Askep Goiter.pdf
-
Upload
diyanthi-andita -
Category
Documents
-
view
115 -
download
11
Transcript of Askep Goiter.pdf
PANDUAN MAHASISWA KEPERAWATAN
2012
KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Goiter)
W W W . S A K T Y A I R L A N G G A . W O R D P R E S S . C O M
2
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 2
Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Endokrin
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia.
Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Hormon yang terpenting
ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3).
Sumber : bigworld027.wordpress.com
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu
lagi disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang
dinamakan isthmus atau ismus). Setiap lobus berbentuk seperti buah pir.
Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal
fascia. Pada keadaan tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di
sepanjang jalur perkembangan embriologi tiroid. (Brunner, Suddath 2001)
3
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 3
Sumber : sarwoedi.wordpress.com
Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat
menyerap iodin atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan.
Iodin ini akan bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akan
diubah menjadi T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin). Dalam keadaan
normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%. Sedangkan yang 5%
adalah hormon-hormon lain seperti T2.
T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan kalori menjadi
tenaga (ATP = adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4
yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada
di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain seperti
hipotalamus yang berada di otak tengah.
Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah
TRH (thyroid releasing hormon) dan TSH (thyroid stimulating hormon).
Hormon-hormon ini membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan
pituitari)- kelenjar tiroid. TRH dikeluarkan oleh hipotalamus yang
kemudian merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan TSH. TSH yang
dihasilkan akan merangasang tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4. Oleh
kerena itu hal yang mengganggu jalur di atas akan menyebabkan produksi
T3 dan T4.
Adapun struktur tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel
yang dibatasi oleh epitelium silinder disatukan oleh jaringan ikat sel-
selnya mengeluarkan sera. Adapun fungsi kelenjar tiroid adalah:
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur pengguanaan oksidasi
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Definisi Goiter
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid disebut juga struma adalah
suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat
4
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 4
kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan
kelenjar dan morfologinya. Dampak struma terhadap tubuh terletak pada
pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di
sekitarnya. Di bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan
esophagus. Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea,
esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia. Hal
tersebut akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta
cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher
yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan
disfagia Pembesaran ini dapat memiliki fungsi kelenjar yang normal
(eutirodisme), pasien tyroid (hipotiroidisme) atau kelebihan produksi hormon
(hipetiroidisme). Terlihat pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah
depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang
tidak normal. (Suddath, 2001)
Etiologi
a. Defisiensi Yodium.
Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang
nantinya akan diserap di usus dan disirkulasikan menuju bermacam-macam
kelenjar. Kejadian defisiensi yodium bersifat endemik, banyak dijumpai di
darah pegunungan atau dataran tinggi dimana tanah dan airnya kurang
mengandung zat yodium. Kadar yodium normal hanya 100-150 mikrogram
(0,1-0,15 mg) perhari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari konsumsi 6 gram
garam beriodium dengan kandungan minimal 40 ppm, sekitar 60
mikrogram. Kelenjar tersebut diantaranya:
1. Choroid
2. Ciliary body
3. Kelenjar susu
4. Plasenta
5. Kelenjar air ludah
6. Mukosa lambung
7. Intenstinum tenue
5
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 5
8. Kelenjar gondok
Sebagaian besar unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok.
Jika kadar yodium di dalam kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang akan
mengidap penyakit gondok.
b. Tiroiditis Hasimoto’s
Ini adalah kondisi autoimun di mana terdapat kerusakan kelenjar tiroid
oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sebagai kelenjar menjadi lebih rusak,
kurang mampu membuat persediaan yang memadai hormon tiroid.
c. Penyakit Graves
Sistem kekebalan menghasilkan satu protein, yang disebut tiroid
stimulating imunoglobulin (TSI). Seperti dengan TSH, TSI merangsang
kelenjar tiroid untuk memperbesar memproduksi sebuah gondok.
d. Multinodular Gondok
Individu dengan gangguan ini memiliki satu atau lebih nodul di dalam
kelenjar tiroid yang menyebabkan pembesaran. Hal ini sering terdeteksi
sebagai nodular pada kelenjar perasaan pemeriksaan fisik. Pasien dapat hadir
dengan nodul tunggal yang besar dengan nodul kecil di kelenjar, atau mungkin
tampil sebagai nodul beberapa ketika pertama kali terdeteksi.
