bakteri endofit

download bakteri endofit

If you can't read please download the document

Transcript of bakteri endofit

Pemangkasan Tanaman Buah Melon Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkas an dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamu r. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian caba ng-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

PERAN GETAH POHON JARAK ( Jatropha Curcas L) SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF SARIA WAN (STOMATITIS AFTOSA REKUREN/SAR MINOR) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep sehat dan sakit berhubungan dengan proses terjadinya penyakit yaitu kuman (agen), daya tahan tubuh (host) dan lingkungan (environment). Daya tahan tubuh memegang peranan yang sangat penting dalam terjadinya proses infeksi. Jika terja di suatu wabah maka tidak semua orang yang terpapar dalam kejadian wabah terkena penyakit tersebut. Disisi lain zat gizi memiliki peranan penting untuk meningka tkan daya tahan tubuh seseorang sehingga terhindar dari penyakit. Salah satu jen is penyakitnya adalah stomatisis(sariawan). (Fitriana,2010). Sariawan merupakan salah satu keadaan yang sering terjadi secara berulang pada m ukosa mulut seseorang, dapat dikatakan bahwa setiap orang pasti pernah mengalami sariawan baik yang ringan maupun yang berat sampai sariawan tersebut mengganggu fungsi fisiologis. Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang penderita mengalami gangguan bicara, mengunyah, menelan bahkan kelainan ini dapat mengakibatkan men urunnya kondisi tubuh bila terjadi dalam waktu yang lama dengan frekuensi kejadi an yang sering (Fitriana dkk, 2005). Di kalangan masyarakat terdapat sekelompok orang yang hampir secara rutin mengal ami sakit berupa luka-luka di dalam mulutnya. Kalangan masyarakat awam menyebutn ya dengan nama sariawan atau panas dalam. Sedangkan dari kalangan medis penyakit ini dikenal dengan nama Stomatitis Aftosa Rekuren atau SAR. SAR bukanlah suatu penyakit yang baru, akan tetapi merupakan penyakit mulut yang relatif sering ter jadi di masyarakat. Sebenarnya penyakit ini relatif ringan, tidak membahayakan j iwa, namun dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya, terutama pada penderita yang selalu berulang kejadiannya. Dari penelitian-penelitian epidemiologi menun jukkan pada umumnya prevalensi SAR berkisar 20-60% pada setiap jenis SAR, tetapi pada SAR tipe minor berkisar 70-90% dibandingkan SAR tipe lainnya. (Haikal, 200 9). Pada penelitian ditemukan bahwa individu dengan kekurangan zat besi, asam folat, bitamin B6, vitamin B12 dan kekurangan vitamin C lebih sering terkena stomatiti s. Sebatang rokok juga bisa merusak vitamin C yang ada dalam tubuh, akibatnya se orang perokok lebih mudah terkena sariawan. Bila disebabkan atau terinfeksi oleh inveksi virus yang tersering adalah: Virus herpes simplex, varicella, cytomegal ovirus. Bila disebabkan atau terinfeksi oleh bakteri yang tersering adalah: Stre ptococcus sanguis, Helicobcter pylori. Bila disebabkan atau terinfeksi oleh jamu r yang tersering adalah candida sp. terutama menginfeksi bayi dan batita. (Indra Muhtadi,2010)Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman pembatas/pagar, tanaman obat dan penghasil minyak untuk lampu, bahkan sewaktu zaman penjajahan Jepang minyakn ya diolah untuk bahan bakar pesawat terbang. Tanaman ini diduga berasal dari dae

