Penyakit Ginjal Dan Liver
-
Upload
aprodita-permata-yuliana -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Penyakit Ginjal Dan Liver
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Dan Liver
1/7
2.5 Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel pada suatu saat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal.1
Penyebab paling umum dari gagal ginjal adalah glomerulonefritis, pielonefritis,
penyakit ginjal kistik, penyakit renovaskular, nefropati obat, uropati obstruktif, dan
hipertensi. Gagal ginjal dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit berat, aritmia
jantung, kongesti paru, gagal jantung kongestif, dan pendarahan berkepanjangan. Oleh karena
itu, diperlukan konsultasi ke dokter untuk menentukan stadium penyakit ginjal, rejimen untuk
manajemen medis, dan perubahan dalam terapi periodontal. 2
Penyakit ginjal menyebabkan berbagai perubahan sistemik pada manusia dan salah
satunya adalah rongga mulut. Manifestasi penyakit ginjal pada rongga mulut antara lain
sebagai berikut
1. Oral Malodor !"au Mulut #ak Sedap$
%remi& fetor atau ammonial odor terjadi karena konsentrasi urea yang tinggi dalam
rongga mulut dan pe&ah menjadi ammonia pada penderita dengan gejala uremia.
#imbulnya rasa ke&ap logam akibat alterasi sensasi penge&apan ini sering terjadi pada
pasien yang menjalani hemodialisis terutama pada pagi hari.'
2. (erostomia !Mulut kering$
Pada penderita ginjal kronis dan penderita yang menjalani hemodialisis, gejala ini
sangat sering karena manifestasi beberapa faktor seperti inflamasi kimia, dehidrasi,
pernafasan melalui mulut dan efek samping obat. (erostomia menambah kerentanan
pasien terhadap karies dan gingivtis, kandidiasis, kesulitan berbi&ara, penurunan
retensi gigi tiruan, kesulitan mastikasi, disfagia, dan gangguan pen&iuman.)
'. Plak, *alkulus, dan *aries
+idrolisis urea mengahasilkan konsentrasi ammonia yang tinggi dan mengubah p+
saliva menjadi basa pada penderita penyakit ginjal kronis sehingga meningkatkan
substansi fosfat dan ammonia dalam saliva dan kapasitas buffer tinggi disertai resiko
karies yang menurun. etensi urea akan menfasilitasi alkanisasi plak gigi dan
meningkatkan pembentukan kalkulus terutama pada penderita yang menjalani
hemodialisis.)
). Pembesaran gingiva
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Dan Liver
2/7
Pembesaran gingiva sekunder akibat penggunaan obat cyclosporin dan calcium
channel blocker sering terjadi pada penderita penyakit ginjal. Prinsipnya
mempengaruhi papila interdental labia, -alaupun kadang dapat menjadi lebih luas,
yaitu melibatkan tepi gingiva dan lidah serta permukaan palatum.)
. Perubahan /arna Mukosa
Mukosa rongga mulut penderita gagal ginjal sering terlihat lebih pu&at disebabkan
karena pengaruh anemia dari penderita yang disebut pallor. Gejala lain yaitu -arna
kemerahan pada mukosa akibat deposit beta0karotin.)
. *eganasan ongga Mulut
#erapi yang menyertai transplantasi ginjal dapat menjadi predisposisi kejadian
displasia epitelial dan karsinoma pada bibir. Saroma *aposi dapat mun&ul pada mulut
resipien transplantasi ginjal yang mengalami imunosupresi. ilaporkan juga kejadian
karsinoma sel skuamosa di daerah pembengkakan gingiva yang disebabkan
penggunaan cyclosporin.)
3. 4nfeksi onga Mulut
4nfeksi rongga mulut pada penyakit ginjal kronis lebih banyak terjadi pada pasien yang
menjalani tranplantasi ginjal karena menurunnya imunitas tubuh. 4nfeksi yang sering
terjadi adalah infeksi jamur dan virus. Angular cheilitis merupakan salah satu
manifestasi infeksi jamur dan terjadi )5 pada pasien transplantasi ginjal dan
hemodialisis. 6esi jamur lain anatara lain pseudomembranous, erythemoatus dan
chronic atophic candidiosis. Sedangkan infeksi virus pada pasien penyakit ginjal
kronis biasnaya berupa infeksi herpes .)
