Teori big bang
-
Upload
mhs-x-class-ebook-project -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Teori big bang
DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................. ii
A.TEORI Ledakan Dahsyat(Big-Bang) Dan Perkembangan Teori
B.Garis Waktu Ledakan Dahsyat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan E-Book tentang TEORI Ledakan Dahsyat(Big-Bang)
Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Bapak Sonny Wibowo selaku Guru Sekolah Simulasi Digital
Hidup MHS yang telah memberikan tugas ini Kepada kami..
Kami sangat berharap E-BOOk ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana bumi ini terbentuk, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam E-BOOK ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan E-BOOK yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga E-BOOK sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya E-
BOOK yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Batam, Mei 2015
Penulis
A.TEORI Ledakan Dahsyat(Big-Bang) Dan
Perkembangan Teori
Teori ledakan dahsyat dikembangkan berdasarkan pengamatan pada stuktur alam
semesta beserta pertimbangan teoritisnya. Pada tahun 1912, Vesto Slipher adalah
orang yang pertama mengukur efek Doppler pada "nebula spiral" (nebula spiral
merupakan istilah lama untukgalaksi spiral), dan kemudian diketahui bahwa hampir
semua nebula-nebula itu menjauhi bumi. Ia tidak berpikir lebih jauh lagi mengenai
implikasi fakta ini, dan sebenarnya pada saat itu, terdapat kontroversi apakah
nebula-nebula ini adalah "pulau semesta" yang berada di luar galaksi Bima Sakti.
Sepuluh tahun kemudian, Alexander Friedmann, seorang kosmologis dan
matematikawan Rusia, menurunkan persamaan Friedmann dari
persamaan relativitas umum Albert Einstein. Persamaan ini menunjukkan bahwa
alam semesta mungkin mengembang dan berlawanan dengan model alam semesta
yang statis seperti yang diadvokasikan oleh Einstein pada saat itu.
Pada tahun 1924, pengukuran Edwin Hubble akan jarak nebula spiral terdekat
menunjukkan bahwa ia sebenarnya merupakan galaksi lain.Georges
Lemaître kemudian secara independen menurunkan persamaan Friedmann pada
tahun 1927 dan mengajukan bahwa resesi nebulayang disiratkan oleh persamaan
tersebut diakibatkan oleh alam semesta yang mengembang.
Pada tahun 1931 Lemaître lebih jauh lagi mengajukan bahwa pengembangan alam
semesta seiring dengan berjalannya waktu memerlukan syarat bahwa alam semesta
mengerut seiring berbaliknya waktu sampai pada suatu titik di mana seluruh massa
alam semesta berpusat pada satu titik, yaitu "atom purba" di mana waktu dan ruang
bermula.
Mulai dari tahun 1924, Hubble mengembangkan sederet indikator jarak yang
merupakan cikal bakal tangga jarak kosmis menggunakan teleskop Hooker 100-inch
(2,500 mm) di Observatorium Mount Wilson. Hal ini memungkinkannya
memperkirakan jarak antara galaksi-galaksi yangpergeseran merahnya telah diukur,
kebanyakan oleh Slipher. Pada tahun 1929, Hubble menemukan korealsi antara
jarak dan kecepatan resesi, yang sekarang dikenal sebagai hukum
Hubble. Lemaître telah menunjukan bahwa ini yang diharapkan, mengingat prinsip
kosmologi.
Gambaran artis mengenai satelit WMAP yang mengumpulkan berbagai data untuk
membantu para ilmuwan memahami ledakan dahsyat
Semasa tahun 1930-an, gagasan-gagasan lain diajukan sebagai kosmologi non-
standar untuk menjelaskan pengamatan Hubble, termasuk pula model Milne, alam
semesta berayun (awalnya diajukan oleh Friedmann, namun diadvokasikan
oleh Albert Einstein dan Richard Tolman) dan hipotesis cahaya lelah (tired light) Fritz
Zwicky.
Setelah Perang Dunia II, terdapat dua model kosmologis yang memungkinkan.
Satunya adalah model keadaan tetap Fred Hoyle, yang mengajukan bahwa materi-
materi baru tercipta ketika alam semesta tampak mengembang. Dalam model ini,
alam semesta hampirlah sama di titik waktu manapun.