rah tropis di Amerika Tengah dan saat ini telah menyebar diberbagai tempat di Af rika dan Asia. Jarak pagar merupakan tanaman serbaguna, tahan kering, dan tumbuh dengan cepat. Tanaman ini dapat digunakan untuk kayu bakar, mereklamasi lahan-l ahan tererosi atau sebagai pagar hidup dipekarangan dan kebun (Ditjenbun, 2007). Secara ilmiah, jarak pagar memiliki nama Jatrhopha curcas. Dalam bahasa yunani L atros berarti dokter, sedangkan trophe berarti makanan atau nutrisi. Dengan kata lain, jatropha curcas berarti tanaman obat. Namun, tanaman ini juga dikenal seb agai tanaman penghasil minyak lampu. Jatropha curcas adalah tanaman yang berasal dari meksiko, Amerika tengah. Konon, Jatropha curcas dibawa ke Indonesia dan di tanam paksa pada pemerintahan Jepang. Karena akan dijadikan BBM oleh tentara jep ang. (Ditjenbun, 2007). Saat ini banyak beredar obat-obatan yang dipromosikan sebagai pencegahan maupun menyembuhkan sariawan (stomatitis) dengan cepat, sedangkan kita ketahui bahwa ob at-obatan tersebut dijual dengan harga yang relatif' mahal, terutama bagi masyar akat golongan menengah ke bawah. Selain itu, penggunaan obat-obatan yang kurang hati-hati atau tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Obat tradisional kembali populer dipilih sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit karena disamping harganya terjangkau, tetapi juga khasiatnya cukup menjanjikan (Fitriana dkk, 2005). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh getah Jarak (Jatropha curcas L.) terhadap pengobatan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan karya ilmiah ini bertujuan sebaga i berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh getah pohon Jarak (Jatropha curcas L.) terhad ap pengobatan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor. I.4 Manfaat Penulisan Karya tulis yang berjudul peran getah pohon jarak pagar ( Jatropha Curcas L. ) se bagai pengobatan stomatitis diharapkan: 1. Manfaat praktis, Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masy arakat mengenai penggunaan getah jarak pagar (Jatropha curcas L.) untuk pengobat an alternatif (stomatitis) khususnya Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor, sehi ngga getah pohon Jarak dapat dimanfaatkan secara maksimal. 2. Manfaat ilmiah, diharapkan karya tulis ini dapat memperkaya khasa nah ilmu pengetahuan dan merupakan bahan bacaan bagi mahasiswa kedokteran, mahas iswa farmasi, apoteker, dan dokter bahwa ekstrak getah pohon Jarak (Jatropha Cu rcas L.) sebagai pengobatan alternative stomatitis. 3. Manfaat bagi penulis, sebagai media dalam menambah wawasan dan pe ngetahuan tentang perjalanan penyakit stomatitis. 4. Manfaat klinis, ekstrak getah pohon Jarak (Jatropha Curcas L.) se bagai pengobatan alternatif stomatitis yang efisien dalam penggunaanya di klinik .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Umum mengenai Pohon Jarak (Jatropha Curcas L.)

