persamaan-lagendre
-
Upload
thinkbigbigthink -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
Transcript of persamaan-lagendre
1
PERSAMAAN LEGENDRE
Fungsi Real Analitik
Suatu fungsi f(x) dikatakan analitik pada x = x0 jika fungsi itu dapat dinyatakan dalam
deret pangkat x – x0 dengan radius konvergensi positif.
...)xx(a)xx(a)xx(aa)xx(a)x(f 303
202010
0m
m0m +−+−+−+=−= ∑
∞
=
(1)
dalam selang konvergensinya diperoleh
00 a)x(f =
10 a)x('f =
20 a1.2)x("f =
30 a.1.2.3)x('''f =
...
m00)n( a!ma...)2m()1m(m)x(f =×−×−×=
dengan demikian
!m
)x(fa 0
)n(
m =
Sehingga
m0
0m
0)n(
)xx(!m
)x(f)x(f −= ∑
∞
=
(2)
yang merupakan deret Taylor. Sebagai contoh, fungsi x2 + 4 analitik pada setiap titik,
sedangkan fungsi xx
12 −
analitik pada setiap titik kecuali untuk x = 0, dan x = 3.
Titik Biasa dan Titik Singular
Misalkan ada suatu persamaan diferensial orde dua
h(x)y” + p(x)y’ + q(x)y = 0 (3)
2
akan diselesaikan ke dalam deret pangkat (x – x0). Penyelesaian persamaan ini sangat
tergantung pada jenis x0, dengan definisi berikut:
Sebuah titik x0 adalah titik biasa dari persamaan differensial (1) jika kedua fungsi
)x(h)x(p dan
)x(h)x(q analitik pada titik x0. Jika minimal salah satu fungsi ini tidak analitik
pada x0, maka titik x0 adalah titik singular dari persamaan diferensial (3).
Sebuah titik x0 disebut titik singular reguler dari persamaan diferensial (2) jika titik ini
merupakan titik singular, dan kedua fungsi )x(h)x(p)xx( 0− dan
)x(h)x(q)xx( 0− analitik
pada x0. Jika kedua fungsi )x(h)x(p)xx( 0− dan
)x(h)x(q)xx( 2
0− tidak analitik pada x0 maka
x0 adalah titik singular tak reguler dari persamaan diferensial (2).
Contoh 1:
Tentukan titik biasa, titik singular reguler, dan titik singuler tak reguler dari persamaan
diferensial
0y)1x(x'y)1x2("y)xx( 224 =++++−
Penyelesaian:
Dari persamaan diferensial di atas, diperoleh
)1x)(1x(x
1x2xx1x2
)x(h)x(p
224 +−+
=−+
=
1x
1xx
)1x(x)x(h)x(q
24
2
−=
−+
=
dari hasil di atas, titik x = -1, 0, dan 1 adalah titik reguler dari persamaan diferensial. Titik
biasa dari persamaan diferensial di atas adalah semua himpunan bilangan real x selain -1, 0,
dan 1.
Untuk x0 = -1
)1x(x
1x2xx1x2)1x(
)x(h)x(p)xx( 2240 −
+=
−+
+=−
3
1x)1x(
xx)1x(x)1x(
)x(h)x(q)xx(
2
24
222
0 −+
=−+
+=−
kedua fungsi ini analitik pada x0 = -1, sehingga x0 = -1 adalah titik singular reguler
persamaan diferensial.
Untuk x0 = 0
)1x)(1x(x
1x2xx1x2)x(
)x(h)x(p)xx( 240 +−
+=
−+
=−
1x
xxx
)1x(x)x()x(h)x(q)xx(
2
24
222
0 −=
−+
=−
fungsi )x(h)x(p)xx( 0− tidak analitik pada x0 = 0, sehingga x0 = 0 adalah titik singular tak
reguler dari persamaan diferensial.
Untuk x0 = 1
)1x(x
1x2xx1x2)1x(
)x(h)x(p)xx( 2240 +
+=
−+
−=−
1xxx
)1x(x)1x()x(h)x(q)xx( 24
222
0 −=−+
−=−
kedua fungsi analitik pada x0 = 1, sehingga x0 = 1 adalah titik singular reguler dari
persamaan diferensial.
Deret Pangkat Sebagai Penyelesaian di Sekitar Titik Biasa
Dalam bahasan ini, persamaan diferensial (3):
h(x)y” + p(x)y’ + q(x)y = 0
akan diselesaikan dengan metode deret pangkat di sekitar titik biasa x0. Titik x0 adalah titik
biasa dari persamaan diferensial (3) jika h(x0) ≠ 0. Pada umumnya x0 adalah titik biasa dari
persamaan diferensial (3) jika fungsi-fungsi p(x)/h(x) dan q(x)/h(x) dapat diuraikan menjadi
deret pangkat berikut:
4
100m
m0m Rxx)xx(A
)x(h)x(p
<−−= ∑∞
=
(4)
200m
m0m Rxx)xx(B
)x(h)x(q
<−−= ∑∞
=
(5)
jari-jari konvergensi R1 dan R2 positif. Persamaan (4) dan (5) kontinyu pada selang
konvergensi Rxx 0 <− , dengan R adalah bilangan terkecil diantara R1 dan R2.
