PENYERAPAN RADIOFOSFOR P PADA TANAMAN PETSAI PENGARUH ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
-
Upload
duongduong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of PENYERAPAN RADIOFOSFOR P PADA TANAMAN PETSAI PENGARUH ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
PENGARUH INOKULASI Plasff,diophora brassica WOR TERHADAPPENYERAPAN RADIOFOSFOR P PADA TANAMAN PETSAI (Brassicacompestris I,. SSP. peknensis (LOUR) OLSSON).
T. Sugiyanto*,D. Mardiana**.
ABSTRAK
M. Darrusalam*, Y. Sumpena*, dan
PENGARUH IMOKULASI Pla~jophora brsssicA WOK TEmurnAP PBMYERAPAM RADIOPOS-
32 . (' .FOR P PADA TAMAMAM PJ!TSAJ Brasslcs ~pestrJB L. SPP. peknensis (LOUR) OLSSON).
Penyakit bengkak akar adalah p.myakit yang sangat merugikan tanaman petsai dan ditemukan di mana-mana dimuka bumi ini yang diakibatkan oleh infeksi jamur Plasmodiopho
ra brassieae WOR. Jamur ini mengakibatkan teJ:jadinya hipertropi dan hiperplasia padasel-sel tanaman inang yang terinfeksi terutama pad a sel-sel parenhim korteks. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui penyerapan unsur fosfat pada tanaman sehat
(kontrol) dan sakit (perlakuan). Tanaman petsai umur 19 hari dibagi dua kelompok.Kelompok pertama sebagai kontrol dan kelompok kedua sebagai perlakuan yang diinokulasi jamur. Setelah tanaman berumur 48 hari, tanaman diberi radiofosfor 32p dala ••
bentuk larutan NaH232po4 bebas pengemban. Pemberian radiofosfor ada dua cara. yaituke dalam kapsul gelatin untuk dimasukkan ke dalam tanah. sedang cara kedua denganmengoleskan isotop tersebut pada permukaan daun, masing-masing radiofosfor yangdiberikan pada tanaman sebanyak 100 ul dengan aktivitas 25 uCi/ml. Setelah 1 dan 3hari sejak pemberian radiofosfor 32p dilakukan pencacahan dan penghitungan (%).
Hasil percobaan menunjukan bahwa tannman perlakuan mempunyai persentase penyerapanradiofosfor 32p lebih rendah bi Ia dibandingkan dengan kontrol. sedang penyerapan
radiofosfor 32p tertinggi dicapai setelah pemberian tiga hari.
ABSTRACT
EFFECT OF Pls~iophora brassicae WOK ON RADIOPIIOSPHORUS 32p ABSORPTION IN
Brassica ~pestris L. SSP PEKINBNSJS (LOUR) OLSSON PLANT. Root tumour disease inBrassiea compestris plants, which caused by Plasmodlophora brassieae Wor. Fungi.became one of the most harmful plant disease in the world. The fungi may cause hypertrophy and hyperplasia in the infected host plant cells particularly the parenchym cortex cells. The experiments were carried out in order to obtain the informations of phosphorous (P) absorption in infected host plat and non infected ones. The19 day old Brasslca compestz"is L. plants were ground into Plasmodiophora brassicae
----------------------------------------
* Pusat Penelitian reknik Nuklir. BATAN
** Jurusan Biologl, ITB
469
Wor infected host plants and infected ones. On 29 days post inoculation, radiophos-32 32
phorus P in the form of carrier free NaH2 P04 solution was applied to the hostI h 32 I" "
pants. T e P app JCatlon to the host plants wag PQrform~d on one side by putting
the radioisotope containing gelatine capsule inside. The soil of the plant and on
the other side by smearing the radioactive solution on the leave sllrface. The amount
of applied 32p solution was 100 ul with radioactivity of 25 uCifml for each plants.
The radioactivity of host plants was mesured within I and 3 days post treatment. The
result.s of experiment. have shown thl1t the fungi inoculated host plant.s absorbed less
32p t.hat.the cont.rol ones. The 32p absor"pt.ion maximum level was I1chieved nn 3 days
post t.reat.ment..
