LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PLTU merupakan pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap
untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini
adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik
dari uap panas atau kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai
macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar.
Dalam era industrialisasi dan pemanfaatan SDM guna kebutuhan manusia
diperlukan adanya teknologi yang maju dengan tenaga kerja yang profesional di
bidangnya masing-masing. Untuk itu selain mendapatkan berbagai teori, maka
diperlukan adanya pengalaman kerja di lapangan sebagai aplikasi ilmu yang telah
didapat selama di bangku perkuliahan formal.
Salah satu cara untuk menambah pengalaman kerja tersebut adalah dengan
mengadakan kerja praktek di industri-industri yang berkaitan dengan bidang studi
yang dipelajari di bangku kuliah. Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah
di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember, sebagai sarana
untuk latihan mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
di bangku kuliah. Selain itu dengan kerja praktek akan diperoleh gambaran yang
jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai masalah, khususnya
masalah pengaturan sistem tenaga di tempat kerja praktek.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud Kerja Praktek
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kegiatan ini merupakan
salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan matakuliah Kerja Praktek pada
Program Studi Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Elektro Universitas Jember.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan kerja praktek ini yaitu agar dapat
mengetahui dan memahami proses produksi dan pembangkitan energi
listrik pada PT. YTL Jawa Timur.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui bagaimana sistem proteksi dan pemeliharaan
generator pada PT. YTL Jawa Timur.
Mengetahui bagaimana sistem proteksi dan pemeliharaan
Generator Transformer pada PT. YTL Jawa Timur.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam laporan kerja praktek di PT. YTL Jawa Timur
adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi dan pembangkitan energi listrik pada PT. YTL Jawa Timur.
2. Sistem proteksi dan pemeliharaan generator pada PT. YTL Jawa Timur.
3. Sistem proteksi dan pemeliharaan transformator pada PT. YTL Jawa Timur.
1.4 Metode Penyusunan Laporan
1.4.1 Metode Penyusunan
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam membuat laporan,
penulis menggunakan empat metode, yaitu :
1. Metode Interview
Penulis mengadakan wawancara dan tanya jawab secara langsung pada
pihak terkait dengan obyek data penelitian. Metode ini bertujuan untuk
memperoleh penjelasan tentang data-data yang dipelajari dengan metode
pengamatan.
2. Metode Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek dengan
melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan. Metode ini berguna untuk
mendapatkan gambaran dan data-data yang jelas.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3. Metode Study Literatur
Mencari materi berupa component manual maintenance (CMM) atau
referensi untuk mendapatkan penjelasan teori berdasarkan realita dilapangan.
4. Metode Praktek Secara Langsung
Metode ini dilakukan pada area-area tertentu, yaitu di bagian Electrical, C &
I pada PT. YTL Jawa Timur dan di tempat-tempat yang bersangkutan dengan
kerja praktek ini. Hal ini bertujuan agar penulis mendapatkan pengalaman kerja
praktek dari dalam perusahaan maupun di lapangan.
Penulis melakukan praktek secara langsung di perusahaan maupun di
lapangan dengan pembimbing dan pihak-pihak karyawan dari perusahaan.
1.4.2 Sistematika Penyusunan
Untuk mempermudah penyusunan laporan ini, dibuat garis besar yang
terdiri dari beberapa bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, rumusan masalah, metode penulisan, tempat dan
waktu pelaksanaan Kerja Praktek serta Tinjauan Umum Perusahaan PT. YTL
Jawa Timur.
BAB II : LANDASAN TEORI
Meliputi dasar-dasar teori yang di gunakan.
BAB III : LAPORAN AKTIVITAS KERJA PRAKTEK
Meliputi laporan hasil kegiatan selama melaksanakan Kerja Praktek di PT. YTL
Jawa Timur serta berisi tentang laporan hasil pelaksanaan tugas umum dan tugas
khusus mahasiswa.
BAB IV : PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
1.5 Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan selama ± 2 bulan dengan rentang pelaksanaan
pada tanggal 28 Desember 2015 – 28 Februari 2016 dengan mengikuti jam kerja
perusahaan. Kerja praktek ini yang diikuti oleh 2 (dua) mahasiswa tahun angkatan
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
2013 Program Strata 1 Teknik Elektro konsentrasi sistem tenaga (power)
Universitas Jember.
Tabel 1.1 Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari Jam Masuk Jam Pulang
Senin 07.00 16.00
Selasa 07.00 16.00
Rabu 07.00 16.00
Kamis 07.00 16.00
Jum’at 07.00 16.00
1.6 Jadwal Kerja Praktek
Tabel 1.2 Jadwal Kerja Praktek
Bulan Desember 2015
Tanggal 28 29 30 31
Ket
Bulan Januari 2016
Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ket - - - - -
Bulan Januari 2016
Tanggal 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ket - -
Bulan Januari 2016
Tanggal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ket - - -
Bulan Februari 2016
Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ket - - -
Bulan Februari 2016
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Tanggal 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ket - - -
Bulan Februari 2016
Tanggal 21 22 23 24 25 26 27 28
Ket - - -
Ket : ( - ) Libur
() Hadir
1.7 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Waktu : 28 Desember 2015 – 28 Februari 2016
Tempat : PT. YTL Jawa Timur, Probolinggo
Alamat : Jl. Raya Surabaya-Situbondo KM 141 Komplek PLTU Paiton
Probolinggo, Jawa Timur 67291.
Tabel 1.3 Realisasi Kegiatan Kerja Praktek
KEGIATANBULAN
DESEMBER JANUARI FEBRUARI5 1 2 3 4 1 2 3 4
PENGENALANPERUSAHAANSTUDYLITERATUROBSERVASIPERUSAHAANKERJA PRAKTIK DANPENGUMPULAN DATAPENYELESAIANLAPORAN
Keterangan :
: di Perusahaan
1.8 Tinjauan Umum Perusahaan
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
1.8.1 Sejarah Perusahaan
PT. YTL Jawa Timur merupakan perusahaan pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) swasta terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini bergerak pada
bidang pengoperasian dan pemeliharaan untuk unit 5 dan unit 6 yang dibangun
saat proyek Paiton Private Power Project Phase II sedangkan kepemilikannya
dimiliki oleh PTJawa Timur. Untuk Private Power Phase I dibangun untuk unit 7
dan unit 8 yang dioperasikan oleh PT IPMOMI.
Paiton Private Power Project merupakan sebuah konsorsium yang disebut
sebagai “ ConsortiumJawa Timur “ terdiri atas Siemens SPV ( Siemens Project
Venture ) yang berasal dari Jerman, YTL Power yang berasal dari Malaysia, serta
PT. Bumi Pertiwi yang berasal dari Indonesia. Masing – masing perusahaan
tersebut mempunyai jumlah saham yang berbeda yaitu :
Siemens SPV : 50 %
YTL Power : 35 %
PT. Bumi Pertiwi : 15 %
Ketiga pemegang saham tersebut nantinya membentuk PT.Jawa Timur
sebagai pemilik unit 5 & 6. Sedangkan PT. YTL Jawa Timur yang
mengoperasikan unit – unit tersebut, maka dalam hal ini PT. YTL Jawa Timur
disebut sebagai Perusahaan O & M ( Operations and Maintenance ).
Pada tanggal 4 Desember 2004, saham yang dimiliki oleh PowerGen atas
kepemilikan unit 5 dan 6 (sebesar 35%), diakuisisi seluruhnya oleh YTL Power
Service. YTL Power Service sendiri merupakan anak perusahaan dari YTL
Corporation Berhad yang berasal dari Malaysia.Selanjutnya YTL Power Service
membuat anak perusahaan baru yakni PT. YTL Jawa Timur yang bertugas sebagai
Operation and Maintenance Company bagi unit 5 dan 6 menggantikan posisi PT.
PowerGenJawa Timur.
Untuk saat ini, pengoperasian fasilitas pembangkit listrik tenaga uap di
Paiton meliputi Paiton Unit 1 dan 2 (milik PJB), Unit 7 dan 8 (milik IPMOMI),
serta Unit 5 dan 6 (milik PT. YTL Jawa Timur). Semua unit ini menggunakan
batu bara sebagai bahan bakar dan air laut sebagai media pendingin sistem.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 1.1 Lokasi PT. YTL Jawa Timur (tampak atas)
Tidak sebatas pada perjanjian penyatuan saham dari 3 perusahaan besar
tersebut, melainkan ada beberapa kesepakatan dan perjanjian lainnya sebagai
pendukung dan penyokong kinerja PT. YTL Jawa Timur. Perjanjian – perjanjian
tersebut antara lain :
1. Perjanjian Supply Batu bara dengan PT. Kideco dan PT. Berau dalam hal :
Peningkatan infrastruktur pertambangan yang besar.
Perjanjian supply jangka panjang.
