PENGARUH PEMANASAN PADA DUA MACAM UREA MOL …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of PENGARUH PEMANASAN PADA DUA MACAM UREA MOL …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
PENGARUH PEMANASAN PADA DUA MACAM UREA MOL LASE BLOKSEBAGAI SUPLEMEN KERBAU
Sasangka, B.H.*, C. Hendratno*, Suharyono*, Z. Abidin*
ABSTRAK
PENGARUB PKltANASAN PADA DUA ttACAtfUJUIA tIOLLASE BLOK SEBAGAI SUPLKKKN KERBAU.
Suatu percobaan telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemanasan pada dua macam
UMB yang mengandung pollard dan dedak sebagai komponen utamanya. Pakan basal yang
digunakan adalah rumput lapangan, dan rancangan percobaan menggunakan bujur sangkar
latin 4 X 4. Parameter yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, daya cerna ba
han kering, konsumsi pakan, konversi pakan dan efisiensi penggunaan N. Hasil peng
amatan menunjukkan bahwa pemanasan tidak memberikan pengaruh terhapadap bobot badan,
daya cerna, konsumsi pakan dan efisiensi penggunaan N. Konversi pakan pada semua
hewan yang diberi UMB nilainya tinggi, ini disebabkan rendahnya kenaikan bobot ba
dan. Kesimpulan dari percobaan ini adalah pembuatan UMB tidak selamanya harus di
panaskan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF HEATING ON THE TWO KIND OF UREA tIOLLASE BLOCK AS SUPPLKKKNT ON
WATER BUFFALOES. An experiment was conducted to determine the effect of heating on
the two kind of UMB formulas containing pollard and rice bran as a mayor component.
Native grass was used as basal diet, and latin square 4 X 4 was used as experimental
design. The parameters which observed were the body weight gain, dry matter
digestibility, feed consumption, feed conversion, and the efficiency of N utili
zation. The result indicated that heating had no effect dry matter digestibility,
feed consumption and the efficiency of N utilization. The feed convert ion on all
animals were high, which was caused by the low body weight gain. The body weight
gain in all animals receiving the 4 treatments were the same. Therefore it could be
concluded that heating is not always necessary in the preparation of mol lases block.
PENDAHULUAN
Pemberian pakan pada hewan peliharaan di desa-desa pada
umumnya masih bersifat tradisional, yaitu berupa hijauan yang ada
* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
683
disekitarnya saja. Peternak rakyat yang sudah maju memberikan pakan
tambahan berupa konsentrat atau bahan lain disamping hijauan.
Beberapa tahun terakhir ini peternak sudah mulai mengenal sua
tu bahan tambahan berupa Urea Mollase Blok (UMB), dibeberapa daerah
penambahan UMB ternyata memberikan hasil yang positip terhadap pro
duksi dan reproduksi (1, 2, 3). Bahan penyusun UMB tersebut pada
umumnya mudah diperoleh di daerah. Selama ini proses pembuatan UMB
adalah dengan mencampur bahan-bahannya sampai merata kemudian
dipanaskan dan dicetak. Untuk mengembangkan teknologi yang lebih
memungkinkan diterapkan petani, maka penulis membandingkan UMB yang
proses pembuatannya secara pemanasan dengan UMB yang dibuat tanpa
dipanaskan terlebih dahulu, dengan· alasan bahwa proses pemanasan
memerlukan tenaga dan akan menambah biaya produksi.
Setiap daerah mempunyai bahan pakan yang saling berbeda, karena
terkait pada pola tanam di daerah tersebut. Sebagai contoh didaerah
penghasil padi, dedak akan lebih mudah diperoleh, sedang di daerah
lain agak suli t. Polard adalah salah sa tu bahan yang ser ing
digunakan sebagai bahan pakan ternak, akan tetapi pada saat tertentu
sulit didapat oleh peternak. Atas dasar tersebut maka dalam penyu
sunan UMB diusahakan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh
di daerah sekitar peternak dengan harga yang terjangkau. Didasarkan
oleh kenyataan ini, maka penulis ingin membandingkan 2 macam UMB
yang berbeda bahan penyusunnya dan proses pembuatannya terhadap
performance ternak kerbau dan sapi potong ongole di lapangan.
