Askep polio mielitis

16
ASUHAN KEPERAWATAN pada An. E dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal POLIO MIELITIS Dosen Pengampu : Ns. Murniati S.Kep Disusun Oleh : Kelompok 5 1. Novi Astikasari 121440124650062 2. Ratna Indah Puspita Sari 121440124730070 3. Ratu Kasih Murni 121440124740071 4. Rian Diah Utami 121440124750072 5. Riris Irfa Anggraini 121440124760073 6. Rono Danu Jatmiko 121440124810078 7. Salman Alfarizi 121440124840081 8. Sri Lestari 121440124900087 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 3A STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2013

Transcript of Askep polio mielitis

ASUHAN KEPERAWATAN pada An. E

dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal

POLIO MIELITIS

Dosen Pengampu : Ns. Murniati S.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Novi Astikasari 121440124650062

2. Ratna Indah Puspita Sari 121440124730070

3. Ratu Kasih Murni 121440124740071

4. Rian Diah Utami 121440124750072

5. Riris Irfa Anggraini 121440124760073

6. Rono Danu Jatmiko 121440124810078

7. Salman Alfarizi 121440124840081

8. Sri Lestari 121440124900087

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 3A

STIKES HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat

mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada

semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3

tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri

pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan

jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.

Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika

Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan

bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata

orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat

akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan

penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004 ).

Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular melalui air dan

kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak balita. Dua puluh

tahun silam, polio melumpuhkan 1.000 anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia. Tapi

pada 1988 muncul Gerakan Pemberantasan Polio Global. Lalu pada 2004, hanya 1.266

kasus polio yang dilaporkan muncul di seluruh dunia. Umumnya kasus tersebut hanya

terjadi di enam Negara. Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah

berakhir.

Pada awal Maret tahun 2005, Indonesia muncul kasus polio pertama selama satu dasa

warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang disandang selama 10 tahun pun

hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat terjangkit penyakit ini. (Lebih

lanjut baca "Polio: cerita dari Jawa Barat) Menurut analisa, virus tersebut dibawa dari

sebelah utara Nigeria. Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan

menyerang anak-anak yang tidak diimunisasi. Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan dan

kematian. Virusnya cenderung menyebar dan menular dengan cepat apalagi di tempat-

tempat yang kebersihannya buruk.

Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio secara global

tahun ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan segera tersebar ke seluruh pelosok

negeri dan bahkan ke Negara-negara tetangga terutama daerah yang angka cakupan

imunisasinya masih rendah.

Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus tersebut. Banyak

pihak khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan menjadikan Indonesia menjadi

pengekspor virus ke Negara-negara lain, khususnya di Asia Timur. Wabah polio yang baru

saja terjadi di Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah krisis kesehatan dengan implikasi

global.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui hal-hal penting yang berhubungan dengan polimelitis.

2. Agar mahasiswan mengetahui asuhan keperawatan anak pada polimelitis.

3. Agar dapat mengaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien

poliomelitis

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio

menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika

seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah

virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan

menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio

menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara

3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi

poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang

terjangkit. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama

beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan

predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang

otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta

autropi otot.

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh

virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk

ketubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah

dan mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan

(paralysis).

B. Etiologi

Polio disebabkan virus poliomyelitis. Satu dari 200 infeksi berkembang menjadi

kelumpuhan. Sebanyak 5-10 persen pasien lumpuh meninggal ketika otot-otot

pernapasannya menjadi lumpuh. Kebanyakan menyerang anak-anak di bawah umur tiga

tahun (lebih dari 50 persen kasus), tapi dapat juga menyerang orang dewasa. Pencegahan

dengan vaksinasi secara berkala, idealnya pada masa kanak-kanak. Penularan polio :

1. Virus masuk ke tubuh melalui mulut, bisa dari makanan atau air yang tercemar virus.

2. Virus ditemui di kerongkongan dan memperbanyak dirinya di dalam usus.

Menyerang sel-sel saraf yang mengendalikan otot, termasuk otot yang terlibat dalam

pernapasan. Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3

yaitu:

a. Brunhilde

b. Lansing

c. Leon; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan.

