tentir biokimia pernapasan_2

17
 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan  Annisafitria 1 Bismillahirrohmaanirrohiim…  Jangan lupa baca basmalah dulu ya….  Biar ilmunya berkah…. Aaamiiin….  ERNAPASAN Definisi pernapasan secara biokimia = Proses pertukaran udara dalam tubuh kita. Respirasi meliputi 4 proses, yaitu 1. Ventilasi paru-paru : masuk-keluarnya udara pernafasan antara atmosfir dan alveoli 2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah 3. Transport O2 dan CO2 oleh darah ke sel-sel tubuh 4. Pengaturan ventilasi - CO2 mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh kita. - Komposisi udara terbanyak adalah nitrogen (-+79%), oksigen (-+21%), dan gas2 lain yg sngat sedikit jumlahnya. HUKUM GAS - Gas- gas dalam tubuh mengikut i hukum Boyle, hkm Gay- Lussac, dan hkm Dalton a) Hukum boyle = jika T konstan, P x V= konstan. Jadi kalau P semakin turun, maka V semakin naik. b) Hukum Gay- Lussac = jika P konstan, V: T = konstan. Jadi kalau V naik, maka T juga ikutan naik. c) Hukum Dalton, merupakan gabungan dari hukum Boyle dan h. Gay- Lussac, disebut juga dengan hukum gas ideal P x V= nRT Ket: P= tekanan n= jumlah massa gas T= suhu R= konstanta ( 62,36) V= volume

Transcript of tentir biokimia pernapasan_2

Page 1: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 1/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

1

Bismillahirrohmaanirrohiim…  Jangan lupa baca basmalah dulu ya….   Biar ilmunya berkah….

Aaamiiin…. 

ERNAPASAN

Definisi pernapasan secara biokimia = Proses pertukaran udara dalam tubuh kita. Respirasi

meliputi 4 proses, yaitu

1.  Ventilasi paru-paru : masuk-keluarnya udara pernafasan antara atmosfir dan alveoli

2.  Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah

3.  Transport O2 dan CO2 oleh darah ke sel-sel tubuh

4.  Pengaturan ventilasi

- CO2 mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh kita.

- Komposisi udara terbanyak adalah nitrogen (-+79%), oksigen (-+21%), dan gas2 lain yg sngat

sedikit jumlahnya.

HUKUM GAS

- Gas- gas dalam tubuh mengikuti hukum Boyle, hkm Gay- Lussac, dan hkm Dalton

a)  Hukum boyle = jika T konstan, P x V= konstan. Jadi kalau P semakin turun, maka V

semakin naik.

b)  Hukum Gay- Lussac = jika P konstan, V: T = konstan. Jadi kalau V naik, maka T juga

ikutan naik.

c)  Hukum Dalton, merupakan gabungan dari hukum Boyle dan h. Gay- Lussac, disebut juga

dengan hukum gas idealP x V= nRT 

Ket: P= tekanan n= jumlah massa gas

T= suhu R= konstanta ( 62,36)

V= volume

Page 2: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 2/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

2

Tambahan:

Jika demam(suhu meningkat), maka tindakan pertama adalah

menurunkan suhu, supaya tekanan dan kondisi fisiologis lain dalam

tubuh normal, baru diberi perlakuan selanjutnya.

TEKANAN PARSIAL

  Yaitu tekanan yang ditimbulkan oleh suatu gas dalam suatu campuran gas.

  Presentase suatu gas dalam suatu campuran sebanding dengan tekanan gas tersebut.

Contohnya kadar nitrogen di udara sekitar 79 %, lebih banyak dibandingkan O2 ( sekitar

21%), maka tekanan parsial nitrogen lebih tinggi daripada tekanan parsial O2.

  Jika tekanan parsial makin tinggi, maka kelarutan suatu gas dalam cairan semakin tinggi.

