Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id
Transcript of Ringkasan - akreditasi-syariah.stainmajene.ac.id
1
2
3
Ringkasan
(Executive Summary)
Pengembangan STAIN Majene diarahkan pada performa lembaga
pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan manusia-manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yang setia kepada Pancasila dan
UUD 1945 serta ikut bertanggung jawab kepada pencapaian cita-cita dan tujuan
Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dengan demikian, STAIN Majene sebagai lembaga pendidikan tinggi akan
mengutamakan pengembangan pendidikan profesi dalam berbagai bidang studi
dengan tujuan pokoknya menghasilkan tenaga ahli dan sarjana terdidik yang
terampil pada masing-masing program studi yang dipilihnya tanpa menagbaikan
cita-cita utamanya sebagai manusia Indonesia yang bertanggung jawab kepada
pembangunan negara dan bangsanya.
Berdasarkan sifat dan karakteristik pokok-pokok tersebut maka tujuan dasar
dari STAIN Majene adalah membentuk “Manusia Indonesia seutuhnya melalui Tri
Dharma Perguruan Tinggi”. Untuk melaksanakan misi dan peranan itu, maka
STAIN Majene langkah-langkah pokok yang akan digunakan sebagai ciri dasar dari
pendidikan yang akan dikembangkan: Pertama, Mengembangkan pendidikan yang
orientasi utamanya diletakkan kepada kebutuhan pembangunan masa kini dan
masa yang akan datang. Kedua, melakukan penelitian dan menghasilkan
pengetahuan baru yang bermanfaat tidak saja bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tetapi juga untuk kepentingan pembangunan. Ketiga,
berperan serta di dalam kegiatan pembangunan melalui kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi pada pokoknya telah
menggariskan bahwa arah pendidikan tinggi di Indonesia ditujukan untuk
mengembangkan sistem pendidikan yang tunggal. Ini berarti bahwa pendidikan
tinggi di Indonesia haruslah mencakup seluruh lembaga-lembaga perguruan tinggi
negeri dan swasta. Sementara itu, strategi pengembangan menuju ke arah itu
semestinya disusun dengan memperhatikan pelaksanaan dan perkembangan
pendidikan dari lembaga-lembaga perguruan tinggi yang ada. Oleh sebab itu,
4
kerjasama di antara perguruan tinggi negeri maupun swasta dan diupayakan
secara maksimal.
Sejalan dengan pemikiran di atas, maka di dalam mengembangkan serta
melaksanakan misi dan peranannya, STAIN Majene sentiasa mengupayakan
terciptanya kerjasama yang baik di antara perguruan tinggi negeri dan swasta,
baik yang berada di sekitar Sulawesi Barat maupun yang berada di Indonesia.
Hubungan kerjasama ini pada dasarnya akan dikembangkan serta diarahkan
kepada usaha untuk mencapai sistem pendidikan tinggi yang tunggal, dengan
tanpa mengurangi potensi yang dimiliki STAIN Majene mencapai kemampuan
berkembang secara mandiri.
Dalam menyusun konsep kegiatan yang akan dikembangkan oleh STAIN
Majene perlu pula diperhitungkan tantang dan arah perkembangan yang sedang
dan akan terjadi, baik itu yang terdapat dalam lingkungan internal maupun
eksternal. Karena itu, diperlukan ancangan (approach) yang lebih berorientasi
kepada pengelolaan secara menyeluruh dan tidak hanya memperhitungkan hasil
akhir saja. Ini berarti semua unsur yang berkaitan dengan masukan (input),
proses (throughtput), dan keluaran (output), harus diberi tempat dan perhatian
secara proporsional dan memadai.
Satu yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah bahwa proses
perkembangan ke arah bentuk yang kian kompleks, yaitu masing-masing bagian
terspesialisasi, sehingga perlu diimbangi dengan usaha integrasi dan konsolidasi.
Tindakan ini penting untuk tetap diperhatikan agar perkembangan yang sedang
berlangsung dapat tetap dikendalikan dan diarahkan kepada tujuan perencanaan
yang telah digariskan.
Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Program Induk Perbaikan
Keadaan Perguruan Tinggi sebagaimana yang dituangkan dalam program utama,
maka secara lebih khusus STAIN Majene menetapkan kegiatan-kegiatan pokok
dalam bidang pendidikan, bidang penelitian, dan bidang pengabdian kepada
masyarakat.
5
Bidang Pendidikan
Pengembangan bidang pendidikan ini diarahkan melalui peningkatan
Sarana, prasarana, peningkatan produktivitas dan pengembangan kapasitas
pendidikan.
a. Peningkatan Sarana dan Prasarana melalui:
1) Membangun Labotaorium terpadu yang mengintegrasikan kebutuhan
beragam displin kelimuan. Laborotorium ini dapat diwujudkan melalui
pembangunan rintisan Lab Islamic School (LIS STAIN Majene) yang
diharapkan akan terealisasi pada Tahun 2021.
2) Optimasi penggunaan sarana dan fasilitas pendidikan dengan cara
pengaturan sistem manajemennya.
3) Diversifikasi pendidikan melalui pembukaan jurusan/program studi baru
4) Akreditasi awal dan Peningkatan status akreditasi, terutama yang masih
memiliki nilai “C”.
b. Peningkatan Produktivitas melalui:
1) Peyempurnaan kurikulum dengan mengacu pada pelaksanaan isi dan jiwa
UUSPN No. 2 Th 1989, PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi
dan perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan tenaga kerja.
2) Peyempurnaan tujuan, metode, teknik dan evaluasi pengajaran untuk
mendorong oto aktivitas mahasiswa melalui proses belajar mengajar yang
bersifat dua arah;
3) Pemantapan dan pengembangan materi, struktur organisasi dan strategi
kurikulum program Pendidikan Strata Satu dengan cara: menciptakan
keseimbangan komposisi berbagai komponen dalam kurikulum dan
menyusun Tujuan Instruksional Umum/tujuan Instruksional Khusus, silabi
dan deskripsi untuk seluruh matakuliah di setiap prodi.
4) Penciptaan iklim belajar mengajar yang menunjang terlaksanya masyarakat
akademis di lingkungan kampus.
5) Peningkatan relevansi pendidikan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat; dan
6
6) Peningkatan jumlah lulusan hingga mencapai sekurang-kurangnya 11,3%
pertahun dengan tanpa mengabaikan mutu lulusannya.
c. Pengembangan Kapasitas Sistem Pendidikan melalui:
1) Pengembangan staf akademika yang ditekankan pada jumlah, jenis dan
mutu serta komposisi dan rasio yang memadai.
2) Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan serta pengembangan
secara gradual jumlah, jenis dan mutu staf pengajar.
3) Penyempurnaan proses manajemen pendidikan yang meliputi administrasi
umum, administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan.
4) Pengembangan sumber-sumber finansial dengan cara melakukan
diversifikasi sumber dari berbagai pihak yang sifatnya tidak mengikat; dan
5) Pengembangan kampus dan fasilitas lainnya seperti perpustakaan,
laboratorium/studio beserta kelengkapannya.
Bidang Penelitian
a. Peningkatan dan Pengembangan kegiatan Penelitian melalui:
1) Pembentukan Staf Inti Peneliti dari berbagai disiplin yang penting dan
relevan bagi bidang studi yang ada;
2) Penataran dan pemberian latihan-latihan penelitian pada staf
peneliti/pengajar muda dengan tanpa mengabaikan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi keikutsertaan mahasiswa.
3) Pembekalan tentang latar belakang masalah penelitian yang perlu
diteliti utamanya dalam lapangan studi yang ada di Jurusan maupun
Prodi.
b. Peningkatan dan Pendayagunaan Potensi Penelitian melalui:
1) Peningkatan kemampuan penelitian dengan mengutamakan dimensi
pendidikan dan penelitian terapan yang menunjang usaha
pembangunan
2) Peningkatan penyediaan sumber dana penelitian
3) Peningkatan hubungan kerjasama dengan lembaga lain; dan
4) Simplifikasi prosedur administrasi penelitian
7
Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat
a. Pengembangan STAIN Majene sebagai unsur penunjang pnasional dan
pembangunan regional melalui:
1) Peningkatan kemampuan pengabdian kepada masyarakat dari seluruh
sivitas akademika khususnya oelh staf pengajar dan mahasiswa.
2) Pengembangan kelembagaan pengabdian kepada masyarakat terutama
dengan menenkankan kepada aspek keilmuan dari bidang-bidang studi
yang ada di Jurusan maupun Jurusan.
3) Pengembangan ilmu pengetahuan yang menunjang pembangunan
masyarakat.
4) Peningkatan relevansi pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
perkembangan maupun kebutuhan masyarakat, dan
penyempurnaan/pembaharuan pelaksanaan Kuliah Kerja Sosial (KKS).
a. Pengarahan dan peningkatan Pengabdian Kepada Masyarakat secara tepat
guna dan efektif melalui:
1) Kegiatan pelayanan masyarakat dengan penekanan pada kegiatan
penyuluhan pembangunan dan Da’wah;
2) Kegiatan pendidikan masyarakat dengan penekanan pada bidang-bidang
studi yang ada di Jurusan maupun di prodi.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas pada pokoknya merupakan kegiatan
yang berkaitan satu sama lain dan karenanya dilaksanakan secara terpadu. Hal ini
berarti bahwa pengembangan pada bidang tertentu akan senantiasa
memperhatikan hasil pengembangan pada bidang yang lain. Selain itu,
pelaksanaan atas kegiatan-kegiatannya, sedikit atau banyak akan ditentukan juga
oleh kebutuhan dan kemampuan dari lembaga. Oleh sebab itu, dirasa perlu untuk
sedini mungkin mengadakan proyeksi ke depan, agar dengan demikian STAIN
Majene menentapkan skala prioritas pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Menyadari bahwa untuk tercapainya pengembangan kegiatan-kegiatan itu
secara maksimal diperlukan adanya saling keterpaduan dari berbagai unsur
pelaksanaan, maka masing-masing unsur/bagiannya merupakan kesatuan yang
8
saling berinteraksi, berinterpedensi dan beriterrelasi. Dalam pengertian itu. maka
seluruh unsur sivitas akademika yang terdiri dari dosen, mahasiswa karyawan dan
(alumni nantinya) perlu diikutsertakan secara aktif untuk upaya pencapaian
kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam konsep pengembangan, baik
perorangan, maupun secara bersama-sama, semua unsur sivitas akademika
senantiasa dibina dan diarahkan semaksimal mungkin bagi keberhasilan kebijakan
tersebut.
Selain itu, agar diperoleh kejelasan tentang konsep-konsep dasar yang
dikembangkan guna tercapainya kehidupan kampus yang diinginkan, maka berikut
ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan organisasi sekolah tinggi,
tata hubungan antar jurusan dan hubungan antar-lembaga/pusat/unit.
Organisasi STAIN Majene
Seluruh kegiatan STAIN Majene saat ini menempati lokasi Kampus Jl. BLK
Kel. Totoli. Perlu diketahui bahwa prasarana dan sarana fisik maupun non fisik
yang tersedia di lokasi-lokasi ini cukup memadai dalam menunjang proses
akademik, tetapi untuk mewujudkan real university sarana dan prasarana tersebut
perlu untuk ditingkatkan dan disempurnakan.
Tata hubungan antar Jurusan
Sekarang ini STAIN Majene memiliki tiga (3) jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah
dan Keguruan, Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam, Jurusan Ushuluddin, Adab
dan Dakwah. Pada STAIN Majene terbuka peluang besar untuk pembukaan jurusan
dan prodi baru jika secara kelembagaan dikonversi menjadi institut.
Hubungan antar Lembaga
Pada prinsipnya semua lembaga yang tersedia di lingkungan STAIN Majene
dan diintegrasikan kedalam suatu sistem yang terpadu. Pengelolaan semacam ini
sama sekali tidak berarti bahwa masing-masing Lembaga atau unit, baik yang
berada di tingkat jurusan maupun yang berada pada tingkat program studi akan
kehilangan keleluasaannya untuk mengambil inisiatif di dalam melaksanakan
fungsinya. Sebagai unsur pelaksana akademis, masing-masing unit/lembaga baik
9
secara sendiri, maupun secara bersama-sama, akan dibina serta diarahkan
kepada usaha pencapaian tujuan secara keseluruhan. Dengan kata lain, semua
unit yang ada dipandang sebagai bagian satu sama lain saling berkaitan di dalam
kerangka yang sama, yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tata Ruang, Letak dan Pola Pengembangan
Tata ruang, letak dan Pola Pengembangan direncanakan berdasarkan azas:
pertama, kampus harus dibangun pada satu lokasi yang dalam hali ini telah
dilakukan secara bertahap di Kampus I Kelurahan Totoli Kecamatan Banggae di atas
tanah seluas 11 ha. Kedua, pembangunan ruangan diarahkan pada bentuk
kesatuan-kesatuan yang memungkinkan pemakaian ganda (multi
purposes)/resource sharing. Alokasi ruangan untuk fasilitas pimpinan dan
pembantu/wakil pimpinan seluas 1000 m2. Sedangkan ruang fasilitas pelaksana
2500 m2. Masing-masing klasifikasi = 1,5 m2/mahasiswa dan laboratorium= 2,5
m2/mahasiswa.
10
Bagian Pertama
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Tinggi Agama Islam Neger (STAIN) Majene sebagai institusi
pendidikan tinggi Islam negeri memegang peranan strategis dalam pengembangan
keislaman. Lembaga ini dituntut untuk berperan aktif dalam mengembangkan
keilmuan Islam & ilmu pengetahuan. Pengembangan ini dimaksudkan agar
kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa dapat ditingkatkan. Kegiatan riset
dan pengabdian kepada masyarakat bagi perguruan tinggi sesungguhnya
merupakan sumbangsih dalam upaya menyelesaikan dan mengatas imasalah
kemanusiaan dan pembangunan di daerah pada khususnya.
Dalam kerangka mengemban peran serta dan tanggung jawab yang diemban
oleh STAIN Majene tersebut, maka perlu disusun Rencana Induk Pengembangan
(RIP) yang cerdas dan dinamis. Perumusan RIP ini untukdimaksudkan untuk
menegaskan tekad bersama mewujudkan Misi Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni
pendidikan dan pengajaran, penelitiandan pengabdian kepada masyarakat tuntuk
dalam lima tahun kedepan. RIP sangat penting untuk menetapkan arah
pengembangan agar kegiatan akademik, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat selalu terencana dan terukur sesuai dengan sasaran yang kongkret.
Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAIN Majene 2017-2040 adalah
dokumen perencanaan yang berfungsi sebagai arahan pelaksanaan program
berdasarkan tugas dan fungsi STAIN Majene selama kurun waktu 25 (dua puluh lima
tahun) dan bersifat indikatif. RIP ini akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan
program dan kegiatan bagi setiap jurusan, Pusat dan unit kerja agar dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya semakin accountable. Sebagai dokumen
perencanaan publik, penyusunan RIP dilakukan melalui pendekatan; akademis,
partisipatif dan top-down-bottom-up, baik melalui kegiatan workshop dan Focus
Group Discussion (FGD) dengan institusi maupun mitra program pemerintah daerah
serta stakeholder. Harapannya dokumen RIP menjadi langkah kongkret, sinkron dan
11
sinergis dalam pencapaian tujuan penyelenggaran pendidikan tinggi Islam di Majene
Provinsi Sulawesi Barat.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum ini menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Induk
Pengembangan (RIP) STAIN Majene 2017-2040, baik berupa undang-undang,
peraturan pemerintah, di antaranya;
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendididkan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara RI Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 201 2Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5007);
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
24);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonsia Nomor 5500);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
12
9. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaiman telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 004 Tahun 2002 tentang
Akreditasi Program Studi Pada Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 1999 Nomor 115 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
12. Keputusan Menteri Agama Nomor 156 Tahun 2004 tentang Pedoman
Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana, dan
Pascasarjana pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
13. Keputusan Menteri Agama Nomor 353 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Agama Islam;
14. Keputusan Menteri Agama Nomor 387 Tahun 2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan
Ketua STAIN Majene;
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1958);
17. Peraturan Menteri Agama Nomor 39 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene Sulawesi Barat (Berita
Negara RI Tahun 2016 Nomor 1356);
18. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2017 tentang Statuta Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Majene (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 379);
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 455);
13
20. Permendagri Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengarusutamaan di Daerah
21. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pemberian beasiswa Responsif gender Bagi Siswa Madrasah dan mahasiswa
Perguruan Tinggi Agama dan keluarga Miskin di Lingkungan Kementerian
Agama;
22. Keputusan Ketua STAIN Majene Nomor 168 Tahun 2019 tentang Tim
Penyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAIN Majene tahun 2017-
2040.
C. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Dokumen Rencana Induk Pengembangan (RIP) ini dimaksudkan
untuk menjadi dokumen komitmen bersama bagi STAIN Majene dan stakeholders
untuk pencapaian agenda STAIN Majene dalam 25 (dua puluh lima) tahun yang
akan datang yakni 2017-2040. Sedangkan tujuannya adalah: (a) menjadi dokumen
resmi bagi perencanaan pengembangan STAIN Majene dan kelembagaan di
dalamnya dalam menyusun rencana kerja bidang akademik, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat; (b) menjadi dokumen resmi bagi institusi dan
jurusan serta unit-unit di lingkungan STAIN Majene dalam rangka meningkatkan
sinergitas pencapaian visi pendidikan tinggi Islam; dan (c) menjadi dokumen resmi
untuk pengukuran kinerja STAIN Majene.
14
Bagian Kedua
KONDISI OBJEKTIF
A. Sejarah Singkat
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene terletak di lokasi
Kelurahan Totoli Kecamatan Banggae Kabupaten Majene Propinsi Sulaesi Barat
yang. Akses untuk menuju ke STAIN Majene dari Kota Majene ditempuh dalam
waktu kurang lebih10 menit. Kampus STAIN majene luasnya ± 10.843 m2 yang
sudah dibebaskan, namun secara bertahap tanah sekitar kampus akan dibebaskan
karena tanah tanah tersebut milik Pemda Majene. Sulawesi Barat adalah masyarakat
yang mayoritas muslim yang terekam sejarah masuknya Islam di Kerajaan Balanipa,
khususnya Polman dan Majene. Masyarakat Mandar terkenal masyarakat religius
yang kental dengan aqidah Islam yang kuat. Namun di propinsi terbaru ini, sampai
sekarang belum memiliki Perguruan Tinggi Negeri Agama. Sementara berdasarkan
data tentang estimasi jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi
Sulawesi Barat tahun 2017 berjumlah 1.330.096 jiwa, dan penduduk Muslim sekitar
957.735 jiwa, maka persentase penduduk yang beragama Islam 82,66%.
Menyusul terbentuknya provinsi Sulawesi Barat yang merupakan pemekaran
dari Provinsi Sulawesi selatan pada tahun 2004 sekaligus sebagai provinsi ke-33 Di
tanah air, maka para tokoh yang berasal dari Sulawesi Barat yang berkiprah di
Sulawesi Selatan khususnya terkhusus lagi yang ada di IAIN Alaudin Makassar pada
saat itu, muncul keinginan para tokoh tersebut untuk mendirikan lembaga
pendidikan keagamaan di Sulawesi Barat. Inisiatif tersebut dipelopri oleh tokoh
Mandar yang ada di Makassar antara lain Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, MA, Prof.
Dr. H. Abd Rahman Halim, M.Ag, Prof. Dr. KH. M. Danial Djalaluddin, LC, M.Ag, Dr.
H. Arifuddin Ismail, Dr.H.M.Nafis Djuwaeni, MA, Dr.H. Mukhlis Latif, M.Si, inisiasi ini
didukung oleh tokoh-tokoh muda Mandar yang ada di Makassar.
Cita-cita mulia ini juga didukung oleh Gubernur Sulawesi Barat Bapak Drs. H.
M. Anwar Adnan Shaleh pada pertemuan tokoh-tokoh di atas pada tahun 2007, pada
dialog tersebut tidaklah berjalan dengan mulus, tetapi masih ada kendala. Tahun
2009 atas inisiasi Ka Kanwil Kemenag Drs. H. Sahabuddin Kasim bersama Kabag TU
Drs. H. Mukhlis Latif, M.Si setelah berkoordinasi dengan Prof Dr. H. Ahmad M.
15
Sewang, MA untuk menghadirkan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI
Prof. Dr. Muhammad Ali dan kepala Biro ORTALA Kemenag RI Drs Sahman Sitompul
bersama jajarannya untuk melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulbar di
Mamuju. Pada pertemuan tersebut disepakati alih status STAIS Al Mardiyah menjadi
STAIN Majene, persetujuan tersebut ditindak lanjuti dengan terbentuknya tim
penggagas melalui SK Gubernur Sulbar yang terbit tahun 2009. Upaya alih status
dari STAIS Al Mardiyah ke STAIN mengalami cukup tantangan dan kendala karena
mempersuratkan banyak dokumen adminidtrasi untuk alih status menjadi STAIN.
Tahun 2014 ada usulan baru dari Kemenag Pusat untuk memperbaiki data
dan usulan dari pihak tim dari alih status menjadi pendirian IAIN Majene, keinginan
Kemenag pusat tersebut ditindak lanjuti dengan perubahan SK tim penggagas
menjadi tim pendiri. Berdasar pada ususlan tersebut, maka dibuatlah SK tim pendiri
Koordinator : Prof. Dr. H. Ahmad M Sewang, MA
Penanggung Jawab : H. Kalma Katta (Bupati Majene periode 2011-2016)
Ketua Tim : H. Mukhlis Latif
Wakil Ketua Tim : H.M. Nafis Djuwaeni,
Sekretaris : Anwar Sadat
Wakil Sekretaris : Muh. Said
Anggota : Abd Gafur
Anggota : Muliadi
Anggota : Suddin Bani
Anggota : H. Sofyan Mubarak
Tim tersebut bertugas untuk melakukan komunikasi secara intensif dengan
pihak pengambil kibijakan di pusat baik terhadap Kemenag maupun Mempan. Atas
inisiatif Bapak Mukhlis Latif menemui Bapak Kalma Katta agar meminta kepada
Gubernur Sulbar H. Anwar Adnan Shaleh untuk memfasilitasi pertemuan silaturrahim
dengan wakil Presiden RI H. M. Yusuf Kalla.
Tim pendiri diterima oleh Wapres di Istina Wapres tahun 2015, ketika itu
Wapres langsung menelpon Mempan Yudi Krisnandi agar pendirian STAIN Majene
segera direalisasikan. Proses selanjutnya adalah Mempan melakukan kunjungan
16
kerja ke Mamuju khusus untuk membicarakan tentang rencana pendirian STAIN
Majene.
Pasca Mapan Yudi Krisnanda kembali dari Mamuju SK pendirian dari Menteri
Agama R.I. terbit dengan nomor : 38 Tahun 2016, langkah selanjutnya tim pendiri
bersama pihak Kemenag didampingi oleh Dr. Muhammad Zain sebagai perwakilan
tim pendiri dari Kemenag RI untuk melakukan pembahasan berkaitan dengan SK
Mempan yang ditindak lanjuti dengan Keputusan Manteri Agama (KMA), bersama
bagian ORTALA dan Hukum Kemenag RI bersama tim melakukan pembahasan
ORTAKER dan draft KMA pendirian STAIN .
Dengan melalui perjalanan panjang yang cukup melelahkan dan setelah
terjadi tiga kali pergantian kepemimpinan nasional dan kabinet pemerintahan, maka
turwujudlah cita-cita tersebut dengan SK Menetri Agama tanggal 31 Oktober 2016 M
bertepatan dengan 28 Zul Qa’dah 1437 H.dengan dasar Peraturan Menteri Agama RI
Nomor 38 Tahun 2016 tentang Pendirian STAIN Majene yang peresmian dilakukan
oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin di Majene tepatnya pada tanggal 12
Nopember 2016. STAIN Majene berdiri secara resmi dan diresmikan oleh Menteri
Agama dan langsung melantik Dr. H. M. Nafis Dj, MA sebagai Ketua, yang menarik
dari peristiwa tersebut bahwa STAIN Majene pada saat itu belum memiliki kampus
sama sekali (sapras dan sumber daya mausia) kecuali sebuah lokasi yang masi
kosong sama sekali bangunannya. Namun dengan kegigihan Ketua terlantik dan
dengan kerja keras yang luar biasa hanya dalam jangka tidak cukup setahun
tepatnya tahun ajaran 2017 STAIN Majene sudah memiliki mahasiswa lebih dari 200
orang mahasiswa dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan meskipun masih
terbatas.
Hanya dalam kurun waktu kurang lebih setahun STAIN Majene sudah memiliki
Dosen tetap yang sebagian besar berkualifikasi Doktor ditambah tenaga
kependidikan. Meskipun nama STAIN Majene diambil dari nama sebuah tempat dari
salah satu ibukota kabupaten di Sulbar, tetapi levelnya adalah provinsi. Pendirian
STAIN Majene disemangati oleh keinginan mengangkat derajat tingkat pendidikan di
daerah tersebut yang merupakan provinsi termuda saat ini, karena sebelumnya
sangat tertinggal jauh dari provinsi lain.
17
Secara geografis Majene adalah wilayah yang disepakti oleh para pejuang
pendiri provinsi Sulbar yaitu sebagai pusat pendidikan, sehingga semua perguruan
tinggi negeri berada di Kabupaten Majene, di samping Majene adalah afdeling tertua
dalam sejarah di daerah Mandar pada saat itu, yang sekarang manjadi wilayah
provinsi Sulbar. Sebelum STAIN Majene berdiri sebagai PT negeri, sebelumnya
sudah ada Universitas Sulawesi Barat (UNSULBAR). Kalau membaca sejarah
berdirinya beberapa perguruan tinggi agama khususnya, sebagian besar merupakan
konversi atau kelas jauh dari perguruan tinggi lain. Namun STAIN Majene tidaklah
demikian, sehingga pada saat diresmikan oleh Menteri Agama tidak satupun tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang ada, hanya karena kegigihan dan kerja
keras Ketua terlantik, maka STAIN Majene hanya dalam kurn waktu kurang lebih
setahun PT ini telah memiliki tenaga pendidik yang rata-rata berkualifikasi Doktor
dan diperkuat tenaga kependidikan, sebagian besar adalah mutasi dari instansi lain
dan jatah penerimaan aparatur sipil negara.
Pada awal pendiriannya STAIN Majene membuka tiga jurusan, yang dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Jurusan Tarbiyah dan Keguruan
a. Program Studi Pendidikan Agama Islam
b. Program Studi Tadris Bahasa Inggris
2. Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam
a. Program Studi Hukum Keluarga Islam
b. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
3. Jurusan Ushuluddin, Adab dan Dakwah
a. Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
b. Bahasa dan Sastra Arab
c. Komunikasi dan Penyiaran Islam
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, seperti juga perguruan tinggi lain, STAIN
Majene memiliki tiga fungsi yang utama yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Pendidikan dan pengajaran dilaksanakan di kampus sebagai proses pengembangan
keilmuan melalui tatap muka antara tenaga pendidik dengan mahasiswa yang
18
dilaksanakan pada tempat dan waktu yang telah diatur sesuai kalender akademik.
Sedangkan penelitian merupakan proses pengembangan teori yang dilakukan baik
dosen maupun mahasiswa baik perseorangan maupun kolaboratif (bersama-sama).
Adapun pengabdian kepada masyarakat merupakan bentuk kepedulian dan
pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat sebagai stakeholders sekaligus
untuk meingimplementasikan teori kepada masyarakat agar masyarakat merasa
bagian sekaligus ada rasa memiliki terhadap perguruan tinggi sehingga perguruan
tinggi bukanlah menara gading yang berdiri sendiri yang seakan terpisah dengan
dunia luar.
B. Perkembangan STAIN Majene Tahun 2016–2019
Pada awal pembukaan program studi di STAIN Majene angkatan pertama
Tahun Akademik TA.2017-2018, sejumlah program studi hanya memiliki izin
operasional dengan status belum terakrteditasi. Dalam kurun waktu 2 tahun, saat
ini berkat kerja keras pimpinan dan seluruh unsur yang terlibat dalam lingkup STAIN
majene sudah terakreditasi disetiap masing-masing prodi oleh pihak BAN-PT
Adapun daftar prodi beserta status akreditasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Status Akreditasi Program Studi
Jurusan/Prodi Status
Terakreditasi
No. Akreditasi Tahun
Akhir
A. Jurusan IlmuTarbiyah & Keguruan 1 Pendidikan Agama Islam Terakreditasi 5195/SK/BAN-PT/Ak-
PKP/S/XII/2019
-
2 Tadris Bahasa Inggris Terakreditasi 5742/SK/BAN-PT/Ak-
PKP/S/IX/2020
2025
B. Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam 1 Hukum Keluarga Islam Terakreditasi 5718/SK/BAN-PT/Ak-
PKP/S/IX/2020
2025
2 Hukum Ekonomi Syariah Terakreditasi 4991/SK/BAN-PT/Ak-
PKP/S/XII/2019
-
C. Jurusan Ushuluddin, Adab dan Dakwah
19
1 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Terakreditasi 4970/SK/BAN-PT/Ak-
PKP/S/IX/2020
2025
2 Bahasa dan Sastra Arab Terakreditasi 5717/SK/BAN-PT/Ak-
PKP/S/IX/2020
2025
3. Komunikasi dan Penyiaran Islam Terakreditasi 5431/SK/BAN-PT/Ak-
PKP/S/IX/2020
2025
1. Keadaan Mahasiswa Tahun 2017 - 2019
Saat ini jumlah mahasiswa yang aktif hingga Semester Genap 2017-2019
berdasarkan mahasiswa yang melakukan pembayaran UKT adalah 1163 orang.
