Halal Haram Memakai Azimat

download Halal Haram Memakai Azimat

of 2

Transcript of Halal Haram Memakai Azimat

  • 8/19/2019 Halal Haram Memakai Azimat

    1/2

    Halal-Haram Memakai Hizib dan Azimat 

    23.50 | Asma , Asmak  , Cerita Sepiritual , Kabar Gaib , Serba-Serbi Laduni , Wawasan Sepiritual 

    Mengamalkan doa-doa, hizib dan memakai azimat pada dasanya tidak lepas dari ikhtiar atau

    usaha seorang hamba, yang dilakukan dalam bentuk doa kepada Allah SWT. Jadi sebenanya,

    membaca hizib, dan memakai azimat, tidak lebih sebagai salah satu bentuk doa kepada Allah

    SWT. Dan Allah SWT sangat menganjurkan seorang hamba untuk berdoa kepada-Nya. AllahSWT berfirman:

                

    “Berdoalah kamu, niscaya Aku akan mengabulkannya untukmu”. (QS al-Mu‟min: 60) 

    Ada beberapa dalil dari hadits Nabi yang menjelaskan kebolehan ini. Diantaranya adalah:

    :                 ”                        :            

         

     

      

        

      :

      

      

             

    Dari Auf bin Malik al-Asja‟i, ia meriwayatkan bahwa pada zaman Jahiliyah, kita selalu membuatazimat (dan semacamnya). Lalu kami bertanya kepada Rasulullah, bagaimana pendapatmu (ya

    Rasul) tentang hal itu. Rasul menjawab, ”Coba tunjukkan azimatmu itu padaku. Membuat azimattidak apa-apa selama di dalamnya tidak terkandung kesyirikan.” (HR Muslim [4079]). 

    Dalam At-Thibb an-Nabawi, al-Hafizh al-Dzahabi menyitir sebuah hadits:

    Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

    ”Apabila salah satu di antara kamu bangun tidur, maka bacalah (bacaan yang artinya): Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah SWT yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya,

    dari perbuatan jelek yang dilakukan hamba-Nya, dari godaan syetan serta dari kedatangannya padaku. Maka syetan itu tidak akan dapat membahayakan orang tersebut.” 

    Abdullah bin Umar mengajarkan bacaan tersebut kepada anakanaknya yang baligh. Sedangkan

    http://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/2012/05/halal-haram-memakai-hizib-dan-azimat.htmlhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/2012/05/halal-haram-memakai-hizib-dan-azimat.htmlhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmahttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmahttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmahttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmakhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmakhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmakhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Cerita%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Cerita%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Cerita%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Kabar%20Gaibhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Kabar%20Gaibhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Kabar%20Gaibhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Serba-Serbi%20Ladunihttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Serba-Serbi%20Ladunihttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Serba-Serbi%20Ladunihttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Wawasan%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Wawasan%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Wawasan%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Wawasan%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Serba-Serbi%20Ladunihttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Kabar%20Gaibhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Cerita%20Sepiritualhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmakhttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/search/label/Asmahttp://pusaka-gunung-jati.blogspot.co.id/2012/05/halal-haram-memakai-hizib-dan-azimat.html

  • 8/19/2019 Halal Haram Memakai Azimat

    2/2

    yang belum baligh, ia menulisnya pada secarik kertas, kemudian digantungkan di lehernya. (At-

    Thibb an-Nabawi, hal 167).

    Dengan demikian, hizib atau azimat dapat dibenarkan dalam agama Islam. Memang ada hadits

    yang secara tekstual mengindikasikan keharaman menggunakan azimat, misalnya:

                                          

    Dari Abdullah, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “„Sesungguhnya hizib,azimat dan pelet, adalah perbuatan syirik.” (HR Ahmad [3385]). 

    Mengomentari hadits ini, Ibnu Hajar, salah seorang pakar ilmu hadits kenamaan, serta paraulama yang lain mengatakan: “Keharaman yang terdapat dalam hadits itu, atau hadits yang lain,adalah apabila yang digantungkan itu tidak mengandung Al-Qur‟an atau yang semisalnya.

    Apabila yang digantungkan itu berupa dzikir kepada Allah SWT, maka larangan itu tidak berlaku. Karena hal itu digunakan untuk mengambil barokah serta minta perlindungan dengan

     Nama Allah SWT, atau dzikir kepado- Nya.” (Faidhul Qadir, juz 6 hal 180-181).

    lnilah dasar kebolehan membuat dan menggunakan amalan, hizib serta azimat. Karena itulah para ulama salaf semisal Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Taimiyyah juga membuat azimat.

    A-Marruzi berkata, ”Seorang perempuan mengadu kepada Abi Abdillah Ahmad bin Hanbal bahwa ia selalu gelisah apabila seorang diri di rumahnya. Kemudian Imam Ahmad bin Hanbal

    menulis dengan tangannya sendiri, basmalah, surat al-Fatihah dan mu‟awwidzatain (surat al-Falaq dan an- Nas).” Al-Marrudzi juga menceritakan tentang Abu Abdillah yang menulis untukorang yang sakit panas, basmalah, bismillah wa billah wa Muthammad Rasulullah, QS. al-Anbiya: 69-70, Allahumma rabbi jibrila dst. Abu Dawud menceritakan, “Saya melihat azimatyang dibungkus kulit di leher anak Abi Abdillah yang masih kecil.” Syaikh Taqiyuddin IbnuTaimiyah menulis QS Hud: 44 di dahinya orang yang mimisan (keluar darah dati hidungnya),dst.” (Al-Adab asy-Syar‟iyyah wal Minah al-Mar‟iyyah, juz II hal 307-310).

     Namun tidak semua doa-doa dan azimat dapat dibenarkan. Setidaknya, ada tiga ketentuan yangharus diperhatikan.

    Harus menggunakan Kalam Allah SWT, Sifat Allah, Asma Allah SWT ataupun sabda Rasulullah

    SAW.

    Menggunakan bahasa Arab ataupun bahasa lain yang dapat dipahami maknanya.Tertanam keyakinan bahwa ruqyah itu tidak dapat memberi pengaruh apapun, tapi (apa yang

    diinginkan dapat terwujud) hanya karena takdir Allah SWT. Sedangkan doa dan azimat itu hanya

    sebagai salah satu sebab saja.” (Al-Ilaj bir-Ruqa minal Kitab was Sunnah, hal 82-83).