BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Efektivitas
Menurut en.wikipedia.org/effectivness, Effectiveness means the capability of
producing an effect. Yang berarti, efektivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan
suatu efek.
Menurut http://mtsu32.mtsu.edu:11409/698-Delone&McLean-TenYearUpdate.pdf
, mengutip,Yankey dan McClellan (2003), Organizational effectiveness is the extent to
which an organization has met its stated goals and objectives and how well it performed
in the process, yang berarti efektivitas organisasi adalah besaran ukuran dimana sebuah
organisasi telah mencapai sasaran dan objektivitasnya dan bagaimana hal tersebut
dilakukan dalam prosesnya.
Efektivitas menurut O’Brien (2003,p31), success should be also measure by the
effectiveness of information technology in supporting an organization’s business
strategies, enabling its business processes, enhnacing its organizational structure and
cultrue, and increasing the customer and business value of the enterprise. Yang berarti,
kesuksesan seharusnya juga diukur oleh keefektifan dari teknologi informasi yang
mendukung strategi bisnis suatu perusahaan, menciptakan proses bisnisnya,
mengingkatkan sruktur dan kebudayaan organisasi dan meningkatkan jumlah pelanggan
serta nilai bisnis perusahaan tersebut.
10
2.1.2 Pengertian Sistem
Menurut McLeod (2001,p9), Sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
elemen-elemen yang terintegrasi dengan mempunyai tujuan umum dalam mencapai
sebuah tujuan bersama.Elemen adalah suatu bagian yang penting dan yang dibutuhkan,
dimana bagian tersebut merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar.
Sedangkan menurut O’Brien dan Marakas (2005,p22), Sistem adalah sekelompok
komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menerima input dan menghasilkan sebuah output dalam proses
perubahan yang teratur.
Tiga komponen utama dari sistem adalah :
1. Input, melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki
sistem untuk diproses.
2. Proses, melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output.
3. Output, melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses. Output
yang dimaksud adalah user menggunakan sistem informasi Ricky L untuk
mendapatkan ataupun mencetak laporan harian, bulanan, dan bukti kas keluar
masuk.
Berdasarkan teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekelompok elemen atau komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta output dalam proses transformasi
yang teratur. Jadi, sistem informasi yang efektif membantu atau memudahkan user untuk
11
melakukan kegiatan input, proses dan menghasilkan output untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
2.1.3 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2001,p15), Informasi merupakan data yang telah diubah
menjadi hasil yang berarti dan berguna bagi penggunanya.
Menurut Laudon (2003,p7), informasi adalah kumpulan data yang telah diubah ke
dalam bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. Dikatakan berarti dan berguna
apabila data yang telah diubah itu bermanfaat bagi pemakai.
Terdapat empat dimensi informasi menurut McLeod (2001,p145), yaitu :
1. Relevansi (relevancy)
Informasi memilikki relevansi jika berkaitan langsung dengan masalah yang ada.
Manajer harus mampu memilih informasi yang diperlukan tanpa membaca seluruh
informasi mengenai subyek lain.
2. Akurasi (accuracy)
Idealnya, semua informasi harus akurat tetapi peningkatan ketelitian sistem
menambah biaya. Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber
informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau
merubah data-data asli tersebut.
12
Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi
antara lain adalah :
a) Kelengkapan (completeness) dari informasi
Informasi yang lengkap, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh
user harus memilikki keutuhan yang baik.
b) Keamanan (security) dari informasi
Suatu sistem informasi haruslah aman. Aman contohnya user dalam membuat
bukti kas keluar harus melakukan login dengan cara memasukkan username dan
password pada sistem informasi Ricky L untuk mengantisipasi adanya tindakan
kecurangan..
3. Ketepatan Waktu (Timely)
Informasi harus dapat tersedia untuk memecahkan masalah sebelum situasi krisi
menjadi tidak terkendali atau kesempatan menghilang. Manajer harus mampu
memperoleh informasi yang menggambarkan apa yang sedang terjadi sekarang,
selain apa yang telah terjadi di masa lampau.
4. Kebenaran (correctness) dari informasi
Sistem informasi Ricky L haruslah mengandung informasi-informasi yang benar.
Yang dimaksud dengan benar adalah user mendapatkan informasi yang tepat dan
terpercaya mengenai seluruh data-data seperti data customer, data pemasukan kas,
dan sebagainya.
13
Menurut Weber (1999,p897), some of the attributes of information quality are the
following :
1. Authenticity atau Kerahasiaan
2. AccuracyAtau Akurasi
3. Completene atau Kelengkapan
4. Uniqueness (nonredundancy) atau Keunikan
5. Timeliness atau Ketepatan Waktu
6. Relevance atau Relevans
7. Comprehensibility atau Dapat di mengerti dan dipahami
8. Precision atau Ketepatan
9. Conciseness atau Keringkasan
10. Informativeness atau Kepadatan Informasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu
fakta atau berita yang diubah ke dalam bentuk yang dapat dilihat, dibaca, dimengerti bagi
orang yang memerlukannya.
14
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005,p5), Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi teratur
apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data
yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Orang bergantung pada sisem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain
dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur
pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan daa yang disimpan
(sumber daya data).
Karakteristik kemampuan dari sebuah sistem informasi adalah :
1. Merubah data menjadi informasi
2. Kemampuan untuk menganalisa informasi
3. Melakukan proses penghitungan terhadap transaksi
4. Menyediakan user nya informasi mengenai organisasi
5. Membantu dalam pembuatan keputusan
6. Mengatur penggunaan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut http://www.uscfa.edu/sobam/publications/CAIS2-20.pdf An information
system in a particular type of work system whose internal functions are limite to
processing information by performing six types operations : capturing, transmitting,
storing, retrieving, manipulating and displaying information. An information system exist
to produce information and/or to support or automate the work performed by other work
15
systems. Information systems may server other waork systemns through a variety roles.
Yang berarti sistem informasi adalah sebuah tipe sistem kerja khusu yang fungsi
internalnya adalah untuk memproses infomasi dengan menjalankan 6 tipe dari operasi
yaitu, menangkap, memancarkan, menyimpan, mengkoreksi, memanipulasi dan
menghasilkan informasi. Sebuah sistem informasi ada untuk memproduksi informasi dan
atau untuk menyokong atau mengotomisasi pekerjaan yang dikerjakan oleh sistem
pekerjaan lain. Sistem informasi dapat bertugas untuk sistem kerja lainnya melalui peran
yang beraneka ragam.
