Skripsi skabies

8
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensititsasi Sarcoptes scabiei variety. hominis. 1 Skabies merupakan penyakit kulit menular yang terdapat di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Di negara yang sedang berkembang prevalensi scabies 6%-27% populasi umum. Skabies menyerang semua ras dan kelompok umur dan yang tersering adalah kelompok anak usia sekolah dan dewasa muda (remaja). Berdasarkan pengumpulan data Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) tahun 2001 dari 9 rumah sakit di 7 kota besar di Indonesia, diperoleh sebanyak 892 penderita skabies dengan insiden tertinggi pada kelompok usia sekolah (5-14 tahun) sebesar 54,6%. 2 Perkembangan penyakit ini juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah, tingkat higienitas yang buruk, kurangnya pengetahuan, dan kesalahan dalam diagnosis serta penatalaksanaan. 3,4 Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salep yang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi. Banyak sekali obat-obatan yang tersedia di pasaran. Namun, ada

Transcript of Skripsi skabies

Page 1: Skripsi skabies

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensititsasi

Sarcoptes scabiei variety. hominis.1 Skabies merupakan penyakit kulit menular yang

terdapat di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Di negara yang sedang

berkembang prevalensi scabies 6%-27% populasi umum. Skabies menyerang semua

ras dan kelompok umur dan yang tersering adalah kelompok anak usia sekolah dan

dewasa muda (remaja). Berdasarkan pengumpulan data Kelompok Studi Dermatologi

Anak Indonesia (KSDAI) tahun 2001 dari 9 rumah sakit di 7 kota besar di Indonesia,

diperoleh sebanyak 892 penderita skabies dengan insiden tertinggi pada kelompok

usia sekolah (5-14 tahun) sebesar 54,6%.2

Perkembangan penyakit ini juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi

yang rendah, tingkat higienitas yang buruk, kurangnya pengetahuan, dan kesalahan

dalam diagnosis serta penatalaksanaan.3,4 Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-

obatan berbentuk krim atau salep yang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi.

Banyak sekali obat-obatan yang tersedia di pasaran. Namun, ada beberapa syarat

yang harus dipenuhi antara lain; tidak berbau, efektif terhadap semua stadium kutu

(telur, larva maupun kutu dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, juga mudah

diperoleh dan murah harganya. Dalam penatalaksanaannya, berbagai modalitas

pengobatan telah digunakan, tetapi penelitian untuk menemukan skabisid yang ideal

masih dilakukan. Skabisid yang ideal harus efektif terhadap tungau dewasa dan telur,

mudah digunakan, secara oral, tidak menimbulkan iritasi, tidak beracun, ekonomis

dan aman untuk semua usia.5,6

Terapi yang digunakan saat ini ialah terapi topikal dengan menggunakan

benzil benzoat, krotamiton, lindan dan permetrin.7 Selain itu, obat oral anti-parasit

Ivermektin telah ditemukan dan menjadi agen skabisid yang efektif sebagai regimen

dosis tunggal atau dua dosis yang diberikan dengan jangka waktu dua minggu.8

Page 2: Skripsi skabies

2

Permetrin krim 5% telah digunakan sebagai skabisid yang lebih efektif

dibandingkan lindane dan disetujui Food Drugs Administration (FDA) untuk

pengobatan skabies. 9,10 Di negara-negara berkembang seperti India dimana penyakit

ini sebagian besar terjadi di kalangan masyarakat sosial ekonomi rendah, pengobatan

dengan permetrin dianggap sebagai pilihan yang mahal. Selain itu, pemakaian pada

tubuh selama berjam-jam menimbulkan ketidaknyamanan dan mengurangi

keteraturan pemakaian obat. Ivermektin diberikan secara oral dan memiliki

keuntungan yang lebih murah sehingga meningkatkan kepatuhan.11

Ivermektin pada awalnya dikembangkan sebagai antiparasit pada hewan dan

secara luas digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh

Sarcoptes scabiei. Sejak pertengahan 1980-an, ivermektin telah digunakan di seluruh

dunia untuk mengobati onchocerciasis dan strongyloidiasis. Hanya dua indikasi ini

sajalah yang disetujui FDA untuk penggunaan ivermektin. Penelitian yang membahas

mengenai berbagai terapi untuk skabies cukup jarang dilakukan. Sebuah tinjauan

cochrane menyimpulkan bahwa permetrin topical merupakan pengobatan yang lebih

efektif untuk skabies dibandingkan dengan ivermektin oral aataupun obat topikal

lainnya. Namun terdapat satu studi literatur mengenai membandingkan ivermectin

oral dengan permetrin topikal. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Usha

dan Gopalakrishan di India. Penelitian tersebut mencatat tingkat kesembuhan hanya

70 persen dengan dosis tunggal ivermectin dan tingkat kesembuhan 98 persen dengan

aplikasi tunggal permetrin topikal. Namun, jika dosis kedua ivermectin diberikan 1-2

minggu setelah yang pertama, tingkat penyembuhan meningkat menjadi 95 persen.

