Post on 16-Jul-2015
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan olehtoksin kuman clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimaldan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester dan ototrangka
Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostiridiumtetani yang didukung oleh adanya luka yang dalamdengan perawatan yang salah.
Faktor predisposisi Umur tua atau anak-anak
Luka yang dalam dan kotor
Belum terimunisasi
Cara kerja toksin
Toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik danmelalui sumbu limbik masuk ke sirkulasi darah danmasuk ke Susunan Saraf Pusat (SSP). Toksin bersifakantigen , sangat mudah diikat jaringan syaraf dan biladalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkanoleh toksin spesifik. Toksin yang bebas dalam darahsangat mudah dinetrakan oleh antitoksin spesifik.
Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2-21 hari
Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)
Kesukaran membuka mulut (trismus)
Kaku kuduk (epistotonus), kaku dinding perut dantulang belakang
Saat kejang tonik tampak risus sardonikus
Pemeriksaan fisik : adanya luka dan ketegangan ototyang khas terutama pada rahang
Pemeriksaan darah leukosit 8.000-12.000 m/L, peninggian tekanan otak, deteksi kuman sulit
Pemeriksaan ECG dapat terlihat gambaran aritmiaventrikuler
Sangat buruk bila ada OMP (Otitis Media Purulenta), luka pada kulit kepala. Tetanus memilikiangka kematian sampai 50%. Kematian biasanyaterjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tuadan pemakai obat suntik. Jika gejalanya memburukdengan segera atau jika pengobatan tertunda, makaprognosisnya buruk.
Pencegahan penyakit tetanus meliputi : Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-11 Bulan
Ibu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 2 X
Pencegahan terjadinya luka & merawat luka secaraadekuat
Pemberian anti tetanus serum.
Umum
Netralisasi toksin dengan injeksi 3000-6000 iuimmunoglobulin tetanus disekitar luka 9tidak bolehdiberikan IV).
Sedativa-terapi relaksan ; Thiopental sodium (Penthotal sodium) 0,4% IV drip; Phenobarbital (luminal) 3-5 mg/kg BB diberikan secara IM, iV atauPO tiap 3-6 jam, paraldehyde 9panal) 0,15 mg/kg BB Per-im tiap 4-6 jam.
Agen anti cemas ; Diazepam (valium) 0,2 mg/kg BB IM atau IV tiap 3-4 jam, dosis ditingkatkan denganberatnya kejang sampai 9,5 mg/kg BB/24 jam untukdewasa.
Beta-adrenergik bolcker; propanolol 9inderal) 0,2 mg aliquots, untuk total dari 2 mg IV untuk dewasa atau10 mg tiap 8 jam intragastrik, digunakan untukpengobatan sindroma overaktivitas sempatis jantung.
Penanggulangan kejang; isolasi penderita pada tempatyang tenang, kurangi rangsangan yang membuatkejang, kolaborasi pemeberian obat penenang.
Pemberian Penisilin G cair 10-20 juta iu (dosis terbagi0 dapat diganti dengan tetraciklin atau klinamisin untukmembunuh klostirida vegetatif.
Pembedahan
Problema pernafasan ; Trakeostomi (k/p) dipertahankan beberapa minggu; intubasi trakeostomiatau laringostomi untuk bantuan nafas.
Debridemen atau amputasi pada lokasi infeksi yang tidak terdeteksi
a. Pengkajian
b. Identitas pasien
c. Identitas orang tua/penanggung jawab
d. Keluhan utama/alasan masuk RS : klien mengeluh demam disertai dengan ketgangan ototterutama pada rahang dan lehe r
e. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang klien mengeluh rahang dan bagian lehernya sakit dan susah bernapas
Riwayat kesehatan masa lalu klien tidak pernah menderita penyakit yang sama
Riwayat kesehatan keluarga : Ayah klien mengalami hipertensi
Riwayat kesehatan sekarang klien mengeluh rahang dan bagian lehernya sakit dan susah bernapas
Riwayat kesehatan masa lalu klien tidak pernah menderita penyakit yang sama
Riwayat kesehatan keluarga : Ayah klien mengalami hipertensi
f. Riwayat imunisasi : imunisasi tidak lengkap
g. Riwayat tumbuh kembang
h. Riwayat Nutrisi
i. Riwayat Psikososial
i. Riwayat Spiritualj. Reaksi Hospitalisasik. Aktifitas sehari-haril. Pemeriksaan Fisikm. Pemeriksaan tingkat perkembangann. Tes Diagnostik Pemeriksaan fisik : adanya luka dan ketegangan otot
yang khas terutama pada rahang Pemeriksaan darah leukosit 8.000-12.000
m/L, peninggian tekanan otak, deteksi kuman sulit Pemeriksaan ECG dapat terlihat gambaran aritmia
ventrikuler
1) Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungandengan penumpukan sputum pada trakea dan spameotot pernafasan.
2) Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalannafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan.
3) Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungandengan efeks toksin (bakterimia)
4) Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhanberhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
5) Resiko injuri berhubungan dengan aktifitas kejang