Simulasi Failover Link pada Routing Protocol -...
Transcript of Simulasi Failover Link pada Routing Protocol -...
Simulasi Failover Link pada Routing Protocol
OSPFv2
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Yudhi Trihandian (672008133)
Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2016
Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2
Artikel Ilmiah
diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Yudhi Trihandian (672008133)
Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2016
1
2
Pernyataan
3
Artikel Ilmiah berikut ini :
Judul : Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2
Pembimbing : Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom.
adalah benar hasil karya saya :
Nama : Yudhi Trihandian
NIM : 672008133
Saya menyatakan tidak mengambil sebagian atau seluruhnya dari hasil karya
orang lain kecuali sebagaimana yang tertulis pada daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam penulisan artikel ilmiah.
Salatiga, 30 April 2016
Yang memberi pernyataan,
Yudhi Trihandian
4
5
6
7
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi sudah berkembang dengan pesat
khususnya pada teknologi komunikasi. Kebutuhan pada teknologi
komunikasi tidak terbatas pada masing-masing individu saja, tetapi dengan
tujuan memperlancar arus informasi. Jaringan komputer memudahkan
penyebaran informasi antara jaringan satu ke jaringan lainnya walaupun
letaknya berjauhan.
Suatu perusahaan atau perbankkan yang sedang berkembang menjadi
perusahaan yang besar, dituntut memiliki suatu jaringan koneksi yang saling
terhubung untuk digunakan berkomunikasi, pengiriman informasi dan
pertukaran data dari cabang menuju kantor pusat maupun sebaliknya.
Koneksi jaringan yang stabil dan selalu berjalan terus menerus merupakan
wujud dari jaringan koneksi yang baik. Karena dalam pertukaran data
maupun informasi suatu perbankkan atau perusahaan besar yang memiliki
beberapa cabang disetiap wilayah yang berbeda seharusnya selalu dalam
kondisi koneksi yang berjalan terus menerus, stabil, supaya data maupun
informasi yang dikirimkan dapat diterima tepat waktu. Maka dari itu
diperlukan koneksi jaringan yang stabil, dan avaibility. Apabila dalam
pertukaran data dan informasi terdapat gangguan koneksi akan menyebabkan
kerugian berupa kekeliruan penyampaian informasi atau terhambatnya proses
pertukaran data yang sangat penting dalam suatu perbankkan atau
perusahaan-perusahaan besar yang dituntut selalu melakukan pertukaran data
dan informasi ke setiap cabang-cabang. Kondisi jaringan yang ada antara
kantor pusat dengan seluruh kantor cabang yang tersebar di setiap wilayah
yang berbeda sudah terkoneksi, akan tetapi muncul suatu masalah dimana
ketika terjadi gangguan koneksi pada jaringan utama kantor pusat, maka
seluruh kantor cabang tidak bisa melakukan pertukaran data dan informasi.
Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem yang memanfaatkan teknologi
yang dapat mengatasi masalah apabila jaringan utama kantor pusat
mengalami gangguan ada jaringan pengganti untuk jalur pengiriman data.
Maka diterapkanlah teknologi jaringan failover link yang diharapkan dapat
mengatasi permasalahan yang terjadi, sistem ini bertujuan untuk memberikan
koneksi yang terjaga dan kestabilan pada jaringan perbankkan maupun
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan informasi yang cepat dan selalu
terjaga koneksinya, karena dengan adanya backup link merupakan pengganti
jalur jaringan jika main link mengalami gangguan koneksi.
Berdasarkan beberapa masalah disebutkan, maka penulis tertarik untuk
menganalisis kelebihan dan kegunaan teknologi failover link sebagai solusi
mengatasi permasalahan jaringan serta bagaimana dampak yang didapatkan
apabila rancangan simulasi sistem failover link dapat diterapkan. Karena
semakin berkembangnya teknologi jaringan banyak metode-metode yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan jaringan. Dengan menggunakan
8
teknologi failover link ini, pengiriman data maupun informasi terjaga kualitas
koneksinya, karena failover link melakukan backup link secara otomatis
untuk menjaga koneksi jaringan utama apabila mengalami gangguan koneksi
maupun kerusakan jaringan pada main link. Konsep inilah yang nantinya
dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar maupun dalam suatu
perbankkan, sehingga kualitas koneksi dapat selalu dijaga.
2. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan
penelitian ini. Penelitian pertama terkait dengan pemanfaatan Failover link
yang berjudul “Implementasi Load Balancing dan Failover menggunakan
Mikrotik Router OS berdasarkan Multihomed Gateway pada Warung Internet
DIGA” [1]. Penelitian tersebut mengimplementasikan Load Balance dan
Failover yang mana traffic pada dua gateway tersebut dapat dibagi bebannya
secara seimbang dan perpindahan koneksi secara otomatis apabila satu ISP
mengalami kegagalan koneksi.
Penelitian yang kedua adalah “ Analisis dan Perancangan Jaringan
MPLS VPN menggunakan metode Failover Link ”[2]. Penelitian tersebut
mengimplementasikan Failover link pada perancangan aplikasi untuk
membackup data apabila main link mengalami gangguan dan merancang
jaringan VPN dan MPLS sebagai jalur backbone untuk melewati ke cabang-
cabang perusahaan yang tersebar di Yogyakarta.
Penelitian yang ketiga adalah “ Implementasi Failover Menggunakan
Jaringan VPN dan Metronet pada Astridogroup Indonesia ” [3]. Penelitian
tersebut mengimplementasikan teknologi Metrronet Fiber Optik dan VPN
sebagai jalur dua gateway koneksi yang apabila salah satu koneksi terdapat
gangguan maka ada backup link sedangkan untuk mengatur failover tersebut
digunakan router mikrotik.
Analisis dari rancangan simulasi failover link yang akan diterapkan
yaitu merancang 2 router menggunakan POP yang berbeda dalam satu ISP
dari salah satu layanan yang terhubung pada satu server pusat sehingga
koneksi pengiriman data tetap terjaga apabila main link router terdapat
gangguan backup link masih bisa berjalan untuk mengirimkan data karena
router backup selalu stand by [4].
Supaya suatu jaringan dapat berjalan atau terkoneksi dengan jaringan
lainnya harus ada suatu jaringan komputer yang diterapkan. Karena jaringan
komputer merupakan sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer
yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer,CPU), berkomunikasi
dan dapat mengakses informasi. Tujuan dari jaringan komputer adalah agar
dapat berkomunikasi antar jaringan sehingga mencapai tujuannya, setiap
bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan
(service). Sistem client-server digunakan pada hampir seluruh aplikasi
jaringan komputer, client adalah pihak yang meminta/menerima layanan
sedangkan server yang memberikan/mengirim layanan [5]. Untuk
menghubungkan komputer pusat dengan cabang-cabang yang tersebar
9
digunakan sebuah protokol supaya antar komputer dapat membaca IP dari
masing-masing komputer, tcp/ip yaitu protokol mengatur bagaimana sebuah
komputer berkomunikasi dengan komputer lain. Dalam jaringan komputer
kita dapat menggunakan banyak macam protokol, tetapi agar dua buah
komputer dapat berkomunikasi, keduanya perlu menggunakan suatu protokol
yang sama. Protokol befungsi mirip dengan bahasa. Agar dapat
berkomunikasi, orang-orang perlu berbicara dan mengerti bahasa yang sama.
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah
sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi
komunikasi data pada WAN [6].
Dalam pembahasan artikel ini membutuhkan jaringan untuk menjaga
koneksi data yang akan dikirimkan. Teknologi yang digunakan untuk
mengatasi masalah gangguan pada jaringan utama serta untuk
menggabungkan 2 VPN yang berbeda adalah Failover link merupakan
kemampuan sebuah system untuk dapat berpindah secara manual maupun
otomatis jika salah satu sistem mengalami kegagalan sehingga menjadi backup
untuk sistem yang mengalami kegagalan [7].
Gambar 1. Topologi teknologi Failover link dengan satu ISP
Pada gambar tersebut dapat dilihat sebuah LAN menggunakan dua jalur
pada satu jaringan ISP tetapi dengan POP yang berbeda. Jika Primary link
mengalami disconnect (putus) maka Secondary link akan berkerja menggantikan.
Jika Primary link sudah kembali normal maka jalur koneksi tersebut yang akan
digunakan kembali. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tujuan dari failover
link ini adalah digunakan sebagai backup link untuk menjaga availability koneksi
dalam suatu jaringan [8].
Dalam merancang simulasi failover link ini routing protocol yang
digunakan yaitu routing OSPF (Open Shortest Path First) merupakan protokol
routing link state dan digunakan untuk menghubungkan router-router yang
berada dalam satu Autonomous System (AS) sehingga protokol routing ini
termasuk juga kategori Interior Gateway Protocol (IGP). Autonomous System itu
sendiri merupakan kumpulan router-router yang berada dibawah kendali
administator dan strategi routing yang sama [9].