Sesuai informasi dari pangkalan data (TIPD) STAIN Majene terdapat 1.138
mahasiswa yang berasal dari Sulawesi Barat, 12 orang dari Sulawesi Selatan, 10
orang dari Sulawesi Tengah, 2 orang dari wilayah Kalimantan, dan 1 orang
Mahasiswa dari pulau Jawa. Semuanya tersebar ke dalam 3 Jurusan dan 7
Program studi. Silakan lihat Tabel 3. Rasio Mahasiswa dan Dosen.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene memiliki
heterogenitas dalam hal latar belakang sosial, budaya, politik, ekonomi dan
tingkat pengetahuan, terlebih lagi wilayah Majene merupakan daerah jalur
mobilisasi yang menghubungkan antara wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi
selatan. Untuk itu, pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan terjadi
pergeseran proporsi dengan jumlah mahasiswa baru asal Sulawesi Barat
berimbang dengan mahasiswa baru yang berasal dari Indonesia Timur
diprediksikan juga meningkat.
20
Tabel 3. Rasio Mahasiswa da n Dosen
Jurusan/ Prodi Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Dosen
Rasio Dose:
mahasiswa
A. Jurusan IlmuTarbiyah & Keguruan
1 Pendidikan Agama
Islam
396 12 33
2 Tadris Bahasa
Inggris
86 7 13
B. Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam
1 Hukum Keluarga Islam 125 7 18
2 Hukum Ekonomi Syariah 257 7 37
C. Jurusan Ushuluddin, Adab dan Dakwah
1 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 109 9 12
2 Bahasa dan Sastra Arab 76 6 13
3. Komunikasi dan Penyiaran Islam 114 6 19
2. Keadaan Tenaga Dosen
Dosen merupakan salah satu faktor memegang peranan penting proses
dalam mengajar di perguruan tinggi. Dalam perbaikan kedepan sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas dosen dan dalam rangka untuk meningkatkan
pelayanan kepada para mahasiswa, maka STAIN Majene telah mengambil
beberapa kebijakan antara lain (1) mendorong dan memfasilitasi para dosen
melakukan studi lanjut ke jenjang S3, (2) mengikuti pelatihan, seminar atau
lokakarya, (3) mengikuti refressing course atau on job training, (4) penulisan
buku ajar (5) mendorong dan memfasilitasi para dosen untuk melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (6) meningkatkan atmosfir
akademik secara terus menerus dan konsisten untuk.
a. Studi lanjut (S-2 dan S-3)
21
Dalam jangka waktu 4 (empat) tahun terakhir telah terjadi
peningkatan jumlah dosen yang menyelesaikan jenjang S2 dan S3. Sampai saat
ini jumlah dosen tetap yang telah menyelesaikan program magister sudah
mencapai 80,00 persen, yang telah menyelesaikan program doktor sebanyak 10,48
persen, sedangkan yang masih S1 atau masih dalam proses penyelesaian.
b. Peningkatan jabatan fungsional dosen
Selain melalui jalur pendidikan formal S3, upaya peningkatan kualitas proses
belajar mengajar juga dilakukan melalui peningkatan jabatan fungsional dosen.
Selama 3 (Tiga) tahun terakhir ini tejadi peningkatan jabatan akademik dosen.
Pada tahun 2019 dosen yang memiliki jabatan fungsional Asisten Ahli sudah
menjadi Lektor.
c. Jumlah dosen
Untuk meningkatkan kualiatas proses belajar mengajar dan pelayanan
kepada para mahasiswa, telah dilakukan penambahan dosen tetap yang total
tenaga dosen berjumlah 54 orang yang terdiri dari Doktor (S2) dan Magister (S2).
d. Penelitian dan Publikasi Ilmiah
Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan
juga untuk meningkatkan pengalaman empiris dosen, maka STAIN Majene
mengambil kebijakan mendorong dan memfasilitasi semua dosen melakukan
penelitian, baik secara mandiri maupun secara berkelompok. Jenis penelitian yang
difasilitasi oleh STAIN Majene adalah Hibah LITABDIMAS.
Untuk meningkatkan kemampuan menulis dan berkomunikasi secara
ilmiah, sekolah tinggi telah mendorong P3M untuk menerbitkan jurnal ilmiah.
Sampai saat ini baru terdapat dua jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh sekolah tinggi
melalui P3M untuk menampung mempublikasikan hasil penelitian atau hasil
pemikiran para dosen, yaitu Jurnal al-Mutsla dan Jurnal Lets. Jurnal tersebut
belum terakreditasi.
22
3. Keadaan Karyawan (Tenaga Administratif, Laboran, Pustakawan dan
Tenaga Keamanan)
Sejak berdirinya STAIN Majene sampai sekarang jumlah Karyawan pada
Unit-unit secara keseluruhan sebagai berikut:
No Nama Jumlah Keterangan
1 Tenaga Administrasi 39 Aktif
2 Laboran - Aktif
3 Pegawai Non PNS 16 Aktif
4 Pustakawan 2 Aktif
5 Keamanan (Security) dan
Cleaning Service 40 Aktif
23
Bagian Ketiga
PERMASALAHAN DAN STRATEGI PERENCANAAN
Secara umum masalah utama pengembangan STAIN Majene sebagai salah
satu lembaga pendidikan Islam di Provinsi Sulawesi Barat dikategorikan menjadi lima
jenis, yaitu :
Pertama, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. STAIN Majene
memiliki perbedaan ratio dosen terhadap mahasiswa yang sangat variatif di masing-
masing unit, contoh tenaga dosen yang terkonsentrasi pada umur berkisar 40 tahun,
keperluan pembinaan etos kerja, tuntutan peningkatan karir dosen/karyawan, dan
tuntutan peningkatan kesejahteraan.
Kedua, Peningkatan Kualitas Metode Pedagogi. Metode pedagogi yang
terfokus pada ceramah diharapkan berkembang sesuai dengan peningkatan kualitas
pratikum, magang di dunia kerja, studi banding, penulisan inovatif dan karya-karya
kreatif mahasiswa. Interaksi ilmiah dosen dengan mahasiswa di luar perkuliahan dan
bimbingan skripsi masih relative rendah sehingga diperlukan adanya dorongan untuk
melakukan hal itu.
Ketiga, Peningkatan Kualitas Bahan Pembelajaran. Sebagai sebuah lembaga
yang terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan STAIN Majene perlu
peningkatan produktivitas dan kualitas buku dan berbagai jenis bahan ajar yang lain,
peningkatan produksi jurnal dan akses jurnal, peningkatan kualitas hasil penelitian
dan diseminasinya.
Keempat, Optimalisasi Peralatan. Beberapa jurusan masih memerlukan
pengadaan peralatan untuk peningkatan kualitas pembelajaran baik karena belum
memiliki peralatan yang dimaksud maupun untuk memenuhi rasio yang lebih baik
antara jumlah peralatan dan jumlah mahasiswa. Kualitas pembelajaran yang lebih
baik belum ditunjang dengan optimalisasi perpustakaan yang belum optimal
dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran adalah internet. Kritikan dari dosen
maupun mahasiswa terhadap kelengkapan peralatan ruang kuliah yang memadai
untuk berbagai metode pembelajaran memerlukan tindaak lanjut yang nyata
sehingga penigkatan kualitas pembelajaran terpenuhi.
24
Kelima, Peningkatan Kualitas Lingkungan. STAIN Majene memerlukan
peningkatan suasana akademik yang mencerminkan diri sebagai lembaga pendidikan
tinggi disbanding sebagai tempat berkumpulnya individu semata. STAIN Majene
tidak hidup dalam ruang kosong sehingga perubahan lingkungan, baik regional,
nasional maupun internasioanl perlu terus diikuti, untuk ini STAIN Majene perlu
membangun jaringan kerja sama yang lebih harmonis dan erat dengan berbagai
pihak yang dapat mendukung fungsi pendidikan tinggi. Perlu usaha-usaha khusus
untuk meningkatkan kerjasama regional, nasional. Sebagian besar mahasiswa STAIN
Majene adalah mahasiswa S-1 yang dibiayai oleh orang tuanya, oleh karena itu
hubungan dengan orang tua mahasiswa yang selama ini hanya pada saat
mahasiswa baru dan wisuda dapat dijalani dengan mensosialisasikan akses orang
tua terhadap internet untuk mengontrol mahasiswa. Adapun permasalahan lebih
rinci dapat dikategorikan sebagai berikut:
A. Bidang Pendidikan
STAIN Majene melaksanakan jenjang program pendidikan yaitu Sarjana Strata Satu
(S-1) dengan sistem kredit semester (SKS) dengan beban kredit 144-148 SKS.
1. Kondisi Kurikulum
a. Belum sempurnanya penyusunan tujuan pengajaran (tujuan instruksional
umum dan tujuan instruksional khusus) yang jelas dan terinci.
b. Penyelenggaraan bidang studi belum terlaksanasempurna sesuai
dengansilabi, isi dan metodenya.
c. Penerapan kurikulum yang menekankan pada profesionalisme masih kurang
mantap.
d. Belum tersedianya mata pelajaran pilihan yang luas.
e. Sistem Evaluasi dan bimbingan studi belum dilaksanakan sesuai dengan
pedoman yang telah ada.
f. Pelum terpenihinya sarana pengajaran yang ideal baik berupa kepustakaan
maupun laboratorium jurusan.
2. Keadaan Dosen
Masalah yang dihadapi sehubungan dengan keadaan dosen adalah jumlah
dosen tetap, komposisi kepangkatan dan pendidikan dosen.
25
Jumlah dan mutu tenaga pengajar merupakan salah satu faktor yang paling
menetukan bagi STAIN Majene yang secara bertahap harus dipenuhi.Peningkatan
kualitas tenaga pengajar secara formal dapat dilakukan dengan studi lanjut S-3,
meningkatkan kepangkatan akademiknya sampai guru besar (profesor), atau
dengan meningkatkan karya tulis baik penelitian maupun tulisan inovatif/ opini. Staf
pengajar diupayakan sedemikian rupa supaya mengalami interaksi ilmiah baik intra
kampus maupun dengan individu, lembaga dengan lembaga, maupun akses
pemerintah dengan pemerintah.
Jenis, mutu dan komposisi staf pengajar berkaitan erat dengan jumlah staf
pengajar. Dalam kaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, STAIN Majene
perlu memperhatikan persoalan critical mass, yakni jumlah sarjana dari satu disiplin
yang minimal diperlukan. Jumlah ideal adalah 5 orang. Artinya setiap disiplin
diperlukan sekurang-kurangnya 5 sarjana untuk menyelenggarakan diskusi ilmiah
intern dan penelitian secara teratur. Untuk program magister dan doktor juga
diperlukan pemenuhan standar minimal master senior, doktor, maupun guru besar di
bidang yang bersangkutan.
Mutu staf pengajar sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, tetapi kemahiran dalam mengajar dan pengabdian pada masyarakat
juga ikut menentukan. Seorang sarja perlu belajar terus, tidak hanya menambah
pengetahuannya, tetapi juga meninggalkan pengetahuan yang sudah ketinggalan
dan tidak relevan. Realita menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari ilmu
pengetahuan yang dia pahami ketika masih dibangku kuliah, bagian terbesar dari
ilmunya dia dapatkan dari belajar sendiri dan dengan menuntut pendidikan pasca
sarjana.
Seperti otot, otak perlu dilatih terus, kalau tidak otak menurun
kemampuannya dan ini harus dilakukan setiap hari. Itulah sebabnya mengapa para
pejabat di luar ilmu pengetahuan sering kurang cocok untuk menjadi tenaga inti dari
suatu perguruan tinggi, walaupun peranannya di perguruan tinggi juga penting.
Akselerasi guru besar. Untuk mengukuhkna diri sebagai tempat pengajar
yang berkualitas, STAIN Majene perlu merencanakan beberapa guru besarnya 5
tahun mendatang atau 10 tahun yang akan datang. Effect dari proses percepatan ini
adalah meningkatkan hasil penelitian, buku, karya tulis lain, perkuliahan yang
26
berkualitas, dan pengabdian masyarakat. Dengan demikian STAIN Majene lebih
berkualitas baik proses di dalam maupun ekspose ke luar.
Kesejahteraan pengajar perlu diperhatikan disamping disiplin kerja. Tanpa
imbalan material dan non material yang memadai, akan sukar diperoleh staf
pengajar yang cukup bergairah untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Gaji,
perumahan, alat pengangkutan, perlu disediakan dalam kadar yang memadai. Tetapi
hendaknya jangan dilupakan, bahwa keinginan untuk mengembangkan
pengetahuan, suasana yang kolegial, hubungan yang akrab perlu dibina terus
menerus dan berkesinambungan. Dengan demikian semangat pengabdian, gairah
kerja dan kreatifitas yang cukup menentukan pertumbuhan dan perkembangan
masa depan akan tetap terpelihara dan dapat ditingkatkan.
Mengingat bahwa masyarakat di Indonesia masih ditandai oleh orientasi pada
komunitas dan tidak pada individu maka dengan adanya komunitas kampus,
pengendalian diri dari nilai sikap dan pembawaan akan lebih mudah terlaksana,
termasuk disiplin kerja. Ini tidak berarti bahwa tindakana penertiban konvensional
seperti penertiban jam kerja dan penentuan beban kerja, serta hasi lkerja tidak
diperhatikan. Justru harus dipadukan dengan pengembangan masyarakat kampus.
Berdasarkan data yang ada di bagian kepegawaian diketahui bahwa sebagian dosen
STAIN Majene memiliki pangkat Asisten Ahli.sebanyak 41 orang, Lektor sebanyak 5
orang, lektor kepala 9 orang sedangkan yang berpangkat guru besar belum ada.
Masalah utamanya adalah bagaimana para dosen dapat melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, sehingga jabatan akademik dapat meningkat secara
berkesinambungan dan tepat waktu.
Ditinjau dari komposisi dosen terlihat bahwa pada saat ini seluruh dosen
STAIN Majene telah mencapai pendidikan magister, sedangkan yang sudah
berjenjang S-3 baru14 orang atau 25 persen. Sebagian besar dari mereka adalah
dosen yang baru direkrut oleh institute.
3. Keadaan Mahasiswa
Keadaan mahasiswa tidak saja dilihat dari segi jumlahnya akan tetapi juga
latar belakang yang mempengaruhi perkembangannya. Sebagai bagian dari strategi
untuk meningkatkan mutu lulusan, maka diambil kebijakan bahwa jumlah
27
mahasiswa yang diterima setiap tahunnya minimal tetap. Jumlah mahasiswa yang
demikian akan memudahkan STAIN Majene untuk memilih dan mengadakan seleksi.
Seleksi perlu diketatkan dan sejauh mungkin didasarkan pada kriteria yang objektif
dan rasional. Selain dari test formal yang diberikan juga penggunaan test psikologis
dapat dilakukan, disamping penjajagan bakat dan minat. Keberadaan alternatif yang
beragam dalam memilih kampus yang berada tak jauh dari lokasi tempat tinggal
calon mahasiswa seperti, Sekolah Tinggi Agama Islam DDI Majene, Institute Agama
Islam DDI Polman, Universitas Sulawesi Barat, maupun Universitas Muhammadiyah
Pare-pare mendorong STAIN Majene untuk segera berbenah menampilkan penciri
dalam kegiatan akademiknya. Oleh karena itu citra STAIN Majene ditingkatkan
melalui upaya meningkatkan mutu akademiknya.
