Download - ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Transcript
Page 1: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Imunisasi

2.1.1 Pengertian

Imunisasi adalah berasal dari kata imun, kebal atau resistensi.

Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit

tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi

belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. (Notoatmodjo, 2003)

Imunisasi adalah proses menginduksi imunisasi secara artifical

dengan pemberian bahan antigenik seperti agent imunologi.

(Berhman, 2000)

2.1.2 Macam-macam kekebalan

Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan

menjadi 2 yakni :

1. Kekebalan tidak spesifik (non spesific resistance)

Yang dimaksud dengan faktor-faktor non spesifik (khusus) adalah

pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat

melindungi badan dari suatu penyakit, misalnya air mata, cairan-

cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya reflek-reflek

tertentu, misalnya batuk dan sebagainya.

2. Kekebalan spesifik (spesific resistence)

Kekebalan spesific dapat diperoleh dari dua sumber, yakni :

a. Genetik

Kekebalan yang berasal dari sumber genetis biasanya

berhubungan dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok

etnis, misalnya orang kulit hitam cenderung lebih resisten

terhadap penyakit malaria jenis vivax.

b. Kekebalan yang diperoleh (acquired immunity)

Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang

bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dapat diperoleh

9

Page 2: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

setelah orang sembuh dari penyakit campak ia akan kebal

terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat

diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya

dimasukkan organisasi pathogen (bibit) penyakit. Kekebalan

pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta, ibu yang telah

memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya

campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan

memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk

beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif bersifat sementara.

(Notoatmodjo, 2003)

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan

1. Umur

Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan

orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia

sangat muda atau usia tua lebih rentan. Kurang kebal terhadap

penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan

karena kedua kelompok tersebut daya tahan tubuhnya rendah.

2. Sex

Untuk penyakit-penyakit menular tertentu, seperti polio dan

diptheria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria.

3. Kehamilan

Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap

penyakit-penyakit menular tertentu, misalnya polio, pneumonia,

malaria serta amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit thypoid dan

meningitis jarang terjadi pada wanita hamil.

4. Gizi

Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi

tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya

kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit

infeksi.

5. Trauma

Page 3: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Stress salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab

kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.

(Notoatmodjo, 2003)

2.1.4 Jenis-jenis imunisasi

Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :

1. Imunisasi pasif (pasive imunization)

Imunisasi pasif adalah tubuh anak tidak membuat zat antibodi

sendiri tetapi diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak

sehingga proses cepat tapi tidak bertahan lama misalnya

pemberian vaksin ATS (Anti Tetanus Serum).

2. Imunisasi aktif (active imunization)

Imunisasi pasif adalah kekebalan yang diperoleh tubuh setelah

mendapat vaksin (imunisasi). Imunisasi yang diberikan pada anak

adalah :

a. BCG untuk mencegah penyakit TBC.

b. DPT untuk mencegah penyakit diphteri, pertusis dan tetanus.

c. Polio untuk mencegah penyakit polio mitetis.

d. Campak untuk mencegah penyakit campak (measles).

e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B.

f. Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah

imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi

yang dilahirkan.

2.1.5 Tujuan program imunisasi

1. Tujuan

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan

kematian dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada

saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah diptheri, tetanus,

pertusis (batuk rejan), polio, tuberculosis, hepatitis B dan campak

(measles).

2. Sasaran

a. Bayi di bawah umur 1 tahun (0 – 11 bulan).

Page 4: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

b. Ibu hamil (awal kehamilan 8 bulan).

c. Wanita usia subur (calon mempelai wanita).

d. Anak sekolah kelas I dan IV.

3. Pokok-pokok kegiatan

a. Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap)

1) Imunisasi BCG 1x.

2) Imunisasi DPT 3x.

3) Imunisasi polio 4x.

4) Imunisasi hepatitis B 3x.

5) Imunisasi campak 1x.

b. Pencegahan terhadap anak sekolah dasar

Imunisasi DPT, imunisasi TT.

c. Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS (calon

mempelai wanita)

Imunisasi TT 2x.

(Notoatmodjo, 2002)

2.1.6 Jadwal imunisasi

Tabel 2.1

Jadwal Imunisasi

Umur Jenis imunisasi

0 – 7 hari

1 bulan

2 bulan

3 bulan

4 bulan

9 bulan

Hepatitis B 1

BCG, Polio 1

DPT Hb Combo 1, Polio 2

DPT Hb Combo 2, Polio 3

DPT Hb Combo 3, Polio 4

Campak

(Sumber : Depkes RI, 2002)

2.1.7 Antigen yang digunakan sebagai vaksin

Page 5: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Tabel 2.2

Preparat antigenik yang digunakan sebagai vaksin.

