LP Psoriasis Thyroid

21
Nama Mahasiswa : Daralila Santika Ruangan : General Lt 2 RSUS A. TINJAUAN TEORITIS MEDIS Judul (nama penyakit/diagnosa medis) Psoriasis, Tirotoksikosis, Stroma Nodusa Definisi Penyakit (minimal dari 2 sumber) Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis- lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya psoriasis pustulosa. Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengacam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (www.psoriasis.or.id ) Tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus:infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

description

deq

Transcript of LP Psoriasis Thyroid

Nama Mahasiswa : Daralila SantikaRuangan : General Lt 2 RSUSA. TINJAUAN TEORITIS MEDIS

Judul (nama penyakit/diagnosa medis) Psoriasis, Tirotoksikosis, Stroma NodusaDefinisi Penyakit (minimal dari 2 sumber) Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya psoriasis pustulosa.Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengacam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (www.psoriasis.or.id)Tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus:infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, tress emosi,penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.Etiologi

Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini diwariskan secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan, namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus lain antara lain:

1. Trauma

Psoriasis pertama kali muncul pada tempat yang terkena trauma, garukan. Luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan mekanisme fenomena Koebner.

2. Infeksi

Pada anak-anak terutama infeksi strptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh.

3. Iklim

Beberapa ksusu cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penhujan akan kambuh.

4. Faktor Endokrin

Insiden tinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan. Kadang-kadnag psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.

5. Sinar matahari

Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis. Pengobatan fotokimia mempunyai efek serupa pada beberapa penderita.

6. Metabolik

Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.7. Obat-obatan

a. Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadnag dapat memperberat psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.

b. Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat menimbulkan efek withdrawal

c. Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui sebagai pencetus psoriasis.

d. Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.

e. Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat, dan progesteron dapat menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.

8. Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu timbulnya psoriasis, antara lain adalah:

a. Garukan/ gesekan dan tekanan ynag berulang-ulang, misalnya pada saat gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktifitas. Bila psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.

b. Obat telan tertentu antar lain obat anti hipertensi dan antibiotik.

c. Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.

d. Emosi tak terkendali

e. Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah, misalnya mengandung alkohol.

Penyebab Tirotoksikosis:a. Hipertiroid Primer

Penyakit graves, gondok multinodular toksik, adenoma toksik, obat; yodium lebih, litium, karsinoma tiroid yang berlebih, stroma ovari (ektopik).

b. Tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme

Hormon tiroid berlebih (tirotoksikosis faktisia), tiroiditis subakut, silent tiroiditis, destruksi kelenjar: amiodaron, radiasi, adenoma, infark.

c. Hipertiroid sekunder

TSH-secreting tumor, tirotoksikosis gestasi (trimester 1), resistensi hormon tiroid.

Manifestasi klinikPsoriasis Mengeluh gatal ringan Bercak bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya

Terdapat fenomena tetesan lilin

Menyebabkan kelainan kuku

Tirotoksikosis- Peningkatan frekuensi denyut jantung-Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin - Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan- Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)- Peningkatan frekuensi buang air besar-Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid- Gangguan reproduksi- Tidak tahan panas-Cepat letih- Tanda bruit-Haid sedikit dan tidak tetap-Pembesaran kelenjar tiroid-Mata melotot (exoptalmus)Anatomi dan Fisiologi Psoriasis

Pembagian kulit:

a. EpidermisLapisan kulit terluar. Sel-sel epidermis terus menerus mengalami mitosis dan diganti dengan yang baru sekitar 30 hari. Epidermis mengandung reseptor-resepror sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran dan nyeri. Lapisan epidermis terdiri dari: stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale.b. DermisDermis terletak tepat di bawah epidermis. Jaringan ini dianggap jaringan ikat longgar dan terdiri dari sel-sel fibroblas yang mengeluarkan protein kolagen dan elastin. Lapisan dermis terdiri dari pars papelare dan pars retikulare.c. Lapisan SubkutisLapisan subkutis di bawah dermis. Lapisan ini terdiri dari lemak dan jaringan ikat dan berfungsi sebagai peredam kejut dan insulamtor panas. Lapisan subkutis adalah tempat penyimpanan kalori

Faal kulit:a. Fungsi proteksib. Fungsi absorpsic. Fungsi ekskresid. Fungsi persepsie. Fungsi pengaturan suhu tubuhf. Fungsi pembentukan pigmeng. Fungsi keratinisasih. Fungsi pembentukan vit. D