BAHAN DAN METODA
Hewan percobaan yang digunakan dalam peneli tian ini adalah
empat ekor kerbau betina yang berumur antara 22 - 26 bulan dengan
bobot badan awal sekitar 234 - 275 kg. Selama masa percobaan hewan
dipelihara di dalam kandang individu berlantai semen dengan luas 3
m2jekor. Sebagai pakan basal diberikan rumput lapangan yang di
peroleh di sekitar Pasar Jumat sebanyak 25 kgjhari/ekor, dan air
minum diberikan sepanjang hari untuk memungkinkan hewan tersebut
memperolehnya secara ad libitum. UMB yang berbeda bahan dan proses
pembuatannya (Tabel 1) diberikan pada ternak setiap pagi hari selama
2 jam (jam 8.00 - 10.00). Berat UMB sebelum dan sesudah pemberian
684
ditimbang untuk mengetahui jumlah yang dikonsumsi setiap hari. UMB
dengan kode A menggunakan polard dan dibuat dengan cara pemanasan,
UMB dengan kode B menggunakan bahan yang sama tetapi dibuat tanpa
pemanasan. UMB dengan kode C menggunakan dedak dan dibuat dengan
cara pemanasan; UMB dengan kode D juga menggunakan dedak tetapi
tanpa pemanasan.
Penelitian ini berlangsung selama 4 periode, dan tiap periode
lamanya 3 bulan. Untuk melihat adanya pengllruh pembedan keempat
macam UMB yang berbeda tersebut pada hewan selama percobaan, maka
dilakukan pengamatan yang meliputi: perubahan bobot badan, daya
cerna bahan kedng dan efisiensi penggunaan urea dengan bantuan
perunut 15N. Perubahan bobot badan diamati dengan cara penimbangan
hewan setiap minggu sekali, pada pagi had sebelum diberi pakan.
Daya cerna bahan kering dihi tung secara in vivo dengan menghi tung
bahan kering dalam konsumsi total pakan dan bahan kering total yang
dikeluarkan melalui feces. Efisiensi penggunaan urea dilakukan
dengan metode penghitungan "N recycling" menurut NOLAN (4). Data di
analisis secara stastistik sesuai dengan rancangan percobaan Bujur
Sangkar Latin (5).
Percobaan lapangan yang mendukung penelitian dilakukan di
Daerah Tingkat IIjKabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah pada
sapi po tong peranakan Onggole. Pada percobaan ini digunakan 30 ekor
sapi onggole jantan yang beratnya berkisar antara 222 kg - 275 kg
dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing menerima tiga macam
ransum. Ransum kontrol yang hanya terdiri dari rumput gajah 40 kg/
ekor hari + dedak 1 kg/ekor hari, ransum polard terdiri dari rumput
gajah 40 kg/ekor/+dedak 1 kg/ekor/hari+350 g UMB A dan ransum beka
tul terdiri dari rumput gajah 40kg/ekor/hari + dedak 1kg/ekor/hari +
350 g UMB C. Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak lengkap
dengan tiga perlakuan ransum dan 10 ulangan. Penimbangan bobot badan
dilakukan setiap dua minggu selama 8 bulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertambahan bobot badan, daya cernaan bahan ker ing, konsumsi
rumput, konsumsi UMB dan efisiensi penggunaan N, disaj ikan pada
Tab~l 2.
685
Perhitungan secara statistik menunjukkaan bahwa UMB yang ber-
loinAn iQuan ~i~B~m?n~y~ftin~nr~RP~tP~~ferpe~a~u~auo ~~atafadapertambahan bobot badan. Kenaikkan bobot badan sangat rendah dan
berkisar antara 0,08 - 0,20 kg/hari. Diduga bahwa pertambahan bobot
badan yang kedl ini disebabkan oleh pemberian ransum basal yang
tidak memenuhi kebuiuhan serta umur hewan yang telah mencapai dewasa
kelamin. Rumput yang dikonsumsi hewan tersebut hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup. saja. Keyataan ini juga dialami peneli ti
terdahulu yang memberikan 2 macam UMB yang formulanya berbeda (6).