  Kecepatan Difusi (Diffusion rate/DR) dipengaruhi:

a.  Perbedaan tekanan parsial gas dan tekanan gas antara alveoli dan darah

b.  Makin luas penampang gas-cairan, difusi makin cepat

c.  Jarak tempuh yang ditembus molekul-molekul panjang, difusi makin lambat

d.  Daya larut gas makin besar makin banyak molekul yang berdifusi, makin cepat

pergerakan kinetik dan makin besar kecepatan difusi.

  Tekanan parsial gas- gas dalam udara

  STEADY STATE EQUILIBRIUM

  Terjadi jika tekanan parsial= tekanan gas

Steady state equilibrium : jumlah molekul gas yang masuk dalam fasa cair = jumlah

molekul gas yang keluar dari fasa cair

  Ketika steady state equilibrium, terjadinya factor keseimbangan.

  Keseinbangan dipengaruhi oleh:

a.  Tekanan parsial gas b.Kelarutan gas

Page 3: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 3/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

3

►  Difusi Alveoli adalah ideal, dengan alasan :

1.  gas-gas mudah larut dalam lipid, membran sel banyak mengandung lipid, sehingga gas-

gas mudah larut dalam membran sel.

2.  Alveolus memiliki luas permukaan yang besar, sehingga memperbesar laju difusi

3.  Dinding alveoli sangat tipis, sehingga memperbesar laju difusi

►  Kecepatan Difusi (Diffusion rate/DR) dipengaruhi:

1.  Perbedaan tekanan parsial gas dan tekanan gas antara alveoli dan darah

2.  Luas penampang. Makin luas penampang gas-cairan, difusi makin cepat

3.  Jarak tempuh yang ditembus. Makin pendek jarak yang ditempuh molekul( tipis), maka

difusi makin cepat.

4.  Daya larut gas makin besar makin banyak molekul yang berdifusi, makin cepat

pergerakan kinetik dan makin besar kecepatan difusi.

►  Penyebab : perbedaan tekanan gas antara alveoli dan darah

O2 CO2

P alveoli /darah 104/40 mmHg 40/45 mmHg

P jaringan/darah 40/95 mmHg 45/40 mmHg

Semakin besar luas permukaan dan semakin

tipis dinding tempat difusi ( alveolus), semakin

besar laju difusi

INGAT… !! 

Gas berpindah

berdasarkan penurunan

gradien tekanan

Jadi berpindah dari

tekanan lebih besar ke

tekanan yang lebih kecil

Page 4: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 4/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

4

►  Perbedaan tekanan parsial O2 antara alveoli / darah 104-40 = 64 menyebabkan O2

berdifusi dari alveoli ke darah

►  Perbedaan tekanan parsial O2 antara darah dan jaringan = 95-40 = 55 mmHg

menyebabkan O2 berdifusi dari darah ke jaringan

Volume atau banyaknya gas yang terlarut, bergantung padaa :

1.  Tekanan parsial gas (P)

2.  Koefisien Kelarutan gas ()

Vol gas yang larut = . Pgas

Jadi kalo tekanan gas- nya tinggi, maka semakin banyak gas yang terlarut. Juga kalo

koefisien gasnya besar, maka gas yang larut juga makin banyak. Nah, itu juga alasan mengapa di

tubuh kita itu banyak CO2 yang larut. Oya telah disinggung kalo nitrogen itu yang paling banyak

kita hirup sekitar 79%, tapi kok ga ngefek sama tubuh kita ( kata om Tortora) dan nitrogen

 yang larut dalam tubuh kita tuh sedikit banget. Hal ini disebabkan, kelarutan nitrogen sangat

rendah.

Kapasitas Difusi

  Definisi : volume gas yang berdifusi melalui membran pernafasan dalam 1 menit dan

perbedaan tekanan 1 mmHg

Keseimbangan O2 di Alveoli

  Pada ujung arteri, O2 dari alveoli banyak berdifusi ke darah, sedang O2 dari darah ke

alveoli sedikit. Sehingga tekanan O2 makin tinggi.