Contoh 2:
Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial
0y2'y)1x(2"y =+−−
di sekitar titik x0 = 1.
Penyelesaian:
Penyelesaian umum dari persamaan diferensial ini adalah
∑∞
=
−=0m
mm )1x(ay
)1x(2)x(h)x(p
−−= dan 2)x(h)x(q= . Karena R1 = R2 = ∞, jari-jari konvergen untuk
penyelesaian persamaan diferensial ini juga sama dengan ∞. Dengan menurunkan
penyelesaian persamaan di atas, diperoleh
∑∞
=
−−=1m
1mm )1x(ma'y
∑∞
=
−−−=2m
2mm )1x(a)1m(m"y
substitusi y, y’, dan y” ke dalam persamaan differensial diperoleh
0)1x(a2)1x(ma)1x(2)1x(a)1m(m0m
mm
1m
1mm
2m
2mm =−+−−−−− ∑∑∑
∞
=
∞
=
−∞
=
−
0)1x(a2)1x(ma2)1x(a)1m(m0m
mm
1m
mm
2m
2mm =−+−−−− ∑∑∑
∞
=
∞
=
∞
=
−
5
dengan menggunakan metode shift index diperoleh
0)1x(a2)1x(sa2)1x(a)1s)(2s(0s
ss
1s
ss
0s
s2s =−+−−−++ ∑∑∑
∞
=
∞
=
∞
=+
0)1x(a2a2)1x(sa2)1x(a)1s)(2s(a21s
ss0
1s
ss
1s
s2s2 =−++−−−+++ ∑∑∑
∞
=
∞
=
∞
=+
[ ]∑∞
=+ =−−−++++
1s
ss2s02 0)1x()1s(a2a)1s)(2s()aa(2
Karena ruas kiri sama dengan nol, diperoleh
02 aa −=
... 3, 2, ,1sa)1s)(2s(
)1s(2a s2s =++
−=+
sehingga
0a 3 =
0
2
24 a!4
2a3.4
2a −==
0a 5 =
0
3
46 a!63.2a
5.63.2a −==
0a 7 =
0
4
68 a!8
1.3.5.2a7.85.2a −==
...
sehingga
,...3,2,1n0a 1n2 ==+
,...4,3,2na)!n2(
)2n2....(5.3.1.2a 0
n
n2 =−
−=
Jadi, penyelesaian persamaan diferensial 0y2'y)1x(2"y =+−− di sekitar x0 = -1 adalah
)1x(a...)1x(!63.2)1x(
!42)1x(1ay 1
63
42
20 −+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−−−−−−−=
6
Persamaan Legendre
Persamaan Legendre mempunyai bentuk umum
0y)1n(n'xy2"y)x1( 2 =++−− (6)
n merupakan suatu konstanta. Penyelesaian dari perasamaan (6) sangat penting dalam
berbagai cabang matematika terapan, terutama dalam permasalahan nilai batas untuk
koordinat bola. Penyelesaian persamaan (6) disebut fungsi Legendre.
Dengan membagi persamaan (6) degan koefisien y”, yaitu (1 – x2), dapat dilihat bahwa
koefisien -2x/(1 – x2) maupun koefisien n(n+1)/(1 – x2) analitik pada x = 0, sehingga
persamaan Legendre memiliki penyelesaian dalam bentuk
∑∞
=
=0m
mm xay (7)
turunan dari persamaan (7) menghasilkan
∑∞
=
=1m
mm xma'y (8)
∑∞
=
−=2m
mm xma)2m("y (9)
subsitusi (7), (8), dan (9) ke dalam persamaan (6) menghasilkan
0xa)1n(nxmax2xma)2m()x1(0m
mm
1m
1mm
2m
2mm
2 =++−−− ∑∑∑∞
=
∞
=
−∞
=
− (10)
dengan menggunakan metode shift index dan menggantikan n(n + 1) = k, diperoleh
∑∑ ∑∑∞
=
∞
=
∞
=
∞
=+ =+−−−++
0s
ss
2s 1s
ss
ss
0s
s2s 0xkaxsa2xa)1s(sxa)1s)(2s( (11)
kedua ruas adalah identik, maka koefien suku untuk xn harus bernilai nol. Maka
Koefisien x0 diperoleh dari deret pertama dan ke empat : 2.1a2 + n(n + 1)a0 = 0
Koefisien x1 diperoleh dari deret pertama, ke-3 dan ke-4 : 3.2a3 + [-2 + n(n + 1)]a1 = 0
Koefisien x2, x3, ...dijumpai pada semua deret, sehingga secara umum dapat dituliskan
0a)]1n(ns2)1s(s[a)1s)(2s( s2s =++−−−+++ +
... 3, 2, 0,1, sa)1s)(2s(
)1sn)(sn(a s2s =++++−
−=+ (12)
7
dari formula rekursi ini diperoleh
02 a!2
)1n(na +−=
13 a!3
)2n)(1n(a +−−=
024 a!4
)3n)(1n(n)2n(a3.4
)3n)(2n(a ++−−=
+−−=
125 a!4
)4n)(2n(n)1n)(3n(a4.5
)4n)(3n(a ++−−−=
+−−=
dan seterusnya
dengan substitusi hubungan ini pada persamaan (7), diperoleh penyelesaian umum
)x(ya)x(ya)x(y 2110 += (13)
......x!4
)3n)(1n(n)2n(x!2
)1n(n1)x(y 421 +−
++−+
+−= (14)
......x!5
)4n)(2n)(1n)(3n(x!3
)2n)(1n(x)x(y 532 +−
++−−+
+−−= (15)
Karena (1 – x2) = 0 untuk x = ±1, maka penyelesaian deret konvergen pada -1 < x < 1.