Jenis antigen Contoh vaksin

Organisme hidup

Organisme utuh

Fragmen subseluler

Toksoid

Berbasis

Rekombinasi DNA

Alamiah

Dilemahkan

Virus

Bakteri

Kapsul

Polisakorida

Antigen

Permukaan

Ekspresi

Klongen

Vaksinia (untuk cacat)

Vaksin polio oral (sabin) campak,

parotitis, rubela, demam kunin,

naricela, zoster (human herpes

virus 3), BCG (untuk

tuberculosis)

Polio (salk), rabies, influenza,

hepatitis A, tifus (bukan demam

tifoid)

Pertusis, demam tifoid, kolera,

pes

Pneumokokkus, meningokokus

haemophilus influenza

Hepatitis B

Tetanus, dipteri

Hepatitis B (dari rage)

Sumber : Wahab, 2002

2.1.8 Efektivitas vaksin

Vaksin yang efektif harus memiliki hal-hal sebagai berikut :

1. Merangsang timbulnya imunitas yang tepat, antibodi untuk toksin

dan organisme, ekstra seluler seperti streptococeus pneumonia,

imunitas seluler untuk organisme intraseluler seperti hasil

tuberkulosis. Bila jenis respons imunitas yang paling sesuai untuk

suatu jenis infeksi tidak jelas seperti pada metona, lebih sulit pula

dibuat vaksin yang efektif untuk penyakit tersebut.

Page 6: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

2. Stabil dalam penyimpanan

Hal ini sangat penting untuk vaksin hidup yang biasanya perlu

disimpan di tempat dingin atau memerlukan rantai pendingin yang

sempurna dari pabrik ke pabrik.

3. Mempunyai imunogeritas yang cukup

Imunogeritas vaksin bahan mati sering perlu dinaikkan dengan

anjuvan (bahan yang ditambahkan atau diesmudifikasikan pada

antigen untuk meningkatkan produksi antibodi).

2.1.9 Persyaratan pemberian vaksin

1. Pada bayi atau anak yang sehat.

2. Pada bayi yang sedang sakit.

a. Sakit keras.

b. Dalam masa tunas suatu penyakit.

c. Defisiensi imunologi.

3. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es suhu 2 – 8oC dan

belum lewat masa berlakunya.

4. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat.

5. Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis

imunusasi yang telah diterima.

6. Meneliti jenis vaksin yang telah diberikan.

7. Memperhatikan dosis yang akan diberikan.

(Wahab, 2002)

2.2 Konsep Dasar Imunisasi Campak

2.2.1 Pengertian

Vaksin campak adalah preparat virus hidup yang dilemahkan

dan berasal dari berbagai strain virus campak yang diisolasikan pada

tahun 1950. Virus vaksin ditumbuhkan pada media sel embrio ayam.

2.2.2 Komposisi

Page 7: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Titer vaksin standar mengandung tidak kurang dari 3log 10

(1000) unit infeksius per dosis.

2.2.3 Indikasi

Vaksin campak diindikasi pada anak usia 9-11 bulan untuk

memberi imunisasi aktif melawan infeksi yang disebabkan oleh virus

campak (genus morbilivirus).

2.2.4 Kontra indikasi

Sebaiknya tidak diberikan pada orang yang punya riwayat

kejang demam, demam berat.

2.2.5 Efek samping

Reaksi lokal yang umumnya sering dilaporkan adalah rasa

sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikkan

reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya berkurang dalam

8 – 10 hari setelah vaksinasi.

2.2.6 Dosis dan penggunaan

1. Vaksin campak disuntikkan secara subkutan, suntikan di bagian

otot deltoid sepertiga lengan bagian atas.

2. Waktu pemberian pada umur 9 bulan, diberikan sebanyak 1x.

2.2.7 Cara penyimpanan

Vaksin campak harus didinginkan pada suhu yang sesuai (2 –

8oC) karena sinar matahari atau panas dapat membunuh virus vaksin

campak. Bila virus vaksin mati sebelum disuntikkan, vaksin tersebut

tidak akan mampu menginduksi respons imun.

2.2.8 Cara pemberian vaksin campak

1. Melarutkan vaksin campak (vaksin beku kering)

a. Cek label flacon vaksin, berapa cc pelarut yang dibutuhkan.

b. Ambil semprit 5 cc dan jarum oplos yang steril.

c. Semprit dan jarum ini hanya dipergunakan untuk oplos bukan

untuk suntikan.

d. Buka ampul pelarut/ flacon pelarut yang diperlukan.

e. Sedotlah pelarut ke dalam semprit.

Page 8: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

f. Bersihkan tutup flacon dengan kapas basah dan masukkan

pelarut ke dalam vaksin campak.

g. Kocok sampai vaksin betul-betul tercampur.

2. Mengatur posisi bayi

a. Dudukkan bayi di pangkuan ibu.

b. Lengan kanan bayi dijepit di ketiak ibunya.

c. Ibu menopang kepala bayi.

d. Tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi.