Hasi! pengamatan di Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa penam
bahan UMB f~rmula A dan C ternyata menyebabkan adanya kenaikkan
pertambahan ·bobot badan yang jauh berbeda dengan hewan-hewan yang
tidak diberi penambahan UMB ( gambar 1). Dengan demikian terbukti
bahwa jumlah pemberian ransum basal sangat mempengaruhi pertambahan
bobot badan. Demikian pula jenis kelamin juga dapat merupakan faktor
yang perlu dipertimbangkan.
Daya cerna bahan kering pada keempat hewan cenderung berbeda dan
agak lebih tinggi pada hewan yang diberi UMB ·B dan C, sedangkan
konsumsi UMB cenderung sangat rendah pada hewan yang diberi UMB A.
Konversi pakan yang terbaik justru didapat pada hewan yang
mendapatkan UMB A dan D sedangkan efisiensi penggunaan N hanya
mengambarkan kecenderungan pening~atan penggunaan pada he~an-hewan
yang mendapatkan ransum dengan penambahan UMB A dan C.
Hasil yang ditunjukkan oleh sapi onggol di lapangan memperli
hatkan bahwa ada perbedaan yang cukup nyata pada penggunaan UMB yang
mengandung polard dan dedak. Tetapi bila pembuatan UMB dengan po
lard tidak dipanaskan seperti yang terdapat pada Tabel 1, maka dida
pat peningkatan palatabilitas seperti tertera pada Tabel 2.
Dilain pihak daya cerna bahan kering pada UMB C dan D, demikian
pula palatabilitasnya tidak berbeda, sedangkan konversi pakan pada
hewan yang diberikan UMB C maupun D cenderung berbeda. Seperti
telah dilaporkan oleh peneliti terdahulu bahwa fungsi penambahan
UMB adalah memacu pertumbuhan mikroba. Komposisi UMB mendukung ada
nya daya sinergistik unsur-unsur yang terdapat dalam bahan yang
dapat saling menunjang bila dicampur. (7). Respons pengaruh UMB yang
dapat terdeteksi dalam waktu pengamatan yang pendek da~ jumlah hewan
percobaan yang terbatas adalah dalam kegiatan fermentasi rumen yang
686
telah dibuktikan oleh penel iti-penel iti terdahulu pada ruminansia
(7,8) .
Telah diketahui bahwa nilai nutrisi suatu bahan akan meningkat
apabila diadakan perlakuan seperti pemanasan. Pemanasan ini dapat
menghilangkan sifat inhibitor suatu nutrient sehingga dapat mening
katkan ketersedian nutrient itu bagi hewan. Terutama untuk hewan
ruminansia proses pemanasan dapat menurunkan jumlah protein didegra
dasi di rumen menjadi protein yang dapat disalurkan ke usus. Dengan
demikian pakan yang telah mengalami pemanasan dapat menyediakan asam
amino yang mudah diserap di usus halus. Bahwa pemanasan dapat
menurunkan degradibil itas pakan dalam rumen telah dibuktikan oleh
ABIDIN dkk. (9). Terutama untuk kedelai yang merupakan salah satu
komponen utama dalam UMB A, B, C dan D, protein yang dapat didegra
dasi di rumen merupakan faktor yang berperan dalam penyediaan
nutrien bagi hewan (10). Diharapkan bahwa selalu ada keseimbangan
antara protein mikroba rumen dan protein yang tidak t~rdegradasi.
