Referat Pemeriksaan Perkembangan 2007

download Referat Pemeriksaan Perkembangan 2007

of 13

description

referat

Transcript of Referat Pemeriksaan Perkembangan 2007

PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN1.1 Batasan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan. Perkembangan menandai maturitas dari organ organ dan sistem-sistem, perolehan keterampilan kemampuan yang lebih siap untuk beradaptasi terhadap stress dan kemampuan untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan kreatifitas. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Rusmil: 2006).

1.2 Faktor yang mempengaruhi perkembangan

1. Faktor Genetik

Termasuk dalam golongan ini adalah kelainan kromosom maupun gen yang secara klinis bermanifestasi sebagai berbagai macam gangguan metabolisme. Kelainan pada kromosom seks (klinefelter atau Turner) biasanya tidak selalu disertai dengan retardasi mental, namun gangguan pada kromosom autosomal (sindrom Down) biasanya disertai dengan retardasi mental.

2. Faktor prenatal

Kesehatan ibu selama hamil, keadaan gizi,dan emosi yang baik ikut mempengaruhi keadaan bayi sebelum lahir. Faktor prenatal yang dapat mempengaruhi perkembangan bayi yaitu penyakit menahun pada ibu hamil seperti tuberculosis paru, hipertensi, Diabetes Melitus, anemia, penggunaan narkotik, alcohol dan rokok yang berlebihan. Infeksi virus pada ibu hamil dapat mengakibatkan cacat fisik maupun mental bergantung pada jenis virus, beratnya penyakit dan umur kehamilan. Yang paling sering adalah Rubela dan Cytomegalic Virus3. Faktor perinatal

Proses kelahiran yang lama, perdarahan akan mengurangi suplai oksigen ke otak dan mengakibatkan kerusakan sel otak. Posisi janin yang abnormal, anomali uterus, dan kelainan bentuk jalan lahir dapat menimbulkan anoksia yang berkepanjangan, kecelakaan pada waktu lahir, dan distress fatal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan berbagai tingkatan kerusakan otak. Ikterus neonatorum yang berat (hiperbilirubinemia > 20 mg/dl) dapat mengakibatkan retardasi mental, palsi cerebri, defek pendengaran bila tidak ditangani dengan baik.

4. Faktor pascanatal

faktor pascanatal yang dapat mempengaruhi antara lain:

a. Infeksi (meningitis, encephalitis, meningoencephalitis)

b. Trauma kapitis, tumor otak, kelainan tulang tengkorak, hidrosephalus

c. Kelainan endokrin dan metabolik

Hipotiroidisme, penyakit Tay-Sachs, Gaucher, Neiman-Pick

d. Keracunan pada otak

e. faktor sosio budaya

Tidak adanya rangsangan mental, gizi buruk, perumahan yang tidak memadai, kesehatan yang tidak terjamin, penyakit menahun, pergaulan yang tidak baik.1.3 Jenis - Jenis Perkembangan

Parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :

1. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berintreraksi dengan lingkungannya.

2. Fine motor adaptive

Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya kemampuan untuk memindahkan benda dari tangan, menyusun balok.

3. Language / bahasa

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Gross motor

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot- otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari.

1.4 Variabilitas Perkembangan

1.5.1 Prinsip-prinsip penilaian kemajuan perkembangan

1. Terdapat pola kemajuan perkembangan yang nyata dan konsisten sesuai kemampuan perkembangan (milestones)

2. Batasan usia menunjukkan bahwa suatu patokan kemampuan sudah harus dicapai untuk memonitor perkembangan.

3. Tedapat variasi pada pola batas pencapaian dan kecepatan perkembangan.

1.5.2 Tahap-tahap penilaian perkembangan anak

1. Anamnesis

2. Skrining gangguan perkembangan anak

3. Evaluasi lingkungan anak

4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak

5. Evaluasi bicara dan bahasa anak

6. Pemeriksaan fisik

7. Pemeriksaan neurologis

8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolik

9. Integrasi dari hasil penemuan

Ternyata berdasarkan berbagai penelitian, angka terjadinya kelainan perkembangan yang sering ditemukan adalah retardasi mental 3%, 1 diantara 200 anak menderita palsi serebralis, kesulitan belajar dan sindroma yang menyangkut konsentrasi dan perhatian.

