Laporan Bedah Perio
-
Upload
lita-damafitra -
Category
Documents
-
view
244 -
download
18
description
Transcript of Laporan Bedah Perio
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
1/44
BAB I. PENDAHULUAN
Skenario I
Seorang perempuan usia 21 tahun datang ke RSGM Universitas Jember
dengan keluhan gusi berdarah saat menggosok gigi pada gusi atas depan dekat
langit-langit sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu dan belum pernah dilakukan
perawatan sebelumnya. Pada pemeriksaan klinis terdapat kemerahan gingiva
margin, pembengkakan dan perdarahan saat probing pada palatal interdental 11,
21, 22, 23 dan 24, poket periodontal distal 21, mesial 22, distal 22, dan mesial 23
sedalam 6 mm, oral hygiene sedang, stippling masih ada dan palpasi tidak sakit.
Pada rontgen periapikal terdapat resorbsi horizontal tulang alveolar kurang dari
setengah panjang akar pada interdental 21, 22 dan 23. Dokter gigi yang
memeriksa memberitahukan perlu adanya perawatan pada daerah yang dikeluhkan
tersebut.
STEP 1 (Mengklarifikasi Istilah/ Konsep)
1. Stippling:Merupakan gambaran gingiva sehat yang memiliki tekstur seperti
kulit jeruk dan tidak beraturan. Gambaran tersebut dapat dilihat ketika
gingiva dalam keadaan kering. Gambaran khas berupa bintik-bintik atau
lekukan kecil pada gingiva cekat ini dikarenakan oleh adanya tarikan
serat-serat kolagen dengan sementum atau tulang.
2. Gingival margin:Merupakan tepi gingival selebar 1-2 mm disekitar servikal gigi dan
dinding eksternal servikal gingival sedalam 0,2 mm.
3. Perawatan periodontal fase II:Merupakan perawatan penyakit periodontal yang pada prosedurnya
dilakukan tindakan bedah.
4. Periapikal:Merupakan daerah pada apeks gigi.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
2/44
5. Resorbsi horizontal:Merupakan penurunan tulang alveolar dimana seluruh puncak
tulang alveolar berkurang secara menyeluruh.
6. Poket periodontal:Merupakan pendalaman sulkus gingiva secara patologis.
7. Interdental:Merupakan daerah pada gigi yang terletak antara aproximal dari
gigi-gigi yang berdekatan.
STEP 2 (Menetapkan Permasalahan)
1. Apa diagnosa kasus pada skenario diatas?2. Apa saja tahapan-tahapan perawatan periodontal fase II dan apa
tujuannya?
3. Apakah perlu dilakukan perawatan pendahuluan pada perawatanperiodontal fase II?
4. Apa rencana perawatan kasus pada skenario diatas dan apa dasarpertimbangan dokter gigi merencanakan perawatan tersebut ? Apa saja
indikasi dan kontraindikasi dari perawatan yang dipilih?
5. Bagaimana kriteria tingkat keparahan poket periodontal?STEP 3 (Menjawab Permasalahan)
1. Hasil pemeriksaan kasus pada skenario:a. Kemerahan pada gingiva margin
b. Pembengkakan dan perdarahan pada palatal interdental gigi 11, 21, 22,23, dan 24
c. Terdapat poket periodontal pada distal gigi 21, mesial gigi 22, distalgigi 22 dan mesial gigi 23 sedalam 6 mm
d. Stippling masih adae. Palpasi tidak sakit
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
3/44
f. Pada pemeriksaan rontgen periapikal, terdapat resorbsi horizontaltulang alveolar kurang dari setengah panjang pada interdental gigi 21,
22 dan 23.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas, dapat didiagnosa bahwa pasien
dalam kasus pada skenario diatas mengalami penyakit periodontal yaitu
periodontitis kronis.
2. Tujuan perawatan periodontal fase II:a. Untuk menyehatkan jaringan periodontal
b. Untuk mengeliminasi poket sehingga menghilangkan retensi plakc. Untuk mengembalikan fungsi mastikasi, karena jika terdapat resorbsi
tulang alveolar, maka fungsi pengunyahan akan berjalan tidak normal
dikarenakan tulang alveolar merupakan salah satu pendukung fungsi
pengunyahan
d. Untuk mengembalikan estetikae. Untuk menghilangkan inflamasif. Untuk memicu pembentukan jaringan periodontal baru atau regenerasi
jaringan periodontal
g. Untuk menghaluskan akarh. Untuk mengeliminir penyekit periodontal dengan mengeliminasi faktor
iritans yang tidak dapat dihilangkan pada perawatan periodontal fase I,
seperti kalkulus di akar gigi, sehingga dapat dilakukan bedah pada
bagian yang tidakl dapat dilihat secara langsung
i. Untuk mengoreksi masalah morfologi dengan mempertimbangkanfaktor estetik.
3. Perlu dilakukan perawatan pendahuluan seperti DHE, scaling danrootplaning untuk menghilangkan faktor etiologi penyakit periodontal.
