Retina

90

description

retina

Transcript of Retina

Page 1: Retina
Page 2: Retina

Embriologi Badan KacaEmbriologi Badan Kaca

Badan kaca primer atau badan kaca Badan kaca primer atau badan kaca primitif tumbuh antara minggu IV & V primitif tumbuh antara minggu IV & V masa kehamilan. Ruang di antara masa kehamilan. Ruang di antara vesikel lensa & lapisan dalam vesikel lensa & lapisan dalam cekungan papil tersebut diisi oleh cekungan papil tersebut diisi oleh fibril, sel mesenkimal & saluran fibril, sel mesenkimal & saluran vaskular dari sistem hialoid, elemen ini vaskular dari sistem hialoid, elemen ini secara bersama merupakan vitreus secara bersama merupakan vitreus primer primer

Page 3: Retina

EmbriologiEmbriologi

Pertama kali fibril yang berasal dari Pertama kali fibril yang berasal dari jaringan ektodermal berasal dari fibril jaringan ektodermal berasal dari fibril yang sudah ada sebelumnya yang terletak yang sudah ada sebelumnya yang terletak pada tempat antara invaginasi lens pada tempat antara invaginasi lens placode & lapisan dalam papil optikus. Sel placode & lapisan dalam papil optikus. Sel mesenkimal yang sebagian besar berasal mesenkimal yang sebagian besar berasal dari mesoderm bersama-sama dengan dari mesoderm bersama-sama dengan pembuluh darah hialoid melakukan invasi pembuluh darah hialoid melakukan invasi ke ruangan cekungan optik melalui fisura ke ruangan cekungan optik melalui fisura optikus. Tetapi sejumlah sel mesenkimal optikus. Tetapi sejumlah sel mesenkimal yang berasal dari sel neural crest migrasi yang berasal dari sel neural crest migrasi ke atas tepi dari cekunganke atas tepi dari cekungan

Page 4: Retina

EmbriologiEmbriologi

Pembuluh darah vitreus primer Pembuluh darah vitreus primer mencapai pertumbuhan maksimum mencapai pertumbuhan maksimum pada 2 bulan masa gestasi. Badan pada 2 bulan masa gestasi. Badan kaca primer tidak mengalami atropi & kaca primer tidak mengalami atropi & akhirnya terdapat di belakang kutub akhirnya terdapat di belakang kutub posterior lensa sebagai kanalis posterior lensa sebagai kanalis hialoideahialoidea

Page 5: Retina

EmbriologiEmbriologi

Badan kaca sekunder tumbuh segera Badan kaca sekunder tumbuh segera setelah terbentuk badan kaca primer. setelah terbentuk badan kaca primer. Badan kaca sekunder ini avaskuler & Badan kaca sekunder ini avaskuler & terdiri dari fibril kolagen tipe II & terdiri dari fibril kolagen tipe II & hialosit yang diduga berasal dari sel hialosit yang diduga berasal dari sel mesenkimal badankaca primer yang mesenkimal badankaca primer yang berdiferensiasi menjadi monosit kadar berdiferensiasi menjadi monosit kadar asamm hialuronat badan kaca sangat asamm hialuronat badan kaca sangat rendah semasa periode prenatal & rendah semasa periode prenatal & akan meningkat setelah lahirakan meningkat setelah lahir

Page 6: Retina

CORPUS VITREUM/VITREUS BODY=BADAN CORPUS VITREUM/VITREUS BODY=BADAN KACAKACA Benda cair berkonsistensi “jelly”, berkonstruksi Benda cair berkonsistensi “jelly”, berkonstruksi

“spongeus” , bagian tengah lebih cair“spongeus” , bagian tengah lebih cair Terdiri:Terdiri: - air 99%- air 99%

- zat lain : - zat lain : 1. muko polisakarida1. muko polisakarida2. protein2. protein3. lemak organik3. lemak organik4. elektrolit;Na,K,Biknat,glukosa4. elektrolit;Na,K,Biknat,glukosa

- Mengisi 4/5 volume bola mata.- Mengisi 4/5 volume bola mata. Mempunyai indeks refraksi sama seperti humor Mempunyai indeks refraksi sama seperti humor

aqueous, lebih rendah dari indeks refraksi lensa dan aqueous, lebih rendah dari indeks refraksi lensa dan korena.korena.

Vitreous sehat tidak bercampur dengan air.Vitreous sehat tidak bercampur dengan air. Mempunyai peranan pada penyembuhan retina. Mempunyai peranan pada penyembuhan retina.