1.5.2 Tes Tes PerkembanganA. Tes Intelegensi Individual (tes IQ)

1. Tes Stanford-Binet

2. LIPS (The Leiter International Performance Scale)

3. WISC (the Wechsler Intelligence Scale for children)

4. WPPSI (Wechsler preschool and primary scale of intelligence)

5. McCharty Scales of Childrens abilities

B. Tes Prestasi

1. Gray oral reading test revised

2. wide range Acievement test

3. Peabody Individual Achievement test

C. Tes Psikomotorik

1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale

2. Bayley Infant Scale of Development

3. The Denver Developmental Screening Test

4. Diagnostik perkembangan fungsi Munchen tahun pertama

5. Draw-A-Man Test

D. Tes Proyeksi

1. Symonds Picture Story Test

2. The Machover Human Figure Drawing Test

3. The Animal Choice TestE. Tes Perilaku Adaptif

1. Vineland Adaptive Behavior Scale

2. Vineland Adaptive Behavior Scale edisi Kelas

1.5.3 Penilaian perkembanganMetode penilaian perkembangan pada anak

1. KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)

KPSP sebagai alat skrining perkembangan yang baik, harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu mudah dilakukan, murah, dapat diterima untuk masyarakat, akurat, sensitif, spesifik, serta dapat diulang oleh orang lain dengan tingkat reliabilitas yang baik. Dalam beberapa penelitian Penggunaan KPSP jika dibandingkan dengan Denver II mempunyai nilai sensitivitas 95% dan spesifisitas 63%. Hal ini mungkin disebabkan karena metode KPSP merupakan suatu kuesioner tertutup yang jawabannya hanya ya dan tidak. Sementara itu ibu di Indonesia sering malu untuk mengakui bahwa anaknya tidak sepandai anak lain dengan usia sebaya sehingga jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kenyataan, atau pemahaman terhadap pertanyaan yang diterima oleh ibu membingungkan.

Kuesioner praskrining perkembangan merupakan kuesioner untuk skrining pendahuluan anak umur 3 bulan sampai 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua. Terdapat 10 pertanyaan mengenai kemampuan perkembangan anak, yang harus diisi (atau dijawab) oleh orangtua dengan jawaban ya dan tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15 menit. KPSP sebagai alat skrening dapat mengidentifikasi berbagai aspek perkembangan, diantaranya gerakan kasar, sosialisasi dan kemandirian, bicara dan bahasa, dan gerak halus. Keluhan orangtua (parent concern) terhadap perkembangan anaknya merupakan modal utama dalam melakukan deteksi dini gangguan perkembangan. Penelitian Glascoe menunjukkan hasil skrining formal pada anak, sekitar 80% anak Dokter maupun tenaga kesehatan adalah profesi yang paling mungkin melakukan deteksi dini keterlambatan perkembangan anak pada saat orangtua membawa anaknya untuk pemeriksaan rutin ataupun berobat karena sakit. Mereka akan selalu mendengarkan keluhan dan cerita orang tua pasien.Walaupun demikian hanya sebagian dokter yang melakukan skrining secara rutin di tempat praktek. Di Amerika hanya 30% dokter anak yang melakukan skrining secara formal. Hal ini mungkin disebabkan keterbatasan waktu, pengetahuan, dan keterampilan dalam melakukan skrining. Untuk mengurangi pengeluaran biaya dan waktu yang tidak perlu, pada tahap awal skrining dapat dilakukan oleh perawat atau tenaga medis terlatih dengan menggunakan kuesioner praskrining bagi orang tua, kemudian ditentukan anak yang membutuhkan evaluasi formal.

Penggunaan KPSP sebagai alat screning perkembangan yang sangat mudah serta memiliki efek sangat besar dalam upaya pencegahan gangguan perkembangan pada anak, apabila dimanfaatkan oleh keluarga dalam mendeteksi sejak dini tumbuh kembang anak. Kemudahan penggunaan KPSP dapat dilihat sebagaimana cara berikut menentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan, sebagai contoh apabila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan, setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : dapatkah bayi makan kue sendiri? Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada, apabila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan, pertanyaan dijawab berurutan satu persatu, setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK, teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Dalam menentukan interpretasi hasil KPSP caranya adalah dengan menghitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang), hitung jawaban tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah). Apabila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S), apabila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M), apabila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P), dan rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.