Karena tanpa menhilangkan faktor etiologi, penyakit periodontal tidak
akan mudah disembuhkan. Perawatan periodontal fase I juga berhubungan
dengan perawatan periodontal fase II.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
4/44
Selain itu, juga dilihat apakah pasien memiliki penyakit sistemik atau
tidak. Jika pasien memiliki penyakit sistemik, maka harus dilakukan
tindakan pengontrolan terlebih dahulu dengan dokter yang merawat pasien
tersebut sebelum dilakukan tindakan bedah.
4. Rencana perawatan kasus pada skenario:a. Perawatan periodontal fase I, dapat dilakukan tindakan perawatan
dengan pemberian DHE (Dental Health Education), scaling dan juga
root planing.
b. Evaluasi, untuk menilai keberhasilan perawatan periodontal fase I. jikasetelah perawatan periodontal fase I, penyakit periodontal dapat
disembuhkan, maka langsung dilanjutkan pada perawatan periodontal
fase IV. Namun, jika setelah dilakukan perawatan periodontal fase I
penyakit periodontal yang diderita pasien masih belum dapat
disembuhkan, maka dapat dilanjutkan pada perawatan periodontal fase
III.
c. Perawatan periodontal fase II- Gingivektomi, dilakukan karena pada kasus skenario diatas
didapatkan adanya pembengkakan gingiva dan adanya poket
periodontal sedalam 6 mm. Sedangkan perawatan gingivektomi
sendiri bertujuan untuk mengeliminasi adanya gingival
enlargement. Sehingga diperkirakan gingivektomi merupakan
perawatan bedah pilihan untuk kasus skenario diatas.
- Kuretase, dilakukan karena perawatan kuretase bertujuan untukmenghilangkan poket periodontal dengan dinding poket yang
terinflamasi sehingga memudahkan perlekatan kembali dari serat-
serat periodontal ke permukaan gigi.
d. Perawatan periodontal fase IV (fase pemeliharaan), tindakan yangdilakukan yaitu kontrol periodic untuk memantau keberhasilan
perawatan atau kemungkinan kekambuhan penyakit pasca
pembedahan.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
5/44
Indikasi dan kontraindikasi perawatan periodontal fase II:
a. Gingivektomi:- Indikasi:
o Untuk menghilangkan poket suprabony yang kedalamannyalebih dari 4 mm.
o Jika dinding poket merupakan dinding fibrous.- Kontraindikasi:
o Untuk perawatan yang tidak membutuhkan pembedahanatau evaluasi morfologi tulang.
o Jika ada pertimbangan estetik pada gigi anterior rahangatas.
o Jika poket periodontal berada di mucogingival junction.o Jika dinding poket mengalami inflamasi.
b. Kuretase:- Indikasi:
o untuk menghilangkan suprabony poket pada dindinginflamasi.
o untuk menghilangkan epitel lining dinding poket untukreattachment yang lebih bagus.
- Kontraindikasi:o Jika dinding poket periodontal merupakan dinding fibrotik.o Jika dasar poket periodontal dalam dan sulit dijangkau.o Jika poket periodontal dalam dan meluas pada mukosa
alveolar.
o Jika poket periodontal dengan dinding poket yang tipis.
5. Tingkat keparahan poket:Kedalaman sulkus gingival secara normal yaitu 3mm, jika melebihi
kedalaman 3 mm maka disebut poket periodontal. Poket periodontal
sedalam 5 mm dapat dikatakan kedalaman poket yang sedang. Jika
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
6/44
kedalaman poket sebesar 6 mm, kemungkinan sudah terdapat mobilitas
gigi (kegoyangan gigi derajat 2) dan pergerakan gigi, serta terjadi
kehilangan perlekatan.
Derajat kedalaman poket periodontal:
4-6 mm : kedalaman poket sedang
6 mm : kedalaman poket berat.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
7/44
STEP 4 (Menarik Kesimpulan Langkah/ Maping)
GingivektomiKuretase
KontraindikasiIndikasi
Pemeriksaan
Diagnosa:
Periodontitis Kronis
Rencana Perawatan
Terapi
Fase I
Evaluasi
Terapi
Fase II
Terapi
Fase IV
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
8/44
STEP 5 (Menentukan Tujuan Belajar)
1. Mampu mengetahui macam-macam perawatan bedah periodontalsederhana.
2. Mampu menjelaskan definisi serta dasar pemikiran dari masing-masingperawatan periodontal fase II.
3. Mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari masing-masingperawatan periodontal fase II.
4. Mampu menjelaskan prosedur dari masing-masing perawatan periodontalfase II.
5. Mampu menjelaskan respon jaringan pasca bedah dari masing-masingperawatan periodontal fase II.
6. Mampu menjelaskan perawatan pasca bedah periodontal.STEP 6 (Belajar Mandiri)
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
9/44
BAB II. PEMBAHASAN
(STEP 7)
II.1 Macam-macam bedah periodontal sederhana, yaitu:
o Gingivektomi.o Gingival Kuretase.o Operkulektomi.
