CASE Psoriasis, Meka

download CASE Psoriasis, Meka

of 17

Transcript of CASE Psoriasis, Meka

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    1/17

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dermatosis eritroskuamosa ialah penyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya

    eritema dan skuama, salah satu nya yaitu Psoriasis.1

    Psoriasis adalah penyakit kulit kronik dan meradang yang diidentifikasi sejak tahun

    1841 namun kemunculannya telah diketahui beberapa abad sebelumnya.2

    Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,

    ditandai dengan bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-

    lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kbner.1

    Kasus psoriasis makin sering dijumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan

    kematian, tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih-lebih mengingat bahwa

    perjalanannya menahun dan residif.1

    Insidens pada pria agak lebih banyak daripada wanita, psoriasis terdapat pada semua

    usia, tetapi umumnya pada orang dewasa. Psoriasis biasanya dialami oleh individu berusia

    sekitar 20 tahunan namun bisa juga lebih muda.1,2

    Faktor genetik berperan. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapat

    psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orangtuanya menderita psoriasis risikonya

    mencapai 34-39%.1

    Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan

    pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau

    keratinosit.1

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    2/17

    2

    BAB II

    KASUS

    2.1 IDENTITAS

    Nama :Tn. E. R.

    Umur :55 tahun

    Jenis Kelamin :Laki-laki

    Agama :Islam

    Pekerjaan :Buruh

    Alamat : Dsn. Kertahayu RT 05/12, Ds. Sindangrasa, Ciamis

    Tanggal Masuk Rumah Sakit : 6 Maret 2014

    2.2 ANAMNESIS (Auto Anamnesis pada tanggal 6 Maret 2014)

    Keluhan Utama :

    Bercak kemerahan disertai sisik kasar yang terasa gatal pada kulit di wajah,

    leher, badan, punggung, kedua lengan dan kedua tungkai sejak 1 bulan yang lalu.

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke Poliklinik Rumah Sakit Umum Kota

    Banjar dengan keluhan bercak kemerahan disertai sisik kasar yang terasa gatal pada

    kulit di wajah, leher, badan, punggung, kedua lengan dan kedua tungkai sejak 1

    bulan yang lalu. Awalnya, pasien mengatakan timbul bercak kemerahan yang kecil

    sebesar biji jagung. Kemudian bercak kemerahan ini bertambah besar dan menyebar

    hampir di seluruh tubuh. Gatal hilang timbul yang dirasakan pasien membuat pasien

    menggaruknya dan jika digaruk bercak kemerahan mengelupas seperti serpihan

    ketombe, namun gatal tidak bertambah hebat saat berkeringat. Rasa panas dan nyeri

    pada lokasi timbulnya becak kemerahan disertai sisik kasar maupun kulit di bagian

    tubuh lain tidak dirasakan pasien. Tidak ada cairan yang keluar dari bercak

    kemerahan. Tidak terdapat riwayat kontak dengan bahan iritan seperti detergen dan

    bahan kimia lainnya.

    Pasien mengatakan sebelum timbul bercak kemerahan seperti ini tidak

    mengkonsumsi obat-obatan maupun jamu.

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    3/17

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    4/17

    4

    2.3 PEMERIKSAAN FISIK

    Kesadaran :Composmentis

    Keadaan umum :Tampak sakit ringan

    Tanda-tanda vital:o TD : 120/80 mmHg

    o Nadi : 88 x/menit

    o RR : 20 x/menit

    o Suhu : 36,5C

    Status Generalisata:

    o Kepala : Normochepal

    o Mata : Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik(-/-), refleks pupil(+/+)

    o Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)

    o Mulut : Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)

    o Leher : Pembesaran KGB (-)

    o Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (-/-)

    o Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II normal

    o Abdomen : Tampak datar, supel, bising usus (+) normal, organomegali (-)

    o Ekstremitas : Deformitas (-/-), akral hangat (+/+), edema (-/-)

    Status Dermatologikus

    Distribusi Generalisata

    A/R Wajah, leher, badan, punggung, kedua lengan dan kedua tungkai

    Lesi

    Lesi multiple, bentuk sebagian bulat, sebagian tidak beraturan,

    batas sebagian sirkumskrip, sebagian difus, sebagian menimbul di

    permukaan kulit, kering, ukuran miliar sampai plakat

    Efloresensi Plak, makula eritema, hiperpigmentasi, skuama kasar (putih)