Masa inkubasi : 7-10-35 hari

Klasifikasi virus

1. Golongan : Golongan IV ( (+)ssRNA )

2. Familia : Picornaviridae

3. Genus : Enterovirus

4. Spesies : Poliovirus

C. Manifestasi Klinis

Poliomelitis dapat dibagi menjadi empat yaitu:

1) Poliomielitis Asimtomatis

Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup

baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali. Pada suatu epidemi diperkirakan

terdapat pada 90-95% penduduk dan menyebabkan imunitas terhadap virus tersebut.

2) Poliomielitis abortif

Diduga secara klinik hanya pada daerah yang terserang epidemi terutama yang

diketahui kontak denga pasien poliomeilitis yang jelas. Diperkirakan terdapat 4-

8% penduduk pada suatu epidemi . Timbul mendadak berlangsung beberapa jam sampai

beberapa hari. Gejela berupa malaise, anoreksia, nause, muntah nyeri kepala, nyeri

tenggorokan, konstipasi dddan nyeri obdemen.

3) Poliomielitis Non Paralitik

Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan

muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan

sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk ke dalam fase 2 dengan nyeri

otot. . Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada

batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior. Gejala klinis lainnya :

Sakit kepala.

Demam sedang.

Kaku duduk.

Diare dan muntah.

Kelelahan yang sangat luar biasa.

Rewel.

Terasa nyeri dan kaku dibagian punggung, tungkai, lengan dan perut.

Nyeri dan kejang otot.

Nyeri leher bagian depan.

Pugung nyeri.

Otot mengalami kaku

4) Poliomielitis Paralitik

Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau lebih

kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan paralysis

fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :

a. Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh,

diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.

b. Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa

gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.

c. Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk

bulbar.

d. Bentuk ensefalitik: Dapat disertai dengan gejala delirium, kesadaran menurun,

tremor dan kadang- kadang kejang.

D. Patofisiologi

Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua neuron

yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi

penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang

biasanya terkena poliomyelitis ialah :

a. Medula spinalis terutama kornu anterior.

b. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio

retikularis yang mengandung pusat vital.

c. Sereblum terutama inti-inti virmis.

d. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-kadang

nucleus rubra.

e. Talamus dan hipotalamus.

f. Palidum dan

g. Korteks serebri, hanya daerah motorik.

E. Pathway

virus poliomyelitis pusat pengaturan suhu

melalui mulut (berupa makan dan air) hipetermi

kerongkongan

menginfeksi saluran usus

(berkembang biak)

Menyerang System saraf pusat menyerang sel-sel saraf otot

Aliran darah

melemahkan otot Saluran pernapasan

kelumpuhan Sesak napas (pola nafas tidak efektif)

hambatan mobilitas fisik

ansietas (cemas)

F. Komplikasi

1. Hiperkalsuria

2. Melena

3. Pelebaran lambung akut

4. Hipertensi ringan

5. Pneumonia

6. Ulkus dekubitus dan emboli paru

7. Psikosis

G. Penularan

Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam tenggorokan dan

saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan disebarkan melalui sistem

pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Penularan virus terjadi secara langsung

melalui beberapa cara, yait

fekal-oral (dari tinja ke mulut) Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang

tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang

sehat.

oral-oral (dari mulut ke mulut) Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang

masuk ke mulut orang sehat lainnya.

secara ringkas, Cara penularannya dapat melalui :

a. Inhalasi

b. Makanan dan minuman

c. Bermacam serangga seperti lipas, lalat, dan lain-lain.

d. Penularan melalui oral berkembambang biak diusus→verimia virus+DC faecese

beberapa minggu.

H. Pemeriksaan Diagnostic

1. Pemeriksaan Lab :

- Pemeriksaan darah

- Cairan serebrospinal

- Isolasi virus volio

2. Pemeriksaan radiology

I. Penatalaksanaan Medis

a) Poliomielitis aboratif

Diberikan analgetk dan sedative.

Diet adekuat.

Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas yang

berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.

b) Poliomielitis non paralitik

Sama seperti aborif.

Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres hangat

selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.

c) Poliomielitis paralitik

Perawatan dirumah sakit.

Istirahat total.

Selama fase akut kebersihan mulut dijaga.

Fisioterafi.

Akupuntur.

Interferon

d) Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis abortif diatasi dengan

istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai

lagi.Poliomielitis paralitik/non paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2

minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralysis

pernapasan.

BAB III

STUDI KASUS

A. Kasus

An. E (4 tahun) 2 hari dirawat di ruang anak, dengan alasan masuk IGD lumpuh dengan

tiba-tiba dan sesak nafas. Kondisi sekarang TTV : Suhu 39,1’C, Nadi 102x/mnt,

Pernafasan 28x/mnt. Pasien rewel dan selalu mengerang kesakitan. Hasil pemeriksaan

terdapat spastisitas, hipertonus.

B. Pengkajian

Analisa data

No. Tanggal/jam Data Problem Etiologi

1. 30

november

2013

15.00

Ds : pasien masuk IGD

karena sesak napas

Do: RR 28x/menit

Ketidak

efektifan pola

nafas

Gangguan

muskuloskeletal

2. 30

november

2013

15.00

Ds: -

Do: suhu 39,1’C, RR

28x/mnt

Hipetermi Proses penyakit

3. 30

november

2013

15.00

Ds : pasien masuk IGD

karena lumpuh dengan tiba-

tiba

Do :

Spastisitas

Hipertonus

RR 28X/menit

Hambatan

mobilitas fisik

Penurunan

kendali otot

4. 30

november

2013

15.00

Ds: -

Do:

Pasien rewel

(gelisah)

Pasien mengerang

kesakitan

RR : 28 kali /menit

Nadi 102x/mnt

Anxietas

Perubahan

dalam status

kesehatan

C. Diagnosa

Prioritas masalah

1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan Gangguan musculoskeletal.

2. Hipetermi berhubungan dengan proses penyakit.

3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot.

4. Anxietas berhubungan dengan perubuhan dalam status kesehatan.

D. Intervensi

Tanggal /

jam

Diagnosa Tujuan & Kriteria

hasil

Intervensi keperawatan

30

november

2013

15.30

Ketidak efektifan

pola nafas

berhubungan

dengan

Gangguan

musculoskeletal

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam

diharapkan

keefektifan pola napas

dengan criteria

respiratory status :

ventilation(0403):

1. Pasien dapat

bernapas dengan

frekuensi normal.

(RR:16-

20X/menit)

Respiratory monitoring

(3350)

Monitor rata-rata,

kedalaman, dan irama

nafas pasien.

Kaji pola napas pasien.

Monitor pola napas

pasien seperti bradipneu,

takipnea.

Aukultasi suara paru

untuk mengetahui hasil.

Tinggikan kepala tempat

tidur pasien atau

2. Dipsneu

berkurang.

3. Pasien tidak

dipsneu saat

beraktivitas.

4. Tanda-tanda vital

dalam rentang

normal.

RR : 16-

20X/menit

Nadi : 60-100

x/menit

Suhu : 36,5-

37,5 ‘C

TD : 120/80

mmHg

Posisikan pasien

senyaman mungkin.

Seperti semifowler.

Berikan tambahan

oksigen. Seperti

menggunakan nasal

kanul, atau masker.

Monitor suara napas

pasien untuk mengetahui

adanya sektret atau tidak.

30

november

2013

15.45

Hipetermi

berhubungan

dengan proses

penyakit

Setelah dilakuan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam,

diharapkan demam

pasien menurun

dengan criteria hasil

vital sign (0803)

1. Suhu tubuh pasien

dalam rentang

normal (36,5-37,5

‘C)

2. Nadi dan RR

pasien dalam

rentang normal

(nadi : 60-

100x/menit, RR :

120/80 mmHg)

3. Tidak ada

perubahan warna

Vital sign monitoring

(6680)

Monitor TD, nadi, suhu

dan RR.

Berikan kompres dingin.

Rencanakan monitoring

suhu secara kontinu.

Catat adanya fluktuasi

tekanan darah.