10
.
Gambar 2. Teknologi OSPF
Umumnya OSPF diterapkan pada jaringan skala besar karena memiliki
kemampuan untuk mencapai kondisiconvergence yang sangat cepat, baik pada
saat jaringan pertama dihidupkan maupun bila terjadi perubahan jaringan. Untuk
dapat menangani jaringan yang berskala besar, maka OSPF menggunakan
konsep area dalam implementasinya [10].
Untur bertukar informasi antar router OSPF memiliki 5 langkah dalam
setiap tahapannya. Berikut merupakan langkah-langkahnya: (1) Membentuk
Adjacency Router, adjacency router adalah router yang bertetangga atau yang
terdekat. Jadi prosesnya adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi
dengan router terdekat atau neighbour router. (2) Memilih BR dan BDR, DR
(Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router) akan menjadi pusat
komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Secara default
semua router OSPF memiliki nilai priority 1, dengan range 0-255. Range 0
menjamin router tidak akan pernah menjadi DR atau BDR, sedangkan 255
menjamin router menjadi DR. (3) Mengumpulkan state-state dalam jaringan,
pada jaringan yang menggunakan media broadcast, DR akan melayani setiap
router yang akan bertukar informasi dalam jaringan. Sebelum melakukan
pengiriman, terlebih dahulu ditentukan router yang akan menjadi master. (4)
Memilih rute terbaik untuk digunakan, untuk memilih rute yang terbaik,
parameter yang digunakan OSPF adalah cost. Metrik cost akan menggambarkan
seberapa dekat dan cepatnya sebuah router. (5) Menjaga informasi routing agar
tetap up to date, bertujuan untuk menjaga jika ada router yang sudah tidak valid
agar tidak lagi digunakan [11].
11
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam merancang penelitian ini adalah PPDIOO
(prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Dalam pengembangannya
terdapat enam tahap untuk merancang dengan metode tersebut diantaranya ; (1)
Prepare, tahapan ini merupakan tahap persiapan identifikasi masalah yang
terjadi pada penelitian, melakukan observasi tentang masalah yang terjadi dalam
suatu jaringan dalam penelitian. (2) Plan, tahapan ini merupakan rencana
merancang sistem jaringan yang akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan
masalah yang terjadi, serta kebutuhan perangkat keras yang digunakan untuk
merancang sistem tersebut. (3) Design, tahapan ini merupakan merancang
topologi jaringan/ arsitektur jaringan yang akan diterapkan. (4) Implement,
tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap design yaitu dengan
mengimplementasikan hasil design berupa simulasi router-router dengan
aplikasi cisco packet tracer yang saling terhubung membentuk jaringan failover
link. (5) Operate, tahapan ini merupakan pengujian dari implementasi sistem
jaringan yang telah dirancang supaya hasil yang didapatkan sesuai dengan
masalah yang terjadi. (6) Optimize, tahapan ini merupakan optimasi dari sistem
jaringan yang telah dirancang dan diimpelementasikan. Proses optimize
digunakan untuk memperbaiki suatu sistem supaya dalam implementasi
langsung dapat berjalan dengan optimal.
Gambar 3 Metode PPDIOO [12]
12
Berikut adalah Gambaran Umum Sistem serta infrastruktur rancangan
topologi jaringan failover link.
Gambar 4 Gambaran Topologi Failover link
Dari Gambar 4 dapat dijelaskan urutan kerja sistem. pada dasarnya ada
terdiri dari 3 jenis router yaitu CE, PE dan P router. CE (Customer Edge Router)
adalah peralatan mutahir oleh pengguna yang terkait dengan penyedia layanan
langsung, dan berfungsi sebagai router penukar atau stasiun terminal, router ini
terletak di site pelanggan.
PE (Provider Edge Router) adalah peralatan tepi dalam jaringan provider,
terkoneksi dengan CE secara langsung, PE terletak di tepi dari jaringan penyedia
layanan. P router adalah peralatan lengkap yang yang tidak terkait dengan CE
langsung di primer jaringan, hanya mengambil alih transmisi data dalam jaringan
primer, merupakan router utama dalam penyedia layanan dari suatu provider dan
merupakan router backbone.
a) Customer Router (CE) memberitahukan informasi rute dalam jaringan
pengguna untuk penyedia router (PE) melalui statis rute pada awalnya. Mengirim
informasi melalui router P terlebih dahulu sebelum menuju ke router pusat CE-
HO.
b) PE router dari suatu ISP memiliki 2 router yang mengggunakan 2 layanan
ISP yang berbeda sebagai antisipasi dari kegagalan koneksi salah satu layanan.