Pemanasan dapat melindungi protein terhadap degradasi, tetapi pema
nasan yang terlalu tinggi atau terlalu lama dapat menyebabkan
kerusakan protein sehingga mengurangi ketersediaan zat-zat nutrisi
bagi hewan, seperti asam amino lysin dan arginin. Akibat lain dari
pemanasan yang terlalu tinggi adalah bereaksinya kelompok asam amino
dari lysin dengan group aldehide dari molekul gula sehingga terjadi
reaksi yang membentuk senyawa yang suli t dicerna (11). Pernyataan
ini didukung oleh daya cerna yang ditujukan oleh hewan yang mendapat
UMB A dan B, tetapi tidak terlihat pada hewan yang mendapat UMB C
dan D.
Hasi 1 penel itian secara kesel uruhan mengungkapkan bahwa
penambahan UMB di lapangan ternyata dapat meningkatkan bobot badan.
Tetapi bahan campuran merupakan faktor yang dapat menimbulkan per
bedaan pada respons hewan secara biologis. Makanan basal· dalam
jumlah ad libitum merupakan faktor yang menentukan dalam produksi.
Ternyata bahwa pemanasan tidak selalu perlu pada pembuatan
molase blok dan tergantung pada bahan pencampurnya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pema-
687
nasan tidak selalu diperlukan pada pembuatan molase blok dan terkait
DDGB uGhnn-uahan DrnGamDUrnYfil rnmbuntnn moiaio bioi ¥anu monuanaun~
bahan-bahan yang tidak perlu dipanaskan langsung dapat dicetak
setelah dicampur secara merata. Proses pembuatan secara demikian ini
dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga.
UCAPAN TERlMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ny.Titiek Maryati T.,
Ny.Nuniek Lelananingtyias H., Ibrahim Gobe~, Totti Tjiptosumirat dan
Ahmad Syamsi yang telah membantu dalam proses penyediaan dan peng
analisisan sampel, serta kepada Edy Irawan Kosasih, Eboh bin Baing,
Warjum dan Adul bin Eboh yang telah membantu dalam pemeliharaan
hewan percobaan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dinas
Peternakan Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah atas bantuannya
dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. ANONIMUS, Mollases-Blok, tambahan pakan ternak bergizi tinggi.,Atomos 11 6 (1987).
2. ANONIMUS, Urea Mollase Block, LIPTAN, Departemen Pertanian, BIP
Ungaran, (1989).
3. TJIPTOSUMIRAT, T., HENDRATNO., C., WIDJAJAKUSUMA , R., SINO, S.,
dan TITIN, M., "Penggunaan Urea Molase Blok sebagai suplemen·untuk meningkatkan penampilan produksi dan reproduksi kambing
peranakan Etawah", Aplikasi Isotop dan Radiasi (Ris. Simp. IVJakart 1990), BATAN, Jakarta (1990) 1169.
4. NOLAN, J. V., Komunikasi pribadi, 1988.
5. STEEL, R.G.D., and TORRIE, J.H., Principle and Procedures ofStatistic., Mc.Graw Hill, New York (1973).
6. SASANGKA, B.H., SUHARYONO., HENDRATNO., C., ABIDIN, Z., "Pengem
bangan UMB sebadai suplemen pada kerbau", Aplikasi Isotop dan
688
Radiasi (Ris. Simp. IV Jakarta, 1989), BATAN, Jakarta (1990)1195.
7. HENDRATNO, C., SUHARYONO, ABIDIN, Z., BAHAUDIN, R., dan SOFIAN,
L.A., "Laju pertumbuhan mikroba rumen dalam kaitan dengan kemanfaatan biologis pakan", Aplikasi Isotop dan Radiasi (Ris.
Simp. IV Jakarta, 1989), BATAN, Jakarta (1990) 1099.
8. LENG, R.A., and KUNYU, P.J.G., A new approach on protein nutrition for ruminants, National Dairy Development Board,
Anand, India (1989) 10.
9. ABIDIN, Z. dan HENDRATNO, C., "Perlindungan protein daun ketela
pohon terhadap fermentasi mikroba di dalam rumen dengan carapemanasan", Seminar Pemanfaatan Limbah Pangan dan LimbahPertanian untuk Makanan Ternak, LKN, LIPI, Yogyakarta (1983).