II.2 Definisi dan Dasar Pemikiran Perawatan Periodontal Fase II
II.2.1 Gingivektomi
- Definisi Gingivektomi:o Gingivektomi adalah penghilangan dari seluruh dinding
jaringan lunak pada poket (Manson, 1993: 178).
oGingivektomi berarti mengeksisi gingiva denganmenghilangkan dinding poket untuk memelihara visibilitas
dan aksesbilitas untuk penghilangan kalkulus dan
penghalusan akar dengan baik serta menciptakan
lingkungan yang baik untuk penyembuhan gingival dan
perbaikan kontur (Carranza, 2002: 749).
o Gingivektomi adalah eksisi jaringan gingival yang berlebihuntuk menciptakan margin gingival yang baru. Dilakukan
bila suatu gingivitis tidak berhasil dirawat dengan
perawatan biasa dan perbaikan prosedur hygiene oral, atau
pada kasus hyperplasia gingival (Harty, 1995: 139).
o Gingivektomi adalah suatu metode menghilangkan poketyang mana diperlukan untuk menghilangkan penyakit
gingiva dimana ada pembentukan dinding poket (Glickman,
1962: 644).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
10/44
- Dasar Pemikiran Gingivektomi:Dengan menghilangkan poket, gingivektomi memudahkan
aksesbilitas dan visibilitas untuk penghilangan kalkulus dan
penghalusan akar serta menciptakan lingkungan yang baik untuk
penyembuhan gingival dan perbaikan kontur (Carranza, 2002:
749).
Gingivektomi dapat menghilangkan dinding jaringan lunak,
sehingga dapat mengurangi kedalaman poket (Manson, 1993: 177).
a. Gingival Kuretase- Definisi Gingival Kuretase:
o Gingival kuretase adalah pengerokan dinding gingival daripoket periodontal untuk menghilangkan jaringan granulasi
yang mengalami inflamasi kronis di dinding lateral poket
periodontal. Gingival kuretase dan subgingival kuretase
memiliki perbedaan. Gingival kuretase terdiri dari
pembuangan jaringan lunak lateral yang terinflamasi dari
dinding poket. Sedangkan subgingival kuretase mengarah
pada prosedur yang dilakukan pada bagian apical dari
perlekatan epitel, dengan memotong perlekatan dari
jaringan ikat hingga puncak tulang (Carranza, 2002: 744).
o Gingival kuretase adalah pengerokan dinidng tulang suatukavitas oleh kuret agar dapat menghilangkan jaringan atau
tulang yang meradang (Harty, 1995: 83).
o Gingival kuretase adalah penghilangan jaringan inflamasidari dinding lateral poket. Gingival kuretase, didesain untuk
membuat perlekatan jaringan ikat yang baru, dengan
menghilangkan lining pocket, junctional epithelium, dan
jaringan granulasi di bawahnya. (Bathla, 2011: 343).
- Dasar Pemikiran Gingival Kuretase:
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
11/44
Kuretase menyingkirkan jaringan granulasi yang
mengalami inflamasi kronis yang terbentuk di dinding lateral dari
poket periodontal. Pada jaringan ini, biasanya terdapat tambahan
komponen dari jaringan granulasi (proliferasi fibroblast dan
angioblast), yang terkandung pada area yang mengalami inflamasi
kronis dan bisa saja mengandung kalkulus dan koloni bakteri.
Akhirnya dapat berpenetrasi ke jaringan yang patologis dan
menghambat proses penyembuhan (Carranza, 2002: 744).
Jaringan granulasi yang terinflamasi dilpaisi oleh
epithelium, dan lapisan yang dalam dari epitel yang berpenetrasi
hingga jaringan. Adanya epitel ini akan menjadi halangan untuk
perlekatan kembali serat-serat di area tersebut. Tujuan kuretase
adalah untuk memudahkan perlekatan kembali. Dengan hilangnya
epitel lining poket, maka gingival kuretase akan menghilangkan
hambatan untuk re-attachment serat-serat periodontal ke
permukaan apical (Carranza, 2002: 744).
b. Operkulektomi- Definisi Operkulektomi:
o Operkulektomi merupakan prosedur bedah untukmenghilangkan gingival flap (operculum) yang menutupi
gigi yang erupsi sebagian, khususnya molar ketiga yang
lebih rendah. (Hollins, 2013:550).
o Operkulektomi adalah prosedur menghilangkan distaloperculum dari molar ketiga (Bathla, 2011: 153).
o Operkulektomi adalah pembedahan untuk menghilangkanoperculum (jaringan gingival yang menutup mahkota dari
gigi yang erupsi sebagian) (Heasman et al, 2007).
- Dasar Pemikiran Operkulektomi:
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
12/44
Pada gigi yang mulai erupsi, gingival yang menutupi
terdorong ke dalam rongga mulut sampai permukaan insisal atau
oklusal. Tetapi, pada beberapa pasien, penonjolan gingival pada
molar ketiga menunjukkan bahwa area tersebut terus menerus
mengalami tekanan karena gigitan dan mengalami trauma saat
beroklusi dengan gigi antagonisnya, dan menyebabkan rasaa sakit
dan inflamasi pada beberapa kasus (Hollins, 2013: 550).
Pada daerah yang mengalami rasa sakit, pasien biasanya
mengurangi pembersihan rongga mulut pada area tersebut, yang
kemudian akan menyebabkan penumpukan plak dan debris, dan
infeksi akan berkembang. Keadaan ini disebut perikoronitis. Pada
kasus yang berat, pasien mengalami trismus dan tidak dapat
membuka mulut dengan lebar. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan
operkulektomi untuk menghilangkan gejala yang terjadi (Hollins,
2013: 550).