3. Mengisi semprit

a. Ambil semprit 1 cc yang telah steril dan jarum ukuran no. 23

gunakan jarum yang sama untuk mengisi semprit dan

menyuntik anak.

b. Bersihkan tutup karet flacon yang akan digunakan dengan

kapas basah.

c. Isap 0,5 cc vaksin ke dalam semprit.

d. Semprit ditegakkan-luruskan ke atas untuk melihat gelembung

udara. Apabila ada gelembung udara ketuk pelan-pelan supaya

gelembung naik ke atas lalu dorong piston sehingga

gelembung udara keluar.

4. Cara penyuntikan vaksin campak

a. Tempat yang akan disuntik adalah sepertiga lengan kiri bagian

atas.

b. Ambil sedikit kapas yang telah dibasahi dengan air bersih dan

bersihkan sekitar kulit lengan yang akan disuntik.

c. Jepitlah lengan yang hendak disuntik dengan jari tangan kiri.

d. Masukkan jarum ke dalam kulit yang dijepit dengan sudut

kira-kira 45 derajat terhadap lengan, jangan masukkan jarum

terlalu dalam, kontrol jarumnya dengan cara menekan semprit

dengan tangan anda, lalu tariklah sedikit pistonnya untuk

meyakinkan bahwa jarum tidak mengenai pembuluh darah,

Page 9: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

bila mengenai pembuluh darah jarum dicabut, pindahkan ke

tempat lain.

e. Tekan pistonnya pelan-pelan dan suntikkan sebanyak 0,5 cc.

f. Cabut jarum dan usap bekas suntikan dengan kapas yang untuk

membersihkan kulit tersebut.

(IDAI, 2001)

2.2.9 Hal-hal yang diperhatikan

1. Vaksin diberikan secara subcutan

2. Vaksin dilarutkan dengan HCL 5 cc

3. Vaksin terhindar dari sinar matahari dan berada di tempat yang

bersuhu 2 – 8oC

4. Jangan melarutkan vaksin sebelum siap diberikan.

5. Sisa vaksin dibuang dan tidak dapat dipakai setelah 3 jam

pemakaian.

2.2.10 Obat-obatan Pamol, Sirup, Table Analgesik, Antipiretik

1. Komposisi :

Pamol sirup tiap sendok teh (5 ml) mengandung : Asetaminofen

dalam larutan bebas alkohol 120 mg.

Pamol tablet tiap tablet mengandung asetaminofen 500 mg.

2. Cara kerja obat

Asecaminofen merupakan drivat para-aminofenol, bekerja sebagai

analgesik dan antipiretik.

3. Indikasi

Untuk meringankan rasa sakit atau nyeri, misalnya : sakit kepala,

sakit gigi, sesudah pencabutan gigi, nyeri pada otot, demam,

misalnya karena imunisasi.

4. Kontra Indikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap asetaminofen, gangguan

fungsi hati berat.

5. Efek samping

Page 10: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Jarang terjadi efek samping yang tidak spesifik pada pemakaian

asetaminofen pernah dilaporkan, mual, muntah, diare, diaforesis,

pallor dan sakit perut pada dosis besar dan pemakaian lama dapat

menyebabkan kerusakan hati.

6. Peringatan dan perhatian

Hati-hati bila digunakan pada pasien dengan penyakit ginjal, bila

setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak

menghilang, segera hubungi penggunaan pada penderita yang

mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan resiko kerusakan

fungsi hati.

7. Interaksi obat

a. Asetaminofen memperkuat kerja

vasopresin, polysobatum mempercepat absobsi asetaminofen.

Asetaminofen memperkuat efek beberapa obat antihipertensi

dengan jalan menambah efek depresi susunan saraf pusat.

Propantelin menghambat absorpsi asetaminofen.

b. Metoklopramida mempercepat

pengosongan lambung sehingga mempercepat absorpsi

asetaminofen dengan demikian mempercepat efek analgesik.

8. Aturan pemakaian :

a. Pamol sirop : Di bawah 1 tahun : ½

- 1 sendok teh 3 x/hari

1-5 tahun : 1 – 2 sendok teh 3 x/hari

6 - 12 tahun : 2 – 4 sendok teh 3 x/hari 1

sendok teh : 5 ml (menurut petunjuk dokter).

b. Pamol tablet : Dewasa : 1 – 2 tablet

3 – 4 x/hari

6 -12 tahun : ½ - 1 tablet 3 - 4 x/hari atau

menurut petunjuk dokter.

c. Kemasan

Page 11: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Pamol sirop,botol berisi 60 ml netto dilengkapi dengan sendok

teh

Pamol tablet,kotak berisi 5 strip @ 4 tablet. (DOI,2002)

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan

Imunisasi Campak

Agar dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara baik maka

dibutuhkan partisipasi aktif dari klien, keluarga dan tenaga medis sehingga

penulis menguraikan berdasarkan studi kepustakaan yang berhubungan

dengan asuhan kebidanan pada bayi dengan imunisasi campak dengan metode

pendekatan pemecahan masalah atau manajemen kebidanan.

