ASKEp Hidrosefalus Anak

24
BAB I PENDAHULUAN Hidrosepalus adalh keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan tekanan intrakranjal yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruang tempat mencalirnya CSS. Harus dibedakan dengan pengumpulan cairan local tanpa TIK yang meninggi seperti pada kista forensepali atau pelebaran ruang CSS akibat tertimbunya CSS yang menmpati ruangan sesudah terjadi atrofi otak. Pada pasien hidrosefalus adalh pasien yang sangat menderita dan memerlukan perawatan khusus karena adanya kerusakan syaraf yang menimbulkan kelainan neurologist berupa gangguan kesehatan sampai pada gangguan system vital. Hidrosefalus congenital terjadi pada 0,5 sampai 1 dari 1000 kelahiran hidup dan 70% anak dengan hidrosefalus yang tidak diobati memiliki angka bertahan hidup (survival rate) 5 tahun , dan 75% dari anak-anak ini memiliki IQ rendah. Masalah yang perlu diperhatikan dalam pasien hidrosefalus ini adalah gangguan neurologis, resiko terjadinya dekubitus, kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

description

Askep Hidrosefalus Anak

Transcript of ASKEp Hidrosefalus Anak

Page 1: ASKEp Hidrosefalus Anak

BAB I

PENDAHULUAN

Hidrosepalus adalh keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya

cairan serebrospinal (CSS) dengan tekanan intrakranjal yang meninggi sehingga terjadi

pelebaran ruang tempat mencalirnya CSS. Harus dibedakan dengan pengumpulan cairan

local tanpa TIK yang meninggi seperti pada kista forensepali atau pelebaran ruang CSS

akibat tertimbunya CSS yang menmpati ruangan sesudah terjadi atrofi otak.

Pada pasien hidrosefalus adalh pasien yang sangat menderita dan memerlukan

perawatan khusus karena adanya kerusakan syaraf yang menimbulkan kelainan

neurologist berupa gangguan kesehatan sampai pada gangguan system vital.

Hidrosefalus congenital terjadi pada 0,5 sampai 1 dari 1000 kelahiran hidup dan

70% anak dengan hidrosefalus yang tidak diobati memiliki angka bertahan hidup

(survival rate) 5 tahun , dan 75% dari anak-anak ini memiliki IQ rendah.

Masalah yang perlu diperhatikan dalam pasien hidrosefalus ini adalah gangguan

neurologis, resiko terjadinya dekubitus, kurang pengetahuan orang tua mengenai

penyakit.

Page 2: ASKEp Hidrosefalus Anak

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan

bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan tekanan intra cranial yang

meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.

Terdapat 2 macam hidrosefalus, yaitu :

1. Hidrosefalus obstruktif

Tekanan CSS yang tinggi disebabkan oleh obstruksi pada salah satu

tempat antara pembentukan CSS oleh pleksus koroidalis dan keluarnya dari

ventrikel IV melalui foramen luschkan dan foramen magendie

2. Hidrosefalus komunikans

Tekanan CSS yang meninggi tanpa penyumbatan system ventrikel

B. Etiologi

Hidrosefalus terjadi akibat

1. Obstruksi aliran cairan serebrospinal

2. Gangguan absorpsi cairan serebrosfinal

3. Produksi CSS yang berlebihan

Selain itu hidrosefalus juga diakibatkan oleh penyakit lain, seperti tumor,

abses, perdarahan intraventrikular, meningitis,trauma serebri, dll.

C. Patofisiologi

Hidrosefalus nonkomunikans merupakan masalah bedah saraf yang sering

ditemukan. Biasanya disebabkanoleh penyempitan akueduktus sylvii congenital

sehingga pada waktu pembentukan cairan oleh pleksus koroideus dari kedua

ventrikel lateral dan ventrikel ketiga, maka volume ketiga ventrikel tersebut

sangat membesar. Hal iniu menyebabakan penekanan otak terhadap tengkorak

sehingga otak menjadi tipis.