Supply yang selaras dengan kebutuhan.
2. EPC Consortium
PT. Siemens Indonesia, yang meliputi : Steam Turbine, Generator,
Electrical System, Coal Plant, Ash Plant, FGD.
ABB – CE, yang meliputi : Boilers, Mills, Precipitators.
Black & Veatch, yang meliputi : Feed System, Balance of Plant.
3. Core Skills dengan PT. YTL, yang meliputi :
Pengoperasian asset kelistrikan yang efisien.
Manajemen Proyek.
Power Station Construction.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Power Station Engineering O & M.
Marketing dan Sales listrik.
Perdagangan listrik dan bahan bakar.
4. O & M Agreement
Merekrut dan melatih tim Indonesia.
Mengembangkan kebijakan, prosedur, dan strategi.
Melakukan Business Management System.
Mengembangkan Health and Safety System.
Mematuhi hukum Indonesia.
Membantu Commissioning Plant.
5. Perjanjian dengan PT. PLN Pembangkit Jawa Bali sebagai konsumen tetap
(Power Purchase Agreement) dari PT. YTL Jawa Timur, yang meliputi:
Pembelian minimum 80 % dari net availability.
Take Pay basis.
Perjanjian 30 tahun.
Disetujui Pemerintah.
6. Perjanjian pengangkutan batu bara melalui jalur laut dengan PT. CLS
Andhika
Operasi komersial penggunaan fasilitas unit 5 dan unit 6 ini dimulai pada
tanggal 26 juli 1999 untuk unit 6 dan tanggal 26 januari 2000 untuk unit 5.
Fasilitas pembangkit ini terdiri dari 2 unit yang menggunakan sistem pembangkit
listrik tenaga uap dengan bahan bakar batu bara.
Suplai batu bara berasal dari PT. Berau dan PT Kideco, Kalimantan.
Output bersih pada masing – masing unit yang beroperasi dapat menghasilkan
sekitar 500 MW sehingga untuk 2 unit yang beroperasi dapat menghasilkan daya
sebesar 1000 MW. Dari output yang dihasilkan itu akan dijual di bawah PPA
(Power Purchase Agreement) kepada PLN.
Untuk meningkatkan mutu layanan sebagai produsen listrik, PT. YTL
Jawa Timur juga harus mampu untuk mengendalikan pengoperasian dari
perlengkapan – perlengkapan yang menuntut pengoperasian yang baik agar tujuan
utama sebagai penyuplai listrik kepada PLN terus berjalan secara kontinyu dalam
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
jangka waktu yang lama sesuai dengan kontrak proyek yaitu selama 30 tahun,
dalam artian bahwa proses produksi listrik khususnya untuk unit 5 dan 6 dapat
terus berjalan tanpa ada hambatan yang berarti.PT. YTL Jawa Timur sampai saat
ini telah mampu melayani fasilitas penerangan listrik di wilayah Jawa dan Bali.
Sebagai perusahaan pembangkit listrik tenaga uap, PT. YTL Jawa Timur dalam
operasionalnya menekankan pada tiga faktor penting, yaitu :
1. Keselamatan (Safety)
Perhatian perusahaan pada faktor ini sangat besar. PT. YTL Jawa Timur
selalu berusaha agar menjadi “perusahaan dengan tingkat kecelakaan kerja nol
(zero accident)”. Komitmen perusahaan ini terhadap keselamatan kerja
diwujudkan dalam bentuk peraturan tentang standar keselamatan kerja yang ketat
yaitu K3. Arti penting K3 yaitu :
Tanggung jawa moral :
- Karyawan adalah aset PT. YTL Jawa Timur yang terbesar.
- Semua cedera dan penyakit dapat dicegah.
- Duty of care.
Penghematan/cost benefit :
a. Ongkos sendiri / Personal Cost pada individu
- Rasa sakit dan penderitaan
- Kehilangan suatu kualitas kehidupan
- Kehilangan pendapatan
- Kehilangan kenikmatan hidup (sementara dan permanen)
- Ongkos tambahan (perjalanan, obat, dll.)
- Kekhawatiran / kepedulian keluarga
b. Ongkos langsung (cedera, penyakit, dan kerusakan pada plant / produk)
c. Ongkos tak langsung
- Kerusakan produk atau material
- Penundaan produksi
- Pengerjaan lembur
- Waktu bagi investasi
- Waktu bagi administrasi
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
- Kehilangan kemampuan
Menurut UU No. 1 tahun 1970 keselamatan kerja bagi seluruh karyawan
dari PT. YTL Jawa Timur sangat diperhatikan sekali, adapun caranya dengan
melalui berbagai pelatihan keselamatan (safety training) dan dengan memasukkan
prosedur keselamatan kerja pertama kali dalam setiap pekerjaan. Misalnya dalam
sistem pelaksanaan maintenance harus melewati prosedur keselamatan yang
sangat ketat dengan kendali keselamatan kerja langsung di bawah Presiden
Direktur. Dengan komitmen ini diharapkan akan tercipta kondisi kerja yang aman
sehingga kinerja masing – masing personil aman.
2. Berwawasan Lingkungan Hidup
Sebagai salah satu bentuk perhatian PT. YTL Jawa Timur terhadap
lingkungan, perusahaan mengeluarkan Pernyataan Kebijakan Lingkungan seperti
yang tertera di bawah ini
Sebagai pengakuan dari PT.Jawa Timur ( Pemilik ) dan YTL Power
dalam Pernyataan Kebijakannya, PT. YTL Jawa Timur (Operator) mendukung
pandangan bahwa lingkungan adalah bagian integral dan fundamental dari strategi
dan tujuan bisnis Stasiun Pembangkit Paiton II.
Sebagai operator dari Stasiun Pembangkit Paiton Tahap II, kami
mengakui bahwa kegiatan kami mungkin berdampak pada lingkungan dank arena
itu kami bertekad untuk menerapkan perlindungan lingkungan berstandar tinggi
dan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan.
Di Paiton, kami bertekad untuk meningkatkan kinerja pengelolaan
lingkungan dengan :
Mematuhi peraturan perundang-undangan dan bila mungkin mencapai unjuk
kerja yang lebih baik dari apa yang dipersyaratkan peraturan perundang –
undangan.
Mempertahankan Sistem Pengelolaan Lingkungan yang efektif dan efisien.
Meminimalkan resiko lingkungan dan mencegah polusi.
Mengurangi dampak visual dari operasi kami.
Mendorong penggunaan transportasi yang efisien pada semua kegiatan
kami.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Mengelola tanah dengan penuh kehati – hatian serta mengembangkan
konservasi alam.
Kami juga mengakui bahwa para pemilik saham kami berperan dalam
dan bertekad untuk :
Mendidik dan melatih staf kami untuk menjalankan kegiatan mereka secara
bertanggung jawab pada lingkungan.
Memberi informasi para pemasok dan kontraktor kami tentang standar
lingkungan kami yang tinggi
Mendorong standar yang tinggi di sepanjang rantai pasokan kami.
Mendorong semua pemilik saham kami untuk menggunakan energi dan
sumber daya secara efisien.
Untuk mencapai tujuan tersebut kami kan merumuskan tujuan dan target
serta laporan tahunan atas perkembangan kami. Sebagai perwujudan dari
pernyataan tersebut di atas, perusahaan membuktikannya dengan dioperasikannya
berbagai fasilitas dalam plant yang bertujuan untuk mengolah setiap hasil
buangan sehingga benar – benar ramah lingkungan. Contohnya adalah
penggunaan fasilitas ElectroStatic Prescipitator (ESP), Flue Gas
Desulphurisation (FGD), dan Waste Water Treatment Plant (WWTP).
3. Lingkungan Sosial
PT. YTL Jawa Timur juga menaruh perhatian yang besar pada kehidupan
sosial di luar lingkungan perusahaan. Pihak perusahaan menyadari pentingnya
hubungan sosial dalam rangka menciptakan kehidupan yang serasi, selaras, dan
seimbang dengan masyarakat sekitar. Bentuk nyata kepeduliannya dalam bidang
pendidikan berupa bantuan ke sekolah-sekolah sekitar, pondok pesantren, dan
sumbangan sosial lainnya.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
1.8.2 Visi, Misi, Strategi dan Nilai
VISI
Menjadi perusahaan utama di bidang pengoperasian dan pemeliharaan
pembangkit listrik yang memberikan pelayanan kelas dunia kepada
PT.Jawa Timur Indonesia.
Menjadi dikenal di Indonesia sebagai perusahaan yang paling maju dan
terkemuka.
MISI
Berkomitmen untuk terus menerus memberikan pelayanan sempurna yang
menguntungkan dalam mencapai sasaran bisnis dengan melampaui
harapan para pemilik dan pemegang saham serta peduli terhadap
karyawan.
Menjadi terkemuka dan unggul dalam manajemen kualitas, operasional,
keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan.