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian

atau tahapan logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada

klien. (Varney, 1997)

Adapun langkah-langkah menggunakan 7 langkah menurut Helen

Varney antara lain :

2.3.1 Pengkajian

A. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang diperoleh dari hasil anamnesa

kepada ibu klien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain. Data

ini mencakup semua keluhan dari keluarga klien terhadap masalah

kesehatan yang dialaminya, adapun anamnesa ini meliputi :

1. Biodata

Nama bayi : By. “…” untuk membedakan dengan klien

lain.

Jenis kelamin : Laki-laki atau perempuan.

Umur : Berapa hari, bulan, tahun untuk mengantisipasi

diagnosa masalah kesehatan dan jenis terapi

yang diberikan.

Page 12: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Agama : Untuk memudahkan dalam melakukan

pendekatan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan.

Status anak : Untuk mengetahui jumlah saudara dalam

keluarga dan status orang tua kepada anaknya.

Nama ortu : Untuk mengetahui identitas orang tua.

Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektualitas orang

tua bayi yang dapat mempengaruhi sikap dan

perilaku kesehatan seseorang.

Pekerjaan : Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

pekerjaan orang tua bayi terhadap

permasalahan kesehatan dan tingkat ekonomi

keluarga.

Penghasilan : Untuk mengetahui tingkat pendapatan orang

tua bayi dan tingkat ekonomi keluarga.

Suku bangsa : Untuk mengetahui kebudayaan dan adat

istiadat yang dianut bayi dan keluarga serta

dapat mempermudah dalam melakukan

pendekatan.

Alamat : Untuk mempermudah hubungan bila keadaan

mendesak.

2. Keluhan utama

Keluhan yang diungkapkan ibu bayi, sehingga ia datang ke

pelayanan kesehatan. Dalam hal ini ditanyakan pada ibu

apakah bayi dalam keadaan sehat atau tidak, apakah waktunya

imunisasi campak.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Bagaimana riwayat kesehatan bayi saat datang ke pelayanan

kesehatan, apakah dalam keadaan sehat atau tidak.

4. Riwayat kesehatan yang lalu

Page 13: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Bagaimana riwayat kesehatan bayi dan lahir sampai sekarang,

apakah pernah menderita sakit panas, batuk, pilek.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi

keadaan bayinya saat ini atau tidak.

6. Riwayat neonatal

a. Antenatal

Bagaimana keadaan ibu saat hamil, keluhan yang pernah

dialami, ibu memeriksakan kehamilan kemana, obat yang

pernah didapat, imunisasi TT atau tidak, berapa kali.

b. Natal

Umur kehamilan berapa saat lahir, bagaimana proses

persalinan, dimana, ditolong siapa, bagaimana keadaan

bayi saat lahir, berapa berat dan panjangnya.

c. Post natat

Apakah bayi langsung minum ASI atau tidak, imunisasi

apa yang sudah diperoleh, nifas berjalan normal atau tidak.

7. Riwayat imunisasi

Imunisasi apa saja yang pernah didapatkan bayi.

8. Kebutuhan dasar bayi

a. Pola nutrisi

Bayi minum ASI saja atau minum susu formula, makanan

tambahan, berapa kali.

b. Pola istirahat

Berapa lama tidur (sekitar 14 – 16 jam per hari) rewel atau

tidak.

c. Pola aktivitas

Apakah bayi dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap,

dan berbalik sendiri, dapat merangkak, meraih benda dari

satu tangan ke ruangan yang lain, memegang benda kecil

dengan ibu jari dan jari telunjuk.

Page 14: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

d. Pola eliminasi

Frekuensi, warna dan konsistensi BAB dan BAK dalam

sehari.

e. Personal hygiene

Mandi, keramas, ganti baju dan popok berapa kali sehari.

B. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan

fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Data obyektif

meliputi :

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik atau tidak.

TTV : Nadi : 120 – 160x/ menit.

Suhu : 36,5 – 37,5oC.

RR : 20 – 40x/ menit.

Antropometri

BBL : 2500 – 4000 gram.

PBL : 49 – 53 cm.

BB sekarang : 3500 – 5000 gram.

PB sekarang : 51 – 55 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala : Apakah terdapat benjolan atau tidak,

keadaan kulit rambut.

Muka : Apakah bayi tampak pucat atau tidak,

konjungtiva anemis atau tidak, sklera

ikterus atau tidak, mata juling atau tidak.

Hidung : Adakah kelainan bentuk hidung, polip

atau tidak, sekret atau tidak, pernafasan

cuping hidung atau tidak.

Page 15: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Mulut dan gigi : Kelainan bentuk bibir atau tidak, mukosa

bibir lembab atau tidak, pucat atau tidak,

gigi sudah tumbuh atau belum.

Telinga : Simetris atau tidak, purulen atau tidak.