Tirotoksiskosis

Kelenjar tiroid adalah salah satu kelenjar getah bening yang terletak di daerah leher, berdekatan dengan nervus laryngeus rekurrens dan kelenjar paratiroid. Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dan terberat dibandingkan kelenjar lainnya.Terdiri dari dua bagian dengan berat kira-kira 20-30 gram. Kelenjar tiroid ini kaya pembuluh darah dan terdapat sistem limfatik yang berada di dalam kelenjar. Terdapat kedua susunan saraf otonom, akan tetapi saraf simpatik lebih berperan. Sel yang mendominasi kelenjar ini adalah sel folikel. Hormon yang diproduksi adalah tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Produksi hormon ini tergantung pada stimulasi dari tirotropin stimulating hormon (TSH) yang berasal dari hipofisis, di samping hormon ini kelenjar tiroid masih memproduksi tiroglobulin. Sifat hormon T3 dan T4 adalah meningkatkan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Fungsi utamanya adalah sebagai pemicu kelenjar-kelenjar lain agar berfungsi dengan baik, khususnya kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan dn pertumbuhan. Gangguan yang timbul akibat kelenjar tiroid menjadi hiperaktif disebut thyrotoxocosis atau hiperaktif. Menurut para ahli, penyakit ini merupakan salah satu penyakit gangguan kelenjar getah bening yang paling banyak ditemukan. Penderitanya yang paling banyak adalah wanita berusia 20-40 tahun. Pada pemeriksaan laboratorium akan didapati peningkatan kadar hormone tiroid dalam darah.Patofisiologi (buat dalam bentuk Pat Flow, dari etiologi sampai masalah keperawatan)

Penatalaksanaan dan Pengobatan Medis Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena penyebabnya belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal. Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak.

PengobatanSistemika.KortikosteroidKortikosteroid dapat mengontrol psoriasis, dan diindikasikan pada Psoriasis Eritroderma, Psoriasis Artritis, dan Psoriasis Pustulosa Tipe Zumbusch.1,2,6 Dimulai dengan prednison dosis rendah 30-60 mg (1-2 mg/kgBB/hari), atau steroid lain dengan dosis ekivalen.1,6 Setelah membaik, dosis diturunkan perlahan-lahan, kemudian diberi dosis pemeliharaan.1,2 Penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi Psoriasis Pustulosa Generalisata. 2,7

b.SitostatikObat sitostatik yang biasa digunakan ialah metotreksat (MTX).2,16 Indikasinya ialah untuk psoriasis, Psoriasis Pustulosa, Psoriasis Artritis dengan lesi kulit, dan Psoriasis Eritroderma yang sukar terkontrol dengan obat.1,2,6,8 Dosis 2,5-5 mg/hari selama 14 hari dengan istirahat yang cukup. Dapat dicoba dengan dosis tunggal 25 mg/minggu dan 50 mg tiap minggu berikutnya. Dapat pula diberikan intramuskular 25 mg/minggu, dan 50 mg pada tiap minggu berikutnya.1,16Kerja metotreksat adalah menghambat sintesis DNA dengan cara menghambat dihidrofolat reduktase dan dengan demikian menghasilkan kerja antimitotik pada epidermis.6,8,16 Penyelidikan in vitro akhir-akhir ini, metotreksat 10-100 kali lebih efektif dalam menghambat proliferasi sel-sel limfoid.6,8Kontraindikasinya ialah kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoietik, kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya tuberkulosis), ulkus peptikum, kolitis ulserosa, dan psikosis.1,2,6,7Efek samping metotreksat berupa nyeri kepala, alopesia, kerusakan kromosom, aktivasi tuberkulosis, nefrotoksik, juga terhadap saluran cerna, sumsum tulang belakang, hepar, dan lien.2,6,7,8,11 Pada saluran cerna berupa nausea, nyeri lambung, stomatitis ulserosa, dan diare.2,6,7,16 Jika hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan perforasi intestinal.2,6 Sumsum tulang berakibat timbulnya leukopenia, trombositopenia, kadang-kadang anemia.2,16 Pada hepar dapat terjadi fibrosis portal dan sirosis hepatik.2,6,8,13

c.DDSDDS (diaminodifenilsulfon) dipakai sebagai pengobatan Psoriasis Pustulosa tipe Barber dengan dosis 2100 mg/hari.1,2 Efek sampingnya ialah anemia hemolitik, methemoglobinemia, dan agranulositosis.1,2

