keperawatan jiwa Home Visit

download keperawatan jiwa Home Visit

of 14

description

keperawatan jiwa kunjungan rumah

Transcript of keperawatan jiwa Home Visit

191

PROPOSAL HOME VISITEPENDIDIKAN KESEHATANPENDERITA GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL

DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN DI RUMAH

Disusun Oleh :1. Alifa Farikhah

P27220011 1112. Estrika Parmandani

P27220011 1243. Firda Rizky Amalia

P27220011 1254. Laily Mukaramah

P27220011 1335. Mentari Ayu S

P27220011 1356. Muzaroah Ermawati UP27220011 1367. Novi Andrianto

P27220011 1398. Nur Shoimah

P27220011 1419. Prasetyo Agung N

P27220011 14310. Putri Waskitho Jati

P27220011 14411. Saadilah Tunjung N

P27220011 14912. Samsul Arifin

P27220011 150DIV KEPERAWATAN INTENSIVE

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA2014

PENDIDIKAN KESEHATAN

PENDERITA GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL

DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN DI RUMAH

A. LATAR BELAKANG

Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan dalam pikiran, perasaan dan perilaku umumnya berlebihan, berkurang atau tidak normal. Gangguan jiwa ada berbagai macam diantaranya waham, halusinasi, perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, defisit perawatan diri. Gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor biologis, biokimia, lingkungan. Gangguan jiwa tersebut mempunyai berbagai macam tanda dan gejala yang berbeda-beda. Jika penyakit jiwa kambuh dapat menimbulkan berbagai efek yang dapat menimbulkan keresahan ataupun ketakutan di masyarakat, karena terkadang jika pasien jiwa kambuh mereka merusak ataupun mengamuk. Gangguan jiwa dapat muncul dan kambuh secara tiba-tiba, adapun kekambuhan dari gangguan jiwa biasanya disebabkan karena ketidakpatuhan penderita dalam minum obat, penolakan lingkungan keluarga, dan kurang pengetahuan dari keluarga (Kelliat, 2009). Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita gangguan jiwa di dunia pada 2001 adalah 450 juta jiwa. Dengan mengacu data tersebut, kini jumlah itu diperkirakan sudah meningkat. Diperkirakan dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, ada sekitar 50 juta atau 22 persennya, mengidap gangguan kejiwaan (Hawari, 2009).Gangguan jiwa dengan isolasi sosial merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang juga banyak terjadi. Gangguan jiwa dengan isolasi sosial dipengaruhi oleh faktor perkembangan dan sosial budaya. Faktor perkembangan yang terjadi adalah kegagalan individu sehingga terjadi tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis putus asa terhadap hubungan dengan orang lain. Biasanya disebabkan oleh, perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak. Manifestasi klinik pada klien dengan isolasi sosial adalah apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, banyak diam diri di kamar, menunduk, menolak hubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang posisi tidur seperti janin (menekur). Dan resiko dari gangguan jiwa isolasi sosial adalah terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Maka diperlukan perawatan yang tepat untuk penderita gangguan jiwa dengan isolasi sosial ini. Perawatan di rumah dan peran dari lingkungan sekitar merupakan salah satu hal penting yang mempengaruhi kesembuhan penderita gangguan jiwa dengan isolasi sosial. Hal inilah yang melatarbelakangi kami dalam mengambil judul Pendidikan Kesehatan Penderita Gangguan Jiwa dengan Isolasi Sosial dalam Mencegah Kekambuhan Di Rumah

B. TUJUAN KEGIATAN

1. Tujuan Umum:

Setelah proses pembelajaran keluarga/klien mampu memahami dan berperan serta dalam merawat klien dengan gangguan jiwa isolasi sosial.2. Tujuan Khusus:

Setelah proses pembelajaran keluarga mampu:

a. Memahami pengertian dan ciri sehat jiwa serta gangguan jiwa dengan isolasi sosial.

b. Memahami faktor penyebab terjadinya kekambuhan pada pasien gangguan jiwa dengan isolasi sosial.c. Memahami alasan dan akibat penderita gangguan jiwa dengan isolasi sosial harus minum obat secara rutin.

C. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan ini adalah keluarga dan klien yang pernah mengalami gangguan jiwa dengan isolasi sosial.D. BENTUK KEGIATAN

1. Pembentukan grup atau kelompok diskusi

2. Perkenalan masing-masing anggota kelompok

3. Eksplorasi tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit yang dialami klien4. Eksplorasi cara keluarga yang biasa dilakuan untuk mencegah kekambuhan klienE. ALAT PERAGA

Alat yang digunakan dalam pendidikan kesehatan ini adalah :LeafletF. METODE

Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.G. PERENCANAAN WAKTU

Hari / tanggal:Kamis, 20 Maret 2014

Tempat:Rumah Pasien Ny. MWaktu:Jam 11.00-11.45 WIB Setting

:

1. Diskusi awal

: 10 menit

2. Aktivitas inti

: 25 menit

3. Evaluasi

: 10 menit

Jumlah total waktu yang diperlukan : 45 menit H. ORGANISASI

Presentator: Putri Waskitho JatiModerator: Prasetyo Agung NNotulen: Estrika Parmandani

I. SASARAN

Klien dan keluarga klien Ny.MJ. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN

TahapKegiatan PerawatKegiatan keluargaWaktu

Pembukaan1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

4. Memberi kesempatan untuk bertanya

5. Apersepsi 1. Menjawab salam

2. Mendengar3. Mendengar

4. Bertanya5. Menjawab 10 menit

Inti1. Menjelaskan mengenai materi penyuluhan yang terdiri dari : pengertian dan ciri sehat jiwa dan gangguan jiwa, alasan dan akibat penderita gangguan jiwa harus minum obat secara rutin, faktor penyebab terjadinya kekambuhan pada pasien gangguan jiwa, hal yang harus dilakukan oleh keluarga jika penderita menolak minum obat, peran keluarga bagi penderita gangguan jiwa di rumah.

2. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.3. Menjawab pertanyaan yang diajukan keluarga.1. Mendengarkan dan memperhatikan2. Mengajukan pertanyaan3. Mendengarkan dan memperhatikan25 menit

Penutup1. Evaluasi secara lisan2. Memberi pujian

3. Menyimpulkan

4. Memberi salam penutup1. Menjawab pertanyaan2. Menjawab salam

10 menit

K. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

1) Keluarga berkumpul ditempat yang sudah disesuaikan saat kontrak.

2) Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di rumah Ny. M3) Sarana dan prasarana memadai.

2. Evaluasi proses

1) Moderator memberi salam dan memperkenalkan diri.

2) Moderator menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

3) Moderator melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme penyuluhan.

4) Moderator menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.

5) Penyaji menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui peserta tentang penanganan resiko perilaku kekerasan.6) Penyaji menjelaskan tentang hal yang dapat dilakukan untuk menangani resiko perilaku kekerasan di rumah.

7) Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan kesehatan.

8) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai selesai.

9) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Evaluasi Hasil

a. Peserta memahami tentang cara membantu sosialisasi (interaksi sosial) pasien gangguan jiwa setelah perawatan di rumah sakit.

b. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan kesehatan sesuai yang diharapkan minimal 3 orang.

c. Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai.DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.Keliat, B. A, (2011). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC

Nurjannah I. (2004) Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Mocomedia.

Soekarto. A (2003). Psikiatri Klinik Ed.3. Yogyakarta : Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK.

Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC.

Suliswati, Dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan jiwa. Edisi I. Jakarta: EGC.

Yosep, I. (2012). Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama.Lampiran Materi

PENDIDIKAN KESEHATAN

PENDERITA GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIALDALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN DI RUMAHA.Pengertian Sehat Jiwa

Sehat jiwa adalah kondisi seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan dlm pengendalian diri serta terbebas dari stres yang serius (Yosep, 2012).

