Manifestasi Klinis Penyakit Sistemik

Post on 09-Dec-2014

279 views 14 download

description

KLINIS

Transcript of Manifestasi Klinis Penyakit Sistemik

FK 2012

1

1. Latar Belakang2. Tujuan

2

1. Penyakit-penyakit darah (Hematologi)2. Penyakit Rheumatologik 3. Penyakit Onkologi 4. Kelainan Endokrin 5. Penyakit Ginjal 6. Penyakit Gastrointestinal 7. Penyakit Saluran Pernafasan 8. Infeksi 9. Penyakit Kardiovaskuler 10. Penyakit alergi

Gangguan atau Kelainanan pada

rongga mulut

3

4

1. Penyakit-penyakit darah (Hematologi)

Anemia

Leukemia

Multiple Myeloma (MM)

Neutropenia

Trombositopenia

Hemofilia

5

- Atropik glossitis- Mukosa pucat- Angular cheilitis

6

- Atropik glossitisHilangnya papila lidah, menyebabkan lidah lunak dan kemerahan yang menyerupai migratori glossitis

- Angular cheilitisTerjadi pada sudut bibir, yang disebabkan karena infeksi candida albicans (1) menyebabkan kemerahan dan pecah-pecah, serta rasa ketidaknyamanan

7

Komplikasi oral leukimia sering berupa hipertrofi gingiva, petechie, ekimosis, ulkus mucosa dan hemoragik. Keluhan yang jarang berupa neuropati nervus mentalis, yang dikenal dengan ”numb chin syndrome”. Ulserasi palatum dan nekrosis dapat menjadi pertanda adanya mucormycosis cavum nasalis dan sinus paranasalis. Enam belas persen dan 7% anak dengan leukimia akut dilaporkan mengalami gingivitis dan mucositis 

8

9

Bila MM melibatkan rongga mulut, biasanya berupa manifestasi sekunder pada rahang, terutama mandibula, yang dapat mengakibatkan pembengkakan rahang, nyeri, bebal, gigi goyah, fraktur patologik 

10

- Neutropenia adalah kelainan pada darah yang diidentifikasi dengan jumlah sel neutrofil (salah satu tipe sel darah putih) yang rendah. Sel-sel neutrofil adalah bagian dari sel darah putih atau leukosit (sekitar 50-70% dari total sel darah putih) yang berada dalam sirkulasi, dan sel neutrofil ini berperan sebagai penangkal infeksi dengan membunuh bakteri yang berada dalam darah.

- Gambaran klinisnya berupa ulserasi bibir, lidah, mukosa mulut dan gingiva, nekrosis margin gingiva yang meluas ke gingiva cekat, gingiva bengkak, merah, dan mudah berdarah, gingivitis ulceratif akut juga dapat menyertai dan candidiasis oral

11

12

Ulserasi oral pada palatum dan ridge alveolar pada pasien dengan severe neutropenia

- Trombositopenia adalah penyakit kelainan darah yang mempunyai karakteristik menurunnya angka sirkulasi platelet akibat dari penurunan trombosit secara nyata → mempengaruhi proses pembekuan darah. Darah biasanya mengandung sekitar 150.000-350.000 trombosit/mL. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL

- Manifesrasi oral berupa lesi pada oral, ptechie, ekimois, haematom, gingival bleeding, gingiva bengkak, rapuh dan mudah bleeding.

13

14

ekimosis pada labial dan lidah pada pasien dengan trombocytopenia idiopatik

15

16

2. Penyakit Rheumatologik

Sjogren’s syndrome

Scleroderma (Sclerosis sistemik progresif)

Lupus erythematosus (LE)

Arthritis Rheumatoid

- Sebuah kelainan otoimun di mana sel imun menyerang dan menghancurkan kelenjar eksokrin yang memproduksi air mata dan liur

- 88% pasien dengan SS mengalami abnormalitas aliran ludah pada submandibular/sublingual, dan 55% mengalami abnormalitas aliran kelenjar parotis. Pembengkakan kelenjar parotis atau kelenjar submandibular ditemukan pada 35% pasien SS. Xerostomia dapat dihubungkan dengan fissure tongue, depapilasi dan kemerahan yang terdapat pada lidah, cheilitis, dan candidiasi.