2.1.5 Dimensi Sistem Infromasi
Menurut DeLone dan McLean (1992,p60), model kesuksesan sistem informasi
yang mereka usulkan diberi nama D&M IS Success Model. Dimana terdapat 6 elemen
yang menjadi faktor atau komponen ukuran suksesnya suatu sistem informasi, yaitu :
1. Kualitas Sistem (System Quality)
Kualtias sistem digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi
informasinya sendiri.
2. Kualitas Informasi (Information Quality)
Kualitas Sistem informasi mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.
3. Pengunaan (Use)
Pengunaan Informasi adalah pengunaan keluaran suatu sistem informasi oleh
penerima.
16
4. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction)
Kepuasan pemakai adalah respon pemakai terhadap pengunaan keluaran sistem
informasi.
5. Dampak Individual (Individual Impact)
Dampak Individual merupakan efek dari informasi terhadap perilaku pemakai.
Damap ini berhubungan erat dengan inerja, yaitu menungkatkan kinerja individual
pemakai sistem.
6. Keuntungan Perusahaan (Net Benefits)
Dampak organisasi merupakan dampak dari informasi terhadap kinerja organisasi.
Berikut ini disajikan tabel pengukur kesuksesan sistem informasi :
Tabel 2.1 Dimensi & Indikator Keefektifan Sistem Informasi
Dimensi Indikator Kualitas Sistem Kemudahan
(System Quality) Kesesuaian
Kehandalan
Waktu Respons
Kegunaan
Kualitas Informasi Relevansi
(Information Quality) Kelengkapan
Kemanan
Kekinian
Akurasi
Ketepatwaktuan
17
Penggunaan Frekuensi Akses Sistem
(Usage) Durasi penggunaan
Jumlah record diakses
Ketepatan Penggunaan
Kepuasan Pengguna Kepuasan akan perangkat Sistem Informasi
(User’s Satisfaction) Kepuasan akan keputusan pihak manajerial
Keuntungan Perusahaan Penghematan biaya
(Net Benefits) Perluasan pasar
Penambahan penjualan
Pengurangan Biaya pencarian
Penghematan waktu
DeLone dan McLean (1992,p60)
Berdasarkan teori diatas, maka yang menjadi indikator adalah :
1. Kemudahan dipelajari, karena user dapat lebih mudah menguasai cara-cara
pengoperasian sistem tanpa perlu mengikuti training secara khusus.
2. Kemudahan penggunaan, karena jika user telah mengerti bagaimana sistem bisa
dioperasikan, maka user dapat mengoperasikan sistem dengan lebih baik dan lebih
user friendly.
3. Kesesuaian, karena apabila user merasa cocok dengan sistem maka user akan
lebih efektif dalam bekerja.
4. Kehandalan sistem, karena dalam menggunakan sistem, user harus yakin bahwa
sistem tersebut handal didalam membantu user dalam memberikan hasil kerja
yang lebih baik lagi.
18
5. Waktu Respons, jika user mengakses sistem dengan waktu respons yang cepat
maka user dapat lebih efisien dalam bekerja.
6. Kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem, karena user dengan mudah dapat
menggunakan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem yang telah disediakan sesuai
dengan kebutuhannya.
7. Relevan, karena dalam menggunakan sistem, maka informasi yang dihasilkan
berguna didalam membantu proses kerja user terutama di dalam proses
pengambilan keputusan.
8. Kelengkapan, karena sistem diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan user-nya.
9. Kemanan, karena informasi yang dihasilkan diharpkan dapat terjamin
keamanannya.
10. Kekinian, karena sistem diimplementasikan untuk dapat memberikan data /
informasi yang lebih up to date.
11. Akurasi, karena sistem diharpkan dapat menghasilkan informasi yang berguna
serta dapat diandalkan (bebas dari kesalahan).
12. Ketepatwaktuan, melalui sistem, informasi diharapkan dapat disajikan lebih cepat
sehingga berguna didalam mendukung proses pengambilan keputusan.
13. Frekuensi akses sistem, dengan penerapan sistem, perusahaan berharap untuk
dapat mencapai tujuannya secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu user
19
diharapkan untuk lebih mendayagunakan sistem yang telah disediakan tersebut
secara lebih maksimal untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
14. Durasi penggunaan, karena apabila kualitas sistemnya bagus, user akan lebih
sering menggunakan sistem.
15. Ketepatan penggunaan, karena sistem harus digunakan oleh user yang berwenang
sesuai dengan otoritas yang telah diberikan oleh perusahaan sehingga user tidak
melanggar batasan akses yang telah ditetapkan.
16. Kepuasan terhadap perangkat sistem informasi, karena user akan dapat
memberikan kinerja yang lebih baik jika sistem yang efektif juga ditunjang
dengan sarana (hardware) yang mendukung.
17. Kepuasan terhadap keputusan yang diambil, karena dengan adanya sistem, maka
user diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih baik sehingga memberikan
nilai tambah positif bagi perusahaan.
18. Pengurangan biaya-biaya operasi, karena dengan pengimplementasian sistem,
maka perusahaan berharap dapat meringkaskan biaya operasional (cost effective).
19. Penambahan Keuntungan atau Profit untuk perusahaan.
20
2.1.6 Sintesis Variabel Efektivitas Sistem Informasi Ricky L
Berdasarkan analisis diatas, sistem informasi merupakan elemen-elemen yang
saling berkaitan dengan menggunakan sumber daya untuk mengubah masukan menjadi
keluaran berupa informasi. Sistem informasi Ricky L merupakan sistem informasi yang
khusus didesain untuk kegiatan operasional perusahaan bridal Ricky L. Dimensi yang
berkaitan dengan efektivitas sistem informasi Ricky L adalah : 1) Kualitas sistem dengan
indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan, kesesuaian,
kehandalan sistem, waktu respons, serta kegunaan menu-menu dan fungsi-fungsi sistem;
2) Kualitas informasi dengan indikatornya adalah relevan, kepahaman, kelengkapan,
kemanan, kekinian, kekinian, kelengkapan dan ketepatwaktuan; 3) Penggunaan sistem
dengan indikatornya adalah frekuensi akses sistem, durasi penggunaan, ketepatan
penggunaan; 4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah kepuasan terhadap
perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang diambil dan 5)
Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya operasi dan
penambahan profit untuk perusahaan.
2.1.7 Konstruk Variabel Efektivitas Sistem Informasi Ricky L
Berdasarkan sintesis diatas, maka yang dimaksud dengan sistem informasi yaitu,
merupakan suatu kesatuan dari elem yang saling berkaitan dengan tujuan mengumah
masukan data menjadi keluaran berupa informasi. Sistem informasi Ricky L digunakan
pada bagian kasir, sales, marketing, customer service, personalia, dan pihak managerial.