II.3 Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Periodontal Fase II
a. Gingivektomi- Indikasi Gingivektomi:
o Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari dari4 mm, yang tetap ada walaupun sudah dilakukan scalling
dan pembersihan mulut yang cermat berkali-kali, dan
keadaan dimana prosedur gingivektomi akan menghasilkan
daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
o Adanya pembengkakan gingiva yang menetap dimanapoket sesungguhnya dangkal namun terlihat pembesaran
dan deformitas gingiva yang cukup besar. Bila jaringan
gingiva merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi
merupakan cara perawatan yang paling cocok dan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
13/44
o Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang)dimana terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup
lebar.
o Abses gingiva yaitu abses terdapat didalam jaringan lunak.o Flap perikoronal. (Manson, 1993: 178)
o Menghilangkan poket supraboni, tanpa menghiraukankedalaman poket tersebut dan jika poket tersebut fibrous
dan keras.
o Menghilangkan pembesaran gingiva.o Menghilangkan abses periodontal supraboni. (Carranza,
2002: 749)
o Poket periodontal yang dalam.o Keterlibatan bifurkasi dan trifurkasi.o Abses periodontal.o Flap pericoronal.o Pembesaran gingiva (Glickman, 1962: 646)
- Kontraindikasi Gingivektomi:o Membutuhkan pembedahan tulang atau evaluasi bentuk dan
morfologi tulang.
o Keadaan dimana dasar poket pada atau diapikalmukogingival.
o Adanya pertimbangan estetik, khususnya pada gigi anteriorrahang atas. (Carranza, 2002: 749)
o Zona yang tidak adekuat dari jaringan yang terkeratinisasi.o Poket yang melampaui garis mukogingival.o Membutuhkah reseksi tulang atau teknik induktif.o Jaringan yang terinflamasi atau edematus.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
14/44
o Area yang membutuhkan estetika.o Palatum yang dangkal dan puncak eksternal yang menonjol
miring.
o Perawatan dari poket infraboni.o Pasien dengan Oral Hygiene yang buruk. (Cohen, 2007:
39).
o Ketika kedalaman poket cukup dalam pada apikalmukogingival junction atau ketika terdapat jumlah yang
tidak adekuat dari hubungan gingiva yang berkeratinisasi di
poket yang paling dalam. Ini menghasilkan di margin
gingiva dari mukosa alveolar setelah selesai melakukan
gingivektomi.
o Ketika mukosa alveolar membentuk dinding jaringan lunakdari poket.
o Ketika perlekatan otot berada di area bedah.o Ketika perawatan dari crater tulang yang dikarenakan resesi
tulang atau defek infraboni oleh prosedur regeneratif adalah
indikasi.
o Ketika deformitas estetik mungkin menghasilkan yangdikarenakan hasil dari resesi gingiva.
o Beberapa jenis dari bedah tidak direkomendasikan kepadapasien yang tidak aktif. Perawatan inisial terdiri dari
skaling dan root planningdengan kontrol periodik setiap 3
bulan atau kurang akan menjadi penting. (Arthur, 2007:
156).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
15/44
b. Gingival Kuretase- Indikasi Gingival Kuretase:
o Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari membentukperlekatan baru pada poket infraboni dengan kedalaman
sedang dan poket terletak pada daerah yang dapat diakses
dengan closed surgery.
o Kuretase dapat dilakukan sebagai prosedur non definitifuntuk mengurangi inflamasi sebelum dilakukan
penghilangan poket dengan cara lain. Atau kuretase dapat
dilakukan sebagai perawatan alternatif pada pasien yang
kontraindikasi perawatan bedah agresif karena faktor
umum, sistemik, dan psikologis. Dokter gigi dan pasien
harus saling mengerti keterbatasan perawatan ini bahwa
prognosis dan hasil dari penghilangan poket dengan teknik
ini kurang baik.
o Kuretase jangan dilakukan berulang pada kunjunganselanjutnya sebagai metode perawatan pemeliharaan untuk
area dengan inflamasi berulang dan poket dalam.
Khususnya dimana pembedahan pengurangan poket dalam
dilakukan. (Carranza. 2002: 745).
o Edematus dan jaringan yang terinflamasi.o Poket yang dalam.o Poket supraboni.o Sebagai bagian dari persiapan initial sebelumnya untuk
prosedur open surgery sebagai usaha untuk meningkatkan
kualitas jaringan yang dapat ditangani dengan mudah.
o Perlekatan progresif atau pengurangan tulang alveolar.o Meningkatkan level dari mikroorganisme patogen. (Cohen,
2007: 29).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
16/44
o Dapat melakukan sebagai bagian dari perlekatan baru dikedalaman sedang poket infraboni yang terletak di area
akses dimana tipe dari close surgery itu adalah yang
disarankan.
o Dapat menyelesaikan sebagai prosedur non definitif untukmengembalikan inflamasi sebelumnya untuk mengeliminasi
prosedur poket sepertiflap surgeries.
o Dapat juga melakukan pada pasien dimana prosedur bedahekstensif adalah kontraindikasi seperti penuaan, komplikasi
sistemik dan lain-lain. Dimana perawatan ini kompromi dan
prognosis lemah.
o Kuretase sering dilakukan pada saat kunjungan ulangsebagai metode perawatan pemeliharaan untuk area dari
inflamasi yang mengalami kekambuhan dan kedalam poket,
terutama dimana operasi pengurangan poket telah
dilakukan sebelumnya. (Reddy, 2008: 304).