    Tes manipulasi : Fenomena tetesan lilin : (+)

    Auspitz : (+)

    Kbner : tidak dapat dinilai

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    5/17

    5

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    6/17

    6

    2.4 RESUME

    Anamnesis :o Seorang laki-laki usia 55 tahun datang keluhan bercak kemerahan disertai sisik

    kasar yang terasa gatal pada kulit di wajah, leher, badan, punggung, kedua lengan

    dan kedua tungkai sejak 1 bulan yang lalu.

    o Awalnya, timbul bercak kemerahan yang kecil sebesar biji jagung. Kemudian

    bercak kemerahan ini bertambah besar dan menyebar hampir di seluruh tubuh.

    o Gatal hilang timbul membuat pasien menggaruknya dan jika digaruk bercak

    kemerahan mengelupas seperti serpihan ketombe.

    o Pasien sudah berobat ke dokter, keluhan berkurang namun bercak kemerahan

    disertai sisik belum hilang semua. Pasien memakai daun sirih yang diusapkan pada

    kulit di setiap lokasi timbulnya gatal dan gatal berkurang.

    o Pasien mempunyai riwayat keluhan bercak kemerahan disertai sisik kasar yang

    terasa gatal pada kulit sejak 8 tahun yang lalu dan sering kambuh.

    o Pasien bekerja sebagai buruh. Pasien merasa tidak seharusnya masih bekerja

    sebagai buruh diusianya saat ini, tetapi tetap harus bekerja untuk mencari nafkah.

    Lingkungan rumah pasien kurang bersih. Pasien merokok namun jarang.

    Pemeriksaan Fisik :

    Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan:

    - Distribusi: Generalisata

    - A/R: Wajah, leher, badan, punggung, kedua lengan dan kedua tungkai

    - Lesi: multiple, bentuk sebagian bulat, sebagian tidak beraturan, batas sebagian

    sirkumskrip, sebagian difus, sebagian menimbul di permukaan kulit, kering, ukuran

    miliar sampai plakat.

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    7/17

    7

    - Efloresensi: Plak, makula eritema, hiperpigmentasi, skuama kasar (putih)

    Tes manipulasi : Fenomena tetesan lilin : (+)

    Auspitz : (+)

    2.5 DIAGNOSIS BANDING

    Psoriasis

    Dermatofitosis

    Dermatitis seboroik

    2.6 DIAGNOSIS KERJA

    Psoriasis

    2.7 RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

    o Pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah, kolesterol dan asam urat.

    o Pemeriksaan histopatologi

    2.8 PENATALAKSANAAN

    oNon-Medikamentosa:

    1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya yang dialami,

    penyebab, perjalanan penyakit dan prognosis penyakit.

    2. Menghindari faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit dan faktor-faktor

    yang dapat memperberat penyakit (infeksi lokal, gangguan metabolik, trauma

    (fenomena Kbner).

    o Medikamentosa:

    Topikal : Clobetasol propionate cream 0,05%

    Sistemik : Metotreksat 3 x 2,5 mg dalam seminggu

    2.9 PROGNOSIS

    o Quo Ad Vitam : Ad Bonam

    o Quo Ad Functionam : Ad Bonam

    o Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    8/17

    8

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    3.1 Bagaimana cara mendiagnosis Psoriasis?

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan

    melihat gambaran klinis dan lokasi terjadinya lesi serta ditemukan fenomena tetesan

    lilin, Auspitz dan Kobner pada penderita psoriasis.1,3

    Anamnesis pada Kasus:

    o Keluhan bercak kemerahan disertai sisik kasar yang terasa gatal pada kulit di wajah,

    leher, badan, punggung, kedua lengan dan kedua tungkai sejak 1 bulan yang lalu.

    o Awalnya, timbul bercak kemerahan yang kecil sebesar biji jagung. Kemudian bercak

    kemerahan ini bertambah besar dan menyebar hampir di seluruh tubuh.

    o Gatal hilang timbul membuat pasien menggaruknya dan jika digaruk bercak

    kemerahan mengelupas seperti serpihan ketombe.

    o Pasien mempunyai riwayat keluhan bercak kemerahan disertai sisik kasar yang

    terasa gatal pada kulit sejak 8 tahun yang lalu dan sering kambuh.