Page 7: Retina

HUBUNGAN VITREO RETINAHUBUNGAN VITREO RETINA

Vitreous dipegang oleh filamen-filamen sel Vitreous dipegang oleh filamen-filamen sel permukaan retinapermukaan retina

Pertautan vitreous pada sekitarnya lebih erat Pertautan vitreous pada sekitarnya lebih erat pada :pada :- basis vitreous (- basis vitreous (vitrous basevitrous base) ) - lensa (- lensa (wiegert’s ligamentwiegert’s ligament))- fovea dan parafovea- fovea dan parafovea- tepi papil- tepi papil- sepanjang pembuluh darah besar retina- sepanjang pembuluh darah besar retina

Vitreous sehat tidak mudah terlepas dari retina, Vitreous sehat tidak mudah terlepas dari retina, sebaliknya retina yang mudah lepas dari sebaliknya retina yang mudah lepas dari khoroid, sehingga bila vitreous tumpah ke khoroid, sehingga bila vitreous tumpah ke retina akan terjadi retina akan terjadi retinal detachmentretinal detachment

Page 8: Retina

EMBRIOLOGI BADAN KACAEMBRIOLOGI BADAN KACA

Badan Kaca Primer atau Badan Kaca PrimitifBadan Kaca Primer atau Badan Kaca Primitif

Tumbuh antara minggu ke- 4 dan ke- 5 masa Tumbuh antara minggu ke- 4 dan ke- 5 masa gestasi. Massa diantara vesikel lensa dan lapisan gestasi. Massa diantara vesikel lensa dan lapisan dalam cekungan papil tersebut diisi oleh fibril, sel dalam cekungan papil tersebut diisi oleh fibril, sel mesenchimal dan saluran vaskular dari system mesenchimal dan saluran vaskular dari system hialoid, elemen-elemen ini secara bersamaan hialoid, elemen-elemen ini secara bersamaan merupakan vitreus primer.merupakan vitreus primer.

Page 9: Retina

Pertama kali fibril berasal dari jaringan Pertama kali fibril berasal dari jaringan

ektodermal berasal dari fibril yang sudah ektodermal berasal dari fibril yang sudah ada sebelumnya yang terletak pada ada sebelumnya yang terletak pada tempat-tempat antara invaginasi tempat-tempat antara invaginasi lens lens placodeplacode dan lapisan dalam papil optikus dan lapisan dalam papil optikus

Sel mesenkimal yang sebagian besar Sel mesenkimal yang sebagian besar berasal dari mesoderm bersama-sama berasal dari mesoderm bersama-sama dengan pembuluh darah hialoid dengan pembuluh darah hialoid melakukan invasi ke ruangan cekungan melakukan invasi ke ruangan cekungan optik melalui fisura optikusoptik melalui fisura optikus

Page 10: Retina

Badan kaca merupakan jaringan penunjang khusus yang mempunyai dua fungsi dasar yang penting yaitu sebagai route untuk metabolisme jaringan intraokuler karena badan kaca merupakan rute dari metabolit lensa, korpus siliaris & retina dan sebagai struktur bening yang mengisi sebagian besar volume bola mata

Page 11: Retina

Dua struktur utama yang membentuk badan kaca adalah kolagen yang merupakan komponen protein dari badan kaca dan asam hialuronat

Viskositasnya dua kali air yang disebabkan terutama oleh adanya mukopolisakarida asam hialuronat

Page 12: Retina

Volume badan kaca sekitar 4.0 ml yang Volume badan kaca sekitar 4.0 ml yang sebagian besar terdiri dari air (± 98%) dan sebagian besar terdiri dari air (± 98%) dan 0,15 makromolekul termasuk didalamnya 0,15 makromolekul termasuk didalamnya kolagen, hialuronat, protein terlarut, sisanya kolagen, hialuronat, protein terlarut, sisanya merupakan materi padat terdiri dari ion dan merupakan materi padat terdiri dari ion dan molekul berat rendahmolekul berat rendah

Tetapi sejumlah sel mesenkimal yang Tetapi sejumlah sel mesenkimal yang berasal dari sel neural crest migrasi ke atas berasal dari sel neural crest migrasi ke atas tepi dari cekungantepi dari cekungan

Page 13: Retina
Page 14: Retina
Page 15: Retina

Pembuluh darah vitreus primer mencapai Pembuluh darah vitreus primer mencapai pertumbuhan maksimum pada 2 bulan pertumbuhan maksimum pada 2 bulan masa gestasimasa gestasi

Badan kaca primer tidak mengalami atrofi Badan kaca primer tidak mengalami atrofi dan akhirnya terdapat di belakang kutub dan akhirnya terdapat di belakang kutub posterior lensa sebagai kanalis hialoideaposterior lensa sebagai kanalis hialoidea

Page 16: Retina

Badan kaca sekunderBadan kaca sekunder

Tumbuh segera setelah terbentuk badan kaca Tumbuh segera setelah terbentuk badan kaca primerprimer

Badan kaca sekunder ini avaskuler dan terdiri Badan kaca sekunder ini avaskuler dan terdiri dari fibril kolagen tipe II dan hialosit yang dari fibril kolagen tipe II dan hialosit yang diduga berasal dari sel mesenkimal badan kaca diduga berasal dari sel mesenkimal badan kaca primer yang berdiferensiasi menjadi monosit primer yang berdiferensiasi menjadi monosit kadar asam hialuronat badan kaca sangat kadar asam hialuronat badan kaca sangat rendah semasa periode prenatal dan akan rendah semasa periode prenatal dan akan meningkat setelah lahirmeningkat setelah lahir

