xzc

download xzc

of 12

description

uhuh

Transcript of xzc

RESUME PRAKTIKUMMINERALOGIACARA : KRISTALOGRAFI

Disusun Oleh :Sigit Dwi Harjanto21100111140096

LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO DAN GEOOPTIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANGAPRIL 2012

KRISTALOGRAFI

1. Pengertian KristalografiKristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan bersifat tetap untuk tiap mineral yang dibentuknya., maka pada akhir abad XIX, Kristalografi dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri.2. Pengertian MineralogiMineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya3. Kristalbenda padat homogen,berbentuk polihedral (banyak bidang)berbentuk polihedral (banyak bidang)teratur, dibatasi bidang permukaan yangteratur, dibatasi bidang permukaan yanglicin sebagai expresi struktur dilicin sebagai expresi struktur didalamnya.dalamnya4. Mineralbenda padat homogen yangdihasilkan secara alamiah, berupadihasilkan secara alamiah, berupasenyawa anorganik, mempunyai sifatsenyawa anorganik, mempunyai sifatfisik dan kimia tertentu, umumnyafisik dan kimia tertentu, umumnyaberbentuk kristalin.berbentuk kristalin5. Unsur unsur Simetri KristalDari masing masing system Kristal dapat dibagi labih lanjut menjadi kelas kelas Kristal yang jumlahnya 32 kelas. Penentuan klasifikasi Kristal tergantung dari banyaknya unsure unsure simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur unsur simetri tersebut meliputi :

Bidang SimetriBidang simetri adalah bidang yang dapat membelah kristal menjadi 2 bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan bayangan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah. Sumbu SimetriSumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat melewati/menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama Pusat SimetriSuatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.6. Sistem KristalHingga saat ini ditemukan 7 macam system Kristal. Dasar penggolongan system Kristal tersebut ada 3 hal, yaitu : Jumlah sumbu Kristal Letak sumbu Kristal yang satu dengan yang lain Parameter yang digunakan untuk masing masing sumbu KristalKetujuh system Kristal tersebut adalah :1. 2. 3. 4. 5. 6. 6.1. Sistem IsometrikSistem kristal isometric adalah sistem kristal dimana setiap unit sel-nya berbentuk kubus. Sistem kristal ini merupakan sistem kristal yang paling sederhana yang dapat ditemukan dalam kristal dan mineral. Sistem kristal ini mempunyai 5 buah kelas dan ada tiga buah bravais lattice dari jenis kristal ini yaitu simple cubic, body centered cubic, face centered cubic.Semua kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang identik dan saling tegak lurus termasuk ke dalam golongan sistem kristal cubic. Sumbu pertama terletak vertikal, sumbu kedua memanjang dari depan ke belakang dan sumbu ketiga bergerak dari kiri ke kanan. Ketiga sumbu tersebut dapat saling bertukar dan masing masing sumbu dinamai dengan huruf a. parameter penggambarannya adalah a:b:c = 1:3:3, a^b = 30, b^c = 90. Kelas kelas dalam sistem kristal ini yaitu : - hexoctahedral calss- pentagonal icostetrahedral class- hextetrahedral class- dyakisdodecahedral class- tetrahedral pentagonal dodecahedral classBeberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992)6.2. Sistem tetragonalSama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas: Piramid Bipiramid Bisfenoid Trapezohedral Ditetragonal Piramid Skalenohedral Ditetragonal BipiramidBeberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)6.3. Sistem OrthorombikSistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90).Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas: Bisfenoid Piramid BipiramidBeberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992)6.4. Sistem HexagonalSistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.Sistem ini dibagi menjadi 7: Hexagonal Piramid Hexagonal Bipramid Dihexagonal Piramid Dihexagonal Bipiramid Trigonal Bipiramid Ditrigonal Bipiramid Hexagonal TrapezohedralBeberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)6.5. Sistem TrigonalJika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas: Trigonal piramid Trigonal Trapezohedral Ditrigonal Piramid Ditrigonal Skalenohedral RombohedralBeberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)6.6. Sistem MonoklinMonoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b.Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas: Sfenoid Doma PrismaBeberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)6.7. Sistem TriklinSistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b dan b membentuk sudut 80 terhadap c+.Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas: Pedial PinakoidalBeberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992)7. Pembagian Kelas KristalDalam pembagian sistem kristal, ada 2 simbolosasi yang sering digunakan. Yaitu Herman-Mauguin dan Schoenflish. Simbolisasi tersebut adalah simbolisasi yang dikenal secara umum (symbol Internasional).Simbol Herman-Maugin adalah symbol yang menerangkan ada atau tidaknya bidang simetri dalam suatu kristal yang tegak lurus terhadap sumbu-sumbu utama dalam kristal tersebut.Pemberian simbol Herman-Maugin adalah simbol yang menerangkan ada atau tidaknya bidang simetri dalam suatu kristal yang tegak lurus terhadap sumbu-sumbu utama dalam kristal tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati sumbu dan bidang yang ada pada kristal tersebut.Pemberian simbol Herman-Mauguin ini akan berbeda pada masing-masing kristal. Dan cara penentuannya pun berbeda pada tiap system kristal.Tabel 1.1 Herman-Mauguin SymbolSystem (1)Class Name (2)AXESPlanesCenterHermann-MauginSymbols (3)

2-Fold3-Fold4-Fold6-Fold

IsometricTetartoidal34----23

Diploidal34--3yes2/m 3

Hextetrahedral34--6-4 3m

Gyroidal643---432

Hexoctahedral643-9yes4/m 3 2/m

TetragonalDisphenoidal1-----4

Pyramidal--1---4

Dipyramidal--1-1yes4/m

Scalenohedral3---2-4 2m

Ditetragonal pyramidal----4-4mm

Trapezohedral4-1---422

Ditetragonal-Dipyramidal4-1-5yes4/m 2/m 2/m

OrthorhombicPyramidal1---2-mm2

Disphenoidal3-----222

Dipyramidal3---3yes2/m 2/m 2/m

HexagonalTrigonal Dipyramidal-1--1-6

Pyramidal---1--6

Dipyramidal---11yes6/m

Ditrigonal Dipyramidal31--4-6m2

Dihexagonal Pyramidal---16-6mm

Trapezohedral6--1--622

Dihexagonal Dipyramidal6--17yes6/m 2/m 2/m

TrigonalPyramidal-1----3

Rhombohedral-1---yes3

Ditrigonal Pyramidal-1--3-3m

Trapezohedral31----32

Hexagonal Scalenohedral31--3yes3 2/m

MonoclinicDomatic----1-m

Sphenoidal1-----2

Prismatic1---1yes2/m

TriclinicPedial------1

Pinacoidal-----yes1

DAFTAR PUSTAKA

http://geoenviron.blogspot.com/2012/02/kristalografi-sistem-kristal.htmldiakses pada 13 April 2012 pukul 00.13http://geografisman4baubau.blogspot.com/2010/10/kristalografi-dasar.htmldiakses pada 13 April 2012 pukul 00.26http://aryadie.wordpress.com/2010/03/10/sistem-kristal/diakses pada 13 April 2012 pukul 00.34http://kamilismail.blogspot.com/2009/03/unsur-unsur-simetri-kristal.htmldiakses pada 13 April 2012 pukul 01.43