Jadi, KPSP pada anak balita yang dilakukan oleh keluarga merupakan cara keluarga untuk melakukan upaya deteksi risiko penyimpangan perkembangan yang setara dengan Denver II yang dilakukan oleh dokter. Pemeriksaan skrining perkembangan dengan menggunakan KPSP dapat dilakukan oleh keluarga yang sudah dilatih dengan baik sehingga risiko gangguan keterlambatan dapat teratasi segera2. Tes daya lihat dan tes mata anak

Tes daya lihat bertujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan dapat dilihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Tes ini dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36- 72 bulan. Tes ini oleh tenaga kesehatan, guru TK, petugas PAUD terlatih.Alat yang diperlukan:

a. Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik.b. Dua buah kursi , satu untuk anak, satu untuk pemeriksa.c. Poster E untuk digantung dari kartu E untuk dipegang anak.d. Alat penunjuk.

Cara melakukan tes daya lihata. Pilih suatu ruang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik.b. Gantungkan poster E setinggi mata anak pada posisi duduk.c. Letakkan sebuat kursi sejau 3 meter dari poster E mengahap ke poster E.d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E untuk pemeriksa.e. Pemeriksa memerikan kartu E pada anak. Latih anak dalam mengarahkan kartu E menghadap ke atas, bawah, kiri, kanan, sesuai ditunjuk pada poster E oleh pemeriksa, beri pujian setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu E dengan benar.f. Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/ kertasg. Denga alat penunjuk, tunjuk huruf E pada poster satu- persatu mulai garis pertama sampai garis ke empat atau garis E terkecil yang masih dapat dilihat.h. Uji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu E yang dipegangnya dengan huruf E pada poster.i. Ulangali pemeriksaan tersebut pad amata satunya dengan cara yang sama.j. Tulis baris E terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas yang telah disediakan .Mata kanan: mata kiri:..Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan sampai baris ke-3 pada poster E bila kedua mata anak tidak dapat melihat garis ke-3 poster E artinya tidak dapat mencocokan arah kartu E yang dipegangnya dengan arah E pada baris ke-3 yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.

Bila kemungkinan mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama atau tidak dapat melihat garis yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke RS dengan menuliskan mata yang yang mengalami gangguan (kanan, kiri, atau keduanya).3. Tes Daya DengarTes daya dengar bertujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.2. Jadwal setiap 3 bulan pada bayi kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan ke atas. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD, dan petugas terlatih lainnya.Alat yang diperlukan adalah instrument TDD menurut umur anak; gambar binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia; mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, dan bola).

Cara melakukan TDD: tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan, pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak :

a) Pada anak umur kurang dari 24 bulan:

1) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/ pengasuh anak. Tidak usah ragu- ragu atau takut menjawab karena tidak untuk mencari siapa yang salah.

2) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu dan berurutan.

3) Tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak.4) Jawaban ya jika menurut orang tua/ pengasuh, anak dapat melakukannya dalam 1 bulan terakhir.

b) Pada anak umur 24 bulan atau lebih:1) Pertanyaan- pertanyaan berupa perintah melalui orang tua/ pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.2) Amati kemampuan aank dalam melakukan perintah orang tuan atau pengasuh.3) Jawaban ya jika anak dapat melakukan perintah orang tua/ pengasuh.4) Jawaban tidak jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang tua/ pengasuh.Interpretasinya adalah bila ada satu atau lebih jawaban tidak, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran. Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/ balita/ status/ catatan medic anak jenis kelainanbuku pedoman yang ada.