Model lainnya adalah teori ledakan dahsyat Lemaître, yang diadvokasikan dan
dikembangkan olehGeorge Gamow, yang kemudian memperkenalkan nukleosintesis
ledakan dahsyat (Big Bang Nucleosynthesis, BBN) dan yang kaitkan oleh, Ralph
Alpher dan Robert Herman, sebagai radiasi latar belakang gelombang mikro
kosmis (cosmic microwave background radiation, CMB). Ironisnya, justru adalah
Hoyle yang mencetuskan istilah big bang untuk merujuk pada teori Lemaître dalam
suatu siaran radio BBC pada bulan Maret 1949.
Untuk sementara, dukungan para ilmuwan terbagi kepada dua teori ini. Pada
akhirnya, bukti-bukti pengamatan memfavoritkan teori ledakan dahsyat. Penemuan
dan konfirmasi radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun
1964 mengukuhkan ledakan dahsyat sebagai teori yang terbaik dalam menjelaskan
asal usul dan evolusi kosmos. Kebanyakan karya kosmologi zaman sekarang
berkutat pada pemahaman bagaimana galaksi terbentuk dalam konteks ledakan
dahsyat, pemahaman mengenai keadaan alam semesta pada waktu-waktu
terawalnya, dan merekonsiliasi pengamatan kosmis dengan teori dasar.
Berbagai kemajuan besar dalam kosmologi ledakan dahsyat telah dibuat sejak akhir
tahun 1990-an, utamanya disebabkan oleh kemajuan besar dalam
teknologi Teleskop dan analisis data yang berasal dari satelit-satelit seperti COBE
Teleskop Luar Angkasa Hubble dan WMAP
B.Garis Waktu Ledakan Dahsyat
Ekstrapolasi pengembangan alam semesta seiring mundurnya waktu menggunakan relativitas
umum menghasilkan kondisi masa jenis dan suhualam semesta yang tak terhingga pada suatu
waktu pada masa lalu. Singularitas ini mensinyalkan runtuhnya keberlakuan relativitas umum
pada kondisi tersebut. Sedekat mana kita dapat berekstrapolasi menuju singularitas
diperdebatkan, namun tidaklah lebih awal daripada masa Planck. Fase awal yang panas dan
padat itu sendiri dirujuk sebagai "the Big Bang", dan dianggap sebagai "kelahiran" alam semesta
kita.
Didasarkan pada pengukuran pengembangan menggunakan Supernova Tipe Ia, pengukuran
fluktuasi temperatur pada latar gelombang mikro kosmis, dan pengukuran fungsi korelasi galaksi,
alam semesta memiliki usia 13,73 ± 0.12 miliar tahun. Kecocokan hasil ketiga pengukuran
independen ini dengan kuat mendukung model ΛCDM yang mendeskripsikan secara mendetail
kandungan alam semesta.
Fase terawal ledakan dahsyat penuh dengan spekulasi. Model yang paling umumnya digunakan
mengatakan bahwa alam semesta terisi secara homogen dan isotropis dengan rapatan
energi yang sangat tinggi, tekanan dan temperatur yang sangat besar, dan dengan cepat
mengembang dan mendingin. Kira-kira 10−37
detik setelah pengembangan, transisi
fase menyebabkan inflasi kosmis, yang sewaktu itu alam semesta mengembang secara
eksponensial. Setelah inflasi berhenti, alam semesta terdiri dari plasma kuark-
gluon beserta partikel-partikel elementerlainnya.
Temperatur pada saat itu sangat tinggi sehingganya kecepatan gerak partikel mencapai
kecepatan relativitas, dan produksi pasangan segala jenis partikel terus menerus diciptakan dan
dihancurkan. Sampai dengan suatu waktu, reaksi yang tak diketahui yang
disebut bariogenesismelanggar kekekalan jumlah barion dan menyebabkan
jumlah kuark dan lepton lebih banyak daripada antikuark dan antilepton sebesar satu per 30 juta.
Ini menyebabkan dominasi materi melebihi antimateri pada alam semesta.