II.1.1 Taksonomi Pohon Jarak (Jatropha Curcas L.) Jatropha Curcas L. adalah tanaman yang berasal dari daerah tropis di Meksiko, Am erika Tengah. Saat ini Jatropha Curcas L. telah menyebar diberbagai tempat di Af rika dan Asia (Anonim, 2006). Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat Indonesia, yait u semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun 1942. Pada masa itu masyarakat diperintahkan untuk menanam jarak pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan seb agai bahan bakar kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau tanaman jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain jara k budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD); dulang (Batak) ; jarak kosta (Sunda); jarak kare (Timor); peleng kaliki (Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku) (Ditjenbun, 2007). Sejak Mei 2005, terjadi demam Jarak di Indonesia dan mulai muncul dikenal dengan s ebutan Jarak Pagar karena lazim ditanam di Indoenesia sebagai pagar pembatas tanah lading, pagar batas desa, pagar kuburan, bahkan pengganti nisan (namaun juga tu mbuh liar ditepi-tepi jalan). Digunakan sebagai pagar, karena daunnya tidak disu kai hewan ternak (sapi, kambing) sehingga dapat melindungi tanaman di dalam pagar ( Ditjenbun, 2007). Pohon Jarak dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Tanaman ini tumbuh baik pada ta nah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan drainase dan aerasi tanah yang baik. Pa da lahan-lahan yang subur dimana air tidak tergenang merupakan tempat yang cocok bagi tanaman ini untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal (Heller, 1996). Tanaman Jarak berbentuk pohon kecil maupun belukar besar yang tingginya mencapa i lima meter. Cabang-cabang pohon ini bergetah dan dapat diperbanyak dengan biji , stek atau kultur jaringan dan mulai berbuah delapan bulan setelah ditanam (Dit jenbun, 2007). Klasifikasi Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) : Tanaman jarak termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi k ayu. Klasifikasi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut (Astuti, 2008) : Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies Curcas L) II.1.2 Morfologi Pohon Jarak (Jatrhopa Curcass L) Tanaman jarak berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang tidak teratur. Batang : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Euphorbiales : Euphorbiaceae : Jatropha : Jatropha curcas L. Gambar 1 : Taksonomi Pohon jarak ( Jatrhropa

nya berkayu, silindris, dan bila terluka mengeluarkan getah (Hambali, 2006). Penggambaran umum morfologi tanaman jarak adalah sebagai berikut (Hambali, 2006) : a) Daun Daunnya berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari de ngan 5 7 tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat diband ing bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4 15 cm. b) Bunga Bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah s atu. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, mun cul di ujung batang atau ketiak daun. c) Buah Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter 2 4 cm, berwarna hijau keti ka masih muda dan kuning jika masak. Buah jarak terbagi 3 ruang yang masing masi ng ruang diisi 3 biji. d) Biji Biji berbentuk bulat lonjong, warna coklat kehitaman. Biji inilah yang banyak me ngandung minyak dengan sekitar 30 40 % (Hambali, 2006)..

Gambar 2 : Morfologi Pohon jarak ( Jatrhropa Curcas L) II.1.3 Kandungan Getah Pohon Jarak (Jathropa Curcas L) sebagai pengobatan alte rnatif stomatitis aftosa rekuren (sar) minor Jika dilukai, setiap bagian tanaman mengeluarkan getah yang tempo dulu dimanfaat kan untuk mencuci. Getah ini mengandung alkaloid disebut jatrophine yang dimanfa atkan sebagai obat luka (Hariyono dan Soenardi, 2005). Getah jarak bersifat anti mikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis Staphylococcus, Streptococ cus, dan Escherichia coli. Getah jarak juga mengandung tannin (18%) digunakan se bagai obat kumur dan gusi berdarah serta obat luka. (Ditjenbun, 2007).

Gambar 3 : Getah pohon jarak ( Jatrhropa Curcas L) yang mengandung Alkaloid (jat rophine) Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Golongan alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik dan mengandung atom N di dalam intinya (pembawa sifat basa/alkalis). Sifat umum yang dimiliki oleh golongan senyawa ini adalah: basa, rasa pahit, umumnya berasa l dari tumbuhan dan berkhasiat secara farmakologis. Semua jenis alkaloid di alam mempunyai keaktifan biologis dan memberikan efek fi siologis tertentu pada mahluk hidup. Sehingga dari dulu sampai sekarang masyarak at selalu mencari obat-obatan dari berbagai ekstrak tumbuhan. Fungsi alkaloid se ndiri dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pern ah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari ser angan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk memper tahankan keseimbangan ion. Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino. Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum dikenal dalam b idang farmakologi :