d.Etretinat(tegison,tigason)Etretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya.2,5 Etretinat efektif untuk Psoriasis Pustular dan dapat pula digunakan untuk psoriasis eritroderma.2,6 Kerja retinoid yaitu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi terminal keratinosit yang pada akhirnya dapat menetralkan stadium hiperproliferasi.5,6 Pada psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.2,5 Retinoid juga memberikan efek anti inflamasi seperti menghambat netrofil.2,6Dosisnya bervariasi : pada bulan pertama diberikan 1mg/kgbb/hari, jika belum terjadi perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi 1 mg/kgbb/hari.2Efek sampingnya berupa kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata, dan hidung kering, kerontokan rambut, cheilitis, pruritus, nyeri tulang dan persendian, peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar (peningkatan enzim hati), hiperostosis, dan teratogenik.2,6,7 Kehamilan hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun setelah obat dihentikan.2,6,7

e.Asitretin(neotigason)Merupakan metabolit aktif etretinat yang utama. Asitretin sebagai monoterapi sangat efektif untuk Psoriasis Eritroderma dan Pustular.2,8,13 Efek sampingnya dan manfaatnya serupa dengan etretinat. Kelebihannya, waktu paruh eliminasinya hanya 2-4 hari, dibandingkan dengan etretinat yang lebih dari 100-120 hari.2,6,8 Dosisnya 0,5 mg/kgbb/hari. Obat ini lebih menjanjikan untuk penderita anak-anak dan wanita usia produktif.6,8f.Siklosporin ADigunakan bila tidak berespon dengan pengobatan konvensional.5,6,8 Efeknya ialah imunosupresif.2,7,16 Dosisnya 1-4 mg/kgbb/hari.6 Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik, gastrointestinal, flu like symptoms, hipertrikosis, hipertrofi gingiva, serta hipertensi.2,6,8,7,16 Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan.2,8g.EritromisinMerupakan antibiotik pilihan karena menghambat efek kemotaksis netrofil dan biasanya pada psoriasis gutata yang rekuren setelah infeksi streptokokus dapat dipertimbangkan untuk pemeriksaan kultur tenggorokan

Pengobatan Topikal

Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkanaktivitas epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.Obat-obatannya mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dankortikosteroid. Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresiepidermopoisis (pembentukan sel-sel epidermis).1. Preparat Ter ( fosil, kayu, batubara )

Mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapatmenimbulkan retardasi dan inhibisi terhadap pertumbuhan jaringanpsoriatik yang cepat. Terapi ter dapat dikombinasikan dengan sinarultraviolet-B yang dosisnya ditentukan secara cermat sehinggamenghasilkan radiasi dengan panjang gelombang antara 280 dan 320nanometer (nm). Selama fase terapi ini pasien dianjurkan untukmenggunakan kacamata pelindung dan melindungi matanya. Pemakaiansampo ter setiap hari yang diikuti dengan pengolesan losion steroid dapatdigunakan untuk lesi kulit kepala. Pasien juga diajarkan untukmenghilangkan sisik yang berlebihan dengan menggosoknya memakaisikat lunak pada waktu amndi.

2. Kortikosteroid ( senyawa fluor )

Topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi. Setelahobat ini dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaranplastik oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plakyang bersisik.

3. Ditranol ( antralin )

Adalah preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crme, Lasan) yang berguna untukmengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparatkortikosteroid atau preparat ter lainnya