Dimensi yang berkatian dengan efektivitas sistem informasi Ricky L adalah 1) Kualitas
sistem dengan indikatornya adalah kemudahan dipelajari, kemudahan penggunaan,
kesesuaian, kehandalan sistem, waktu respons, serta kegunaan menu-menu dan fungsi-
21
fungsi sistem; 2) Kualitas informasi dengan indikatornya adalah relevan, kepahaman,
kelengkapan, kemanan, kekinian, kekinian, kelengkapan dan ketepatwaktuan; 3)
Penggunaan sistem dengan indikatornya adalah frekuensi akses sistem, durasi
penggunaan, ketepatan penggunaan; 4) Kepuasan pemakai dengan indikatornya adalah
kepuasan terhadap perangkat sistem informasi dan kepuasan terhadap keputusan yang
diambil dan 5) Dampak organisasi dengan indikatornya adalah pengurangan biaya-biaya
operasi dan penambahan profit untuk perusahaan.
2.1.8 Pengertian User
Menurut Senn (1998,p16) user or end-user is people who use information
technology in their jobs or personal lives. Yang berarti user atau pengguna akhir adalah
orang yang menggunakan teknologi didalam pekerjaan mereka atau kehidupan pribadi
mereka.
Menurut en.wikipedia.org/user , Users in a computing context refers to one who
uses a computer system. Users may need to identify themselves for the purposes of
accounting, security, logging and resource management. In order to identify oneself, a
user has an account (a user account) and a username, and in most cases also a
password.Users employ the user interface to access systems. Yang berarti, User dalam
konteks komputerisasi adalah orang yang menggunakan sebuah sistem computer. User
mungkin butuh melakukan identifikasi untuk tujuan akuntansi, keamanan, logging dan
manajemen sumber daya. Dalam upaya mengidentifikasi dirinya, seorang user memilikki
sebuah account (sebuah account pengguna) dan sebuah username, dan kebanyakan juga
memilikki sebuah password. User menggunakan user interface untuk masuk ke dalam
sistem..
22
2.1.9 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci
guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan
organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi
sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Sedangkan yang dimaksud dengan dimensi kerja menurut Gomes (1995,p142),
memperluaskan dimensi prestasi kerja karyawan yang berdasarkan :
1. Quantity work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang
ditentukan
2. Quality of work; kualitas kerja berdasarkan syarat syarat kesesuaian dan
kesiapannya.
3. Job knowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya
4. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yg timbul.
5. Cooperation, kesetiaan untuk bekerjasama dgn org lain
6. Dependability, kesadaran dan kepercayaan dlm hal kehadiran n penyelesaian kerja
7. Initiative; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
23
8. Personal qualities, menyangkut kepribadian kepemimpinan, keramah tamahan
dan integritas pribadi
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan
kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam
suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang
diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
2.1.10 Pengertian Kinerja Pengguna (User Performance)
Menurut (http://saulcarliner.home.att.net/idbusiness/value3.htm), user performance
is user’s ability to perform these tasks. Purpose of user performance is to measures the
extent to which users can perform the main tasks. Kinerja pengguna adalah kemampuan
yang dimilikki pengguna untuk menyelesaikan semua tugasnya. Tujuan dari pengukuran
kinerja pengguna adalah untuk mengukur sejauh mana pengguna dapat menyelasikan
tugas-tugas utamanya.
Menurut (http://www.cmpevents.com), user performance is about enabling users to
reach their goals faster and more dependably. Systems designed for user performance
help people work more efficiently and make fewer mistakes – kinerja pengguna adalah
tentang bagai`mana pengguna mampu mencapai tujuan mereka secara cepat dan lebih
dapat diandalkan. Sistem yang didesain untuk kinerja penggunanya membantu orang
bekerja secara lebih efisien dan mengurangi kesalahan
Menurut http://www.uscfa.edu/sobam/publication/CAIS2-20.pdf Measures of
perfomance focusing on participants include measures of the impact of the work system
on them (related to stress, variety, social dimensions of Information systems success and
24
measures of their impact on the work system related to skills, knowledge, commitment).
Yang berarti pengukuran kinerja yang fokusnya adalah karyawan meiliputi pengukuran
dari dampak sistem kerja pada mereka (berhubungan dengan stress, kenaekaragaman,
dimensi sosial kesuksesas sistem informasi dan pengukuran dampak karyawan yang
berhubungan dengan keahlian, pengetahuan dan komitmen.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas , maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
pengguna (user performance) adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil
kerja terbaiknya dengan menyelesaikan tugas-tugas yang utama, dimana kinerja seorang
pengguna dapat didukung dari sarana lain seperti sistem.
Berikut ini disajikan tabel pengukur Kinerja User
Tabel 2.2 Dimensi & Indikator Kinerja User
Dimensi Indikator Quantity Of Work Jumlah hasil kerja ( Kuantitas Kerja) Produktivitas Quality Of Work Kualitas hasil kerja (Kualitas Kerja) Kesiapan Job Knowledge Pengetahuan mengenai sistem (Pengetahuan) Keterampilan dalam menggunakan sisem Creativeness Keaslian gagasan (Kreatifitas) Keaslian tindakan Coorporation Dukungan Staf IT (Kerja Sama) Pemecahan Masalah
Kerjasama Dependability Kesadaran
(Dapat Diandalkan) Kehadiran Penyelesaian pekerjaan
Initiative Inisiatif untuk melakukan tugas-tugas baru (Inisiatif) Inisiatif untuk memperbesar tanggung jawab
Personal Qualities Kepribadian (Kualitas Personal) Kepemimpinan
25
Keramah-tamahan Integritas Pribadi
2.1.11 Konstruk Variabel Kinerja User
Berdasarkan analisis diatas, maka yang dimaksud dengan kinerja user adalah
aktivitas kerja yang dilakukan oleh karyawan yang berinteraksi dengan Sistem Informasi
Ricky L, untuk dapat menghasilkan produksi jasa, pelayanan dan produktivitas yang lebih
baik. Dimana dimensi yang berkaitan dengan kinerja user adalah : 1) Kuantitas Kerja
dengan indikatornya adalah Jumlah hasil kerja, produktivitas; 2) Kualitas Kerja dengan
indikatornya adalah kualitas hasil kerja, kesiapan; 3) Pengetahuan dengan indikatornya
Pengetahuan mengenai sistem, keterampilan dalam menggunakan sistem; 4) Kreatifitas
dengan indikatornya adalah keaslian gagasan, keaslian tindakan; 5) Kerjasama dengan
indikatornya adalah dukungan staf IT, pemecahan masalah, kerja sama; 6) Kehandalan
dengan indikatornya, kesadaran, kehadiran, penyelesaian pekerjaan; 7) Inisiatif dengan
indikatornya inisiatif dalam melakukan tugas-tugas baru, inisiatif dalam memperbesar
tanggung jawab; 8) Kualitas Personal dengan indikatornya adalah kepribadian,
kepemimpinan, keramah tamahan, integritas pribadi.
