ASUHAN KEPERAWATAN

23
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK DENGAN “VARICELLA (CACAR AIR)” Disusun Oleh : 1. Candra Dwi A. P27820310007 2. M. Fuad P27820310017 3. Sholeha Ismaya P27820310033 4. Widiyas Ulfia R P27820310038 5. Arik P27820310043 6. Noffi Saputri P27820310053

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN ANAK DENGAN “VARICELLA (CACAR AIR)”

Disusun Oleh :

1. Candra Dwi A. P27820310007

2. M. Fuad P27820310017

3. Sholeha Ismaya P27820310033

4. Widiyas Ulfia R P27820310038

5. Arik P27820310043

6. Noffi Saputri P27820310053

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA2011

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2011-2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga

makalah yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

VARICELLA (CACAR AIR) “ dapat diselesaikan tepat waktu .

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak makalah

ini tidak akan terwujud, untuk itu dengan penuh kerendahan hati perkenangkannlah

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Hilmi Yumni, MKep. Sp.Mat.. Selaku ketua prodi keperawatan Soetopo Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan kemenkes Surabaya

2. Ibu Endang Ninik selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami

3. PJMK (Penanggung jawab Mata Kuliah) keperawatan Anak yang telah

memberikan informasi untuk kerangka makalah ini

4. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 program studi keperawatan Soetopo,

senansip seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan semangat pada

penulis dalam menyelesaikan makalah ini .

5. Semua teman , sahabat dan saudara yang belum sempat tersebut diatas, terimaksih

karena kalian selalu ada di hatiku selamanya .

Surabaya, Maret 2012

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN

Penulis

BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian

June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang

disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat

akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak,

malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang

kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan

keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).

Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim

cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster

yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi,

kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).

B. Epidimiologi

1. Frekuensi

Di Amerika Serikat, frekuensi tergantung musim, biasanya bulan Maret dan April.

Sebelum faksin diseberkan, dilaporkan terjadi 4 juta kasus Varicella. Penyakit ini

responsibel pada 11.000 kasus dirumah sakitdalam setahun dan terjadi 50-100

kasus kematian. Saat ini, kurang dari 10 kematian dalam setahun menimpa

mereka yang belum diiminisasi. Sedangkan yang Internasional, secara Universal

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN

varicella cenderung merata, diperkirakan terjadi 60 juta kasus dalam setahun.

Varicella lebih pengaruh pada individu yang tidak mempunyai kekebalan.

Mungkin ada 80 – 90 juta kasus diseluruh Dunia.

2. Morbilita / Morbiditas

Banyak terjadi pada anak usia 1 – 4 tahun, diperkirakan dua kematian tiap

10.000 kasus

Kebanyakan kematian di Amerika Serikat terjadi sebelum ada vaksinasi

dan bersama dengan ensefalitis pneumonia, infeksi bakteri sekunder, dan

syndroma Reye.

Mortalitas pada anak-anak dengan immunocompromised lebih tinggi.

Penyakit ini lebih serius pada neonatus, tergantung kapan infeksi terhadap

ibunya.

3. Ras

Tidak ada predileksi ras tertentu.

4. Sex

Tidak ada predileksi jenis kelamin.

5. Umur

Incidine tertinggi varicella pada anak 1 – 6 tahun, Anak dengan umur lebih dari

14 tahun hanya sekitar 10% dari kasus Varicella.

C. Patofisiologi

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN

D. Manifestasi klinis

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN

Manifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal,

stadium erupsi.

1. Stadium Prodormal

timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan merasakan

demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia,

dan malaise.

2. Stadium erupsi

1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops on rose petals”

tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan dan

ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, jarang pada

telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat).

Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula

kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini

disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12 jam, sehingga

varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan bentuk papula,

vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut polimorf.

Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap

pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang

lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak umbilicated,

menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air

mata/embun “tear drops”.

E. Faktor Resiko

1. Neonatus pada bulan pertama memungkinkan terkena vericella yang berat,

kecuali ibunya dengan seronegatif.

