SAP BERBASIS AKRUAL,...
Transcript of PENGARUH PEMAHAMAN SAP BERBASIS AKRUAL,...
PENGARUH PEMAHAMAN SAP BERBASIS AKRUAL, PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN, SERTA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
TERHADAP KINERJA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
ZULKIFLI
120462201111
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2017
ABSTRAK
Zulkifli, 2017 : Pengaruh Pemahaman SAP Berbasis Akrual, Pendidikan dan
Pelatihan, Serta Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja
Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota
Tanjungpinang. Tim Promotor : Jack Febriand Adel,
SE,M.Si,Ak.CA., Asri Eka Ratih, SE.,M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemahaman SAP
berbasis akrual, pendidikan dan pelatihan, serta latar belakang pendidikan
terhadap kinerja penyusunan laporan keuangan daerah pada pemerintah kota
Tanjungpinang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi dalam
penelitian ini adalah pada seluruh SKPD dilingkungan pemerintahahan kota
Tanjungpinang, sebanyak 23 instansi. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pegawai bagian keuangan yang terdiri dari kasubbag keuangan,
bendahara, dan staf keuangan yang bertugas menyusun laporan keuangan SKPD
yaitu sebanyak 64 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
dari responden melalui penyebaran kuesioner. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa, (1) pemahaman SAP berbasis akrual berpengaruh signifikan
terhadap kinerja penyusunan laporan keuangan daerah dengan nilai signifikansi
sebesar 0.000, (2) Pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja penyusunan laporan keuangan daerah dengan signifikansi sebesar 0,000,
(3) latar belakang pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
penyusunan laporan keuangan daerah dengan signifikansi sebesar 0,808, (4)
secara simultan pemahaman SAP berbasis akrual, pendidikan dan pelatihan, serta
latar belakang pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kinerja penyusunan
laporan keuangan daerah. Hasil koefisien determinasi sebesar 0,414, artinya
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar
41,4%, sedangkan sisanya 58,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk ke dalam penelitian ini.
Kata kunci: Pemahaman SAP berbasis akrual, Pendidikan dan pelatihan, latar
belakang pendidikan, kinerja penyusunan laporan keuangan daerah.
ABSTRACT
Zulkifli, 2017: Influence understanding government accounting standards based
the accrued, education and training, and educational background
on performance report financing in municipal Tanjungpinang.
The promoter: Jack febriand Adel, SE, M.Si,Ak,CA, Asri Eka
Ratih, SE,M.Si
This study aimed to determine the effect of Accrual-based Government Accounting
Standard (SAP) comprehension, education and training, and educational
background on the financial statement regional performance of government of
Tanjungpinang city. This study used quantitative approach. Location of the study
was all of regional work units (SKPD) in government of Tanjungpinang city, as
many as 23 agencies. The study sample are financial employees section who work
as chief financial sub-section, treasurer, and financial staff who have
responsibility for creating the financial statement unit (SKPD) as many as 64
people. The data used is primary data that collected from respondents through
questionnaires. The analytical method used is multiple linear regression method.
The results showed that, (1) Accrual-based SAP comprehension affect the
financial report regional performance with significant value at 0.000,
(2)Education and training affect the financial statement regional performance
with significant value at 0.000, (3) Educational background doesn’t affect the
financial statement regional performance with significant value at 0.808, (4)
Accrual-based SAP comprehension, education and training, and educational
background simultaneously affect to the financial statement regional
performance. The result of the coefficient of determination is 0.414, means the
ability of independent variables in explaining the dependent variable at 41.4%,
while the remaining 58.6% is influenced by other variables that not included in
this study.
Key word : Accrual-based SAP comprehension, Education and training,
educational background, financial statement regional performance
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam PP No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual dikemukakan bahwa kepala daerah diwajibkan untuk membuat
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan daerah. Dalam Peraturan
Pemerintah RI No.08 Tahun 2006 menyebutkan laporan keuangan adalah bentuk
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama satu periode.
Adapun tujuan dari pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumberdaya yang dikelola.