2.1.12 Sintesis Variabel Kinerja User
Berdasarkan sintesis diatas, maka yang dimaksud dengan kinerja user PT. Ricky L Mitra
Nasional adalah kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya.
Dimana kinerja pengguna pada PT.Ricky L Mitra Nasional didukung oleh sistem
informasi Ricky L. Dimensi yang berkaitan dengan kinerja user adalah 1) Kuantitas
Kerja dengan indikatornya adalah Jumlah hasil kerja, produktivitas; 2) Kualitas Kerja
26
dengan indikatornya adalah kualitas hasil kerja, kesiapan; 3) Pengetahuan dengan
indikatornya Pengetahuan mengenai sistem, keterampilan dalam menggunakan sistem; 4)
Kreatifitas dengan indikatornya adalah keaslian gagasan, keaslian tindakan; 5)
Kerjasama dengan indikatornya adalah dukungan staf IT, pemecahan masalah, kerja
sama; 6) Kehandalan dengan indikatornya, kesadaran, kehadiran, penyelesaian
pekerjaan; 7) Inisiatif dengan indikatornya inisiatif dalam melakukan tugas-tugas baru,
inisiatif dalam memperbesar tanggung jawab; 8) Kualitas Personal dengan indikatornya
adalah kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, integritas pribadi.
2.1.13 Tabel Kisi-Kisi Variabel, Dimensi dan Indikator Penelitian
Tabel 2.3 Tabel Kisi-kisi Variabel, Dimensi dan Indikator
Variabel Dimensi Indikator Efektivitas Sistem Kualitas Sistem Kemudahan Informasi Ricky L (System Quality) Kesesuaian
(Effectivity of Ricky L Kehandalan Information System) Waktu Respons
Kegunaan Kualitas Informasi Relevansi (Information Quality) Kelengkapan Kemanan Kekinian
Akurasi
Ketepatwaktuan Penggunaan Frekuensi Akses Sistem (Usage) Durasi penggunaan Jumlah record diakses Ketepatan Penggunaan Kepuasan Pengguna Kepuasan akan perangkat Sistem Informasi (User’s Satisfaction) Kepuasan akan keputusan pihak manajerial Keuntungan Perusahaan Penghematan biaya (Net Benefits) Perluasan pasar Penambahan penjualan Pengurangan Biaya pencarian
27
Penghematan waktu Kinerja User Quantity Of Work Jumlah hasil kerja
(User's Performance) ( Kuantitas Kerja) Quality Of Work Kualitas hasil kerja (Kualitas Kerja) Kesiapan Job Knowledge Pengetahuan mengenai pekerjaan (Pengetahuan) Keterampilan Creativeness Keaslian gagasan (Kreatifitas) Keaslian tindakan Coorporation Dukungan Staf IT (Kerja Sama) Pemecahan Masalah Kerjasama Dependability Kesadaran (Dapat Diandalkan) Kehadiran Penyelesaian pekerjaan Initiative Inisiatif untuk melakukan tugas-tugas baru (Inisiatif) Inisiatif untuk memperbesar tanggung jawab Personal Qualities Kepribadian (Kualitas Personal) Kepemimpinan Keramah-tamahan Integritas Pribadi
2.1.14 Kerangka Berpikir
Yang dimaksud dengan efektivitas Sistem Informasi adalah suatu tingkat ukur atas
kegiatan yang terjadi pada produksi jasa, pelayanan dan produktivitas yang lebih baik,
dimana kegiatan tersebut meliputi input, process dan output dari data-data atau fakta
tentang kegiatan pemasaran perusahaan, menyangkut komponen yang terorganisasi,
terdiri dari : sistem kerja, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber
data, manusia dan sumber daya yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisa, menyimpan dan menyediakan produksi jasa, pelayanan dan produktivitas
yang lebih baik yang berguna dan berarti untuk pengambilang keputusan. Dalam hal ini,
adanya proses pertukaran informasi yang mencakup indikator : (1) Tujuan, (2)Input /
28
masukan, (3) Timely / Tepat waktu, (4) Complete / Lengkap,(5) Understandable / mudah
dimengerti.
Yang dimaksud dengan kinerja user PT. Ricky L Mitra Nasional adalah
kemampuan pengguna dalam memberikan hasil kerja terbaiknya. Dimana kinerja
pengguna pada PT.Ricky L Mitra Nasional didukung oleh sistem informasi Ricky L.
Dimensi yang berkaitan dengan kinerja user adalah : : 1) Kuantitas Kerja dengan
indikatornya adalah Jumlah hasil kerja, produktivitas; 2) Kualitas Kerja dengan
indikatornya adalah kualitas hasil kerja, kesiapan; 3) Pengetahuan dengan indikatornya
Pengetahuan mengenai sistem, keterampilan dalam menggunakan sistem; 4) Kreatifitas
dengan indikatornya adalah keaslian gagasan, keaslian tindakan; 5) Kerjasama dengan
indikatornya adalah dukungan staf IT, pemecahan masalah, kerja sama; 6) Kehandalan
dengan indikatornya, kesadaran, kehadiran, penyelesaian pekerjaan; 7) Inisiatif dengan
indikatornya inisiatif dalam melakukan tugas-tugas baru, inisiatif dalam memperbesar
tanggung jawab; 8) Kualitas Personal dengan indikatornya adalah kepribadian,
kepemimpinan, keramah tamahan, integritas pribadi.
Dengan demikian, berdasarkan dua pengertian diatas terdapat hubungan antara
efektivitas Sistem Informasi Ricky L dengan kinerja karyawan. Dimana semakin tinggi
efektivitas Sistem Informasi Ricky L yang diterapkan dalam memenuhi kebutuhan dan
harapan karyawan atas Sistem Informasi Ricky L, maka akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pada perusahaan tersebut, maka diduga terdapat Korelasi Antara
Efektivitas Sistem Informasi Ricky L dengan Kinerja Karyawan pada PT.RICKY L
MITRA NASIONAL.