e. Kanker Tiroid
Thyroid dapat ditemukan dalam nodul tiroid meskipun kurang dari 5
persen dari nodul adalah kanker. Sebuah gondok tanpa nodul bukan merupakan
resiko terhadap kanker.
f. Kehamilan
Sebuah hormon yang disekresi selama kehamilan Chorionic manusia
(gonadotropin) dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Human
Chorionic Gonadotropin (hCG) yang tinggi akan menginduksi keadaan
hipertiroid dimana kadar tiroksin bebas meningkat dan kadar TSH ditekan
sehingga wanita hamil berisiko tinggi terkena goiter.
g. Tiroiditis
6
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 6
Peradangan dari kelenjar tiroid sendiri dapat mengakibatkan
pembesaran kelenjar tiroid. Hal ini dapat mengikuti penyakit virus atau
kehamilan. (Suddath, 2001)
Klasifikasi
1. Goiter kongenital
Hampir selalu ada pada bayi hipertiroid kongenital, biasanya tidak besar
dan sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakit graves.
2. Goiter endemik dan kretinisme
Biasa terjadi pada daerah geografis dimana detistensi yodium berat,
dekompensasi dan hipotiroidisme dapat timbul karenanya, goiter endemik
ini jarang terjadi pada populasi yang tinggal disepanjang laut.
3. Goiter sporadis
Goiter yang terjadi oleh berbagai sebab diantaranya tiroiditis fositik
yang terjadi lazim pada saudara kandung, dimulai pada awal kehidupan dan
kemungkinan bersama dengan hipertiroidisme yang merupakan petunjuk
penting untuk diagnosa. Digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
a. Goiter yodium
Goiter akibat pemberian yodium biasanya keras dan membesar
secara difus, dan pada beberapa keadaan, hipotirodisme dapat
berkembang.
b. Goiter sederhana (Goiter kollot)
Yang tidak diketahui asalnya. Pada pasien bistokgis tiroid tampak
normal atau menunjukan berbagai ukuran follikel, koloid dan epitel
pipih.
c. Goiter multinodular
Goiter keras dengan permukaan berlobulasi dan tunggal atau
banyak nodulus yang dapat diraba, mungkin terjadi perdarahan,
perubahan kistik dan fibrosis.
4. Goiter intratrakea
Tiroid intralumen terletak dibawah mukosa trakhea dan sering berlanjut
dengan tiroid ekstratrakea yang terletak secara normal.
7
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 7
Klasifikasi Goiter menurut WHO :
a. Stadium O – A: tidak ada goiter.
b. Stadium O – B: goiter terdeteksi dari palpasi tetapi tidak terlihat
walaupun leher terekstensi penuh.
c. Stadium I : goiter palpasi dan terlihat hanya jika leher
terekstensi penuh.
d. Stadium II: goiter terlihat pada leher dalam Potersi.
e. Stadium III : goiter yang besar terlihat dari Darun
Patofisiologi
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium
dari darah untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat
membuat hormon tiroid cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh
karena itu, dengan defisiensi yodium individu akan menjadi hipotiroid.
Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu rendah dan mengirim sinyal ke
tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating hormone (TSH). Seperti
namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid
dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran
menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok
Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH)
yang juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis,
yang pada gilirannya dipengaruhi oleh hormon thyrotropin releasing
hormon (TRH) dari hipotalamus. Thyrotropin bekerja pada reseptor TSH
terletak pada kelenjar tiroid. Serum hormon tiroid levothyroxine dan
triiodothyronine umpan balik ke hipofisis, mengatur produksi TSH.
Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon tiroid TSH menyebabkan
perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor TSH
dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH,
seperti chorionic gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus. Ketika
sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis
untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.
8
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 8
Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan menyebabkan
produksi TSH meningkat. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan
cellularity dan hiperplasia kelenjar tiroid dalam upaya untuk menormalkan
kadar hormon tiroid. Jika proses ini berkelanjutan, maka akan
mengakibatkan gondok. Penyebab kekurangan hormon tiroid termasuk
kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi yodium, dan goitrogens.
Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH.
Pendorong reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi
terhadap hormon tiroid hipofisis, adenoma kelenjar hipofisis hipotalamus
atau, dan tumor memproduksi human chorionic gonadotropin.
Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai enzim dalam
tubuh, hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat menekan
sekresi hormone tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor
pengikat dalam plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi
hormone tiroid. Bila kadar – kadar hormone tiroid kurang maka akan terjadi
mekanisme umpan balik terhadap kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar
meningkat dan terjadi pembesaran (hipertrofi).
Dampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar
tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ lain di sekitarnya.
Di bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus.
Goiter dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan
pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia yang akan
berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan
elektrolit. Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara menjadi
serak atau parau.
Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang
besar dapat simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan
disfagia. Tentu dampaknya lebih ke arah estetika atau kecantikan.
Perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi rasa aman dan konsep diri
klien
Manifestasi Klinis
9
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 9
Gejala utama :
a. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah
benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple.
b. Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
c. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi batang
tenggorokan).
d. Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
e. Suara serak.
f. Distensi vena leher.
g. Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
h. Kelainan fisik (asimetris leher)
Dapat juga terdapat gejala lain, diantaranya :
1. Tingkat peningkatan denyut nadi
2. Detak jantung cepat
3. Diare, mual, muntah
4. Berkeringat tanpa latihan
5. Goncangan
6. Agitasi
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pengukuran T3 (Triodothyroxin) dan T4 (Tiroksin)
Nilai normal pada orang dewasa adalah Iodium bebas : 0,1-0,6 ml/dl ;
T3 : 0,2-0,3 ml/dl ; T4 : 6-12 ml/d, nilai normal pada bayi/anak adalah T3 :
180-240
Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah ukuran, bentuk lokasi,
dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini
pasien diberi NaI peroral dan setelah 24 jam secara fotografik ditentukan
konsentrasi yodium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid. Nilai normalnya
10-35%. Jika , 10% disebut menurun (hipotiroidisme), jika .35% disebut
meninggi (hipertiroidisme).Dari hasil sidik tiroid dibedakan 3 bentuk :
10
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 10
1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan
sekitarnya.
2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada
sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.
3. Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini
berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.
b. Scintiscan yodium radio aktif dengan teknetium porkeknera, untuk
melihat medulanya.
c. Sidik ultrasoud untuk mendeteksi perubahan-perubahan kistik pada
medula tiroid.
Pemeriksaan ini dapat membedakan antara padat, cair, dan beberapa
bentuk kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti ganas
atau jinak. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG :
1. Kista
2. Adenoma
3. Kemungkinan karsinoma
4. Tiroiditis
d. Foto polos leher dan dada atau berguna untuk menunjukan pergeseran
trakea dan esofagus.
e. Esofagogram untuk menunjukan goiter sebagai penyebab disfagia
Penatalaksanaan
Perawatan akan tergantung pada penyebab gondok.
1. Defisiensi Yodium
Gondok disebabkan kekurangan yodium dalam makanan
maka akan diberikan suplementasi yodium melalui mulut. Hal ini
akan menyebabkan penurunan ukuran gondok, tapi sering gondok
tidak akan benar-benar menyelesaikan.
2. Hashimoto Tiroiditis
Jika gondok disebabkan Hashimoto tiroiditis dan hipotiroid,
maka akan diberikan suplemen hormon tiroid sebagai pil setiap
hari. Perawatan ini akan mengembalikan tingkat hormon tiroid
11
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 11
normal, tetapi biasanya tidak membuat gondok benar-benar
hilang. Walaupun gondok juga bisa lebih kecil, kadang-kadang
ada terlalu banyak bekas luka di kelenjar yang memungkinkan
untuk mendapatkan gondok yang jauh lebih kecil. Namun,
pengobatan hormon tiroid biasanya akan mencegah bertambah
besar.