Leher : Apakah terdapat pembendungan vena

jugularis dan kelenjar tyroid atau tidak.

Dada : Apakah terdapat retraksi intercostal atau

tidak pada saat bernafas.

Perut : Terdapat lesi atau tidak, perut buncit atau

tidak.

Genetalia : Jenis kelamin laki-laki atau perempuan,

terdapat lesi atau tidak.

Anus : Terdapat kelainan anus atau tidak,

bagaimana kebersihannya.

Ekstremitas : Simetris atau tidak, oedem atau tidak,

terdapat gangguan pergerakan atau tidak.

b. Palpasi

Leher : Apakah terdapat pembesaran kelenjar

tyroid, pembendungan vena jugularis atau

tidak.

Ketiak : Apakah terdapat pembesaran kelenjar

limfe atau tidak.

Perut : Terdapat nyeri tekan atau tidak, terdapat

pembesaran hepar atau tidak.

Ekstremitas : Oedem atau tidak.

c. Auskultasi

Dada : Adakah wheezing, ronchi atau tidak.

d. Perkusi

Perut : Terdapat bunyi timfani atau tidak.

3. Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

Page 16: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Kenaikan berat badan bayi, rata-rata 7 – 10 kg, panjang

badan bertambah 2,5 sampai 4 cm selama sebulan pertama,

ukuran keliling lengan bayi 1 LILA.

b. Perkembangan

Motorik : Apakah bayi dapat duduk tanpa dibantu, dapat

tengkurap dan berbalik sendiri.

Sosialisasi : Apakah bayi dapat mengenali muka anggota-

anggota keluarga dan takut pada orang lain.

Sensorik : Apakah bayi dapat melempar benda-benda.

Bahasa : Apakah dapat mengeluarkan kata-kata tanpa

arti atau tidak.

2.3.2 Identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan.

Data dasar yang sudah dikumpulkan inter pretasikan sehingga

dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan

diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak

dapat didefinisikan seperti diagnosa, tetapi tetap membutuhkan

penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang

dialami sesuai dengan hasil pengkajian.

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan

belum teridentifikasikan dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan

dengan melakukan analisa data.

Berdasarkan pengkajian umum, diagnosa dan masalah yang

mungkin timbul antara lain :

Dx : Bayi umur 9 bulan dengan imunisasi campak.

Ds : Adanya komunikasi verbal yang menyatakan bahwa bayi dalam

keadaan sehat, umur 9 bulan waktunya imunisasi campak.

Do : Keadaan umum baik.

TTV : Nadi : 120 – 160x/ menit.

Page 17: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Suhu : 36,5 – 37,5oC.

RR : 20 – 40x/ menit.

Kenaikan berat badan 7 – 10 kg

Panjang badan bertambah 2,5 sampai 4 cm.

Lingkar kepala bertambah 1,5 cm/ bulan.

Berdasarkan catatan di KMS imunisasi yang sudah didapat

BCG, polio, hepatitis B, DPT.

2.3.3 Antisipasi masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, diharapkan dapat waspada dan

bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini menjadi

benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan

asuhan yang aman. Diagnosa potensial mungkin timbul :

Dx : Potensial terjadi pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.

Ds : Adanya komunikasi verbal yang menyatakan terjadi

pembengkakan pada daerah sekitar suntikan.

Do : Bayi menangis, di sekitar daerah penyuntikan tampak

kemerahan dan bengkak.

2.3.4 Identifikasi kebutuhan segera

Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja dikumpulkan

dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang

gawat dimana harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan

jiwa bayi atau klien. Tindakan segera yang mungkin dilakukan tidak

ada.

2.3.5 Mengembangkan rencana

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

Page 18: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi.

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah

pihak, yaitu tenaga kesehatan dan ibu klien dan keluarga agar dapat

dilaksanakan dengan efektif karena ibu klien dan kelaurga juga akan

melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu pada langkah ini tugas

kita adalah merumuskan masalah rencana asuhan sesuai dengan hasil

pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat

kesepakatan bersama sebelum melaksanakan. Langkah ini terdiri dari

tujuan, kriteria hasil, intervensi (rencana) dan rasional sehingga

tindakan kebidanan yang dilakukan tenaga kesehatan dapat

dipertanggung jawabkan berdasarkan metode ilmiah.

Diagnosa : Bayi “E” umur 9 bulan dengan imunisasi campak.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit

diharapkan imunisasi campak dapat dilakukan dengan

baik.

Kriteria hasil: Keadaan umum bayi baik.

TTV dalam batas normal.

Nadi : 120 – 160x/ menit.

Suhu : 36,5 – 37,5oC.

RR : 20 – 40x/ menit.

Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tenaga

kesehatan tidak terjadi pembengkakan pada daerah

sekitar suntikan.

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada bayi dan ibu bayi dengan melakukan

komunikasi terapeutik.

Rasional : Menjalin hubungan dan menciptakan kepercayaan

terhadap petugas serta ibu dapat kooperatif tindakan

yang dilakukan Bidan.