Kinerja pemerintah daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan daerahnya,
dalam penyusunan laporan keuangan daerah maka kinerja pegawai penyusun
laporan keuangan yang profesional sangat dibutuhkan agar laporan keuangan yang
dihasilkan dapat selesai tepat waktu, sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan yang berlaku, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan
pedoman untuk pengambilan keputusan ekonomi maupun politik untuk masa
mendatang.
Pemerintah dituntut untuk memenuhi kriteria akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah, maka dari itu sebagai bukti
kongkrit untuk mencapai hal tersebut maka pemerintah melalui Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan atau disebut dengan KSAP telah mengeluarkan suatu
Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu melalui Peraturan Pemerintah No. 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Basis akrual ini digunakan
pemerintah sebagai standar atau acuan dalam penyusunan laporan keuangan
daerah untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas sebagai upaya
pemenuhan kewajiban pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah secara
akuntabilitas dan transparan. Agar kinerja pegawai dalam penyusunan laporan
keuangan dapat dipertanggungjawabkan maka hal yang perlu diperhatikan adalah
pemahaman dari pegawai yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan
terhadap standar akuntansi pemerintahan yang diterapkan, dalam hal ini adalah
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Hal ini bertujuan agar dalam
penyusunan keuangan daerah tidak menyalahi aturan yang telah ditetapkan dalam
standar akuntansi pemerintahan dan laporan keuangan yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan.
Faktor penting yang juga dapat mempengaruhi kinerja dari penyusun
laporan keuangan daerah adalah kualitas sumberdaya manusia yang terlibat dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut, salah satu upaya pemerintah dalam
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yaitu dengan mengadakan suatu
pendidikan dan pelatihan terhadap pegawai dilingkungan kerja pemerintah. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapan para pegawai dalam
melakukan setiap pekerjaannya.
Pendidikan seseorang dapat berpengaruh terhadap prilaku dan cara
berpikir seseorang dalam menghadapi suatu persoalan yang ia hadapi. seseorang
yang berpendidikan umumnya bersikap berdasarkan keilmuan yang ia miliki dan
apa yang ia ketahui. Dalam penyusunan laporan keuangan daerah latar belakang
pendidikan merupakan faktor yang bisa mempengaruhi kreatifitas seseorang
dalam hal pengambilan keputusan. Dalam penyusunan laporan keuangan daerah,
penyusun laporan keuangan hendaknya memiliki pendidikan yang sesuai dengan
pekerjaannya dan dapat mendukung kinerjanya didalam penyusunan laporan
keuangan yang dalam hal ini adalah latar belakang pendidikan Akuntansi.
Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan SAP
Berbasis Akrual, Pendidikan dan Pelatihan, serta Latar Belakang
Pendidikan Terhadap Kinerja Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada
Pemerintah Kota Tanjungpinang”.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Kinerja Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
Kinerja merupakan suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai
oleh individu atau suatu organisasi pada suatu priode tertentu. menurut stoner
(dalam Kholiq, 2014) Kinerja (performance ) merupakan kuantitas dan kualitas
pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, kelompok atau organisasi.
Menurut Laurensius dan Halim (dalam, Kholiq 2014) bahwa pengukuran
kinerja instansi pemerintah dimaksud untuk meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, pengelolaan organisasi dan peningkatan layanan kepada masyarakat.
Tujuan pengukuran kinerja pemerintah daerah adalah untuk memotivasi
pemerintah daerah meningkatkan kinerjanya, khusus dalam merealisasikan good
governace serta memberikan layanan publik. Salah satu cara yang digunakan
untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil
penilaian kinerja. Sasaran yang menjadi objek penilaian kinerja adalah kecakapan,
kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang
dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu yang objektif dan dilakukan
secara berkala, Rivai ( dalam Kholiq 2014). Dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 4 Tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan review atas laporan
keuangan pemerintah daerah menyebutkan laporan keuangan pemerintah daerah
adalah pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD). Berhasil atau tidaknya tugas dan fungsi yang dilaksanakan tergantung
pada sumberdaya manusia yang memberikan tenaga,bakat, kreatifitas dan
usahanya terhadap oerganisasi. Maka dari itu kinerja dari pegawai penyusun
laporan keuangan yang professional sangat dituntut untuk menciptakan good
governance.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual Dalam peraturan Pemerintah RI No. 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan menyebutkan “Standar Akuntansi Pemerintahan, yang
selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah”. Didalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 pada bab 1 pasal 1 ayat 4
mengemukakan bahwa“SAP berbasis Akrual adalah “SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis
Akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD”. Tujuan
pernyataan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual sebagaimana terdapat
dalam PSAP No. 01 pada paragraf 1 menyebutkan tujuan pernyataan ini adalah
mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statements) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas.