Hidrosefalus komunikasns dapat disebabkan pleksus koroideus neonatus uang

berkembang berlebihan,sehingga lebih banyak cairan yang terbentuk

dibandingkan dengan cairan yang direabsorpsi oleh villi aracnoidalis. Dengan

Page 3: ASKEp Hidrosefalus Anak

demikian cairan akan tertimbun didalam ventrikel maupun diluar otak,sehingga

otak mengalami kerusakan yang berat. Pembesaran ini dapat menyebabkan kulit

kepala menjadi merengang sehingga menjadi tipis.

Meningitis atau gangguan iritasi dapat mengakibatkan sumbatan ataupun jaringan

parut pada subaracnoid. Hal ini dapat mengakibatkan ganggaun reabsorpsi CSS.

Penyimpangan KDM

Infeksi, neoplasma, perdarahan, kelainan bentuk perkembangan janin

Gangguan absorbsi CSS produksi CSS >> obstruksi aliran CSS

Akumulasi CSS didlm vent. Maupun diluar otak

Peningkatan tek. CSS Kepala membesar Penyempitan akuaduktus sylvii peningkatan TIK krisis transisi klt kepala (-) informasi situasional meregang ttg prog, p’obt

pelebaran ven III pd p’bntx prbhan pros. Klt kpl tipis (-) pengetahuan cairan o/ pleksus koroideus herniasi btg otak keluarga dr ven lateral & ven III port the entry otak m’alami muntah,kejang MO kerusakan g3 kesadaran penekanan otak pd tengkorak Resti infeksi

Intake inadekuat Otak menipis Abnormalitas fx immobilisasi fisik otak

Merangsang nosiseptor Resti nutrisi (-) Dr keb. Tubuh Kelumpuhan Prbhn perfusi jar, Serebral Thalamus

Resti cedera Nyeri dipersepsukan sirkulasi drh ke otak menurun

Nyeri Prbhn persepsi sensori

Page 4: ASKEp Hidrosefalus Anak

D. Manifestasi Klinik

1. Perubahan TTV (penurunan denyut apeks, penurunan frekuensi

pernapasan, peningkatan tekanan darah)

2. Muntah

3. Peningkatan lingkar kepala

4. Iritabilitas

5. Letargi

6. Perubahan suara tangisan (bernada tinggi)

7. aktifitas kejangg

8. Tulang tengkorak tipis dan sutura melebar

E. Penatalaksanaan

Ada 3 prinsip umum pengobatan hidrosefalus :

1. Mengurangi produksi CSS dengan pembedahan dan penggunaan obat

Azetasolomid (Diamox)

2. Koreksi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absospsi

3. Pengeluaran cairan CSS kedalam organ ekstra kranial

Drainase Ventrikulo - Peritoneal

Drainase Lombo - Peritoneal

Drainase Ventrikulo - Pleural

Drainase Ventrikulo – Uretrostomi

Drainase ke dalam antrum mastoid

F. Prognosis

Pada pasien hidrosefalus yang tidak diobati kemungkinan

meninggal 50%, hidup 50% (20% RM, 30% cacat fisik)

Pada pasien hidrosefalus yang dioperasi kemungkinan meninggal

20%, hidup 60% (50% normal, 30% cacat)

Page 5: ASKEp Hidrosefalus Anak

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Aktifitas/ Istirahat

Ketrbatasan yang ditimbulkan oleh kondisinya

Kelumpuhan, kelemahan

Sirkulasi

Penurunan denyut jantung

Peningkatan tekana darah,takikardia

Makanan / Cairan

Anoreksia,muntah

Higiene

Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri

Neurosensori

Status kesadaran ; letargi, rasa mengantuk,iritabilitas,orientasi terhadap

diri

Kehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan

Reaksi terhadap suhu (-)