2. Jelaskan pada ibu tentang imunisasi campak.

Page 19: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Rasional : Menambah pengetahuan ibu tentang imunisasi campak.

3. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.

Rasional : Ibu mengetahui keadaan dan kebutuhan bayi saat ini.

4. Persiapkan alat dan posisi bayi untuk diimunisasi.

Rasional : Alat dan posisi yang benar mendukung keberhasilan

imunisasi.

5. Periksa label kadaluarsa.

Rasional : Label kadaluarsa menunjukkan batas pemakaian

vaksin.

6. Berikan dosis dan cara pemberian vaksin.

Rasional : Dosis dan cara pemberian yang tepat mendukung

proses kekebalan yang efektif.

7. Berikan vaksin campak secara SC pada lengan kiri bagian atas.

Rasional : Imunisasi campak membentuk kekebalan terhadap

virus campak.

8. Catat hasil atau tanggal pemberian imunisasi kekebalan terhadap

virus campak.

Rasional : Dokumentasi agar tidak terjadi penyuntikan ulang

vaksin yang sama.

9. Jelaskan pada ibu agar tidak menggosok daerah suntikan dan jika

terjadi infeksi dari hasil imunisasi, pembengkakan atau yang lain

segera datang ke pelayanan kesehatan.

Rasional : Efektifitas vaksin berkurang dan deteksi dini

komplikasi lebih lanjut imunisasi campak.

10. Jelaskan pada ibu tentang efek samping imunisasi campak.

Rasional : Ibu mengetahui kebutuhan anaknya dan segera datang

ke pelayanan kesehatan.

11. Anjurkan pada ibu untuk menimbang bayinya setiap satu bulan

sekali.

Rasional : Deteksi dini gangguan pertumbuhan bayi.

2.3.6 Pelaksanaan tindakan atau implementasi

Page 20: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Pada langkah keenam ini rencana asuhan yang menyeluruh

seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara

efisiensi dan aman. Perencanaan ini bisa dilaksanakan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini bisa dilaksanakan seluruhnya oleh Bidan

atau sebagian lagi oleh ibu klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.

Walau tenaga kesehatan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Dalam situasi dimana Bidan berkolabotasi dengan Dokter

untuk menangani komplikasi yang timbul pada klien, maka

keterlibatan Bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap

bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama

yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut

waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.

2.3.7 Evaluasi

Dalam langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan

masalah. Rencana tersebut dapat efektif jika memang benar-benar

efektif dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan evaluasi, selanjutnya asuhan kebidanan ditulis

dalam bentuk catatan perkembangan yang meliputi SOAP, yaitu :

S (Subyektif) : Data yang diperoleh dari wawancara langsung.

O (Obyektif) : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan

pemeriksaan.

A (Assesment): Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan

obyektif.

P (Planning) : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.

Page 21: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Tanggal : 17 – 04 – 2009 Jam : 17.00 WIB.

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama bayi : By. “A”

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 8 Bulan

Status anak : Anak kandung

Nama ibu : Ny. “K” Nama bapak : Tn. “J”

Umur : 23 tahun Umur : 37 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S 1 Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan : ± Rp.1.000.000/bln Penghasilan : ± Rp.1.000.000/bln

Suku bangsa : Jawa/ Indonesia Suku bangsa : Jawa/ Indonesia

Alamat : Mancar Malang Alamat : Mancar Malang

Peterongan Jombang Peterongan Jombang

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan campak anaknya.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan anaknya berumur 8 bulan dan waktunya untuk

pemberian imunisasi campak dan sekarang dalam keadaan sehat,

hanya pilek.

4. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan anaknya tidak pernah dirawat di rumah sakit,

tidak pernah menderita gabag, batuk serta diare biasa.

Page 22: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

5. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita

penyakit campak, maupun dalam keluarganya tidak pernah menderita

penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS), maupun penyakit

menurun (darah tinggi, jantung, DM, asma, ginjal).

6. Riwayat neonatal

a. Prenatal

Ibu hamil pertama UK 9 bulan, selama hamil ibu rutin periksa

ke bidan 6 x, keluhan mual muntah pada TM I, obat yang

didapat B6, tablet Fe, vitamin, antasit, kalk dan selama hamil

ibu tidak pernah sakit.

b. Natal

Ibu mengatakan melahirkan anak yang pertama lahir spontan,

ditolong bidan, dengan usia kehamilan 9 bulan dan segera

menangis, BBL : 3200 gram, PBL : 49 cm, jenis kelamin

perempuan, tanggal lahir 1 September 2008.

c. Post natal

Setelah bayi lahir diberi ASI 8 x/hari atau jika bayi menangis.