Koefisien kelarutan gas CO2 =20 kali koefisien kelarutan gas O2

Difusi= benturan dan masuknya molekul gas dalam cairan

“Slide 12 ppt biokimia system pernapasan” 

Hukum Henry

Page 5: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 5/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

5

  Semakin tinggi tekanan O2 darah semakin banyak O2 berdifusi ke dalam alveoli,

sehingga pada ujung vena sudah terjadi keseimbangan.

Tekanan O2 di jaringan

  Di jaringan, P O2 tinggi = 95 mmHg sedangkan P O2 rata-rata = 40 mmHg, jadi

selisih :55 mmHg

  Karena ada perbedaan tekanan ini, mendorong O2 dan masuk ke jaringan (terjadi

difusi O2 dari darah ke jaringan), hingga pada ujung vena tekanan O2 sama, terjadi

keseimbangan)

Udara inspirasi

O2 158.0

CO2 0.3

H2O 5.7

N2 596.0

O2 100.0

CO2 40.0

H2O 47.0

N2 573.0

O2 95.0

CO2 40.0

H2O 47.0

N2 573.0

O2 40.0

CO2 46.0

H2O 47.0

N2 573.0

Udara ekspirasi

O2

CO2 32.0

H2O 47.0

N2 565.0

O2  40.0 -

CO2 46.0 +

H2O 47.0

N2 573.0

alveolus

venaarteri

kapiler 

Skema tekanan parsial bermacam- macam gas(mmHg) di berbagai bagian

s stem res irasi dan sirkulasi fisiolo i Ganon : 683

Page 6: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 6/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

6

Pengangkutan O2

O2 yang larut (keadaan sebenarnya) = 20 ml/100 ml darah

Sebab perbedaan : kemampuan Hb dalam transport O2

Hb + O2 (red.Hb) → HbO2 (oxy.Hb)

Haemoglobin (Hb)

  Hb terdiri dari globin dan 4 heme yang mengandung besi. Globin ini termasuk polipeptida

 juga.

  O2 yang berikatan dengan Hb, sebenarnya menempel pada Fe 2+ di heme ( didalam Hb).

  Bagian heme dari molekul Hb disintesis dari glisin dan suksinil Ko A

  Merupakan protein, jadi Hb juga memiliki active site. Active site dari Hb yaitu histidin α 

58

  Heme adalah turunan metabolism porfirin. Jika heme dipecah, maka akan menghasilkan

bilirubin dan biliverdin.

  Heme meningkatkan kelarutan O2 dalam darah

  1 Hb mengikat 4 molekul O2

  Hb memiliki beberapa saudara, antara lain :

1.  Mioglobin mengikat O2 dalam otot, dapat mengikat 1 molekul subunit O2

2.  Neuroglobin  masuk ke jaringan saraf yang sulit dilewati Hb, mengikat 1 molekul

subunit O2

3.  Sitoglobin  khusus pada kondisi hipoksia atau luka, contoh: jaringan rusak, mengikat 1

molekul subunit O2

  Jika paru- paru normal, maka seberapa besar tekanan pompa jantung atau tekanan

darah, paru- paru kita akan menstabilkannya. Jadi kalau terlalu tinggi, akan direndahkan

dan sebaliknya ( stabil= menjadi 104 mm Hg)

Oksihaemoglobin Hb + O2

Pelepasan O2 dari Hb disosiasi oksi- Hb

Tambahan: Koefisien kelarutan CO= 20

kali O2.

Tapi berat molekul O2 lebih ringan

daripada CO2. Hal ini memudahkan O2

untuk berdifusi.

Page 7: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 7/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

7

DISOSIASI OKSI- HB

  Yaitu pelepasan O2 dari Hb, jadi Hb tidak lagi mengikat O2.

