14 Bab II Tinjauan Umumperusahaan Dony Check

download 14 Bab II Tinjauan Umumperusahaan Dony Check

of 16

description

bab 2

Transcript of 14 Bab II Tinjauan Umumperusahaan Dony Check

Tinjauan Pustaka

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Umum

Core/ shear wall berfungsi untuk menambah kekakuan struktur, terutama dalam melawan gaya horisontal. Untuk gedung tidak bertingkat tinggi, kekakuan struktur cukup mengandalkan shear wall yang diadakan di beberapa tempat. Shear wall ini wujudnya adalah dinding beton bertulang yang dicor menyatu dengan kolom dan balok.Untuk gedung yang bertingkat tinggi, kekakuan struktur biasanya menggunakan core wall di beberapa tempat. Core wall ini wujudnya dinding dengan penampang boks setinggi bangunan. Oleh karena itu biasanya space dari core wall ini dimanfaatkan untuk ruang lift (angkutan vertikal). Pada umumnya shear/core wall, pelaksanaannya dicor di tempat (cast in place).B. Konsep Dasar Perencanaan Core WallDalam perencanaan struktur core wall, perlu diperhatikan konsep desain untuk pemilihan elemen baik secara struktural maupun fungsional. Dalam perencanaan kali ini di tinjau perencanaan konsep gaya dalam dan desain kapasitas.1. Konsep Gaya DalamMenurut konsep ini dinding geser didesain berdasarkan gaya dalam Vu dan Mu yang terjadi akibat beban gempa. Konsep desain dinding geser berdasarkan gaya dalam inipada dasarnya mengacu pada SNI 03-2847-2006 (Purwono et al., 2007) dan ACI 318-05(ACI 318, 2005). Kuat geser perlu dinding struktural (Vu) diperoleh dari analisis bebanlateral dengan faktor beban yang sesuai, sedangkan kuat geser nominal, Vn, dinding struktural harus memenuhi:Vn Acv ( c + n .fy ) (1)dimana:.Acv= luas penampang total dinding struktural.A= untuk hw/lw 1.5 ;= 1/6 untuk hw/lw 2n= rasio penulangan arah horizontal (transversal)Perlu dicatat bahwa pada persamaan (1) di atas pengaruh adanya tegangan aksial yang bekerja pada dinding geser tidak diperhitungkan. Hal ini berarti bahwa persamaan (1) tersebut di atas akan menghasilkan nilai kuat geser yang bersifat konservatif. Selain itu, agar penerapan konsep desain geser berdasarkan gaya dalam ini berhasil, maka kuat lebih (overstrength) desain lentur dinding struktural yang dirancang sebaiknya dijaga serendah mungkin. Dalam kaitan dengan hal ini, SNI 03-2847-06 mensyaratkan agar beton dan tulangan longitudinal dalam lebar efektif flens, komponen batas, dan badan dinding harus dianggap efektif menahan lentur.2. Konsep Desain KapasitasBerdasarkan SNI beton yang berlaku (SNI 03-2847-06), struktur beton bertulang tahan gempa pada umumnya direncanakan dengan mengaplikasikan konsep daktilitas. Dengan konsep ini, gaya gempa elastik dapat direduksi dengan suatu faktor modifikasi response struktur (faktor R), yang merupakan representasi tingkat daktilitas yang dimiliki struktur. Dengan penerapan konsep ini, pada saat gempa kuat terjadi, hanya elemen elemen struktur bangunan tertentu saja yang diperbolehkan mengalami plastifikasi sebagai sarana untuk pendisipasian energi gempa yang diterima struktur. Elemen- elemen tertentu tersebut pada umumnya adalah elemen-elemen struktur yang keruntuhannya bersifat daktil. Elemen-elemen struktur lain yang tidak diharapkan mengalami plastifikasi haruslah tetap berperilaku elastis selama gempa kuat terjadi. Selain itu, hirarki atau urutan keruntuhan yang terjadi haruslah sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu cara untuk menjamin agar hirarki keruntuhan yang diinginkan dapat terjadi adalah dengan menggunakan konsep desain kapasitas. Pada konsep desain kapasitas, tidak semua elemen struktur dibuat sama kuat terhadap gaya dalam yang direncanakan, tetapi ada elemen-elemen struktur atau titik pada struktur yang dibuat lebih lemah dibandingkan dengan yang lain. Hal ini dibuat demikian agar di elemen atau titik tersebutlah kegagalan struktur akan terjadi di saat beban maksimum bekerja pada struktur.Pada dinding geser kantilever, sendi plastis diharapkan terjadi pada bagian dasar dinding. Dalam konsep desain kapasitas, kuat geser di dasar dinding harus didesain lebih kuat daripada geser maksimum yang mungkin terjadi pada saat penampang di dasar dinding tersebut mengembangkan momen plastisnya. Konsep desain kapasitas untuk perencanaan dinding geser dianut dalam SNI 03-2847- 92 (BSN, 1992) dan SNI 03-1726-02 (BSN, 2002). Kuat geser rencana pada penampang di dasar dinding, sehubungan dengan adanya pembesaran momen yang mungkin terjadi, dihitung dengan persamaan berikut:

C. Rencana KerjaSebelum proyek Pembangunan Apartement Skyland City Rose In Spring ini dilaksanakan maka, PT. PP (Persero) terlebih dahulu melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan beberapa hal, antara lain :1. Kondisi lokasi proyek yaitu untuk penempatan ruang pekerja, tempat penyimpanan barang dan bahan, dan penempatan air proyek.2. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang memenuhi syarat sesuai dengan kondisi proyek.3. Tersedianya bahan-bahan atau material yang memadai menurut jenis dan volumenya.4. Tersedianya peralatan yang cukup, guna memudahkan jalannya pekerjaan.Setiap pekerjaan terutama pekerjaan struktur mempunyai tahapan pekerjaan, tahapan-tahapan pekerjaannya antara lain:1. Pekerjaan persiapan (pembersihan lokasi).2. Penyediaan bahan.3. Pekerjaan survey di lapangan4. Pekerjaan penulangan (perakitan dan pemasangan tulangan).5. Pekerjaan bekisting (pembuatan dan pemasangan bekisting).6. Pekerjaan beton (pengecoran, pemadatan).7. Perawatan beton.8. Pembongkaran bekisting.

D. Pengadaan Bahan Yang DipakaiDalam pelaksanaan pekerjaan core wall, pihak pelaksana yaitu PT. PP (Persero) memiliki alat-alat yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Selain itu ditunjang juga oleh alat pekerja yang dibawa oleh pekerja, kecuali untuk alat berat pihak pelaksana mendapatkannya dengan cara menyewa.Untuk pengadaan bahan atau material yang lain dilakukan pemesanan secara bertahap sesuai kebutuhan kepada pihak supplier/ subkontraktor dengan cara dari bagian pengadaan barang melakukan tender dari beberapa PT .Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan, baik yang menyangkut pengecoran, perancah, dan sebagainya antara lain :1. BetonPada dasarnya kuat tekan beton tergantung pada tiga hal yaitu, kekuatan pasta (air dan semen), daya rekat antara pasta dan permukaan butir-butir agregat, dan kuat tekan terhadap agregatnya sendiri. Dan kekuatan beton tersebut juga sangat dipengaruhi faktor- faktor komposisi campuran, mutu bahan dasar, kondisi temperatur tempat beton mengeras dan cara pembuatannya/pelaksanaannya. Selain itu, umur beton juga mempengaruhi terhadap kekuatan tekan beton, dimana bila umur beton makin lama, kekuatan beton tersebut semakin tinggi.Kuat tekan beton lebih besar jika dibandingkan dengan kuat tariknya. Untuk membantu kelemahan beton dalam gaya tarik, maka beton diberi perkuatan dengan tulangan baja sehingga terjadi pembagian tugas dalam beton dianggap hanya memikul gaya tekan, dan baja tulangan menahan gaya tarik. Perilaku beton dalam hal ini disebut beton bertulang.Untuk konstruksi beton bertulang, mutu dan kelas beton pada umumnya dibagi dalam 3 kelas, sebagai berikut:

Jenis Betonfc (MPa)

bk (Kg/cm2)Uraian

Mutu Tinggi35 65K400 K800Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang, gelagar beton prategang, plat beton prategang dan sejenisnya.

Mutu Sedang20 < 35K250