STRATEGI
Bagaimana perusahaan secara berkala untuk mencapai visi.
NILAI
Working Together
- untuk keuntungan bersama.
- kesatuan, kejujuran, dan kepercayaan.
- saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.
Working Better
- tidak berkompromi pada keselamatan dan kesehatan kerja.
- selalu mengembangkan inovasi dan kemajuan.
1.8.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan yang di pakai adalah sistem garis lurus.
Pada laporan ini penjelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
jabatan tidak dituliskan, dengan alasan fleksibilitas kerja perusahaan yaitu untuk
menghindari pekerja yang tidak mau bekerja apabila diluar tugas, wewenang dan
tanggungjawabnya. Struktur organisasinya sebagai berikut:
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER
Station Director
Operation Director
Engineering Director
Deputy Director of External Relation
Head of Training
Operation Shift Manager
Head of safety & Fire Services
Head of Electrical C & I
Head of Turbine Plant
Head of Material Handling
Head of Boiler Plant
Head of finance & Procurement
Head of Chemistry & Envr.
Head of MIS
OHC ManagerHead of Plant Performance
Head of Site Services
Head of HR & ER
Head of General Affair
Head of Medical Services
Struktur Organisasi
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik hampir menjadi kebutuhan primer karena listrik – setelah
ditemukan – dengan cepat disukai di seluruh dunia Listrik merupakan tenaga yang
bersih, tidak mahal tersedia dalam keadaan yang relatif stabil, dan mudah dikirim
ke tempat yang jauh. Tenaga gerak dan panas lazimnya menghasilkan listrik
sangat besar dalam pembangkit berdaya tinggi, sedangkan tenaga kimia yang
dibangkitkan oleh baterai kering dan pancaran sinar matahari yang diubah sel
matahari umumnya menghasilkan listrik berdaya rendah. Dalam pembangkit
termodern, pembangkit nuklir, tenaga yang dihasilkan pembelahan inti atom
dimanfaatkan untuk membangkitkan uap panas yang menggerakkan turbin.
2.2 Generator
Generator sebagai alat untuk membangkitkan energi listrik dari energi
mekanik. Generator terdiri dari stator dan rotor. Dimana stator terbagi lagi
menjadi beberapa bagian, yaitu kerangka luar, kerangka dalam, inti stator, dan
belitan stator. Demikian juga dengan rotor yang terbagi menjadi rotor shaft,
belitan rotor, cincin penopang rotor, exciter current lead, bantalan poros
(bearing), dan shaft seal.
2.3 Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik statis yang dipergunakan untuk
mengubah tegangan bolak-balik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dan
digunakan untuk memindahkan energi dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian
lainnya tanpa merubah frekuensi. Transformator disebut peralatan statis karena
tidak ada bagian yang bergerak atau berputar, tidak seperti motor atau generator.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, transformator terdiri atas dua kumparan
dan satu induktansi mutual. Dua kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer
dan kumparan sekunder.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 14
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Kumparan primer adalah kumparan yang menerima daya dan dinyatakan
sebagai terminal masukan dan kumparan sekunder adalah kumparan yang melepas
daya dan dinyatakan sebagai terminal keluaran. Kedua kumparan dibelit pada
suatu inti yang terdiri atas material magnetik berlaminasi.Secara sederhana
transformator dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lilitan primer, lilitan
sekunder dan inti besi.
Lilitan primer merupakan bagian transformator yang terhubung dengan
sumber energi (catu daya). Lilitan sekunder merupakan bagian transformator yang
terhubung dengan rangkaian beban. Sedangkan inti besi merupakan bagian
transformator yang bertujuan untuk mengarahkan keseluruhan fluks magnet yang
dihasilkan oleh lilitan primer agar masuk ke lilitan sekunder.
Transformator terdiri dari dua gulungan kawat yang terpisah satu sama
lain, yang dibelitkan pada inti yang sama. Daya listrik dipisahkan dari kumparan
primer ke kumparan sekunder dengan perantaraan garis gaya magnet (fluks
magnet) yang dibangkitkan oleh aliran listrik yang mengalir melalui kumparan
primer. Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan sekunder,
fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubah-ubah.
Untuk mengetahui hal ini, aliran listrik yang mengalir melalui kumparan primer
haruslah aliran listrik bolak-balik. Saat kumparan primer dihubungkan ke sumber
listrik AC, pada kumparan primer timbul gaya gerak magnet (ggm) bersama yang
bolak-balik juga. Dengan adanya ggm ini, di sekitar kumparan primer timbul fluks
magnet bersama dan pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul gaya gerak
listrik (ggl) induksi sekunder yang mungkin sama, lebih tinggi, atau lebih rendah
dari gaya gerak listrik primer. Hal ini tergantung pada transformasi kumparan
transformator. Jika kumparan sekunder dihubungkan kebeban, maka pada
kumparan sekunder timbul arus bolak-balik sekunder akibat adanya gaya gerak
listrik induksi sekunder. Hal ini mengakibatkan timbul gaya gerak magnet pada
kumparan sekunder dan akibatnya pada beban timbul tegangan sekunder.
.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 15
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Transformator
Keterangan gambar :
U1 : tegangan primer
U2: tegangan sekunder
I1: arus primer
I2: arus sekunder
ep: GGL induksi pada kumparan primer
es: GGL induksi pada kumparan sekunder
Np: lilitan primer
Ns: lilitan sekunder
Φb: fluks magnet bersama
Z : beban
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 16
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Proses Produksi dan Sistem Pembangkitan Listrik
Prinsip kerja PLTU Paiton secara umum adalah adanya pembakaran batu
bara pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut menjadi uap
yang sangat panas dan digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga
menghasilkan tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator.
Pembangkit ini mengoperasikan 2 unit PLTU yakni unit 5 dan 6 dengan total
kapasitas 1220 MW dengan masing-masing unit menghasilkan 610 MW. Energi
listrik tersebut kemudian ditransmisikan melalui SUTET 500 kV Sistem
Interkoneksi Jawa-Bali. Berikut adalah proses alir PLTU Paiton:
Gambar 3.1 Proses alur PLTU Paiton
Daya listrik yang dihasilkan dari keseluruhan plant sebelumnya berasal
dari energi pembakaran batu bara (Coal) yang telah mengalami proses yang
panjang. Dari proses produksi itu kita mengenal komponen-komponen penting
yang terlibat dalam proses produksi tersebut. Komponen-komponen tersebut
adalah boiler, turbin dan generator. Sedangkan tiga bahan utama yang digunakan
yaitu air, udara dan batu bara. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar yang
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 17
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
menghasilkan panas. Oksigen diperlukan dalam proses pembakaran ini. Hasil
pembakaran yaitu panas, digunakan untuk mengubah air menjadi uap. Uap inilah
yang digunakan untuk menggerakkan turbin. Energi mekanis yang dihasilkan dari
turbin digunakan untuk menggerakkan generator. Keseluruhan proses yang terjadi
dapat disederhanakan seperti di atas. Namun sebenarnya proses yang terjadi tidak
sesederhana itu. Masih banyak sekali proses yang menunjang proses tersebut.
Berikut ini merupakan proses produksi listrik yang terjadi pada pembangkit listrik
Unit 5 dan Unit 6.
Sebelum masuk ke tempat pembakaran (furnace), batu bara yang
digunakan untuk menghasilkan energi panas mengalami beberapa proses. Setelah
batu bara turun dari kapal, batu bara ditampung di tempat penampungan batu bara.
Dari tempat penampungan ini batu bara dipindahkan ke Silo dengan
menggunakan Conveyor. Sebelum batu bara dipindahkan, batu bara di spray dulu
dengan air agar tidak terlalu berdebu. Dan dilewatkan dalam sensor logam untuk
memastikan agar tidak ada logam yang ikut terbawa dalam Conveyor.
Dari Silo batu bara dimasukkan ke dalam Pulverizer melalui Feeder.
Pulverizer merupakan tempat penghancuran batu bara menjadi butiran yang
sangat halus sehingga menyerupai bubuk (powder). Sedangkan Feeder adalah alat
pengatur kapasitas batu bara yang harus memasuki Pulverizer. Dalam melakukan
aktivitasnya, Feeder di kontrol dalam 3 hal yakni beban dari generator, kecepatan
pemanasan steam dan kualitas dari batu bara itu sendiri. Silo ini mampu
menampung batu bara sekitar 500 ton. Setelah dari Pulverizer, powder batu bara
akan naik karena dorongan udara panas dari PA (Primary Air ) Fan. Selain
sebagai pendorong, udara panas ini juga berfungsi sebagai pengering powder batu
bara agar lebih cepat dalam proses pembakaran serta menjadi penyeimbang
proses pembakaran di dalam Furnace.