Berdasarkan pasal 6 PP 71 Tahun 2010, sistem akuntansi pemerintahan pada
pemerintah pusat dan daerah disusun dengan mengacu pada Pedoman Umum
Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP). Semua entitas pelaporan diwajibkan
melaksanakan SAP Berbasis Akrual dalam Penyenlenggaraan penyusunan laporan
keuangannya. Penerapan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan ini menjadi jawaban atas tuntutan reformasi
keuangan yang dianggap dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik.
Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Negeri Sipil dalam pasal 1 ayat 1 mengatakan Pendidikan dan
Pelatihan jabatan pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut Diklat adalah
proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan pegawai negeri sipil.
Dalam PP No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Negeri Sipil pasal 2 menyebutkan tujuan dari Diklat adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampuilan, dan sikap untuk
dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.
b) Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
c) Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.
d) Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan
tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya
pemerintahan yang baik.
Jenis-jenis Diklat disebutkan dalam PP No.101 tahun 2000 terdapat dalam
pasal 4 sampai pasal 12 yaitu:
1. Diklat Prajabatan
Diklat prajabatan merupakan Diklat yang merupakan syarat pengangkatan
CPNS menjadi PNS. Diklat prajabatan terdiri dari :
a. Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I
b. Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II
c. Diklat Prajabatan Golongan III untuk manjadi PNS Golongan III
Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam
rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika PNS,
disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintah negara,
bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat.
2. Diklat dalam Jabatan
Diklat dalam Jabatan terdiri dari :
a. Diklat kepemimpinan
Diklat kepemimpinan yang kemudian disingkat Diklatpim dilaksanakan
untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah
yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklatpim terdiri dari :
1. Diklatpim tingkat IV adalah Diklatpim untuk jabatan struktural eselon IV
2. Diklatpim tingkat III adalah Diklatpim untuk jabatan struktural eselon III
3. Diklatpim tingkat II adalah Diklatpim untuk jabatan struktural eselon II
4. Diklatpim tingkat I adalah Diklatpim untuk jabatan struktural eselon I
b. Diklat Fungsional
Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing.
c. Diklat Teknis
Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas PNS.
Latar Belakang Pendidikan
Berdasarkan UU dan Peraturan Pemerintah tahun 2006 pasal 1 ayat 5
menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(Fatiah,
2014).
Keberadaan manusia sebagai sumber daya manusia didalam suatu
organisasi atau instansi dipandang sangatlah penting karena sumberdaya manusia
yang menjalankan organisasi, dengan daya pikir, karya, kreativitas serta peran
manusia yang dapat disaksikan dalam organisasi.Menurut Matindas (dalam Aidil,
2010) mengatakan bahwa “Sumber daya manusia adalah kesatuan tenaga manusia
yang dalam organisasi dan bukan hanya sekedar penjumlahan karyawan-karyawan
yang ada”.Sumberdaya manusia diukur berdasarkan latar belakang pendidikan
yang diproleh pegawai dengan kaitan dengan penyusunan laporan keuangan
daerah, yang lebih efektif dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
adalah sumber daya manusia yang berlatar belakang pendidikan pendidikan
Akuntansi.
Menurut Gaa and Thore (dalam Aidil,2010) mengatakan bahwa
pendidikan akuntansi selama ini memfokuskan pada dimensi pilihan kebijakan
tetapi tidak memperhatikan nilai dan kredibilitas yang mempengaruhi pilihan
tersebut.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan konsep teori di atas maka peneliti mencoba menguraikan dalam
bentuk kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.1
Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya dan kerangka penelitian
yang dikembangkan maka pengembangan hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh Pemahaman SAP Berbasis Akrual Terhadap Kinerja
Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
Laporan keuangan daerah merupakan laporan yang berisikan informasi
mengenai aktivitas keuangan pemerintah dalam satu periode pelaporan, dimana
pemerintah dituntut agar dapat menyampaikan laporan dengan baik dan
berkualitas guna mencapai suatu good governance, transparansi, dan akuntabilitas
publik.Dengan demikian diperlukannya sebuah pedoman atau acuan serta aturan
dalam menyusun laporan keuangan daerahnya. Dalam hal ini pemerintah melalui
KSAP (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan) telah mengeluarkan suatu
Standar menggantikan PP No. 24 tahun 2005 yaitu melalui Peraturan Pemerintah
No. 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual.