29
2.1.15 Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (2002,p64), hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.
Menurut Sugiyono (2007,p55), bentuk hipotesis penelitian dibedakan atas 3,
yaitu:
1. Hipotesis Deskriptif
Merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan
dengan variabel mandiri.
2. Hipotesis Komparatif
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.Pada
rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau
keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
3. Hipotesis Asosiatif
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
30
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian :
1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok. Contoh : jika orang banyak makan,
maka berat badannya naik.
2. Hipotesis Nol (Null Hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik, Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua
variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan
kata lain, selisih variabel pertama dengan variable kedua adalah nol atau nihil.
Contoh: tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat 1 dan mahasiswa
tingkat 2 dalam disiplin kuliah.
Bedasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesisnya meruapakan hipotesis
asosiatif yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Rumusan masalah asosiatif
Adakah hubungan antara efektivitas sistem informasi Ricky L dengan kinerja user
pada PT.Ricky L Mitra Nasional?
31
2. Hipotesis penelitian
Terdapat hubungan antara efektivitas sistem informasi Ricky L dengan kinerja
user pada PT. Ricky L Mitra Nasional.
3. Hipotesis Statistik
H0 : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
Sugiyono (2007,p58)
Keterangan :
H0 = Hipotesis Nol
H1 = Hipotesis Alternatif
ρ = nilai formulasi dalam formulasi yang dihipotesiskan
= 0 berarti tidak ada hubungan
≠ 0 berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada
hubungan.
32
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Penelitian
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999,p16), penelitian merupakan refleksi diri
dari keinginan untuk mengethaui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam.
Menurut Sugiyono (2007,p10), penelitian dapat dikelompokkan menjadi
deskriptif,komparatif, dan asosiatif.
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian desktiptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain
2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
3. Penelitian Asosiatif atau Hubungan
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini minimal terdapat dua
variabel yang dihubungkan.
33
2.2.1.1 Macam – macam data penelitian
Menurut Sugiyono (2007,p12), ada 2 macam data penelitian, yaitu data kualitatif
dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
dan gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data
kualitatif yang dibentuk menjadi angka.
Data kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu data diskrit atau nominal dan data
kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara
terpisah, secara diskrit atau kategori. Misalnya : dalam suatu kelas terdapat 50
mahasiswa, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Data kontinim adalah data yang bervariasi
menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran.
Data kontinum dibagi menjadi tiga, yaitu data ordinal, data interval dan data ratio.
Data ordinal adalah data yang berbentung rangking atau peringkat. Data interval adalah
data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut atau mutlak. Data ratio
adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak.
2.2.1.2 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2007,p97) ,prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran.
Oleh karena itu, harus ada alat ukur yang digunakan. Alat ukur itu disebut instrumen
penelitian. Jadi instrumen adalah suatu alat yang digunakan dalam melakukan
pengukuran, dalam hal ini alat untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian.
Contohnya : Kuesioner, pedoman wawancara dan sebagainya.
Untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik, ada dua syarat yang
harus dipenuhi yaitu reliabilitas dan validitas. Reliabilitas merupakan tingkat ketepatan,
34
ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi, reliabilitas menunjukkan apakah
instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil pengukuran yang sama mengenai
sesuatu yang diukur pada waktu yang berbeda. Sedangkan validitas adalah suatu ukuran
tingkat validnya suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu
mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat.
2.2.2 Pengertian Korelasi
Menurut Pratisto (2005,p83), Korelasi diartikan sebagai hubungan. Analisis
korelasi bertujuan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan antara dua atau lebih
variabel.
Menurut http://analistat.com/readarticle, Korelasi merupakan angka yang
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel (atau lebih). Arah dinyatakan
dalam bentuk hubungan positif (+) atau negatif (-), sedangkan kuatnya hubungan
dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi.
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa korelasi adalah hubungan
atau ketertaikan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang sifatnya
kuantitatif dan kualitatif.
35
2.2.3 Variabel Penelitian
Menurut Indriantoro dan Supomo (2003,p61), Variabel merupakan representasi
dari abstraksi dari fenomena kehidupan nyata yang diamati (construct) yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai.
Variabel dapat diukur dengan berbagai macam nilai tergantung pada construct
yang diwakilinya. Nilai variabel dapat berupa angka atau berupa atribut yang
menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.
Tipe-tipe variabel dapat diklasifikasi berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan
antar variabel yaitu :
1. Variabel Independen (Independent Variable)
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang
diduga sebagai sebab (presumed cause variable).
2. Variabel Dependen (Dependent Variable)
Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variable Dependen dinamakan juga sebagai variabel akibat
(presumed effect variable)
3. Varibel Moderating (Moderating Variable)
Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu
36
diantaranya adalah variabel moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang
memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen
dengan variabel dependen. Variabel moderating merupakan tipe variabel yang
mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Variabel
moderating dinamakan pulang dengan Variabel Contigency.
4. Variabel Intervening (Intervening Variable).
Variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel-variabel independengan dengan variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel yang
terletak diantara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen,
sehinggan variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi
variabel dependen
2.2.4 Populasi dan Sampel
2.2.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2007,p72), populasi adalah wilayah generlaisasi yang terdiri
atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999,p115), populasi yaitu sekolompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.
37
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi tidak
hanya mencakup subyek, tetapi juga obyek dan fenomena alam yang meliputi seluruh
karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
2.2.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2007,p73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Ada 2 jenis teknik untuk menentukan sampel (sampling) yaitu :
1. Probability Sampling merupakan teknik penarikan sampel dimana setiap anggota
populasi disediakan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini
dapat digambarkan seperti gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Simple Random Sampling
38
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Penarikan sampel yang digunakan bila populasi berstrata dengan
mengelompokkan dahulu sesuai stratanya baru dari setiap strata diambil
sampelnya.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proposional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik yang digunakan bila dalam menentukan sampel sumber data atau obyek
yang diteliti berdasarkan daerah.
2. Nonprobability Sampling merupakan teknik penarikan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel dan anggota populasinya bersifat homogen. Teknik sampel
ini meliputi :
a. Sampel Sistematis : teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampel Quota : teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
39
c. Sampel Aksidental : teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dipandang cocok sebagai
sumber data.
d. Sampel Purposive : teknik penarikan sampel purposive dilakukan jika peneliti ingin
mendalami suatu kasus yang melibatkan jenis responden tertentu dan masalah
yang diteliti.
e. Sampel Jenuh : Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel.Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil yang
kurang dari 30 orang.
f. Snowball Sampling : teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Dimana responden awal dipilih dengan sampel probabilitas
sedangkan responden berikutnya diperoleh dari usulan/masukan responden
sebelumnya. Teknik ini digunakan juga pada kasus-kasus yang cenduru sensitif
sehingga sulit untuk menyusun kerangka sampel.