Page 17: Retina

Badan kaca tersierBadan kaca tersier

Terbentuk antara bulan ketiga sampai bulan Terbentuk antara bulan ketiga sampai bulan kelima Dalam bulan ketiga terbentuklah kelima Dalam bulan ketiga terbentuklah berkas marginal yang terdiri atas kondensasi berkas marginal yang terdiri atas kondensasi kolagen fibril badan kaca sekunder dan kolagen fibril badan kaca sekunder dan melekat ke internal limiting membran pada melekat ke internal limiting membran pada tepi cekungan optiktepi cekungan optik

Kondensasi tersebut akan meluas ke equator Kondensasi tersebut akan meluas ke equator lensa dan membentuk badan kaca tersierlensa dan membentuk badan kaca tersier

Aparatus zonular lensa akhirnya terbentuk di Aparatus zonular lensa akhirnya terbentuk di anterior kolagen fibril ini membentuk anterior kolagen fibril ini membentuk ligamentum suspensorium lensa yang tumbuh ligamentum suspensorium lensa yang tumbuh sempurna pada tahap 40 mm atau 4 bulansempurna pada tahap 40 mm atau 4 bulan

Sistem hialoid pada tahap ini mengalami atrofi Sistem hialoid pada tahap ini mengalami atrofi sempurnasempurna

Page 18: Retina

FISIOLOGI BADAN KACAFISIOLOGI BADAN KACA

Jalinan serabut kolagen dan asam hialuronat Jalinan serabut kolagen dan asam hialuronat akan membentuk struktur yang akan membentuk struktur yang menyebabkan badan kaca mempunyai menyebabkan badan kaca mempunyai kelenturan sehingga badan kaca menjadi kelenturan sehingga badan kaca menjadi mantapmantap

Badan kaca juga bertindak sebagai buffer Badan kaca juga bertindak sebagai buffer (penyangga) untuk melindungi retina (penyangga) untuk melindungi retina terhadap gaya atau tekanan dari luar yang terhadap gaya atau tekanan dari luar yang secara tidak langsung mengenai retina dan secara tidak langsung mengenai retina dan juga terhadap gelombang kejut akibat juga terhadap gelombang kejut akibat gerakan bola mata yang cepatgerakan bola mata yang cepat

Page 19: Retina

FISIOLOGI BADAN KACAFISIOLOGI BADAN KACA

Jalinan serabut kolagen dan asam Jalinan serabut kolagen dan asam hialuronat akan membentuk struktur yang hialuronat akan membentuk struktur yang menyebabkan badan kaca mempunyai menyebabkan badan kaca mempunyai kelenturan sehingga badan kaca menjadi kelenturan sehingga badan kaca menjadi mantapmantap

Badan kaca juga bertindak sebagai buffer Badan kaca juga bertindak sebagai buffer (penyangga) untuk melindungi retina (penyangga) untuk melindungi retina terhadap gaya atau tekanan dari luar yang terhadap gaya atau tekanan dari luar yang secara tidak langsung mengenai retina dan secara tidak langsung mengenai retina dan juga terhadap gelombang kejut akibat juga terhadap gelombang kejut akibat gerakan bola mata yang cepatgerakan bola mata yang cepat

Page 20: Retina

Badan kaca mempunyai nilai metabolisme Badan kaca mempunyai nilai metabolisme yang rendah serta tidak mempunyai yang rendah serta tidak mempunyai pembuluh darah dan jaringan syarafpembuluh darah dan jaringan syaraf

Nutrisi badan kaca didapatkan dari struktur Nutrisi badan kaca didapatkan dari struktur yang mengelilingi bola mata yang terdapat yang mengelilingi bola mata yang terdapat pembuluh darahpembuluh darah

Page 21: Retina

VITREO TIDAK NORMALVITREO TIDAK NORMAL

1. 1. Fibrillar condensantionFibrillar condensantion non-spesifik non-spesifik2. Pembentuikan lakuna2. Pembentuikan lakuna3. 3. Posterior vitreous detachment (P.V.D)Posterior vitreous detachment (P.V.D)4. 4. Liquefication of the vitreousLiquefication of the vitreous5. membran vitreus5. membran vitreus6. 6. Traumatic fibrous tissue growthTraumatic fibrous tissue growth7. Perdarahan vitreus7. Perdarahan vitreus

Page 22: Retina

AKIBAT TRAKSI VITREOUSAKIBAT TRAKSI VITREOUS

1.1. Robekan pada lapisan retina internaRobekan pada lapisan retina interna

2.2. Robekan retina di dekat sikatrikRobekan retina di dekat sikatrik

3.3. Penebalan retina mulai dari “white with Penebalan retina mulai dari “white with pressure” sampai “white without pressure”pressure” sampai “white without pressure”