PENDAHULUAN
Dewasa ini bahan pangan yang cukup murah namun penuh gizi se
perti sayur-sayuran sangat di butuhkan sei ring dengan men ingkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi makanan. Salah satu jenis
sayur-sayuran daun yang banyak dipakai orang adalah petsai (Brassic~compestris L. SSP. Pekinensis (Lour) OLSSON). Menurut WATERSCHOOT
(1) ada beberapa hal yang menjadikan petsai sebagai salah satu jenis
sayuran yang baik unutk dikonsumsi, yang harganya cukup murah, rasa
nya enak dan yang terpenting karena kandungan zat-zat seperti karbo
hidrat, protein, lemak, kalium, fosfor, besi, vitamin A, Vitamin 8,
dan Vitamin C. Pendeknya petsai memiliki prospek yang cukup baik
dalam usaha peningkatan gizi makanan masyarakat.
Budidaya petsai tidak terlepas dari gangguan hama dan penyakit.
Penyakit yang sangat merugikan tanaman petsai dan dapat ditemukan di
mana-mana di muka bumi ini adalah penyakit bengkak akar yang diaki
batkan oleh infeksi jamur Plasmodiophora. bra.ssica WaR. Serangan
jamur sangat mempengaruhi hasil tanaman petsai karena akan mengham
bat pertumbuhan dan mengakibatkan krap tidak terbentuk, bahkan pada
serangan yang berat dapat menyebabkan kematian pada tanaman (2).
Penyebaran penyakit bengkak terjadi melalui spora istirahat
~'ang mampu bertahan dalam tanah tanpa tanaman inang selama berta
hun-tahun. Spora istirahat ini akan berkecambah bila didekatnya
terdapat tanaman suku Brassi ceae yang merupakan tanaman inangnya
(3). Infeksi Jamur P. brassicae terutama terjadi bada bulu-bulu akar
tanaman inang. Selanjutbya pada tahap plasmodium jamur ini akan
memperbanyak diri dan menyebar, mengakibatkan t.erjadinya hypertroIili.~
dan h..Y.1lerplasmapada sel-gel tanaman inang yang terinfeksi, terutama
470
pad a sel-sel parenhem korteks.Hal ini yang menyehabkan pembengkakan akar yang merupakan
gejala khas dari penyakit ini. Pada tahap awal gejala secara visualdi at as permukaan tanah belum terlihat. MEHRUTRA(2) menyatakan
bahwa gejala perta.a penyaki.t bengkak akar dapat terlihat di ataspermukaan tanah adalah layunya daun-daun terinfeksi pada hari panas
dan terik walaupun kelembapan tanah cukup tinggi. Selanjutnya, dallnmenjadi hijau pucat atau kuning di ikuti dengan terhambatnya pertumbuha.n tanaman.
Nutrisi diperlukan tumbuhan dalam hidupnya untuk melangsungkanberbagai proses. Sebagian nutrisi diperlukan tumbuhan sebagai bahan
pembangun tubuh dan sebagian lagi diubah menjadi energi yang pentinguntuk menyusun dan mengatur berbagai proses fisiologi (4).
Sebagian besar unsur harn yang dipperlukan tumbuhan diserap
dari dalam tanah dalam bentuk ion. Begi tu pula dengan fosfor yangmerupakan salah satu unsur ~'ang cukup penting bagi tanaman dalam
- 2- 3-bentuk ion H2P04 ' HP04 atau P04 . Tanaman tidak dapat mengambilfosfor dalam bentuk bebas, letapi diambil dalam bentuk ikatan organik yang teroksidasi. FosfoT merupakan salah satu penyusun darifosfolifid dan asam nukleat akan bergabung dengan protein menghasilkan nukleo protein (5).
Dalam percobaan awal ini menggunakan radiofosfor 32p bertujuanuntuk mendapatkan inforllasi penyebaran unsur fosfor pada tanamansehat dan tanaman terinfeksi penyakit bengkak akar. Selanjutnya
membandingkan pengaruh penyerapan radiofosfor 32p pada tanaman tersebut.
BAHAN DAN METODE
Petsai (B. peksinensis (Lour) OLSSON) varietas sungihe yangdigunakan dalam penulisan ini diperoleh dari Sub. Balai Penelitian
Hortikultura Sigunung Cipanas, Jawa Barat. Sebelum disemaikan, terlebih dahulu biji-biji petsai disterilkan permukaannya. Sterilisasidilakukan dengan cara merendam dalalll alkohol 70% se lam 3 menit.