Jumlah mahasiswa yang dapat diterima dan daya tamping STAIN Majene,
pada akhirnya ditentukan oleh faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama
seperti jumlah dosen tetap berpendidikan S-2, S-3 dan fasilitas kampus yang
memadai. Perlu diperhitungkan total mahasiswanya. Produktifitas dan kualitas yang
rendah pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah mahasiswa baru. Produktifitas
dapat dinaikkan lalu proses pendidikannya dapat ditingkatkan antara lain menaikkan
ratio dosen/ mahasiswa. Kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan menerapkan
peningkatan kualitas yang berkelajutan dengan komitmen seluruh dosen dan
karyawan untuk meningkatkan mutu.
Prestasi mahasiswa di perguruan tinggi hanya tergantung dari prodi
mahasiswa dan latar belakang keluarganya. Harus diakui bahwa calon mahasiswa
yang masuk di perguruan tinggi ini umumnya terdiri dari mereka yang tidak diterima
di perguruan tinggi di kota-kota besar. Begitu pula persepsi mereka terhadap belajar
di perguruan tinggi yang belum memadai sebagai mana yang diharapkan
(pergururuan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan, bukan
pusat pemberian gelar dan ijasah). Maka kegairahan masuk perguruan tinggi negeri
namun tidak berhasil kuliah di kota besar termediasi dengan kehadiran STAIN
Majene yang baru berdiri sejak 2016. Namun demikian hal ini perlu diimbangi
dengan persepsi yang benar. Potensi mahasiswa sebenarnya sangat besar dan
belum dimanfaatkan sepenuhnya. Umur yang masih muda, tenaga yang masih kuat,
kecerdasan yang cukup dan terutama idealism yang tinggi merupakan faktor-faktor
28
yang dapat mendorong perkembangan perguruan tinggi, asalkan diberi pengarahan
yang baik, melalui bimbingan dan penyuluhan, serta pembudayaan keilmuan.
Bertemu hanya untuk kuliah tidak akan mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi.
Mahasiswa perlu didorong berada pada kondisi akademik yang tinggi.
B. Bidang Penelitian
Masalah yang dihadapi STAIN Majene di dalam pembinaan penelitian ada
beberapa faktor antara lain adalah masih terbatasnya dana penelitian yang mampu
disediakan oleh pihak STAIN Majene. Selain itu masih banyak staf akademik yang
belu memiliki penelitian paying. Adapun permasalahan penelitian yang dhadapi di
lingkunagn STAIN Majene dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tidak adanya Pedoman Penjaminan Mutu Penelitian
2. Mutu dan relevansi hasil penelitian yang dihasilkan masih rendah karena
buruknya tata kelola isu-isu penelitian, anggaran dann manajemen riset
3. Keterbatasan kapasitas penelitian dosen dan mahasiswa
4. Minimnya tenaga profesional bidang penelitian
5. Minimnya hasil penelitian dosen yang terpublikasi secara nasional dan
internasional
6. Minimnya karya tulis ilmiah (bukti) bagi dosen
7. Belum fokusnya pengelolaan isu-isu penelitian yang berbasis pengembangan
keilmuan, komprehensif dan berkelanjutan
8. Minimnya keterlibatan mahasiswa dalam penelitian
9. Rendahnya akuntabilitas pengelolaan penelitian
10. Minimnya fasilitas pendukung penelitian
11. Lemahnya monitoring dan evaluasi program penelitian
12. Lemahnya tata kelola, dokuentasi dan pubilkasi penelitian
13. Minimnya kemitraan penelitian dengan pihak eksternal
14. Minimnya anggaran penelitian
C. Bidang Pengabdian Masyarakat
Sehubungan dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan dalam Bab Dasar Perencanaan, ada beberapa hal yang menjadi masalah
29
dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Masalah tersebut
adalah :
1. Ragam dan jumlah kegiatan pengabdian serta kualitasnya belum memadai
2. Pengabdian yang paling esensial yang seharusnya dilakukan oleh suatu
perguruan tinggi yaitu sumbangan dan pengabdian ilmu yang dikembangkan
di lembaga tersebut belum memadai.
3. Belum ada keseimbangan antara kegiatan yang telah dilaksanakan dengan
kegiatan yang akan diadakan.
4. Perangkat evaluasi belum memadai dan evaluasi belum dilakukan secara
teratur.
5. Efektifitas dan efisiensi kegiatan masih kurang
6. Kurangnya sarana penunjang untuk melakukan kegiatan yang makin hari
memerlukan sarana yang memadai. Saran penunjang yang memadai sangat
diperlukan untuk kegiatan ini misalnya alat-alat peraga. Demikian pula
fasilitas yang bersifat kultural edukatif sangat diperlukan.
7. Tidak adanya Pedoman Penjaminan Mutu Pengabdian pada Masyarakat
8. Minimnya aplikasi/ alih tekhnologi hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan
masyarakat
9. Masih dominannya program Pengabdian yang bersifat internal
10. Rendahnya akuntabilitas Pengelolaan Program Pengabdian Masyarakat
11. Belum maksimalnya jaringan kemitraan Pengabdian pada Masyarakat
12. Keterbatasan anggaran yang belum memadai untuk mengoptimalkan program
Pengabdian pada Masyarakat
13. Lemahnya tata kelola, dokumentasi dan publikasi program Pengabisian pada
Masyarakat
14. Rendahnya dedikasi dan profesionalisme pengabdian masyarakat
15. Belum adanya daerah/ desa binaan
16. Minimnya kemitraan institusi dalam ranah lokal, nsional dan internasional
17. Minimnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat
18. Lemahnya monitoring dan evaluasi program Pengabdian pada Masyarakat
30
D. Bidang Organisasi dan Sarana Prasarana
Struktur organisasi STAIN Majene tahun 2016 mengacu pada PP No.30 Tahun
1990. Struktur organisasi ini sangat fleksibel. Hal yang sangat diperlukan bagi satu
organisasi yang sedang berkembang. Sebaliknya melihat beban tugas yang
bertambah berat, jumlah mahasiswa, tenaga pengajar yang bertambah dan kegiatan
yang kian meningkat sukar diharapkan bahwa struktur semacam ini bisa tetap
dipertahankan. Kesederhanaan organisasi itu perlu dipertahankan sebagai azas,
demikian fleksibilitasnya , tetapi pimpinan STAIN Majene pada semua eselon harus
ditangani oleh orang yang bekerja penuh dan professional, faham betul mengenai
pengelolaan perguruan tinggi.
Struktur organisasi yang fungsional yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang melibatkan para pelajar dan mahasiswa perlu dimantapkan. Struktur
organisasi semacam ini lebih bersifat kolegial, ciri dari satu komunitas ilmiah. Bentuk
organisasi ini penting, karena yang dilibatkan di sini adalah sarjana dengan berbagai
keahlian, tetapi juga diperlukan satu lembaga ilmu pengetahuan untuk mendapat ide
dan menampung kegiatan yang kreatif demi kemajuan ilmu pengetahuan. STAIN
Majene yang memiliki hubungan erat dengan kementrian agama dengan demikian
mempunyai kedudukan yang unik dalam kaitannya dengan gerakan dakwah dan
amal ma’ruf nahi mungkar. Mekanisme kerja organisasi STAIN Majene masih dapat
ditingkatkan efektifitasnya dan efisiensinya dengan berpegang pada rencana
pengembangan yang jelas, pelaksanaan yang terarah dan evaluasi berkala yang
mantap.
1. Tenaga Administratif
Tenaga administratif (tetap) STAIN Majene pada saat ini sudah mendekati
kebutuhan/ bidang-bidang yang ditangani. Namun inti personil administratif ini
belum cukup terampil, walaupun kemampuan mereka masih dapat ditingkatkan. Hal
utama yang ditangani saat ini adalah pada kegiatan bidang pendidikan sedangkan
kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang pengelolaannya
memerlukan kemakhiran khusus, mengharuskan staf administratif meningkatkan
kemampuannya secara khusus pula.
31
Penghambat utama adalah mutu dan skill staf administrasi yang masih butuh.
Hal ini disebabkan keterkaitan kegiatan yang satu dengan yang lain dan juga sistem
dan kelancaran pelayanan yang harus dilakukan perlu kecepatan dan ketepatan.
Selain itu insentif yang memadai, jaminan sosial, kemungkinan aktualisasi diri dan
keterbukaan kesempatan mengembangkan karir bagi mereka perlu diperhatikan
untuk mempertinggi gairah kerja dan semangat pengabdiannya.
Pada kasus-kasus tertentu, suatu unit kerja memerlukan tenaga administrasi
dalam jangka pendek (setahun). Oleh karena itu diperlukan perencanaan tentang
pengadaan tenaga magang mahasiswa ataupun tenaga kontrak yang dapat
diberhentikan sesuai waktu kontak atau diperpanjang sesuai keperluan.
2. Perpustakaan
Perpustakaan adalah sumber informasi ilmu pengetahuan. Sekarang ini,
perpustakaan kampus dalam proses pembangunan. Namun keadaan ini tentu perlu
terus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi lainnya.
3. Sarana dan Prasarana
Dalam hal ini yang menjadi faktor penghambat adalah jumlah, jenis, mutu
sarana dan prasarana. Disamping itu pengelolaan dan pemeliharaanya sering
merupakan titik lemah dari perguruan-perguruan tinggi. Mengingat semakin
padatnya kegiatan dan bertambahnya jenis kegiatan seperti penelitian dan
pengabdian pada masyarakat maka pengadaan saran dan prasarana saat ini menjadi
faktor penting dalam anggaran pengeluaran STAIN Majene. Perlu ditekankan pada
setiap unit untuk enjada saran prsarana yang sudah ada. Pengadaan atau
pembangunan sarana prasarana dalam 5 sampai 10 tahun ke depan harus benar-
benar dihitung prioritasnya karena beban pemeliharaan juga amat besar.
4. Dana
Kelangsungan segala kegiatan yang dinaungi suatu badan hukum sering
ditentukan oleh tersedianya dana yang memadai. Efektifitas dan efisiensi
penggunaannya sangat menentukan optimalisasi capaian suatu kegiatan. STAIN
32
Majene berupaya membuktikan kemampuannya dalam pengelolaan dana. STAIN
Majene berupaya menggali sumber dana lain, disamping sumber dana yang berasal
dari mahasiswa. STAIN Majene perlu meningkatkan sumber dana di luar sumber
dana mahasiswa dengan mempromosikan kemampuan STAIN Majene ke luar seperti
konsultan, jasa penelitian, hubungan dengan pengusaha dan lain-lain.
5. Kemahasiswaan
Kondisi objektif mahasiswa STAIN Majene yang dijadikan dasar untuk
mengadakan pembinaan secara kontinyu adalah :
a. Berasal dari masyarakat yang latar belakang sosial ekonomi dan budaya yang
beragam
b. Berasal dari daerah yang beragam, sebagian dari Sulawesi Barat dan
sebagian lagi dari luar Sulawesi Barat
c. Sebagian besar berusia pasca remaja yang tengah mengalami perubahan baik
fisik maupun psikis dan sebagian kecil tergolong berusia dewasa
d. Sebagian besar motivasi mahasiswa masuk STAIN Majene beragam dan
sebagian kecil ingin membina dirinya sesuai ciri khas Perguruan Tinggi yaitu
unggul dan malaqbiq
6. Lain-lain
Faktor-faktor lain yang mungkin dapat dimasukkan di sini adalah yang berada
di luar kekuasaan STAIN Majene untuk mengendalikannya seperti pemerintah,
masyarakat, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi lokal, nasional, regional
dan internasional. Selain itu juga situasi politik, ekonomi, sosial budaya akan sangat
mempengaruhi perkembangan STAIN Majene di masa-masa mendatang.
Faktor ini dapat menjadi penghambat atau pendorong, karena STAIN Majene
memang tidak dapat dan tidak akan melepaskan diri dari lingkungan. Bahkan akan
berusaha bersikap dan tanggap terhadap keadaan serta perubahan di sekelilingnya.
33
E. Tantangan
Tantangan menunjuk kepada adanya perkembangan situasi di luar STAIN
Majeneyang terbagi ke dalam tantangan perkembangan dunia internasional,
nasional, regional, perubahan pada stakeholder, dan perkembangan competitor.
Perkembangan globalisasi dunia yang berintikan liberalisasi informasi, liberalisasi
perdangangan, dan liberalisasi investasi telah menghadapkan STAIN Majene sebagai
salah satu lembaga pendidikan yang tertantang untuk go international. Liberalisasi
informasi dan investasi yang erambah dunia pendidikan mendorong STAIN Majene
untuk dapat mejadi lembaga pendidikan yang mampu disandingkan dan
dipertandingkan dalam pergaulan international. Perkembangan lingkup nasional dan
regional telah mendorong stakeholder (pemerintah, mahasiswa, sponsor mahasiswa,
pengguna lulusan, pengguna berbagai jasa STAIN Majene) menuntut lebih banyak
kepada STAIN Majene untuk lebih berkualitas sehingga STAIN Majene di masa yang
akan datang diharap melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan
(continuous improvement) sesuai kebutuhan stakeholder sehingga memenuhi
tuntutan akuntabilitas. Perkembangan perguruan tinggi lain baik PTN, PTS, maupun
PTA adalah pesaing dalam usaha namun sekaligus mitra dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Keadaan ini dapat dijadikan dasar bagi STAIN Majene untuk bertekad
dan berusaha menjadi lembaga yang unggul dan malaqbiq.
34
Bagian Keempat
KERANGKA PENGEMBANGAN
Kerangka Pengembangan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3 menyatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (serta) bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 56
menuturkan, fungsi dan peran perguruan tinggi, yakni sebagai: a) Wadah
pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; b) Wadah pendidikan calon pemimpin
bangsa; c) Pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; d) pusat kajian
kebijakan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan e)
Pusat pengembangan peradaban bangsa. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Tujuan Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa tujuan pendidikan
tinggi adalah: a) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian; b) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.
Kemajuan perguruan tinggi dilihat dari keberhasilannya dalam melaksankan
Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu: Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan
Pengembangan; dan Pengabdian kepada Masyarakat. Pertama, pendidikan dan
pengajaran merupakan kegiatan akademik yang diselenggarakan untuk memenuhi
pemahaman dan penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan dan peningkatan
kemampuan skil secara handal dan profesional sesuai basis kompetensi. Kedua,
35
penelitian senantiasa diarahkan untuk menggali segala potensi dan permasalahan
di masyarakat dalam rangka pengembangan produk-produk pengetahuan dan
teknologi bagi perbaikan kemajuan bangsa. Ketiga, pengabdian kepada
masyarakat dipahami sebagai kegiatan strategis dalam rangka pembangunan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, tingkat keberhasilan dalam
pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi sebanding dengan tingkat kemajuan
perguruan tinggi dalam pelaksanaan berbagi tugas yang diembannya.
Semua komponen yang tercakup dalam Tri Darma Perguruan Tinggi
merupakan satu kesatuan yang utuh. Komponen-komponen itu hanya dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Sebagai satu kesatuan yang integral,
mula-mula dilakukan produksi pengetahuan melalui penelitian (research) dan
pengembangan. Kemudian produk pengetahuan ditransfer dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran. Selanjutnya, hasil kegiatan dalam perkuliahan
diaplikasikan lewat pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan Tri Darma
Perguruan Tinggi secara utuh akan menghasilkan “siklus pengetahuan”
(knowledge cyrcle). Keberlangsungan siklus pengetahuan dapat menghasilkan pola
kehidupan dalam bentuk “masyarakat berbasis ilmu” (society-based knowledge)
atau “ilmu berbasis masyarakat” (knowledge-based society).