- Kontraindikasi Gingival Kuretase:o Jaringan fibrous.o Poket yang dalam.o Keterlibatan furkasi (Cohen, 2007: 29).
o Jaringan fibrotik karena pengerutan tidak akan terjadi danadanya perlekatan baru di jaringan.
o Poket infraboni.o ANUG.o Perlekatan mukogingival yang rapuh atau mukosa yang
dapat dengan mudah terluka selama penggunaan alat, ini
akan membuat buruk. (American Academy of
Periodontology, 2002: 1229)
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
17/44
c. Operkulektomi- Indikasi Operkulektomi:
o Adanya mukosa yang terinflamasi dan terjadipembengkakan diatas gigi yang baru erupsi.
o Adanya trauma jaringan yang disebabkan oleh gigiantagonis sehingga menyebabkan adanya inflamasi pada
mukosa yang menutup gigi antagonisnya. (J.D.
Manson,1975:233).
- Kontraindikasi Operkulektomi:o Kondisi akut merupakan kontraindikasi dilakukannya
operkulektomi, namun tindakan emergensi dapat dilakukan
hingga kondisi akut dapat ditanggulangi kemudian keadaan
dievaluasi untuk dapat melakukan operkulektomi (J.D.
Manson,1975:233).
II.4 Prosedur Perawatan Periodontal Fase II
a. Gingivektomi- Gingivektomi bedah
Step 1: Poket pada masing-masing permukaan dieksplorasi dengan
probe periodontal dan ditandai dengan poket marker.
Masing-masing poket ditandai pada beberapa daerah
sebagai outline pada permukaannya.
Step 2: Pisau periodontal (Kirkland knives) digunakan untuk insisi
pada daerah permukaan fasial dan lingual. Pisau
periodontal Orban digunakan untuk insisi interdental jika
diperlukan, dan pisau Bard-Parker, dan gunting digunakan
sebagai instrumen tambahan.
Insisi dimulai dari apikal ke tanda poket dan secara
langsung ke koronal di antara dasar poket dan puncak
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
18/44
tulang. Proses penyembuhan tidak akan terjadi masalah jika
daerah ditutupi periodontal pack secara adekuat.
Insisi kontinyu dan terputus bisa digunakan. Insisi harus
dibevel kurang-lebih 45o sehingga blade dapat menembus
seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang akurat
akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk
kontur jaringan yang ramping; bila insisi terlalu datar akan
terbentuk kontur pascaoperasi yang kurang memuaskan.
Kesalahan yang paling sering dibuat pada operasi ini adalah
insisi pada posisi koronal sehingga dinding dasar poket
tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali.
Step 3: Menghilangkan dinding poket yang telah dieksisi,
membersihkan daerah, dan memeriksa permukaan akar.
Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket
dari jaringan di bawahnya, dinding poket akan dapat
dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang
besar. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat
dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam (Carranza,
2002: 749-750).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
19/44
Gambar 1. Membuat titik perdarahan dengan penanda poket, titik-titik
perdarahan tersebut menunjukkan kedalaman poket (Carranza, 2002:
751).
Gambar 2. A: Insisi terputus. B: Insisi secara langsung
(Carranza, 2002: 751).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
20/44
Gambar 3. A: Posisi penanda poket. B: Insisi bevel yang terletak di apikal
dari titik yang dibuat dengan penanda poket (Carranza, 2002: 751).
Gambar 4. 1: Jaringan granulasi. 2: Kalkulus dan deposit lain di akar. 3:
Daerah yang bersih pada dasar poket (Carranza, 2002: 751).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
21/44
- Prosedur gingivektomi bedah adalah sebagai berikut:o Menandai Poket. Untuk dapat menghilangkan seluruh
dinding poket, batas apical dari poket harus diidentifikasi
terlebih dahulu dan diberi tanda dengan menggunakan tang
penanda poket atau sonde periodontal. Beberapa tanda yang
dibuat pada gingiva fasial dan lingual dapat digunakan
sebagai acuan dalam membuat insisi gingivektomi.
o Insisi Gingivektomi. Insisi dapat dibuat dengan bantuanbeberapa buah pisau seperti misalnya: Swann-Morton No 12
atau 15 pada pegangan skapel konvensional, pisau Blake
yang menggunakan blade disposable, pisau gingivektomi
khusus seperti Kirkand, Orban atau pisau Goldman-Fox
yang harus diasah setiap akan digunakan. Pemilihan jenis
pisau yang akan digunakan adalah tergantung pada operator
masing-masing, namun bila memungkinkan selalu
menggunakan bladeyang disposable.