B. Ciri-ciri Sehat Jiwa

Ciri-ciri sehat jiwa menurut Yosep (2012) antara lain:

a. Sikap positif terhadap diri sendiri

b. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri

c. Integrasi (keseimbangan/keutuhan)

d. Otonomi

e. Persepsi realistis

f. Kecakapan dalam adaptasi lingkungan

C. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2012). Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.Isolasi Sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. (Yosep, 2012).D. Ciri-ciri Gangguan Jiwa

Ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa menurut Soekarto (2003) antara lain:

1. Gangguan fungsi tubuh

a. Sukar tidur

b. Tidak nafsu makan dan makanya hanya sedikit

c. Buang air kecil lebih sering, ngompol, sulit buang air besar (sembelit)

2. Ganguan fungsi mental

a. Perilaku aneh membuat keluarga, orang lain malu dan bingung, membahayakan diri dan orang lain

b. Aktif sekali, gelisah, mengancam tanpa tujuan, hilang minat terhadap kegiatan sehari-hari dan lingkungan

c. Duduk atau berbaring berjam-jam atau menolak untuk bergerak.

d. Banyak bicara atau diam, pembicaraan sulit dimengerti dan tidak berhubungan.

e. Menunjukan sedih atau gembira yang berlebihanmungkin mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak dapat dirasakan oleh orang lain

f. Melupakan hal-hal yang penting

g. Tidak mampu mengambil keputusan

h. Perubahan tingkat kesadaran

3. Perubahan pribadi dan sosial

Mengabaikan kebutuhan tubuh dan kebersihan diri seperti tidak mau mencuci, menyisir rambut, menolak mandi atau berganti pakaian.E. Tanda dan gejala isolasi sosial:Tanda dan gejala gangguan jiwa dengan isolasi sosial menurut Soekarto (2003) adalah :1. Tidak memiliki teman dekat

2. Menarik diri

3. Tidak komunikatif

4. Tindakan berulang dan tidak bermakna

5. Asyik dengan pikirannya sendiri

6. Tak ada kontak mata

7. Tampak sedih, afek tumpul8. Apatis, menyendiri, banyak diam diri di kamar9. Menunduk dan menolak hubungan dengan orang lain10. Perawatan diri kurang posisi tidur seperti janin (menekur).F. Alasan Penderita Gangguan Jiwa Harus Minum Obat Secara Rutin:

1. Untuk memacu atau mengahambat fungsi mental yang terganggu

2. Memperbaiki kondisi penderitaF. Akibat Jika Pasien Tidak Teratur Atau Berhenti Minum ObatKetidakteraturan minum obat dapat menimbulkan kekambuhan

G. Faktor yang Menyebabkan Kekambuhan Penderita1. Penderita

a. Kepatuhan pengobatan yang kurang

b. Tipe kepribadian (tertutup atau terbuka)

c. Masalah yang dihadapi selama di rumah

2. Keluarga dan lingkungan

a. Penolakan terhadap penderita gangguan jiwaseperti pengucilan, diejek,tidak diterima.

b. Komunikasi tidak terbuka, tidak melibatkan penderita dalam pergaulan.

c. Kurang atau tidak memberikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan penderita, kurang memberikan pujian terhadap kemampuan positif penderita.3. Kurang pengetahuan keluarga tentang pola perilaku penderita dan penangananya, pengawasan minum obatI. Peran Keluarga dan Lingkungan Sekitar1. Memberikan perhatian dan rasa kasih sayang dan penghargaan sosial kepada penderita

2. Mengawasi kepatuhan penderita dalam minum obat.

3. Bantu penderita untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan

4. Beri kegiatan yang positif untuk mengisi waktu penderita dirumah.

5. Jangan biarkan penderita menyendiri, libatkan dalam kegiatan sehari-hari.

6. Memberikan pujian jika penderita melakukan hal yang positif.

7. Jangan mengkritik penderita jika penderita melakukan kesalahan.

8. Menjauhkan penderita dari pengalaman atau keadaan yang menyebabkan penderita merasa tidak berdaya dan tidak berarti

9. Membawa penderita untuk kontrol rutin kepelayanan kesehatan