Kerangka Pengembangan
36
Kebijakan dan Tujuan pada Tahap Perkembangan (2017-2021);
Penambahan program studi di lingkungan STAIN Majene dan Pemekaran Jurusan
menjadi Fakultas. Masa pengembangan jangka pendek bertujuan yaitu
memenuhi semua persyaratan dasar sebagai Institut Agama Islam Negeri.
Kebijakan dan Tujuan Jangka Tahap Pemantapan (2022-2026):
Menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan reputasi
regional kawasan timur Indonesia, dikenal secara nasional dan internasional. Masa
pengembangan jangka menengah bertujuan yaitu mewujudkan perguruan tinggi
Islam yang dapat mengelola ilmu pengetahuan secara spesifik menurut Fakultas.
Kebijakan dan Tujuan Jangka Tahap Pemantapan (2027-2031):
Menjadi PTKIN dengan reputasi regional kawasan timur Indonesia, dikenal secara
nasional dan internasional. Masa pengembangan jangka menengah yang
bertujuan mewujudkan perguruan tinggi Islam yang dapat mengelola ilmu
pengetahuan secara spesifik menurut fakultas.
Kebijakan dan Tujuan Jangka Tahap Pemantapan (2032-2036) :
Menjadi PTKIN dengan reputasi regional kawasan timur Indonesia, dikenal secara
nasional dan internasional. Masa pengembangan jangka menengah bertujuan
yaitu mewujudkan perguruan tinggi Islam yang dapat mengelola ilmu
pengetahuan secara spesifik menurut Fakultas.
Kebijakan dan Tujuan Jangka Panjang (2037-2042): Menjadi Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang unggul dalam melaksanakan pengkajian
studi-studi Islam, Kesenian dan Kebudayaan di kawasan Timur Indonesia.
Masa pengembangan jangka panjang bertujuan yaitu: memenuhi semua
persyaratan sebagai PTKIN unggulan di skala internasional.
A. Visi, Misi dan Tujuan STAIN Majene
Pengembangan STAIN Majene harus dilakukan dengan pola yang terintegratif
antara tuntutan persyarikatan dan tuntutan pendidikan tinggi serta masyarakat
37
pengguna. Berkenaan dengan itu, maka STAIN Majene telah memiliki rumusan
visi-misi sebagai upaya konsisten untuk menjalankan amanat persyarikatan.
Sebagaimana diketahui bersama visi-misi tersebut adalah;
Visi :
Visi Sekolah Tinggi “STAIN Majene sebagai Pusat Kajian dan Pengembangan ilmu-
ilmu keislaman, dan kebudayaan yang unggul, dan malaqbiq di Kawasan Timur
Indonesia Tahun 2042”.
Misi:
a. Membuka akses pelayanan pendidikan Islam yang merata;
b. Menyelenggarakan kajian Islam;
c. Menyelenggarakan dan mengembangkan kajian bahasa asing yang berbasis
teknologi informasi;
d. Melestarikan kearifan lokal (local wisdom) yang malaqbiq melalui kegiatan
penelitian; dan
e. Melaksanakan pengabdian masyarakat melalui program kemitraan (partnership)
dengan berbagai stackholders.
Tujuan:
a. Menghasilkan sarjana Islam yang berakter, profesional, dan mandiri dalam
ilmu-ilmu keislaman dan kebudayaan;
b. Menghasilkan sarjana Islam yang terampil berbahasa asing (Arab dan Inggris);
c. Menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan kompetitif; dan
d. mewujudkan pengabdian masyarakat yang bermutu, inovatif, produktif, dan
bermanfaat.
B. Pendekatan dan Strategi Pengembangan
Pendekatan yang perlu digunakan untuk menjawab tantangan dan masalah
yang dihadapi adalah melakukan peningkatan kualitas yang berkelanjutan
(continuous improvement) dengan dasar pemikiran yang bersifat sirkuler dalam
38
teknis pelaksanaannya yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan
(PDCA = Plan, Do, Check, Act). Perencanaan yang dimaksud adalah
perencanaan kualitas unit kerja yang diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan benar-benar dikerjakan sehingga
mencapai mutu. Evaluasi terhadap pelaksanaan dilakukan sebagai suatu kebutuhan
untuk memperbaiki langkah selanjutnya agar dapat mencapai baku kinerja yang
ditetapkan bersama. Pelaksanaan peningkatan kualitas yang berkelanjutan
disesuaikan dengan keadaan di masing-masing unit kerja.
Penyusunan strategi perencanaan STAIN Majene berpegang pada
Kebijaksanaan Dasar Pendidikan Tinggi yang berisi pokok-pokok pengelolaan
pendidikan/perguruan tinggi yang menyangkut dasar, arah dan langkah
perkembanganya.Dengan menggunakan pendekatan konsolidatif, STAIN Majene
dalam menyusun strategi pengembangannya dengan memperhitungkan potensi
yang ada dan tingkat perkembangan yang telah dicapai. Dengan berdasarkan
ini universitas menginginkan perkembangan yang gradual yang akan menuju
pada perkembangan yang cepat dan pertumbuhan mandiri (self perpetuating
growth). Disamping itu ditempuh pula pendekatan pemecahan masalah dan
pendekatan perkembangan
Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, strategi
perencanaan STAIN Majene akan memanfaatkan cara ini sebagai pelengkap,
artinya masalah akan diselesaikan kasus demi kasus secara pragmatis.
Selanjutnya dengan pendekatan perkembangan tersebut di atas, maka strategi
perencanaan STAIN Majene akan mempehatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tantangan dan masalah lingkungan di luar STAIN Majene dan
memperhitungkan pula kecenderungan dan arah perkembangan masa
depan.
2. Tujuan perencanaan dengan berusaha mengurangi pengaruh faktor
penghambat dan memperbesar pengaruh faktor pendorong.
3. Orientasi pada pengelolaan secara menyeluruh, masukan proses dan
keluaran dan tidak hanya memperhitungkan hasil akhir.
39
4. Proses perkembangan itu sendiri harus dilaksanakan pada semua tingkat,
manusia, kelompok maupun lembaga, yang perlu diawali dengan
meletakkan dasar dan terus dikembangkan menjadi kesatuan/kegiatan yang
serba lengkap. Kecenderungan perkembangan itu untuk menjurus ke arah
diferensiasi/keanekaragaman yang perlu diimbangi dengan usaha integrasi
dan konsolidasi.
5. Faktor ketidakpastian yang selalu melekat pada setiap perkembangan dan
karena itu memerlukan strategi yang luwes dan evaluasi yang teratur, tanpa
mengorbankan keterarahannya.
Berdasarkan semua hal di atas STAIN Majene merencanakan perbaikan mutu
secara berkelanjutan selama lima tahun dan menentukan prioritas bagi tahap
pertama sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesatuan/kegiatan yang telah ada dan meletakkan dasar dari
hal yang belum terdapat.
2. Meningkatkan mutu pendidikan diploma, S1, S2, S3, plus penelitian dan
pengabdian pada masyarakat sebagai pendukungnya.
3. Mengutamakan mahasiswa yang berprestasi untuk dibantu lebih lanjut
dalam mengembangkan dirinya.
4. Mengutamakan penambahan jumlah dan jenis tenaga pengajar dengan
mutu dan komposisinya untuk diperhatikan dan terus menerus
dikembangkan.
5. Mengutamakanpeningkatan kualitas tenaga pengajar dan karyawan agar
dapat memberikan kualitas pelayanan pendidikan yang prima.
6. Mengutamakan peningkatan kualitas proses belajar-mengajar.
7. Mengutamakan mata ajaran yang dapat menunjang berkembangnya
profesionalisme dan mengembangkan mata ajaran yang teoritis scintific
secara bertahap.
8. Menerapkan proses pembimbingan yang mendorong peningkatan kualitas
dan memperlancar kelulusan.
9. Merintis bentuk pengajaran yang dapat menunjang kemampuan
mengembangkan diri sencara mandiri.
40
10. Menyeimbangkan dimensi pendidikan dan penelitian terapan yang
menunjang usaha pembangunan dengan penelitian yang memiliki dimensi
teoritik atau penelitian dasar.
11. Menyeimbangkan keikutsertaan mahasiswa dalam penelitian dengan
penelitian yang dikerjakan oleh staf pengajar.
12. Mendorong mahasiswa melakukan penelitian selain skripsi (tugas akhir)
untuk menciptakan lulusan yang lebih berkualitas.
13. Menyeimbangkan usaha pengabdian pada masyarakat yang dilakukan
mahasiswa dalam rangka kerjasama dengan instansi pemerintah dan
badan hukum swasta yang melayani kepentingan umum dan usaha
pengabdian yang dilakukan dan ditangani sendiri.
14. Mengutamakan peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan dan
pengembangan secara gradual jumlah, jenis dan mutu staf pengelola.
15. Mengutamakan pengadaan dana yang tidak mengikat dan ketertiban
pengelolaan, tanpa terlalu memberatkan mahasiswa dan keluarganya.
16. Mengutamakan pembangunan dan perluasan gedung bagi kegiatan pokok
pendidikan dan pengajaran.
17. Mengutamakan peningkatan mutu perpustakaan dan laboratorium.
18. Mengutamakan pengembangan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Islam
Negeri maupun Swasta sewilayah Kopertis VII, serta merintis kerjasama
dengan lembaga-lembaga lain (negeri/swasta) yang dipandang mampu
mendukung pengembangan masa mendatang baik dalam maupun luar
negeri.
19. Mempersiapkan/merintis pengembangan program-program studi ilmu-ilmu
keras (hard science), baik untuk program D3 dan spesialisasi 1 maupun
S1 dan S2 serta peningkatan mutu dan status untuk program-program
studi yang sudah ada.
20. Merintis pengembangan kehidupan kampus dengan mengutamakan
kegiatan yang ada kaitannya dengan bidang-bidang studi seperti ceramah
ilmiah.
41
Untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan STAIN Majene ditempuh
melalui berbagai usaha, antara lain:
1. Koordinasi antarpimpinan baik vertikal maupun horizontal (mulai Ketua
STAIN Majene sampai Ketua Program Studi).
2. Rapat Senat Universitas untuk menentukan Visi, Misi, da Tujuan
Perguruan Tinggi.
3. Koordinasi Tim Penyusun Rencana Induk Pengembangan Perguruan Tinggi
yang terdiri dari unsur Ketua Senat Perguruan Tinggi, Biro Akademik, Biro
Administrasi Umum, Biro Keuangan, Biro kemahasiswaan, Lembaga
Penelitian, Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Bagian Perencanaan
Sarana/prasarana, dan Badan Kendali Mutu Akademik.
4. Identifikasi keadaan saat ini dan estimasi keadaan 10 tahun yang akan
datang.
C. Pengembangan Pendidikan dan Pengajaran
Pengembangan bidang akademik direncanakan dalam bentuk proses
peningkatan mutu kegiatan kependidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan
baik di dalam maupun di luar kelas, secara formal mau pun informal. Rencana
pengembangan akademik berlandaskan pada visi dan misi STAIN Majene meliputi
bidang pendidikan-pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang memiliki relevansi dengan kebutuhan stakeholders. Proses tersebut ditunjang
oleh perencanaan pengembangan kualitaskemampuan mendidik, mengajar dan
peningkatan jenjang pendidikan para dosen. Rencana pengembangan akademik
tersebut meliputi:
1. Pengembangan Jurusan dan Strata
Tujuan pengembangan: (a) Memantapkan jurusan atau program studi
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang berorientasi pada lapangan kerja yang
tersedia. (b) Menambah jurusan atau program studi sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa yang berorientasi pada lapangan kerja yang tersedia khususnya
42
program studi ilmu-ilmu keras dan spesialis. (c) Membuka program S-2 (Pasca
Sarjana) baru, dan Program S-3 Pendidikan Agama Islam & Hukum.
Sasaran yang ingin di capai terbagi dalam Jangka Pendek (5 Tahun)
yakni; bahwa semua jurusan program studi yang ada diharapkan cukup relevan
dengan kebutuhan mahasiswa/masyarakat dan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Pada tahun 2010 jumlah dosen bertambah meningkat menjadi 1000 orang,
sehingga pertambahan selama 5 tahun berjumlah 225 orang. Jumlah dosen
tersebut disediakanuntuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada STAIN
Majene yang mempunyai 10 Fakultas dengan 31 Jurusan/program studi, program
Pascasarjana dengan 6 program studi serta D-3 Keperawatan. Rasio dosen dengan
mahasiswa dalam jangka pendek diharapkan bias menunjukkan angka
perbandingan antara 1:20 sampai dengan 1:25. Sedangkan dalam Jangka
Panjang (10 tahun) diharapkan menjadi kelanjutan dari sasaran jangka pendek.
Peningkatan program studi lebih disempurnakan dan dititikberatkan kepada
kebutuhan masyarakat akan tenaga sarjana, serta pembangunan.
2. Pengembangan Kurikulum
Tujuan pengembangan pada aspek kurikulum ini adalah untuk
memantapkan dan mengembangkan materi, struktur organisasi dan strategi
kurikulum program D-3, S-1, S-2 dan S-3. Kurikulum dalam hal ini merupakan
semua yang secara nyata terjadi dalam proses kependidikan dan pembelajaran di
STAIN Majene, dalam berbagai bentuk penyajian mata kuliah. Adapun tujuan
spesifik adalah:
o Mata kuliah disampaikan dalam paradigma bahwa pembelajaran menjadikan
mahasiswa sebagai subjek didik dan ajar yang memiliki kebebasan
berekspresi.
o Setiap mata kuliah harus memiliki relevansi dengan cara hidup dalam arti
mahasiswa dapat memperoleh nilai-nilai akhlak, sehingga memiliki keyakinan
dan kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata.
43
o Setiap mata kuliah hendaknya dapat melatih mahasiswa mengembangkan rasa
ingin tahunya sehingga mampu merasakan kenikmatan dalam mempelajari dan
mengembangkan IPTEKS.
o Setiap mata kuliah yang disajikan harus dikemas penyampaiannya (silabus)
sedemikian rupa sehingga terasa manfaatnya bagi kehidpan sehari-hari.
Bahwa menuntut ilmu berarti belajar dan melatih diri untuk berpikir,
berinteraksi dan berbuat secara sistematis, logis, rasional, terencana dan
teliti, yang akan membuahkan manusia pekerja-keras yang kreatif dan
inovatif yang mempunyai daya saing yang tinggi.
o Setiap mata kuliah harus mengandung motivasi bagi mahasiswa untuk
menguasai bahasa asing. Karena dengan penguasaan bahasa asing
mahasiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di luar negeri
lebih cepat dan mudah.