  Terjadi di jaringan dimana P O2 rendah

  ReaksinyaHb O2→ Hb + O2

  Dipengaruhi :

1. P O2 4. Elektrolit

2. P CO2 5. Temperatur

3. pH 6. Kadar 2,3 BPG

  Pada P CO2 = 40 mmHg, P O2 = 30 mmHg, maka kejenuhan sampai 50%, sehingga trjadi

disosiasi dari pemecahan Hb O2→ Hb + O2

  Contohnya nih… :

  Kalo PO2= 140 mmHg ( liat tabel biru di bawah), dimana saturasi( kejenuhan) yg tercapai

adalah 100%, sdangkan pda PO2= 100mmHg, saturasi yg tercapai adalah 97%, maka

terjadi proses pemecahan Hb O2, yg mnyebabkan disosiasi sbanyak 3 %.

  Makin menurun P O2, makin banyak O2 yg dibutuhkan, sehingga disosiasi meningkat, kan

 jadinya banyak O2 yang lepas dari Hb tuh…. Akhirnya O2 yang bebas ke jaringan juga

semakin banyak

Afinitas kemudahan suatu unsur untuk

berikatan/ bergabung. Jadi kalau afinitasnya

tinggi, maka semakin mudah buat di ajak

bergabung.

Page 8: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 8/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

8

Gambar  pergeseran kurva disosiasi- Oksi Hb 

  Ada 3 titik untuk saturasi 50%

maksudnya saturasi 50 % adalah kalo si Hb mengikat 2 molekul O2, karena jumlah maksimal

O2 yg dapat diikat oleh Hb kan 4 buah.

1.  Jika P CO2 = 20 mmHg dan P O2 = 23 mmHg

2.  Jika P CO2 = 40 mmHg dan P O2 = 30 mmHg

3.  Jika P CO2 = 80 mmHg dan P O2 = 50 mmHg

Untuk mencapai saturasi 5% tergantung pada P CO2

  Pada penurunan saturasi tidak bersifat linier

1.  Pada P O2 = 100 mmHg hingga P O2 = 50 mmHg saturasi menurun 17%

2.  Pada P O2 = 140 hingga P O2 = 100 mmHg saturasi menurun 3%

PENGARUH P O2

PCO2= 40 ( di jaringan) Kejenuhan Oksi- Hb

PO2=100 mmHg 98%

P O2 = 80 mmHg 93%

P O2 = 50 mmHg 80%

P O2 = 40 mmHg 65%

Page 9: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 9/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

9

Dari table diatas, perhatikan bahwa semakin besar PO2, maka makin besar kejenukan oksi- Hb,

atau makin banyak O2 yang larut. Seperti yang telah dijelaskan diatas mengenai Hukum Henry,

klo tekanan parsial meningkat, maka semakin banyak gas yang larut, atau makin jenuh.

Jadi kalo di kapiler2 paru, PO2 tinggi sehingga saturasi Hb juga tinggi, jadi banyak O2

 yang terikat ka Hb. Sedangkan kalo di kapiler jaringan, PO2 rendah, sehingga saturasi Hb tinggi,

sehingga sedikit O2 yang diikat Hb.(om Tortora sih bilang begitu).

►  Pada P O2 = 80 mmHg : kapasitas pengikatan O2 tidak banyak berbeda pada P O2 = 100

mmHg

►  Di jaringan P O2 = 40 banyak O2 dilepaskan (30%)

►  Dalam satu sirkulasi darah jumlah O2 berkurang 15 Vol %, masih ada cadangan yang

dapat dipakai bila oksigenasi di paru mengalami gangguan.

PENGARUH P CO2

  CO2 ikut mempengaruhi keseimbangan asam basa dalam tubuh kita.