4. Pengobatan dengan peyinaran

Terapi psoriasis yang sangat mempengaruhikeadaan umum pasien adalah psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA).Terapi PUVA meliputi pemberian preparat fotosensitisasi (biasanya 8-metoksipsoralen) dalam dosis standar yang kemudian diikuti denganpajanan sinar ultraviolet gelombang panjang setelah kadar obat dalamplasma mencapai puncaknya. Meskipun mekanisme kerjanya tidakdimengerti sepenuhnya, namun diperkirakan ketika kulit yang sudah diobati dengan psoralen itu terpajan sinar ultraviolet A, maka psoralenakan berkaitan dengan DNA dan menurunkan proliferasi sel. PUVA bukanterapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan resiko jangka panjangterjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan prematur kulit.Terapi PUVA mensyaratkan agar psoralen diberikan peroral dansetelah 2 jam kemudian diikuti oleh irradiasi sinar ultraviolet gelombangpanjang denagn intensitas tinggi. (sinar ultraviolet merupakan bagian darispektrum elektromagnetik yang mengandung panjang gelombang yangberkisar dari 180 hingga 400 nm).Terapi sinar ultraviolet B (UVB) juga digunakan untuk mengatasiplak yang menyeluruh. Terapi ini dikombinasikan dengan terapi topikal terbatubara (terapi goeckerman). Efek sampingnya serupa dengan efeksamping pada terapi PUVA. Etretinate (Tergison) adalah obat yang relatif baru (1986). Iaadalah derivat dari Vitamin A. Bisa diminum sendiri atau dikombinasidengan sinar ultraviolet. Hal ini dilakukan pada penderita yang sudahbandel dengan obat obat lainnya yang terdahulu.Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling efektif untukmengobati psoriasis adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat lebih cepat mengalami clearing ataualmost clearing (keadaan dimana kelainan / gejala psoriasis hilang atauhampir hilang). Keadaan ini disebut remisi. Masa remisi fototerapitersebut bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatanlainnya.Pengobatan fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan kombinasiradiasi ultraviolet dan oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya adalahuntuk jangka panjang dapat menimbulkan kanker kulit.Fototerapi UVB konvensional dengan menggunakan sinar UVBbroadband dengan panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktiskarana pasien harus masuk ke dalam light boxCalcipotriolCalcipotriol ialah sintetik vit D yang bekerja dengan menghambat proliferasi sel dan diferensiasi sel terminal, meningkatkan diferensiasi terminal keratinosit, dan menghambat proliferasi keratinosit.2,6,8 Preparatnya berupa salep atau krim 50 mg/g.2 Efek sampingnya berupa iritasi, yakni rasa terbakar dan tersengat, dapat pula telihat eritema dan skuamasi. Rasa tersebut akan hilang setelah beberapa hari obat dihentikan.Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium & Diagnostik)

Pemeriksaan meliputi pemeriksaan bidang dermatopatologi, serologi dankultur. Pada pemeriksaan dermatopatologi dapat ditemukan penebalan lapisanepidermis (akantosis), dan penipisan epidermis pada bagian pemanjangan papiladermal, peningkatan mitosis sel keratinosit, fibroblast dan endothelial, parakerotikhyperkeratosis, serta inflamasi sel dermis (limfosit dan monosit) dan epidermis(limfosit dan polimorfonuklear), membentuk mikroabses Munro pada stratumkorneum.Pemeriksaan serologi dapat ditemukan titer antistreptolisin pada psoriasisgutata akut dengan infeksi streptokokus yang mendahuluinya. Onset mendadakdari psoriasis dapat berhubungan dengan infeksi HIV. Penentuan status serologiHIV hanya diindikasikan pada pasien dengan risiko tinggi. yang asam urat serum meningkat pada 50% pasien, biasanya berkorelasi dengan penyebaran penyakit dapat menyebabkan artritis gout. Penurunan kadar asam urat menunjukkanefektivitas terapi. Pemeriksaan kultur diambil dari tenggorokan untuk mengetahuiinfeksi Streptococcus group A- hemolitikus.Komplikasi

Penyakit ini dapat disertai artritis asimetris pada lebih dari satu sendidengan factor rheumatoid yang negatif. Perubahan akritik ini dapat terjadisebelum atau sesudah munculnya lesi kulit. Hubungan antara arthritis danpsoriasis yang belum dipahami. Komplikasi lainnya berupa keadaan psoriaticeksfoliatif dimana penyakit tersebut berlanjut dengan mengenai seluruhpermukaan tubuh.Malah fisiologik. Psoriasis dapat menimbulkan frustrasi pada pasien;orang yang melihatnya dapat saja mengamati, berkomentar, mengajukanpertanyaan yang menjengkelkan pasien atau bahkan menghindari pasien.Penyakit ini pada akhirnya bisa menghabiskan sumber daya pasien,mempengaruhi pekerjaannya dan membuat hidup pasien sebagai penderitaan.para remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap efek psikologikpenyakit ini. Keluarga juga dapat terkena efek tersebut karena pengobatanyang menghabiskan waktu, pemakaian salep yang mengotori danpengelupasan terus-menerus sehingga dapat mengacaukan kehidupan rumah serta menimbulkan kekesalahan. Frustrasi pasien dapat diekspresikan lewatsikap bermusuhan yang ditujukan kepada petugas kesehatan dan orang lain.

