98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

download 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

of 58

Transcript of 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    1/58

    DASAR-DASARANESTESI

    M.FADLI HARTANU

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    2/58

    PENDAHULUAN

    Anestesi : (bahasa Yunani) artinyakeadaan tanpa rasa sakit.

    Anestesiologi : Cabang ilmukedokteran yang mendasari pelbagaitindakan meliputi ;

    - Pemberian anestesi/ analgetik

    - Pengawasan keselamatan pasienselama operasi

    - Bantuan hidup (resusitasi)

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    3/58

    - Perawatan intensif pasien gawat

    - Pemberian terapi inhalasi

    - Penanggulangan nyeri menahun

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    4/58

    ANESTESI UMUM

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    5/58

    DEFINISI:

    Tindakan menghilangkan rasa nyeri secara sentral ygdisertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali(reversible)

    Tahapan anestesi umum :

    Persiapan pre anestesi Induksi anestesi

    Rumatan anestesi

    Pemulihan pasca-anestesi

    Komponen anestesi ideal (trias anestesi) :

    Hipnotik

    Analgesi

    Relaksasi otot

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    6/58

    CARA PEMBERIAN ANESTESI UMUM :

    Parenteral Sec. im/iv

    Digunakan utk tindakan singkat & induksi

    anestesi

    Utk tindakan yang lama dikombinasi dgn cara lain.

    Perektal

    Biasa dipakai pada anak utk induksi anestesi /

    tindakan singkat

    Anestasi Inhalasi

    Anestesi menggunakan gas / cairan anestesi yangmudah menguap (volatie agent)

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    7/58

    OBAT PREMEDIKASI

    Premedikasi: Pemberian obat 1-2 jamsebelum induksi anestesi.

    Tujuan:

    Meredakan kecemasan dan ketakutan

    Memperlancar induksi anestesi

    Mengurangi jumlah obat-obat anestesi

    Mengurangi timbulnya hipersalivasi,bradikardi, mual, muntah pascaanestesi

    Mengurangi keasaman lambung

    Mengurangi refleks yang membahayakan

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    8/58

    OBAT PREMEDIKASI

    ANALGETIK NARKOTIKMorfin ;

    5-10 mg, im (dewasa)

    Fungsi : kurangkan kecemasan pasien ,

    takipneu pd pemberian trikloroetilenKerugian : waktu pemulihan > pjg,konstipasi, retensi urin, hipotensi, depresinafas

    Petidin;50-75 mg, iv (dewasa)

    Fungsi : mengurangkan nyeri,

    menekan tek darah & pernafasan

    Merangsang otot polos

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    9/58

    ANTIKOLINERGIK

    Atropin;

    0,4 0,6 mg, im , mula kerja 10-15 menit

    Mencegah hipersekresi kelenjar ludah &bronkus selama 90 menit

    TRANSQUILIZER (obat penenang)

    Diazepam ;

    10mg, iv @ 10-15mg, po , dosis max : 15mg

    Menimbulkan sedatif (dosis rendah) &hipnotik (dosis tinggi)

    Midazolam ;(preferrable)

    Dosis 50% dari diazepam

    Onset > cepat & lama kerja > pendek

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    10/58

    H2RA

    mengurangkan keasaman lambung

    Simetidin;

    Dosis dewasa 600mg p.o

    Ranitidin;

    Dosis dewasa 150mg p.o

    ANTIEMETIK

    Mengurangi mual muntah pasca operasi

    Droperidol;

    2,5 -5,0 mg (im)

    Ondansetron;

    2-4 mg (im)

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    11/58

    STADIUM ANESTESI

    Stadium I (St.Analgesia;St.Cisorientasi)

    Stadium II (St.Eksitasi; St.Dalirium)

    Stadium III (St. Operasi)

    Stadium IV(St. Paralisis)

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    12/58

    Mulai dari induksi sampai hilangnakesadaran.

    Pada stadium ini!pasien tidak merasasakit

    "iasana operasi#operasi ke$il sudah "isa

    dilakukan.

    Stadium ini "erakhir dengan ditandai oleh

    hilangna re%eks "ulu mata.