Senyawa Alkaloid (Nama Trivial) Aktivitas Biologi Nikotin Stimulan pada syaraf otonom Morfin Analgesik Kodein Analgesik, obat batuk Atropin Obat tetes mata Skopolamin Sedatif menjelang operasi Kokain Analgesik Piperin Antifeedant (bioinsektisida) Quinin Obat malaria Vinkristin Obat kanker Ergotamin Analgesik pada migraine Reserpin Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi Mitraginin Analgesik dan antitusif Vinblastin Anti neoplastik, obat kanker Saponin Antibakteri Tanin adalah senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawaan polifenol komp leks, dibangun dari elemen C, H dan O serta sering membentuk molekul besar denga n berat molekul lebih besar dari 2000. Tanin yang terdapat pada kulit kayu dan k ayu dapat berfungsi sebagai penghambat kerusakan akibat serangan serangga dan ja mur, karena memilki sifat antiseptic. Tanin mempunyai sifat atau daya bakterosta tik dan fungistatik. (Sovia Lenny,2006) II.2 Tinjauan Umum mengenai stomatitis aftosa rekuren (sar) minor Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor disebut juga dengan nama Mikuliz s apthae ya ng terjadi sekitar 75-85% dari semua lesi Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR). Stoma titis Aftosa Rekuren (SAR) Minor sering mengenai mukosa rongga mulut yang tidak mengalami keratinisasi seperti pada mukosa bibir, mukosa bukal, dan dasar mulut. Ulkus ini tidak lebih dari 8-10 mm, dilapisi membrane fibrous kekuningan dengan

tepi eritematous, umumnya sembuh dalam 10-14 hari tanpa meninggalkan jaringan p arut (Scully, 2007). Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor mempunyai kecenderungan untuk terjadi pada mukosa bergerak yang terletak pada jaringan kelenjar saliva minor. Seringkali t erjadi pada mukosa bibir dan pipi, tetapi ulkus jarang terjadi pada mukosa berke ratin banyak seperti gusi dan palatum keras. Ulkus-ulkus biasanya terdapat disep anjang lipatan mukobukal dan seringkali tampak lebih memanjang, dimana rasa terb akar adalah keluhan awal dan diikuti dengan nyeri hebat selama beberapa hari (La nglais dan Miller, 2000). Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor bersifat kambuhan dan pola terjadinya berv ariasi. Meskipun tidak ada pengobatan yang sukses sepenuhnya untuk Stomatitis Af tosa Rekuren (SAR) Minor, namun pada beberapa kasus terbukti bahwa pemberian oba t-obatan golongan antibiotik, koagulasi, obat-obat anti keradangan, mouth rinses yang mengandung enzim aktif dan terapi kombinasi dapat mengurangi rasa sakit, m empercepat penyembuhan serta menurunkan jumlah dan ukuran ulser (Fernandes dkk, 2007). II.2.1 Etiologi Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor Walaupun penyebab yang pasti dari Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor belum di ketahui, namun terdapat beberapa faktor pencetus yang diduga memegang peranan pe nting dalam timbulnya Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor. Faktor-faktor terse but antara lain : faktor lokal, alergi, bakteri, imunologi, hematologi, hormonal , dan stres psikologis (Borrego dkk, 2002). a. Faktor Lokal Trauma rongga mulut dapat berpengaruh cepatnya perkembangan Stomatitis Aftosa Re kuren (SAR) Minor. Pada studi yang dilakukan oleh Rees terhadap 128 pasien diman a 20 pasien terbukti mengalami trauma pada mukosa mulutnya yang berlanjut menjad i Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor. Trauma tersebut disebabkan karena tergi gitnya mukosa rongga mulut, sikat gigi atau makanan yang tajam yang bisa menyeba bkan luka pada mukosa rongga mulut (Rees dan Binnie, 2006). b. Alergi Bahan-bahan allergen yang diduga berhubungan dengan Stomatitis Aftosa Rekuren (S AR) Minor adalah benzoic acid dan cinnamic aldehide yang sering dipakai sebagai penyedap rasa, kacang kenari, tomat, buah-buahan terutama strawberry, coklat, ka cang tanah, sereal, kacang, keju, tepung terigu atau gandum yang mengandung glut en (Scully, 2007). c. Bakteri L-form streptococcal bakteria juga berperan dalam terjadinya Stomatitis Aftosa R ekuren (SAR). Jenis bakteri yang juga berperan yaitu Streptococcus sanguis, Stre ptococcus mitis, dan Helicobacter pylori (Melamed, 2007). d. Imunologi Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor umumnya terjadi pada pasien dengan imunode fisiensi sel B dan 40% dari pasien-pasien Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor mempunyai kompleks sirkulasi imun. Pengendapan imunoglobulin dan komponen-kompon en komplemen dalam epitel dan atau respon umum seluler (cell mediated immune res ponse) terhadap komponen-komponen imun merupakan peyebab terjadinya Stomatitis A ftosa Rekuren (SAR) Minor (Lawler dkk, 2002). e. Hematologi Lebih dari 15-20% pasien Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor adalah penderita defisiensi zat besi, vitamin B12 atau folic acid dan mungkin juga terdapat pada penderita anemia. Penyembuhan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor seringkali t erjadi sesudah terapi untuk mengatasi defisiensi tersebut (Lawler dkk, 2002). f. Hormonal Diduga ada hubungan antara siklus menstruasi dan terjadinya Stomatitis Aftosa Re kuren (SAR) Minor, yang berhubungan dengan kadar estrogen dan progesterone. Dima na perkiraan ada hubungan antara produksi estrogen yang rendah waktu premenstrua l dengan kornifikasi mukosa mulut (Hidayanti dan Suyoso, 2006). g. Stres Psikologi

Studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat antara stress dan terj adinya Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor dalam 10-20% dari populasi masyarak at. Tetapi faktor stress dalam perkembangan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Mino r masih perlu diteliti lebih lanjut (Rees dan Binnie). II.2.2 Patogenesis Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor a. Stadium Prodormal Terjadi pada 24-48 jam pertama, muncul perasaan geli pada tempat dimana lesi ber kembang. Bisa disertai gejala demam, malaise, mialgia, athralgia, mual, muntah, sakit kepala, dan pembesaran kelenjar limfe. Stadium ini disertai dengan peningk atan rasa nyeri serta lesi berkembang menjadi edema popular lokal yang berhubung an dengan vakuolisasi keratinosit yang dikelilingi oleh lingkaran eritematus yan g menggambarkan vaskulitis lokal dengan peningkatan infiltrasi sel mononuklear ( Hidayati dan Suyoso, 2006). b. Stadium Ulseratif Terjadi ulseratif yang nyeri dan ditutupi membran fibrous, dasar ulkus diinfiltr asi terutama oleh neutrofil, limfosit, dan sel plasma. Stadium ini terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu (Hidayati dan Suyoso, 2006). c. Stadium Penyembuhan Terjadi regenerasi epitel yang mulai menutupi ulkus serta berkurangnya rasa nyer i yang ditimbulkan (Hidayati dan Suyoso, 2006). Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor biasanya sembuh dengan spontan tanpa pembentukan jaringan parut, dalam wak tu 14 hari (Langlais dan Miller, 2000).

BAB III METODOLOGI PENULISAN III.1 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah studi pustaka murni (library research) dengan mengumpulkan, membaca, dan menelaah berbagai literatu r. Informasi diperoleh dari buku, kamus, laporan penelitian, dan penelusuran mel alui situs-situs internet. III.2 Metode Pengolahan Data Pengolahan data pada karya ilmiah ini mengunakan metode nonstatistik, yakni peng olahan data yang tidak menggunakan analisis statistik, melainkan dengan analisis kualitatif. Hal ini dilakukan dengan mengambil intisarinya saja atau dengan car a mengutip bagian tertentu untuk mempertegas dan memperkuat pendapat atau pandan gan yang relevan dengan judul penulisan. III.3 Analisis dan Sintesis Informasi yang dikumpulkan dianalisis secara analog dan teoritis. Permasalahan y ang dikaji dikaitkan dengan hasil telaah pustaka dari berbagai sumber. Hal ini e