Prognosis Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi psoriasis bersifatkronis dan residif.Psoriasis gutata akut timbul cepat. Terkadang tipe ini menghilang secaraspontan dalam beberapa minggu tanpa terapi. Seringkali, psoriasis tipe iniberkembang menjadi psoriasis plak kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan dapatremisi setelah beberapa bulan atau tahun, dan dapat saja rekurens sewaktu-waktuseumur hidup.Pada psoriasis tipe pustular, dapat bertahan beberapa tahun dan ditandaidengan remisi dan eksaserbasi yang tidak dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris jugadapat berkembang menjadi psoriasis tipe ini. Pasien denan psoriasis pustulosageneralisata sering dibawa ke dalam ruang gawat darurat dan harus dianggapsebagai bakteremia sebelum terbukti kultur darah menunjukkan negatif. Relapsdan remisi dapat terjadi dalam periode bertahun-tahunB. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN (sesuaikan dengan format pengkajian)

Identitas klien dan penanggung jawab

Riwayat Kesehatan (faktor predisposisi dan presipitasi, bagaimana cara klien mengelola kesehatannya)

Riwayat Penyakit (pengalaman dirawat, penyakit keturunan) Pertama kali penyakit seperti ini muncul, faktor pencetus, pengalaman dirawat, penyakit keturunan.Pemeriksaan Fisik (head to toe) a. Pola Persepsi Kesehatan- Adanya riwayat infeksi sebelumya.- Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.- Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.- Adakah konsultasi rutin ke Dokter.- Hygiene personal yang kurang.- Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.b. Pola Nutrisi Metabolik- Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.- Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.- Jenis makanan yang disukai.- Napsu makan menurun.- Muntah-muntah.- Penurunan berat badan.- Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.- Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.c. Pola Eliminasi- Sering berkeringat.- Tanyakan pola berkemih dan bowel.d. Pola Aktivitas dan Latihan- Pemenuhan sehari-hari terganggu.- Kelemahan umum, malaise.- Toleransi terhadap aktivitas rendah.- Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.- Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.

e. Pola Tidur dan Istirahat- Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.- Mimpi buruk.f. Pola Persepsi Kognitif- Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.- Pengetahuan akan penyakitnya.g. Pola Persepsi dan Konsep Diri- Perasaan tidak percaya diri atau minder.- Perasaan terisolasi.h. Pola Hubungan dengan Sesama- Hidup sendiri atau berkeluarga- Frekuensi interaksi berkurang- Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan perani. Pola Reproduksi Seksualitas- Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.- Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress- Emosi tidak stabil- Ansietas, takut akan penyakitnya- Disorientasi, gelisahk. Pola Sistem Kepercayaan- Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah- Agama yang dianutData Fokus ( kemungkinan ditemukan DO & DS )1. Aktivitas / IstirahatGejala : Insomnia, sensitivitas meningkat ; Otot lema, gangguan koordinasi ; Kelelahan beratTanda : Atrofi Otot

2. SirkulasiGejala : Palpitasi, nyeri dada ( angina )Tanda : Disritmia ( vibrilasi atrium ), irama gallop, murmur ; Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia ; Sirkulasi kolaps, syok ( krisis tirotoksikosis )

3. EliminasiGejala : Urine dalam jumlah banyak , Perubahan dalam feses : diare

4. Integritas EgoGejala : Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisikTanda : Emosi labil ( euforia sedang sampai delirium ), depresi

5. Makanan / CairanGejala : Kehilangan berat badan yang mendadak ; Nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntahTanda : Pembesaran tiroid, goiter ; Edema non pitting terutama daerah pretibial

6. NeurosensoriTanda : Bicaranya cepat dan parau ; Gangguan status mental dan perilaku, seperti : bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma ; Tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak ; Hiperaktif refleks tendon dalam ( RTD ).

7. Nyeri / KenyamananGejala : Nyeri orbital, Fotofobia

8. PernapasanTanda : Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea ; Dispnea ; Edema paru ( pada krisis tirotoksikosis ).

9. KeamananGejala : Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan ; Alergi terhadap iodiumTanda : Suhu meningkat diatas 37,4 C, diaforesis ; Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus ; Eksoftalmus ; retraksi, iritasi pada lonjungtiva dan berair, Pruritus, lesi eritema ( sering terjadi pada pretibial ) yang menjadi sangat parah

10. SeksualitasTanda : Penurunan libido, hipomenore, amenore dan impotent

11. Penyuluhan / PembelajaranGejala : Adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid ; Riwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatab antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian ; Riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi ( pneumonia ), trauma, pemriksaan rontgen foto dengan zat kontras

C. ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasisTujuan : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam.