7. *elainan Gigi
*elainan struktur gigi seperti hipoplasi enamel, erosi gigi, peningkatan mobiliti gigi
dan maloklusi dapat terjadi pada penderita penyakit ginjal kronis. +ipoplasi enamel
gigi susu8 permanen dengan atau tanpa -arnanya berubah menjadi &oklat dan juga
dapat timbul akibat perubahan metabolisme kalsium dan fosfor. Gigi erosi karena hasil
mual dan muntah setelah menjalani pera-atan dialisis. Peningkatan mobiliti dan
drifting pada gigi tanpa pembentukan kantung periodontal yang patologis dapat terjadi
dan mengakibatkan pelebaran pada ligamen periodontl. Maloklusi dapat terjadi apabila
keadaan ini berlanjut.'
9. 6esi #ulang :lveolar
"eragam jenis kelainan tulang pada penderita penyakit ginjal kronis menunjukkan
berma&am jenis kelainan metabolisme kalsium, termasuk hidroksilasi10
hidroksikolekalsiferol menjadi vitamin aktif, penurunan ekskresi ion hidrogen,
hiperpospatemia, hipokalsemia, dan hiperparatiroidisme. *elainan pada tulang yang
laun antara lain adalah demineralisasi tulang, fraktur rahang, lesi fibrokistik
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Dan Liver
3/7
radiolusen, penurunan ketebalan korteks tulang, dan lain0lain. Sedangkan pada gigi
dan jaringan periodonsium antara lain, terlambat tumbuh, hipoplasi enamel, kalsifikasi
pulpa, dan lain0lain.)
Penderita penyakit ginjal kronis memerlukan pera-atan klinis yang teratur untuk
identifikasi dini dari komplikasi rongga mulut dari penyakit ginjal. Pera-atan
yangdiindikasikan adalah pera-atan periodontal yang teratur dan non0bedah. okter gigi
harus berkomunikasi dengan dokter penyakit dalam terutama nefrologis untuk memberikan
informasi mengenai status penyakit, jenis pengobatan dan -aktu yang tepat unutk pera-atan
gigi, ataupun komplikasi kesehatan apabila terjadi.
Modifikasi pengobatan untuk pasien gagal ginjal2
1. *onsultasikan ke dokter
2. Pantau tekanan darah !pasien gagal ginjal stadium akhir biasanya hipertensi$'. Periksa nilai laboratorium partial thromboplastin time, prothrombin time, bleeding
time, dan platelet &ount; hemato&rit; blood urea nitrogen !tidak dilakukan jika inkan.
&. utin ke dokter gigi.
4nfeksi rongga mulut harus dieliminasi dan profilaksis antibiotik harus
dipertimbangkan apabila risiko endokartitis infektif dan septimia meningkat. Pera-atan dapat
dijad-alkan pada hari setelah hemodialisis supaya heparin dalam darah berada pada tingkat
paling minimal. Menjaga kebersihan mulut dapat menurunkan plak yang berhubungan
dengan penyakit gusi , tetapi mungkin masih ada beberapa penyakit pembesaran gusi akibat
penggunaan obat. Penatalaksanaan pembesaran gingiva akibat efek obat adalah dengan
mengganti dengan obat lain -alaupun tidak selamanya dapat dilakukan. ekurensi sering
terjadi sehingga disarankan untuk melakukan kontrol plak yang efektif dan dapat dibantu
dengan pemberiam klorheksidin glukonat topikal atau triklosan.