4.4. Terbuka (kembali) robekan retina yang telah Terbuka (kembali) robekan retina yang telah di “buckle”di “buckle”

5.5. Ablasio retina tanpa robek (non Ablasio retina tanpa robek (non rhegmatogenous retina detachment)rhegmatogenous retina detachment)

6.6. Edema macula/cystoid macula Edema macula/cystoid macula edema/macular holeedema/macular hole

Page 23: Retina

Kemajuan teknologi untuk diagnostik & Kemajuan teknologi untuk diagnostik & pengobatan kelainan segmen posterior bola pengobatan kelainan segmen posterior bola mata telah menyatukan pengetahuan tentang mata telah menyatukan pengetahuan tentang vitreous & retinavitreous & retina

Operasi vitrektomi bertambah banyak Operasi vitrektomi bertambah banyak dilakukan untuk berbagai penyakit segmen dilakukan untuk berbagai penyakit segmen posteriorposterior

Contoh:Contoh: Penyembuhan ablasi retina yg telah Penyembuhan ablasi retina yg telah

mempunyai penyulitmempunyai penyulit Pencegahan terbentuknya “hole” makulaPencegahan terbentuknya “hole” makula Mengangkat membran pre-retina & membran Mengangkat membran pre-retina & membran

di vitreousdi vitreous Pengobatan endoftalmitisPengobatan endoftalmitis Membersihkan kekeruhan vitreousMembersihkan kekeruhan vitreous

Page 24: Retina

DISORDERS OF THE VITREOUSDISORDERS OF THE VITREOUS

POSTERIOR VITREOUS DETACHMENTPOSTERIOR VITREOUS DETACHMENT

Gejala (Non-patognomonik dari retinal break)Gejala (Non-patognomonik dari retinal break)– Floaters: Floaters:

present condensed vitreous fibrils, avulsed present condensed vitreous fibrils, avulsed pieces of superficial retina or vtreous bloodpieces of superficial retina or vtreous blood

– Photopsia:Photopsia:

karena stimulasiretina yang disebabkan karena stimulasiretina yang disebabkan traksi vitreoretinatraksi vitreoretina

– MetamorphopsiaMetamorphopsia– Blurred visual activityBlurred visual activity

Page 25: Retina
Page 26: Retina
Page 27: Retina

Komplikasi PVD

– Retinal breaks : terjadi 10%-15% dari gejala

– Perdarahan vitreous : PVD akut dengan viterous blood, memiliki 70% kemungkinan retinal break

– Retinal detachment (RD): 50% pasien RD tidak mengalami photopsia atau floaters

– Sebagian besar pasien dengan RD dengan PVD

Page 28: Retina
Page 29: Retina
Page 30: Retina

VITREOUS TOUCHVITREOUS TOUCH

Kortek vitreous anterior menggosok endotel Kortek vitreous anterior menggosok endotel cornea cornea

bullous keratopatibullous keratopati

VITREOUS BLOCKVITREOUS BLOCK

pada pupil pada pupil pada trabekula pada trabekula glaukoma glaukoma maligna (aqueous mengalir ke posterior)maligna (aqueous mengalir ke posterior)

Page 31: Retina

INDIKASI VITREKTOMIINDIKASI VITREKTOMI

Corneal edema from vitreous touchCorneal edema from vitreous touchGlaucoma malignaGlaucoma malignaEndophtalmitisEndophtalmitisGiant retinal tearGiant retinal tearMacular edema from vitreous tractionMacular edema from vitreous tractionMacular tearMacular tearMassive vitreous hemorrhageMassive vitreous hemorrhagePersistent hyper plastic primary vitreousPersistent hyper plastic primary vitreousPersistent vitreous opacitiesPersistent vitreous opacitiesPupillary occlusionPupillary occlusionRemoval of vitreous parasiteRemoval of vitreous parasiteVitreous biopsyVitreous biopsyLensectomyLensectomy

Page 32: Retina

SUBSTITUSI VITREOUSSUBSTITUSI VITREOUS

Intraocular tamponade agents:Intraocular tamponade agents:

1.1. BSSBSS

2.2. udaraudara

3.3. gas; SF6; C3F8gas; SF6; C3F8

4.4. silicon oil; 1000 centistokes; 5000 silicon oil; 1000 centistokes; 5000 centistokescentistokes

Page 33: Retina

EMBRIOLOGI RETINA

1. OPTIC VESICLE, OPTIS CUP

2. a. LAPISAN SENSORI RETINA b. LAPISAN PIGMEN EPITELIUM

Page 34: Retina

RetinaRetina

Area mata yang menerima sinar, Area mata yang menerima sinar, mengkonversi, untuk selanjutnya meneruskan mengkonversi, untuk selanjutnya meneruskan impuls ke kortex serebralimpuls ke kortex serebral

Retina terdiri dari 2 bagian:Retina terdiri dari 2 bagian:– Epitel pigmen retinaEpitel pigmen retina– Neuro sensori retinaNeuro sensori retina