  Jika P CO2 = 40 mmHg normal fisiologis

  P CO2 = 20 mmHg Alkalosis Respiratorik

  P CO2 = 80 mmHg asidosis respiratorik

  Pengaruh P CO2 terhadap disosiasi oksi-Hb disebut Efek Bohr 

  Bila P CO2 meningkat→ kurva disosiasi Oksi-Hb ke kanan dan P

CO2 menurun→ kurva disosiasi Oksi-Hb ke kiri ( liat kurva

pergeseran disosiasi Oksi- Hb)

PENGARUH PH

  Peningkatan P CO2 akan penurunan pH

Reaksinya sbb : CO2+ H2O H2CO3 H+ + HCO3- 

Alkaliosis= basa

  asidosis= asam 

Jadi inget aja, P CO2 bikin

asam kalo kebnyakn. Dan

kalo kekurangan bikin

basa. Jadi kalo PCO2 >

normal bisa terjadiasidosis respiratorik. Kalo

PCO2 < normal, akan

terjadi alkaliosis

respiratorik

Page 10: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 10/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

10

  Jadi, semakin tinggi CO2, makin turun deh pH-nya karena semakin banyak H+ yang akan

di hasilkan(inget aja kalo kalo H+ itu bkin tambah asam, terus asam= pH turun, jadi kalo

H+ banyak= pH turun)

Sehingga dissosiasi akan meningkat (karena kebutuhan O2 meningkat, maka saturasi

menurun)

PENGARUH ELEKTROLIT 

Diawal sudah disebutkan apa saja yang mempengaruhi Disosiasi Oksi- Hb. Nah, sekarang

gilirannya pngaruh elektrolit terhadap Disosiasi Oksi- Hb.

  Elekrolit mempermudah pembebasan O2 dalam jaringan

  Sehingga, jika elektrolit meningkat, maka dissosiasi Oksi-Hb juga akan meningkat

PENGARUH SUHU

Selanjutnya yaitu pengaruh suhu terhadap disosiasi Oksi- Hb.

  Peningkatan suhu meningkatkan metabolism, sehingga pengangkutan hasil metabolisme

meningka, nah kebutuhan O2 juga meningkat karena dibutuhkan dalam metabolism

  Kalo kebutuhan O2 meningkat, maka meningkatkan pelepasan O2 ke jaringan ALIAS

meningkatkan Oksi-Hb.

  Jadi suhu sebanding dengan disosiasi Oksi Hb. Makin tinggi suhu, semakin tinggi juga

disosiasi Oksi- Hb-nya.

PENGARUH KADAR 2,3 BPG (BI PHOSPO GLISERAT/ DPG)

  2,3 BPG ini banyak terdapat dalam sel darah merah

  Senyawa ini terbentuk dari 3 fosfogliseraldehid (

glikolisis jalur Embden- Meyerhof)

  2,3 BPG merupakan zat antara metabolisme dalam

glikolisis Embden-Meyerhof, terikat kovalen dengan

gugus alfa amino terminal residu valin pada rantai deoksi

Hb

Masih ingat glikolisis jalur

Embden- Meyerhof ga?? Review

lagi deh… 

Glikolisis ada 2 jalur:

1.  Jalur Embden- Meyerhof

Glukosafruktosa 6fosfat 

fruktosa1,6 bifosfat DHAP

2.  Jalur oksidatif langsung(

pirau heksosa monofosfat)

Glukosa 6 fosfoglukonat 

pentose fruktosa 6 fosfat/

lan sun DHAP

Page 11: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 11/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

11

  Pada Hb teroksidasi tidak terdapat DPG, DPG akan menggeser ke kanan, sehingga makin

tinggi DPG makin tinggi pelepasan O2 dari oksi Hb

  Reaksinya : HbO2 + 2.3 BPG Hb-2,3BPG + O2

  Sehingga jika BPG meningkat, maka dissosiasi meningkat, yang akan meningkatkan PO2

sehingga kurva akan bergeser ke kanan dan sebaliknya

  Salah satu factor yang mempengaruhi kadar 2,3 BPG adalah pH darah. Karena asidosis

akan menghambat glikolisis, sehingga kadar 2,3 BPG juga akan turun.

