Definisi Etiologi Woc Trauma Ekstermitas

7
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Trauma ekstremitas adalah trauma yang mengakibatkan cedera pada ekstremitas. Secara umum dikenal dalam bentuk : Fraktur Dislokasi Amputasi 2.2 Etiologi 1. Fraktur Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. a. Klasifikasi Etiologis 1. Fraktur Traumatik. Akibat Trauma Tiba- Tiba 2. Fraktur Patologis. Terjadi Karena Kelemahan Tulang Akibat Adanya Kelainan Patologi Pada Tulang 3. Fraktur Stress. Akibat Trauma Yang Terus Menerus Pada Suatu Daerah Tertentu. b. Klasifikasi klinis 1. Fraktur Tertutup. Tidak Mempunyai Hubungan Dengan Dunia Luar.

description

TRAUMA EKSTERMITAS

Transcript of Definisi Etiologi Woc Trauma Ekstermitas

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DefinisiTrauma ekstremitas adalah trauma yang mengakibatkan cedera pada ekstremitas. Secara umum dikenal dalam bentuk : Fraktur Dislokasi Amputasi

2.2 Etiologi 1. FrakturFraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.a. Klasifikasi Etiologis 1. Fraktur Traumatik. Akibat Trauma Tiba-Tiba2. Fraktur Patologis. Terjadi Karena Kelemahan Tulang Akibat Adanya Kelainan Patologi Pada Tulang3. Fraktur Stress. Akibat Trauma Yang Terus Menerus Pada Suatu Daerah Tertentu.b. Klasifikasi klinis1. Fraktur Tertutup. Tidak Mempunyai Hubungan Dengan Dunia Luar.2. Fraktur Terbuka. Berhubungan Dengan Dunia Luar Melalui Luka.3. Fraktur Dengan Komplikasi. Fraktur Yang Disertai Komplikasi Seperti Infeksi, Mal-Union, Delayed Union, Non-Union.c. Klasifikasi radiologis1. Berdasarkan lokalisasi Diafiseal Metafiseal Intra-artikuler Fraktur dengan dislokasi2. Berdasarkan konfigurasi Fraktur transversal Fraktur oblik Fraktur spiral Fraktur Z Fraktur komunitif Fraktur baji Fraktur avulse Fraktur depresi Fraktur impaksi Fraktur pecah (burst) Fraktur segmental Fraktur epifisis2. DislokasiDislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).3. AmputasiTraumatik amputasi adalah terbuangnya suatu bagian tubuh, anggota tubuh akibat trauma.

2.3 Manifestasi Klinis 1. FrakturLewis (2006) menyampaikan manifestasi klinik fraktur adalah sebagai berikut: Nyeri Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya. Bengkak / edema. Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa (protein plasma) yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya. Memar / ekimosis Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya. Spame otot Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadi disekitar fraktur. Penurunan sensasi Terjadi karena kerusakan syaraf, tertekannya syaraf karena edema. Gangguan fungsi Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur, nyeri atau spasme otot, paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf. Mobilitas abnormal Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang. Krepitasi Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan. Deformitas Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya. Gambaran X-ray menentukan fraktur Gambaran ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur2. Dislokasi Nyeri Perubahan kontur sendi Perubahan panjang ekstremitas Kekakuan Kehilangan mobilitas abnormal Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

PatofisiologiMenurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989). Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periosteum dan jaringan tulang yang mengitari fraktur. Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf. Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan exercise sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana cedera olahraga menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompresi jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan sebagai dislokasi.Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian dalam melakukan suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman memungkinkan terjadi dislokasi. Trauma kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompres jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal yang menyebabkan dislokasi.WOC