17

18

- Scleroderma merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan adanya sklerosis difus dari kulit, saluran gastrointestinal, otot jantung, paru-paru dan ginjal.

- Bibir pasien scleroderma tampak berkerut karena konstriksi mulut, menyebabkan kesulitan membuka mulut. Mukosa mulut tampak pucat dan kaku. Telangietacsias multiple dapat terjadi. Lidah dapat kehilangan mobilitasnya dan menjadi halus seperti rugae palatal yang menjadi datar

19

20

- Lesi-lesi mulut terjadi pada 25-50% pasien DLE dibandingkan dengan 7-26% pasien SLE (15). Pada DLE, lesi ini biasanya mulai tampak sebagai area keputihan irregular yang kemudian meluas kearah perifer.

- Setelah lesi ini meluas, bagian tengah daerah ini menjadi merah dan menjadi ulcer sedangkan bagian tepi meninggi dan hyperkeratotik

- Lesi-lesi purpurik seperti ecchymosis dan petechiae juga dapat terjadi. Lebih dari 30% pasien SLE, sering melibatkan glandula saliva, yang mendorong terjadinya Sjogren’s syndrome sekunder dan xerostomia yang parah.        

21

22

Sendi Temporomandibular (TMJ) sering terlibat dalam arthritis rheumatoid. Hal ini sering dicirikan dengan erosi pada condylus yang mengakibatkan berkurangnya gerakan mandibula dan disertai nyeri ketika digerakkan. Mulut kering dan pembengkakan kelenjar ludah dapat juga ditemukan pada pasien arthritis rheumatoid 

23

24

25

3. Kelainan Endokrin

Diabetes Mellitus (DM)

Hypoparatiroidisme

Hyperparatiroidisme

Hypercortisolisme

Hypercortisolisme

- Sekitar sepertiga pasien diabetes mempunyai keluhan xerostomia yang mana hal ini berkaitan dengan menurunnya aliran saliva dan meningkatnya glukosa saliva. Kemudian, pembesaran glandula parotis bilateral difus, keras, yang disebut sialadenosis dapat timbul

- Xerostomia merupakan faktor predisposisi berkembangnya infeksi rongga mulut. Mukosa yang kering dan rusak lebih mudah timbulnya infeksi oportunistik oleh Candida albican

- Disebutkan bahwa diabetes mellitus merupakan faktor predisposisi yang dapat mempercepat kerusakan jaringan periodontal yang dimulai oleh agen microbial , perubahan vaskuler pada penderita diabetes dapat mengenai pembuluh darah besar dan kecil.. Akibat adanya angiopati pada penderita diabetes mellitus , pada jaringan periodontal akan mengalami kekurangan suplai darah dan terjadi kekurangan oksigen , akibatnya akan terjadi kerusakan jaringan periodontal

26

- Akibat kekurangan oksigen pertumbuhan bakteri anaerob akan meningkat.Dengan adanya infeksi bakteri anaerob pada diabetes mellitus akan menyebabkan pertahanan dan perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan hipoksia jaringan sehingga bakteri anaerob yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang dan lebih pathogen serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal

- Pada neuropati diabetes mellitus yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar saliva , akan mengakibatkan produksi saliva berkurang dan terjadi xerostomia.

27

Jika hipoparatiroid timbul di awal kehidupan, selama proses odontogenesis/pertumbuhan gigi, dapat terjadi hipoplasi email dan kegagalan erupsi gigi. Adanya candidiasis oral persisten pada pasien muda menunjukkan mulai terjadinya sindrom endocrine-candidiasis 

28

Manifestasi awal hiperparatiroid adalah hilangnya lamina dura di sekitar akar gigi dengan perubahan pola trabecular rahang yang muncul kemudian. Terdapat penurunan densitas trabecular dan kaburnya pola normal yang menghasilkan penampakan ”ground glass” pada gambaran radiografiknya 

29

- Hypercortisolisme atau Cushing’s syndrome, berasal dari meningkatnya glukokortikoid darah yang terus-menerus. Hal ini juga bisa berkaitan dengan terapi kortikosteroid lain atau produksi berlebih endogen dari glandula adrenal

- Penumpukan jaringan lemak di area wajah dikenal sebagai ”moon facies”.  Pasien juga  mengalami facial hirsutism yang bervariasi. Fraktur patologis mandibula, maxilla atau tulang alveolar juga dapat terjadi karena trauma benturan ringan akibat osteoporosis.

