BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/6976/2/BAB I_ANIS...

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar tidak dapat terlepas dari faktor yang mempengaruhi dan menunjang keberlangsungannya. Dalam proses pembelajaran matematika di sekolah, perlu diupayakan suatu lingkungan belajar yang menunjang tumbuh dan berkembangnya kemampuan pemecahan masalah siswa. Selain itu, siswa tidak hanya dituntut untuk terampil dalam hafalan semata dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Tetapi perlu diberi kesempatan untuk memberikan alternatif- alternatif jawaban tertentu yang dapat menumbuhkan kemampuan pemecahan masalahnya. Salah satu materi matematika yang saat ini dirasakan sulit oleh siswa- siswa sekolah menengah adalah soal bentuk cerita. Banyak alasan yang dapat dikemukakan mengapa soal bentuk cerita merupakan soal yang sulit. Diantaranya adalah tidak ada cara yang sama untuk menyelesaikan beberapa bentuk soal cerita, terbatasnya kemampuan siswa dalam memahami masalah dan lemahnya penguasaan siswa pada aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan utama untuk menyelesaikan soal bentuk cerita adalah membawa bentuk soal cerita ke bentuk model matematika. Dalam membuat model matematika, perlu dicari kaitan antara konsep-konsep atau prinsip- prinsip yang berhubungan dengan soal tersebut. Dengan mengetahui 1 Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Anis Azizah, FKIP UMP, 2012

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/6976/2/BAB I_ANIS...

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Proses belajar mengajar tidak dapat terlepas dari faktor yang

    mempengaruhi dan menunjang keberlangsungannya. Dalam proses

    pembelajaran matematika di sekolah, perlu diupayakan suatu lingkungan

    belajar yang menunjang tumbuh dan berkembangnya kemampuan pemecahan

    masalah siswa. Selain itu, siswa tidak hanya dituntut untuk terampil dalam

    hafalan semata dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang

    diberikan. Tetapi perlu diberi kesempatan untuk memberikan alternatif-

    alternatif jawaban tertentu yang dapat menumbuhkan kemampuan pemecahan

    masalahnya.

    Salah satu materi matematika yang saat ini dirasakan sulit oleh siswa-

    siswa sekolah menengah adalah soal bentuk cerita. Banyak alasan yang dapat

    dikemukakan mengapa soal bentuk cerita merupakan soal yang sulit.

    Diantaranya adalah tidak ada cara yang sama untuk menyelesaikan beberapa

    bentuk soal cerita, terbatasnya kemampuan siswa dalam memahami masalah

    dan lemahnya penguasaan siswa pada aplikasi matematika dalam kehidupan

    sehari-hari. Kesulitan utama untuk menyelesaikan soal bentuk cerita adalah

    membawa bentuk soal cerita ke bentuk model matematika. Dalam membuat

    model matematika, perlu dicari kaitan antara konsep-konsep atau prinsip-

    prinsip yang berhubungan dengan soal tersebut. Dengan mengetahui

    1

    Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Anis Azizah, FKIP UMP, 2012

  • 2

    hubungan konsep dan prinsip akan membantu dalam pembuatan model

    sehingga akan mempermudah penyelesaian soal bentuk cerita.

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata

    pelajaran matematika kelas VIII F di SMP N 3 Kroya, diketahui bahwa hasil

    UTS semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 kelas VIII SMP Negeri 3

    Kroya diperoleh nilai rata–rata sebagai berikut:

    Tabel 1. Nilai Rata–rata Matematika UTS Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012

    Kelas VIIINilai rata-rata

    UTSA 56B 57C 61D 57E 56F 55G 57H 57I 67

    (Sumber data : Guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 3 Kroya)

    Dari data yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa kelas

    VIII F memiliki rata–rata nilai paling rendah diantara kelas yang lainnya

    yaitu 55. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai

    adalah sebesar 61 dengan ketuntasan belajar klasikal 85%. Hal tersebut

    sedikit banyak menunjukkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah

    siswa kelas VIII F pada pelajaran matematika. Untuk memperkuat data

    tentang rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII F,

    peneliti juga melakukan pre-test. Dari hasil pre-test yang ditinjau dari aspek

    Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Anis Azizah, FKIP UMP, 2012

  • 3

    kemampuan pemecahan masalah matematika diperoleh nilai rata–rata 44.