Pada penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling-Simple Random
Sampling dimana pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Ukuran sampel merupakan jumlah anggota sampel. Jumlah sampel yang 100%
(seratus persen) mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri.
Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam suatu penelitian
tergantung pada tingkat kesalahannya ( dipengaruhi oleh sumber dana, waktu dan tenaga
40
yang tersedia). Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel
yang diperlukan dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar
jumlah anggota sampel yang diperlukan.Dalam penentuan jumlah anggota sampel dari
populasi diperlukan tingkat kesalahan 1% (satu persen), 5% (lima persen), dan 10%
(sepuluh persen).
Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah sebagai berikut :
( )2
2 2
. . .1 . .
x n P Qsd n P Qλ
=− +
Keterangan :
λ2 dengan dk = 1 , taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = Jumlah sampel
Data :
λ2 = 3,481, taraf kesalahan 5%
P = Q = 0,5
d = 0,05
n = 40
41
Maka :
( )( ) ( )
( ) ( )
3, 481 40 0,5 0,50,052 40 1 3,481 0,5 0,5
34,810,0205 39 0,8703
34,810,0975 0,8702535,968236
x x xsx x x
sx
s
ss
=− +
=+
=+
==
42
Tabel 2.3 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan taraf kesalahan 1,5,dan 10%
N s
N s
N s
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10% 10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247 15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248 20 19 49 19 300 207 161 143 3500 558 317 251 25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254 30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255 35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257 40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 258 45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261 50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263 55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263 60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263 65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266 70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267 75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268 80 71 65 62 600 315 221 187 40000 663 345 269 85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269 90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270 95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270 100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270 110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270 120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270 130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270 140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270 150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270 160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270 170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270 180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270 190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270 200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270 210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270 220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270 230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271 240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271 250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271 260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271 270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 663 348 271
43
∞ 664 349 272
2.2.5 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2007,p84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur,sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999,p97), sesuai dengan sifat dan jenis
fenomena yang diabstrasikan oleh construct (pengukuran sikap), tipe skala pengukkuran
construct terdiri atas :
1. Skala Nominal (Nominal Scale)
Skala nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau
klasifikasi dari construct yang diukur dalam bentuk variabel. Misal, jenis kelamin
merupakan variabel yang terdiri atas duat kategori; pria dan wanita. Skala
pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: 1.pria, 2.wanita.
2. Skala Ordinal (Ordinal Scale)
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori,
tetapi juga menyatakan peringka construct yang diukur. Peringkat nilai
menunjukkan suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi. Misal, penelitian
ingin mengetahui preferensi calon mahasiswa terhadap lima perguruan tinggi
unggulan. Responden diminta untuk menyusun urutan pilihan terhadap masing-
44
masing perguruan tinggi dengan menyatakan dalam bentu angka 1 sampai dengan
5. Angka 1 menunjukkan tingkat pilihan responden yang pertama terhadap
perguruan tinggi tersebut, demikian seterusnya sampai angka 5 yang menunjukkan
tingkat pilihan yang terakhir.
3. Skala Interval (Interval Scale)
Skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat
dan jarak construct yang diukur. Skala interval, dengan kata lain, tidak hanya
mengukur perbedaan subyek atau obyek secara kualitatif melalui kategorisasi dan
menyatakan urutan preferensi, tetapi juga mengukur jarak antara pilihan yang satu
dengan yang lain.
Skala interval dapat dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5 atau angka 1
sampai 7. Nilai skala interval bukan angka absolut, misal jarak antara 1 dengan 2
sama dengan jarak antara 3 dengan 4. Penunjuk waktu (kalender atau jam)
merupakan contoh skala interval, jumlah hari antara tanggal 1 sampai dengan
tanggal 4 adalah sama dengan jumlah hari antara tanggal 21 sampai dengan
tanggal 24.
Bila mana skalanya adalah interval, maka rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran
nilai sentral. Prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi
product moment, uji t, dan uji F dan lain-lain uji parametrik.
Contoh :
Berikut ini adalah contoh instrumen penelitian yang mengukur construct sikap
terhadap pekerjaan yang menggunakan skala interval.
45
STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1. Pekerjaan yang saya lakukan mendorong
1 2 3 4 5 Saya untuk menjadi kreatif 2. Pekerjaan saya merupakan pekerjaan yang
1 2 3 4 5 membosankan 3.Secara keseluruhan saya merasa puas dengan
1 2 3 4 5 pekerjaan saya
1.STS = sangat tidak setuju, 2.TS = tidak setuju, 3.N = Netral, 4. S = Setuju, 5.SS = sangat setuju.
4. Skala Rasio (Ratio Scale)
Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat,
jarak dan perbandingan construct yang diukur. Nilai uang atau ukuran berat
merupakan contoh pengukuran dengan skala rasio. Nilai uang sebesar satu juta
rupiah merupakan kelipatan sepuluh kali dari nilai uang seratus ribu rupiah. Jika
berat badan seseorang adalah 80 kilogram sama dengan dua kali lipat dari orang
yang memiliki berat badan 40 kilogram.
2.2.6 Rating Scale
Menurut Sugiyono (2007,p86), berbagai skala yang dapat digunakan untuk
penelitian bisnis antara lain adalah :
1. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolah untuk menyusun item-item
46
instrumen yang dapat berupa pertanyaan. Data yang diperoleh dari skala tersebut
adalah berupa data interval.
Berikut ini contoh skala likert.
1 Ditempat saya bekerja keputusan-keputusan yang penting sering dibuat
oleh individual daripada kelompok
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Pasti Setuju Sangat Setuju
(STS) (TS) (TP) (S) (SS)
1 2 3 4 5
2 Atasan Langsung Saudara sangat mendukung penggunaan teknologi komputer
Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok Saudara
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Pasti Setuju Sangat Setuju
(STS) (TS) (TP) (S) (SS)
1 2 3 4 5
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu : ”ya-
tidak”; ”benar-salah”, ”positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat
berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala
likert terdapat 1,2,3,4,5 interval, dari kata ”sangat setuju” sampai ”sangat tidak
setuju”, maka dalam skala Guttman hanya ada dua interval, yaitu ”setuju” dan
”tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin
mendapatkan jawab yang tegas terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan.