30

- Hypoadrenocortisisme berasal dari kurangnya produksi horman kortikosteroid adrenal karena adanya kerusakan cortex adrenal, kondisi ini dikenal sebagai hypoadrenocortisisme primer atau Addison’s disease

- Manifestasi orofacial termasuk A ”bronzing” hyperpigmentasi pada kulit, terutama  pada area yang paling banyak terpapar matahari (sun-exposed area).  Hal ini disebabkan karena meningkatnya kadar beta-lipotropin atau ACTH, yang keduanya dapat menstimulasi melanosit. Perubahan kulit ini didahului oleh melanosis mukosa mulut. Pigmentasi kecoklatan difus atau bercak sering terjadi di mukosa buccal, namun dapat terjadi di dasar mulut, ventral lidah dan bagian lain mukosa mulut.

31

32

33

Stomatitis Uremia cukup jarang, hanya sering ditemui pada gagal ginjal kronik yang tidak terdiagnosis atau tidak terobati. Kerak atau plak yang nyeri sebagian besar terdistribusi di mukosa bukal, dasar atau dorsal lidah, dan pada dasar rongga mulut.

34

35

Gastritis, colitis, enteritis, dan apendisitis merupakan penyakit saluran gastrointestinal yang dapat berkembang akibat penjalaran fokus infeksi pada rongga mulut. Salah satu contoh mikroorganisme penyebab adalah Helicobacter pylori, bakteri penyebab gastritis kronik dan ulkus peptikum, yang dapat diisolasi pada saliva dan plak gigi penderita gastritis. Selain itu, Helicobacter pylori dapat diisolasi dari plak gigi pasien dispepsia yang telah menjalani terapi antibiotic sehingga gigi berlubang dapat pula menyebabkan reinfeksi

36

37

38

Kolitis Ulseratif telah dihubungkan dengan ulserasi oral destruktif akibat dari

immunemediated vasculitis

Pada saluran pernafasan yang diakibatkan oleh penyebaran fokus infeksi di gigi antara lain sinusitis, tonsillitis, pneumonia, asma bronchial, dan abses paru. Perkembangan penyakit dapat akibat mikroorganisme pada gigi berlubang, akibat menelan mikroorganisme pada ludah dan plak gigi, atau akibat diseminasi melalui aliran darah. Selain itu, dapat juga terjadi infeksi pada paru akibat aspirasi mikroorganisme dari rongga mulut

39

1. Infeksi Jamura. Kandidiasisb. Histoplasmosisc. Cryptococcosis

40

- Kandidiasis mulut atau faring adalah infeksi jamur tersering yang dijumpai sebagai manifestasi awal oleh HIV

- Terdapat empat bentuk yang sering ditemukan pada kandidiasis mulut yaitu : kandidiasis erythematosa, kandidiasis pseudomembran, cheilitis angularis, dan hiperplasitik atau kandidiasis kronis

- Kandidiasis eritematosa, emberikan gambaran lesi  kemerahan, pipih, lesi dibagian dorsal lidah dan atau di daerah palatum durum atau palatum molle

- Kandidiasis pseudomembranosa, memberikan gambaran plak lunak berwarna putih pada daerah mukosa bukal , lidah, dan permukaan mukosa mulut lainnya, dapat diangkat, meninggalkan dasar kemerahan atau berdarah

- Cheilitis angularis, merupakan eritema dan gambaran seperti pecah-pecah di sudut mulut. Cheilitis angularis dapat timbul dengan atau tanpa disertai kandidiasis eritematosa atau kandidiasis pseudomembranosa