Page 35: Retina

Neuroectoderm embryonal:Neuroectoderm embryonal:

1. Lapisan dalam: 1. Lapisan dalam:

neurosensori retinaneurosensori retina ruang subretinaruang subretina

2. Lapisan luar: 2. Lapisan luar:

epitel pigmen retinaepitel pigmen retina

Ad.1. Neurosensori retina terletak anterior Ad.1. Neurosensori retina terletak anterior diskus nervus optikus – ora serata (ora – diskus nervus optikus – ora serata (ora – serata terletak 4-6 mm dibelakang limbus) serata terletak 4-6 mm dibelakang limbus) selanjutnya bergabung dgn epitel siliaris selanjutnya bergabung dgn epitel siliaris non pigmennon pigmen

Page 36: Retina

Neurosensori retina terdiri dari 9 lapisan: Neurosensori retina terdiri dari 9 lapisan:

(dalam ke luar)(dalam ke luar)

1.1. Internal limiting membraneInternal limiting membrane

2.2. Nerve fiber layerNerve fiber layer

3.3. Ganglion cell layerGanglion cell layer

4.4. Inner plexiform layerInner plexiform layer

5.5. Inner nuclear layerInner nuclear layer

6.6. Outer plexiform layerOuter plexiform layer

7.7. Outer nuclear layerOuter nuclear layer

8.8. PhotoreceptorsPhotoreceptors

9.9. External limiting membraneExternal limiting membrane

Page 37: Retina

Ad.2. Epitel RetinaAd.2. Epitel Retina

Karena mengandung melanin, yang disintesis Karena mengandung melanin, yang disintesis dalam cytoplasmic granules (melanosomes). dalam cytoplasmic granules (melanosomes). Melanin dalam epitel pigmen retina ini Melanin dalam epitel pigmen retina ini berfungsi protektif sebagai scavenger radical berfungsi protektif sebagai scavenger radical bebas & mengikat toksinbebas & mengikat toksin

Fungsi lain epitel pigmen retina:Fungsi lain epitel pigmen retina:

1.1. Blood retinal barrierBlood retinal barrier

2.2. Transport of nutrient & ionsTransport of nutrient & ions

3.3. Dehydration of subretinal spaceDehydration of subretinal space

4.4. Synthesis of enzyms, growth factor, pigmentsSynthesis of enzyms, growth factor, pigments

5.5. Interaction with endocrine, vascular & Interaction with endocrine, vascular & proliferative factorsproliferative factors

Page 38: Retina

Sirkulasi retinaSirkulasi retina

seperti sirkulasi darah pada SSP yaitu end seperti sirkulasi darah pada SSP yaitu end vessels, secara normal tidak ada vessels, secara normal tidak ada anastomose. Endotel kapiler retina anastomose. Endotel kapiler retina mempunyai tight junctions sehingga mempunyai tight junctions sehingga impermeableimpermeable

Page 39: Retina
Page 40: Retina
Page 41: Retina

PATOLOGI RETINA

KELAINAN VASKULER INFLAMMATORY KELAINAN KONGENITAL NEOPLASMA DEGENERASI RUDA PAKSA (TRAUMATIC RETINOPHATY) ABLASIO RETINA

Page 42: Retina

PENYAKIT VASKULER RETINAPENYAKIT VASKULER RETINA

1.1. GANGGUAN PD ARTERI RETINAGANGGUAN PD ARTERI RETINA

2.2. GANGGUAN PD VENA RETINAGANGGUAN PD VENA RETINA

3.3. GANGGUAN PD KAPILER RETINAGANGGUAN PD KAPILER RETINA

Page 43: Retina

AD.1 GANGGUAN PD ARTERI RETINA, antara lain:AD.1 GANGGUAN PD ARTERI RETINA, antara lain:a. oklusi arteri retina sentrala. oklusi arteri retina sentralb. oklusi arteri retina cabangb. oklusi arteri retina cabangc. retinopati hipertensic. retinopati hipertensi

AD.2 GANGGUAN PD VENA RETINA, antara lain :AD.2 GANGGUAN PD VENA RETINA, antara lain :a. oklusi vena retina sentrala. oklusi vena retina sentralb. oklusi vena retina cabangb. oklusi vena retina cabangc. retinopati berhubungan dengan c. retinopati berhubungan dengan

hiperviskositashiperviskositas

AD.3 GANGGUAN PD KAPILER RETINA, antara lain :AD.3 GANGGUAN PD KAPILER RETINA, antara lain :a. retinopati diabetikaa. retinopati diabetika

Page 44: Retina

AD.1.a Oklusi Arteri Retina Sentral

Sering mengenai dekade 6 kehidupanSering mengenai dekade 6 kehidupan

Penyebab: emboli (sering) dari Penyebab: emboli (sering) dari ulcerated ulcerated atheromatous plaqueatheromatous plaque pada trombosis arteri pada trombosis arteri karotis: spasme arterial: obstruksi carotiskarotis: spasme arterial: obstruksi carotis