10. QRSKOV, E.R., Protein Nutrition in Ruminants, Academic Press,London (1982).
11. McDONALD, EDWARDS, dan GREENHALG, Animal Nutrition, 2nd Ed.,
Oliver & Boyd, Edinburg (1973).
689
Tabel 1. Komposisi bahan pakan yang digunakan untuk membuat UreaMollase Blok (UMB)
-------------------------------------------------------------------
UMB dengan kodeNo. Nama bahan pakan
yang digunakanA %
dipanaskan
B %tidak
C %dipanaskan
D %tidak
-------------------------------------------------------------------
1. Mollase 30,0030,0029,4029,40
2.
Pollard 20,0020,00
3.
Dedak --20,2020,20
4.
Kapur 10,0010,009,209,20
5.
Bungkil kedelai 11,0011,0014,6014,60
6.
Onggok 8,008,009,209,20
7.
Tepung tulang 7,107,105,505,50
8.
Garam 7,807,807,307,30
9.
Urea 4,804,803,703,70
10.
Lactamineral 1,301,300,900,90-------------------------------------------------------------------
Tabel 2. Hasil analisis pertambahan bobot badan, daya cerna bahan
kering, konsumsi rumput, konsumsi UMB, konversi pakan danefisiensi penggunaan N.
-------------------------------------------------------------------
UMB dengan kodeNo. Parameter
A B c D
1. Pertambahan bo 0,200,080,090,19bot badan (kg/hr) 2.
Daya cerna bahan 61,0064,0063,4262,50
kering (%) 3.Konsumsi rumput 5,385,545,435,56
kg/hr, DM 4.
Konsumsi UMB 0,1590,2430,2420,203
kg/hr, DM 5.Konversi pakan 27,6972,2863,0236,01
6.N yang diguna- 37,8041,6042,8043,20
tubuh
%
690
400
390
380
370
~ 360- 350
~ 340~~ 330~ 320o~ 310~ 300
290
280
270
260
250
240
230
220 ~
210
2001 ' 3 5 7 9 11 13 15 17
,Minggu Pengamatan (2 minggu)19
• KONTROL + POLLARD o BEKATUL
Gambar ''i. Grafik Pertambahan Bobot Badan Sapi Potongdi Karang Anyar - Jawa Tengah.
DISKUSI
MANTRA
1. Apakah tujuan dari pemanasan UMB dalam pembuatan molase blok ?
2. Hasil yang diperoleh apakah tidak mungkin karena pengaruh pem
batasan makanan dan bukan pengaruh,pemanasan atau pengaruh kombi
nasi interaksi ke dua faktor ?
BINTORO
1. Mencegah terdegradasi pakan di dalam lambung, lebih kental pekat
sehingga dicacah dapat lepas dan dapat disimpan lama.
2. Betul, kemungkinan besar pengaruh keterbatasan pakan. Untuk
melihat pengaruh adanya perlakuan tersebut (pemanas dan bahan
penyusun pakan UMB) , perlu dilihat adanya fermentasi di dalam
rumen. Oleh karena itu, hewan yang digunakan tidak difistula maka
sulit untuk dilihat fermentasi rumen. kecuali itu, "ternak yang
digunakan harus diperbanyak.
ADRIA P.M.
Di sini terlihat konversi pakan pada semua hewan yang diberi UMB
nilainya tinggi, ini disebabkan rendahnya kenaikkan bobot badan.
Adakah pengaruh UMB tersebut terhadap alat-alat pencernakan pada
hewan yang bersangkutan, ap~ pengharuhnya mohon dijelaskan ?
BINTORO
Pengaruhnya ada, yaitu menstimulir perkembangan mikroor~anisme di
dalam rumen, sehingga lebih mampu mencerna serat-serat kasar kecuali
itu UMB tersebut juga dapat meningkatkan nafsu makan.
