PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

10

Click here to load reader

description

PRAKTIKUM JARINGAN TELEKOMUNIKASI 1, pada praktikum ini yang dilakukan adalah pengujian kontinuitas dari sebuah penghantar.

Transcript of PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Page 1: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

LAPORAN

PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI

“PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR”

KELOMPOK 4

ISA MAHFUDI

NIM. 1141160018

JTD-3B

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL

POLITEKNIK NEGERI MALANG

Jalan Soekarno-Hatta No. 9, PO Box04, Malang-65141

Tel. (0341) 404424, 404425, Fax. (0341) 404420

NAMA : ISA MAHFUDI

NIM : 1141160018

KELAS / Abs : JTD-2A / 13

KELOMPOK : 6

ANGGOTA :

ISA MAHFUDI (NIM. 1141160018)

M. MULYO NUGROHO (NIM. 1141160014)

NOVREDO ALIFIAN (NIM. 1141160008)

RIZKIYAH AN NAAFI (NIM. 1141160036)

Page 2: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah

1. Untuk mengetahui kontinuitas dan tahanan penghantar (Menentukan

kualitas sambungan kabel).

2. Menentukan pasangan kabel sesuai dengan posisinya

3. Menentukan nilai tahanan kabel dari pengukuran kontinuitas

4. Menentukan diameter kabel dari tahanan penghantar dihitung berdasarkan

pengukuran kontinuitas tiap 1 km..

1.2 TEORI DASAR

Terdapat bermacam-macam pengukuran jaringan kabel yang salah satunya

adalah pengukuran Kontinuitas Penghantar. Pengukuran ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah hubungan titik- titik terminal sudah sesuai antar KPU-RK-KP,

serta apakah setiap urat kabel telah tersambung dengan benar dan baik. Alat ukur yang

umumnya digunakan adalah Continuity tester / pengecek pasangan kabel dan

Multitester.

Pengukuran kontinuitas penghantar diperlukan untuk memastikan bahwa

suatu kabel telah terhubung dengan baik. Pengukuran ini ditujukan untuk

mengetahui apakah hubungan titik-titik terminal sudah terhubung sesuai prosedur.

Untuk pengukuran kontinuitas ini digunakan multimeter pada range hambatan (ohm).

Pengukuran dilakukan pada tiap urat kabel sesuai dengan urutan kabelnya.

Cara pengukuran kontinuitas tahanan terlihat seperti gambar berikut :

Gambar 1. Pengukuran Kontinuitas Penghantar

Page 3: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 2

Pengukuran dilakukan pada setiap pasangan urat kabel sesuai dengan urutan

dan kodenya, dan jika satu urat tidak kontak (No Connect = NC) berarti terjadi

kekeliruan satu pair.

Pengukuran jaringan kabel berikutnya adalah Pengukuran Tahanan

Penghantar. Tahanan penghantar ini dilakukan dengan menggunakan

ohmmeter, yang menghubungkan urat kabel satu dengan yang lain melalui alat

ukur yang bersangkutan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2. Pengukuran Tahanan Penghantar

Hasil pengukuran dikonversikan ke temperatur 20° Celcius dengan rumus :

𝑅20𝑜𝐶 = 254,5

234,3 − 1 x 𝑅P

Dimana

Rp : tahanan hasil pengukuran

Standar nilai tahanan pada kabel multipair bergantung pada diameter kabel yang

digunakan, seperti tabel berikut ini.

Tabel 1. Standar nilai tahanan pada kabel.

No. DIAMETER

(mm)

TAHANAN MAKSIMUM

(Ohm/km)

1. 0,4 300

2. 0,6 130

3. 0,8 73

4. 0,9 58

5. 1,0 46

Page 4: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 3

1.3 ALAT

Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini yakni :

(1) Kabel 40 pair dengan panjang ±30m dengan

ujung terkoneksi dengan konektor 57JE dan

terminal LSA

(2) Miliohm meter : 1 Buah

(3) Jumper : 1 Buah

(4) Rosert : 1 Buah

(5) Kabel ½ m yang konektornya RJ11 to Testcord : 1 Buah

1.4 SKEMA RANCANGAN

Gambar 3. Skema rancangan percobaan

: 1 Buah

Page 5: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prosedur percobaan

Adapun prosedur pada praktikum ini yakni :

1. Memastikan kabel tidak terhubung dengan tegangan

2. Menyiapkan multimeter yang telah diset pada kondisi Ohm meter dan kabelnya

Gambar 4. Multimeter yang disiapkan

3. Pada LSA 2 yang berpita warna putih dihubung singkat (dijumper) dimulai dari

nomor 0 "nol". kemudian pada LSA 1 yang berpita warna putih dicari yang

terhubung singkat kemudian diukur resistansinya. Kemudian mencatat hasil

percobaan pada tabel 2. (Dapat dilihat pada gambar 5)

Gambar 5. Teknik pengukuran resistansi

4. Mengulangi langkah 3, pada tiap port LSA (1,2,3,4,5,6....dan seterusnya)

sehingga dapat diketahui hasil resistansi pada tiap portnya. Kemudian

mencatatnya pada tabel 2.

Page 6: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 5

5. Pada LSA 2 yang berpita warna merah dihubung singkat (dijumper) dimulai dari

nomor 0 "nol". kemudian pada LSA 1 yang berpita warna putih dicari yang

terhubung singkat kemudian diukur resistansinya. Kemudian mencatat hasil

percobaan pada tabel 3.