  Hormon tiroid, GH dan androgen akan meningkatkan kadar 2,3 BPG

BPG meningkat tidak selalu menguntungkan. Pada beberapa kondisi justru merugikan, contohnya:

  Hipoksia ( naik gunung 2500-2750 m)

Pada keadaan ini, BPG meningkat yang bertujuan agar O2 yang berdissosiasi meningkat, sehingga

O2 yang dilepaskan ke jaringan akan meningkat. Dalam kondisi ini peningkatan BPG

menguntungkan

Glikolisis

 jalur

Embden-

Meyerhof 

Glikolisis

 jalur

oksidatif 

langsung

Page 12: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 12/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

12

  Anemia

Hb mengikat O2 pada paru-paru, tapi dengan adanya peningkatan kadar BPG, maka ikatan Hb

dan O2 menjadi menurun. Keadaan ini menurunkan afinitas Hb terhadap O2 sehingga udara

inspirasi menurun. Hal ini menyebabkan inspirasi terganggu. Sehingga dalam kondisi ini

peningkatan kadar BPG bersifat merugikan

  Kelainan Kongenital Hb

HB F(Hb yang terdapat pada janin) kurang suka mengikat 2,3 BPG sehingga afinitas terhadap

O2 tinggi. Hal ini mempermudah pemindahan O2 dari ibu ke janin.

OYA, kalo mau liat ringkasan-an mengenai pengaruh pH, suhu dan kadar 2.3 BPG terhadap

disosiasi Oksi- Hb, silahkan lihat grafik pergeseran kurva disosiasi Oksi-Hb  .

KECEPATAN TRANSPORT O2 KE JARINGAN

  Koefisien Pemakaian O2 normal 25%

  Pada latihan berat Koefisien O2 meningkat 3x, P CO2 meningkat 5x dan transport O2

15x

  Pemakaian O2 di jaringan di atur :

1. Persediaan O2

2. Kadar ADP (cadangan energy)

VARIASI GAMBARAN KLINIS DARAH

►  Deoksi-Hb = reduced Hb → merah gelap

►  Oksi Hb → merah terang

►  CO-Hb → merah cerry

►  Bila reduced Hb > 5 g%, cyanosi (bibir/mukosa terlihat biru misalnya jika mengalami

gangguan oksigenasi pada peunomia berat dan keracunan sianida). Kondisi ini sukar

terjadi pada penderita anemia berat,karena penderita anemia berat memiliki kadar Hb

 yang rendah sehingga tidak memungkinkan jika kadar reduced-Hb-nya mencapai 5 g%

Page 13: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 13/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

13

►  Hb mempunyai afinitas terhadap CO 210 kali lebih besar dari pada terhadap O2.

Sehingga bila kadar CO 0,02%, bisa mengalami pusing dan jika kadar CO 0,1% dalam 1

 jam pingsan – 4 jam meninggal

PENGANGKUTAN CO2

►  CO2 diangkut dalam eritrosit dan plasma

►  CO2 dingkut kedalam tubuh melalui berbagai bentuk, yaitu:

1. Sebanyak 6% dalam bentuk CO2 yang larut

Secara fisiologis sedikit, penting karena mempengaruhi reaksi :

CO2 + H2O→ H2CO3 → H+ + HCO3- 

2. Asam karbonat sebanyak 4%

Sebagai H2CO3 sedikit, tetapi mempengaruhi reaksi di atas H2CO3→ H+ + HCO3- 

3. Ikatan karbamino sebanyak 20%

4. Ion karbonat dalam plasma sebanyak 70%

#Senyawa Karbamino 

  Senyawa ini dibentuk oleh sejumlah CO2 dalam sel darah merah yang bereaksi dengan

gugus amino Hb dan protein lain (R).

  Reaksinya : CO2 + R-NH2 R-NHCOOH

EFEK HALDANE

 Efek Haldane terjadi dimana Hb terdeoksigenasi mengikat lebih banyak H+ daripada yang diikat oelh oksiHb dan lebih mudah membentuk senyawa karbamino. Dan pengikatan

O2 pada Hb menurunkan afinitas Hb terhadap CO2.