Terdapat hipotesis bahwa lebih rendahnya kemanjuran dosis tunggal ivermektin

tersebut dikarenakan ivermektin tidak membunuh telur yang belum menetas,

meskipun penelitian lainnya telah melaporkan tingkat kesembuhan lebih tinggi (93%)

dengan dosis tunggal ivermectin. 12

Pengobatan yang ideal seharusnya mempunyai efek yang kuat, cepat, dan

permanen dan tanpa efek samping. Atas pertimbangan hal diatas maka perlu kiranya

Page 3: Skripsi skabies

3

dilakukan penelitian lanjutan tentang pengobatan efektif pada scabies. Di Kalimantan

Barat hingga saat ini belum didapatkan data mengenai penelitian yang

membandingkan ivermektin oral dengan krim permetrin 5% topikal.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah penggunaan obat oral ivermektin memberikan hasil yang lebih baik

secara klinis terhadap pengobatan skabies dibandingkan dengan penggunaan obat

topikal krim permetrin 5%?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk membandingkan hasil pengobatan skabies menggunakan obat oral

ivermektin dengan obat topikal krim permetrin 5%.

2. Menganalisa perbedaan penyembuhan lesi skabies secara klinis pada penggunaan

ivermektin oral terhadap permetrin 5%.

1.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit: hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan

informasi mengenai alternatif pilihan pengobatan pada skabies dari segi harga,

efektifitas, dan keamanan pemakaian.

2. Bagi kalangan medis: data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan

untuk melakukan upaya edukatif kepada pasien

3. Bagi masyarakat: hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

masyarakat dan dapat menyadarkan masyarakat agar dapat melakukan tindakan

pencegahan dan pengobatan yang efektif terhadap santrinya.

4. Bagi Peneliti: sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

5. Bagi Fakultas: menambah koleksi rujukan bacaan bagi mahasiswa.

Page 4: Skripsi skabies

4

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko RP. Skabies. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, eds. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V. Jakarta: FKUI. 2008.

2. Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL,

Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI, 2003.p.62-79.

3. Meinking T, Taplin D. Scabies, infestation. Dalam: Schachner LA, Hansen

RC, editor. Pediatric Dermatology, edisi ke-2. NewYork: Churchill

Livingstone Inc., 1995.1347-89.

4. Sungkar S. Skabies. Dalam: Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan PKP Uji

Diri. Yayasan Penerbitan IDI. Jakarta: 1995

5. Sterling GB, Janniger CK, Kihiczak G. Neonatal scabies. Cutis 1990;45:229-

31.

6. Karthikeyan K. Treatment of scabies: Newer perspectives. Postgrad Med J

2005;81:7-11.

7. Roos TC, Alam M, Roos S, Merk HF, Bickers DR. Pharmacotherapy of

ectoparasitic infections. Drugs 2001;61:1067-88

8. Usha V, Gopalakrishnan NT. A comparative study of oral ivermectin and

topical permethrin cream in the treatment of scabies. J Am Acad Dermatol

2000;42:236-40

9. Zargari O, Golchai J, Sobhani A, Dehpour AR, Sadr-Ashkevari S, Alizadeh

N, et al. Comparison of the efficacy of topical 1% lindane vs 5% permethrin

in scabies: A randomized, double-blind study. Indian J Dermatol Venerol

Leprol 2006;72:33-6. 

10. Schultz MW, Gomez M, Hansen RC, Mills J, Menter A, Rodgers H, et al.

Comparative study of 5% permethrin cream and 1% lindane lotion for the

treatment of scabies. Arch Dermatol 1990;126:167-70

Page 5: Skripsi skabies

5

11. Ly F, Caumes E, Ndaw CA, Ndiaye B, Mahé A. Ivermectin verses benzyl

benzoate applied once or twice to treat human scabies in Dakar, Senegal: A

randomized controlled trial. Bull World Health Organ 2009;87:424-30

12. Diaz, Jorge MD; Lovato, Luis MD. Journal Scan: Ivermectin: A New

Treatment for the Seven-Year Itch. Emergency Medicine News: April 2011 -

Volume 33 - Issue 4 - p 26