Hilang visus mendadak dengan Hilang visus mendadak dengan acute ischemic acute ischemic whiteningwhitening karena karena swelling in inner retinaswelling in inner retina

Cherry red spot: transparansi normal retina Cherry red spot: transparansi normal retina kembali dalam 2-3 minggukembali dalam 2-3 minggu

Page 45: Retina
Page 46: Retina

Tipe emboli: platelet, fibrin, kolesterol, Tipe emboli: platelet, fibrin, kolesterol, kalsifikasikalsifikasi

30% pasien bertahan dengan visus 20/100. 30% pasien bertahan dengan visus 20/100. Kebanyakan 1/Kebanyakan 1/~ karena adanya arteri ~ karena adanya arteri silioretina kecilsilioretina kecil

1% akan berkembang rubeosis1% akan berkembang rubeosis Berkurangnya harapan hidup Berkurangnya harapan hidup Atropi papil optikAtropi papil optik Fluoresen: pengisian pembuluh darah retina Fluoresen: pengisian pembuluh darah retina

tertundatertunda Terapi: turunkan TIO dengan parasintesis, Terapi: turunkan TIO dengan parasintesis,

CAI. Rangsang vasodilatasi dengan CAI. Rangsang vasodilatasi dengan re-re-breathingbreathing CO2 dari kantung kertas CO2 dari kantung kertas

Page 47: Retina

AD.1.b Oklusi Arteri Retina Cabang

Berhubungan dengan arteriosklerosis, Berhubungan dengan arteriosklerosis, emboli, kolagen, penyakit vaskular, penyakit emboli, kolagen, penyakit vaskular, penyakit jantung rheumaticjantung rheumatic

Acute whiteningAcute whitening dari suply arteri oleh arteriol dari suply arteri oleh arteriol

Didapatkan plaqueDidapatkan plaque

Fuorescen: hambatan perfusi retinaFuorescen: hambatan perfusi retina

Terapi: turunkan TIO jika makula terlibatTerapi: turunkan TIO jika makula terlibat

Page 48: Retina
Page 49: Retina

AD.1.c Retinopati Hipertensi

Mild to moderate hypertensives: asymptomatic with arteriole narrowing

Severe hypertension: marked arteriolar constriction, cotton wool patches, microaneurysms

Malignant hypertensions:Blurred vision, headache, macular star, swollen optic nerve head

Page 50: Retina
Page 51: Retina

AD.2.a Central Retinal Vein Occlusion (CRVO)

Peningkatan tekanan vena & intercapillary & Peningkatan tekanan vena & intercapillary & aliran darah arterialaliran darah arterial

Impending: penurunan visus, beberapa Impending: penurunan visus, beberapa perdarahan scattered, dilatasi vena ringanperdarahan scattered, dilatasi vena ringan

Ringan (>20/200): kerusakan endotel capiler Ringan (>20/200): kerusakan endotel capiler minimal, kembalinya fungsi retinaminimal, kembalinya fungsi retina

Berat (<20/200): perdarahan infarct, banyak Berat (<20/200): perdarahan infarct, banyak hilangnya capillary bed, edema papil, cotton hilangnya capillary bed, edema papil, cotton wool spot, perubahan permanenwool spot, perubahan permanen

Page 52: Retina
Page 53: Retina

Makula: CME, hole atau dapat Makula: CME, hole atau dapat berkembangnya membran epiretinaberkembangnya membran epiretina

Berkembangnya neovaskularisasi sedikit Berkembangnya neovaskularisasi sedikit (<20%)(<20%)

Glaukoma hemorrhage: berkembang 3 atau Glaukoma hemorrhage: berkembang 3 atau 4 bulan post-CRVO4 bulan post-CRVO

Fotokoagulasi jika iskemik untuk Fotokoagulasi jika iskemik untuk menurunkan resiko neovaskularisasi dan menurunkan resiko neovaskularisasi dan rubeosisrubeosis

Page 54: Retina
Page 55: Retina

AD.3.a Diabetic RetinopathyAD.3.a Diabetic Retinopathy

Klasifikasi:Klasifikasi:

1. Non proliferative diabetic retinopathy 1. Non proliferative diabetic retinopathy (NPDR)(NPDR)

2. Proliferative diabetic retinopathy (PDR)2. Proliferative diabetic retinopathy (PDR)

Page 56: Retina
Page 57: Retina

Retinopati DiabetikRetinopati Diabetik

Klasifikasi:Klasifikasi:– Non proliferatif:Non proliferatif:

Ringan – moderat, ditandai dengan:Ringan – moderat, ditandai dengan:– MikroaneurismaMikroaneurisma– Perdarahan intraretinaPerdarahan intraretina– Edema makulaEdema makula– Kelainan zona avaskuler foveaKelainan zona avaskuler fovea

Moderat – BeratModerat – Berat– Cotton wool spotCotton wool spot– Perdarahan intraretinaPerdarahan intraretina– Pelebaran venaPelebaran vena– Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA)Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA)