Panas yang di hasilkan dari proses pembakaran ini melalui proses
perpindahan panas secara konveksi uap panas ini kemudian di panaskan lebih
lanjut oleh super heater sampai menjadi uap panas kering (dry super heated
steam), setelah itu uap panas kering akan disalurkan ke turbin bertekanan tinggi
(HP Turbine) dengan bantuan pipa – pipa tebal bertekanan tinggi dimana steam
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 18
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
itu dikeluarkan dan mengenai blade turbine. Saat mengenai blade, energi kalor
yang dimiliki steam akan berubah menjadi energi kinetik dan menggerakkan
blade turbine, uap yang keluar dari High Pressure (HP) Turbine akan dilakukan
pemanasan ulang (Reheat) di dalam boiler dengan tujuan supaya dapat
meningkatkan efisiensi boiler, selanjutnya steam dari reheat akan masuk kedalam
IP Turbine, setelah dari IP (Intermediate Pressure) Turbine steam akan masuk
kedalam Low Pressure (LP) Turbine dan shaft turbin yang disambungkan
dengan generator ikut berputar.
Listrik dihasilkan dalam batang – batang tembaga stator dengan
elektostatik di dalam rotor melalui putaran magnet. Listrik yang dihasilkan
bertegangan 21 kV dan dengan menggunakan generator transformer dinaikkan
menjadi 500 kV.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 19
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3.2 Single Line Diagram
Halaman ini sengaja dikosongkan
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 20
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3.3 Generator
Gambar 3.2 Generator
Generator yang digunakan pada PLTU Paiton Unit 5 dan 6 merupakan
generator yang identik spesifikasinya, tetapi generator tersebut memiliki serial
number yang berbeda. Serial number generator pada unit 5 yaitu M127843
sedangkan pada unit 6 yaitu M127844. Keduanya merupakan generator 3 fasa
yang menggunakan brushless excitation, dengan cara pemasangan rectifier pada
poros generator.
Gambar 3.3 Brushless Excitation System
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 24
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless) mesin listrik menyediakan
kehandalan yang tinggi melalui penghapusan kuas, cincin kolektor, dan debu
karbon, dimana pada pemanfaatannya mengurangi inspeksi dan biaya
pemeliharaan. Perputaran lebih rectifier dengan deteksi kegagalan dioda saat
beroperasi memungkinkan untuk interval perawatan yang lebih nyaman.
PMG (Permanent Magnet Generator) memasok listrik AC frekuensi tinggi
ke pengatur tegangan (AVR). AVR menerima tegangan dan umpan balik arus
reaktif yang disediakan oleh trafo arus dan tegangan untuk memberikan tegangan
dan arus reaktif. AVR menyediakan variabel kontrol arus DC ke bidang exciter
yang berputar. Dengan belitan rotor yang berputar tersebut, exciter menghasilkan
keluaran tiga fasa AC frekuensi tinggi, kemudian disearahkan oleh rectifier wheel
(roda penyearah) yang berputar. Arus DC ini diumpankan melalui konduktor ke
pusat poros rotor dan dibawa oleh bar khusus di daerah berongga di bawah
bantalan yang kemudian diterapkan pada pembangkit utama.
3.3.1 Bagian-Bagian Utama Generator
Gambar 3.4 Bagian-bagian generator
1. Stator
- Kerangka Dalam
Bagian dalam dari stator terdiri dari inti dan lilitan. Cincin
penopang membentuk bagian dari dalam sangkar yang ditutupkan
dalam kerangka.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 25
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
- Kerangka Luar
Kerangka stator kedap udara serta tahan terhadap tekanan dari inti
stator, belitan stator, dan pendingin pada ujung turbin.
- Inti stator
- Belitan stator
Gambar 3.5 Belitan stator
2. Rotor
Gambar 3.6 Rotor
- Poros rotor
Salah satu bagian tempaan padat yang dibuat dari tuangan vakum.
Slot untuk penempatan dari lilitan medan dililitkan dalam tubuh rotor.
- Belitan rotor
Lilitan rotor terdiri atas beberapa koil yang dimasukkan ke dalam
slot dan terhubung seri seperti dua kelompok lilitan yang membentuk
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 26
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
satu kutub. Tiap koil terdiri atas beberapa lilitan yang terhubung seri,
masing-masing terdiri dari dua lilitan yang membujur dan melintang
yang dihubungkan dengan arang pada bagian ujung.
- Cincin Geser
Cincin geser menerima gaya sentrifugal dari lilitan. Salah satu
ujung masing-masing cincin mengecil untuk dimasukkan ke tubuh
rotor, sedangkan ujung yang lain tergantung di atas ujung lilitan tanpa
menyentuh poros.
- Bantalan Poros (Bearing)
Sleeve bearing dilengkapi dengan shaft hydraulic selama start dan
operasi. Untuk menghilangkan arus pada poros, semua bearing
diisolasi berturut-turut dari stator dan dasar pelat. Temperatur dari
bearing dimonitor dengan thermocouple yang diletakkan di bagian
bawah sleeve bearing.
3.3.2 Sistem perawatan (maintenance system)
Tujuan dari adanya perawatan :
1. Meningkatkan availabilitas
2. Memelihara serta mempertahankan nilai perawatan dengan
meminimalkan kerusakan.
3. Efisiensi biaya produksi
4. Menjaga keselamatan orang yang menggunakan sarana dan alat
tersebut.
Komponen dari maintenance system :
1. Perencanaan (planning)
Kita harus sudah merencanakan proses perawatan yang akan dilakukan
dan diterapkan. Sehingga ketika perawatan dilakukan, akan sesuai
dengan acuan perencanaan.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 27
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
2. Sistem Tugas (Work Order System)
Digunakan untuk memeriksa perbaikan yang akan dilakukan, mulai dari
jenis peralatan, biaya, perencanaan, serta jadwal dari maintenance itu
sendiri.
3. Data Peralatan
Informasi mengenai peralatan yang akan digunakan harus tersedia, agar
dalam melakukan proses perawatan lebih tepat dan efisisen.
4. Leadership, management, communication, team work.
Aspek ini supaya dapat menjamin proses perawatan berjalan efektif dan
efisien.
5. Qualified Personal
Merupakan orang yang memiliki kualifikasi dalam proses perawatan,
sebab hal ini berhubungan langsung dengan kapabilitas peralatan dan
secara tidak langsung akan mempengaruhi proses produksi dari power
plant.
6. Shops, tool room, and hand tools
Rencana perawatan mengidentifikasikan alat khusus pada rencana
kerja. Perawatan program harus memperhatikan keefektifan dari shops,
tool room, dan hand tools.
7. Store room and rotating spares
Menyediakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam proses
perawatan terutama cadangan peralatan. Jika sewaktu-waktu mengalami
kerusakan dan harus diganti, maka waktu yang diperlukan untuk proses
pergantian akan sedikit, sehingga tidak akan mengganggu proses
produksi.
8. Reliability maintenance
Menjaga keandalan sistem dan menjaga sistem dari kegagalan.
- Preventive maintenance
Kegiatan dalam penjadwalan perawatan. Dengan adanya
penjadwalan ini, diharapkan mengurangi kegagalan tak terduga,
apabila terjadi juga kerusakan akan terdeteksi lebih dini.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 28
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
- Predictive maintenance
Merupakan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kondisi pada
sistem, biasanya dilakukan dalam bentuk monitoring langsung pada
sistem.
- Project maintenance
Proyek kerja yang diharapkan menghasilkan suatu tambahan atau
modifikasi terhadap perawatan.
9. Improve Work Process
Merupakan suatu cara dalam melakukan perbaikan sistem dengan
meningkatkan kuantitas maupun kualitas sistem.
10. Maintenance Metrics
Merupakan parameter dari proses perawatan yang dilakukan,
penentuan perawatan yang telah dilakukan sudah efektif atau belum
dan sesuai dengan prosedur atau tidak.
3.3.2.1 Jenis Maintenance
1. Preventive maintenance
Dilakukan untuk menghindari agar suatu peralatan tidak
mengalami kerusakan. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pelumasan serta membersihkan bagian-bagian tertentu pada selang
waktu yang telah ditentukan. Misalnya, pembersihan pada
pulverizer (mill) dan transformator chlorine.
2. Corrective maintenance
Keuntungan dari sistem perawatan ini ialah efektifitas perbaikan
sistem apabila terjadi kerusakan, waktu yang dibutuhkan untuk
perbaikan dapat lebih cepat, dan biaya yang dikeluarkan pun dapat
ditekan.
3. Corrective maintenance after inspection
Jenis perawatan seperti ini dilakukan tidak terjadwal, melainkan
hanya dilakukan ketika ditemukan kerusakan pada sistem setelah
adanya inspeksi. Contohnya, saat melakukan inspeksi ke generator
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 29
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
transformer dan ditemukan ada kebocoran pipa pada saluran antara
sitram dry ke trafo.
