Thickening
Transcript of Thickening
THICKENING
Tujuan proses thickening adalah untuk memekatkan lumpur
dan mengurangi volume lumpur.
Metoda thickening yang umum:
1. Gravity
2. Flotation
3. Centrifugation
Gravity thickener berbentuk lingkaran menyerupai bak sedimentasi,
Lumpur yang masuk ke thickener akan menuju tiga zona dalam
thickener, yaitu:
1. Zone of clear liquid
2. Sedimentation zone
3. Thickening zone (lihat Gambar)
Supernatan yang dihasilkan dari thickener ini (di zone of clear
liquid) masih mempunyai nilai BOD yang besar, karena itu air
dikembalikan ke unit pengolahan limbah. Lumpur yang sudah
mengalami thickening dikeluarkan dari bagian bawah dan dialirkan
menuju unit pengolahan lumpur berikutnya. Lumpur yang dikeluarkan
mempunyai SVR sebesar 0,5 – 2. SVR (Sludge Volume Ratio) adalah
volume sludge blanket yang terbentuk di thickener dibagi dengan
volume lumpur yang dibuang.
Perancangan Thickener (Kriteria Disain)
1. Luas permukaan minimum didasarkan pada hydraulic loading
atau solid loading (lihat Tabel di bawah)
2. Kedalaman side water umumnya 3 meter
3. Waktu detensi sekitar 24 jam
Design criteria for gravity thickeners
A. Perancangan Thickener (Prosedur Disain)
1. Luas dan Diameter Thickener
Hitung luas permukaan berdasarkan solid loading
A = (massa solid) / (solid loading)
Cek hydraulic loading, hitung tambahan air pengencer (bila
perlu)
HL = (volume lumpur perhari) / (luas permukaan)
Tentukan jumlah dan diameter thickener
Cek kembali solid loading dan hydraulic loading, baik pada
kondisi semua beroperasi maupun pada saat ada pengurasan.
2. Kedalaman Thickener
Tentukan kadar solid di bagian atas thickening zone dan di
bagian bawah thickening zone, hitung rata-ratanya (lihat
kriteria Tabel di atas)
Hitung kedalaman side water dari thickening zone dengan
3Zwaktu detensi tertentu.
Hitung kedalaman central dari thickener (anggap kemiringan
15 – 20%)
Hitung kedalaman keseluruhan (free board + clear zone +
sedimentation zone + thickening zone + central)
3. Struktur Influen
Struktur influen pada thickener adalah central well
(seperti pada final clarifier).
4. Pembuangan Lumpur
Hitung jumlah lumpur yang dihasilkan
Lumpur dihasilkan = (Lumpur masuk) x (solid capture)
Hitung debit pompa lumpur dan pilih pompa yang sesuai
Cek Sludge Volume Ratio (SVR)
SVR = (volume thickening zone) / (volume thickened sludge perhari)
5. Struktur Efluen
Struktur efluen pada thickener adalah pelimpah V-notch
di sekeliling bak (seperti pada final clarifier)
6. Kualitas Supernatan
Hitung volume overflow dari thickener
Overflow = (Debit lumpur influen) – (Debit thickened
sludge)
Hitung konsentrasi solid di overflow
Konsentrasi = (Massa solid di supernatan) / (Volume overflow)
Massa solid di supernatan = (Massa solid influen) x (1 – solid capture
Contoh soal:
Lumpur yang berasal dari proses pengolahan air limbah secara kimia
akan dipadatkan dengan proses gravity thickening, dari0,5-4%.
Konsentrasi lumpur rata-rata adalah 550.000 gal/hari (2802m3/hari)
dengan variasi antara 450.000 sampai 700.000 gal/hari (1703-
2650m2/hari). Tentukan luas area thickener yang diperlukan dan
konsentrasi underflow pada aliran minimum
Penyelesaian:
Hubungan antara kecepatan
pengendapan dengan konsentrasi
suspended slids (SS) diperlihatkan
pada tabel berikut:
Kurva flux batch diperoleh dengan memplotkan flux G versus
Konsentrasinya Misalnya, untuk solid = 2%
G = 0,02 X 62,4 lb / ft3 X 0,50 ft / jam X 24 jam/hari = 15,0 lb /
ft2.hari = 73,3 kg/m2.hari
Kurva flux pada kondisi batch dapat dilihat pada gambar berikut:
Kurva Flux pada Kondisi Batch
Untuk konsentrasi underflow yang diinginkan, yaitu 4 %, flux limit
diperoleh dari perpotongan garis tangensial yang ditarik dari
konsentrasi solids 4 % terhadap sumbu-y, yaitu GL = 26 lb / ft2.hari
( atau = 73,3 kg/m2.hari)
Menghitung Luas Areal untuk Gravity Thickener
A = C0.O 0
G
=
(0,7mgalha ri
)(5000mgl
)(8,34)( lbmal
)/( mgl
)
26lb
( ft¿¿2¿. hari)¿¿
Jika debit lumpur ke thickener adalah 0,45 mgal/hari, flux solids
menjadi:
G = (0,45 mgal /hari)(5000 mg / l)(8,34 )(lb /mgal)(mg / l)
1123 ft2
= 16,7 lb / ft2.hari (81,6 kg/m2.hari)
Dari kurva flux batch, konsentrasi underflow pada pembebanan masa
ini adalah 4,9 %.