rat kaitannya dengan tinjauan pustaka sebagai dasar dalam membuat pembahasan. Interpretasi data dibahas secara kritis dengan mengkaji korelasi positif kandun gan getah pohon jarak ( Jatrhropa Curcas L) sehingga dapat digunakan sebagai peg obatan alternatif Stomatitis. Oleh karena itu, bentuk sintesis dari karya ilmiah ini merupakan alternatif untuk menghasilkan pohon jarak (Jatrhropa Curcas L).

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh getah pohon Jarak (Jatropha curcas L.) sebagai pengobatan alterna tif Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) Minor. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dijelaskan bahwa kandungan Menurut Onaolapo ( 2007),pohon jarak (Jatropha curcas L.) memiliki aktivitas antijamur yang baik. Jarak ( Jatropha curcas L.) mengandung beberapa kandungan kimia, yaitu flavono id , dan saponin yang terdapat di dalam getah tanaman jarak (Jatropha curcas L. ). Kandungan jatrophine yang mempunyai aktivitas antifungi juga ditemukandi dala m getah tanaman jarak ( Jatropha curcas L.). Sedangkan pada biji tanaman jarak ( Jatropha curcas L.) telah ditemukan kandungan-glukanase yang memiliki aktivitas antifungi, dan curcin yang tidak hanya memiliki aktivitas sebagai antifungi, te tapi kandungan kimia ini juga bermanfaat sebagai antikanker (Ditjenbun, 2007). Getah ini mengandung alkaloid disebut jatrophine yang dimanfaatkan sebagai obat luka (Hariyono dan Soenardi, 2005). Getah jarak bersifat antimikroba sehingga da pat mengusir bakteri seperti jenis Staphylococcus, Streptococcus, dan Escherichi a coli. Getah jarak juga mengandung tannin (18%) yang digunakan sebagai obat ku mur dan gusi berdarah serta obat luka. (Ditjenbun, 2007). Jika dilukai, setiap bagian tanaman mengeluarkan getah yang tempo dulu dimanfaat kan untuk mencuci. Getah ini mengandung alkaloid disebut jatrophine yang dimanfa atkan sebagai obat luka, sakit kulit, dan rematik. Getah jarak bersifat antimikr oba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis staphylococcus, Streptococcus dan Escherechia Coli dan dapat digunakan untuk mengatasi sakit gigi karena gigi berlubang (Hariyono dan Soenardi, 2005). Selain itu, getah jarak pagar juga dapa t digunakan sebagai obat sariawan. (Ditjenbun, 2007). Cara mengobati sariawannya adalah dengan cara : 1. Patahkan tangkai dari pohon jarak 2. Kemudian jika tangkai pohon jarak tersebut baru dipetik, akan ada sediki t getah yang keluar, getah itulah yang langsung dioelskan di bibir yang sedang s ariawan. 3. Bila getah belum keluar, pencet sedikit di ujung tangkainya 4. Lakukan hal tersebut sampai sariawan sembuh. Keunggulan dan kelemahan getah pohon jarak disbanding dengan pengobatan lain. Keunggulan: 1. Mudah didapat 2. Praktis digunakan 3. Tanpa efek samping Kelemahan : 1. Pada pemakaian terasa perih dan pahit