    Padahal yang seharusnya dicapai adalah nilai 61 dengan skor maksimum 100.

    Banyak faktor penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah

    matematika siswa, diantaranya adalah pada proses pembelajaran yang

    digunakan adalah model pembelajaran konvensional, dimana dalam proses

    belajar mengajar siswa lebih banyak menerima pelajaran oleh guru tanpa

    adanya interaksi timbal balik antara siswa yang sudah paham dengan siswa

    yang belum paham. Seperti halnya di saat guru memberikan soal kepada

    siswa, banyak siswa yang tidak mengerjakan soal tersebut. Hal ini

    dikarenakan kebanyakan siswa dalam mengerjakan soal tidak dapat

    menjabarkan mana yang diketahui dan mana yang ditanyakan, masih bingung

    dalam menyusun rencana untuk menyelesaikan soal atau bingung dalam

    menentukan rumus mana yang harus dipakai, dan tidak bisa melaksanakan

    rencana yang sudah disusun atau rumus yang sudah dipilih untuk

    menyelesaikan soal. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan

    pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.

    Dari permasalahan-permasalahan di atas, maka faktor utama yang

    harus dicarikan solusinya adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan

    pemecahan masalah siswa pada pembelajaran matematika”. Untuk

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa perlu

    diupayakan strategi dan pembelajaran yang tepat. Salah satu model

    pembelajaran yang dipandang sesuai untuk mengatasi masalah di atas adalah

    pembelajaran ARCS. Menurut Zahra (2005) model pembelajaran ARCS

    Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Anis Azizah, FKIP UMP, 2012

  • 4

    (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) adalah salah satu model

    pembelajaran yang memperhatikan prinsip-prinsip motivasi. ARCS

    merupakan empat penggolongan motivasi yaitu perhatian (Attention),

    relevansi (Relevance), percaya diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction).

    Model pembelajaran ARCS merupakan suatu model pembelajaran yang tidak

    hanya berpusat pada guru saja, tetapi juga memperhatikan terhadap motivasi

    siswa, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk aktif dalam kegiatan

    pembelajaran yang selanjutnya akan meningkatkan daya serap siswa terhadap

    materi yang dipelajari. Dengan menggunakan model ini masing-masing siswa

    akan lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran matematika,

    sehingga lebih memudahkan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan

    pemecahan masalah siswa pada proses pembelajaran matematika. Hal ini

    didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Priakso (2007) bahwa

    pembelajaran ARCS dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

    matematika, tetapi aspek kemampuan pemecahan masalah belum teramati.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

    matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Kroya melalui pembelajaran

    ARCS. Dalam hal ini penelitian dilakukan pada pokok bahasan SPLDV.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan bahwa:

    Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Anis Azizah, FKIP UMP, 2012

  • 5

    Apakah melalui pembelajaran ARCS kemampuan pemecahan masalah

    matematika siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Kroya pada pokok bahasan

    SPLDV dapat ditingkatkan?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan

    untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas

    VIII F SMP Negeri 3 Kroya melalui pembelajaran ARCS pada pokok

    bahasan SPLDV.

    D. Manfaat Penelitian

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat:

    1. Bagi Siswa

    Siswa menjadi lebih senang belajar matematika, melatih siswa

    untuk bekerja sama dengan siswa lain, dan meningkatkan kemampuan

    pemecahan masalah matematika siswa pada materi pelajaran matematika

    pokok bahasan SPLDV siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Kroya.

    2. Bagi Guru

    Sebagai masukan bagi guru untuk memotivasi siswa pada

    pelajaran matematika yang dianggap sulit bagi siswa, memperluas

    wawasan guru mengenai penelitian tindakan kelas, dan memberikan

    alternatif pembelajaran bagi guru dalam mengajarkan materi pelajaran

    matematika dengan menggunakan Pembelajaran ARCS untuk

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

    Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Anis Azizah, FKIP UMP, 2012

  • 6

    3. Bagi Sekolah

    Melalui Pembelajaran ARCS dapat meningkatkan kualitas

    pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 3

    Kroya akan lebih baik dalam pembelajaran matematika.

    Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Anis Azizah, FKIP UMP, 2012