Insisi harus dibuat di sebelah apikal dari tanda yang sudah
dibuat yaitu di apikal dasar poket dan bersudut 45O sehingga
blade dapat menembus seluruh gingival menuju ke dasar
poket. Insisi yang kontinyu (tidak berupa insisi sabit yang
terputus) dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat
akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk
kontur pascaoperasi yang kurang memuaskan. Kesalahan
yang paling sering dibuat pada operasi ini kurang
memuaskan.
o Pemotongan Jaringan. Bila insisi sudah dapat memisahkanseluruh dinding poket dari jaringan dibawahnya, dinding
poket akan dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret
atau skaler yang besar, misalnya skaler Cumine. Sisa
jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat dibersihkan
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
22/44
seluruhnya dengan kuret yang tajam untuk membuka
permukaan akar.
o Scalingdan Root Planing. Permukaan akar harus diperiksauntuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu
permukaan akar harus di-scaling dan dilakukan root
planning(Manson, 1993: 180).
Dressing periodontal. Dressing yang digunakan untuk menutupi
luka mempunyai berbagai macam fungsi sebagai berikut:
o Untuk melindungi luka dari iritasi.o Untuk menjaga agar daerah luka tetap dalam keadaan bersih.o Untuk mengontrol perdarahan.o Untuk mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebihan.
Karena itu, dressing dapat mempercepat pemulihan dan
memberikan kenyamanan pascaoperasi (Manson, 1993: 180).
Persyaratan dariDressingPeriodontal yang ideal, yaitu:
o Harus bersifat tidak mengiritasi dan tidak merangsang terjadinyareaksi alergi.
o Harus dapat dipasang cekat pada gigi geligi dan jaringan dan dapatmengalir diantara gigi geligi sehingga dapat tertahan cukup kuat.
Waktu pengerasan yang lambat memungkinkan dressing
dimanipulasi dengan mudah.
o Dapat mencegah akumulasi sisa makanan dan saliva.o Mempunyai sifat antibakteri sehingga dapat mencegah
pertumbuhan bakteri.
o Harus cukup keras sehingga tidak mudah tergeser.o Rasanya tidak mengganggu (Manson, 1989: 180).
- Gingivektomi elektrosurgeryKeuntungan: elektrosurgery baik untuk conturing jaringan
dan control pendarahan (Carranza, 2002: 752).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
23/44
Kerugian: elektrosurgery tidak dapat dilakukan pada pasien
dengan penyakit jantung. Jika jarum elektrosurgery menyentuh
tulang, mengakibatkan kerusakan yang irreversible. Selanjutnya,
the heat generateddapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan
dan kehilangan jaringan periodontal pendukung (Carranza, 2002:
752).
Untuk teknik ini dalam menghilangkan pembesaran gingiva
dan gingivoplasty dapat menggunakan jarum elektroda yang
bentuknya ovoid kecil dan diamond-shaped elektroda untuk
menghias (Carranza, 2009: 752).
o Proses penyembuhan gingivektomi secara elektrosurgery.Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan pada proses penyembuhan
gingiva yang dilakukan elektrosurgery dan dengan
pembedahan, peneliti lain menyebutkan bahwa proses
penyembuhan gingiva pada teknik elektrosurgery lebih
lambat dari pembedahan dengan pisau bedah (Carranza,
2002: 753).
- Gingivektomi laserLaser gingivektomi dibagi menjadi 2 tipe, yaitu carbon
dioksida () dan neodymium: ytttrium-alumunium-garnet
(Nd:YAG). Masing masing dari tipe tersebut mempunyai panjang
gelombang, yaitu 10,600 nm dan 1064 nm. Sinar laser
digunakan untuk melakukan eksisi. Kekurangan yang dimiliki dari
laser gingivektomi adalah proses penyembuhannya lebih lama jika
dibandingkan dengan eksisi menggunakan skalpel gingivektomi
(Caranza, 2002: 752).
- Gingivektomi chemosurgeryTeknik ini menghilangkan gingiva menggunakan bahan
kimia. Sejenis paraformaldehide 5% atau potassium hidroxide.
Tetapi teknik ini jarang digunakan karena memiliki kekurangan:
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
24/44
o Aksi kedalaman tidak dapat terkontrol, karena perlekatanjaringan dibawah poket dapat terluka.
o Remodelling gingival tidak dapat dilakukan secara efektifo Epitelisasi dan reformasi epitel junction serta pembentukkan
kembali fiber alveolar crest lebih lambat pada teknik kimia
daripada dengan scalpel.
Oleh sebab itu, menggunakan metode kimia ini tidak
direkomendasikan (Caranza, 2002: 753).
b. Gingival Kuretase- Teknik dasar kuretase:
Kuretase tidak menghilangkan penyebab peradangan (yaitu:
plak bakteri dan deposit). Oleh karena itu sebelum dilakukan
kuretase harus dilakukanscalingdan root planingpada terapi fase
1. Dalam pelaksanaan kuret gingiva memerlukan beberapa jenis
anastesi lokal. Kuret dipilih untuk melakukan pemotongan pada
daerah tepi dengan melawan jaringan (misalnya Gracey No. 13-14
digunakan untuk permukaan mesial dan Gracey No. 11-12 untuk
permukaan distal). Kuretase juga dapat dilakukan dengan kuret 4R-
4L Columbia Universal. Instrumen dimasukkan kedalam poket
sehingga melekat pada lapisan dalam dinding poket sepanjang
jaringan lunak dan dilakukan gerakan horizontal stroke (Gambar
1). Permukaan luar gingiva ditekan dari arah luar dengan jari dari
tangan yang tidak memegang alat, lalu dengan sapuan ke arah luar
dan koronal epitel saku dikuret (Carranza, 2002: 746).