Sasaran :
a. Terwujudnya keseimbangan komposisi komponen-komponen dalam
kurikulum.
b. Tersusunnya Tujuan Instruksional Umum/Tujuan Instruksional Khusus,
serta stabilnya untuk tiap program dan strata yang lebih mantap.
c. Terlaksananya model-model pendekatan intern dan antar disiplin ilmu secara
luwes dan luas tanpa mengurangi disiplin yang diambil/digarap dalam
jurusan maupun program studi.
d. Terlaksananya sistem evaluasi dan bimbingan studi dengan pedoman yang
telah ditetapkan.
e. Tersedianya sarana penunjang untuk melaksanakan metode pengajaran
sesuai dengan kurikulum.
f. Terwujudnya sistem seleksi penerimaan calon mahasiswa sesuai dengan
bidang studi/jurusan yang ada.
3. Pengembangan Tenaga Edukatif.
Tujuan Pengembangan: (a) Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga edukatif
secara keseluruhan, (b) Meningkatkan jumlah tenaga dosen yang berpangkat
44
tinggi (Lektor–Guru Besar) dan (c) Meningkatkan jumlah tenaga dosen yang
berpangkat tinggi (Pascasarjana dan Doktor).
Sasaran yang ingin dicapai adalah: Dalam jangka pendek diharapkan ada
peningkatan penerimaan dosen, kenaikan pangkat dosen dan memberi
kesempatan tugas belajar pada dosen. Diharapkan dalam jangka panjang STAIN
Majene mempunyai perbandingan tenaga edukatif berpangkat Guru Besar, Lektor
Kepala, Lektor dan Asisten Ahli = 1 : 4 : 4 : 4. Pengembangan staf inti (kelompok
pengajar) sesuai dengan jurusan/program studi yang ada atau jenis disiplin yang
dikembangkan.
Kurikulum yang telah dirancang secara tepat sesuai dengan keberadaan
peserta didik akan menghasilkan lulusan yang kompetitif dalam dunia kerja, akan
selalu dikaitkan dengan peningkatan mutu para dosen yang bertugas
menyampaikan. Dosen dapat dikatakan sebagai struktur determinan dalam
mengembangkan potensi mahasiswa dalam mendekati tujuan pendidikan, karena
itu mutu sumber daya dosen perlu direncanakan pengembangannya agar para
dosen berkemampuan untuk:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan perhatian terhadap mutu potensi
(intelektual, emosi, ketrampilan) mahasiswa melalui berbagai cara seperti:
pengamatan, wawancara, angket dan lain-lain.
b. Membantu mahasiswa mengembangkan potensi yang baik (positif) serta
memberi arahan dalam menghilangkan pembawaan atau kebiasaan
mahasiswa yang jelek.
c. Menginformasikan, memperlihatkan kepada mahasiswa tentang berbagai
peran atau tugas orang dewasa dalam keluarga, lembaga tempat bekerja
dan masyarakat dengan berbagai bidang keahlian, keterampilan agar
mahasiswa memilih sesuai dengan minat dan bakat mereka.
d. Memperhatikan perkembanagan potensi mahasiswa untuk mengetahui
apakah minat dan bakat mereka telah tersalurkan dengan baik atau
sebaliknya.
45
e. Memberikan wawasan dan bimbingan terutama ketika mahasiswa
perwaliannya menemui kesulitan dalam pengembangan potensi mereka
atau suasana belajar dan atau ketenangannya mengalami gangguan.
f. Menyajikan setiap mata kuliah secara menarik, menyenangkan dan efektif,
baik di dalam mau pun di luar kelas.
g. Meningkatkan keahlian sesuai dengan bidang ilmunya dan keterampilan
dalam mengajarkannya melalui short-course, studi-lanjut, sehingga mampu
mengembangkan logika dan rasionalitas mahasiswa.
4. Rencana Pengembangan Perkuliahan Bermutu
Perkuliahan bermutu adalah proses yang terjadi dalam perencanaan,
penyajian materi sebagai pelaksanaan perencanaan, termasuk kegiatan evaluasi
proses, produk dan unsur-unsur yang terlibat dalam upaya memenuhi kebutuhan
stakeholders, baik mahasiswa sebagai pelanggan primer, orang tua, pemerintah,
lembaga sponsor, lembaga pendidikan yang lebih tinggi, lembaga penelitian
sebagai pelanggan sekunder, mau pun pelanggan tersier seperti perusahaan,
kewirausahaan dan dunia kerja yang lain. Untuk mewujudkan perkuliahan
bermutu perguruan tinggi ini merencanakan:
a. Menciptakan Sistem dan Proses Perkuliahan yang Korektif.
b. Mengupayakan terciptanya suatu sistem dan proses berdasarkan proses
sirkuler PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam perkuliahan. Dalam hal ini dosen
harus membuat perencanaan perkuliahan, rencana penyajian serta
pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan evaluasi terhadap proses pembelajaran
tersebut dosen harus melakukan perbaikan atau peningkatan mutu
perkuliahan pada tahap (semester) berikutnya.
c. Menciptakan Perkuliahan dengan Managemen Keberagaman.
d. Menciptakan ”managemen keberagaman” dalam menyikapi,
memperlakukan keberadaan mahasiswa bersifat heterogin (perbedaan latar
belakang sosial-budaya, daya tangkap pemahaman,kepribadian),
pandangan dan sikap dosen, kelengkapan ruang kelas, lingkungan.
Keberagaman merupakan suatu kewajaran, karena itu generalisasi perlu
46
dihindari, peraturan harus memperhitungkan heterogenitas, kecermatan
terhadap yang bersifat kasus atau gejala umum.
e. Menciptakan Kemandirian Mahasiswa.
f. Melatih dan mengevaluasi keterampilan dosen dalam pengembangan
kemandirian mahasiswa baik dalam berpikir, merasa dan bertindak. Dosen
harus mengembangkan sikap demokratis, terbuka. Mengembangkan teknik
diskusi, bekerja dan belajar mandiri, berprakarsa, berinovasi, berkreasi
serta menciptakan situasi win-win.
g. Menciptakan Managemen Berdasarkan Data.
h. Perkuliahan bermutu mempunyai prinsip utama Management By Fact, jadi
bukan Management By Objective. Karena itu dosen diharuskan mempunyai
data kelas secara lengkap dari perencanaan sampai dengan evaluasi,
sebagai dasar dalam menentukan langkah perbaikan mutu perkuliahan.
i. Membuat Perencanaan Perkuliahan Bermutu.
j. Setiap dosen pengampu mata kuliah diharuskan membuat susunan materi
perkuliahan untuk satu semester dan untuk setiap pertemuan berdasarkan
kurikulum dan kebutuhan para pelanggan, tujuan, sarana pendukung,
metode penyajian dan sistem evaluasi.
k. Membuat Perencanaan Pelaksanaan Perkuliahan Bermutu.
l. Dalam penyajian materi kuliah dosen harus menyususn Satuan Materi Sajian
(SMS) serta menyajikan SMS tersebut di kelas. Dalam hal ini dosen harus
betul-betul menyadari tentang fase-fase psikologis dalam belajar seperti
fase: motivasi, pemerhatian, pemerolehan, penyimpanan, pengingatan,
generalisasi, kinerja dan umpan balik.
m. Merencanakan Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu Perkuliahan.
n. Dosen harus mengevaluasi mahasiswa bukan hanya pada penguasaan
materi yang disajikan seperti pada umumnya masih terjadi di setiap
perguruan tinggi (menurut Management By Objective, MBO, linier), tetapi
harus menggunakan Management Mutu Terpadu (MMT, sirkuler) yang
mempunyai tujuan untuk peningkatan dan pengendalian mutu. Evaluasi
perkuliahan merupakan dasar usaha peningkatan mutu perkuliahan secara
berkelanjutan, baik pada perencanaan, pelaksanaan maupun pada cara
47
melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan diri sendiri yakni evaluasi oleh
mahasiswa atau dosen terhadap dirinya sendiri (pengevaluasi internal), di
samping bisa dosen mengevaluasi mahasiswa, atau sebaliknya
(pengevaluasi eksternal). Di samping itu evaluasi harus mempunyai standar
untuk peningkatan mutu.
D. Pengembangan Penelitian
Kegiatan penelitian merupakan salah satu cara untuk mengembangkan ilmu
dan teknologi. Pengembangan ilmu dan teknologi pada dasarnya ditujukan
utnuk mensejahterakan kehidupan manusia agar dapat menikmati kehidupannya
secara selaras, seimbang, dan serasi dengan kemajuan ilmu dan teknologi itu
sendiri. Dengan demikian penelitian akan dapat memberi arti dan sumbangan
bagi upaya peningkatan kesejahteraan manusia.
Penelitian pada dasarnya merupakan bagian integral yang dilaksanakan
oleh dosen dan mahasiswa baik secara individual maupun kelompok. Kegiatan
penelitian dilaksanakan oleh staf dosen dari jurusan, laboratorium, fakultas-
fakultas dan pusat- pusat studi.Kegiatan peneltian yang dilakukan dosen-dosen
diharapkan menghasilkan konsep, model, prototipe, pengetahuan baru yang
bermanfaat bagi pengembangan kelembagaan dan juga berorientasi pada produk
yang relevan bagi pembangunan daerah dan nasional.
Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen pada tiap
jurusan/laboratorium dan pusat-pusat studi di lingkungan STAIN Majene
dikoordinir oleh Lembaga Penelitian. Lembaga Penelitian dalam hal ini juga
menjalankan fungsinya sebagai koordinator dan fasilitator kegiatan penelitian.
Penelitian yang sifatnya "monodisiplin" dilakukan oleh jurusan/laboratorium.
Sedangkan pusat-pusat studi melakukan kegiatan penelitian yang sifatnya
monodisplin maupun multidisiplin. Dalam upaya mewujudkan STAIN Majene
menjadi "Real University", Lembaga Penelitian diharapkan menjadi salah satu
pemeran khususnya dalam menjalankan kegiatan dan keterpaduan penelitian
dengan bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini harus
dikembangkan pola keterkaitan antara kegiatan penelitian dengan pengabdian
pada masyarakat serta pendidikan.
48
Penelitian yang dihasilkan selama ini dilakukan atas usaha STAIN Majene
sendiri dan melalui kerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan Departemen Agama serta lembaga lain. Pembinaan secara institusional
dilakukan melalui tim atau kelompok-kelompok peneliti yang tenaganya juga
merupakan kelompok dari jurusan yang ada. Kelompok-kelompok peneliti tersebut
pembinaan maupun pengembangannya dilakukan lewat wadah Pusat Penelitian.
Kecuali dilakukan oleh para staf pengajar, penelitian yang diselenggarakan di
STAIN Majene senantiasa melibatkan para mahasiswa.
Adapun dasar pemikiran pembinaan dan pengembangan penelitian sesuai
dengan garis-garis yang telah ditentukan dalam Bab Dasar Perencanaan adalah:
Dari aspek Program pengembangan ini diarahkan pada : (a) Karena
penelitian merupakan bagian integral dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka
sudah menjadi keharusan bagi STAIN Majene untuk melaksanakannya
terutama dalam rangka mewujudkan masyarakat ilmiah. (b) Karena kebutuhan
masyarakat terhadap pengembangan ilmu, teknologi dan sosial keagamaan
terus meningkat, maka melalui kegiatan penelitian. STAIN Majene akan terus
melakukan usaha-usaha untuk memberikan jawaban dalam kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah tersebut. (c) Perkembangan
ilmu, teknologi dan sosial keagamaan membawa dampak dan perubahan terhadap
kehidupan manusia. Maka STAIN Majene melalui kegiatan penelitian akan terus
mengikuti timbulnya dampak dan perubahan tersebut. Pada Aspek ketenagaan,
Penelitian merupakan kegiatan yang mutlak harus ada di dalam usaha
pengembangan ilmu, teknologi dan bidang sosial keagamaan. Hal ini membawa
konsekuensi bagi STAIN Majene untuk menyediakan dan membina tenaga-tenaga
peneliti yang berbobot sesuai dengan bidangnya. Selain itu Pengembangan
penelitian memerlukan sarana yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan serta
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi dan sosial ke agamaan.
1. Konsep Pengembangan Penelitian
Program ini menyangkut yakni Pemegang Kebijaksanaan, berupa
Keterlibatan pimpinan STAIN Majene/Pusat Penelitian dan Ketua-ketua Jurusan
dalam merumuskan kebijaksanaan tanpa mengurani kemungkinan serta sifat
49
kemandirian penelitian atau kebebasan akademik. Pengembangan penelitian juga
diarahkan kepada pengembangan jurusan-jurusan/program studi yang ada atau
yang sedang dipersiapkan.
Ketanagaan penelitian Lebih banyak mendorong dan memberikan
kesempatan kepada para peneliti, pengajar dan para mahasiswa untuk aktif dalam
kegiatan penelitian. Disamping itu juga terus dilakukan usaha untuk meningkatkan
kecakapan dan ketrampilan mereka sebagai pelaksana penelitiian yang tentunya
perlu di dorong oleh Penyediaan sarana penunjang yang memadai untuk kegiatan
penelitian seperti laboratorium, alat-alat peraga dan fasilitas transportasi.
Menurut kegunaannya penelitian dalam sistem pendidikan tinggi dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
a. Sebagai tempat mendidik calon peneliti, tempat untuk mengingkatkan
kemampuan dan keahlian peneliti
b. Sebagai tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
c. Sebagai tempat yang kegiatannya dapat menunjang dan memberi
sumbangan bagi pembangunan.
2. Strategi Penelitian
a. Menyusun program penelitian dari berbagai bidang ilmu dari dosen dan
mahasiswa
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengkajian ipteks Melakukan
sinergi penelitian dan pengkajian ipteks dengan organisasi pemerintahan
(GO) dan non pemerintahan (NGOs) yang tidak mengikat
c. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan dunia usaha dan industry
d. Membangun pusat data kegiatan penelitian dan pengkajian ipteks
e. Membangun pusat informasi dan publikasi penelitian dan pengkajian
ipteks
f. Melakuakn sosialisasi dan fasilitasi kegiatan pengembangan ipteks
kearah paten
50
E. Bidang Pengabdian kepada Masyarakat
Pembinaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah mendapat
dukungan dan bantuan dari instansi pemerintah dan lembaga-lembaga non
pemerintah. Sampai saat ini telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan bakti sosial,
dan KKN terutama yang berhubungan dengan kegiatan pembangunan di
beberapa daerah di Sulawesi Barat.
Pengembangan pengabdian kepada masyarakat yang dikoordinasi melalui
Pusat Pengabdian Pada Masyarakat, diharapkan dapat mendukung kegiatan
yang ada dengan lebih efektif dan efisien, berkesinambungan dan evaluasinya
dapat dilaksanakan secara teratur. Pusat Penelitian, Pengabdian kepada
Masyarakat (P3M) STAIN Majene merupakan unsur pelaksana yang
menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat baik yang didanai
dari DIPA STAIN Majene maupun dari non DIPA. P3M-STAIN Majene
mengkoordinasikan kegiatan pengabdian yang ada di lingkungan STAIN Majene
Sulawesi Barat dalam melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yaitu pengabdian kepada masyarakat, baik yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
rangka Kuliah Kerja Sosial (KKS) maupun oleh dosen di lingkungan STAIN
Majene Sulawesi Barat. Selain itu, P3M STAIN Majene Sulawesi Barat juga
melaksanakan kegiatan pengabdian lain dalam bentuk pendampingan, perintisan
maupun pembinaan bekerjasama dengan lembaga/instansi lain baik pemerintah
maupun swasta.
