Post on 03-Jul-2015
Disusun Oleh :
N A M A : ZAINAL ABIDINN I M : 06.10407.020JURUSAN : AGRONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIANYAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
(STIPER YAPIM MAROS)2008
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman tomat tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan. Penyebaran
tomat hingga sampai di seluruh benua Asia setelah Spanyol menguasai Amerika
Serikat. Mereka menyebarkan tanaman tomat ke koloni-koloni Spanyol hingga ke
Filipina. Tomat ditanam sebagai tanaman buah di ladang atau pekarangan. Buah
tomat bisa dimakan langsung, dijus, saus, dimasak, dibuat sambal goreng atau
dibuat acar tomat.
Tomat yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan
berwarna merah disebut tomat buah. Tomat yang berukuran kecil dikenal sebagai
tomat sayur dan yang lebih kecil lagi sebesar kelereng disebut tomat chery dan
digunakan untuk campuran membuat sambal atau hidangan selada. Jika orang
menyebut tomat, asumsinya adalah buah untuk sayuran. Padahal sudah lama
tomat menjadi buah tangan yang siap dimakan atau dibuatjus yang segar sebagai
minuman. Sehingga tomat bukan lagi sebagai buah sayuran, tetapi lebih dari itu,
yaitu dimakan mentah.
Tomat memiliki berbagai macam manfaat antara lain mencegah penyakit
sariawan, menghilangkan jerawat dan mencegah penyakit kanker. Tomat juga
kaya akan vitamin antara A, C dan D serta banyak mengandung serat dan bebas
kolesterol. Beragamnya manfaat tomat ini tentu saja memberikan peluang kepada
petani untuk termotivasi untuk membudidayakan tanaman tomat sebagai sumber
penghasilan yang tidak hanya dikonsumsi sendiri bersama keluarga tetapi juga
dapat dikomersialkan yang akan memberikan sumber penghasilan.
B. Tujuan
Tujuan yang dicapai pada penyusunan makalah ini adalah mengetahui
teknik budidaya tomat yang baik dan benar.
1
BAB II PEMBAHASAN
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (LYCOPERSICUM)
A. Syarat Tumbuh
Tanaman tomat dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam.
Namun untuk memperoleh hasil yang optimal tomat membutuhkan lingkungan
yang memiliki system pengairan dan sinar matahari yang cukup. Pengairan yang
berlebihan dapat menyebabkan kelembaban tanah menjadi tinggi sehingga timbul
berbagai penyakit. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tomat adalah
100-200 mm per hujan dengan temperatur harian yang ideal yaitu 25-30 derajat
celcius. Untuk proses pembungaan tomat membutuhkan temperatur malam hari
sekitar 15-20 derajat celcius. Tomat membutuhkan media tanah berupa tanah
yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung humus. Tomat
membutuhkan yang derajat keasamannya (pH tanah) 5,5 sampai 6,5. Tomat
umumnya ditanam di dataran tinggi, beberapa varietas unggul baru dapat ditanam
di dataran rendah. Waktu tanam yang baik dua bulan sebelum hujan berakhir.
B. Pembibitan
1. Pemilihan Benih
Untuk mendapat hasil yang optimal benih yang digunakan harus
memiliki kualitas yang baik. Kebutuhan benih berkisar 200-300 gram/hektar.
Berikut ini beberapa kriteria teknik untuk seleksi benih, yaitu :
a. Utuh, artinya benih tidak memiliki cacat ataupun luka
b. Sehat artinya benih harus benar-benar terbebas dari hama dan penyakit.
c. Bersih dari kotoran, artinya benih tidak terkontaminasi oleh benda-benda
asing.
d. Memiliki daya tumbuh yang baik. Kemampuan berkecambah lebih dari
85%.
2
Saat ini ditemukan berbagai spesies tomat, yaitu tomat biasa
(L.pimpinellifolium), tomat apel (L.commune), tomat kentang
(L.grandifolium), tomat kriting (L.validum) dan tomat chery (L.cerasiforme).
Di Indonesia terdapat 4 varietas tomat unggul, yaitu :
a. Tomat intan; tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
tinggi. Tanaman ini tahan penyakit layu bakteri. Hasil 12,4 ton/tahun.
b. Tomat ratna; tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
tinggi. Tanaman ini juga tahan penyakit layu bakteri. Hasilnya 12
ton/tahun.
c. Tomat berlian; tanaman ini dapat tumbuh baik pada dataran rendah.