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Adapun Kesimpulan Karya tulis kami adalah pohon jarak (Jatropha curcas L.) memil iki aktivitas antijamur yang baik. Pohon Jarak ( Jatropha curcas L.)mengandung b eberapa kandungan kimia, yaitu flavonoid, dan saponinsyang terdapat di dalam get ah tanaman jarak ( Jatropha curcas L.).kandungan jatrophine yang mempunyai aktiv itas antifungi juga ditemukandi dalam getah tanaman jarak ( Jatropha curcas L.). Getah jarak bersifat antimikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis staphylococcus, Streptococcus dan Escherechia Coli dan dapat digunakan untuk men gatasi sakit gigi karena gigi berlubang. Selain itu, getah jarak pagar juga dapa t digunakan sebagai obat sariawan. V.2 Saran Berdasarkan karya tulis ini, maka kami mengajukan saran agar diadakannya penelit ian eksperimental lebih lanjut untuk menguji apa saja yang terkandung dalam geta h pohon Jarak yang dapat bermanfaat di bidang kesehatan khusunya pemanfaatan unt uk membantu penyembuhan stomatitis Aftosa Rekuren / SAR minor. Kandungan pohon J arak sebagai antimikroba yang digunakan sebagai pengobatan sariawan. Dan penelit i-peneliti berikutnya tertarik dengan judul seperti ini untuk diteliti yang dapa t menjadi terobosan baru di bidang kesehatan dalam pengembangan bahan alami trad isional sehingga dapat memberi manfaat klinik secara optimal bagi masyarakat.

Menurut Penelitian Onaolapo (2007) dan beberapa penelitian yang terpercaya , p ohon jarak (Jatropha curcas L.) memiliki aktivitas antijamur yang baik. Juga m engandung beberapa kandungan senyawa kimia, yang daya racunnya cukup tinggi yait u: Getah Tanaman Jarak Pagar mengandung FLAVONOID , dan SAPONIN serta K andungan JATROPHINE yang mempunyai aktivitas antifungi . Pada bagian Daun Jarak Pagar ditemukan senyawa KAEMFESTEROL, SITOSTERO L,STIGMASTEROL, AMIRIN, dan TERAKSEROL . Sedangkan pada biji tanaman jarak ( Jatropha curcas L.) telah ditemuk an kandungan -GLUKANASE yang memiliki aktivitas ANTIFUNGI , TOKSALBUMIN dan CURC IN yang tidak hanya memiliki aktivitas sebagai antifungi, tetapi kandungan kimia ini juga bermanfaat sebagai antikanker (Ditjenbun, 2007). Ampas dari Biji Jarak yang sudah dip eras minyaknya mengandung : NITRO GEN, FOSFAT, dan KALIUM . Kulit Batang Jarak Pagar mengandung : TANIN , MALAM , RESIN, dan SAPON IN. 1. BIO SOLAR : Menghadapi Krisis Bahan Bakar Minyak di masa depan , dimana tambang tambang Miny ak bumi akan habis terkuras dan tidak dapat di perbaharui , maka salah satu alte rnative adalah Minyak Jarak Pagar yang akan diolah menjadi Bio Solar . 2. PENGOBATAN : dalam upaya menjaga kesehatan Manusia :

A. KEPUTIHAN : Khusus pada anak Bayi , dimana Lidah nya Keputihan karena Air S usu Ibu yang menempel pada Langit Lidah si Bayi menyebabkan Enggan menyusu diser tai Panas Badan yang naik , maka biasanya para Ibu di Pedesaan yang jauh dari ja ngkauan Obat-obat generic akan memanfaatkan getah Jarak Pagar yang di ambil dari