P3M- STAIN Majene secara struktural memiliki Kepala P3M, Sekretaris
P3M dan 3 Koordinator Bidang (Ko.Bid) yaitu Kabid Program Kuliah Kerja Sosial
(KKS) dan Pengembangan Wilayah, Kobid Pendidikan dan Pelayanan
Masyarakat dan Kobid Pengembangan SDM dan Inkubator Bisnis. Administrasi
lembaga dilaksanakan oleh bagian Tata Usaha. Setiap Koordinator Bidang dalam
kegiatannya bekerjasama dengan seluruh jurusan yang ada di STAIN Majene
sesuai dengan bidang garap/pekerjaan yang sedang dilakukan, dimana
diharapkan seluruh tenaga dosen dari seluruh jurusan dilibatkan semaksimal
mungkin sesuai dengan prinsip dasar pengerjaan seluruh pekerjaani
51
P3M-STAIN Majene yang menganut pola terintegrasi multidisiplin ilmu. Dengan
demikian diharapkan hasil yang dicapai menjadi maksimal.
Bidang Program Kuliah Kerja Sosial (KKS) dan Pengembangan Wilayah
merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang mempunyai ciri–ciri
khusus, memerlukan landasan yang secara filosofis akan memberikan
gambaran serta pengertian yang utuh tentang apa, bagaimana, serta untuk
apa Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan.Oleh karena itu pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata sekurang–kurangnya mengandung lima aspek yang bernilai fundamental
dan berwawasan filosofis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya,
yaitu: keterpaduan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, pendekatan
interdisipliner dan komprehensif, lintas sektoral, dimensi yang luas dan
kepragmatisan, serta keterlibatan masyarakat secara aktif.
Bidang Pengembangan SDM dan Inkubator lebih diarahkan untuk
mengembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan STAIN Majene, terutama
mahasiswa melalui kegiatan- kegiatan pelatihan kewirausahaan, pembinaan dan
pendampingan UKM, perintisan wirausaha baru bagi alumni dan
pelatihan penulisan proposal pengabdian DIKTIS.
Bidang pendidikan dan pelayanan masyarakat melaksanakan dan
mengkoordinasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi
diartikan sebagai pengamalan IPTEKS secara melembaga melalui metode
ilmiah langsung kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam upaya
mensukseskan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat
yang makmur dan sejahtera. Program pengabdian masyarakat dilaksanakan
dengan cara memanfaatkan dan menerapkan hasil penelitian maupun hasil
pendidikan perguruan tinggi. Dalam rangka melaksankan kegiatan pengabdian
dan menggiatkan program strategis dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dan membantu mempercepat pembangunan masyarakat, LPM
telah merintis dan menjalin kerjasama dengan dinas/instansi/lembaga terkait dan
menindaklanjuti dengan berbagai kegiatan. Tujuan pokok program ini, selain
untuk mengembangkan saling pengertian antar lembaga dalam melakukan
tugas pembinaan di masyarakat, juga untuk memperoleh dana bagi kelancaran
52
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.Pemberdayaan pusat
pengabdian di lingkungan P3M- STAIN Majene
a. Meningkatkan dan mengembangkan serta penerapan ilmu pengetahuan
teknologi dan budaya sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat.
b. Memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi untuk kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
c. Mengembangkan sistem dokumentasi dan informasi tentang proses dan
hasil kegiatan pengabdian dan pengembangan potensi masyarakat.
d. Memantapkan jaringan kerjasama dengan PTN/PTS, dunia usaha, dan
instansi pemerintah, serta lembaga- lembaga internasional
e. Pemberdayaan potensi kelompok-kelompok masyarakat
f. Pemanfaatan potensi STAIN MAJENE secara sinergis dan bekerjasama
dengan pihak luar dalam rangka penggalangan dana untuk kegiatan
pengabdian masyarakat
F. Pengembangan Kerjasama dengan Pihak Lain
Untuk menjadikan STAIN Majene sebagai lembaga yang terkemuka dalam
pengembangan ilmu pengetahuan maka diperlukan kerjasama dengan berbagai
pihak dalam lingkup Internasional, nasional, dan regional/lokal.
Pada tataran Internasional pengembangan STAIN Majene Sulawesi Barat
diarahkan pada : (a) pengembangan kerjasama dalam bentuk pertukaran
dosen dan mahasiswa, penelitian, publikasi ilmiah, dan pertukaran informasi
ilmiah antara STAIN Majene dengan perguruan tinggi Islam di Timur Tengah,
Asia Timur, Asia Tenggara, dan Australia. (b) Mengembangkan kerjasama
dengan pemerintah negara lain dalam kerangka pengembangan STAIN Majene
sebagai suatu perguruan tinggi. (c) Mengembangkan kerjasama dengan
organisasi non pemerintah lintas negara dalam kerangka pengembangan
akademik.
Pada tataran Nasional pengembangan STAIN Majene diarahkan pada :
(a) Mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah tingkat pusat
dalam aktivitas yang saling menguntungkan.(b) Mengembangkan kerjasama
dengan institusi pendidikan lain baik PTN, PTM, maupun PTS lain untuk
53
meningkatkan sinergi pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. (C)
Mengembangkan kerjasama dengan pusat-pusat pengembangan ilmu
pengetahuan baik institusi pendidikan maupun institusi penelitian/institusi
pengembangan ilmu. (d) Mengembangkan kerjasama dengan perusahaan
nasional maupun multinasional yang ada di Indonesia yang saling
menguntungkan, dan (e) Mengembangkankerjasama dengan organisasi non
pemerintah lingkup nasional dalam kerangka pengembangan akademik.
Pada tataran Regional/Lokal pengembangan STAIN Majene diarahkan pada
(a) Mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah provinsi dan
kabupaten yang saling menguntungkan. (b) Mengembangkan kerjasama dengan
institusi pendidikan di tingkat regional maupun lokal. (c) Mengembangkan
kerjasama dengan pusat pengembangan ilmu pengetahuan setempat, dan (d)
Mengembangkan kerjasama dengan perusahaan dan organisasi non pemerintah
lingkup regional/lokal.
G. Pengembangan Kemahasiswaan
Tujuan Pengembangan: Meningkatkan jumlah dan kualitas calon mahasiswa
yang diterima dan Meningkatkan produktivitas pendidikan. Sasaran: Pada 5-20
tahun kedepan diproyeksikan jumlah mahasiswa yang diterima stabil. Kebijakan
ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu lulusan. Dengan
jumlah yang diterima, maka akan mempermudah penyusunan perencanaan dan
upaya untuk meningkatkan mutu akademik. Rata-rata lama studi 4,5 – 5,5 tahun
dan terus diusahakan makin mendekati ketepatan waktunya (4 – 5 tahun).
Mahasiswa sebagai salah satu komponen sivitas akademika STAIN Majene
yang memiliki karakteristik bersifat heterogen, kedudukan dan fungsinya sangat
strategis untuk dibina dan dikembangkan. Mereka sebagai Sumber Daya Manusia
(SDM), yang potensial untuk ditingkatkan daya kreativitasnya agar kelak menjadi
lulusan yang sesuai dengan tujuan diselenggarakan pendidikan di STAIN Majene
dan tujuan Pendidikan Nasional. Untuk menuju ke sana perlu diupayakan suasana
kampus yang sekondusif mungkin dalam bentuk kegiatan kurikuler, ko-
kurikuler dan ektrakurikuler yang utuh.
54
Tujuan utama pelayanan akademik baik dalam bentuk kurikuler maupun
kokurikuler ialah mengantarkan mahasiswa mencapai tingkat kesarjanaan,
sedangkan pembinaan dan pengembangan mahasiswa dalam bentuk
ektrakurikuler ialah mempermatang keperibadian mahasiswa sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan untuk melahirkan lulusan sesuai dengan cita-cita serta
tujuan pendidikan di STAIN Majene.
Hakekat pembinaan mahasiswa STAIN Majene adalah suatu usaha yang
sistematis bagi penciptaan iklim dan kondisi yang memberikan kemungkinan bagi
pengembangan diri mahasiswa dalam membentuk diri sendiri, sejalan
dengan peranan dan tujuan STAIN Majene maupun Pendidikan Nasional.
Pembinaan ini bertujuan untuk membentuk akademisi muslim yang
berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat
dan agama, secara khusus tujuan pembinaan mahasiswa di harapkan dapat (a)
Terbinanya keperibadian akademik muslim yang cakap dan sadar menjalankan
tugas pengabdian, (b) Terbitnya suasana kehidupan kemahasiswaan yang
harmonis dan kondusif bagi pengembangan nilai keilmuan dan ke islaman dan
(c) Terbina generasi penerus perserikatan yang sanggup menlanjutkan
gerakan amal usaha sebagai kader umat dan kader bangsa.
Kegiatan pembinaan kemahasiswaan STAIN Majene dilakukan berdasarkan
pedoman dari DiKetuaat Jendral Pendidikan Tinggi Agama Islam. Kegiatan
pembinaan kemahasiswaan yang dilakukan meliputi :
Pertama, Pembinaan sikap dan kegiatan mahasiswa. Pada aspek ini
Pembinaan kemahasiswaan diarahkan pada: (a) Pembinaan sikap mental dan
orientasi mahasiswa. Disamping itu penalaran mahasiswa dikembangkan guna
membentuk sikap dan orientasi ilmiah, serta insan cendekiawan yang mantap
dikelak kemudian hari, yaitu dengan jalan menyelenggarakan seminar-seminar
ilmiah, diskusi, panel, riset dan sebagainya yang bertemakan masalah-masalah
sosial, keagamaan maupun masalah bidang studi baik yang dihadapi pada
dewasa ini maupun yang akan datang. Pembinaan kemahasiswaan itu juga untuk
mempersiapkan sikap dan perilaku profesionalisme yang ditekuni para
mahasiswa, khususnya yang dibidang yang berhubungan dengan disiplin ilmunya.
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa akan memiliki daya tanggap dan
55
kepekaan serta orientasi yang cukup tinggi terhadap masalah-masalah
keilmuan, kemasyarakatan dan keagamaan maupun dalam berbagai bidang
studi yang berkembang dewasa ini. (b) Pembinaan aspek sosio budaya
ketrampilan mahasiswa. Pengembangan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan-
kegiatan generasi muda pada umumnya amat diperlukan, baik pada peringkat
lokal, nasional, regional maupun internasional. Seperti misalnya
mengikutsertakan para mahasiswa dalam program pertukaran pemuda dan
mahasiswa ASEAN, atau pada ruang lingkup internasional. Dengan demikian para
mahasiswa akan lebih banyak mengenal lingkungan sosial budaya diluar dirinya
dan kemudian membandingkan dengan lingkungan sosial dalam dirinya, serta
mampu mengidentifikasi lingkungan sosial budaya masing-masing. Hal ini
merupakan wahana yang paling tepat untuk menampilkan dan menunjukkan
kreatifitas serta keterampilan mereka dibidang seni dan budaya kepada dunia
luar. Akhirnya kegiatan tersebut akan menciptakan cakrawala pemikiran dan
pandangan yang cukup luas bagi para mahasiswa. (c) Pembinaan kelembagaan
kreatifitas mahasiswa. Kegiatan-kegiatan mahasiswa di luar perkuliahan dan
praktikum mutlak memerlukan dukungan, pembinaan dan bimbingan. Kesemuanya
itu disalurkan melalui lembaga-lembaga yang ada, seperti Senat Mahasiswa
Perguruan Tinggi (SMPT), Senat Mahasiswa (SEMA), dan unit-unit aktivitas
lainnya, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut mampu memberi arti bagi upaya
pembinaan mahasiswa secara keseluruhan. Dan (d) Pembinaan kegiatan
penunjang, berupa pengembangan kegiatan karya inovatif produktif, pameran
karya ilmiah, pameran alat-alat peraga, pengembangan prestasi dalam kegiatan
olah raga dan seni budaya baik pada peringkat lokal maupun nasional. Hal itu
dimaksudkan agar kegiatan STAIN Majene lebih mendapatkan pengakuan dimata
masyarakat. Disamping itu mahasiswa STAIN Majene dapat mengkomunikasikan,
menampilkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang meraka peroleh selama
dibangku kuliah dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, Pembinaan Kesejahteraan Mahasiswa. Pada aspek ini diharapkan
mahasiswa dapat; (a) Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar mahasiswa yang
meliputi koperasi mahasiswa, poliklinik mahasiswa, pemberian beasiswa bagi
mahasiswa yang berprestasi dan sebagainya. (b) Meningkatkan pelayanan
56
kebutuhan pengembangan pribadi mahasiswa yang telah ditempuh lewat
bimbingan dan konseling bagi mahasiswa, himpunan mahasiswa pecinta alam,
resimen mahasiswa, kemah kerja, olah raga, kesenian dan sebagainya, dan (c)
Mengefektifkan pembinaan sarana penunjang kegiatan kesejahteraan dan
pelayanan mahasiswa. Pengembangan kegiatan yang bersifat
keagamaan/kerohanian seperti Ramadhan di kampus, Darul Arkom dan
sebagainya. Demikian pula kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial seperti bakti
sosial.
H. Bidang Kerumahtanggaan
Sesuai dengan PP No. 04 tahun 2014 tentang Pendidikan Tinggi. Statuta
pada STAIN Majene terdiri atas :
a. Unsur Pimpinan: Ketua dan Pembantu Ketua;
b. Senat;
c. Penelitian dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
d. Administrasi: Biro
e. Pelaksana Tugas
Menyadari bahwa keberhasilan peningkatan status dan pengembangan
STAIN Majene dan rencana pengembangan selanjutnya, perlu ditunjang oleh
suatu organisasi yang mantap dan baik, maka dirasa perlu mengadakan
perubahan struktur organisasi yang ada. Struktur organisasi STAIN Majene secara
bertahap akan mengikuti dan menyesuaikan serta berpedoman pada Peraturan
Menteri Agama Nomor 34 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 22 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja STAIN Majene
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 843) Titik berat konsep
pengembangan bidang kerumahtanggaan STAIN Majene meliputi bidang:
Pengelolaan (management), Administrasi dan Pelayanan. Secara spesifik
pengembangan ini meliputi aspek-aspek: (a) Pembinaan administrasi personalia,
secara periodik dan rutin perlu dilakukan guna menambah pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan bidang tugas masing-masing. (b) Pembinaan
administrasi umum dan administrasi keuangan (sebagaimana ketentuan yang
57
ditetapkan dan (c) Peningkatan kemampuan administrasi pelayanan
pendidikan/akademik. Dengan demikian program-program lain yang juga
menunjang pengembangan bidang kerumahtanggaan STAIN Majene, akan tetap
berorientasi pada ketiga hal di atas. Walaupun demikian peogram- program
yang sedang dilaksanakan saat ini akan tetap berpedoman pada PP.
No. 30 tahun 1990 dan Qoidah Perguruan Tinggi, serta ketentuan-ketentuan
atau kebijaksanaan- kebijaksanaan yang telah diterapkan. Dengan demikian
perencanaan dan pengembangan pada masa mendatang akan menuju ke arah
efisiensi, kreativitas dan produktivitas kerja.