Tanaman ini juga tahan penyakit layu bakteri. Hasilnya 13 ton/tahun.
d. Tomat mutiara; tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
tinggi. Tanaman ini juga tahan penyakit layu bakteri. Hasilnya 14
ton/tahun.
Adapun beberapa varietas tomat unggulan harapan untuk dataran
rendah yaitu mirah dan oval dan varietas tomat gondola dan zamrud.
2. Penyemaian
Ada beberapa cara dalam melakukan penyemaian salah satunya
sebagai berikut :
a. Penyemaian di Kotak Semai
Tahapan penyemaian benih di kotak semai adalah sebagai berikut :
1) Buat kotak semai dari papan kayu dengan ukuran panjang 50 sampai
60 cm, lebar 30 sampai 40 cm, dan dasar kotak semai dibuat lubang
untuk memudahkan aliran air siraman. Kotak semai berupa plastik
juga dapat digunakan.
2) Isi kotak semai dengan media semai berupa campuran tanah dan
pupuk kandang setinggi 12 cm dengan perbandingan tanah dan pupuk
3
kandang 1:1 atau 1:2, media semai tersebut kemudian dipadatkan
sedikit demi sedikit.
3) Basahi kotak semai sebelum ditanam
4) Semaikan benih tanaman ke dalam kota yang telah dibasai, benih
disebar atau ditanam sedalam 0,5-1 cm minimal sebanyak 2 biji
pelubang.
5) Tutup benih dengan sedikit tanah
6) Setelah berumur 7 sampai dengan 10 hari benih siap dipindahkan ke
tempat penanaman seperti kantong polybag atau penyapihan.
b. Penyapihan Benih
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur dua
minggu dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu, ini bertujuan
dalam proses adaptasi bibit dan peluang bibit tumbuh dan berkembang
dengan baik dapat dilihat dari penyapihan. Wadah yang bisa dijadikan
sebagai tempat penyapihan bisa berupa bumbunan yang terbuat dari daun
pisang atau kantong plastik dengan ukuran 5 x 8 cm.
Adapun tahapan penyapihan adalah sebagai berikut :
1) Siapkan bumbunan
2) Isi bumbunan dengan media tanah berupa tanah yang telah disterilkan
3) Pilih bibit yang akan disapih dari tempat penyemaian
4) Lubangi media dalam bumbunan dengan jari sedalam 1 cm
5) Tanaman bibit lalu ditimbun dengan tanah dan ditekan sedikit
6) Letakkan bibit dalam bumbun pada tempat yang teduh
7) Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore hari
8) Tanaman tomat muda siap dipindahkan dari penyapihan dari umur 14-
21 hari.
4
C. Penanaman
1. Persiapan Lahan
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menanam tomat pada
lahan adalah pengolahan lahan dengan mencangkul dengan mesin traktor
sedalam 30-40 cm kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 100-400 cm.
Pada bedengan dibuat lubang tanaman dengan jarak dalam barisan 50-60 cm
dan jarak antara barisan 70-80 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang
berkisar 0,5-1 kg/lubang atau 20-30 ton/Ha.
2. Pemindahan bibit
Bibit tomat dapat dipindahkan ke lahan yang permanen saat berumur
30-45 hari setelah semai. Saat hendak dipindahkan, bibit tersebut tetap harus
dipilih lagi supaya diperoleh tanaman yang akan tumbuh dengan baik mulai
dari fase vegetatif sampai fase pembentukan buah.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan benih sapihan biasanya tumbuh terus dengan baik. Bila
ada tanaman yang mati, sebaiknya segera disulam. Tujuannya agar
pertumbuhan tanaman susulan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang lebih
dahulu tumbuh baik. Tindakan pemeliharaan lain untuk tanaman tomat yang
penting adalah penyiangan, penggemburan, dan pengairan. Penyiangan
dilakukan dengan koder atau dengan langsung mencabut. Penyiangan dengan
kored berfungsi juga sebagai penggembur tanah. Pengairan dilakukan
terutama pada awal penanaman atau pada saat air hujan tak mencukupi
kebutuhan tanaman. Pemupukan : Kebutuhan pupuk kandang untuk setiap
hektar lahan tomat adalah sekitar 20 ton. Selain itu pupuk buatan juga
diberikan. Pupuk yang biasa diberikan adalah Urea dengan dosis 225 kg/ha,
TSP dengan dosis 100-150 kg/ha, dan KCL dengan dosis 100-150 kg/ha.