Monitor warna dan

kelembapan kulit.

Monitor sianosis perifer.

Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya

kehangatan tubuh.

kulit

4. Pasien tidak

mengeluh pusing

30

november

2013

16.00

Hambatan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan

penurunan

kendali otot

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam,

diharapkan Hambatan

Mobilitas Fisik dapat

diminimalisir dengan

criteria hasli mobility

level (0208) :

1. Klien meningkat

dalam melakukan

aktivitas fisik.

2. Pasien mengerti

tujuan dari

peningkatan

mobilitas.

3. Memverbalisasika

n perasaan dalam

meningkatkan

kekuatan dan

kemampuan

berpindah.

4. Pasien tidak

dipsneu setelah

melakukan

aktivitas.

5. Pasien dapat

berpindah dari satu

tempat ketempat

lain

Exercise therapy :

ambulation (0221)

Monitor vital sign

sebelum dan sesudah

latihan dan lihat respon

klien saat latihan.

Konsultasi dengan terapi

fisik tentang rencana

ambulasi sesuai dengan

kebutuhan.

Ajarkan pasien tentang

teknik ambulasi.

Kaji kemampuan pasien

dalam mobilisasi.

Latih pasien dalam

pemenuhan kebutuhan

Adls secara mandiri

sesuai kemampuan.

Damping pasien dan

bantu pasien dalam

mobilisasi.

Nerilkan alat bantu jika

klien memerlukan seperti

tongkat.

Ajarkan pasien

bagaimana cara merubah

posisi yang baik dan

benar. Misalnya dari

pisosi duduk dan

berbaring

30

november

2013

16.15

Anxietas

berhubungan

dengan

perubuhan dalam

status kesehatan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam.

Diharapkan

kecemasan pasien

dapat teratasi. Dengan

criteria hasil :

Anxietas control

(1211)

1. Klien mampu

mengeidentifikasik

an dan

mengungkapkan

gejala cemas.

2. Nadi dalam

rentang normal

(60-100x/menit).

3. Vital sign dalam

rentang normal.

RR : 16-

20X/menit

Nadi : 60-100

x/menit

Suhu : 36,5-

37,5 ‘C

TD : 120/80

mmHg

4. Postur tubuh,

ekspresi wajah,

dan bahasa tubuh

dan tingkat

aktivitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan

Anxiatas reduction (5830)

Gunakan pendekatan

yang menenangkan.

Pantau tingkat realita

bahaya bagi anak dan

keluarga tingkat ansietas

(mis.rendah, sedang,

parah).

Identifikasi level

perubahan kecemasan.

Temani pasien untuk

memberikan keamanan

dan mengurangi takut.

Dorong keluarga atau

ibu pasien untuk selalu

menemani anak.

Bantu pasien mengenal

situasi yang

menimbulkan

kecemasan.

Dorong pasien untuk

mengungkapkan

perasaan takut .

Intruksikan dan ajarkan

klien menggunakan

teknik relaksasi.

Sediakan informasi yang

akurat sesuai kebutuhan

jika diminta oleh

keluarga.

Berikan obat untuk

mengurangi kecemasan

BAB IV

KESIMPULAN

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat

mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio Non-

Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio Bulbar.

Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri

pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan

syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.

Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan

menyeluruh, Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan

1997, Survailance Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up.

DAFTAR PUSTAKA

L. Heymann, David dan R. Bruce Aylward. 2004. Poliomyelitis. Switzerland : Geneva 1211

N.Z, Miller.2004. The polio vaccine: a critical assessment of its arcane history,

efficacy, and long-term health-related consequences. USA: Thinktwice Global

Vaccine Institute.

Punya, Exva. 2009. Askep Poliomielitis. http://linrin.blogspot.com/2009/05/askep-

poliomilitis.html. Diakses tanggal 10 Mei 2010

http://yaya-ryuta.blogspot.com/2011/02/askep-polio-poliomyelitis.html

http://kesmas-unsoed.info/2010/08/makalah-poliomyelitis-polio.html

http://yaya-ryuta.blogspot.com/2011/02/askep-polio-poliomyelitis.html