4. Support
Perawatan ini dilakukan sewaktu-waktu jika ada kerusakan pada
sistem. Misalnya, ketika ada generator trip.
5. Modification
Tindakan perawatan ini lebih ditekankan pada pengembangan
sistem. Tujuannya untuk membuat sistem menjadi lebih efisiensi
dan lebih andal.
3.3.2.2 Klasifikasi Waktu Pelaksanaan Maintenance
1. Equipment running : perawatan dilakukan ketika sistem masih
bekerja.
2. Equipment shutdown : perawatan dilakukan ketika sistem sedang
tidak bekerja
3. Unit shutdown : perawatan dilakukan ketika sistem atau unit
sedang tidak bekerja kurang dari 2 hari.
4. Unit outage : perawatan dilakukan ketika unit sedang dalam
penghentian sementara waktu.
5. Major unit shutdown : perawatan dilakukan ketika sistem sedang
tidak bekerja dalam waktu yang cukup lama.
6. Station shutdown : perawatan dilakukan ketika sistem mati total di
luar outage.
3.3.3 Sistem Proteksi dan Pengaman dalam Generator
Generator memerlukan proteksi atau perlindungan. Kemampuan
suatu sistem tenaga listrik ditentukan pula dari bagaimana sistem proteksi
yang digunakan. Oleh sebab itu, dalam perencanaan suatu sistem tenaga
listrik perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin
terjadi pada sistem, melalui analisis gangguan.
Gangguan yang bisa saja terjadi pada pembangkit atau generator yaitu :
a. Gangguan hubung singkat fasa ke tanah
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 30
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
b. Gangguan hubung singkat antar fasa
c. Suhu tinggi
d. Penguatan hilang
e. Hubung singkat sirkit dalam rotor
Proteksi yang digunakan adalah :
Pemutus Tenaga/Circuit Breaker (PMT/CB) adalah peralatan sistem
tenaga listrik yang berfungsi sebagai pemutus hubungan antara sisi sumber
tenaga listrik dengan sisi beban yang bekerja otomatis apabila terjadi
gangguan dan akan bekerja manual apabila sedang dalam perawatan atau
perbaikan.
Relay Proteksi
Sebagai alat untuk mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya
memberi perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT).
3.3.3.1 Proteksi untuk Gangguan dari Dalam Generator
a. Differential relay : untuk melindungi generator dari gangguan akibat
hubung singkat (short circuit) antarfasa.
b. Stator ground fault relay : untuk mendeteksi gangguan
pentanahan/grounding pada generator.
c. Loss of field relay : untuk mendeteksi kehilangan medan penguatan yang
menyebabkan overheating pada kumparan stator dan Eddy current pada
kumparan rotor.
d. Voltage balance meter : untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo
tegangan ke AVR dan relay.
e. Thermocouple : untuk memonitor temperatur pada bantalan (bearing) dan
poros.
3.3.3.2 Proteksi untuk Gangguan dari Luar Generator
a. Negative phase sequence relay : untuk melindungi generator dari arus
lebih urutan fasa negatif yag disebabkan oleh beban tidak seimbang.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 31
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
b. Out of step relay : untuk melindungi generator dari power swing akibat
perubahan beban dari sistem transmisi yang dapat menyebabkan operasi
generator tidak sinkron.
c. Over excitation V/Hz relay : untuk melindungi generator dari kejenuhan
inti yang dapat menyebabkan kenaikan tegangan.
d. Under frequency relay : untuk mendeteksi turunnya frekuensi akibat
penurunan putaran generator yang disebabkan oleh beban berlebih.
e. Reverse power relay : untuk mendeteksi adanya daya balik/aliran arus dari
sistem jaringan yang akan menyebabkan generator bekerja sebagai motor.
f. Arrester selentium : untuk memotong tegangan lebih akibat sambaran
petir.
3.3.3.3 Spesifikasi Relay pada Generator
a. Relay 7UM512
Aplikasi dari Relay 7UM512 salah satunya yaitu :
- Overcurrent/undercurrent protection
Relay arus lebih atau over current relay (OCR) adalah suatu relay
yang cara kerjanya berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi
batas yang telah ditentukan.
Jenis over current relay :
1. Relay arus lebih seketika (moment-instantaneous)
Jangka waktu kerja relay sangat singkat yakni sekitar 20-100
milisecond.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 32
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 3.
Gambar 3.7 Wiring relay arus lebih seketika
Bila arus beban naik melebihi batas yang ditentukan, maka harga Ir
juga akan naik. Bila naiknya arus melebihi harga operasi dari relay
(setting arus), maka relay akan bekerja yang ditandai dengan alarm
yang berbunyi dan TC melepas engkol sehingga PMT membuka.
2. Relay arus lebih waktu tertentu (definite time)
Jenis relay ini jangka waktu relay mulai pick-up (kerja) sampai
selesai kerja.
Gambar 3.8 (a) Wiring relay arus lebih waktu tertentu (b) Karakteristik
relay arus lebih waktu tertentu
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 33
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3. Relay arus lebih berbanding terbalik
Gambar 3.9 (a) Wiring relay arus lebih berbanding terbalik (b)
Karakteristik arus lebih berbanding terbalik
Selain itu ada beberapa proteksi yang ada pada relay 7UM512,
diantaranya :
- Overvoltage/undervoltage protection
- Over/underfrequency protection
- Active/reactive power protection
- Unbalanced-load protection
- Stator earth-fault protection
- Rotor earth-fault protection
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 34
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3.4 Generator Transformer
Pada PLTU unit 5 dan 6 memiliki beberapa jenis transformator yang
digunakan. Berdasarkan daya yang disuplai untuk plant transformator dibagi
menjadi berikut:
- BAT01: Generator Transformer 765 MVA (21 kV to 500 kV)
- BBT: Unit Auxiliary Transformer 60/40/40 MVA (21 kV to 10 kV)
- BCT: Station Service Transformer 90/45/45 MVA (150 KV to 10 kV)
Gambar 3.10 Generator Transformer 765 MVA
Generator Transformer 765 MVA adalah jenis transformator basah yang
menggunakan minyak/oli sebagai isolasi dan pendinginnya. Trafo ini menaikkan
tegangan yang dikirim generator yakni sebesar 21 KV menjadi 500 KV. Tegangan
dari generator dialirkan ke trafo dengan menggunakan Bust Duct. Terdapat pula
trafo spare dimana trafo ini digunakan sebagai transformator cadangan apabila
terdapat kerusakan atau trip pada Generator Transformer.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 35
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 3.11 Name Plate Generator Transformer
3.4.1 Bagian-bagian Generator Transformer
3.4.1.1 Bagian Utama
a. Inti Besi
Inti besi digunakan sebagai media jalannya fluks yang timbul
akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti
besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain.
Dibentuk dari lempengan–lempengan besi tipis berisolasi yang
disusun sedemikian rupa, untuk mengurangi panas.
b. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat
berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan
tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan.
Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c. Minyak Transformator
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 36
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Di dalam sebuah transformator terdapat dua komponen yang
secara aktif “membangkitkan” energi panas, yaitu besi (inti) dan
tembaga (kumparan). Bila energi panas tidak disalurkan melalui suatu
sistem pendinginan akan mengakibatkan besi maupun tembaga akan
mencapai suhu yang tinggi, yang akan merusak nilai isolasinya.
Untuk maksud pendinginan itu, kumparan dan inti dimasukkan ke
dalam suatu jenis minyak, yang dinamakan minyak transformator.
Minyak itu mempunyai fungsi ganda, yaitu pendinginan dan
isolasi. Fungsi isolasi ini mengakibatkan berbagai ukuran dapat
diperkecil. Perlu dikemukakan bahwa minyak transformator harus
memiliki mutu yang tinggi dan senantiasa berada dalam keadaan
bersih. Disebabkan energi panas yang dibangkitkan dari inti maupun
kumparan, suhu minyak akan naik. Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya perubahan-perubahan pada minyak transformator.
Untuk itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Kekuatan isolasi tinggi, sesuai IEC 296 minyak trafo harus Class
1 dan 2 yaitu untuk minyak baru dan belum difilter >30kV/2,5
mm dan setelah dilfilter >50kV/2,5 mm.
2. Penyalur panas yang baik, agar partikel-partikel dalam minyak
dapat mengendap dengan cepat.
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan jadi lebih baik. Pada IEC 296 viskositas
minyak class 1 saat suhu 40⁰C adalah <16,5 cSt.
4. Sesuai IEC 296 Flash Point minyak trafo berada pada suhu diatas
163⁰C dan pour point di bawah -30⁰C.
5. Tidak merusak bahan isolasi padat.
6. Sifat kimia yang stabil.
d. Bushing
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 37
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Bushing merupakan komponen penting dari transformator yang
berada di bagian luar transformator. Fungsinya sebagai penghubung
antara kumparan transformator dengan jaringan di luar transformator.
Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang terhubung dengan
kumparan yang berada di dalam transformator dan konduktor tersebut
diselubungi oleh bahan isolator. Bahan isolator berfungsi sebagai
media isolasi antara konduktor bushing dengan badan tangki utama
transformator.
Gambar 3.12 Bushing
e. Tangki Konservator
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak
isolasi akan memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat
terjadi penurunan suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan
volume minyak akan turun. Konservator digunakan untuk menampung
minyak pada saat transformator mengalamui kenaikan suhu. Seiring
dengan naik turunnya volume minyak dikonservator akibat pemuaian
dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan
bertambah dan berkurang.
Penambahan atau pembuangan udara di dalam konservator akan
berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi transformator
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 38
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka
udara yang akan masuk ke dalam konservator akan difilter melalui
silica gel. Untuk menghindari agar minyak trafo tidak berhubungan
langsung dengan udara luar, maka saat ini konservator dirancang
dengan menggunakan brether bag/rubber bag, yaitu sejenis balon
karet yang dipasang di dalam tangki konservator. Tangki konservator
pada Generator Transformer ditunjukkan oleh tanda anak panah
dibawah ini.
Gambar 3.13 Tangki Konservator
3.4.1.2 Peralatan Bantu
a. Pendingin
Pendingin pada transformator berfungsi untuk menjaga agar
transformator bekerja pada suhu rendah. Pada inti besi dan kumparan-
kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Panas
tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan dan hal ini
akan merusak isolasi. Maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan sistem
pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 39
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Pendingin (minyak isolasi) dialirkan dengan menggunakan oil
pump dan untuk mempercepat pendinginan transformator dilengkapi
dengan kipas pendingin (Cooling Fans) yang dipasang di radiator
transformator dan pompa minyak agar sirkulasi minyak lebih cepat
dan pendinginan lebih optimal.
Gambar 3.14 Cooling Fans
b. Sitram Dry
Minyak transformator yang akan dipompa masuk (inlet) ke
main tank terlebih dahulu akan di filter dan dimurnikan pada Sitram
Dry. Kemudian dialirkan kembali ke body trafo dan dikeluarkan
(outlet) menuju ke Sitram Dry kembali. Begitu seterusnya (proses
kontinyu). Pada Sitram Dry terdapat beberapa macam indikator,
seperti temperatur dan besarnya kandungan H2O dalam satuan ppm
(part per million) dalam minyak transformator. Kandungan H2O
dalam minyak trafo harus dihilangkan karena
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 40
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 3.15 Sitram dry
c. Tap Charger
Tap changer merupakan alat penstabil tegangan keluaran pada
sisi sekunder transformator daya. Prinsip kerja alat ini adalah dengan
mengubah jumlah kumparan primer yang memiliki input tegangan
yang berubah-ubah untuk mendapatkan nilai tegangan output yang
konstan. Terdapat 2 macam Tap Changer yakni On Load Tap
Changer (berbeban) dan Off Circuit Tap Changer (saat tanpa beban
dan tegangan).
Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya
menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan
trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Untuk mengisolasi dan
meredam panas trafo pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC
direndam di dalam minyak isolasi yang terpisah dengan minyak
isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemen-nya
menjadi satu dengan main tank).
Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak
terjadi fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak
isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. tergantung dari jumlah
kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 41
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 3.16 Motor control OLTC
d. Alat Pernapasan (Dehydrating Breather)
Perubahan temperatur didalam maupun diluar transformator
mengakibatkan perubahan pada temperatur minyak isolasi
transformator. Kualitas isolasi minyak transformator akan menurun
bila di dalam kandungan minyak tersebut terdapat banyak kandungan
gas dan air. Gas-gas dan air tersebut berasal dari kelembaban dan
kontaminasi oksigen dari udara luar. Saat level temperatur minyak
meningkat, maka transformator akan mendesak udara untuk keluar
dari transformator.
Dan sebaliknya, saat level temperatur minyak menurun, maka
udara luar akan masuk kembali ke dalam transformator. Untuk
mencegah terjadinya kontaminasi minyak transformator terhadap
udara luar yang masuk kembali ke transformator, maka sebuah
transformator daya dilengkapi dengan alat pernapasan berupa tabung
yang berisi zat kristal (silica gel) yang dimasukkan dengan cobalt
chloride dan terpasang di bagian luar transformator. Silica gel
mempunyai warna biru dalam keadaan kering, dan lama-kelamaan
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 42
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
akan menjadi merah muda pucat dengan meningkatnya kelembapan.
Karenanya membutuhkan maintenance secara berkala untuk
penggantian silica gel yang pucat dengan yang warna biru. Silica gel
ini dapat diaktifkan kembali dengan memanaskan dalam oven dalam
100⁰C.
Gambar 3.17 Dehydrating Breather
e. Indikator-indikator
Indikator transformator terdiri dari:
Indikator suhu minyak (oil temperature)
Alarm : 80⁰CTripping : 90⁰C
Indikator permukaan minyak
Indikator suhu winding (winding temperature)
Alarm : 105⁰CTripping : 115⁰C
Indikator kedudukan tap
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 43
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
(a) (b)
Gambar 3.18 Temperature Indicator (a) Oil Temperature
(b) Winding Temperature
3.4.2 Kapasitas Generator Transformer
Generator transformer yang digunakan pada unit 5 dan 6 adalah
transformator 3 fasa buatan SIEMENS tipe TFSM 8957. Trafo ini digunakan
untuk menaikkan tegangan keluaran generator dari 21 kV menjadi 500 kV dan
memiliki rating daya sebesar 765 MVA. TFSM 8975 sendiri memiliki arti
sebagai berikut:
- T : Transformator 3 fasa
- F : ODAF ( Oil Direct Air Forced)
- S : Neutral end – On Load Tap Changer
- M : Generator transformer (Sr ≥100 MVA)
- 89 : 630 MVA ≤ St ≤ 1000 MVA
- 57 : Um = 525 kV
Daya maksimal yang dapat dihasilkan sebesar 765 MVA. Dengan
perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder adalah 21 : 500 (dilihat dari
jumlah input dan output). Berat dari Generator transformer sendiri adalah
448.000 kg.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 44
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 3.19 Kapasitas generator Transformer
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 45
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3.4.3 Maintenance Generator Transformer
3.4.3.1 Perawatan dan Pemeliharaan
Maintenance pada suatu peralatan listrik tegangan tinggi
merupakan serangkaian tindakan untuk mempertahankan kondisi
dan memastikan bahwa peralatan tersebut dapat digunakan dan
masih berfungsi dengan baik sehingga tidak dapat menimbulkan
gangguan yang kemudian akan mengakibatkan kerusakan.
Tujuan dari perawatan dan pemeliharaan ini adalah untuk
menjamin kontnyuitas penyaluran tenaga listrik dan menjaga
keandalannya, seperti :
- Meningkatkan reability, availability, dan efficiency.
- Memperpanjang umur peralatan.
- Mengurangi resiko kegagalan atau kerusakan peralatan.
- Meningkatkan safety peralatan.
- Mengurangi lama waktu padam akibat sering terjadi gangguan.
Faktor pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi yang
perlu diperhatikan adalah sistem isolasi, baik isolasi padat maupun
isolasi cair. Sistem isolasi akan sangat mempengaruhi umur
peralatan. Karena itulah sistem isolasi perlu mendapatkan
perawatan khusus agar tidak terjadi kegagalan isolasi.
Maintenance peralatan listrik tegangan tinggi yang dilakukan
saat peralatan dalam keadaan beroperasi disebut dengan
pemeriksaan (monitoring system), yakni dengan cara melihat,
mencatat, meraba dan mendengar. Hal ini biasanya dilakukan oleh
operator atau petugas dengan sistem check list atau catatn saja.
Sedangkan untuk perawatan yang dilakukan saat keadaan
shutdown disebut pemeliharaan yakni dengan pengujian
(calibration), koreksi (resetting), memperbaiki (rectify), dan
membersihkan (cleaning). Pemeliharaan ini dilakukan oleh
tim/regu pemeliharan khusus.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 46
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Beberapa bentuk pemeliharaan berdasarkan waktu
pelaksanaannya antara lain :
1. Predictive Maintenance/Conditional Maintenance
Perawatan ini dilakukan dengan cara memprediksi adanya
kemungkinan terjadinya kegagalan terhadap peralatan listrik
tegangan tinggi. Hal ini bisa dilakukan secara online baik saat
peralatan beroperasi maupun tidak.
a) Balancing Cooling Fans
Kipas pendingin merupakan sumber udara yang dibutuhkan
untuk mendinginkan minyak trafo karenanya keseimbangan
cooling fans perlu diperhatikan. Pastikan mur dan baut yang
menopang cooling fans masih kokoh dan dicek apakah perlu
dilakukan penggantian atau tidak.