Pupuk Urea diberikan tiga kali. Sepertiga bagian di awal tanam, sepertiga
5
berikutnya di bulan pertama dan kedua. Sebaiknya pupuk diberikan dengan
cara ditugal. Pemupukan pertama merupakan gabungan dari Urea, TSP, dan
KCL. Pada tahap pemeliharaan juga dilakukan pemasangan ajir atau lanjaran
yang bertujuan agar batang dan cabang tidak menjakar ke tanah dan untuk
tetap menjaga tanaman tumbuh dan tegak.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Hama
Hama yang umum menyerang tanaman tomat antara lain :
1) Ulat tanah (Agrostis ipsolon Hubner)
Ulat tanah di mana menyerang tanaman muda dengan memotong
batang dan tangkai. Pengendalian dengan memberikan insektisida Furadan
dan dapat disemprot dengan Hosthation 40 EC dan Dursban 20 ES.
2) Ulat buah (Heliothis armigera Hubner)
Ulat buah menyerang buah dengan melubanginya.
Pengendaliannya dengan cara penyemprotan dengan insektisida seperti
Diazihon, Cymbush, dan Bayrusil. Pengendalian dapat pula dengan rotasi
tanaman serta dengan cara mekanis yaitu mengumpulkan ulat kemudian
membakarnya.
3) Nematoda bisul akar (Meloydigyne javanica)
Dimana akar tanaman yang membengkak dan berbiltil-biltil
sehingga akar tanaman kesulitan mengambil air dari tanah. Pengendalian
dengan bahan kita nematisida seperti furagan dan carater, menanam
varietas tomat yang tahan hama nematode atau dengan mencabut tanaman
yang terserang nematode kemudian membakar.
b. Penyakit
1) Penyakit layu fusarium di mana memperlihatkan gejala layu, selain itu
infeksi mulai dari akar dan berlanjut ke jaringan pembuluh xylem
6
sehingga mengakibatkan tanaman mati. Pengendalian dengan cara
penggunaan mulsa plastik transparan di mana bertujuan untuk
menaikkan suhu tanah agar penyakit itu mati dengan kelancaran
sirkulasi air pada sekitar media tanaman.
2) Penyakit busuk daun memperlihatkan gejala bercak-bercak yang tidak
beraturan pada daunnya dengan kondisi daun agak basah, lunak dan
berwarna hijau kehitam-hitaman. Pengendaliannya dengan fungisida
sistemik. Acylalamine, Propamocarb, dan Oxadity dan fungisida
kontak ialah Cloretakni.
3) Penyakit layu bakteri dimana tanaman memperlihatkan gejala layu
pada daun. Pengendaliannya dengan menggunakan varietas unggu,
memperbaiki system drainase dan irigasi dan rotasi tanaman tomat
dengan tanaman yang berbeda family.
5. Panen dan Pasca Panen
a. Panen
Pemanenan atau pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada
tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanaman dengan ditandai
kulit buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kekuning-kuningan
sampai kemerah-merahan. Panen buah tomat buah dapat dilakukan
beberapa kali yakni sekitar 10-15 kali pemetikan buah dengan interval
waktu 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis dipetik. Hasil dari satu
kali panen sekitar 20 ton/Ha.
b. Pasca Panen
1) Penyortiran
Penyortiran dan penggolongan merupakan dua hal penting yang
dilakukan pada saat panen di mana bertujuan untuk menentukan mutu
buah berdasarkan tingkat kesehatan, kesegaran, bobot, warna, bentuk serta
7
tingkat kematangan. Buah tomat bisa dibersihkan dengan menggunakan
zat kimiat seperti zat neutral cleaner, britex way berfungsi sebagai
pembersih kotoran serta residu pestisida yang digunakan selama
pemanenan.
2) Penyimpanan
Penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan ketiga hal ini harus
dilakukan secara benar dan tepat agar tomat tetap dalam kondisi baik
sampai ditangan konsumen. Ketahanan optimum pada buah tomat
tergantung pada kelembaban dan suhu ruang penyimpanan. Pengemasan
dan pengangkutan saling terkait satu sama lain di mana pengemasan
bertujuan untuk melindungi buah dari kerusakan mekanis akibat gesekan
maupun benturan selama pengangkutan. Adapun syarat yang harus
dipenuhi dalam proses pengemasan diantaranya sebagai berikut :
- Sterilisasi alat pengemas harus terjamin
- Alat pengemas sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan ringan
- Penyusunan buah tomat harus rapi sesuai dengan daya tampung.