Page 58: Retina

Retinopati DiabetikRetinopati Diabetik

Berat: (ditemukan salah satu kriteria dibawah ini)Berat: (ditemukan salah satu kriteria dibawah ini)– Perdarahan intraretina berat pada 4 quadranPerdarahan intraretina berat pada 4 quadran– Pelebaran vena pada 2 quadranPelebaran vena pada 2 quadran– Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA) berat pada 1 Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA) berat pada 1

quadranquadran Sangat Berat: (ditemukan dua kriteria dibawah ini)Sangat Berat: (ditemukan dua kriteria dibawah ini)

– Perdarahan intraretina berat pada 4 quadranPerdarahan intraretina berat pada 4 quadran– Pelebaran vena pada 2 quadranPelebaran vena pada 2 quadran– Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA) berat pada 1 Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA) berat pada 1

quadranquadran

Page 59: Retina

Retinopati DiabetikRetinopati Diabetik

– Proliferatif:Proliferatif: Proliferatif awal:Proliferatif awal:

– Neovaskularisasi diskusNeovaskularisasi diskus– Neovaskularisasi jauhNeovaskularisasi jauh– Pedarahan preretinaPedarahan preretina– Perdarahan vitreousPerdarahan vitreous– Ablasio retina traksionalAblasio retina traksional– Neovaskularisasi iris atau sudut atau keduanyaNeovaskularisasi iris atau sudut atau keduanya

Retinopati resiko tinggi: (ditemukan satu kriteria Retinopati resiko tinggi: (ditemukan satu kriteria dibawah ini)dibawah ini)

– Adanya pembuluh darah baruAdanya pembuluh darah baru– Pembuluh darah baru yang berada di diskusPembuluh darah baru yang berada di diskus– Beratnya pembuluh darah baruBeratnya pembuluh darah baru

NVD > ¼ sampai NVD > ¼ sampai 11//3 3 area diskus atau foto standar 10Aarea diskus atau foto standar 10A NVE > ½ area diskusNVE > ½ area diskus NVD & NVENVD & NVE

– Adanya preretina atau perdarahan vitreousAdanya preretina atau perdarahan vitreous

Page 60: Retina

Inflammatory Disease Of The RetinaInflammatory Disease Of The Retina

Toxoplasmic RetinitisToxoplasmic Retinitis Toxocara CanisToxocara Canis Ocular HistoplamosisOcular Histoplamosis Acute Multifocal Posterior Placoid Pigment Acute Multifocal Posterior Placoid Pigment

Epitheliopathy (AMPEE)Epitheliopathy (AMPEE) Serpiginous ChoroiditisSerpiginous Choroiditis Acute Retinal Necrosis Syndrome (ARN)Acute Retinal Necrosis Syndrome (ARN) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Symphathetic OphthalmiaSymphathetic Ophthalmia

Page 61: Retina

Vogt Koyanagi Harada SyndromeVogt Koyanagi Harada Syndrome Sarcoidosis Of The RetinaSarcoidosis Of The Retina Bechet’s DiseaseBechet’s Disease Bird Shot RetinochoroidopathyBird Shot Retinochoroidopathy Luetic ChorioretinitisLuetic Chorioretinitis Diffuse Subacute NeuroretinitisDiffuse Subacute Neuroretinitis Acute Macular NeuroretinopathyAcute Macular Neuroretinopathy

Page 62: Retina

Traumatic RetinopathyTraumatic Retinopathy

Berlin’s edemaBerlin’s edema Purtscher’s retinopathyPurtscher’s retinopathy Valsava retinopathyValsava retinopathy Terson’s syndromeTerson’s syndrome Solar retinopathySolar retinopathy

Page 63: Retina
Page 64: Retina

Ablatio RetinaAblatio Retina

Terlepasnya retina neuro sensorik dari epitel Terlepasnya retina neuro sensorik dari epitel pigmen retinapigmen retina

Penyebab:Penyebab:– Degenerasi perifer retinaDegenerasi perifer retina– TraumaTrauma– Bedah katarakBedah katarak Cairan masuk ke dalam &Cairan masuk ke dalam &– Traksi badan kacaTraksi badan kaca mengakibatkan ablatio mengakibatkan ablatio

retinaretina

Page 65: Retina

Keluhan:Keluhan:– Penglihatan terganggu seperti tertutup Penglihatan terganggu seperti tertutup

“tabir”“tabir”– Terlihat kilatan cahaya (flashes)Terlihat kilatan cahaya (flashes)– Melihat benda melayang-layang (floaters)Melihat benda melayang-layang (floaters)– Penglihatan kabur / butaPenglihatan kabur / buta

Tindakan:Tindakan:– Sinar laser fotokoagulasiSinar laser fotokoagulasi– Kriopeksi atau diatermiKriopeksi atau diatermi– Scleral Buckle (dibuat penyingsetan sklera)Scleral Buckle (dibuat penyingsetan sklera)