Kriteria Hasil :1. Area terbebas dari infeksi lanjut.2. Kulit bersih, kering, dan lembab

Intervensi :1. Kaji keadaan kulitR/ : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang tepat.2. Kaji keadaan umum dan observasi TTV.R/ : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien.3. Kaji perubahan warna kulit.R/ : Megetahui keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya komplikasi.4. Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.R/ : Membantu mempercepat proses penyembuhan.5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.R/ : Untuk mempercepat penyembuhan.

2. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang ketidakbersihan.Tujuan : Ketakutan teratasi setelah 3 x 24 jam.

Kriteria Hasil :1. Klien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis.2. Dapat menjelaskan pola koping yang efektif dan tidak efektif.3. Mengidentifikasi respons kopingnya sendiri.

Intervensi :1. Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis.R/ : Reaksi fisik kronis terhadap stresor-stresor menunjukkan adanya penyakit kronis dan ketahanan rendah.2. Gunakan sentuhan sebagai toleransi.R/ : Kadang-kadang dengan memegang secara hangat akan menolongnya mempertahankan kontrol.3. Dukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaftif digunakan.R/ : Marah merupakan respon yang adaptif yang menyertai rasa takut.4. Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya.R/ : Dapat mengurangi stres pada pasien.5. Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal.R/ : Ketepatan dalam menggunakan koping merupakan salah satu cara mengurangi ketakutan.6. Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa takutnya.R/ : Kesadaran akan faktor penyebabkan ketakutan akan memperkuat kontrol dan mencegah perasaan takut yang makin memuncak

3. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasisTujuan : Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam

Kriteria Hasil :1. Pasien tampak rileks2. Pasien mendemonstrasikan/menunjukan kemampuan mengatasi masalah dan menggunakan sumber-sumber secara efektif3. Tanda-tanda vital normal4. Pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

Intervensi :1. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkinR/ : Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan lebih realistis2. Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTVR/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya3. Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang bebas, misalnya rasa marah, takut, raguR/ : Agar pasien merasa diterima4. Jelaskan semua prosedur dan pengobatanR/ : Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman dapat menyebabkan timbulnya ansietas5. Diskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalahR/ : Mengurangi kecemasan pasien

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jamKriteria Hasil :1. Dapat berinteraksi seperti biasa.2. Rasa percaya diri timbul kembali.

Intervensi :1. Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain.R/ : Mengetahui tingkat ketidakpercayaan diri pasien dalam menentukan intervensi selanjutnya.2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.R/ : Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-pasien.3. Beri harapan dalam parameter situasi individu.R/ : Meningkatkan perilaku positif4. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan.R/ : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.5. Dorong interaksi keluarga.R/ : Mempertahankan garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-menerus pada pasien.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

Tujuan : Pengetahuan pasien bertambahKriteria Hasil :1. Pasien menunjukkan pemahaman akan penyakitnya.2. Pasien menunjukkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Intervensi :1. Kaji ulang pengobatan.R/ : Pengulangan memungkinkan kesempatan untuk bertanya dan meyakinkan pemahaman yang akurat.2. Ajar tanda dan gejala serta kemungkinan yang dapat menimbulkan inflamasi.R/ : Agar pasien memahami dan mencegah faktor resiko inflamasi serta dapat mengantisipasi secara dini kelanjutan keadaan tersebut.3. Diskusikan jadwal pengobatan.R/ : Agar pasien dapat menentukan waktu yang tepat untuk terapi sehingga memahami fungsi terapi yang diikuti.4. Diskusikan tentang peningkatan jadwal kunjungan ke Dokter.R/ : Agar pasien lebih mengerti akan kondisinyaC. DAFTAR PUSTAKA (minimal 3 text book) Barbara, C. Long.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, JakartaDe Jong. W, Sjamsuhidajat. R., 1998., Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi., EGC., JakartaDjokomoeljanto, 2001., Kelenjar Tiroid Embriologi, Anatomi dan Faalnya., Dalam : Suyono, Slamet (Editor)., 2001., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.,FKUI., Jakarta

Djuanda, Adhi. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.

http://www.medicinenet.com/psoriasis/page2.htm#what_causes_psoriasiswww.psoriasis.or.idFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

Format Laporan Pendahuluan

Penebalan epidermis stratum korneum

Pelebaran pembuluh darah dermis bagian atas

Mitosis sel basal

Sel kulit berproliferasi & migrasi

Ketakutan

Epidermis menebal (bersisik perak)gangguan konsep diri

Kurang pengetahuan

Kerusakan integritas kulitAnsietas