Mata; unisokor atau tidak berespons terhadap cahaya

Kejang umum

Refleks tenton dalam dan superficial terganggu, babinski positif

Pernafasan

Penurunan frekuensi pernapasan

B. Diagnostik Test

Pemindaian CT Scan : untuk mendiagnosis hidrosefalus

Pungsi langsung kedalam ventrikel melalui fontanel anterior : untuk

memantau tekanan CSS

Magnetic resonance imaging (MRI) ; untuk lesi kompleks

Transiluminasi positif

Page 6: ASKEp Hidrosefalus Anak

C. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri B/D otak menupis

2. Perubahan perfusi jaringan ; serebri B/D penekanan otak pada tengkorak

3. Perubahan persepsi sensori B/D sirkulasi darah keotak menurun

4. Perubahan proses keluarga B/D krisis transisi situasional

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit B/D kurang informasi tentang

prognosis ,pengobatan

6. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D intake inadekuat

7. Resiko tinggi infeksi B/D port the entry MO

8. Resiko tinggi cedera B/D Immobilisasi fisik

D. Intervensi dan Rasional

1. Nyeri B/D otak menipis

* Selidiki keluhan pasien akan nyeri, perhatikan intensitas (0 – 10),

lokasi dan factor pencetus

Rasional

Membantu dalam mengidentifikasi sumber nyeri dan menentukan

pilihan intervensi

* Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan lingkungan yang

tenang, ruang yang gelap, sesuai indikasi

Rasional

Menueunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas

pada cahaya dan meningkatkan istirahat / relaksasi

* Dorong penggunaan tekhnik relaksasi, seperti latihan nafas dalam,

pedoman imajinasi, visualisasi. Berikan aktifitas terapiutik

Rasional

Mengembalikan perhatian, meningkatkan rasa control

* Anjurkan kepada keluarga untuk meletakkan kantung es pada kepala,

pakaian dingin diatas mata

Rasional

Page 7: ASKEp Hidrosefalus Anak

Meningkatkan vasokonstriksi,penumpulan resepsi sensori yang

selanjutnya akan menurunkan nyeri

* Dukung klien dan keluarga untuk menentukan posisi yang

nyaman,seperti kepala agak ditinggikan

Rasional

Menurunkan iritasi, resultan ketiknyamanan lebih lanjut

* Gunakan pelembab agak hangat pada nyeri leher / punggung jika

tidak ada demam

Rasional

Meningkatkan relaksasi oto dan menurunkan rasa sakit / rasa tidak

nyaman

* Kolaborasi

Berikan analgetik seperti : astaminopen, Kodein

Rasional

Diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat

2. Perubahan perfusi jaringan ; serebri B/D penekanan otak pada tengkorak

* Tentukan factor-faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu

atau yang menyebabakan koma/penurunan perfusi jaringan otak dan

potensial peningkatan TIK

Rasional

Menentukan pilihan intervensi. Penurunan tanda/gejala neurologist

atau kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan awal mungkin

menunjukkan bahwa pasien itu perlu dipindahkan ke perawatan

intensif untuk memantau tekanan TIK dan/atau pembedahan

* Pantau dan catat status neurologist sesering mungkin dan

bandingkan dengan keadaan normalnya/standar ( misalnya skala

koma glascow )

Rasional

Mengkaji adanya kecenderungan tingkat kesadaran dan potensial

peningkatan TIK dan mengetahui lokasi ,luas, dan kemajuan/resolusi

kerusakan SSP. Dan menentukan tingkat kesadaran

Page 8: ASKEp Hidrosefalus Anak

* Pantau tekanan darah,catat adanya hipotensi,ajarkan keluarga untuk

dapat memebandingkan tekanan darah yang terbaca pada kedua

lengan.

Rasional

Hipertensi dapat terjadi karena syok (kolaps sirkulasi vaskuler)

peningkatan TIK dapat terjadi (karena edema, adanya formasi

bekuan darah). Tersumbatnya arteri subklavikula dapat dinyatakan

dengan adanya perbedaan tekanan pada kedia lengan.