    Anamnesis pada kasus sesuai dengan teori, yaitu:

    Sebagian penderita Psoriasis datang dengan keluhan rasa gatal ringan di daerah

    predileksi, kelainan kulit berwarna kemerahan dengan adanya pengelupasan kulit

    diatasnya berwarna putih. Keadaan umum, umumnya baik kecuali jika diawali

    dengan infeksi misalnya streptococcus. Dan biasanya kelainan psoriasis akan

    berulang jika terkena faktor pencetus. 1,3,4

    Pemeriksaan Dermatologi Pada Kasus ditemukan:

    -

    Distribusi: Generalisata

    - A/R: Wajah, leher, badan, punggung, kedua lengan dan kedua tungkai

    - Lesi: Lesi multiple, bentuk sebagian bulat, sebagian tidak beraturan, sebagian

    sirkumskrip, sebagian difus, sebagian menimbul di permukaan kulit, kering,

    ukuran miliar sampai plakat

    - Efloresensi: Plak, makula eritema, hiperpigmentasi, skuama kasar (putih)

    - Tes manipulasi : Fenomena tetesan lilin : (+)

    Auspitz : (+)

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    9/17

    9

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    10/17

    10

    Pemeriksaan dermatologi pada kasus sesuai dengan teori, yaitu:

    Tempat predileksi Psoriasis yaitu pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan

    muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut, dan daerah

    lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi

    (plak) dengan skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada

    stadium penyembuhan sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya

    terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika,

    serta transparan. Pada psoriasis terdapat ditemukan fenomena tetesan lilin, Auspitz

    dan Kobner.1,3,4

    Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih

    pada goresan, seperti lilin yang digores disebabkan oleh berubahnya indeks bias.

    Cara menggores dapat menggunakan pinggir gelas alas.1,4,5

    Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang

    disebakan oleh papilomatosis. Cara megerjakannya : skuama yang berlapis-lapis

    itu dikerok, bisa dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka

    pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak

    perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan yang merata.1,4,5

    Fenomena Kobner dapat terjadi 7-14 hari setelah trauma pada kulit penderita

    psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan

    kelainan psoriasis.1,4,5

    Rencana Pemeriksaan Penunjang pada Kasus:

    o Pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah, kolesterol dan asam urat.

    o Pemeriksaan histopatologi

    Rencana pemeriksaan pada kasus sesuai dengan teori, yaitu:

    - Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah untuk menganalisis penyebab

    terjadinya Psoriasis dengan pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah,

    kolesterol dan asam urat.6

    - Pemeriksaan histopatogi:

    Gambaran Histopatologi Psoriasis

    Psoriasis memberi gambaran histopatologik yang khas, yakni parakeratosis dan

    akantosis.

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    11/17

    11

    Perpanjangan (akantosis) reteridges dengan bentuk clubike, perpanjangan papila

    dermis, lapisan sel granuler menghilang, parakeratosis, mikro abses munro

    (kumpulan netrofil leukosit polimorfonuklear yang menyerupai pustul spongiform

    kecil) dalam stratum korneum, penebalan suprapapiler epidermis (menyebabkan

    tanda Auspitz), dilatasi kapiler papila dermis dan pembuluh darah berkelok-kelok,

    infiltrat inflamasi limfohistiositik ringan sampai sedang dalam papila dermis atas.7

    3.2 Apa saja etiologi dari Psoriasis?

    o Penyebab Psoriasis yang mungkin pada kasus adalah:

    Faktor trauma karena pasien menggaruk lesi

    Faktor stress karena pasien bekerja sebagai buruh namun pasien merasa tidak

    seharusnya masih bekerja diusianya saat ini.

    Penyebab yang mungkin pada kasus sesuai dengan teori, yaitu

    Penyebab psoriasis hingga saat ini tidak diketahui, terdapat predisposisi

    genetik tetapi secara pasti cara diturunkan tidak diketahui. Psoriasis tampaknya

    merupakan suatu penyakit keturunan dan tampaknya juga berhubungan dengan

    kekebalan dan respon peradangan.

    Ada beberapa faktorfaktor yang dapat mencetuskan psoriasis, yaitu: .1,3,5

    Trauma: Dilaporkan bahwa berbagai tipe trauma kulit dapat menimbulkan

    psoriasis, seperti akibat gesekan atau garukan.