Ukuran alam semesta terus membesar dan temperatur alam semesta terus menurun, sehingga
energi tiap-tiap partikel terus menurun. Transisi fase perusakan simetri membuat gaya-gaya
dasar fisika dan parameter-parameter partikel elementer berada dalam kondisi yang sama
seperti sekarang. Setelah kira-kira 10−11
detik, gambaran ledakan dahsyat menjadi lebih jelas
oleh karena energi partikel telah menurun mencapai energi yang bisa dicapai oleh
eksperimen fisika partikel.
Pada sekitar 10−6
detik, kuark dan gluon bergabung membentuk barion seperti proton dan
neutron. Kuark yang sedikit lebih banyak daripada antikuark membuat barion sedikit lebih
banyak daripada antibarion. Temperatur pada saat ini tidak lagi cukup tinggi untuk menghasilkan
pasangan proton-antiproton, sehingga yang selanjutnya terjadi adalah pemusnahan massal,
menyisakan hanya satu dari 1010
proton dan neutron terdahulu. Setelah pemusnahan ini, proton,
neutron, dan elektron yang tersisa tidak lagi bergerak secara relativistik dan rapatan energi alam
semesta didominasi oleh foton (dengan sebagian kecil berasal dari neutrino).
Beberapa menit semasa pengembangan, ketika temperatur sekitar satu miliar Kelvin dan
rapatan alam semesta sama dengan rapatan udara, neutron bergabung dengan proton dan
membentuk inti atom deuterium dan helium dalam suatu proses yang dikenal
sebagai nukleosintesis ledakan dahsyat. Kebanyakan proton masih tidak terikat sebagai
inti hidrogen. Seiring dengan mendinginnya alam semesta, rapatan energimassa rihat materi
secara gravitasional mendominasi. Setelah 379.000 tahun, elektron dan inti atom bergabung
menjadi atom (kebanyakan berupa hidrogen) dan radiasi materi mulai berhenti. Sisa-sisa radiasi
ini yang terus bergerak melewati ruang semesta dikenal sebagai radiasi latar gelombang mikro
kosmis.[38]
Medan Ultra Dalam Hubblememperlihatkan galaksi-galaksi dari zaman dahulu ketika alam semesta masih
muda, lebih padat, dan lebih hangat menurut teori ledakan dahsyat.
Selama periode yang sangat panjang, daerah-daerah alam semesta yang sedikit lebih rapat
mulai menarik materi-materi sekitarnya secara gravitasional, membentuk awan gas, bintang,
galaksi, dan objek-objek astronomi lainnya yang terpantau sekarang. Detail proses ini
bergantung pada banyaknya dan jenis materi alam semesta. Terdapat tiga jenis materi yang
memungkinkan, yakni materi gelap dingin, materi gelap panas, dan materi barionik. Pengukuran
terbaik yang didapatkan dari WMAPmenunjukkan bahwa bentuk materi yang dominan dalam
alam semesta ini adalah materi gelap dingin. Dua jenis materi lainnya hanya menduduki kurang
dari 18% materi alam semesta.
Bukti-bukti independen yang berasal dari supernova tipe Ia dan radiasi latar belakang
gelombang mikro kosmis menyiratkan bahwa alam semesta sekarang didominasi oleh sejenis
bentuk energi misterius yang disebut sebagai energi gelap, yang tampaknya menembus semua
ruang. Pengamatan ini mensugestikan bahwa 72% total rapatan energi alam semesta sekarang
berbentuk energi gelap. Ketika alam semesta masih sangat muda, kemungkinan besar ia telah
disusupi oleh energi gelap, namun dalam ruang yang sempit dan saling berdekatan. Pada saat
itu, gravitasi mendominasi dan secara perlahan memperlambat pengembangan alam semesta.
Namun, pada akhirnya, setelah beberapa miliar tahun pengembangan, energi gelap yang
semakin berlimpah menyebabkan pengembangan alam semesta mulai secara perlahan semakin
cepat.
Segala evolusi kosmis yang terjadi setelah periode inflasioner ini dapat secara ketat
dideskripsikan dan dimodelkan oleh model ΛCDM, yang menggunakan kerangka mekanika
kuantum dan relativitas umum Einstein yang independen. Sebagaimana yang telah disebutkan,
tiada model yang dapat menjelaskan kejadian sebelum 10−15
detik setelah kejadian ledakan
dahsyat. Teori kuantum gravitasi diperlukan untuk mengatasi batasan ini.