Kinerja yang baik dari penyusun laporan keuangan sangat penting untuk
Variabel Bebas (Independen)
Pemahaman SAP
Berbasis Akrual (X1)
Pendidikan dan
Pelatihan (X2)
Latar Belakang
Pendidikan (X3)
Variabel Terikat ( Dependen)
Kinerja Penyusunan
Laporan Keuangan Daerah
(Y)
H4
H2
H3
H1
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, maka untuk mendorong kinerja
dari pegawai yang menyusun laporan keuangan, diperlukan adanya pemahaman
yang memadai dari pegawai yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan
terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiraputra (2014), mengemukakan
bahwa pemahaman SAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyusunan
laporan keuangan daerah. Hal ini tidak sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh rajana, (2009) yang menyatakan bahwa pemahaman SAP tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan daerah.
H1 : Pemahaman SAP berbasis akrual berpengaruh terhadap kinerja
penyusunan laporan keuangan Daerah
2. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Penyusunan
Laporan Keuangan Daerah
Pendidikan dan Pelatihan adalah upaya untukmeningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM), yaitu untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan
kepribadian.Pendidikan berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang
digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan
peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki
sebuah jabatan atau tugas tertentu.Dalam penyusunan laporan keuangan daerah
agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas maka memerlukan
sumberdaya manusia yang memadai dalam menyusun laporan keuangan, dan
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan staf serta memperbaiki kinerja
pegawai yang bekerja dibagian keuangan, maka dilakukan suatu pelatihan kepada
staf tersebut sesuai dengan bidang kerjanya.
Dalam penelitian Kholiq (2014), mengemukakan bahwa pendidikan dan
pelatihan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyusunan laporan
keuangan. Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian rajana (2009) dan
Enho (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan daerah.
H2 : Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja penyusunan
laporan keuangan Daerah
3. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Penyusunan
Laporan Keuangan Daerah Pendidikan merupakan suatu yang harus dimiliki oleh seseorang, dimana
latar belakang seseorang dapat mempengaruhi prilaku dan sikap dari seseorang
dalam cara ia berprilaku dalam kehidupannya. Pendidikan memilki jenjang atau
tingkat dan jenis sesuai pendidikan apa yang telah ia tempuh dalam masa
pendidikannya, mulai dari pendidikan sekolah dasar, menengah pertama,
menengah atas, dan perguruan tinggi. Dari latar belakang pendidikan ini dapat
mempengaruhi terhadap bidang kerjanya masing-masing sesuai dengan
pendidikan yang telah dilalui. Dalam hal ini latar belakang pendidikan dapat
berpengaruhterhadap kinerja dari pegawai yang terlibat dalam menyusun laporan
keuangan, karena untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan, hendaknya pegawai
tersebut memiliki latar belakang yang sesuai dengan pekerjaannya, yang didalam
penyusunan laporan keuangan hendak memiliki latar belakang pendidikan yang
berhubungan dengan akuntansi.
Dalam penelitian Wiraputra (2014) mengatakan bahwa latar belakang
pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyusunan laporan
keuangan daerah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian rajana,
(2009) dan Enho, (2008), menyatakan bahwa latar belakang pendidikan tidak
berpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan daerah.
H3 : Latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kinerja penyusunan
laporan keuangan Daerah
H4 : Pemahaman SAP Berbasis Akrual, Pendidikan dan Pelatihan, serta Latar
Belakang Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Penyusunan Laporan keuangan Daerah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiono, 2013). Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik survei. Metode penelitian survei
adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data
yang terjadi dimasa lampau atau saat ini tentang keyakinan, pendapat,
karakteristik, prilaku, hubungan variabel dan untuk menguji berberapa hipotesis
tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi
tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara/kuesioner)
yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung digeneralisasikan (Sugiono,
2013).