Kemudian dibilas dengan akuades steril beberapa kali untuk menghilangkan sisa alkohol. Penyinaran di 18;kukan dengan cara menaburkan
471
biji pada bak-bak plasUk berukuran 29 x 44 x 8 cm3 yang bcr'(silanah s ter il.
Bj akan mund ,jannlI' P. brass icae Wor, diperoleh dengan mengisolasi jamur tersebuL dRf'i tanaman sawi (R. Cldnensis) yang terserang
penyakit bengkak akar. Pembulltan inkubasi untuk selanjutnya mengikuti ear a yang dilakukan YOSIliKAWA(6). Inkllbasi jamur pada tanamanretsai dilakukan mell1lui tanah, karena P. brassica Wor mernpakanjamur sub borne. Jumlah daIam suspensi dihilung untuk sctiap miIiliter dengan menggunakan hemositometer. Unt.uk setjap 1 gram tanahdiinokulasi dengan 1 ml suspensi.
Tanaman petsai yang d i i nokulasi dengan jamur (tanaman pet.sai
perlakuan) berumur sembilan belas hari. SeteIah tanaman petsai
perlakuan memperl i hatkan gej ala terserang penyaki t hengkak akar,seluruh tanaman percobaan baik kontrol maupun perlakuan diberi
I' f f 32prm 10 os or .
Pemberian radiofosfor 32p melalui akar dengan memasukan larutan
tersebut ke dalam kapsul gelatin dan di tanam ke dalam tanah. Sedangpemberian radiofosfor 32p melalui daun dengan cara mengoleskan kepermukaan daun. Radiofosfor 32p yang digunakan dalam bentuk larutan
NaH232P04 dengan akt.ivitas 25 mCi/ml dan masing-masing tanaman djberi 100 ul radiofosfor 32p.
Setelah hari ke-] dan ke-3 sejak pemberian radiofosfor 32p
di lakukan pencacahan pada akar, batang, dan daun. Selanjutnya hasilcacahan organ dibandingkan dengan cacahan standar (% gram).
Pengolahan data digunakan rancangan aeak kelompok dengan metodeuj i Duncan (7).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biji petsai (R. pekinensis Var Sangihe) yang ditanam pada tanah
steril mampu tumbuh dengan baik. Kecambah mulai muncul ke permukaan
tanah tiga hari seteIah penanaman. Sedang inokulasi suspensi sporaj amur di lakukan sete 1 ah berumur sembilan belas hari, yai tu saattanaman dipindahkan dari tempat. penyemaian ke pot-pot yang telahdisillpkan sebelumnya. Gejala layu pada tanaman mulai terlihat clua
puluh dua hari setelah inokulasi di lakukan, yaitu pada saat tanamanherumur empat puluh satu hari. Diperki rakan pada saat i tu pembeng-
472
kakan sudah meluas dari bagian akaI' lateral sampai ke bagian akarutamn~ Gejala layu diakibatkan oleh terganggunya pros~s penyerapnnai r dar i dalam tanah 01 eh akar tanaman, karcna pembengkakan akaI'
mulai mengganggu [ungsi fisiologi akaI'. Pada tahap selanjutnya dari
serangan jamur ini terjadi defisiensi mineral seperll klorosis padaorgan daun di lanjutkan dengan t.erhambatnya pertumbuhan dan lebih
kecilnya ukuran krop yang dihasilkan. Pada tangkai serangan yanglebih berat, Lanaman tiriak lagi mampu mernbentuk krop dan bahkanmati. Semua ini menunjukan bukan saja proses penyerapan tetapi jugaproses pengangkutan dan penyebaran air serta unsur-unsur hara telahmengalami gangguan. Gangguan tersebut terjadi akibat proses hipertropi dan hipet'plasia telah meluas sampai ke xy lem (2). Pada Lanaman
percobaan, perbedaan yang ter Ii hat an tara tanaman perlakuan (diinokulasi) dengan tanaman kontrol (tidak di inokulasi) adalah lajllnya
tanaman perlakuan pada siang hari yang panas.Percobaan ini memberikan hasil yang dinyatakan dalam persen (%)
setelah diperhitungkan dengan standar dari akar, batang, dan daun.Basil uj i statistik untuk pemberian radiofosfor 32p melalui
akaI' dapat diuraikan sebagai berikut Waktu pemberian radiofosfor
32p mempunyai jumlah penimbunan aktivi tas radiofosfor 32p dalamorgan batang dan daun tetapi setelah diuji lebih lanjut dengan ujibeda rata-rata ternyata tidak berbeda nyata (Tabel ] dan 2).