47
3. Semantic Deferential / Skala Osgood
Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh
Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanyak bentknya tidak
pilihan ganda, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat
positifnya terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat positifnya
terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatifnya terletak
dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap / karateristik tertentu yang
dipunyai oleh seseorang.
4. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh
semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan
rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif
yang disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Rating scale ini lebih fleksibel karena tidak terbatan untuk
pengukuran sikap saja, tatpi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi
responden terhadap fenomena-fenomena lainnyal seperti skala untuk mengukur
status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan
dan lain-lain. Data yang diperoleh dari skala tersebut dapat berbentuk data interval
maupun rasio, tergantung dari apa yang diukur dan bagaimana pengukuran
dilakukan.
Untuk keperluan analisis secara kualitatif, maka jawaban-jawaban harus diberi
arti.
48
5. Skala Thurstone
Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Thurstone_scale, dalam psikologi, skala
Thurstone merupakan teknik formal pertama dalam mengukur sikap.
Dikembangkan oleh Louis Leon Thurstone pada tahun 1928, dalam mengukur
sikap akan keagamaan. Skala ini ditujukan untuk meletakan stimulus atau
pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat
favorable (kesukaan) atau unfavorable (ketidak sukaan) nya akan pernyataan
bersangkutan.
Berdasarkan skala-skala pengukuran yang telah dipaparkan diatas, maka skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale, karena
rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi juga
dapat digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnyal
seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, kemampuan dan lain-lain
2.2.7 Teknik Pengumpulan Data
2.2.7.1 Kuesioner
Bagian yang sangat penting dalam pengumpulan data adalah merancang
kuesioner. Menurut Sugiyono (2007,p135) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Usaha untuk membuat kuesioner suatu survei yang baik, harus diarahkan pada dua
tujuan utama, yaitu :
49
• Memperoleh informasi / data yang berhubungan dengan maksud dan tujuan survei
• Mengumpulkan informasi dengan kecermatan dan ketelitian yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Kuesioner dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka dan tertutup.
• Kuesioner terbuka (Kuesioner tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai
dengan kehendak dan keadaannya.
• Kuesioner tertutup (Kuesioner berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x)
atau tanda check (√) .
Tujuan dari kuesioner adalah :
• Memperoleh informasi yang akurat dari responden
• Memberikan struktur pada wawancara sehingga dapat berjalan lancar dan urut.
• Memberikan format standar pencatatan fakta, komentar dan sikap
• Memundahkan pengolahan data
50
2.2.7.2 Komponen Kuesioner
Dalam bukunya, Umar (2003a,p78), mengutip Emory-Cooper yang menyatakan
bahwa paling tidak terdapat 4 komponen inti dari sebuah kuesioner. Keempat komponen
itu adalah :
• Subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan riset.
• Ajakan, yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk turut serta mengisi
keuesioner secara aktif dan obyektif.
• Petunjuk pengisian kuesioner yang mudah dimengerti dan tidak biasa.
• Pertanyaan atau pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup,
semi tertutup, ataupun terbuka. Dalam kuesioner jangan dilupakan isian untuk
identitas responden.
2.2.7.3 Isi dari Kuesioner
Kuesioner harus mempunyai pusat perhatian, yaitu masalah yang ingin
dipecahkan. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji.
Maka secara umum isi dari kuesioner berupa :
• Pertanyaan tentang fakta
• Pertanyaan tentang pendapat
• Pertanyaan tentang persepsi diri
• Pertanyaan tentang fakta
51
• Pertanyaan tentang pendapat
• Pertanyaan tentang persepsi diri
Beberapa petunjuk penting berkenaan tentang cara mengungkap pertanyaan, antara
lain :
Jangan gunakan perkataan-perkataan sulit
Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum
Hindari pertanyaan yang artinya berbeda-beda (ambigu)
Jangan gunakan kata-kata yang samar
Hidarkan pertanyaan yang mengandung perasaan sugesti
Hindari pertanyaan yang berdasarkan presumasi
Jangan membuat pertanyaan yang menyinggung responden
Hindari pertanyaan yang mengharuskan responden untuk memilikki daya ingat
yang tinggi.
52
2.2.8 Statistik
Menurut Supranto (2000,p11), Statistik mempunyai 2 arti yaitu :
• Statistik dalam arti sempit yaitu, ringkasan dalam bentuk angka atau kuantitatif,
contoh : dalam statistik penduduk beruapa data atau keterangan berbentuk angka
ringkasan mengenai penduduk (jumlah rata-rata umur distribusi dan presentase
yang buta huruf).
Statistik dalam arti luas yaitu, suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan analisa data serta cara pengambilan kesimpulan secara
umur berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh.
Dalam mengaplikasikan statistik ke dalam sebuah masalah ilmiah atau industri atau
social, harus dipelajari dahulu proses atau populasi –nya. Misalnya populasi dari
masyarakat dalam sebuah negara, kandungan kristal dalam sebuah batu, atau barang
pabrikan yang diproduksi oleh pabrik tertentu dalam periode yang telah ditentukan.Atau
juga proses yang dipantau dalam waktu tertentu, jenis data yang dikumpulkan dalam jenis
populasi ini disebut dengan data ”time series”.
Menurut Arikunto (2007,p142), statistik dibagi menjadi 2 yaitu :
• Statistik Deskriptif, adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku unutk
umum atau generalisasi.
53
• Statistika Inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistika berfungi sebagai alat bantu untuk memperluas pengetahuan kita
terhadap masalah-masalah yang rumit, kabur dan belum menentu. Tetapi statistika tidak
dapat digunakan untuk memecahkan semua fenomena dan menjawab semua pertanyaan.
Hal itu disebabkan oleh :
• Statistika hanya dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dapat diukur
secara kuantitatif dapat dinyaakan dalam bentuk numerik.
• Statistika tidak dapat digunakan untuk fakta tunggal.
• Statistika hanya merupakan pendekatan dan bukan kebenaran matematika.
• Statistika dapat memberikan kesimpulan yang keliru dan kadang-kadang hanya
dapat direkomendasikan.