    STADIUM I

    (ST. ANALGESIA; ST. CISORIENTASI)

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    13/58

    STADIUM II

    (ST. EKSITASI;ST. DELIRIUM)

    Mulai dari akhir stadium I dan ditandai

    dengan

    Perna&asan ang irreguler! pupil mele"ar

    dengan

    re%eks $ahaa (')! pergerakan "ola

    mata

    tidak teratur! lakrimasi (')! tonus ototmeninggi

    dan diakhiri dengan hilangna re%eks

    menelan

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    14/58

    STADIUM III

    Mulai dari akhir stadium II!

    dimana perna&asan mulai teratur.

    Di"agi dalam plana! aitu

    *. Plana 1

    Ditandai dengan perna&asan teratur! perna&asantorakal

    sama kuat dgn perna&asan a"dominal! pergerakan

    "ola

    mata terhenti! kadang#kadang letakna eksentrik!

    pupil menge$il lagi dan re%eks $ahaa (')!

    lakrimasi akan meningkat! re%eks &arings

    dan muntah menghilang! tonus otot menurun.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    15/58

    2.Plana 2

    Ditandai dengan pernafasan yang teratur,

    volume tidal menurun dan

    frekwensi pernafasan naik.

    Mulai terjadi depresi pernafasan torakal,

    bola mata terfiksir ditengah,

    pupil mulai midriasis dengan reflekscahaya menurun dan refleks kornea

    menghilang.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    16/58

    3. Plana 3

    Ditandai dgn pernafasan abdominal yang lebih

    dominan daripada torakal karena paralisis

    otot interkostal yang makin bertambahsehingga pada akhir plana 3 terjadi paralisis

    total otot interkostal, juga mulai terjadi

    paralisis otot-otot diafragma, pupil melebar

    danrefleks cahaya akan menghilang pada

    akhir plana 3 ini, lakrimasi refleks farings &

    peritoneal menghilang, tonus otot-otot

    makin menurun.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    17/58

    4. Plana 4

    Pernafasan tidak adekuat, irreguler, jerky

    karena paralisis otot, diafragma yg makin nyata,

    pada akhir plana 4, paralisis total diafragma,

    tonus otot makin menurun dan akhirnya

    flaccid, pupil melebar dan refleks cahaya (-) ,

    refleks sfingter ani menghilang.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    18/58

    STADIUM IV

    (ST. PARALISIS)

    Mulai dari kegagalan pernapasan angkemudian

    akan segera diikuti kegagalan sirkulasi

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    19/58

    INDUKSI DANRUMATAN ANESTESI

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    20/58

    INDUKSIDAN RUMATANANESTESIA

    Induksi anestesi :

    Tindakan utk membuat pasien dari sadar

    menjadi tidak sadar sehingga memungkinkandimulainya anestesi & pembedahan.

    Cara induksi :

    Intravena

    Inhalasi

    Intramuskular

    Rektal

    - Setelah pasien tidur akibat induksi, lgsgdilanjutkan dgn pemeliharaan anestesisampai tindakan bedah selesai.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    21/58

    INDUKSI INTRAVENA

    Paling banyak dilakukan

    Selama induksi anestesi, pernafasan pasien,nadi dan tek darah perlu diawasi.

    Obat-obat utk induksi intravena:

    Tiopental: (tiopenton,pentotal)dosis 3-7mg/kgBB, kepekatan 2,5%

    (pd anak dan manula diberikan dosis rendah,

    pd dewasa diberikan dosis tinggi)

    Propofol: (recofol,diprivan)dosis 2-3 mg/kgBB

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    22/58

    Ketamin: (ketalar)

    - dosis 1-2mg/kgBB

    - sering menyebabkan halusinasi, oleh sebab itusebelumnya dianjurkan menggunakan sedatifspt midazolam

    - tidak dianjurkan pd pasien dgn tek darah

    >60mmHg

    INDUKSI INTRAMUSKULAR

    - Sampai sekaranghanya ketaminyang dapat

    diberikan secara im dengan dosis 5-7mg/kgBBsetelah 3-5 menit pasien tidur.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    23/58

    INDUKSI INHALASI

    Dipakai halotan dan sevofluran.Cara ini dilakukan pada bayi/ anak yangbelum terpasang alur vena atau dewasa yangtakut disuntik.