6. Mengulangi langkah 5, pada tiap port LSA (1,2,3,4,5,6....dan seterusnya)

sehingga dapat diketahui hasil resistansi pada tiap portnya. Kemudian

mencatatnya pada tabel 3.

2.1. Hasil percobaan

Tabel 2. Hasil pengukuran kabel LSA Pita Putih

No Hub. antar LSA Pita Putih Tahanan yang terukur pada LSA 1

(Ohm) LSA 1 LSA 2

1. 1 0 5,6 Ω

2. 2 9 5,6 Ω

3. 3 8 5,5 Ω

4. 4 7 5,5 Ω

5. 5 6 5,5 Ω

6. 6 5 5,6 Ω

7. 7 4 5,5 Ω

8. 8 3 5,5 Ω

9. 9 2 5,6 Ω

10. 0 1 5,6 Ω

Tabel 3 . Hasil pengukuran kabel LSA Pita Merah

No Hub. antar LSA Pita Merah Tahanan yang terukur pada LSA 2

(Ohm) LSA 1 LSA2

1 1 0 6,6 Ω

2 2 9 6,2 Ω

3 3 8 6,2 Ω

4 4 7 6,2 Ω

5 5 6 6,1 Ω

6 6 5 6,2 Ω

7 7 4 6,3 Ω

Page 7: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 6

8 8 3 6,2 Ω

9 9 2 6,2 Ω

10 0 1 -

2.2 Analisa data

Dari data percobaan diatas, dapat dianalisa bahwa pada rata – rata dari

pengukuran resistansi kabel yang berukuran 29.5 meter terukur :

LSA pita warna putih

Rrata-rata = 5,6+,5,6+5,5+5,5+5,5+5,6+5,5+5,5+5,6+5,6

10= 5,6 𝛺

Bila dikonversikan ke temperatur 20° Celcius, maka didapatkan hasil

perhitungan yakni :

𝑅20𝑜𝐶 = 254,5

234,3 − 1 x 𝑅P

𝑅20𝑜𝐶 = 254,5

234,3 − 1 x 5,6

𝑅20𝑜𝐶 = 6,1 𝛺

LSA puta warna merah

Rrata-rata = 6,6+6,2+6,2+6,2+6,1+6,2+6,3+6,2+6,2

9= 6,24 𝛺

Bila dikonversikan ke temperatur 20° Celcius, maka didapatkan hasil

perhitungan yakni :

𝑅20𝑜𝐶 = 254,5

234,3 − 1 x 𝑅P

𝑅20𝑜𝐶 = 254,5

234,3 − 1 x 6,24

𝑅20𝑜𝐶 = 6,81 𝛺

Page 8: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 7

Agar dapat diketahui per kmnya, dapat diketahui dengan cara melakukan

perhitungan yakni :

Pita Putih

D1 P = 29,5 meter => 0,0295 km

R = 2,8 Ω

D2 Tahanan / km ?

D3 Tahanan/km nya yakni :

=2,8 𝛺

0,0295 𝑘𝑚= 94,9152 Ω/Km

Pita Merah

D1 p = 29,5 meter => 0,0295 km

R = 3,12 Ω

D2 Tahanan / km ?

D3 Tahanan/km nya yakni :

=3,12 𝛺

0,0295 𝑘𝑚= 105,7627 Ω/Km

Untuk dapat mengetahui diamater dari kabel tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara yakni :

Langkah 1. mencari luas penampang dari kabel

Menggunakan rumus :

Keterangan :

R : Tahanan (Ω)

ρ : Tahanan Jenis (0,01786 Ω untuk tembaga)

L : Panjanga (meter)

A : Luas Penampang (mm2)

Maka, tinggal dimasukkan data –datanya didasarkan dengan rumus tersebut, sehingga :

D1 L = 29,5 m

R = 2,8 Ω (data tahanan dipita putih)

ρ = 0,01786 Ω

D2 A ? (Luasan penampang dari kabel)

D3 A = ρ x 𝜌 𝑥 𝐿

𝑅

Page 9: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 8

= 0,01786 Ω x 29,5 m

2,8 Ω

= 0,18817 mm2

Dari perhitungan tersebut, diketahui luas penampang pada kabel yang digunakan pada

praktikum ini adalah 0,18817 mm2 .

Untuk mengetahui diameter dari kabel yang digunakan, maka dapat dihitung diameter

dari kabel dengan menggunakan rumus :

Luas penampang = luas lingkaran

Keterangan :

Π : phi / nilainya adalah 3,14

r : jari –jari lingkaran / ½ Diamater

maka, didapatkan nilai diameter dari kabel tersebut adalah

LO = π r2

r = √0,18817

Π

= √0,18817

3,14

= √0,05992

= 0,2248 mm

D = 2 x 0,2248 = 0,4496

Sehingga, diamter dari kabel yang digunakan praktikum sebesar : + 0,4496 mm atau dapat

disederhakan menjadi 0,4 mm. Hal ini sesuai yang ada di tabel 1, mengenai standatr tahanan /

km nya berdasarkan diameter kabel yang digunakan.

Page 10: PRAK 4. PENGUKURAN KONTINUITAS TAHANAN PENGHANTAR.pdf

Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi 9

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah setiap penghantar selalu memiliki

yang namanya tahanan atau resistansi. Semakin panjangnya suatu penghantar konduktor

maka semakin besar pula resistansi pada konduktor tersebut. Penggunaan kabel sebagai

penghantar dalam saluran transmisi yang memiliki diameter tertentu akan diketahui

tahanan per km.