I. Pembiayaan
Kemampuan keuangan yang ada, menunjukkan bahwa STAIN Majene dapat
mengembangkan diri walaupun menghadapi berbagai masalah dan tantangan.
Dengan demikian keterbatasan tersedianya biaya, STAIN Majene berusaha
mencapai apa yang telah dikemukakan dalam bab perencanaan. Pembiayaan
pendidikan termasuk kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan
lainnya sampai saat ini dapat berjalan lancar. Namun disamping itu harus diakui
bahwa ditinjau dari segi sumber pembiayaan, STAIN Majene masih cukup rentan.
Sebab 90 persen sumber pembiayannya adalah dari mahasiswa. Baik itu berupa
SPP maupun Dana Pengembangan Pendidikan (DPP). Sedangkan 10 persennya
adalah dari sumber- sumber lain yang bersifat insidential. Dari dana yang ada
tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan rutin sedangkan
sisanya untuk dana pembangunan dan pengembangan. Untuk masa-masa yang
akan datang, pengeluaran rutin akan sentiasa semakin membengkak. Hal ini
disebabkan oleh: Unit-unit pembangunan semakin banyak dan semakin “menua”
konsekuensinya biaya pemeliharaan dan perawatan akan semakin membengkak
sesuai jumlah karyawan, masa kerja dan golongan kepangkatan mereka dari
tahun ke tahun akan semakin naik, konsekuensinya pengeluaran untuk gaji
karyawan juga akan semakin naik. Dengan kecenderungan di atas, STAIN Majene
tidak bisa hanya mengandalkan sumber pembiayaan dari mahasiswa yang sifatnya
flutuatif. Untuk jangka panjang STAIN Majene perlu menyusun kembali struktur
anggarannya. Khususnya pada aspek sumber pembiayaan. Untuk itu mulai
58
tahun anggaran 1996 yang lalu Universitas mengambil kebijakan surplus
buget, artinya dari setiap tahun anggaran harus ada saving yang secara
bertahap dapat digunakan untuk membangun sumber biaya alternatif dalam
bentuk investasi yang menguntungkan. Pada gilirannya hasil investasi tersebut
dapat mengurangi ketergantungan STAIN Majene dari sumber pembiayaan hampir
satu-satunya, yaitu berasal dari mahasiswa.
Dari pengalaman pengelolaan biaya akademik dan non akademik maka
program biaya pengembangan yang direncanakan bila dihitung dalam presentase
dari jumlah keseluruhan biaya akan terlihat sebagai berikut:
Tabel 3
Biaya Program Pengembangan 5 Tahun Pertama
No
Program / Proyek (%)
Jumlah Keseluruhan 100
No
Program / Proyek (%)
1. Pengembangan Staf Edukatif 15
2. Pengembangan staf non edukatif 5
3. Pengembangan Pembinaan Mahasiswa 10
4. Pengembangan Kurikulum dan Proses Belajar Mengajar
(termasuk pengembangan system kendali mutu akademik)
10
5. Pengembangan Perpustakaan 10
6. Pengembangan Penelitian 10
7. Pengembangan Pengabdian pada masyarakat 5
8. Pengembangan prasarana dan pemeliharaan gedung
Ruang pimpinan
Ruang fasilitas pelaksana
Ruang fasilitas penunjang
10
9. Pengembangan peralatan
Alat-alat kantor
Perlengkapan pendidikan/pengajaran
Kendaraan
15
10. Saving 10
59
Bagian Kelima
JAMINAN MUTU,
MONITORING EVALUASI DAN PENGHARGAAN
A. Jaminan dan Pengendalian Mutu
Substansi jaminan dan pengendalian Pengembangan STAIN Majene
berdasarkan pada pengendalian mutu pada tiga aspek Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Pengendalian mutu penelitian dan penerbitan misalnya mengacu pada
Tugas Pokok Penjaminan Mutu (P2M). Peraturan Menteri Agama RI Nomor 7
Tahun 2013, Pasal 70 LPM/P2M mempunyai tugas mengkoordinasikan,
mengendalikan, mengaudit, memantau, menilai, dan mengembangkan mutu
penyelenggaraan kegiatan akademik. Dalam menyelenggarakan tugas, P2M
menyelenggarakan fungsi: pelaksanaan penyusunan rencana, evaluasi program
dan anggaran, serta pelaporan; pelaksanaan pengembangan mutu akademik;
pelaksanaan audit, pemantauan, dan penilaian mutu akademik; dan pelaksanaan
administrasi lembaga. P2M STAIN Majene memiliki dua pusat. Pusat
Pengembangan Standar Mutu mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
mutu akademik. Pusat Audit dan Pengendalian Mutu Akademik mempunyai tugas
melaksanakan audit dan pengendalian mutu akademik.
Sementara itu, STAIN Majene dapat memberikan penghargaan bagi
peneliti dari hasil penelitian yang dinilai memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu dan/atau memberikan manfaat bagi masyarakat. Peraturan
Menteri Agama RI Nomor 55 Tahun 2014 menekankan agar penelitian
menjunjung tinggi kode etik penelitian dan terbebas dari plagiarism serta
manipulasi penelitian. Selebihnya, STAIN Majene berusaha memfasilitasi kemitraan
penelitian dengan pemerintah, dunia usaha, industri, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga-lembaga donor, dan lembaga/organisasi lain serta
masyarakat.
B Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan keharusan dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian dan penerbitan. Hal ini dilakukan untuk memonitor kegiatan
60
agar sesuai dengan jaminan mutu dan sekaligus evaluasi kegiatan untuk
pengendalian mutu agar output dan outcome hasil penelitian yang telah
direncanakan dapat tercapai. Monev dilakukan oleh lingkungan internal dan
eksternal. Monev internal (monevin) dilakukan untuk pemantauan kegiatan
penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penelitian.
Monev eksternal dilakukan sebagai review kegiatan penelitian dan penerbitan
tahun berjalan bagi perbaikan pelaksanaa pada tahun berikutnya. Monev internal
dan eksternal dilakukan oleh ahli/pakar dari kalangan profesional.
Monev erat hubungannya dengan instrument standar penelitian. Pedoman
akademik (academic plan) dan renstra STAIN Majene telah menggarisbawahi
pentingnya pelaksanaan monev melalui berbagai instrument penilaian. Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi telah menetapkan standar nasional
penelitian. Adapun standar nasional penelitian yang menjadi basis monev dalam
penyelenggaraan penelitian sebagaimana dalam uraian di bawah ini.
1. Standar Hasil
a. Standar minimal mutu hasil pengembangan IPTEK, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;
b. Pemenuhan kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi
keilmuan dan budaya akademik;
c. Desiminasi melalui seminar, publikasi, paten, dan lain-lain.
2. Standar Isi
a. Kriteria minimal tentang kedalaman dan keluasan materi;
b. Kedalaman dan keluasan materi meliputi materi dasar dan materi
terapan;
c. Materi penelitian dasar berorientasi pada luaran penelitian yang berupa
penemuan untuk antisipasi gejala, fenomena, kaidah, model, atau postulat
baru;
d. Materi penelitian terapa berorientasi pada luaran penelitian yang berupa
inovasi serta pengembangan IPTEK yang bermanfaat bagi masyarakat,
dunia usaha, dan atau industri;
61
e. Materi penelitian dasar dan terapan mencakup kajian khusus untuk
kepentingan nasional;
f. Materi pada penelitian dasar dan terapan memuat prinsip-prinsip
manfaat, mutakhir, dan antisipasi kebutuhan mendatang.
3. Standar Proses
a. Kriteria minimal tentang kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan;
b. Kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis
sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik;
c. Kegiatan mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan.
4. Standar Penilaian
Kriteria minimal penilaian proses dan hasil penelitian;
a. Penilaian proses dan hasil penelitian dilakukan secara terintegrasi dengan
prinsip penilaian: (a) Edukatif, penilaian untuk motivasi peneliti agar terus
meningkatkan mutu; (b) Objektif, penilaian berdasarkan kriteria yang bebas
dari pengaruh subjektivitas; (c) Akuntabel, penilaian penelitian dengan
kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; dan (d)
Transparan, penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses
olehsemua pemangku kepentingan;
b. Penilaian proses dan hasil penelitian harus memperhatikan kesesuaian
dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian;
c. Penilaian penelitian dilakukan dengan metode dan istrumen yang relevan,
akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan
pencapaian kinerja hasil penelitian.
5. Standar Peneliti
a. Kriteria minimal kemampuan peneliti untuk pelaksanaan penelitian;
b. Peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi
penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta
tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian;
62
c. Kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan: 1) kualifikasi akademik; dan
2) hasil penelitian;
d. Kemampuan peneliti menentukan kewenangan melaksanakan penelitian.
6. Standar Sarana dan Prasarana
a. Kriteria minimal sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang
kebutuhan isi dan proses penelitian dalam rangka memenuhi hasil
penelitian;
b. Sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas STAIN Majene yang
digunakan untuk memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait dengan
bidang ilmu program studi;
c. Sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas STAIN Majene yang
dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat;
d. Sarana dan prasarana harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja,
kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat dan
lingkungan.
7. Standar Pengelolaan
a. Kriteria minimal perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan
dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan penelitian;
b . Pengelolaan penelitian dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk
kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian;
c . Kelembagaan adalah lembaga penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
Lembaga penelitian wajib:
a. Menyusunda n mengembangkan rencana program penelitian sesuai dengan
rencana strategis penelitian;
b. Menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan dan sistem
penjaminan mutu internal penelitian;
c. Memfasilitasi pelaksanaan penelitian;
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian;
63
e. Melakukan desiminasi hasil penelitian;
f. Memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan
penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan hak kekayaan intelektual
(HaKI);
g. Memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi;
h. Melaporkan kegiatan penelitian yang dikelolanya.
8. Standar Pendanaan dan Pembiayaan
Kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan
penelitian STAIN Majene wajib menyediakan dana penelitian internal. Pendanaan
penelitian dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik
di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat. Pendanaan
penelitian digunakan untuk membiayai: 1) Perencanaan penelitian; 2)
Pelaksanaan penelitian;3) Pengendalian penelitian; 4) Pemantauan dan evaluasi
penelitian; 5) Pelaporan hasil penelitian; dan 6) Diseminasi hasil penelitian.
Pelaksanaan monev diupayakan memenuhi komponen standar nasional penelitian
yang telah disebutkan terdahulu.
C. Sistem Penghargaan
STAIN Majene wajib memberikan penghargaan (reward) kepada
dosen/peneliti berprestasi. Terdepat sejumlah ketentuan peraturan yang
mewajibkan STAIN Majene memberikan penghargaan. Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Pasal 12 Ayat (1) Dalam
meningkatkan keahlian, kepakaran, serta kompetensi manusia dan
pengorganisasiannya, setiap unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi
bertanggung jawab mengembangkan struktur dan strata keahlian, jenjang karier
sumber daya manusia, serta menerapkan sistem penghargaan dan sanksi yang
adil di lingkungannya sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi; Pasal 24 Ayat (2) Setiap warga negara yang melakukan
penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
64
mempunyai hak memperoleh penghargaan yang layak dari pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat sesuai dengan kinerja yang dihasilkan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 40 Ayat (1) Pendidik dan tenaga
kependidikan berhak memperoleh: penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja (poin b); Pasal 43 Ayat (1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan,
pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Pasal 50 Ayat
(1) Kelembagaan [sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2)] wajib
memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi (Poin g). Bahkan,
Peraturan Menteri Agama RI Nomor 55 Tahun 2014 dalam Pasal 10 menegaskan
STAIN Majene dapat memberikan penghargaan bagi peneliti dari hasil penelitian
yang dinilai memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan/atau
memberikan manfaat bagi masyarakat. Penghargaan dapat berupa biaya
pengembangan, piagam, atau dukungan sarana dan prasarana.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015
tentang Statuta STAIN Majene Pasal 22 menyatakan: (1) STAIN Majene dapat
memberikan penghargaan kepada dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan serta
pihak lain baik lembaga maupun perorangan, yang dinilai berjasa atau berprestasi
dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi; (2) Penghargaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa penghargaan kesetiaan, penghargaan
prestasi akademik dan/atau non akademik; dan (3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Ketua.
Penerapan sistem penghargaan bagi dosen/peneliti yang berprestasi perlu
dibentuk dewan kehormatan akademik atau dewan penelitian yang melibatkan
Guru Besar. Dalam dewan ini dirumuskan berbagai kode etik terkait dengan
kegiatan penelitian. Termasuk dirumuskan pula kriteria atau indikator-indikator
dosen/peneliti berprestasi. Sebagaimana halnya Kementerian Agama RI
menyelenggarakan kualifikasi Dosen Teladan Nasional pada tahun 2017.
65
Bagian Keenam
P E N U T U P
Perumusan RIP-P STAIN Majene merupakan bagian penting dalam
menentukan arah dan kebijakan serta tata kelola pengembangan Pusat
Penelitian dan Penerbitan P2M periode 2015-2019. Secara eksplisit, RIP-P STAIN
Majene mengarahkan pengembangan penelitian bagi peningkatan kualitas,
relevansi dan daya saing Pendidikan Tinggi Islam. Isu strategis yang diusung
STAIN Majene meliputi internasionalisasi, tata kelola yang sehat, pelaksanaan
berbasis mutu, dan character building berparadigma wahyu memandu ilmu.
Mandat STAIN Majene diturunkan dalam rencana strategis Pusat Penelitian dan
Penerbitan P2M dengan mengakat beberapa isu utama, yakni revitalisasi arah
dan kebijakan serta tata kelola penelitian dan penerbitan, penguatan SDM
peneliti dan pengelolaan penelitian dan penerbitan, peningkatan kerjasama dan
kemitraan dalam penelitian dan penerbitan, dan pengembangan insfrastruktur
penelitian dan penerbitan. Rumusan ini melahirkan beberapa program strategis,
yakni penelitian reguler, penelitian kolaboratif dan penelitian unggulan, termasuk
unggulan di Asia Tenggara tahun 2019.
Periode keberlangsungan RIP-P STAIN Majene tahun 2015-2019
membutuhkan penguatan regulasi. Oleh karena itu, pelaksanaan RIP-P ini
perlu ditopang oleh pedoman penjaminan mutu, manual prosedur dan intruksi
kerja pelaksanaan penelitian, dan lain- lain. Pasca kegiatan penelitian perlu
diatur mekanisme desiminasi hasil penelitian melalui ekspose dan penerbitan
atau publikasi ilmiah dalam bentu jurnal terakreditasi maupun penerbitan buku.
Selebihnya, harus diperhatika ketentuan pengurusan HKI atau hak paten, dan
system pemberian penghargaan bagi peneliti berprestasi.
Perumusan RIP-P dengan berbagai turunannya diharapkan menjadi
pegangan bagi pencapaian visi dan misi serta tujuan STAIN Majene. Beberapa hal
yang belum dirumuskan dalam buku ini akan ditentukan kemudian dalam
ketetapan lain. Atau akan dicantumkan melalui revisi di masa mendatang.
Akhirnya, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
perumusan RIP-P ini. Saran dan masukan agar di sampaikan kepada Pusat
Penjaminan Mutu STAIN Majene.
66
Lampiran: I