  Pengikatan O2 pada Hb akan mengeliminasi CO2 (pelepasan CO2 dari ikatannya sebagai

karbamino-Hb)

Page 14: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 14/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

14

  Bila P CO2 > 15 mmHg pembentukan karbamino-Hb tidak dipengaruhi P CO2 tetapi

dipengaruhi oksi-Hb, pengikatan O2 oleh Hb mengakibatkan eliminasi CO2 dari ikatan

karbamino

  Efek Haldane secara kuantitatif dalam meningkatkan transport CO2 lebih penting dari

pada Efek Bohr dalam meningkatkan transport O2

  Eliminasi CO2 dari darah setelah oksigenai diakibatkan meningkatnya proton yang

kemudian berikatan dengan H2CO3 yang oleh karbonik anhidrase dipecah menjadi CO2

dan H2O

  Semakin asam Oksi-Hb, semakin berkurang Krabamino-Hb

ION KARBONAT DALAM PLASMA

  CO2 yang masuk plasma akan masuk ke dalam eritrosit, dan di ubah menjadi H2CO3 yang

terionisasi menjadi H+ + HCO3-

Reaksinya : CO2 + H2O→ H2CO3 → H+ + HCO3-

K Hb + H+  → HHb

  H akan diikat oleh K Hb menjadi Hb + K

  HCO3- akan keluar dari eritrosit masuk ke plasma dan sebgai gantinya Cl- dari plasma

masuk ke eritrosit (Chloride Shift)

KARBONIK ANHIDRASE

  Merupakan suatu enzim yang langsung menghidrasi CO2 yang berdifusi ke sel darah

merah menjadi H2CO3. Selanjutnya H2CO3 ini akan menjadi H+ dan HCO3-. H+ nantinya

akan bereaksi dengan HB, sedangkan HCO3 akan berdifusi kedalam plasma.

  Reaksinya begini : CO2 + H2O –--karbonik anhidrase-- H2CO3 H+ + HCO3- 

  Karbonik anhidrase banyak dalam : -Eritrosit

-Sel parietal lambung

-Sel tubuli ginjal

  Peranan Karbonik anhidrase : -Eritrosit : pengangkutan CO2

Page 15: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 15/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

15

-Pembentukan asam lambung

-Sekresi H+ 

PENGARUH CO2 TERHADAP PH DARAH

►  pH darah normal = 7,4

►  Campuran H2CO3 dan KHCO3 aadalah Dapar bikarbonat (pers. Hendersen-Hasselbach)

►  Bila HCO3-/ H2CO3 > 20 (akalosis)

►  Bila HCO3-/ H2CO3 < 20 (asidosis)

Dalam plasma Dalam sel darah merah

Terlarut Terlarut

Membentuk senyawa karbamino dengan protein

plasma

Membentuk Karbamino Hb

Hidrasi, H+ mengalami pendaparan, HCO3- di

dalam plasma

Hidrasi, H+ mengalami pendaparan, 70% HCO3

memasuki plasma

Pergeseran Cl- ke dalam sel, mosm dalam sel

meningkat

Sumber table : Transport gas antara aru dan jaringan. Fisiologi Ganong edisi 22.

SISTEM BUFFER DARAH/ DAPAR DARAH

  Dalam pengangkutan CO2 diperlukan buffer dalam:

  1. Plasma : protein plasma (10%) , bikarbonat plasma

(kecil) dan fosfat plasma (kecil)

  2. Eritrosit : Hb (60%), oksi-Hb (60%), fosfat (25%)

dan bikarbonat (kecil)

Review lagi ya teman2…. 

Buffer atau penyangga digunakan agar dapat

mempertahankan pH,shg jika ditambahkan

sedikit asam atau basa, pH-nya tidak terlalu

berubah jauh.

Nah, buffer itu terdiri dari basa lemah danasam konjugasinya, atau asam lemah dan

basa konjugasinya.