Operasionalisasi variabel
1. Variabel Dependen
a. Kinerja Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
Penyusunan Laporan keuangan bertujuan untuk melaporkan upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis
dan terstruktur pada suatu priode pelaporan.Variabel ini diukur berdasarkan
kemampuan dan kecakapan pegawai dalam penyusunan Laporan keuangan.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dari penelitian
yang dilakukan oleh Kholiq, (2014) yang didasarkan pada indikator yang
mempengaruhi kinerja individu yang dikembangkan Mahmudi, (2010:21).
2. Variabel Independen
a. Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis Akrual.
Pemahaman standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual adalah
pemahaman atas standar akuntansi yang diterapkan dalam menyusun atau
menyajikan laporan keuangan daerah. Pemahaman terhadap SAP berbasis Akrual
diukur berdasarkan kemampuan Kasubbag keuangan, bendaharaan, dan staf
keuangan yang menyusun laporan keuangan SKPD dalam memahami Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual, meliputi pemahaman Umum dan
pemahaman struktur SAP 2010. Kuesioner angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dari penelitian (Setyaningsih, 2013).
b. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan atau
memperbaiki kinerja perangkat kerja dalam menyusun laporan keuangan daerah,
melalui pembelajaran yang diadakan oleh instansi pemerintah dengan
menggunakan tenaga ahli dibidangnya terhadap perangkat kerja yang terlibat
dalam penyusunan laporan keuangan daerah.Variabel ini diukur berdasarkan
bagaimana pendidikan dan pelatihan yang diikuti dapat meningkatkan
kemampuan dari Kasubbag keuangan, bendahara dan staf keuangan SKPD dalam
pekerjaannya di instansi tempat ia bekerja. Kuesioner angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket dari penelitian yang dilakukan oleh Kholiq
(2014).
c. Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan diukur berdasarkan jenis pendidikan yang ditempuh
dankesesuaian latar belakang pendidikannya tersebut dengan pekerjaan yang
diemban Kasubbag keuangan SKPD, bendahara dan staf keuangan SKPD yang
terlibat dalam penyusunan laporan keuangan pada setiap SKPD. Kuesioner dalam
penelitian ini adalah angket yang dimodifikasi peneliti yang bersumber dari
penelitian yang dilakukan oleh Enho, (2008).
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat dijadikan
sumber data penelitian (Bungin dalam Siregar, 2012). Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai bagian keuangan di seluruh SKPD
dipemerintahan Kota Tanjungpinang yang berjumlah 187 pegawai.
Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi
saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2012). Adapun sampel dalam penelitian
ini berjumlah 84 orang pegawai. Terdiri dari Kasubbag keuangan, bendahara dan
staf keuangan yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan pada tiap-tiap
SKPD kota Tanjungpinang.
Metode Analisis Data
Statistik Deskriptif
Statisitik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum.
disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari
kategori jenis kelamin, pendidikan, umur, posisi dan lama bekerja responden.
(Ghozali, 2013).
Uji Validitas dan Reliabilitas data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Sunyoto, 2011).
b. UJi Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau
handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten (Sunyoto,
2011). Untuk mengukur reliabilitas dapat dilakukan dengan uji statistik yaitu
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).Suatu Konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Sunyoto, 2011).
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi normal atau tidak. model regresi
yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal (Priyatno,
2012). Pengujian uji normalitas ini dapat dilakukan dengan metode uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov dan dapat dilakukan dengan metode grafik normal
probability plot.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji
multikolinearitas diuji dengan uji regresi, dengan patokan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
Grafik Plot dan dapat menngunakan uji glejser.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya
pengaruh antar dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel
independen (Priyatno, 2012). Adapun persamaan regresi linier berganda adalah
sebagai berikut:
Y= a + b1 X1 + b2X2+ b3X3 + e
Keterangan :