Persamaan ini memiliki penyelesaian yang bebas linier karena rasio dari y1/y2 tidak
konstan. Persamaan (13) merupakan penyelesaian umum dari persamaan (7).
Polinomial Legendre Pn(x)
Persamaan Legendre memiliki penyelesaian dalam bentuk polinomial untuk harga n berupa
bilangan bulat non negatif, dan deret tersebut konvergen. Dengan mengambil beberapa n
bilangan bulat non negatif:
Untuk n = 0: y(x) = a0
Untuk n = 1: y(x) = a1x
Untuk n = 2: y(x) = a0(1 – 3x2)
Untuk n = 3: ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −= 3
1 x35xa)x(y
Untuk n = 4: ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +−= 42
0 x3
35x101a)x(y
8
Dari uraian di atas terlihat bahwa jika n bilangan bulat non negatif genap, persamaan
Legendre memiliki penyelesaian dalam bentuk polinomial pangkat genap y1(x), dan jika n
bilagan bulat non negatif ganjil, persamaan legendre memiliki penyesaian dalam bentuk
polinomial pangkat ganjil y2(x).
Konstanta a0 dan a1 dapat diganti dengan suatu bilanga jika untuk x = 1, y = 1.
Untuk n = 0: y(1) = a0 = 1⇒ a0 = 1
Untuk n = 1: y(1) = a1 = 1⇒ a1 = 1
Untuk n = 2: y(1) = a0(1 – 3) = 1⇒ a0 = 21
−
Untuk n = 3: 23a
351a)1(y 11 −=⇒⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −= dan seterusnya
Dengan menata ulang persamaan, maka persamaan Legendre memiliki penyelesaian dalam
bentuk polinomial Legendre untuk n berupa bilangan bulat non negatif:
1)x(P0 = x)x(P1 =
)1x3(21)x(P 2
2 −= )x3x5(21)x(P 3
3 −=
)3x30x35(81)x(P 24
4 +−= )x15x70x63(81)x(P 35
5 +−=
)5x105x315x231(161)x(P 246
6 −+−= )x35x315x693x429(161)x(P 357
7 −+−=
9
Untuk menentukan persamaan umum polinomial legendre Pn(x) dengan an sebagai
konstanta untuk pangkat tertinggi xn, dapat diperkirakan rumus umum untuk an
positifbulat bilangan n!n
)1n2(....531a n−××××
= (16)
atau
2nn )!n(2)!n2(a = (17)
an = 1 untuk n = 0. Kemudian dihitung koefisien lain dengan menggunakan persamaan (12),
yaitu hubungan as terhadap as+2
2nsa)1sn)(sn(
)1s)(2s(a 2ss −≤++−
++−= + (18)
Karena Pn(1) = 1 untuk setiap n, dan menganggap s = n – 2 diperoleh
n2n a)1n2(2)1n(na
−−
−=−
2n2n )!n(2)1n2(2)!n2)(1n(na
−−
−=−
)!2n()!1n(2
)!2n2(a n2n −−−
−=−
dengan cara serupa diperoleh
2n4n a)3n2(4
)3n)(2n(a −− −−−
−=
)!4n()!2n(!22
)!4n2(a n4n −−−
=−
dan seterusnya, sehingga untuk n – 2m ≥ 0 deperoleh
)!m2n()!mn(!m2
)!m2n2()1(a nm
m2m −−−
−=− (19)
Dengan demikian, polinomial legendre derajat n, Pn(x) dituliskan dalam bentuk umum:
∑=
−
−−−
−=M
0m
m2nn
mn x
)!m2n()!mn(!m2)!m2n2()1()x(P (20)
dengan M = n/2 atau (n-1)/2 berupa bilangan bulat.
10
TUGAS:
1. Polinomial legendre dapat ditulis dalam bentuk formula Rodriguez :
n2n
n
nn )1x(dxd
!n21)x(P −×=
Buktikan persamaan umum Rodriguez ini dengan menggunakan teori binomial dan
gunakan formula ini untuk menghitung P4(x) dan P5(x)
2. Tentukan polinomial legendre untuk persamaan legendre (1 – x2)y” – xy’ + 12 = 0!
Dikumpulkan paling lambat tanggal 18 Oktober 2010 Pukul 23.00 via email :