* Anjurkan dan ajarkan untuk memantau pernapasan meliputi pola dan

iramanya, seperti adanya periode apnea setelah hiperventilasi yang

disebut pernapasan Cheyne- Stokes

Rasional

Nafas tidak teratur dapat menunjukkan lokasi adanya gangguan

serebral / peningkatan TIK dan memerlukan intervensi yang lebih

lanjut ternasuk kemungkinan dukungan mafas buatan

* Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran, ketajaman, kesamaan antara

kiri dan kanan, dan reksinya terhadap cahaya.

Rasional

Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulamotor (III) dan berguna

untuk menentukan apakah batang otak masih baik. Ukuran /

kesamaan ditentukan oleh keseimbangan antara persyarafan simpatis

dan parasimpatis. Respons terhadap cahaya mencerminkan fungsi

yang terkombinasi dan saraf cranial optikus (II) dan okulomotor

(III).

* Turunkan stimulasi eksternal dan beri kenyamanan, sarankan kepada

kelurga untuk memberikan masase punggung, lingkungan yang

tenang, suara yang lembut dan sentuhan yang hati-hati dan tepat.

Rasional

Memberikan efek ketenangan, menurunkan reaksi fisologis tubuh

dan meningkatkan istirahat untuk mempertahankan atau menurunkan

TIK.

Page 9: ASKEp Hidrosefalus Anak

* Kolaborasi

Berikan oksigen sesuai indikasi

Rasional

Menurunkan hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral

dan tekanan meningkat / terbentuknya edema.

Steroid, Deksametason ( Decadrone)

Rasional

Pengunaanya kontroversian dalam mengendalikan edema serebral.

3. Perubahan persepsi sensori B/D sirkulasi darah ke otak menurun

* Pantau status neurologist secara periodic(seperti kemampuan

berbicara, kemampuan berespons pada perintah yang sederhana dan

berespons pada stimulasi nyeri; kesadaran akan keadaan panas/

dingin, tumpul / tajam). Laporkan semua penemuan tersebut dalam

tatanan yang teratur dan sistematik.

Rasional

Perkembangan munculnya kembali tanda dan gejala mungkin sangat

bervariasi. Catatan yang sangat teratur sangat membantu dalam

perawatan untuk menentukan adanya komplikasi yang memerlukan

intervensi / evaluasi selanjutnya.

* Anjurkan keluaga untuk memberikan lingkungan yang aman

( penghalang tempat tidur.

Rasional

Kehilangan sensasi dan control motorik menjadikan klien perhatian

utama dari pemberian asuhan yang harus mempertahankan

lingkungan terapeutik.

* Berikan kesempatan untuk istirahat pada daerah yang tidak

mengalami gangguan dan berikan aktivitas lain yang sesuai batas

kemampuan klien

Rasional

Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat meningkatkan

kecemasan

Page 10: ASKEp Hidrosefalus Anak

* Berikan stimulasi sensori yang sesuai, seperti suara musik yang

lembut, jam, televise.

Rasional

Klien merasa terisolasi total karena paralysis dan selam fase

penyembuhan.

* Sarankan keluarga untuk berbicara dan memberikan sentuhan pada

pasien dan untuk memelihara keterikatan dengan apa yang terjadi

pada kelurga.

Rasional

Membantu keluarga merasakan masuk didalam hidup klien

( menurunkan persaan tidak berdaya) dan menurunkan kecemasan

klien mengenai keluarga selama perpisahan.

* Kolaborasi

Rujuk ke sumber- sumber penolong untuk membantu, seperti terafi

fisik / terapi okupasi / terapi wicara, tokoh agama, pelayanan sosial,

departemen rehabilitasi

Rasional

Semua pelayanan mengkoordinasilan usaha untuk meningkatkan

proses penyembuhan / meminimalkan gejala sisa peningkatan

neurologis

4. Perubahan proses keluarga B/D krisis transisi situasional

* Catat bagian-bagian unit dari keluarga, keberadaan / keterbatasan

system pendukung

Rasional

Menentukan adanya sumber keluarga dan mengidentifikasi hal-hal

yang diperlukan

* Anjurkan keluarga untuk mengemukakan hal-hal yang menjadi

perhatiannya tentang keseriusan kondisi, kemungkinan untuk

meninggal, atau kecacatan.