2. Orang dewasa

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN

3. Pasien yang sedang mendapat terapi steroid dosis tinggi dalam pengobatan

2 minggu.

4. Pasien dengan penyakit keganasan, semua pasien anak kecil dengan

kanker beresiko menderita varicella yang berat.

5. Stadium immunocompromised misal, keganasan sedang terapi

antimalignansi, HIV, dan semua kondisi imunodesiensi didapat maupun

congenital.

6. Wanita yang sedang hamil beresiko tinggi varicella, terutama dengan

pneumonia.

F. Komplikasi

1. Infeksi bakteri sekunder.

2. Komplikasi pada SSP (ataksia cereberal post infeksi akut, ensefalitis,

Sindroma Reya, meningitis aseptik, GBS, dan poliradikulitis.)

3. Pneumonia

4. Herpes Zoster

5. Otitis Media

6. Trombositopenia

7. Hepatitis

8. Glumerulonefritis

9. Varicella Hemoragik

G. Diagnosa Banding

1. Pemfigoid bulosa

2. Dermatitis Herpetiformis

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN

3. Drug Eruption

4. Eritema Multiforme

5. Herpes Simplek

6. Impetigo

7. Insect Bite

8. Syphilis

H. Pencegahan

1. Vaksinasi

a) Vaksin varicella terdiri dari virus varicella yang dilemahkan

b) Pemberian vaksin varicella telah memberikan perlindungan

terhadap varicella hingga 70 – 100% , dan vaksin lebih efektif

apabila diberikan pada anak setelah usia 1 tahun.

2. Imunoglobin Varicella Zoster (VZIG)

a) Diberikan sebagai profilaksis setelah terpapar virus, dan terutama

pada orang-orang dengan resiko tinggi.

b) Dosis yang diberikan adalah125 IU / 10 kbBB. 125 IU adalah dosis

minimal, sedangkan dosis maksimal adalah 625 IU dan diberikan

secara intramuskular.

c) VZIG hanya mengurangi komplikasi dan menurunkan angka

kematian varicella sehingga pada orang-orang yang tidak

mengalami gangguan imunologi lebih baik diberikan vaksin

vericella.

Indikasi pemberian VZIG :

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN

Bayi baru lahir dari ibu yang menderita vericella 5 hari sebelum

sampai 2 hari setelah melahirkan

Anak-anak dengan leukimia atau limfoma yang belum divaksinasi

Penderita dengan HIV AIDS atau dengan imunodefisiensi

Penderita yang mendapatkan terapi imunosupresan (steroid

sistemik)

Wanita hamil

Orang-orang dengan sistem imun yang lemah dan belum pernah

menderita varicella.

I. Penatalaksanaan

1. Penderita sebaiknya diisolasi dari penderita lain.

2. Antihistamin oral seperti Diphenhydramine Hydroxyzine diberikan bila

pruritus hebat. Pemberiannya sebaiknya secara topikal karena

toksisitasnya. Dapat terjadi absorpsi sistemik.

3. Aceteminofen diberikan untuk mengurangi demam.

4. Acyclovir intravena direkomendasikan hanya pada penderita anak-anak

yang immunocompromisid atau dengan pneumonia atau ensefelitis

varicella.

5. Acyclovir oral sebaiknya diberikan pada penderita yang lebih dewasa pada

saat awal sakit.

6. VZIG diberikan 96 jam setelah terpapar pada orang-orang dengan resiko

tinggi.

J. Prognosis

1. Pada varicella tidak berat prognosis baik.

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN

2. Angka kematian dari pneumonia varicella adalah 10% pada orang-orang

dengan sistem imun baik, dan 30% pada penderita yang

immunocompromised

3. Bila seseorang telah terinfeksi varicella, akan memberikan ketahanan

seumur hidup walaupun terinfeksi sekunder pernah dilaporkan.