tangkai daun Jarak dan di oleskan langsung ke Lidah Sang Bayi , maka dengan sek ejab itu juga keputihan yang menempel di lidah bayi akan Luntur bersama air luda h yang di keluarkan dari mulut . B. RADANG ANAK TELINGA : Terjadi karena Influensa yang Mendadak ditandai Suhu Badan naik , Sakit dalam telinga, sedikit tuli berdengung , ambillah setengah se ndok makan Getah Jarak Pagar lalu diteteskan sebanyak 6 tetes ke dalam anak teli nga , sehari boleh dilakukan 6 kali sampai sembuh. C. SAKIT GIGI : Getah jarak bersifat antimikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis s taphylococcus, Streptococcus dan Escherechia Coli dan dapat digunakan untuk meng atasi sakit gigi karena gigi berlubang (Hariyono dan Soenardi, 2005). D. SARIAWAN : Patahkan tangkai dari pohon jarak baru dipetik, akan ada sedikit getah yang kelu ar, getah itulah yang langsung dioelskan di bibir yang sedang sariawan. Bila getah belum keluar, pencet sedikit di uj ung tangkainya , (Ditjenbun, 2007). E. PERUT KEMBUNG MASUK ANGIN : Bila bayi tiba-tiba Menceret dan Perutnya Kembung akibat Masuk angin , ambillah beberapa Daun Jarak Pagar yang tua diambil dan disiangi di atas nyala api biar a gak layu dan diolesi minyak kelapa , Minyak Telon atau KAYU PUTIH , ditempelkan pada bagian bawah perut dan pinggang , dibiarkan beberapa Jam akan langsung ter jadi pembuangan Gas dan zat yang tidak berguna dari dalam Perut . F. SEMBELIT : Petik 4 helai Daun Jarak Pagar yang Segar karena berfungsi sebagai Pencahar Ring an , di kukus dan di makan daunnya yang sudah di kukus selama 7 hari berturut t urut atau sampai penyakit Sembelitnya berkurang atau hilang. G. KORENG JAMUR GATAL-GATAL dan BENGKAK : Minyak Biji Jarak Pagar asli bisa langsung dihangatkan terdahulu dan dioleskan pada bagian tubuh yang terkena penyakit Kulit atau Bengkak terkilir atau juga bi sa dipakai sebagai Minyak Urut dicampuri dengan bahan-bahan obat lain nya . Minyak Jarak tidak boleh di minum atau tertelan karena mengandung Racun yang san gat berbahaya untuk kesehatan manusia. H. LUKA dan PERDARAHAN : Obat Luka : 2 sendok the Minyak Jarak Pagar , sendok the Belerang , sejari tanga n kayu Secang / Cendana + 2 Sendok makan Vaselin , semuanya dipanaskan atau tumi s dan aduk merata , dinginkan sebentar sebelum dioleskan pada Luka . Luka baru berdarah bisa dihentikan langsung dengan Getah Pohon Jarak Pagar karen a bersifat Anti Mikroba = Bethadine untuk mengusir Infeksi / Bakteri Staphyloco ccus , Streptococcus, dan Escherichia coli. I. REUMATIK dan GATAL KAKI : Ambil daun Jarak Pagar yang Tua dan segar , di cuci bersih dan di tumbuk halus d engan air secukupnya , Lumuri bagian tubuh yang Rematik atau terkena exim gatal Kaki dsb nya , bisa juga di compress beberapa jam . J. OBAT BATUK & PELURU DAHAK : Akar Pohon Jarak Pagar yang sudah di Cabut , di bersihkan dan direbus dengan air 7 gelas sampai mendidih tersisah 2 gelas , di minum pagi dan sore hari , sampai 3 kali rebusan baru dig anti akar baru . Bila sampai terjadi Keracunan akibat menelan Minyak Jarak Pagar atau Memakan Dau n / Akar Jarak , Maka pertolongan pertama adalah merangsang agar si Penderita me ngeluarkan isi Lambung dari dalam perutnya ( Muntah ) , dan Meminumkan Air campu r Garam sebanyak-banyaknya sebagi Penetral di Lambung , bisa juga dengan Madu , Gula Aren / Kelapa , Air Asam dan Air Kelap Muda .

3. PUPUK ORGANIK : Ampas Biji Jarak yang sudah Peras ambil Minyaknya sangat baik untuk Pupuk Organi k karena masih mengandung sifat sifat Pestisida ( Racun Hama ) untuk membasmi NE MATODA TANAH , dan juga mengandung unsure NITROGEN , FOSFAT, dan KALIUM.