4. DDST (denver Development Screening Test)

The Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.A. Langkah persiapan

Formulir Denver II

Alat alat

Benang

Kismis

Kerincingan dengan gagang kecil

Balok balok berwarna dengan luas 10 inci

Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci

Bel kecil

Bola tenis

Pensil merah

Boneka kecil dengan botol susu

Cangkir plastik dengan pegangan

Kertas kosong

B. Langkah Pelaksanaan

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi fungsi berikut :

1. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)

2. Fine motor adaptive (motorik halus)

3. Language / bahasa

4. Gross motor (motorik kasar)

C. Pencatatan hasil

1. Koreksi faktor prematuritas. Tarik garis umur dari garis paling atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur

2. Semua ujicoba untuk tiap sektor dimulai dengan uji coba yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kana garis umur.

3. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 uji coba terdekat di sebelah kiri garis umur serta tiap ujicoba yang dilalui garis umur.

4. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu ujicoba pada langkah 3 (gagal, menolak, tidak ada kesempatan) lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri pada sektor yang sama sampai anak dapat lewat 3 ujicoba.

D. Interpretasi penilaian individual

1. Lebih (advanced)

Bilamana seorang anak lewat pada ujicoba yang terletak di sebelah kanan garis umur

2. Normal

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba di sebelah kanan garis umur

3. Caution (peringatan)

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang dilalui garis umur terletak pada atau antara persentil ke 75 dan 90

4. Delay (ketelambatan)

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang seluruhnya terletak di sebelah kiri garis umur

5. No opportunity (tidak ada kesempatan)

Ujicoba yang dilaporkan orang tua

E. Interpretasi Denver II

a. Normal

Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu peringatan

b. Suspek

Bila didapatkan 2 peringatan dan atau 1 keterlambatan

c. Tidak dapat diuji

Bila ada skor menolak pada 1 uji coba yang terletak di sebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 ujicoba yang ditembus garis umur pada daerah 75%-90%.

DAFTAR PUSTAKA

American Academy Of Pediatrics. 2001. Developmental Surveillance and Screening of Infants and Young Children. PEDIATRICS Vol. 108 No. 1 July 2001Behrman, Richard. Kliegman, Robert. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol 1, edisi 15. Jakarta: EGC

Carolina Rizzotto Schirmer. 2006. Clinical Assessment Of Language Development In Children At Age 3 Years That Were Born Preterm. Arq Neuropsiquiatr 2006;64(4):926-931

Hay, william. Current Pediatric Diagnosis and Treatment. 17th Edition.LANGE

IDAI. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta.

Markum, KH. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:FKUI.

Rusmil Kusnadi. 2006. Pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan RI

Sally Grantham-McGregor Developmental potential in the first 5 years for children in developing countries.www.thelancet.com Vol 369 January 6, 2007Saputra, Haris Marta, 2001. Development of children of 2 3 years old from pre-prosperous family and prosperous family stage II Department of Child Health, Medical School, University of North Sumatera - Adam Malik Hospital, Medan. Paediatrica IndonesianaSoetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:EGC

Supriasa, Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

WHO MULTICENTRE GROWTH REFERENCE STUDY GROUP. 2006. Reliability of motor development data in the WHO Multicentre Growth Reference Study Acta Pdiatrica, 2006; Suppl 450: 47_/55

Lampiran 1

Cara menghitung umur anak adalah dengan cara mengurangi tanggal pemeriksaan dengan tanggal lahir anak.

Contoh :

Tanggal pemeriksaan 10 Mei 2004 : 20040510

Tanggal lahir 25 juni 2002

:20020623

Umur Kronologis

: 11017

Umur kronologis anak adalah 1 tahun 10 bulan 17 hari

Untuk bayi premature, dalam mengukur pertumbuhan dan perkembangan harus menggunakan umur koreksi sampai umur 2 tahun. Untuk bayi premature dengan berat kurang dari 1000 gram, umur koreksi digunakan sampai anak berusia 3 tahun. Cara menghitung umur koreksi adalah dengan cara mengurangi umur kronologis terhadap jumlah minggu prematur.

Contoh :

Bayi Ani lahir pada tanggal 20 Desember 2002, lahir dengan umur gestasi 33 minggu, dengan berat lahir 2200 gram.

Tanggal pemerilksaan 5 Juli 2004:20040705

Tanggal lahir 20 Desember 2002:20021220

Umur kronologis

: 10615

Prematur 7 minggu

:

0121

Umur koreksi

:10424

Umur anak adalah 1 tahun 4 bulan 24 hari