7. Riwayat imunisasi

HB Sejak lahir

BCG 23-06-2008

DPT HB combo 11-07-2008 11-10-2008 11-11-2008

Polio 11-07-2008 11-10-2008 11-11-2008

8. Kebutuhan dasar bayi

a. Pola nutrisi

Pasien mendapatkan ASI dan ditambah dengan nasi tim

kadang nasi dengan sayur.

b. Pola istirahat

Pagi : Setelah selesai mandi dan makan langsung tidur jam

07.30 – 10.00 WIB

Page 23: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Siang : Jam 13.00 – 14.00 WIB

Malam : Jam 19.30 – 04.00 WIB terkadang terbangun jika BAK

dan BAB

c. Pola aktivitas

Ibu mengatakan anaknya bisa duduk sendiri, merangkak,

berdiri dengan berpegangan dengan bantuan ibu.

d. Pola eliminasi

BAK : 5 – 6x/hari warna kuning, bau khas.

BAB : 2x/hari warna kuning konsistensi lembek.

e. Pola personal hygiene

Mandi 2x/hari pagi (jam 06.00 WIB) dan sore (jam 16.00

WIB), keramas setiap mandi, ganti baju dan popok tiap kali

basah dan selesai mandi.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum : Baik

TTV : Nadi : 100 x/menit

Suhu : 36,7 oC

RR : 36x/menit

Antopometri BB : 8 Kg LK : FO : 33 cm

PB : 60 cm MO : 34 cm

Lila : 9 cm SOB : 33 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih,

rambut hitam, tidak ada lesi.

Muka : Tidak pucat, tidak oedem.

Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis (merah

muda), sklera tidak ikterus (putih), tidak

juling.

Mulut dan gigi : Simetris, tidak ada labio schisis, mukosa

bibir lembab, gigi sudah tumbuh 1.

Page 24: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Telinga : Simertis, tidak ada serumen.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

pembendungan vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak ada lesi.

Perut : Tidak terdapat lesi, tidak ada kelainan.

Anus : Bersih, tidak atresia ani.

Eks. Atas & bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada gangguan

pergerakan, jumlah jari lengkap.

b. Palpasi

Kepala : UUB normal, tidak ada benjolan.

Muka : Tidak oedem.

Hidung : Tidak ada nyeri tekan.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

tidak ada pembendungan vena jugularis.

Perut : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada

pembesaran hepar.

Ekstrimitas : Tidak oedem.

c. Auskultasi

Dada : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan baik

d. Perkusi

Perut : Tidak kembung.

Reflek patella : +/+

3. Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

BB : 8,5 kg

PB : 65 cm

LK : FO : 33 cm LD : 36 cm

MO : 34 cm Lila : 9 cm

SOB : 33 cm

Page 25: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

b. Perkembangan

1. Motorik halus : Memegang jari-jarinya untuk dimasukkan ke

mulutnya, bermain dengan senang hati.

2. Motorik kasar : Dapat berjalan tetapi dengan cara dituntun

dan kadang-kadang memakai kursi roda,

merambat atau merangkak.

3. Personal sosial : Malu terhadap orang lain, marah jika

mainannya diambil, mengikuti apabila diajak

tepuk tangan.

4. Bahasa : Bayi bisa bicara, ibu, bapak, maem,

menirukan suara.

3.2 Identifikasi Diagnosa Masalah

Dx : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.

Ds : Ibu mengatakan bayinya berumur 8 bulan, dalam keadaan sakit pilek

dan waktunya imunisasi campak.

Do : Keadaan umum baik.

TTV Nadi : 100 x/menit

Suhu : 36,7 oC

RR : 36 x/menit

Antopometri

BB : 8,5 kg

PB : 65 cm

Lila : 9 cm

3.3 Antisipasi Masalah Potensial

Tidak ada.

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Tidak ada

Page 26: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

3.5 Intervensi

Dx : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.

Tujuan :

Jangka pendek : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 45 menit di

harapkan imunisasi campak dapat dilakukan dengan baik.

Kriteria Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tenaga kesehatan

tidak terjadi pembengkakan pada daerah sekitar suntikan.

Jangka panjang : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 x 24 jam

diharapkan bayi tidak mengalami demam.

Kriteria hasil : Keadaan umum bayi baik.

TTV dalam batas normal.

Nadi : 120 – 160 x/menit

Suhu : 36,5 oC – 37,5 oC

RR : 20 – 40 x/menit

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada bayi dan ibu dengan melakukan komunikasi

secara terapeutik.

Rasional : Menjalin hubungan dan menciptakan kepercayaan terhadap

petugas serta ibu dapat kooperatif dengan tindakan yang akan

dilakukan.

2. Jelaskan pada ibu tentang imunisasi campak.

Rasional : Berbagi pengetahuan dengan ibu tentang imunisasi campak.

3. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.

Rasional : Ibu mengetahui keadaan dan kebutuhan bayinya saat ini.

4. Persiapkan alat dan posisi.

Rasional : Alat dan posisi yang benar mendukung keberhasilan imunisasi.