Pada kuretase gingiva, kuret dimasukkan lebih dalam
sehingga mencapai perlekatan jaringan antara jaringan ikat yang
berada antara dasar poket dengan puncak tulang alveolar.
Kemudian dengan gerakan seperti menyekop ke arah permukaan
gigi, jaringan ikat tersebut disingkirkan (Gambar 2). Area ini
diirigasi untuk menghilangkan sisa-sisa debris. Dinding saku yang
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
25/44
telah dikuret diadaptasikan ke permukaan gigi dengan jalan
menekannya dengan jari selama beberapa menit. Namun apabila
papila interdental sebelah oral dan papilla interdental sebelah
vestibular terpisah, untuk pengadaptasiannya dilakukan penjahitan.
Kemudian pemasangan dressing periodontal, tergantung kebutuhan
(Carranza, 2002: 746).
- Excisional New Attachment Procedure (ENAP)Prosedur ini merupakan kuretase subgingiva yang
dilakukan dengan pisau. Teknik ynag dilakukan sebagai berikut:
o Anastesi : sebelum pembedahan diberikan anastesi lokal yangsesuai. Kemudian dilakukan insisi bevel kedalam dari apikal
free gingiva sampai ke dasar poket (Gambar 3). Pada waktu
melakukan insisi di permukaan lingual interproksimal harus
diusahakan agar sesedikit mungkin papila interdental yang
terambil. Insisi ini bertujuan untuk memotong bagian dalam
dinding jaringan lunak pada poket.
o Penyingkiran jaringan yang tereksisi dengan kuret. Scaling danroot planing. Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan
pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran
dan penyerutan harus diperhatikan agar tidak sampai
menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke permukaan akar.
o Jika tepi luka tidak membaik, maka dilakukan rekontur tulangsampai adaptasi tepi luka beradaptasi dengan baik. Kemudian
dilakukan penjahitan dan dressing periodontal (Carranza, 2002:
746).
- Kuretase UltrasonikPenggunaan alat utrasonik direkomendasikan pada kuretsae
gingiva. Ketika alat ini diaplikasikan pada hewan percobaan,
getaran ultrasonik mengganggu kontinuitas jaringan, mengangkat
epitel, menggoyangkan kolagen dan mengubah morfologi inti
fibroblas. Ultrasonik sangat efektif untuk mengangkat epitel poket
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
26/44
periodontal, terjadi pengurangan jaringan nekrotik
(microcauterization), yang terlepas dari poket. Instrumen yang
digunakan adalah the morse scaler-shaped dan rod-shaped
ultrasonic. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kuretase
secara untrasonik sama efektif dengan kuretase secara manual,
tetapi sedikit inflamasi dan penghilangan jaringan ikat di bagian
bawah juga sedikit. Gingiva dapat lebih rigid dengan injeksi
anastesi (Carranza, 2002: 746).
- Obat KaustikPenggunaan obat kaustik direkomendasikan untuk
menginduksikan kuretase kimia pada dinding lateral poket atau
penghilangan epitel secara selektif. Obat yang digunakan adalah
sodium sulfida, alkalin sodium hipoklorit dan fenol. Namun,
setelah dilakukan penelitian selanjutnya obat ini ternyata kurang
efektif. Tingkat kerusakan jaringan dengan obat ini tidak dapat
dikontrol dan meningkatkan penghilangan jaringan dengan enzim
dan fagosit (Carranza, 2002: 747).
- Prosedur OperatifArea yang akan dikuretase dianastesi lokal dengan injeksi
lokal yang mengandung 2 % lidokain (xylocaine) dan epineprhine
atau anastesi lain yang sesuai dengan perbandingan 1:50.000.
Kuret dimasukkan ke dasar poket dengan penekanan pada jaringan
lunak. Kemudian dilakukanstrokeuntuk menghilangkan epitel dan
lapisan dalam jaringan granulasi. Dinding poket bagian luar
ditahan dengan jari dengan tekanan melawan permukaan gingiva
dapat digunakan sebagai bantuan dalam kuretase. Kemudian
dilakukan root planing ketika akses visual ke permukaan akar
sudah didapatkan. Sehingga jaringan gingiva dapat beradaptasi
dengan permukaan gigi. Setelah itu, dressing periodontal
diletakkan pada lesi selama satu minggu atau dengan obat kumur
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
27/44
chlorhexidine selama dua minggu post operative sebagai kontrol
plak tanpa dressing (Genco, 1990).