Kemungkinan pada pemberian racliofosfor 32p melalui akar, faktorwaktu pemberian tidak menimbulkan banyak perbedaan akibat kecilnya
kapasitas radiofosfor 32p yang clapat diserap oleh akar dan kemudiandiangkut menuju organ-organ lainnya.
Tabel 1. Rata-rata aktivitas 32p pada batang petsai yang diberika~melalui akaI'
waktu pemberian (hari): Rata-rata (% gram)_______________________________l _I
IIII
]3
3,339 a10, 272 a
Keteran.gan : Huruf yang sarna di belakang angka, memperlihatkan tidakada perbedaan menurut uji Duncan pada taraf 5%
473
Tabe1 2. Rata-rata aktivit[ls 32p pnda daunmeJaJui aknT
petsai yang diberikan
2,084 a14 , 930 b
waktu pemberinn (hari): Rata-rata (% gram)_______________________________ L _I
1 : 1,438 a3 : 6,182 a
!SeteraM!!D : \lut'uf yang sarna di belakang angka, memperJihatkall tidakaela pcrhedaan menu rut uji Duncan pada tnraf 5%
Padapemherian rarliofosfor 32p seeara foliar, faktor waktumenyebabkall perhcdaan yang cukup besar pada penimhunall aktivitas
radiofosfor 32p dalam akaI', bat;mg, dan daun. Setelah diuji dellganbeda rata-rata, perbedaall yang nyata hanya terdapat pada akaI' dan
daun (Tabel 3 dall 5). lIal ini berarti bahwa pada pemherian radiofos
for 32p seeara foliar, kapasitns radiofosfor 32p yang diserap oleh
daun dan kemudian diberikan menuju organ-organ lainn~'a cukup besnr,
sehinggga jumlah penimbunall aktivi tas radiofosfor 32p yrmg terdetek
si nyata pad a batang, perbedaan ini tidak nyata (Tabel 4), kemungkinan besar herkai tan dengan fungsi organ sebagai alat tranfortasi
nutrisi dari akaI' ke daun aLau dari daun ke akaI' serta organ-organ
lainnya .• Jum1ah radiofosfor 32p yang tertimhun dalam batang bergan
tung pada tingkat keperllJan dan kem1Jmpuan Lanaman dalam menyerapNutrisi (8).
Tabel 3. Rata-rata aktivitas 32p pada akaI' petsai yang diheriknnme1a1IJi daun
--------------------------------------------------------------------
waktu pemberian (hart): Rata-rata (% gram)------------------------ L _I
1 :3 :
--------------------------------------------------------------------
Keteran~ : Huruf yang sarna di belakang angka, memperlihatkan tidllkada perbedaan menlJrlJt uji Duncan pada taraf 5%
474
Tabel 4. Rata-rata aktivitas 32p pada batang petsai yang diberikanmelalui akar
--------------------------------------------------------------------
waktu pemberian (had): Rata-rata (% gram)_______________________________l --------------I
: 3,297
: 19,867]3
aa
----------------------------------------------------------------------
K.~teraI1_g~g: Huruf yang sarna di belakang angka, memperlihatkan Udnkads perbedaan menurut uji ~Jncan pada taraf 5%
Tabel 5. Rata-rata aktivitas 32p pada daun petsai yang diberikanmelalui dann
--------------------------------------------------------------------
waktu pemberian (hari): Rata-rata (% gram)_______________________________l --------------IIIII
13
3,267
34,901
ab
----------------------------------------------------------------------
Keteran~an Huruf yang sarna di belakang angka, memperlibatkan Udak
ada perbedaan menurut uji Duncan pada taraf 5%
Hasil memperlihatkan bahwa penyakit bengkak akar tidak menggan
gu proses penyerapan serta pengangkutan nutrisi (dalam hal ini
radiofosfor 32p) dari' daun menuju ke organ-organ lainnya, tetapi
mengganggu proses penyerapan serta pengangkutan nutrisi dad akar
menuju organ-organ lainnya. Pada tanaman petsai yang diteliti ter
nyata organ akar masih mampu melaksanakan fungsinya untuk menyerap
dan mengangkut nutrisi menuju organ-organ lainnya seperti batang dan
daun. Sehingga dalam gangguan dalam hal penimbunan nutrisi hanya
ditemukan pada organ daun yang letaknya paling jauh dari akar. Hal
ini menunjukan bahwa penyakit bengkak akar pada tanaman petsai yang
diteliti memang mengganggu proses penyerapan nutrisi yang dilakukkan
oleh akar tanaman dari dalam tanah, walaupun gangguan itu kecil
kadarnya sehingga masih mampu ditolelir tanaman. Kadar gangguan
secara fisiologi terungkap melalui penelitian dengan metode perunut
475
sedikit hanyak sesuai dengan gejala yang terlihat secara visual di
atas per;mukaan lanah.