3. Multinodular
Banyak gondok, seperti gondok multinodular, terkait
dengan tingkat normal hormon tiroid dalam darah. Gondok ini
biasanya tidak memerlukan perawatan khusus setelah dibuat
diagnosa yang tepat.
12
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 12
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas klien
Penyakit ini dominan terjadi pada perempuan dibandingkan pada
laki-laki. Goiter biasanya terjadi pada daerah geografis dimana detistensi
yodium berat, dekompensasi dan hipotiroidisme dapat timbul karenanya,
goiter ini jarang terjadi pada populasi yang tinggal disepanjang laut.
2. Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh sesak dan sulit menelan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan goiter, merasakan tidak bersemangat, kurang nafsu
makan, suara parau, dan terjadi pembesaran pada leher.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pada dasarnya penyakit ini tidak menurun, namun karena penyakit
ini menyerang sekelompok populasi dalam suatu daerah, maka dalam satu
keluarga, semua anggotanya dapat terkena.
5. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan klien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku klien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya. Klien juga merasa malu terhadap
penampilannya karena terdapat pembesaran pada lehernya.
6. Riwayat lingkungan
Daerah yang defisit yodium, sepeti pegunungan, daerah rawan
banjir, dan erosi memiliki penduduk yang rentan terhadap penyakit goiter.
7. Pemeriksaan Fisik
B1: sesak, RR 28x /mnt
B2: -
B3: nyeri, pusing, suara serak.
B4: -
B5: sulit menelan, anoreksia
B6: lemah, kurang semangat
13
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 13
8. Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien
sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah
bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri
9. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum;
pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal).
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran
jaringan pada leher, penekanan trakhea.
Tujuan : Menunjukkan pola nafas efektif
Kriteria hasil :
a. Dalam 3x 24 jam, pasien
b. RR= 16-20x/ menit
c. Kedalaman inspirasi dan kedalaman bernafas
d. Ekspansi dada simetris
e. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Intervensi Rasional
Pantau frekwensi pernafasan ,
kedalaman, dan kerja pernafasan
Untuk mengetahui adanya gangguan
pernafasan pada pasien
Waspadakan klien agar leher tidak
tertekuk/posisikan semi ekstensi atau
eksensi pada saat beristirahat
Menghindari penekanan pada jalan
nafas untuk meminimalkan
penyempitan jalan nafas
Ajari klien latihan nafas dalam Untuk menstabilkan pola nafas
Persiapkan operasi bila diperlukan. Operasi diperlukan untuk memperbaiki
kondisi pasien
14
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 14
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya
penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan.
Tujuan : Pasien menunjukkan status gizi yang adekuat
Kriteria Hasil :
a. Dalam 3×24 jam, pasien menunjukkan
b. BB normal
c. Albumin normal 3,5-5 mg/dL
d. Peningkatan nafsu makan
Intervensi Rasional
Kaji adanya kesulitan menelan, selera
makan, kelemahan umum dan
munculnya mual dan muntah.
kesulitan menelan, selera makan,
kelemahan umum dan munculnya mual
dan muntah adalah factor yang
menentukan asupan makan pasien
Pantau masukan makanan setiap hari
dan timbang berat bada setiap hari serta
laporkan adanya penurunan.
Mengetahui status nutrisi pasien
Dorong klien untuk makan dan
meningkatkan jumlah makan dan juga
beri makanan lunak, dengan
menggunakan makanan tinggi kalori
yang mudah dicerna.
Mempermudah pasien menelan
makanan
Beri/tawarkan makanan kesukaan klien. Meningkatkan nafsu makan pasien
Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli
gizi untuk memberikan diet tinggi
kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.
Mencukupi nutrisi sesuai yang
dibutuhkan pasien
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak
efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher
Tujuan :Menunjukkan peningkatan harga diri
Kriteria Hasil :
a. Dalam 3×24 jam, pasien menunjukkan harga diri yang membaik
b. Penerimaan diri secara verbal
c. Mengerti akan kekuatan diri
15
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 15
d. Melakukan perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri
Intervensi Rasional
Pantau tingkat perubahan rentang harga
diri rendah Mengetahui kopping individu pasien
Pastikan tujuan tindakan yang kita
lakukan adalah realistis
Meningkatkan hubungan saling percaya
dengan pasien
Sampaikan hal-hal yang positif secara
mutlak untuk klien, tingkatkan
pemahaman tentang penerimaan anda
pada pasien sebagai seorang individu
yang berharga.