Y = Kinerja Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
a = Konstanta
b1 = koefisien regresi Pemahaman SAP berbasis Akrual
X1 = Pemahaman SAP berbasis Akrual
b2 =Koefisien regresi Pendidikan dan Pelatihan
X2 =Pendidikan dan Pelatihan
b3 = Koefisien Regresi Latar Belakang Pendidikan
X3 = Latar Belakang Pendidikan
e = Tingkat Kesalahan Penggangu
Metode Analisis Data
1. Pengujian Parsial (Uji-t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013).
2. Pengujian Simultan (Uji-F)
Uji statistik F digunakan untuk apakah variabel-variabel independen secara
bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (Sunyoto,2011)
3. Uji Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Unit Analisis/Observasi
Penelitian ini dilakukan pada SKPD di pemerintahan kota tanjungpinang,
yaitu sebanyak 28 instansi, dari 28 instansi tersebut hanya 23 instansi yang
bersedia memberikan izin untuk melakukan pengambilan data untuk penelitian
ini, dan 5 instansi lainnya instansi yang tidak mengeluarkan surat izin untuk
melakukan pengambilan data. Kuesioner yang disebar pada setiap instansi
sebanyak 3 kuesioner, jadi total kuesioner yang disebar dalam penelitian ini
adalah 69 kuesioner. kemudian dari 69 kuesioner yang disebar, sebanyak 65
kuesioner yang kembali, sisanya sebanyak 4 kuesioner tidak kembali, dan dari 65
kuesioner yang kembali ada 1 kuesioner yang tidak lengkap dan tidak bisa diolah
datanya, jadi jumlah kuesioner yang kembali dan dapat diolah datanya sebanyak
64 kuesioner
Statistik Deskriptif
Statisitik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum. disamping
itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori jenis
kelamin, pendidikan, umur, posisi dan lama bekerja responden. (Ghozali, 2013).
Tabel 4.7
Descriptive Statistics
N Minimu
m
Maximu
m
Mean Std.
Deviation
PSAP 64 32 57 47.38 4.965
PP 64 17 30 23.31 2.442
LBP 64 5 25 16.33 5.256
KPLKD 64 31 47 37.17 3.824
Valid N
(listwise)
64
Sumber :Data primer diolah, 2016
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Gambar 4.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 64
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
2.85668740
Most Extreme
Differences
Absolute .081
Positive .048
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .646
Asymp. Sig. (2-tailed) .798
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Pada tabel diatas merupakan nilai residual dari uji regresi variabel
pemahaman SAP berbasis akrual, pendidikan dan pelatihan, latar belakang
pendidikan dan kinerja penyusunan laporan keuangan daerah. Pada tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai Asymp sig(2 tailed) sebesar 0,798 > 0,05, maka
disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas data
Tabel 4.11
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan hasil dari uji multikolinearitas diatas, maka data yang
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai tolerance > 0,10
dan nilai VIF < 10, yang artinya tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel-
variabel independen.
3. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.2
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak dan tidak terdapat pola-pola tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
PSAP .910 1.099
PP .931 1.074
LBP .905 1.105
a. Dependent Variable: KPLKD
UJI HIPOTESIS
Regresi Linear Berganda
Tabel 4.13
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.015 4.760 1.053 .296
PSAP .341 .078 .443 4.384 .000
PP .673 .156 .430 4.302 .000
LBP .018 .074 .025 .244 .808
a. Dependent Variable: KPLKD
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Maka dari hasil diatas didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 5,015 + 0,341PSAP + 0,673PP + 0,018LBP + e
1. Pada persamaan regresi diatas menunjukkan nilai konstanta 5,015. Hal ini
berarti bahwa jika variabel pemahaman SAP berbasis akrual, pendidikan dan
pelatihan, serta latar belakang pendidikan dianggap konstan maka kinerja
penyusunan laporan keuangan daerah akan konstan sebesar 5,015
2. Koefisien regresi variabel pemahaman SAP sebesar 0,341, berarti jika
variabel pemahaman SAP bertambah satu satuan dan variabel independen
yang lain tetap, maka kinerja penyusunan laporan keuangan daerah
bertambah sebesar 0,341.
3. Koefisien regresi variabel pendidikan dan pelatihan sebesar 0,673, berarti jika
variabel pendidikan dan pelatihan bertambah satu satuan dan variabel yang
independen lain tetap, maka kinerja penyusunan laporan keuangan daerah
akan bertambah sebesar 0,673.