AL( as. Lemah) + Basa konj buffer

BL ( basa lemah) + As. Konj buffer

Kalau di darah asamnyaH2CO3 sedangkan

basa konjugasinya HCO3-.

Page 16: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 16/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

16

  3. Kapasitas Dapar :Hb/ oksi-Hb (60%), fosfat eritrosit (25%), protein plasma (10%)

dan bikarbonat plasma-fosfat plasma-bikarbonat eritrosit (5%)

SISTEM DAPAR ( BUFFER) DI PARU

  Perubahan H Hb menjadi Hb O2. Perubahan ini disertai dengan pelepasan H+. Nantinya

H+ akan bergabung dengan HCO3- membentuk H2CO3. Selanjutnya H2CO3 terurai

menjadi CO2 dan H2O karena tekanan PCO2 rendah di paru. Kemudian zat2 ini akan

dikeluarkan bersama udara ekspirasi

SISTEM DAPAR DI JARINGAN

  P CO2 jaringan rendah, sehingga terjadi pembebasan O2 . Reaksinya : oksi Hb → H Hb

  Pada saat yang sama hasil metabolisme masuk dalam darah. Jadi saling tukeran, darah

menyumbang CO2 untuk digunakan oleh jaringan sedangkan jaringan menyumbangakan

hasil metabolism ke darah, supaya nantinya dikeluarkan.

  Perubahan pH sangat kecil karena : H+ di dapar oleh Hb merupakan asam lemah (sedikit

berionisasi)

  Transport CO2 tanpa perubahan pH darah disebut : Isohydric transport of CO2 

CHLORIDE SHIFT/ PERGESERAN KLORIDA

  a.Dapar Hb dan oksi-Hb 60% menybabkan pengangkutan CO2 (buffer dalam eritrosit)

  b.Pengangkutan CO2 terbesar dalam bentuk HCO3 - dalam plasma

  Terjadinya peningkatan HCO3- di sel darah merah dari pada di plasma, saat darah

melewati kapiler. Kemudian sekitar 70% HCO3 yang dibentuk di sel darah erah akan

memasuki plasma, kelebihan HCO3 yang meninggalkan plasma akan ditukar dengan Cl-.

Pertukaran ini disebut dengan Chloride Shift.

  Akibat : kadar Cl- darah vena << darah arteri dan sebaliknya.

  Pada paru, Cl- keluar dari sel darah merah sehingga sel mengkerut.

Page 17: tentir biokimia pernapasan_2

7/27/2019 tentir biokimia pernapasan_2

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-biokimia-pernapasan2 17/17

 Tentir Biokim- Kimia Pernapasan Annisafitria

17

  Eritrosit permeabel terhadap : CO2 , H2CO3, HCO3– dan Cl- 

  CO2 masuk ke eritrosit, dengan bantuan karbonik anhidrase membentuk H2CO3,

  H2CO3, yang terbentuk : sebagian kecil keluar ke plasma dan sebagian besar berionisasi

menjadi H+ dan HCO3– 

  HCO3– akan keluar dari eritrosit ke plasma dan diangkut menjadi NaHCO3 H- (dapar)

  KHb + H+ →K+ + HHb

  HCO3– yang keluar dari eritrosit sebgai gantinya,

  Cl- Masuk erittrosit dan terbentuk KCl

  Bila P CO2 rendah seperti dalam paru-paru maka terjadi sebaliknya.

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

  Asidosis respiratorik : terjadi peningkatan asam karbonat dibandingan bikarbonat

(penumonia, keracunan morfin)

  Alkalosis metabolik : terjadi peningkatan bikarbonat dibandingkan asam karbonat

(hiperalkali, defisiensi kalium)

  Alkalosis respiratorik : penurunan asam karbonat akibat hiperventilasi

Semoga bermanfaat. Mhon maaf karena banyak kekurangan.

Referensinya dari slide bu Endah, Fisiologi ganong, dan sedikit dari Tortora.

Teriimaa kasiihhh…. ̂ _^