Salah satu router PE merupakan jalur utama jaringan dalam pengiriman data
13
menuju cabang maupun sebaliknya. Sedangkan satu routernya lagi merupakan
jalur pengganti yang selalu stand by untuk mengatasi masalah apabila jalur utama
mengalami gangguan. Router PE backup akan selalu otomatis gateway sewaktu-
waktu jalur utama mati atau mengalami gangguan.
c) Dalam jaringan primer, setiap router P sesudah melakukan inisialisasi
dengan router PE akan mendapatkan informasi dari penanda di luar paket data
untuk memutuskan next jump, jadi router P hanya menukar penanda dalam
jaringan primer.
d) Sebelum tiba di penentuan CE, P terakhir di rute menghilang di luar batas
dan lapisan yang sudah ditandai. Paket data tersebut akan dikirimkan ke
antarmuka relasional dan mengirim paket data ke tujuan.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan adalah bagian yang membahas tentang konfigurasi
pada router-router agar saling terhubung, pengujian dan hasil analisis pada masing
masing bagian. Melakukan konfigurasi IP address pada masing-masing interface
CE dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Konfigurasi IP masing-masing interface
Device FastEthernet0/0 FastEthernet0/1 CE- HO CE-BO
172.25.20.6/30 172.25.30.2/30
10.10.10.2/30
Setelah menentukan IP address pada masing-masing router untuk saling
berkomunikasi, maka langkah selanjutnya melakukan pengkodean pada masing-
masing router pada cisco packet tracer.
Kode Program 1 Konfigurasi IP router CE-BO dengan ospfv2
14
Kode program 1 menunjukkan konfigurasi ip router CE dari cabang untuk
menuju ke router CE-HO yaitu router kantor pusat melalui gi0/0 menggunakan
routing ospfv2..
Kode Program 2 Konfigurasi IP router CE-HO dengan ospfv2
Kode Program 2 menunjukan konfigurasi ip dengan routing ospf untuk
menghubungkan ke Komputer CE, ISP PE yang ada di PE-ISPA dan PE-ISPB
sehingga dapat saling berkomunikasi. Dengan ditunjukan pada konfigurasi ip
fa1/0, fa0/0, fa0/1.
Kode Program 3 Konfigurasi IP dan routing ospf v2 di router PE-ISPB
Kode program 3 menunjukkan konfigurasi ip untuk menghubungkan router
ke P-ISP Pusat dan router CE-HO menggunakan routing ospf. Untuk
menghubungkan ditunjukan dengan konfigurasi gig0/1 dan gig0/0. Merupakan
backup link dari jaringan utama.
15
Kode program 4 Konfigurasi IP dan routing ospfv2 di router PE-ISPA
Kode program 4 menunjukan konfigurasi IP di main link atau jaringan
utama yang menghubungkan antara router P-ISP Pusat dan CE-HO menggunakan
routing ospf ditunjukkan dengan konfigurasi gig0/1 dan gig0/0.
Kode program 5 Konfigurasi IP dan routing ospf di router P-ISP-Pusat (Backbone)
Kode program 5 menunjukkan konfigurasi IP dan routing ospf di router P-
ISP Pusat untuk menghubungkan antara router PE-ISPA, PE-ISPB, dan CE-BO
dengan mengkonfigurasi ip fa0/0, fa1/0, dan fa1/1.
16
Setelah melakukan konfigurasi IP pada masing-masing router, maka tanda
lampu pada tiap router akan berubah menjadi warna hijau yang berarti koneksi
sudah terhubung. Melakukan pengujian pada rancangan simulasi yang telah dibuat
untuk membuktikan koneksi antar router P, PE, CE sudah terhubung dapat dilihat
pada gambar 5.
Gambar 5 Topologi simulasi jaringan failover link yang sudah terhubung
Gambar 6 merupakan suatu rangkaian jaringan yang membedakan status
antara main link dan backup link. Untuk jaringan sebagai jalur main link melalui
PE-ISP A sedangkan backup link melalui jalur PE-ISP B.
Gambar 6 Status jaringan main link dan backup link pada failover
17
Hasil Pengujian
Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan pengujian koneksi dari hasil
konfigurasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 7 menampilkan
simulasi pengiriman data dengan main link dan backup link dengan status stand
by. Pengiriman berhasil melalui jalur main link karena merupakan status jaringan
utama.