4. Angak morbiditas dan mortalitas cukup tinggi terjadi pada anak-anak yang

menderita varicella dengan immunocompromised

5. Bila varicella terjadi pada neonatus, angka kematian dapat mencapai

hingga 30%.Pada neonatus kematian umumnya disebabkan karena gagal

napas akut, sedangkan pada anak dengan degenerasi maligna dan

immunodefisiensi tanpa vaksinasi atau pengobatan antivirus, kematian

biasanya disebabkan oleh komplikasinya. Komplikasi tersering yang

menyebabkan kematian adalah pneumonia dan ensefalitis.

K. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

2. Pencitraan

Foto thorax diindikasikan bila pada penderita menunjukkan adanya tanda-

tanda gangguan pulmonal.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

VARICELLA (CACAR AIR)

I. Pengkajian

1. Data subjektif

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN

Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit

kepala.

2. Data Objektif

a. Integumen : kulit hangat, pucat. adanya bintik-bintik kemerahan pda

kulit yang berisi cairan jernih. Pada kulit dan membran mukosa : Lesi

dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula

eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang

dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan

menyebar secara sentrifubal ke muka dan ekstremitas. Lesi dapat pula

terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.

b. Suhu : dapat terjadi demam antara 380-390 C.

c. Metabolik : peningkatan suhu tubuh.

d. Psikologis : menarik diri.

e. GI : anoreksia.

f. Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan leukosit biasanya mennjukkan hasil yang normal, rendah,

atau meningkat sedikit. Multinucleated giant cells pada pemeriksaan

Tzanck smear dari lepuhan kulit. Hasil positif pada pemeriksaan kultur

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN

jaringan.

4. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan

kulit.

2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan

kurangnya intake makanan.

4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

5) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

5. Intervensi

1) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan

kulit.

Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.

Intervensi :

o Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua

individu yang dating kontak dengan pasien

R/ Mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN

o Gunakan sarung tangan, masker dan teknik aseptic selama

perawatan

R/ Mencegah masuknya organism infeksius

o Awasi atau batasi pengunjung bila perlu

R/ Mencegah kontaminasi silang dari pengunjung

o Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi

R/ Rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan

bakteri

o Bersihkan jaringan nekrotik yang lepas

R/ Meningkatkan penyembuhan

o Awasi tanda-tanda vital

R/ Indikator terjadinya infeksi.

2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.

Tujuan : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya

regenerasi jaringan

Intervensi :

o Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka

R/ Mengetahui keadaan integritas kulit

o Berikan perawatan kulit

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN

R/ Menghindari gangguan integritas kulit

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dnegan kurangnya intake makanan.

Tujuan : terpenuhinya kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan

Intervensi :

o Berikan makanan sedikit tapi sering

R/ Membantu mencegah ketidaknyamanan dan meningkatkan

pemasukan

o Pastikan makanan yang disukai/tidak disukai. Dorong orang

terdekat untuk membawa makanan dari rumah

R/ Meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat

memperbaiki pemasukan

4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

Tujuan : pasien dapat menerima keadaan tubuh

Intervensi :

o Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien

saatini

R/ Memanfaatkan kemampuan dan menutupi kekurangan

o Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan

R/ Memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN

5) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan

pengobatan.

Tujuan : adanyan pemahaman kondisi dan kebutuhan

pengobatan

Intervensi :

o Diskusikan perawatan erupsi pada kulit

R/ Meningkatkan kemampuan perawatan diri dan

meningkatkan kemandirian.

6. Implementasi

1) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan

kulit.Menekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk

semua individu yang datang kontak dengan pasien.

a. Menggunakan skort,masker, sarung tangan dan teknik aseptik

selama perawatan luka.

b. Mengawasi atau membatasi pengunjung bila perlu.

c. Mencukur atau mengikat rambut disekitar daerah yang terdapat

erupsi.

d. Membersihkan jaringan mefrotik.yang lepas (termasuk pecahnya

lepuh).

e. Mengawasi tanda vital.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN

2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit

a. Memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.

b. Memberikan perawatan kulit.

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan

kurangnya intake makanan.

a. Memberikan makanan sedikit tapi sering.

b. Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong orang

te4) dekat untuk membawa makanan dari rumah yang tepat.

4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

a. Memberikan makanan sedikit tapi sering.

Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong orang