2.2.9 Koefisien Korelasi
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Korelasi, Analisis korelasi mencoba
mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah melalui sebuah bilangan yang disebut
koefisien korelasi. Koefisien korelasi linear didefinisikan sebagai hubungan linear antara
dua peubah acak X dan Y, dan dilambangkan dengan r. Jadi, r mengukur sejauh mana
titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus. Oleh karena itu, dengan membuat
diagram pencar bagi n pengamatan {(xi,yi); = 1,2,...,n}dalam contoh acak, dapat ditarik
kesimpulan tertentu mengenai r. Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis
lurus dengan kemiringan negatif, maka antara kedua peubah itu terdapat korelasi negatif
54
yang tinggi. Korelasi antara kedua peubah semakin menurun secara numerik dengan
semakin memencarnya atau menjauhnya titik-titik dari suatu garis lurus. Bila titik-titiknya
mengikuti suatu pola yang acak, dengan kata lain tidak ada pola, maka mempunyai
korelasi nol, dan dapat disimpulkan tidak ada hubungan linear antara X dan Y.
Perlu diingatkan bahwa koefisien korelasi antara dua peubah adalah suatu ukuran
hubungan linear antara kedua peubah tersebut, sehingga nilai r = 0 berimplikasi tidak
adanya hubungan linear, bukan bahwa antara kedua peubah itu pasti tidak terdapat
hubungan. Jadi, bila antara X dan Y terdapat suatu hubungan kuadratik yang kuat, akan
memperoleh korelasi nol meskipun jelas ada hubungan tak linear yang kuat antara kedua
peubah itu. Ukuran korelasi linear antara dua peubah yang paling banyak digunakan
disebut koefisian korelasi momen hasil kali Perason atau ringkasnya koefisien korelasi
contoh.
Ukuran hubungan linear antara dua peubah X dan Y diduga dengan koefisien
korelasi contoh r, yaitu :
2 2
2 2
i i i i
i i i i
n X Y X Yr
n X X n Y Y
−=
⎛ ⎞ ⎛ ⎞− −⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Pearson product-moment correlation coefficient
Beberapa penulis telah mengusulkan panduan untuk interpretasi koefisien
korelasi. Cohen (1988) mengamati bahwa banyaknya panduan-panduan tersebut memang
sesuai dengan kenyataan dan tidak perlu diawasi terlalu ketat.
55
Hal ini dikarenakan intepretasi dari koefisien korelasi bergantung pada konteks
dan tujuan penelitian. Korelasi (0,9) bisa menjadi sangat rendah apabila seseorang sedang
memverifikasi ilmu fisik menggunakan alat-alat yang berkualitas tinggi, tetapi dapat
dinilai sangat tinggi dalam ilmu-ilmu social dimana mungkin ada kontribusi yang lebih
hebat dari factor-faktor lainnya.
Adalah penting untuk mengingat bahwa “besar” dan ”kecil” tidak seharusnya
menjadi sinonim dari “baik” dan ”buruk” dalam tujuannya untuk menentukan sebuah
korelasi dalam ukuran tertentu.
Tabel 2.4 Ukuran Korelasi Pearson
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199 Sangat Rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Kuat
0.80-1.000 Sangat Kuat
2.2.10 Pengujian Statistik
2.2.10.1 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007,p160), Terdapat tiga macam bentuk pengujian hipotesis,
yaitu uji dua pihak (two tail), pihak kanan, dan pihak kiri (one tail).
56
• Uji dua pihak (two tail)
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi sama dengan dan
hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi tidak sama dengan (Ho= ; Ha ≠).
• Uji pihak kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila : hipotesa nol (Ho) berbunyi lebih besar atau
sama dengan (≥) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi lebih kecil (<), kata
lebih kecil atau sama dengan sinonim kata paling sedikit atau paling kecil.
Uji pihak kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesa nol (Ho) berbunyi lebih kecil atau
sama dengan (≤) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi lebih besar (>).
Kalimat lebih kecil atau sama dengan sinonim dengan kata paling besar.
2.2.10.2 Uji Reliabilitas
Menurut Indriantoro dan Supomo (2003,p180), Konsep reliabilitas dapat dipahami
melalu ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi. Pengukuran realibilitas menggunakan
indeks numerik yang disebut dengan koefisien. Konsep reliabilitas dapat diukur melalui
tiga pendekatan, yaitu : (1) koefisien stabilitas, (2) koefisien ekuivalensi, (3) reliabilitas
konsistensi internal.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, Reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat ukur didalam mengatur gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan
57
dengan nilai alpha dengan nilai r tabel. Dasar pengambilan keputusan pengujian
reliabilitas adalah sebagai berikut :
Jika alpha positif dan alpha > r tabel, maka indikator dinyatakan reliabel atau
dapat dipercaya dan konsisten.
Jika alpha positif dan alpha < r tabel, maka indikator dinyatakan tidak reliabel,
dalam arti indikator tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak konsisten.
Untuk mendapatkan nilai alpha secara manual, digunakan teknik alpha cronbach
dengan rumus sebagai berikut :
2
211 1
bkrk
σα
⎛ ⎞⎛ ⎞= −⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟−⎝ ⎠⎝ ⎠
∑
Arikunto (2002,p171)
Keterangan :
r1 = Reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
σ12 = Varians total
Σb2σ = Jumlah varians butir
Untuk mendapatkan nilai varian :
58
22
2
X X
nn
σ
⎛ ⎞− ⎜ ⎟⎝ ⎠=
∑ ∑
Sudjana (1996,p94)
Keterangan :
n = Jumlah responden (yang diuji coba)
σ2 = Varians Butir
X = Nilai skor yang dipilih (Total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan.)
Tabel 2.5 Ukuran Koefisien Reliabilitas
Nilai Hubungan
r < 0,20 Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
0,20 ≤ r < 0,40 Hubungan yang kecil (tidak erat)
0,40 ≤ r < 0,70 Hubungan yang cukup erat
0,70 ≤ r < 0,90 Hubungan yang erat (reliabel)
0,90 ≤ r < 1,00 Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)
r = 1,00 Hubungan yang sempurna
59
2.2.10.3 Regresi Linear Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linear
sederhana adalah
Ŷ = a + bx
Sugiyono (2004, p237)
Dimana :
Ŷ = Subyek atau nilai variabel dependen yang diprediksikan
a = Nilai Y bila X = 0
b = Arah angka atau koefisien regresi, yang menimbulkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel bebas. Bila b(+) makan naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Nilai a :
21 1 1 1 1
221 1
Y X X X Ya
n X X
⎛ ⎞⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎛ ⎞−⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎝ ⎠=
⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
60
Nilai b :
1 1 1 1
22
1i
n X Y X Yb
n X X
⎛ ⎞ ⎛ ⎞− ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠=⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Dimana :
a = Intersep atau perpotongan dengan sumbu tegak
b = Kemiringan atau gradiennya
n = Nilai tertentu dari variabel tidak bebas
Xi = Variabel bebas X yang ke-i
Yi = Variabel tidak bebas Y yang ke-i