    Induksi dgn sevofluran lebih disenangi krnjarang sebabkn batuk

    Induksi dgn enfluran, isofluran atau desfluranjrg dilakukan krn pasien sering batuk danwaktu induksi lebih lama.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    24/58

    INDUKSI PEREKTAL

    Hanya dilakukan untuk anak atau bayiObat yang dipakai : tiopental danmidazolam

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    25/58

    RUMATAN ANESTESI

    Dapat dikerjakan sec IV atau denganinhalasi atau campuran intravena inhalasi

    Biasanya mengacu pada TRIAS anestesi :

    Tidur ringan (hipnosis)Analgesia cukup

    Relaksasi otot

    Rumatan IV dengan dosis tinggi, fentanyl10-50 g/kgBB dpt menyebabkan pasientidur dengan analgetik cukup, sehinggatinggal diberikan pelumpuh otot.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    26/58

    RUMATAN INHALASI

    Biasanya menggunakan campuran N2O danO2 3:1 ditambah

    enfluran 2-4 vol% atau

    isofluran 2-4 vol% atau sevofluran 2-4 vol%

    tergantung apakah pasien bernapasspontan dibantu atau dikendalikan

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    27/58

    OBAT PELUMPUH OTOT

    Fungsi : Mengurangi cedera tindakan laringoskopi danintubasi trakea

    Memberikan relaksasi otot sepanjang

    pembedahan

    Contoh obat pelumpuh otot :

    Pavulon(pankuronium bromida) Mula kerja 2-3menit, lama kerja 30-40 menit

    Dosis awal untuk relaksasi otot 0,08mg/kgBB IV

    Dosis rumatan dr dosis awal

    Dosis intubasi 0,15mg/kgBB IV

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    28/58

    Vekuronium(norkuron)

    Homolog pankuronium bromida yg berkekuatan

    >besar dan lama kerja singkat

    Tidak menyebabkan perubahan fungsikardiovaskular yang bermakna

    Mula kerja 2-3 menit, lama kerja 30 menit

    Dosis 0,04-0,06 mg/kgBB

    Rokuronium

    Analog vekuronium dgn onset lebih cepat

    Keuntungan : tidak mengganggu fungsi ginjal

    Kerugian : mengganggu fungsi hati dan efek kerjalebih lama

    Dosis intubasi :0,3 0,6 mg/kgBB

    Dosis rumatan 0,1- 2 mg/kgBB

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    29/58

    Suksametonium(suksinil kolin)

    mula kerja 1-2 menit, lama kerja 3-5 menit

    Dosis intubasi 1- 1,5 mg/kgBB IV

    Prostigmin(neostigmin metilsulfat)

    Punya efek nikotinik, muskarinik, stimulan

    otot langsung Efek muskarinik : bradikardi, hiperperistaltik,spasme saluran cerna, bronkospasme,miosis,kontraksi v.urinaria

    Dosis 0,5mg bertahap sampai 5mg

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    30/58

    OBAT ANESTESI INHALASI

    Dinitrogen oksida (N20)

    Umumnya dipakai dalam kombinaso N20 : O2 yaitu

    60% :40%, 70%: 30%, 50%:50%

    N20 sangat berbahaya bila digunakan pada pasienpneumotoraks, pneumomediastinum, emboli udaradn timpnoplasti

    Halotan

    Kekuatannya 4-5 kali eter atau 2 kali kloroform

    Keuntungan : induksi cepa dan lancar, tidakmengiritasi jalan napas, bronkodilatasi, jrgsebabkan mual muntah, tidak mudah meledak.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    31/58

    Kerugian : mudah overdosis, analgesi danrelaksasi berkurang, harga mahal, timbulkanhipotensi, aritmia, hepatotoksik

    Overdosis -dpt sebabkan gejala gagal napasdan kematian

    Dosis induksi : 2-4%, rumatan 0,5-2%

    Eter

    Obat anestetik yg sgt kuat krn dpt memasukisetiap ingkat anestesi

    Dosis induksi : 10-20% volume uap eter dlm O2dan N20

    Keuntungan : murah, mudah di dapat, tidakperlu digunakan bersama obat lain, cukupaman,

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    32/58

    Kerugian : mudah terbakar,bau tidak enak,

    menyebabkan mual muntah, hiperglikemia

    Enfluran (ethran) Induksi dgn enfluran cepat dan lancar

    Keuntungan : jrg timbulkan mual muntah,

    pemulihannya cepat.