5. Periksa label kadaluawarsa.

Rasional : Label kadaluarsa menunjukkan batas pemakaian vaksin dapat

digunakan.

6. Tentukan dosis vaksin dan cara pemberian.

Page 27: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Rasional : Dosis dan cara pemberian yang tepat mendukung proses

kekebalan yang efektif.

7. Berikan vaksin campak secara SC pada 1/3 lengan bagian atas.

Rasional : Imunisasi campak membentuk kekebalan terhadap virus

campak.

8. Jelaskan pada ibu tentang efek samping imunisasi campak.

Rasional : Ibu mengetahui kebutuhan anaknya dan segera datang ke

palayanan kesehatan jika terjadi panas lebih dari 10 hari.

9. Berikan obat penurun panas.

Rasional : Dengan pemberian obat akan mengurangi dan mengatasi

gejala panas akibat imunisasi.

10. Jelaskan pada ibu agar tidak menggosok daerah suntikan.

Rasional : Efektivitas vaksin dapat berkurang.

11. Anjurkan pada ibu untuk menimbang bayinya setiap satu bulan sekali atau

bila ada keluhan.

Rasional : Deteksi dini gangguan pertumbuhan bayi.

12. Anjurkan ibu membawa anaknya ke petugas kesehatan jika panas tidak

turun-turun selama 3 hari.

Rasional : Untuk menghindari komplikasi lebih kompleks.

13. Catat hasil atau tanggal pemberian imunisasi campak pada KMS.

Rasional : Dokumentasi agar tidak terjadi penyuntikan ulang vaksin yang

sama.

3.6 Implementasi

Dx : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.

Tanggal : 17 – 04 – 2009

1. Jam 17.30 WIB.

Melakukan pendekatan pada bayi atau ibu dengan melakukan komunikasi

secara terapeutik sambil melakukan anamnesa.

2. Jam 17.34 WIB.

Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi campak.

Page 28: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

Imunisasi campak berfungsi untuk membentuk kekebalan terhadap virus

campak. Imunisasi campak diberikan 1 x.

3. Jam 17.37 WIB.

Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dan menunjukkan bayi dalam

keadaan sehat tidak ada keluhan.

Pemeriksaan Suhu : 36,7 oC

4. Jam 17.40 WIB.

Mempersiapkan alat dan posisi bayi.

Alat : Vaksin campak yang sudah dilarutkan.

Kapas DTT

KMS

Bolpoint

Spuit 5 cc dan jarum

Bengkok.

Posisi : Dudukkan bayi pada pangkuan ibunya.

Lengan kanan bayi di lipat di ketiak ibunya.

Tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi.

5. Jam 17.46 WIB.

Memeriksa label kadaluarsa vaksin campak dan memastikan bahwa

vaksin masih bisa digunakan.

6. Jam 17.50 WIB.

Menentukan dosis vaksin campak 0,5 cc, memperhatikan cara pemberian

vaksin sesuai dengan langkah yang ditetapkan.

7. Jam 17.54 WIB

Menyuntikkan vaksin campak secara subcutan pada 1/3 atas lengan kiri

bagian luar dengan sudut 45o.

8. Jam 18.00 WIB.

Menjelaskan pada ibu efek samping yang mungkin timbul yaitu

kemerahan di daerah suntikan dan panas, jika terjadi reaksi tersebut yang

harus di lakukan adalah kompres dengan air hangat.

Page 29: ASKEB IMUNISASI CAMPAK.doc

9. Jam 18.04 WIB.

Memberikan obat penurun panas parasetamol 500 ml 3x ¼ /hari jika suhu

badan panas 38oC.

10. Jam 18.06 WIB.

Menjelaskan pada ibu agar tidak menggosok daerah suntikan karena dapat

menurunkan efektivitas vaksin, jadi hanya ditekan saja.

11. Jam 18.09 WIB.

Menginformasikan pada ibu untuk menimbang bayinya setiap satu bulan

sekali untuk dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik

di posyandu atau pelayanan kesehatan lain.

12. Jam 17.13 WIB

Menganjurkan ibu membawa anaknya ke petugas kesehatan (Puskesmas,

Rumah Sakit atau BPS) jika panas tidak turun-turun selama 3 hari.

13. Jam 18.15 WIB.

Mencatat tanggal pemberian imunisasi campak pada KMS dan register

bayi (tanggal : 17 – 04 – 2009)

3.7 Evaluasi

Tanggal : 17 – 04 – 2009 jam : 18.15 WIB.

Dx : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.

S : Ibu mengatakan bayinya telah di imunisasi campak.

O : Keadaan umum baik.

Ibu mengerti dan menyadari tentang efek samping dari imunisasi

campak.

A : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.

P : Intervensi dilanjutkan

Memberikan obat penurun panas parasetamol 500 ml 3 x ¼ / hari jika

panas tidak turun-turun 38oC.

Membawa anak ke petugas kesehatan jika panas tidak turun selama 3

hari.