Page 11: ASKEp Hidrosefalus Anak

Rasional

Pengungkapan tentang rasa takut secara terbuka dapat menurunkan

ansietas dan meningkatkan koping terhadap realitas.

* Anjurkan keluarga untuk mengkui perasaanya. Jangan menyangkal

atau meyakinkan bahwa segala sesuatunya akan beres / baik – baik

saja.

Rasional

Karena hal tersebut tidak mungkin diperkirakan hasilnya, hal

tersebut lebih bermanfaat untuk membantu seseorang untuk

menyatakan perasaannya tentang apa yang sedang terjadi sebagai

akibat dari pemberian keyakinan yang kurang tepat / salah

* Evaluasi / diskusikan harapan / tujuan keluarga

Rasional

Keluarga mungkin percaya bahwa pasien akan hidup, rehabilitasi

akan sangat dibutuhkan untuk pengobatannya.

* Kaji kekuatan yang dimiliki, seperti apakah usaha usaha

pengambilan keputusan bermanfaat atau malah tidak ada gunanya.

Rasional

Mungkin memerlukan bantuan untuk memfokuskan kekuatan agar

menjadi efektif / meningkatkan koping.

* Kolaborasi

Libatkan kelurga dalam pertemuan tim rehabilitasi dan perencanaan

perawatan / pengambilan keputusan.

Rasional

Memfasilitasi komunikasi, memungkinkan kelurga untuk untuk

menjadi bagian integral dari rehabilitasi dan memberikan rasa

control.

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit B/D kurang informasi tentang

prognosis ,pengobatan

* Evaluasi tingkat kecemasan keluarga tentang penyakit yang diderita

klien.

Page 12: ASKEp Hidrosefalus Anak

Rasional

Untuk memudahkan pemiloihan intrvensi yang tepat.

* Berikan kembali informasi kepada keluarga yang berhubungan

dengan proses penyakit serta pengaruhnya.

Rasional

Membantu dalam menciptakan harapan yang realistis dan

meningkatkan pemahaman pada keadaan saat ini dan kebutuhannya.

* Jelaskan kepada keluarag tentang penyebab penyakit serta

pengobatan yang akan diberikan

Rasional

Membantu mengurangi kecemasan dan rasa bersalah, memberikan

harapan akan kesembuhan klien

* Diskusikan kepada keluarga rencana untuk memenuhi kebutuhan

perawatan klien (misalnya makanan / minum susu)

Rasional

Berbagai tingkat bantuan perlu direncanakan yang didasarkan

kebutuhan yang bersifat individual.

* Anjurkan keluarga untuk mengidentifikasi tanda / gejala adanya

factor resiko, seperti : batuk pilek dengan demam, sakit telinga

Rasional

Mengenal berkembangnya masalah, memberikan kesempatan untuk

mengevaluasi lebih awal untuk mencegah terjadinya komplikasi

yang serius.

6. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D intake

inadekuat

* Kaji kemampuan klien untuk mengunyah, menelan, batuk dan

mengatasi sekresi

Rasional

Untuk menunjukkan pilihan terhadap jenis makanan sehingga klien

harus terlindungi dari aspirasi

Page 13: ASKEp Hidrosefalus Anak

* Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan / hilangnya atau

suara yang hiperaktif

Rasional

Fungsi saluran pencernaan biasanya tetap baik pada kasus trauma

kapitis,jadi bising usus membantu dalan menentukan respons untuk

makan atau berkembangnya komunikasi

* Timbang BB sesuai indikasi

Rasional

Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan pemberian nutrisi

* Libatkan keluarga dalam memilih menu yang sesuai dengan keadaan

klien

Rasional

Keluarga lebih mengetahui makanan kesukaan klien dan untuk

mempertahankan elemen dari nutrisi

* Berikan privasi ketika kebiasaan makan pasien menjadi bermasalah,

makan dengan tangan, dan sedikit kreasi

Rasional

Ketikmampuan menerima dan hambatan sosial dari kebiasaan makan

berkembang sesuai dengan berkembangannya penyakit

* Berikan waktu yang leluasa untuk makan

Rasional

Pendekatan yang santai membantu pencernaan makanan dan

menurunkan kemungkinan untuk marah

* Kolaborasi

Rujuk / konsultasi dengan ahli gizi

Rasional

Bantuan diperlukan untuk mengembangkan keseimbanagn diet

secara untuk menemukan kebutuhan klien / makana yang disukai.

7. Resiko tinggi infeksi B/D port the entry MO

* Pertahankan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang baik

Rasional

Page 14: ASKEp Hidrosefalus Anak

Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder

* Pantau suhu secara teratur, catat munculnya tanda-tanda klinis dari

proses infeksi

Rasional

Dapat mengindikasikan perkembangan sepsis yang selanjutnya

memerlukan evaluasi dan tindakan dengan segera

* Ubah posisi kepala klien, alasi dengan bantal. Anjurkan agar kulit

kepala tetap kering ( biasanya lembab karena keringat)

Rasional

Menghindari infeksi bakteri. Kulit kepala lembab memudahkan

penyebaran bakteri pathogen secara hematogen.

* Kolaborasi

Berikan obat antibiotic sesuai indikasi

Rasional

Obat yang dipilih tergantung dari type infeksi dan sensitifitas klien.

Ambil bahan pemeriksaan (specimen) sesuai indikasi

Rasional

Kultur / sensitivitas, pewaranaan gram dapt dilakukan untuk

memastikan adanya infeksi dan mengidentifikasi organisme

penyebab dan untuk menentukan obat pilihan yang sesuai

8. Resiko tinggi cedera B/D Immobilisasi fisik

* Kaji kemampuan secara fungsional/ klasifikasi melalui skala 0 – 4

Rasional

Mengidentifikasi kekuatan / kelemahan dan dapat memberikan

informasi mengenai pemulihan, serta memudahkan dalam pemilihan

intervensi

* Anjurkan keluarga untuk merugah posisi minimal 2 jam (terlentang,

miring)

Page 15: ASKEp Hidrosefalus Anak

Rasional

Menurunkan resiko terjadinya trauma jaringan serta dapat

menurunkan sensasi yang lebih besar yang dapat menimbulakn

kerusakan pada kulit / dekubitus

* Mulailah melakukan rentang gerak aktif dan pasif pada semua

ekstremitas. Anjurkan kepada kelurga untukmemberikan latihan

seperti : meremas bola, karet, melebarkan jari, tepuk tangan.

Rasional

Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu

mencegah kontraktur, menurukan resiko terjadinya osteoporosis

* Kolaborasi

Berikan tempat tidur denag matras bulat atau tempat tidur khusus

Rasional

Meningkatkan distribusi merata berat badan yang menurunkan

tekanan pada tulang – tulang tertentu dan membantu mencegah

terjadinya dekubitus

Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif,

dan ambulasi pasien.

Rasional

Program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan

kebutuhan yang berarti / menjaga kekurangan tersebut dalam

keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan.

Page 16: ASKEp Hidrosefalus Anak

DAFTAR PUSTAKA

- Betz L, Cecily , Linda A Sowden . 2002 . Keperawatan

padiatri edisi 3 . EGC . Jakarta

- Doengoes E Marlynn . 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi

3. EGC. Jakarta

- Ngastiyah . 1997 . Perawatan Anak Sakit . EGC . Jakarta

- Price A, Sylvia . 1995 . Patofisologi, buku II edisi 4 . EGC .

Jakarta