    Dosis induksi: 2-4,5 % dikombinasi dgn O2 ataucampuran N2-O2

    Dosis rumatan : 0,5 -3 % volume

    Sevofluran

    Turunan eter berhalogen yang paling disukai utk

    induksi inhalasi krn enak, cepat tutama anak.

    Dosis induksi 6-8 vol%, rumatan 1-2 vol%

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    33/58

    OBAT ANESTESI INTRAVENA

    Natrium Tiopental(tiopental,pentotal)

    Dosis induksi 3-6mg/kgBB

    Dosis sedasi 0,5- 1,5 mg/kgBB

    Indikasi pemberianInduksi anestesi umum

    Tindakan yang singkat

    Mengatasi kejang2 eklampsia/ epilepsi

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    34/58

    Kontraindikasi :

    Status asmatikus

    AnemiaDisfungsi hepar

    Miastenia gravis

    Porfiria

    Dispnue berat

    Kuntungan:

    Induksi mudah & cepat

    Tidak ada delirium

    Masa pemulihan cepat

    Tidak ada iritasi mukosa jalan napas

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    35/58

    Kerugian :

    Menyebabkan depresi nafas & kardiovaskular

    Cenderung mnyebabkn spasme laring

    Relaksasi otot perut berkurang

    Ketamin(ketalar)

    Dosis induksi :1-2 mg/kgBB (iv), 3-10mg/kgBBim

    Lama kerja 15-20menit

    Sediaan 1%, 5%, 10%

    Indikasi

    Asma , tindakan ortopedi, pasien dgn risikotinggi, pengendalian jalan napas sulit

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    36/58

    Kontraindikasi

    Tek sistolik > 160/100

    Riwayat peny serebrovaskular dan penyjantung

    Propofol(driprivan, recofol)

    Dosis induksi :2- 2,5 mg /kgBB Dosis rumatan 4-12mg/kgBB

    Sering sebabkan nyri shingga seringkalidberikan lidokain dulu, 1-2mg/kbBB

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    37/58

    Opiod (morfin, petidin, fentanyl)

    Untuk induksi diberikan dosis tinggi krn tidakmengganggu kardiovaskular

    Dosis induksi :20-50mg/kgBB

    Dosis rumatan : 0,3 1 mg/kg BB

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    38/58

    ANESTESI LOKAL

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    39/58

    ANESTESI LOKAL

    Defiisi:

    Tindakan menghilangkan rasa secara lokaltanpa disertai hilangnya kesadaran.

    Penggunaan:

    Sering digunkan dalam kedokteran gigi,tindakan pada mata, telinga hidung &tenggorokan, tindakan pada kulit.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    40/58

    TEKNIK PEMBERIAN ANESTESI LOKAL :

    Anestesi permukaan

    Pengolesan / penyemprotan analgetik lokal diselaput mukosa (mata,hidung dan faring)

    Anestesi infiltrasi

    Penyuntikan larutan analgetik lokallangsung diarahkan ke sekitar tmpt lesi,lukaatau insisi

    Dilakukan sec intradermal dan subkutan

    Anestesi blok

    Penyuktikan analgetik langsung ke sarafutama/ pleksus saraf

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    41/58

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    42/58

    OBAT ANESTETIK LOKAL

    Kokaindlm bentuk topikal semprot 4% utk mukosajalan napas atas. Lama kerja 2-30 menit

    Prokain

    untuk infiltrasi : larutan 0,25-0,5%Dosis 15mg/kgBB, lama kerja 30-60 menit

    Kloroprokain

    Derivat prokain tp dg masa kerja >pendek

    LidokainKonsentrasi efektif minimal 0,25%

    Mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik

    Lama kerja 60-90 menit

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    43/58

    Bupivakain

    Konsentrasi efektif minimal 0,125%

    Mula kerja > lambat dari lidokain tetapilama kerja sampai 8 jam

    Ropivakain dan levbupivakain

    Efek samping > ringan dari bupivakain

    Konsentrasi efektif minimal 0,25%

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    44/58

    ANESTESI SPINAL

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    45/58

    ANESTESI SPINAL

    Definisi : Anestesi regional dgn tindakanpenyuntikan obat anestetik ke dalam ruangsubaraknoid.