Gambar 3.20 Lembar Routine Inspection
b) Temperature Monitoring (Infra-red Termograph)
Suhu dan temperatur pada trafo harus terjaga untuk
mempertahankan kestabilan operasi trafo. Pada titik-titik
tertentu mempunyai suhu yang tinggi. Karenanya perlu
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 47
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
dilakukan penggantian komponen dengan daya serap kalornya
kecil sehingga tidak menimbulkan panas yang tinggi.
Gambar 3.21 Alat untuk Termography
2. Preventive Maintenance/Time Base Maintenance
Pemeliharaan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan
optimasi kerja sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilakukan
secara berkala dengan berpedoman: Manual Instruction dari pabrik,
standar-standar yang sesuai (IEC, CIGRE dan lain-lain) dan
pengalaman operasi di lapangan.
a) Cleaning Transformer and Cooling System
Membersihkan trafo dan sistem pendingin sangat penting
untuk dilakukan. Hal ini untuk menjaga kelangsungan operasi
trafo agar dapat bekerja lebih maksimal.
b) Repainting Corroded Parts
Generator Transformer berada diluar ruangan dan terbuat dari
bahan baja yang sangat mudah berkarat karenanya perlu
dilakukan pengecatan kembali agar dapat menekan terjadinya
korosi.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 48
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
c) Visual Inspection
Visual Inspection dilakukan dengan melihat trafo secara
langsung agar dapat memastikan kondisi trafo dan bagian-
bagian yang lainnya kemudian mencatat hasilnya.
3. Preventive Maintenance pada Generator Transformer antara
lain:
- Membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada trafo (sarang
burung, debu, dll)
- Mengganti silica gel pada dehydrating breather
- Mengecek kondisi minyak trafo untuk mengetahui
kandungan di dalamnya.
Gambar 3.22 Pengambilan Sampling minyak Trafo
4. Breakdown Maintenance/Corrective Maintenance
Pemeriksaan ini dilakukan setelah terjadinya kerusakan
peralatan yang sifatnya sewaktu-waktu dan darurat. Contoh
Breakdown Maintenance antara lain:
- Kipas pendingan rusak
- Kebocoran oli pada sitram dry
3.4.3.2 Masalah yang sering terjadi
Masalah yang sering terjadi pada generator transformer
antara lain:
a) Masalah pada Cooling Fans
- Kelemahan struktur kipas
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 49
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Posisi kipas pendingin pada SIEMENS generator
transformer adalah menggantung dan motor berada di
bawah sebagai beban dan hanya bertumpu pada 5 titik.
Sedangkan pada posisi ini motor berputar terus menerus
sehingga menambah bebannya.
- Unbalance
Ketidakseimbangan ini bisa saja terjadi jika pemasangan
baut kurang kencang atau adanya suatu getaran yang kuat.
- Korosi
Adanya udara kotor dari luar akan menyebabkan peralatan
berbahan besi ini menjadi mudah berkarat atau mengalami
korosi. Jika sudah berkarat maka bisa jadi patah karena
adanya getaran dari motor sehingga dapat menimbukan
bahaya.
b) Kebocoran Oli
Kebocoran oli biasa terjadi pada sambungan antar pipa dengan
pipa lainnya (flange). Diantara sambungan pipa, sebelum
dikencangkan sela-selanya diberi gasket. Gasket yang sudah
lama terpakai dan mengalami kontaminasi biasanya akan lapuk
dan rusak. Sehingga minyak trafo dapat merembes/bocor.
Karena jika hal ini terjadi secara terus-menerus maka akan
mengakibatkan ketidakstabilan sistem operasi.
3.4.3.3 Penanggulangan Masalah
1. Melakukan perawatan rutin
Perawatan rutin dilakukan secara berkala dan terencana. Baik
dilakukan 1 minggu sekali, 1 bulan sekali maupun 6 bulan
sekali. Jika peralatan mengalami gangguan sebelum
dilakukannya perawatan rutin, biasanya operator akan
menugaskan untuk melakukan inspeksi.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 50
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
2. Melakukan Reuse
Apabila terdapat gangguan pada alat namun alat tersebut masih
dapat diperbaiki serta terjamin keandalannya maka alat
tersebut dapat dipergunakan kembali. Perbaikan bisa dilakukan
di tempat atau di workshop jika perbaikan membutuhkan
waktu yang lama.
3. Melakukan penggantian alat
Alat yang sudah tidak dapat digunakan dan diperbaiki lagi
maka perlu dilakukan penggantian. Jika alat tersebut
dipaksakan untuk digunakan kembali maka justru akan
menyebabkan gangguan dan mempengaruhi kinerja alat yang
lain.
Berikut merupakan hasil inspeksi pada Generator Transformer unit
5 yang dilakukan saat kondisi outage (unit shut down dan semua peralatan
dibersihkan dan diperbaiki) yakni pada bulan Agustus 2015.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 51
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 52
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 53
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 54
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 55
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 56
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3.4.4 Gangguan-Gangguan pada Generator Transformer
3.4.4.1 Gangguan Dalam
Gangguan dalam (internal faults) adalah gangguan yang terjadi di
dalam transformator, gangguan itu antara lain:
a. Terjadi busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang dapat
disebabkan oleh:
Cara penyambungan konduktor yang tidak baik
Kontak-kontak listrik yang tidak baik
Kerusakan isolasi antara inti baut
b. Gangguan pada sistem pendingin sebagaimana diketahui, banyak
transformator daya mempergunakan minyak transformator sebagai
isolasi yang sekaligus merupakan bahan pendingin. Bila terjadi suatu
gangguan atau kerusakan di dalam minyak transformator, maka dalam
minyak itu akan terbentuk sejumlah gas.
c. Arus sirkulasi pada transformator yang bekerja paralel (suatu kondisi
saat transformator yang akan diparalel memiliki rasio yang berbeda
namun impedansi dan rating kVA-nya sama).
d. Gangguan hubung singkat
Pada umumnya gangguan ini dapat dideteksi karena akan selalu
timbul arus maupun tegangan yang tidak normal/tidak seimbang. Jenis
gangguan ini antara lain, hubung singkat antar belitan, yaitu,
Hubung singkat antara kumparan dengan tanah
Hubung singkat dua fasa, dan
Kerusakan pada isolator transformator
3.4.4.2 Gangguan Luar
Jenis gangguan luar (external faults) ini dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu :·
Hubung singkat luar
Hubung singkat jenis ini terjadi di luar transformator daya,
misalnya: hubung singkat di bus, hubung singkat di feeder dan gangguan
hubung singkat di sistem yang merupakan sumber bagi transformator daya
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 57
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
tersebut. Gangguan ini dapat dideteksi karena timbulnya arus yang sangat
besar, mencapai beberapa ratus kali arus nominalnya.
Beban lebih (overload)
Transformator daya dapat beroperasi secara terus menerus pada
beban nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar 100 %,
transformator daya akan mendapat pemanasan lebih. Kondisi ini tidak
segera menimbulkan kerusakan pada transformator daya, akan tetapi
apabila berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan umur
isolasi bertambah pendek. Keadaan beban lebih berbeda dengan keadaan
arus lebih. Pada beban lebih, besar arusnya kira-kira 10 % di atas nominal
dan dapat diputuskan setelah berlangsung beberapa puluh menit.
Sedangkan pada arus lebih, besar arus mencapai beberapa kali arus
nominal dan harus secepat mungkin diputuskan.
3.4.5 Sistem Proteksi
Pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi
pada bagian yang memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan
utama proteksi adalah untuk mencegah terjadinya gangguan atau memadamkan
gangguan yang telah terjadi dan melokalisirnya, dan membatasi pengaruh-
pengaruhnya, biasanya dengan mengisolir bagian-bagian yang terganggu tanpa
mengganggu bagian-bagian yang lain. Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi
abnormal dalam suatu rangkaian listrik dengan mengukur besaran-besaran listrik
yang berbeda antara kondisi normal dengan kondisi abnormal.
3.4.5.1 Diffrential Relay
Salah satu proteksi yang ada pada generator transformer adalah
diffrential relay. Relay differensial merupakan suatu relay yang bekerja
berdasarkan kesimbangan (balance) yakni perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu
Current Transformer (CT) dengan menggunakan prinsip (gambar 3.22)
bahwa arus yang keluar dari protected object sama dengan arus yang
masuk.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 58
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Arus-arus sekunder pada transformator arus, yaitu I1 dan I2
bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang
mengalir melaluinya. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.23 Base Principal Differential Relay Protection
Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang
diamankan (external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah
besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi
normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan
luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah
sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan
mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.
Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka
tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating
coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah)
yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan
menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman,
maka relay pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus
(tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi
listrik yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti
gambar dibawah ini :
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 59
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Gambar 3.24 Sistem Pengaman Relay Differensial
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 60
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa pembahasan tentang sistem proteksi serta
maintenance pada Generator dan Generator Transformer, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada beberapa macam jenis perawatan pada generator, salah satunya
adalah Corrective maintenance after inspection, dimana kita
melakukan inspeksi terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan.
2. Masalah yang sering terjadi pada generator transformer yaitu
gangguan hubung singkat fasa ke tanah, gangguan hubung singkat
antar fasa, suhu tinggi, penguatan hilang, dan hubung singkat sirkit
dalam rotor.
3. Tujuan dari adanya perawatan dalam generator ini adalah
meningkatkan availabilitas, memelihara serta mempertahankan nilai
perawatan dengan meminimalkan kerusakan, efisiensi biaya produksi,
dan menjaga keselamatan orang yang menggunakan sarana dan alat
tersebut.
4. Generator Transformer adalah peralatan listrik tegangan tinggi yang
digunakan untuk menaikkan tegangan dari keluaran generator yakni
21 kV menjadi 500 kV.
5. Maintenance pada Generator Transformer yang perlu diperhatikan
adalah adanya minyak Transformator karena sering mengalami
kebocoran pada flange.
6. Terdapat beberapa klasifikasi Maintenance pada Generator
Transformer yang semuanya harus dilakukan oleh orang yang
memiliki kompeten dalam bidang tersebut agar tidak terjadi trip atau
black out.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 61
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
4.2 Saran
1. Meningkatkan koordinasi kerja antar semua karyawan agar tidak terjadi
hal yang tidak diinginkan yang menyebabkan bahaya bagi lingkungan
sekitar.
2. Lebih meminimalisir lagi adanya kesalahan yang diakibatkan human
error.
3. Mengganti dan tidak menggunakan peralatan yang sudah tidak layak
pakai sehingga tidak perlu melakukan perbaikan berulang pada peralatan
yang sama.
4. Bagi teman-teman PKL harap lebih bijaksana dalam memanfaatkan waktu
dan kesempatannya untuk memperoleh ilmu dan pengalaman saat
melaksanakan kerja praktek di PT. YTL Jawa Power, dan juga jangan
menyepelekan suatu hal yang berkaitan dengan safety.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 62
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jawapower.co.id/
http://ep.its.ac.id/kbis/kp/pelaporan.php
SIEMENS, 1995. Manual Book. Generator Transformer. PT. YTL Jawa Timur.
SIEMENS, 1995. Manual Book. Machine Generator. PT. YTL Jawa Timur.
SIEMENS, 1995. Manual Book. Single Line Arragement. PT. YTL Jawa Timur.
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 63
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
LAMPIRAN
- Laporan Aktivitas Kerja Praktek
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai kegiatan kerja praktek penulis
di PT. YTL Jawa Timur selama ± 2 bulan yakni pada tanggal 28 Desember
2015 – 28 Februari 2016. Jam kerja dimulai pukul 07:00 – 16:00 WIB dan
libur pada hari Sabtu, Minggu, serta Tanggal Merah/Hari Besar sesuai dengan
kalender nasional. Berikut merupakan rincian laporan aktivitas harian penulis
selama melakukan kerja praktek:
1. Laporan Aktivitas Minggu ke-1
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,28 Desember 2015
Safety - Safety Induction
Selasa,29 Desember 2015
Engineering(Electrical, C & I)
- Pengenalan dan pemahaman Single Line Diagram Coal Fire Plant Unit 5 & 6
Rabu,30 Desember 2015
- Transformator Inspection Record- 500 KV GIS Inspection Record
Kamis,31 Desember 2015
- Monthly Battery Inspection Record
- Cathodic Protection Inspection Record
Jum’at,01 Januari 2016
- Libur Nasional Tahun Baru 2016
-2. Laporan Aktivitas Minggu ke-2
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,04 Januari 2016
Engineering(Electrical, C & I)
- Bust Duct Inspection Record
Selasa,05 Januari 2016
- Partial Discharge Inspection Record
- LV switchgear Inspection RecordRabu,06 Januari 2016
- Rectify and upgrade terminal connection EPIC III pada Electrostatic Precipitator (ESP)
Kamis,07 Januari 2016
- Konsultasi dengan pembimbing kerja praktek
Jum’at,08 Januari 2016
- Motor Inspection Record
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 64
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
3. Laporan Aktivitas Minggu ke-3
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,11 Januari 2016
Engineering(Electrical, C & I)
- Running Test pada On Load Tap Changer (OLTC) pada Trafo Spare BCT
Selasa,12 Januari 2016
- Optimized ESP unit 6
Rabu,13 Januari 2016
- Transformator Inspection Recordpada BBT dan BCT
Kamis,14 Januari 2016
- Cleaning Mill Pulverizer 50 C pada unit 5
- Motor 10 KV Inspection RecordJum’at,15 Januari 2016
- Konsultasi dengan pembimbing kerja praktek
4. Laporan Aktivitas Minggu ke-4
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,18 Januari 2016
Engineering(Electrical, C & I)
- Termography 10 KV Swicthgear
Selasa,19 Januari 2016
- Pengukuran Seabed untuk Cathodic Protection Project pada area Jetty
- Rectify WB069 Overload TripRabu,20 Januari 2016
- Cleaning Chlorination Transformer BJT 17 (unit 5)
Kamis,21 Januari 2016
- Monthly Online Partial Discharge Monitoring
Jum’at,22 Januari 2016
- Konsultasi dengan pembimbing kerja praktek
5. Laporan Aktivitas Minggu ke-5
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,25 Januari 2016
Engineering(Electrical, C & I)
- Install Power Analyzer and Measure UCA HVAC Electricity Comsumption
Selasa,26 Januari 2016
- Rectify Silicon Control Rectifier (SCR) pada ESP unit 6
Rabu,27 Januari 2016
- Running Test Genset and Inspection Record
- Monthly Motor 10 KV Inspection Record
Kamis, - Konsultasi dengan pembimbing
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 65
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
28 Januari 2016 kerja praktekJum’at,29 Januari 2016
- Konsultasi dengan pembimbing kerja praktek
6. Laporan Aktivitas Minggu ke-6
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,01 Februari 2016
Engineering(Electrical, C & I)
-
Selasa,02 Februari 2016
- Cleaning Oil Pump Purifier
Rabu,03 Februari 2016
- Inspection & UPLOAD data of Condenser and CWP Cathodic Protection
- Inspection of Underground Pipe Cathodic Protection
- Rectify Cathodic Protection Control / Mimic Diplay
Kamis,04 Februari 2016
- Convert data Cathodic Protection from Notepad to EXCEL
Jum’at,05 Februari 2016
- Running test Generator 5 kV
7. Laporan Aktivitas Minggu ke-7
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,08 Februari 2016
- - Libur Nasional Tahun Baru IMLEK
Selasa,09 Februari 2016
- - Cuti*
Rabu,10 Februari 2016
- - Cuti*
Kamis,11 Februari 2016
- - Cuti*
Jum’at,12 Februari 2016
- - Cuti*
8. Laporan Aktivitas Minggu ke-8
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,15 Februari 2016
- - Cuti*
Selasa, - - Cuti*
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 66
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
16 Februari 2016Rabu,17 Februari 2016
Engineering(Electrical, C & I)
- Battery Cell Inspection Record unit 5
- Pengerjaan Laporan di Document Control
Kamis,18 Februari 2016
- Rectify Wall Blower 69 unit 5- Generator Inspection Record
Jum’at,19 Februari 2016
- Battery Cell Inspection Record unit 6
9. Laporan Aktivitas Minggu ke-9
Hari, Tanggal DIVISI KEGIATAN
Senin,22 Februari 2016
- Pengerjaan Laporan di Document Control
- Konsultasi dengan pembimbing kerja praktek
Selasa,23 Februari 2016
- Rectify Soot Blower 104 unit 5- Pengerjaan Laporan di Document
ControlRabu,24 Februari 2016
- Pengerjaan Laporan di Document Control
Kamis,25 Februari 2016
- Pengerjaan Laporan di Document Control
Jum’at,26 Februari 2016
- Pengerjaan Laporan di Document Control
Keterangan :* : konsultasi dengan pembimbing di kampus dan mengikuti adanya sosialisasi mekanisme pemilihan dosen pembimbing skripsi
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 67
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
- Dokumentasi
Calibration and Download Data Cathodic Protection
Rectify and upgrade terminal connection EPIC III pada
Electrostatic Precipitator (ESP)
Termography 10 KV Swicthgear
Pengukuran Seabed untuk Cathodic Protection Project
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 68
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2016
Rectify Soot Blower 104 Unit 5
Busduct Inspection Record
Chorination Transformer Inspection Record
Sampling Oil Transformer
S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBERPage 69