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    12/17

    12

    Stres: Dalam penyelidikan klinik, sekitar 30-40 % kasus terjadi perburukan oleh

    karena stres. Stres bisa merangsang kekambuhan psoriasis dan cepat menjalar bila

    kondisi pasien tidak stabil. Stres psikis merupakan faktor pencetus utama.5,7

    Tidak ditemukan gangguan kepribadiaan pada penderita psoriasis. Adanya

    kemungkinan bahwa stres psikologis dapat mengakibatkan menurunnya

    kemampuan menerima terapi dan dapat menyebabkan deteriorasi terutama pada

    kasus berat.11

    Terdapat tiga teori yang potensial dapat menjelaskan efek negatif stres

    psikologis pada kulit

    1. Disfungsi psikoneuroimunoendokrin: terjadi peningkatan neuropeptida pro

    inflamasi dan produksi sitokin dengan atau tanpa melalui jalur Hipotalamus-

    Hipofisis-Adrenal.11

    2. Peningkatan kadar glukokortikoid endogen plasma yang disebabkan aktivasi jalur

    Hipotalamus-Hipofisis-Adrenal.11

    3.

    Sistem steroidogenik kulit, melalui produksi lokal Corticotropin Releasing

    Factor (CRF) yang merupakan mediator terhadap timbulnya efek lebih lanjut

    stres psikologis.11

    Efek merugikan stres psikologis dan peningkatan kadar plasma glukokortikoid

    endogen terhadap fungsi permeabilitas kulit disebabkan karena mekanisme inhibisi

    sintesis lemak di epidermis. Hal ini menyebabkan penurunan produksi badan lamellar

    epidermis, suatu organel fungsional yang bertugas menghantarkan lemak, enzim-

    enzim deskuamasi dan peptida antimikroba ke celah-celah stratum korneum yang

    berperan menjaga permeabilitas dan fungsi pertahanan terhadap mikroorganisme.11

    Kondisi stres psikologis menyebabkan perubahan struktur dan fungsi stratum

    korneum lapisan epidermis yang menimbulkan perubahan ekspresi peptide

    antimikrobial di epidermis sehingga secara langsung meningkatkan risiko infeksi

    kulit. 11

    3.3 Apa saja diagnosis banding dari Psoriasis?

    Pada kasus, diagnosis banding yang diambil adalah:

    - Psoriasis

    -

    Dermatofitosis

    - Dermatitis seboroik

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    13/17

    13

    Diagnosis banding pada kasus dapat disingkirkan sesuai dengan teori, yaitu

    1. Dermatofitosis (Tinea dan Onikomikosis)

    Pada stadium penyembuhan psoriasis dijelaskan bahwa eritema dapat terjadi

    hanya di pinggir, hingga menyerupai dermatofitosis. Perbedaannya adalah

    skuama umumnya pada perifer lesi dengan gambaran khas adanya central

    healing, keluhan pada dermatofitosis gatal sekali dan pada sediaan langsung

    ditemukan jamur.1,4,5

    2. Dermatitis Seboroik

    Predileksi Dermatitis Seboroik pada alis, lipatan nasolabial, telinga, sternum

    dan fleksura. Sedangkan Psoriasis pada permukaan ekstensor terutama lutut

    dan siku serta kepala. Skuama pada psoriasis kering, putih, mengkilap,

    sedangkan pada Dermatitis Seboroik skuama berminyak, tidak bercahaya.

    Psoriasis tidak lazim pada wajah dan jika skuama diangkat tampak basah

    bintik perdarahan dari kapiler (Auspitz sign), dimana tanda ini tidak

    ditemukan pada dermatitis seboroik.1,4,5

    3.4 Bagaimana penatalaksanaan pada Psoriasis?

    Penatalaksanaan pada kasus:

    o

    Non-Medikamentosa:

    o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya yang dialami,

    penyebab, perjalanan penyakit dan prognosis penyakit.

    o Menghindari faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit dan faktor-faktor

    yang dapat memperberat penyakit (infeksi lokal, gangguan metabolik, trauma

    (fenomena Kbner).

    o

    Medikamentosa:

    Topikal : Clobetasol propionate cream 0,05%

    Sistemik : Metotreksat 3 x 2,5 mg dalam seminggu

    Penatalaksanaan pada kasus sesuai dengan teori, yaitu:

    Oleh karena penyebab pasti belum jelas, maka diberikan pengobatan simtomatis

    sambil berusaha mencari / mengeliminasi faktor pencetus.