Gambar 7 Simulasi pengiriman data melalui main link
Gambar 8 menampilkan pengujian koneksi dengan melakukan ping pada
router CE-HO menuju komputer CE-BO bahwa melalui main link ping yang
dilakukan berhasil maka koneksi berjalan.
Gambar 8 Ping IP dari CE-HO menuju Komp-BO melalui main link
Gambar 9 menampilkan simulasi sistem rancangan failover link seolah-
olah main link mengalami gangguan sehingga paket data yang dikirimkan ke
cabang-cabang masih bisa terkirim melalui jalur backup link di PE-ISP B dengan
status successfull.
18
Gambar 9 Simulasi main link mengalami gangguan
Gambar 10 menampilkan pengujian koneksi dengan melakukan ping pada
router CE-HO menuju komputer CE-BO dengan main link mengalami gangguan,
maka ping dapat berjalan melalui backup link ping yang dilakukan berhasil
dengan status success.
Gambar 10 Ping IP dari router CE-HO menuju Komp CE-BO melalui backup link
Gambar 11 menampilkan simulasi sistem rancangan failover link seolah-
olah backup link mengalami gangguan sehingga paket data yang dikirimkan ke
cabang-cabang masih bisa terkirim melalui jalur main link di PE-ISP B dengan
status successfull.
19
Gambar 11. Simulasi backup link mengalami gangguan
Gambar 12 menampilkan pengujian koneksi dengan melakukan ping
pada router CE-HO menuju komputer CE-BO setelah main link dihidupkan
kembali sedangkan backup link dimatikan, ping yang dilakukan berhasil dengan
status success.
Gambar 12. Ping IP melalui main link setelah backup mengalami gangguan
Berdasarkan dari hasil screen shot pengujian koneksi jaringan failover
dengan simulasi serta pengujian dengan melakukan ping dari CE-HO menuju CE-
BO begitupun sebaliknya diperoleh hasil bahwa koneksi failover dapat berjalan
untuk pengiriman informasi walaupun main link mengalami gangguan pengiriman
informasi masih tetap dapat berjalan melalui backup link dengan ditunjukkan
status success pada setiap screen shot uji coba koneksi jaringan dan otomatis
gateway apabila jaringan main link mengalami kegagalan koneksi.
20
5. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil pengujian dari Failover Link dengan
routing OSPFv2 dapat disimpulkan: (1) Perusahaan atau perbankkan yang
menggunakan teknologi failover link akan terbantu untuk mengatasi permasalahan
yaitu ketika terjadi gangguan jaringan pada link HO, maka pertukaran data dan
informasi HO ke BO tidak bisa dilakukan dikarenakan hanya memiliki satu jalur
ke arah ISP. (2) Failover link merupakan sebuah solusi untuk mengatasi masalah
bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan data secara akurat dan berjalan
terus-menerus karena link HO dibuat untuk memiliki dua jalur ke arah ISP. (3)
Dengan adanya failover link, diharapkan dapat meminimalisir terputusnya koneksi
jaringan pada link HO ke BO sehingga seluruh pertukaran data dan informasi
dapat berjalan dengan lancar. (4) Hasil pengujian failover menunjukan status
success sehingga failover dapat berjalan apabila main link mengalami gangguan.
21
6. Pustaka
[1] Jafar, M. 2013. Jaringan Komputer dan Pengertiannya. Ilmukomputer.com
[2] Zamzami, N. 2012. Implementasi Load Balancing Dan FailoverMenggunakan
Mikrotik Router OS Berdasarkan Multihomed Gateway Pada Warung
Internet Diga. Jurnal Tugas Akhir. Bandung : Politeknik Telkom.
[3] Lammle, T. 2013. CCNA Routing and Switching Study Guide. Chapter 8-9.
Indianapolis.
[4] Cisco. 2010. Implementing a Border Gateway Protocol Solution for ISP
Connectivity. CCNP Route Chapter 6. California, U.S.
[5] Satriyo. 2015. Analisis dan Perancangan Jaringan MPLS VPN Menggunakan
Metode Failover Link. Jurnal Tugas Akhir. Semarang; UNISBANK.
[6] Irfani, Sulistyanto, H. 2015. Impelementasi High Availability Server Dengan
Teknik Failover Virtual Computer Cluster. Jurnal Tugas Akhir. Surakarta;
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[7] Isador, Agni. 2014. Implementasi Failover Menggunakan Jaringan VPN dan
Metronet Pada Astridogroup Indonesia.