    Juga disebut blok spinal intradural ataublok intratekal.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    46/58

    INDIKASI

    Beda ekstremitas bawah

    Bedah panggul

    Tindakan sekitar rektum-perineUm

    Bedah obstetri-ginekologiBedah urologi

    Bedah abdomen bawah

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    47/58

    KONTRAINDIKASI ABSOLUT

    Pasien menolak

    Infeksi pd tempt suntikan

    Hipovolemia berat/syok

    KoagulopatiTek intrakranial tinggi

    Fasilitas resusitasi minimal

    Kurang pengalaman/tanpa didampingi

    konsultan anestesi

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    48/58

    KONTRA INDIKASI RELATIF

    Infeksi sistemik

    Infeksi sekitar tempat suntikan

    Kelainan neurologis

    Kelainan psikisBedah lama

    Hipovolemia ringan

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    49/58

    PERALATAN ANESTESI SPINAL

    1) Peralatan monitor

    (nadi, tek darah,pulse oximeter,EKG)

    2) Peralatan resusitasi/ anestesia umum

    3) Jarum spinal

    Ujung bambu runcing (Quinke-Babcock/

    Greene/Ujung pensil (Whitacre)- sering digunakankrn jrg menimbulkan nyeri pasca suntikan

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    50/58

    TEKNIK ANESTESI SPINAL

    Setelah dimonitorditidurkan dlm posisidekubitus lateralberi bantal supayaenak & tulang blkg stabilbuat pasienmembnungkuk maksimalprosus

    spinosus mudah terabaPosisi tusukan ditentukangaris yangmenghubungkan kedua krista iliaca dgn tlgpunggung adalah melalui L4 atau L4-L5.

    boleh juga di lokasi L3-L4Sterilkn tempat tusukanalkohol /betadine

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    51/58

    Lakukan penyuntikan jarum spinaldgnsudut 10-30 derajat terhadap bidang

    horizaontal ke arah kranial.Jarum akan menembus lig. Supraspinosum,lig interspinosum, lig flavum, lap duramter,lap subaraknoid.

    Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akankeluarsuntikkan obat anestetik lokal ke dlmruang subaraknoid.

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    52/58

    POSISI ANESTESI SPINAL

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    53/58

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    54/58

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    55/58

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    56/58

    OBAT ANESTETIK UTK ANESTESI

    SPINAL

    Anestetik lokal dgn berat jenis samaisobarik

    Anestetik lokal dgn berat jenis >besarhiperbarik

    Anestetik lokal dgn berat jenis >kecilhipobarik

    Yang sering dipakaihiperbarik (hasilcampuran anest lokal + dekstrosa)

    Hipobariktetrakain + air injeksi

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    57/58

    BJ CSS PADA 37 C 1.003-1.008

    Anestetik

    lokal

    Berat jenis Sifat dosis

    LIDOKAIN(Xylobain,lign

    okain)

    2% plain 1.006 Isobarik 20-100mg

    (2-5ml)

    5% / dextrose

    7,5%

    1.033 Hiperbarik 20-50 mg

    (1-2ml)

    BUPIVAKAIN

    (MARKAIN)

    0.5% dlm air 1.005 Isobarik 5-20 mg

    (1-4ml)

    0..5%/

    dektrose

    8,25%

    1.027 Hiperbarik 5-15mg

    (1-3ml)

  • 7/25/2019 98173946 Dasar Dasar Anestesi 2

    58/58

    KOMPLIKASI TINDAKAN

    Hipotensi berat

    Bradikardi

    Hipoventilasi

    Trauma pemb darahTrauma saraf

    Mual muntah

    Gg pendengarn

    Blok spinal tinggi/ total