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    14/17

    14

    Topikal

    Kortikosteroid1,8,9,12

    Kerja steroid topikal pada psoriasis diketahui melalui beberapa cara, yaitu:

    1. Vasokonstriksi untuk mengurangi eritema.

    2. Menurunkan turnover sel dengan memperlambat proliferasi seluler.

    3.

    Efek anti inflamasi, dimana diketahui pada psoriasis, leukosit memegang

    peranan dan steroid topikal dapat menurunkan inflamasi.

    Preparat hidrokortison 1%-2,5% harus digunakan pada fase akut dan sebagai

    pengobatan maintenance.

    Kortikosteoid tersedia dalam bentuk gel, lotion, solution dan krim, serta

    ointment dimana pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi efek samping.

    Efek samping berupa atrofi, erupsi akneiformis, striae, telangiektasis di muka,

    dapat terjadi pada pemakaian topikal potensi kuat, terutama bila digunakan under

    occlusion. Kadang-kadang pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi

    hypothalamic pituitary adrenal axis (HPA) sehingga dianjurkan pemeriksaaan

    level serum kortisol.

    Sedangkan Klobetasol propionat merupakan terapi topikal lini pertama pada

    pengobatan Psoriasis tipe plak (vulgaris) yang dapat menurunkan sintesis dan

    sekresi berbagai sitokin. Interleukin (IL)-17 adalah sitokin proinflamasi yang

    diduga berperan penting dalam patogenesis Psoriasis vulgaris.8,9,12

    Sistemik

    Sitostatik1,8,9,12

    Obat sitostatik yang biasa digunakan ialah metotreksat (MTX). Indikasinya

    ialah untuk Psoriasis, Psoriasis Pustulosa, Psoriasis Artritis dengan lesi kulit, dan

    Psoriasis Eritroderma yang sukar terkontrol dengan obat. Dosis 3 x 2,5 mg,

    dengan interval 12 jam dalam seminggu dengan dosis total 7,5 mg. Jika tidak

    tampak perbaikan dosis dinaikkan 2,5 mg 5 mg per minggu. Biasanya dengan

    dosis 3 x 5 mg per minggu telah tampak perbaikan.

    Setiap 2 minggu diperiksa: Hb, jumlah leukosit, hitung jenis, jumlah

    trombosit, dan urin lengkap. Setiap bulan diperiksa: fungsi ginjal dan hati. Bila

    jumlah leukosit kurang daripada 3.500, metotreksat agar dihentikan.

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    15/17

    15

    Kerja metotreksat adalah menghambat sintesis DNA dengan cara menghambat

    dihidrofolat reduktase dan dengan demikian menghasilkan kerja antimitotik pada

    epidermis. Penyelidikan in vitro akhir-akhir ini, metotreksat 10-100 kali lebih

    efektif dalam menghambat proliferasi sel-sel limfoid.

    Kontraindikasinya ialah kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoietik,

    kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya tuberkulosis), ulkus peptikum, kolitis

    ulserosa, dan psikosis. Efek samping metotreksat berupa nyeri kepala, alopesia,

    kerusakan kromosom, aktivasi tuberkulosis, nefrotoksik, juga terhadap saluran

    cerna, sumsum tulang belakang, hepar, dan lien. Pada saluran cerna berupa

    nausea, nyeri lambung, stomatitis ulserosa, dan diare. Jika hebat dapat terjadi

    enteritis hemoragik dan perforasi intestinal. Sumsum tulang berakibat timbulnya

    leukopenia, trombositopenia, kadang-kadang anemia. Pada hepar dapat terjadi

    fibrosis portal dan sirosis hepatik.

    Metotreksat (MTX) adalah satu dari obat anti psoriasis yang efektif untuk

    psoriasis tipe plak kronik sedang sampai berat.13

    Meskipun dikatakan bersifat hepatotoksik tetapi aman digunakan pada

    sebagian besar penderita jika sesuai dengan ketentuan.13

    3.5

    Bagaimana prognosis pada Psoriasis?