MARY ANA
1. Apa fungsi pemanasan pada pembuatan UMB dan apakah ada
nya terhadap komposisi nutrisinya ?2. Apakah kandungan zat-zat makanan (nutrisi) UMB pollard
sama ?
692
pengaruh-
dan dedak
BINTORO
1. Fungsi pemanasan antara lain : untuk menghilangkan sifat ruhbia
tor suatu nuklidit sehingga dapat meningkatkan ketersediaan nu
trisi bagi ternak, menurunkan jumlah protein yang terdegradasi di
dalam rumen, diharapkan menjadi prolin by Dass.
2. Kandungan nutrisi relatif hampir sama, sebagai contoh kandungan
protein kasar kedua macam UMB tersebut adalah 20,30 ± 0,1 %.
SOEWARSONO
1. Parameter dengan mengukur bobot tubuh, apakah sudah tepat ? menu
rut pendapat kami, timbunan lemakpun akan meningkatkan bobot
tubuh yang tidak dikehendaki.
2. Apakah tujuan pemanasan pada pembuatan ransum percobaan Anda ?
BINTORO
1. Bobot badan adalah jumlah keseluruhan berat, dari tulang, kulit,
isi perut, kepala dan lain - lain termasuk juga lemaknya. Penim
bangan berat badan dilakukan pagi hari, diharapkan dapat diper
oleh berat badan yang murni. Memang lemak adalah salah satu fak
tor yang dapat menurunkan kuali tas daging, tetapi ada beberapa
konsumen yang senang apabila lemaknya dapat masuk merata di anta
ra muscle (daging) marble. Jadi untuk sementara pengukuran berat
badan yang kami anggap mendekati ketepatan.
2. Tujuannya antara lain: mengurangi terdegradasinya protein di
dalam rumen, menghilangkan sHat inhibator suatu nutrient dan
blok yang diperoleh hasilnya lebih baik.
ANDI DJAJANEGARA
Konsumsi rumput + UMB seki tar 6 kg yang untuk sapi berat 250 kg
berarti hanya mencapai 2,4% BB. Karena kurang cukup makan hasil
pertumbuhan berat badan rendah walaupun daya cerna ) 60%. Saran :
Untuk suplemen UMB mungkin justru menarik dilihat peningkatan kon
sumsi rumput akibat suplementasi. Jadi, sebaiknya rumput diberikan
ad libitum dan diikuti untuk mencapai konsumsi maksimal sesuai ke
mampuan ternak (atau apakah sudah maksimal di percobaan Anda?).
Pengaruh pemanasan UMB (dari prosesnya) bila ada bahan kaya protein,
693
mungkin bermanfaat sebagai cara untuk melindungi protein dari degra
dasi dalam rumen. Untuk ini, periu direrhitunokan w~~~y~;n~emDCrB-tur yang tepat bagi sumber protein tersebut.
BINTORO
Memang pemberian rumput harus ada. t = ± 80-90oC, selama ± 10 menit.
WI DYANTORO
1. Bagaimana cara pemanasan UMB?
2. Berapa suhu dan lama pemanasan ?
3. Mengapa perlu dipanaskan seAndainya tanpa pemanasanpun dapat
diberikan untuk ternak?
BINTORO
1. Cara pemanasan dengan kompor
2. Suhu 80 _0 90°C ± 5 - 10 menit.
3. Untuk melindungi protein terhadap degradasi di dalam rumen. Tanpa
pemanasanpun liMB dapat diberikan.
RETNO
Berapa waktu percobaan yang dipakai untuk suplementasi UMB ?
BINTORO
Waktu selama 12 bulan.
KUSWANDI
1. Pemberian UMB lebih efisien p~da pakan basal bermutu rendah atau
bermutu tinggi ?
2. Pada percobaan Anda, kapan UMB disajikan lebih dahulu atau berse
lang waktu dengan rumput ?
BINTORO
1. Pada pakan basal yang bermutu rendah.
2. Diberikan pada pagi hari, sebelum rumput diberikan.
694