KF.SIMPULAN
Hasi} percohaan menunjukkan hahwa
mengal ami pembengkakan pada bag i an akar
bengkak akar.
Metode perllnul dengan menggunakan radiofosfor 32p clapal
d igunakan untuk mernbedakan tanaman se ha t dan tanaman sak it,
khususnya penyaki t yang menyerang jar i ngan yang bel'hubungan deng:m
proses transportasi.
Penyerapan radiofosfor 32p pada tanaman sakit lehih rendah dari
pada tanaman sehat. Faklor waktu pemberian radiofosfor 32p me]alui
akar tidak terpengaruh.
Pernberian radiofosfor 32p mela]ui daun lebih efisien bila
dibandingkan melalui akar.
tanaman petsai
utamanya akibat
perlakuan
serangan
UCAPAN TERIMA KASIII
Ucapan terirna kasih penulis tujukan kepada Kepala Bidang Kimia
dan Bidang Kese lamatan Kerj a s(~rta Kedokteran Nukh r atas bantuan
yang diberikan pada penulis se]ama melakukan penelitian, ucapanterima kasih ditujukan pula kepada jllrusan Biologi ITB yang turutmembantu dalam melaksanakan penel i La ian ini. Terima kasi h penul is
sampaikan kepadn Sdr. Deddi Ronadi, Sdr. Rychiyat, dan semua pihnk
yang telah memherikan hantuan sehingga penelitian ini dapat
disajikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. WATERSCIIOOT, H.F., Sayur-sayuran dan Pemeliharaanya, Ganako, NV,Bandung (1972).
2. MEHROTRA, R.S., Plan Pathology, Me Graw-Hill Publishing Co. Ltd,New York (1983).
476
3. KARLING, J.S., The Plasmodiophorales, 2 an Ed., Hafnar PublishingCo. New York (1968).
4. WEISZ, P.B., and KEOCH, R.N., The Science of Vilarogy, 5 th Ed.,Mc. Graw-Hill Book Co., New York (1982).
5. EPSTEIN, E., Mineral NlItritation of Plants Principles and
Perspectives, John Wiley & Sons, Inc. New York (1972).
6. YOSHIKAWA, H., "Breeding for club root resistance in Chinese
Cabbage", Simposium Asian Vegetable Research and DevelopmrmtCunter (TALEHAR, N.S., and GRIGGS, L.T.D., eds.), Sanhua,Taiwan (1981).
7. GOMEZ, K.A., and ASTURO, A.G., Statistical Procedures for Agricultural Research 2nd Ed., John Wiley & Sons, New York (1984).
8. SUGIYANTO, T., M. SARUSSALAM, dan A. FITRIANI, "Pengaruh inokula
si bakteri layu (pseod0":3~nas soliwa.cearum E.F. Smith) terhadappenyerapan radiofosfor . P pada tanaman cabe (Cilpsicllm annumL. )", Aplikasi Isotop dan RRdiasi (Ris. Simp. IV Jakarta,1989), BATAN, Jakarta (1989).
477
DI8KlIST
YUNi'1.!\
iipakah penggl1llaanivcmtJerian iSOLOp :32p mcnyebabkan b.->,·tamhah hm'lIklIya keLahanan tanamall teI'had:1P pa t.ogcn I'. hrnss iGflC d i band ing, .12"
(Icngan tannman PCt.S1I1 ;vnng udak dlhel'l Isotop I'.
pad a percohaan ill i d i l11akSlldk;HJ
kenl:1mpuan penyp "n P:Ul IIn 811 I' P
"1 t 32-- .. ;.:U; I la, "yang {J 19unllt\an
T. S{J(JIYi\NTO
!. I . 32r k i I .. t'em )erUln } 'P[HH a ,allamnn sal< I ,
untuk mendapaLkan infol'm:lsi mf'ngcnai
Len;eJ)I] t. baga imalla keada:lIJnya. Sedang
kpc i I seh ingga t. idak akan mf'lIggllnggu IItau merusak pad a .ial·in~an
Inllaman.