Pasien yang menerima dialisis membutuhkan modifikasi ren&ana pera-atan. #iga tipe
dialisis adalah intermittent peritoneal dialysis !4P$, chronic ambulatory peritoneal dialysis
!?:P$, and hemodialisis. +anya pasien hemodialisis membutuhkan tindakan pen&egahan
khusus. Pasien0pasien ini memiliki insiden hepatitis virus tinggi, anemia, dan perdarahan
berkepanjangan.2
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Dan Liver
4/7
+al yang paling diperhatikan dari transplantasi ginjal pasien adalah infeksi. Pasien
transplantasi mengkonsumsi obat imunosupresif dimana dapat mengurangi resistensi terhadap
infeksi. :bses periodontal adalah situasi yang berpotensi mengan&am ji-a. Oleh karena itu,
pendekatan tim gigi diperlukan sebelum melakukan transplantasi.2
2.6 Penyakit Hati
Penyebab utama penyakit liver termasuk toksisitas obat, sirosis, infeksi virus
!misalnya, hepatitis " dan ?$, neoplasma, dan gangguan saluran empedu. +ati adalah tempat
produksi untuk sebagian besar faktor pembekuan darah sehingga menyebabkan proses blood
clotting menurun dan koagulasi inadekuat pada penderita penyakit liver. Perdarahan yang
berlebihan selama atau setelah pera-atan periodontal dapat terjadi pada pasien dengan
penyakit liver yang parah. "anyak obat yang di metabolisme di hati, sehingga penyakit liver
mengubah metabolisme obat normal.2
ekomendasi pengobatan untuk pasien dengan penyakit hati meliputi berikut ini2
1. *onsultasi dengan dokter mengenai tahap penyakit, risiko perdarahan, obat potensial
untuk diresepkan selama pera-atan, dan diperlukan mengubah0negosiasi terhadap
terapi periodontal.
2. Skrining untuk hepatitis " dan ?.
'. Periksa nilai laboratorium untuk -aktu protrombin dan -aktu tromboplastin parsial
Hepatitis
Saat ini, terdapat virus yang diidentifikasi dapat menyebabkan hepatitis hepatitis
:, ", ?, , @ dan G. *eenam virus memiliki virologi, epidemiologi dan profilaksis yang
berbeda. *arena infeksi hepatitis tidak terdiagnosa, klinisi harus -aspada terhadap pasien
dengan kondisi sedang menjalani dialysis, petugas kesehatan, pasien dengan immunosupresi,
pasien yang beberapa kali menerima transfusi darah, homoseksual, pengguna narkoba.
+epatitis : dan @ merupakan infeksi yang tidak menyebabkan penyakit liver kronis.
Airus ini biasanya menular melalui jalur fe&al0oral. Penularan +:A biasanya disebabkan
karena hubungan antara pengidap dengan anggota keluarga, kontak seksual dan kontak antara
petugas kesehatan dan pasien. Sebaliknya, penularan +@A melalui air minum yang
terkontaminasi tergolong jarang. %ntuk virus +:A, vaksinasi sudah tersedia, sedangkan untuk
+@A vaksinasi masih belum tersedia.
+epatitis " dapat mengakibatkan infeksi liver kronis dan &arrier penyakit ini. 4nfeksi
+"A kronis dapat terjadi pada 01
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Dan Liver
5/7
atau permu&osal akibat instrument atau jarum suntik paling sering terjadi pada klinik dokter
gigi. Aaksin hepatitis " dianjurkan bagi semua petugas kesehatan termasuk dokter gigi
Airus +epatitis membutuhkan +"A untuk bertahan hidup, replikasi virus dan untuk
menjadi infektif. "ahan geneti& dari +A terbungkus dalam permukaan lapisan antigen dari
+"A. Pen&egahan infeksi +A hampir sama dengan pen&egahan +"A dan mengandalkan
vaksinasi +"A. *etika antibody dapat men&egah infeksi +"A, pasien juga terlindungi dari
infeksi +A.
+epatitis ? merupakan infeksi paling serius dari semua virus hepatitis karena tingginya
resiko kronis dari infeksi virus ini. +anya 15 dari pasien yang mengidap infeksi +?A yang
dapat sembuh total; 7 5 mengidap infeksi kronis +?A yang dapat meningkatkan resiko
&irrhosis, hepato&ellular &ar&inoma dan gagal fungsi liver. 4nfeksi +?A merupakan penyebab
utama transplantasi liver di %.S. Aaksin +?A belum ditemukan. *arena +?A menular melalui Perkutan atau permukosal, petugas kesehatan beresiko terluka disebabkan karena
instrument yang terkontaminasi.
+epatitis G merupakan virus yang baru ditemukan, dan epidemiologi dan virologinya
belum diketahui se&ara pasti. +GA jarang menginfeksi se&ara soliter, biasanya menjadi
koinfeksi dari hepatitis :, " atau ?. +GA diketahui menular melalui darah.