8
BUDIDAYA KACANG HIJAU
1. Syarat Tumbuh
a. Tanah
Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan
drainase yang baik.
Struktur tanah gembur
Ph 5,8 7,0 optimal 6,7
b. Iklim
Curah hujan optimal 50-200 mm/bln
Temperatur 250 – 270 C dengan kelembaban udara 50-80% dan cukup
mendapat sinar matahari.
2. Teknologi Budidaya
a. Benih
VarietasHasil(t/Ha)
Umur(hari)
Posisi Polong
Berat 100 Biji (g)
Sifat Khusus
Murai 1,5 63 Terkulai 6 Tahan penyakit bercak daunPerkutut 1,64 60 Terkulai 5 Tahan penyakit embun tepung.
Agak tahan penyakit bercak daun.
Kenari 1,64 60-65 Terkulai 6,7 Agak tahan penyakit bercak daun. Toleran penyakit karat.
Sriti 1,58 60-65 Terkulai 6 Toleran penyakit embun tepung.
b. Pengolahan Tanah
Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak dilakukan pengolahan tanah
(TOT). Penyiangan lahan yang baik dilakukan sebelum tanam.
Pada tanah bertekstur ringan tidak perlu dilakukan pengolahan tanah.
9
Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif
dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan
yang berat pembakaran dilakukan sedalam 15-20 cm), dibuat petakan 3-4
m.
Tanah tegalan bekas tanaman jagung, kedelai atau padi gogo perlu
pengolahan tanah minimal.
Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/Ha agar dapat menekan
pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan struktur
tanah.
c. Penanaman
Waktu Tanam
Pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau
setelah padi. Sedangkan di lahan tegalan dilakukan pada awal musim
hujan.
Cara Tanam
Benih di tanam dengan cara ditugal, dengan jarak 40 cm x 10 cm atau 40
cm 15 cm, tiap lubang diisi 2 biji.
d. Pemupukan
Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu dilakukan pemupukan
Pada lahan kering diperlukan pemupukan dengan NPK
Pada tanah yang kurang subur dilakukan pemupukan 45 Kg Urea + 45-90
Kg TSP + 50 Kg KCL/Ha.
Penambahan pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang dapat
meningkatkan kapasitas menahan air di dalam tanah.
10
e. Pengairan
Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan
pengairan terutama pada periode kritis yaitu pada waktu perkecambahan,
menjelang berbunga dan pembentukan polong.
f. Penyiangan
Penyiangan dilakukan seawal mungkin karena kacang hijau tidak tahan
bersaing dengan gulma. Penyiangan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4
minggu.
g. Pengendalian Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Hama yang sering menyerang adalah agromyza phaseolli (lalat
kacang) meruca testualitis spidoptera sp, Plusia chalsites (ulat) dan
kutu trips.
b. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan varietas unggul
yang tahan hama penyakit.
c. Penggunaan pestisida dilakukan apabila serangan hama tidak dapat
dikendalikan dengan cara biologi.
2. Penyakit
a. Penyakit kacang hijau yang sering ditemui antara Scierotium dolfsii,
Cercospora Canescens (bercak daun)
b. Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas yang tahan
penyakit atau dengan menggunakan fungisida.
11
3. Pasca Panen
a. Panen
Kacang hijau di panen sesuai dengan umur varietas. Tanda-tanda lain
bahwa kacang hijau telah siap untuk di panen adalah berubahnya
warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat kering.
Keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat
dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat
dilakukan satu, dua atau tiga kali tergantung varietas. Jarak antara
panen ke satu dan ke dua 3-5 hari.
b. Pasca Panen
Pengeringan polong dilakukan selama 2-3 hari di bawah sinar
matahari. Pembijian dilakukan secara manual yaitu dipukul-pukul
dengan tongkat kayu. Pembijian dilakukan did alam kantong atau
karung untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji dari
kulit polong dilakukan dengan tampi. Sebelum disimpan biji kacang
hijau di jemur kembali sampai mencapai kering simpan yaitu kadar air
8-10%.
12