TUTT RATS
1. tipaknh metode penggunaan .i2pt cukl1p efisien unt.uk mcIihat ge,jaia
serallgan jlj,1smoriiophortl dibandingkan dcngan CH'!! infr~ksi biasa
yang g(~.iaJalJ~'a jllga bisa LpdihaL secara visual dalam beb(~r;\pa
Iw r i pada t.anamall pe tsa i .2. Bagaimana pengaxl1h .12p t.r:-I'h!!d:\(1 l'eny:\kit.Il~'1I sell/jiri Pi.1smnriiofJho
1'.1 ?
T. SUGIY i\NTO
I. Percobaan ini unt.llk mcmbnnt.1I me Ii hat. kcml'1mpuall penycrapan lInsnr P
pada Lanam:lll sak it., s(~ri it ca"a mana yang bai k me!:J I II i dalln a t.au
akaI'.
,. 32p I' .. t'] k ' !' I It' 'I I IG. J t I SIIlI ,I(I;} , aKan llI{'mpellga,'ull ,an'lIa a(~JVl ,asnya rcntal.
I. D.I ATN I K!\
iipnkah dapaL diperkirakan Lanam:tIl yang t.(~rse"anJS P. br:/ssicnc dnpat.
heqJl'orluks i dcngan ha i k hi 111 Ii i Inkukan pcmllpukan me I 11III i d:lIl1l ':
T. SlJGIYANTO
Bi1a dililplL da,·j hasil percob:1:m t:allam!111 mnka yang t.ersernnl!, pcnya
kit: masih lIlampu meycl';q) 11118111'P untuk mcmpertahankan hidllpnya.
1178
Namun, untuk gel an,jutuya tentu harlls d i lakukan pencegahan denganpemberian fungisida agar penyakit segera d.'lpat. dicegah.
M. ISA DARMAWIJAYA
1. Logis bahwa yang sakit rnakan atall rnenyerap hara lebih sedikit.
2. Lalu bagaimana kesimpulannya terhadap penyakit bengkak akar'.
T. SUGIYANTO
1. Tentu karena keadaan i.anaman terganggu mengenai pengangkutan all'clan hara dari Lanah.
2. Penyakit ini sebaiknya harus diberantas sejak dini.
E. SUWADJI
1. Mengapa pada bagiau ta,naman yang sakit justru akumll]asi 3~p
adalah paling rendah. Apakah hal ini tidak sarna dengan penyakit
tumor/kanker sepey"ti pada rnaflllsia, di mana bagian yang sakit
ter'schut akan mengakumlilasi r'adioisotop pal iug tinggi.
2. Bagaimana mekanismenya ?
T. SUGIYANTO
1. Tanaman bengkak akar' terutama menyerang pada bagian akar sehingga
pengangkuLan hara dan ai I' dar i tanah akan t.eganggu. Pernber'j an 32p
melalui daun akan terakumulasi di akar, sedang pemherian 321'
rnelalui akaI' terakumulasi terbesar pada bagian daun.
2. Penyerapan hara clan ai I' terganggu terutama bagian xy lem akar
sehingga tidak dapat mencapai daun untuk diolah sehingga kondisitanaman akan menu run bahkan tanaman akan mati.
NGAIH MAN
Pemberian P melalui daun dapat mengat.asi tanaman yang peI'a!,arannyasakit. Yang saya tanyakan
1. Sampai se,jauh mana peran tersehut dalam mempertahankan hidup.
2. Lebih utama mana pemupllkan P melallli daun aLan dcngan pencegahanterhadap Plnsmi)(iiophora?
479
T. SUGIYANTO
]. Pemberian IIJ1SUr 32p pad a tanaman me1a1ui daun pada percobaan
masih mampu menyerap ,unsllr i lou untuk pertllmbuhan. Sampa i sejauh
mana tanaman in i mas i h perlu pene1 i tian 1cbih lanju t.2. Pemberian P melalui datln lebih efisien daripada melalui akar, hal
ini membantu unt.uk kelallgsungan pertumbuhan tallaman. Sedangkan
pcncegahan terhadap penyakit P. brassicae tetap harlls dilakllkan.
480