"erikut merupakan panduan dalam mera-at pasien hepatitis
1. "ila terdeteksi mengidap +epatitis aktif, jangan melakukan pera-atan periodontal
ke&uali situasi darurat. Pada kasus darurat, ikuti protokol untuk pasien +"S:g !+"A
surfa&e0antigen$ positif
2. %ntuk pasien dengan ri-ayat hepatitis, konsultasikan dengan dokter untuk
menentukan tipe hepatitis, sejak kapan terdiagnosa hepatitis, jalur transmisi penyakit,
dan ri-ayat penyakit liver kronis atau status &arrier virus pasien
'. %ntuk pasien yang pernah mengidap hepatitis : atau @, lakukan pera-atan
periodontal rutin
). %ntuk pasien yang pernah mengidap hepatitis " dan , konsultasikan ke dokter untuk
tes +"S:g dan anti0+"s !antibody terhadap antigen +"A$
a. "ila +"S:g anti0+"s menunjukkan negative tetapi di&urigai masih terdapat
hepatitis " laukan tes ulang +"s
b. Pasien dengan +"S:g positif tergolong infektif !&arrier kronik$; derajat
infektivitas diukur dengan tes +"S:g
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Dan Liver
6/7
&. Pasien dengan anti0+"s positif dapat dilakukan pera-atan rutin !memiliki
antibody untuk antigen +"s$
d. Pasien dengan +"S:g negative dapat dilakukan pera-atan rutin
. %ntuk pasien dengan hepatitis ?, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan
resiko penularan dan status pasien saaat ini
Bika pasien dengan hepatitis aktif, +"S:g positif !+"A ?arrier$ atau positif mengidap +?A
dan membutuhkan pera-atan periodontal darurat, gunakan langkah pen&egahan berikut2
a. *onsultasikan dengan dokter mengenai status pasien
b. "ila pendarahan terjadi pada ssat pera-atan, ukur prothrombin time dan bleeding time. +epatitis dapat menyebabkan kelainan pembekuan darah; dan
mengganggu pera-atan
&. Semua petugas kesehatan yang mera-at pasien disarankan menggunakan alat
pelindung. #ermasuk masker, sarung tangan, eye shield dan apron disposable
d. Gunakan pelindung disposable sebanyak mungkin sebagai pen&egahan, untuk
melindungi handle lampu dan tempat untuk meletakkan instrument, termasuk
headrest &over.
e. Semua alat disposable seperti floss, saliva eje&tor, masker, sarung tangan dll.
+arus ditempatkan pada satu tempat pembuangan. Setelah pera-atan, alat0
alat dan pelindung disposable dibungkus dan diberi label. an di buang
dengan mengikuti petunjuk pembuangan limbah medis.
f. #eknik aseptik harus dilakukan. %ntuk meminimalisir infeksi melalui aerosol,
bila memungkinkan hindari penggunaan instrument ultrasoni&, air syringe,
atau highspeed handpie&e, karena saliva mengandung virus tersebut.
Penggunaan &hlorheCidine selama '< detik direkomendasikan
g. *etika pera-atan selesai semua alat harus disterilisasi. "ila terdapat alat yang
tidak dapat disterilisasi atau dibuang, jangan digunakan.
"ila terjadi luka perkutan atau permukosal pada saat pera-atan pasien +"A &arrier,
ikuti petunjuk Current Center of Disease Control and Prevention !??P$ yang
merekomendasikan administrasi immunoglobulin hepatitis " !+"4G$. Aaksin +"A diberikan
-
8/19/2019 Penyakit Ginjal Dan Liver
7/7
bila petugas kesehatan belum melakukan vaksin sebelumnya. Penggunaan immunoglobulin
dan anti0viral tidak efektif bila luka terjadi pada saat menangani pasien hepatitis ?.2
:D#: P%S#:*:
1. "hatsange :, Patil S. :ssessment of periodontal health status in patients undergoing
renal dialysis a des&riptive, &ross0se&tional study. Bournal of 4ndian So&iety of
Periodontology.2a, D:. *lokkevold, P. 2