    Prognosis pada kasus yaitu:

    o Quo Ad Vitam : Ad Bonam tidak ada gejala atau tanda dari Psoriasis yang

    mengarah pada ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital

    pasien masih dalam batas normal.

    o Quo Ad Functionam: Ad Bonam Psoriasis tidak menimbulkan lesi kulit

    yang mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.

    o

    Quo Ad Sanationam: Dubia Ad Bonam Psoriasis bersifat kronik dan

    residif.

    Prognosis pada kasus sesuai dengan teori yaitu:

    Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat, serta

    mengetahui faktor yang mempengaruhi timbulnya psoriasis. Meskipun psoriasis

    tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronik dan residif.1,6

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    16/17

    16

    BAB IV

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Psoriasis adalah penyakit kronik yang residif yang hingga saat ini belum diketahui

    secara pasti penyebabnya. Psoriasis bisa terjadi pada semua umur, umumnya terjadi pada

    orang dewasa. Pada penderita psoriasis tidak mempengaruhi keadaan umum, penderita

    hanya mengeluh gatal ringan, lesi pada kulit berupa eritema dan skuama yang berlapis-

    lapis.

    Selain itu psoriasis dapat menyebabkan kelainan kuku dan kelainan pada sendi.

    Kebanyakan psoriasis yang onsetnya di mulai pada anak-anak biasanya menjadi berat

    pada usia dewasa. Pengobatan agresif dan edukasi dapat mengurangi beratnya penyakit

    ini. Dengan kontrol teratur dapat memberi kesembuhan, walaupun pada beberapa

    penderita dapat terjadi penyembuhan spontan namun dapat juga berlangsung lama

    (kronis)

  • 8/10/2019 CASE Psoriasis, Meka

    17/17

    17

    DAFTARPUSTAKA

    1.

    Djuanda, Adhi.Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.

    Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia; 2010 : 189-95.

    2.

    Corwin, Elizabeth J.Integumen. Dalam:Patofisiologi: buku saku. Jakarta: EGC; 2009 :

    111

    3. Kartowigno S. 10 Besar Kelompok Penyakit Kulit. Edisi Pertama. Palembang : Fakultas

    Kedokteran Universitas Sriwijaya; 2011 : 167-173.

    4. Fitzpatrick TB, Johnson RA, and Wolff K, ed. Color Atlas and Synopsis of Clinical

    Dermatology. NewYork: Mc-Graw Hill; 1997 : 1646-60.

    5.

    Weller R, Hunter J and Savin J. Infestations. In: Weller R, Hunter J, and Savin J, ed.

    Clinical Dermatology. 4thed. Oxford: Blackwell; 2008 : 262-6.

    6. Siregar R.S: Psoriasis. Dalam: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, edisi kedua.

    Jakarta: EGC; 2005 : 94-5

    7. Wardana SH, Sularsito SA. Gambaran Histopatologik Berbagai Lesi Psoriasis

    Vulgaris pada seorang penderita. MDVI; 1993 : XX (55) :1020.

    8.

    Krueger JG. The immunologic basis for the treatment of psoriasis with new biologic

    agents. J am acad dermatol; 2002 : 46 (1) : 1-23.

    9. Gordon KB, Langley RG. Remittive effects of intramuscular alefacept in psoriasis. J

    drugs dermatol; 2003 : 2 (6) : 624-28.

    10. Christophers E, Mrowietz U.Psoriasis. In : Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen

    KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrick TB eds. Fitzpatrick's dermatology in general

    medicine. 5 thed, vol 1. New York : McGraw-Hill Companies; 1999 : 495-521.

    11. Altemus M, Rao B. Stres-Induced Changes in Skin Barrier Function in Healthy

    Women. J Invest Dermatol; 2001 : 309-17.

    12.

    Gottlieb AB, Lebwohl M, Totoritis MC, Abdulghani AA, Shuey SR, Romano P.

    Clinical and histologic response to single-dose treatment of moderate to severe

    psoriasis with an antiCD 80 monoclonal antibody. J am acad dermatol; 2002 : 47 (5) :

    692-99.

    13. Chladek J, Grim J, Martinkova J, Simkova M, Vaniekova J, Koudelkova V, Noiekova

    M. Pharmacokinetics and pharmacodynamics of low-dose methotrexate in the

    treatment of psoriasis. Br J clin pharmacol; 2002 : 54(2) : 147-56.