4. Koefisien regresi variabel latar belakang pendidikan sebesar 0,018, berarti
jika latar belakang pendidikan bertambah satu satuan dan variabel independen
yang lain tetap, maka kinerja penyusunan laporan keuangan akan bertambah
sebesar 0,018.
Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji t)
Tabel 4.14
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.015 4.760 1.053 .296
PSAP .341 .078 .443 4.384 .000
PP .673 .156 .430 4.302 .000
LBP .018 .074 .025 .244 .808
a. Dependent Variable: KPLKD
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan hasil dari uji t pada tabel 4.14 dapat diambil kesimpulan
bahwa :
a. Pengaruh pemahaman SAP berbasis akrual terhadap kinerja penyusunan
laporan keuangan daerah diperoleh nilai t hitung sebesar 4.384 dengan
signifikansi 0,000. Karena 0.000<0,05 dan t hitung > t tabel (4,384>
2.0003) maka disimpulkan bahwa pemahaman SAP berbasis akrual
berpengaruh terhadap kinerja penyusunan laporan keuangan daerah.
b. Pengaruh Pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja penyusunan laporan
keuangan diperoleh nilai t hitung sebesar 4.302dengan signifikansi 0,000.
karena 0,000 < 0,05 dan t hitung lebih besar dari t tabel (4.302> 2,0003)
maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh
terhadap kinerja penyusunan laporan keuangan daerah.
c. Pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kinerja penyusunan laporan
keuangan daerah diperoleh nilai t hitung sebesar 0,244 pada signifikansi
0,808. Karena 0,808> 0,05 dan t hitung < t tabel ( 0,244< 2,0003) maka
dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan tidak berpengaruh
terhadap kinerja penyusunan laporan keuangan daerah.
2. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.15
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 406.988 3 135.663 15.832 .000b
Residual 514.122 60 8.569
Total 921.109 63
a. Dependent Variable: KPLKD
b. Predictors: (Constant), LBP, PP, PSAP
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Dari hasil uji f diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000,
karena 0,000 < 0,05 dan f hitung > f tabel (15,832 > 3,15), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel pemahaman SAP berbasis akrual, pendidikan dan
pelatihan, serta latar belakang pendidikan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja penyusunan laporan keuangan daerah kota Tanjungpinang.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.16
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .665a .442 .414 2.9272
a. Predictors: (Constant), LBP, PP, PSAP
b. Dependent Variable: KPLKD
Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan tabel hasil uji koefisien determinasi diatas dapat dilihat nilai
Adjusted R Square sebesar 0,414. Artinya pemahaman SAP berbasis akrual,
pendidikan dan pelatihan, serta latar belakang pendidikan dapat menjelaskan
kinerja penyusunan laporan keuangan daerah kota tanjungpinang sebesar 41,4%.
Sedangkan sisanya sebesar 58,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman SAP berbasis akrual berpengaruh signifikan terhadap kinerja
penyusunan laporan keuangan daerah kota Tanjungpinang. Artinya semakin
baik tingkat pemahaman terhadap SAP berbasis akrual, maka akan semakin
baik kinerja penyusunan laporan keuangan daerah.
2. Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
penyusunan laporan keuangan daerah kota Tanjungpinang. Artinya semakin
baik pendidikan dan pelatihan yang diikuti pegawai, maka akan semakin
baik kinerja penyusunan laporan keuangan daerah.
3. Latar belakang pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
penyusunan laporan keuangan daerah kota tanjungpinang. Artinya tingkat
kesesuaian latar belakang pendidikan responden tidak mempengaruhi
kinerja penyusunan laporan keuangan daerah.
4. Pemahaman SAP berbasis akrual, pendidikan dan pelatihan, serta latar
belakang pendidikan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
penyusunan laporan keuangan daerah.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diungkapkan peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Melihat pentingnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi pemerintahan
(SAP) dalam hal ini SAP berbasis akrual, dimana SAP merupakan standar
atau dasar untuk penyusunan laporan keuangan daerah, dan serta pendidikan
dan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dari pegawai, maka diharapkan
agar pegawai yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan untuk
meningkatkan tingkat pemahaman terhadap SAP berbasis akrual ini, dan
selalu mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diadakan untuk semakin
meningkatkan kemampuan dan kinerja pegawai agar dalam penyusunan
laporan keuangan daerah dapat terlaksana dengan baik.