Meningkatkan harga diri pasien
Diskusikan masa depan klien, bantu
klien dalam menetapkan tujuan-tujuan
jangka pendek dan panjang.
Membantu klien menentukan masa
depan yang diinginkan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan pengetahuan klien
Kriteria Hasil :
a. Dalam 2×24 jam, pasien mampu memahami penyakit dan
gejalanya.
b. Mengikuti pengobatan yang disarankan
c. Peningkatan pengetahuan pasien
d. Dapat menghindari sumber stress
Intervensi Rasional
Berikan informasi yang tepat dengan
keadaan individu Meningkatkan pengetahuan pasien
Identifikasi sumber stress dan
diskusikan faktor pencetus krisis tiroid
yang terjadi, seperti orang/sosial,
pekerjaan, infeksi, kehamilan
Agar pasien bisa menghindari sumber
stress
16
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 16
Berikan informasi tentang tanda dan
gejala dari penyakit gondok serta
penyebabnya
Dapat mengidentifikasi gejala awal dari
gondok
Diskusikan mengenai terapi obat-
obatan termasuk juga ketaatan terhadap
pengobatan dan tujuan terapi serta efek
samping obat tersebut
Pasien bisa mengikuti terapi yang
disarankan
17
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 17
PENUTUP
Kesimpulan
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat
memiliki fungsi kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien tyroid
(hipotiroidisme) atau kelebihan produksi hormon (hipetiroidisme). Terlihat
pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan)
dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Goiter
disebabkan oleh defisiensi yodium, tiroiditis Hasimoto’s, penyakit Graves,
Multinodular Gondok, kanker Tiroid, kehamilan, Tiroiditis. Klasifikasi goiter
adalah Goiter kongenital, Goiter sporadis, Goiter endemik dan kretinisme, Goiter
intratrakea.
Manifestasi klinisnya adalah pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah
nodul kecil untuk sebuah benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah
Adam’s apple, perasaan sesak di daerah tenggorokan, kesulitan bernapas (sesak
napas), batuk, mengi (karena kompresi batang tenggorokan), kesulitan menelan
(karena kompresi dari esofagus), suara serak, distensi vena leher, pusing ketika
lengan dibangkitkan di atas kepala, kelainan fisik (asimetris leher)
Saran
Sebagai perawat dan masyarakat harus lebih memilih dalam hal
makanan dan pola gaya hidup agar terhindar dari penyakit goiter. Kita harus
pandai dalam mengatur dalam mengkonsumsi yodium, tidak boleh
kekurangan atau berlebihan harus seimbang agar kita dapat hidup sehat.
18
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Doenges Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
http://yancenk.blogspot.com/2012/03/askep-goiter.html. Diakses pada 02
Mei 2012 pukul 08.00 WIB
19
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 19
WOC
- Defisiensi Yodium - Kehamilan
menghasilkan gonadotropin
Faktor Penyebab
yang mungkin
- Penyakit autoimun (Tiroiditis Hasimoto)
- Penyakit Graves - Multinodular Gondok - Kanker Tiroid - Tiroiditis
Hormone tiroid
Kerja hipofisis
menurun
Sekresi TSH
Hipotalamus
TRH
Peningkatan cellulant dan
hyperplasia kelenjar tiroid
Pembesaran
Kelenjar Tiroid
GOITER
Kurang
pengetahuan
Kurangnya informasi tentang
keadaan daerah tempat
tinggal mereka
Kurangnya informasi
tentang akibat
kekurangan yodium
Pola nafas
tidak efektif
Sesak
Sulit
bernapas
Kompresi
pada trakea
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Anoreksia
Disfagia
Kompresi
esofagus
Gangguan Konsep
diri: harga diri
rendah
Koping individu
tidak aktif
Perubahan bentuk
leher membesar
20
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m
Page 20
Penatalaksanaan
Pembedahan
MK : Nyeri MK : Risiko
infeksi