Page 66: Retina
Page 67: Retina
Page 68: Retina

MakulaMakula

Page 69: Retina

MAKULA

Makula atau fovea merupakan struktur yang sangat kompleks. Kelainan pada makula menyebabkan penurunan tajam penglihatan yang berat. Terletak pada daerah temporal dari papil antara arcade superior dan inferior, Makula sama dengan diameter papil yaitu 1.500 mikron

Foveola adalah suatu depresi dalam makula seluas 350 mikron ditandai oleh suatu refleks disebabkan berbedanya ketebalan membrana limitan interna di daerah ini

Umbo adalah pusat foveola

Page 70: Retina
Page 71: Retina

Jenis penyakit makula yang sering ditemukan:

1. Central Serous Retinopathy2. Retinal Pigment Epithelial detachment3. Degenerasi makula / Senile Macular Degeneration4. Macular Hole5. Drusen

Page 72: Retina

Ad.1 Central Serous Retinopathy (CSR)

Central Serous Retinopathy adalah suatu pelepasan dari retina sensoris di daerah makula akibat adanya cairan di bawahnya

Berbagai konsep mengenai penyebab CSR antara lain adalah :1. Gangguan sirkulasi daerah makula2. Akibat toksik3. Gangguan stabilitas vasomotor4. Gangguan pada khoroid

Page 73: Retina
Page 74: Retina

Penyebab gangguan sirkulasi daerah makula, stabilitas vasomotor dan pada koroid menyebabkan gangguan nutrisi pada Epitel Pigmen Retina (EPR)

Karena pada pemeriksaan histologi tampaknya penyebab utama CSR adalah disfungsi dari EPR

Pada keadaan normal EPR melekat secara erat pada membrane Bruch dan antara sel-sel EPR sendiri dengan adanya tight junction diantaranya

Page 75: Retina

“tight junction” ini rusak sehingga cairan serosa dari khoroid mengalir melalui EPR ke bawah retina sensoris

Gejala :– penurunan tajam penglihatan dapat

dikoreksi dengan lensa konveks– penderita mengeluh mengenai daerah gelap

di penglihatan sentralnya (skotoma sentral)– metamorphopsia dan mikropsia– pada keadaan CSR lanjut yaitu setelah lebih

dari 2 minggu akan terlihat adanya bercak-bercak kuning

Page 76: Retina
Page 77: Retina

Ad.2 Retinal Pigment Epithelial (RPE) detachment

RPE detachment adalah pelepasan lapisan EPR akibatnya adanya cairan dibawahnya

Sering dianggap sebagai tingkat yang lain CSR Watzke menemukan RPE detachment pada 40%

penderita CSR Gass menduga bahwa cairan berasal dari

pembuluh darah yang tumbuh pada permukaan dalam membrana Bruch

Pada funduskopi tampak suatu penonjolan pada makula berbatas tegas dengan warna kuning keruh

Page 78: Retina

Ad. 3 ARMD

Degenerasi makula pada usia lanjut atau dahulu disebut degenerasi makula senilis sekarang lebih sering disebut sebagai Age Related Macular Degeneration (ARMD)

ARMD merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada orang-orang berusia 65 tahun ke atas

Page 79: Retina
Page 80: Retina

DrusenDrusen

Tanda awal degenerasi makulaTanda awal degenerasi makula

Penebalan membrana Bruch karena Penebalan membrana Bruch karena degenerasi hialin merusak serabut-degenerasi hialin merusak serabut-serabut lapisan syaraf retinaserabut lapisan syaraf retina

Page 81: Retina

Gejala awal dari ARMD adalah Drusen

Ada 3 bentuk Drusen yaitu :1. Drusen keras terdiri dari jaringan hialin2. Drusen lunak adalah badan koloid3. Drusen Granular dikaitkan dengan membranneovaskular subretina

Uyama membagi ARMD dalam 5 bentuk :1. Pelepasan retina oleh cairan serosa2. Bentuk disiform3. Perdarahan subretina4. RPE detachment5. Tahap fibrosis sampai sikatriks

Page 82: Retina
Page 83: Retina
Page 84: Retina

Macular Hole Macular Hole (lubang (lubang makula)makula)

Lamelar (gradasi I)Lamelar (gradasi I)

Full thickness (gradasi II-IV)Full thickness (gradasi II-IV)

Pseudomacular hole, hole didapatkan Pseudomacular hole, hole didapatkan membran preretinalmembran preretinal

Menurut Gass (1988), MH, akibat pengerutan Menurut Gass (1988), MH, akibat pengerutan vitreus didepan fovea sehingga menimbulkan vitreus didepan fovea sehingga menimbulkan tarikan secara tangentialtarikan secara tangential

Page 85: Retina

Visus menurun 20/70 – 20/400Visus menurun 20/70 – 20/400

Penyebab:Penyebab:– IdiopatikIdiopatik– TraumaTrauma– Miopia tinggiMiopia tinggi– InflamasiInflamasi

Page 86: Retina
Page 87: Retina
Page 88: Retina
Page 89: Retina
Page 90: Retina