2. Diperlukan adanya kajian lebih mendalam terhadap variabel-variabel yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini terkait dengan kinerja penyusunan
laporan keuangan daerah, seperti lama bekerja, gaya kepemimpinan,
motivasi kerja, komitmen organisasi dan lain-lain.
3. Untuk selanjutnya agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih berkualitas,
maka diharapkan untuk terlebih dahulu memperbaiki kuesioner yang
digunakan dalam penelitian, atau menggunakan kuesioner dengan tingkat
validitas yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Aidil. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (studi pada Pemerintah Kota
Tebing Tinggi). Medan: Universitas Sumatra Utara.
Bunga, S. 2014. Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan,
Pendidikan dan Pelatihan, Serta Latar Belakang Pendidikan Terhadap
Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota Medan.
Medan: Universitas Negeri Medan.
Enho, Y. 2008. Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan dan Pelatihan, Serta
Latar Belakang Pendidikan Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Daerah Pada Pemerintah Kota Medan. Medan: Universitas Sumatra
Utara.
Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumberdaya Manusia. Bandung:
Rineka Cipta.
Fatiah, A. 2014. Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
Pendidikan dan Pelatihan, Akuntabilitas, serta Transparansi terhadap
Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kabupaten Pelalawan. Kota Pekan
Baru. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21,
Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kholiq, N. M., 2014. Persepsi Pegawai Negeri Sipil atas Pengaruh Pendidikan
dan Pelatihan (DIKLAT) Serta Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja
Penyusun laporan Keuangan satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota
Bengkulu. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Lestari, P. D., Sulindawati, N. L., & Atmadja, A. T. 2014. Pengaruh Pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Pendidikan dan Pelatihan
Terhadap Penyajian Laporan Keuangan (Studi pada 15 Dinas Kabupaten
Badung). Singaraja: Universitas Pendidikan Ghanesa.
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta. UPP STIM
YKPN
Pemerintah RI, 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan
Pemerintah RI, 2013. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 tahun 2003 tantang
penerapan SAP berbasis akrual pada pemerintah daerah
Pemerintah RI, 2008. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 4 tahun 2008 tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah
Pemerintah RI, 2011. Peraturan Menteri dalam Negeri No 21 tahun 2011 tentang
Pedoman Pengelolaan keuangan daerah
Pemerintah RI, 2000. Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil
Pemerintah RI, 2003. UU No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara
Priyatno, D, 2012. Cara Kilat belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta:
ANDI
Rajana HRP, J. P. 2009. Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan, dan Pelatihan
Terhadap Penyusunan laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar.
Medan: Universitas Sumatra Utara.
Roesyanto, I. A. 2007. Pengaruh SDM dan Perangkat Pendukungnya Terhadap
Keberhasilan Penerapan PP 24 tahun 2005 dikota Medan. Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Sarwono, J.2013. 12 Jurus Ampuh SPSS Untuk Riset Skripsi : Kupas tuntas,
Prosedur-prosedur regresi dan decision trees dalam IBM SPSS. Jakarta:
PT. Alex Media Komputindo, Kompas Gramedia.
Setyaningsih, T. 2013. Studi Eksplorasi Tingkat Pemahaman Aparatur
Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD terhadap Standar Akuntansi
Berbasis Akrual (kasus di Kota Surakarta). Simposium Nasional
Akuntansi XVI , 1-37.
Siregar, S. 2012. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sugiono, (2013). Metode Penelitian Manajemen. Yogyakarta: Alfabeta
Sumanto. 2014. Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic
Publishing Service).
Sunyoto, D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : CAPS.
Triton, P. B. 2010. Manajemen Sumbedaya Manusia Perspektif Partnership dan
Kolektivitas. Yogyakarta: ORYZA.
Wiraputra, W. K., Sinarwati, N. K., & Herawati, N. T. 2014. Pengaruh
Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan dan Latar Belakang
Pendidikan Terhadap Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Kabupaten Klungkung). e-journal S1 Universitas Pendidikan Ganesha , 1-
10.