- Hiperplastik atau kandidiasis kronis, memberikan gambaran plak putih yang tidak dapat diangkat di seluruh permukaan mukosa

41

42

Histoplasmosis adalah penyakit jamur granulamatosa  disebabkan oleh histoplasma kapsulatum. Persentasi klinis beragam mulai dari asimptomatik atau infeksi paru ringan ke akut atau bentuk kronik luas. Histoplasmosis oral terlihat sebagai area ulseratif kronik di daerah dorsum lidah, palatum, dasar mukosa dan  vestibular

43

Manifestasi oral ini jarang terjadi dan cuma 2 kasus yang  pernah dilaporkan pada litelatur. Lesi terdiri oleh ulserasi mukosa mulut tetapi diagnosa klinis kriptokokus oral mungkin sulit dikarenakan infeksi mikrobakteria lain dan trauma juga menunjukkan gejala-gejala yang serupa

44

a. Oral Hairy Leukoplakiab. Herpes Simpleks Virus (HSV) dan Varicella

Zooster. c. Cytomegalovirus (CMV)d. Human Papilloma Virus e. Molluscum Contagiosum

45

Lesi ini biasanya terlihat pada permukaan lateral lidah, tetapi bisa meluas ke dorsal dan permukaan ventral. Lesi bisa berbagai ukuran dan bisa terlihat seperti striae putih vertical, berombak-ombak atau seperti plak-plak berbulu kasar dengan proyeksi rambut terlihat seperti keratin

46

47

Pada beberapa pasien dengan infeksi HIV, human papiloma virus (HPV) menyebabkan hiperplasia jaringan epitel dan jaringan ikat fokal, membentuk kutil oral. Pada pasien terinfeksi HIV, HPV terkait lesi oral memiliki gambaran papilomatosa, baik menonjol atau tetap, dan terutama berlokasi di palatum, mukosa bucal, dan commisura labialis

48

49

a. Linear Erythematous Gingivitisb. Necrotizing Ulcerative Periodontitis (NUP)c. Bacillary Epithelioid Angiomatosis (BEA)d. Syphilis

50

Lesi oral yang paling umum dikaitkan dengan infeksi bakteri adalah gingivitis eritem linier, periodontitis ulseratif nekrosis, dan yang lebih jarang, angiomatosis epithelioid basiler dan sifilis. Pada kasus infeksi periodontal, flora bakteri tidak berbeda dari individu yang sehat dengan penyakit periodontal. Dengan demikian, lesi klinis adalah manifestasi dari respon kekebalan tubuh terhadap bakteri patogen.

51

Manifestasi klinis syphilis berupa ulkus kronis, sulit sembuh, dalam, ulkus soliter

Hipertensi

52

Manifestasi Klinis Oral. Xerostomia-kekeringan mulut dan lidah akibat pengambilan obat hipertensi. Obat-obatan tersebut mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem syaraf autonom atau dengan secara langsung beraksi pada proses seluler yang diperlukan untuk saliva.

a. Stomatitis Alergika Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai substansi

yang meliputi gigi tiruan dari bahan krom, kobalt, restorasi inlay, bahan soft lining gigi tiruan, permen karet, tambalan amalgam, gigi tiruan dari akrilik, jembatan cekat sementara, pasta gigi, dan elastik orthodontis

53

Mula-mula hipersensitif dentin diakibatkan oleh resesi gingiva. Resesi gingiva mendefinisikan sebagai pergeseran tepi gingiva dari posisi normal pada permukaan mahkota gigi ke arah apikal (permukaan akar) di bawah Batas Sementum Enamel (BSE).

54

Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan patologik pada penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema dibawah gigi tiruan lengkap atau sebagian, baik dirahang atas maupun dirahang bawah

55

 Mulut dan juga gigi bisa jadi jendela apa yang sedang terjadi di dalam tubuh kita. Banyak penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi di rongga mulut Sebagai contoh, pada penyakit HIV-AIDS manifestasi oral terjadi pada 30-80% penderitanya.

56

57