- Prosedur KimiaProsedur operatif dan prosedur kimia pada dasarnya sama,
perbedaannya yaitu saat daerah yang teranastesi itu diisolasi
dengan cotton roll dan sodium hypochlorite (100 ml sodium
hypochlorite bleach, 7,8 g sodium hypochlorite dan 19 g sodium
carbonate) diletakkan pada poket dengan instrumen sampai daerah
poket itu terisi penuh. Sodium hypochlorite itu dipertahankan
selama 1 menit dengan melindungi kontak antara jaringan sekitar
dengan material kaustik. Setelah itu 5 % asam sitrat diaplikasikan
pada poket selama 1 menit untuk menetralisirsodium hypochlorite.
Dan jaringan koagulasi dihilangkan dengan kuret. Setelah itu
dibilas dengansalinesteril untuk menghilangkan sisa jaringan ikat.
Kemudian dilakukan root planing. Jika diperlukan, jaringan
tersebut dijahit. Dan dressingperiodontal diletakkan. Obat kumur
chlorhexidine diberikan untuk menjaga oral hygiene post operative
(Genco, 1990).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
28/44
Gambar 3. Kuretase gingiva dengan dengan gerakan horizontal stroke (Carranza,
2002: 746).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
29/44
Gambar 4. Kuretase. A: Menghilangkan lining poket. B: Menghilangkan
junctional epithelium dan jaringan granulasi. C: Prosedur selesai (Carranza, 2002:
746).
Gambar 5. Prosedur eksisi. A: Insisi bevel kedalam pada dasar poket. B: Setelah
eksisi, scaling dan root (Carranza, 2002: 746).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
30/44
c. OperkulektomiOperculumadalah flap padat berserat yang mencakup sekitar 50 %
dari permukaan oklusal yang menutupi sebagian dari molar ketiga pada
mandibula. Pengambilan flap ini dikenal sebagai operculectom.
Operculectomy dilakukan dengan menggunakan pisau bedah biasa atau
gunting (Balaji, 2007). Eksisi periodontal flap disebut operculectomy
(Siji, 2008).
Operkulum tidak lain adalah jaringan lunak yang menutupi molar
ketiga keseluruhan atau sebagian di rongga mulut. Jika tidakdihilangkan, hal itu menyebabkan perikoronitis yang merupakan
peradangan pada gingiva dalam kaitannya dengan mahkota gigi yang
tidak erupsi sempurna sehingga menimbulkan rasa nyeri di wilayah
tersebut. Hal ini dapat dengan mudah dihilangkan dengan laser diode
(Sushma, 2011).
- Teknik:Operculectomydapat dilakukan dengan electrosurgeryatau dengan
pisau bedah:
o Melakukan anastesio Pembedahan menghilangkan distal wedge dengan No.12 Bard-
Parker blade kontur 30nalgesi margin
o Mengirigasi luka dan menempatkan periodontal pack di bagianbedah apabila diperlukan.
- Tekniko Mempersiapkan mucoperiosteal flap seperti yang dijelaskan
sebelumnya.
o Membuka mahkota dengan menghilangkan bagian atas jaringanlunak dan tulang.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
31/44
o Setelah membuka mahkota dengan menggunakan salah satumetode, apabila ada ruang cukup dan yakin gigi tersebut akan
erupsi apabila jaringan dihilangkan:
Sebuah mahkota stainless steel atau band denganterpasang kaitan dapat digunakan untuk daya
penarik dengan mekanis memindahkan gigi pada
posisi.
Sebuah kawat pengikat mengitari bagian servikalmahkota yang terekspos dapat dimanfaatkan.
o Mucoperiosteal flap dijahit dengan beberapa jahitan terputus.II.5 Respons Jaringan Pasca Bedah Perawatan Periodontal Fase II
a. Gingivektomi- Penyembuhan setelah Gingivektomi Bedah
Respon awal adalah pembentukan bekuan pelindung
permukaan, jaringan dibawahnya menjadi inflamasi akut, dengan
beberapa nekrosis. Bekuan tersebut kemudian digantikan oleh
jaringan granulasi. Setelah 24 jam, ada peningkatan sel-sel jaringan
ikat baru, terutama angioblas, tepat di bawah lapisan permukaan
peradangan dan nekrosis; pada hari ketiga, sejumlah fibroblas
muda terletak di daerah tersebut. Jaringan granulasi dengan
vaskularisasi yang tinggi tumbuh kearah koronal, membentuk
margin gingiva bebas baru dan sulkus. Kapiler yang berasal dari
pembuluh darah ligamen periodontal bermigrasi ke jaringan
granulasi, dan dalam waktu 2 minggu mereka terhubung dengan
pembuluh gingival (Carranza, 2002: 751-752).
Setelah 12 sampai 24 jam, sel-sel epitel pada pinggir luka
mulai bermigrasi ke jaringan granulasi, memisahkannya dari
lapisan permukaan yang terkontaminasi dari bekuan. Aktivitas
epitel pada margin mencapai puncaknya pada 24 sampai 36 jam;
Sel-sel epitel baru muncul dari lapisan basal dan lapisan spinous
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
32/44
yang lebih dalam dari epitel tepi luka dan bermigrasi ke atas luka
di atas lapisan fibrin yang kemudian diserap kembali dan
digantikan oleh jaringan ikat dasar (Carranza, 2002: 751-752).
Epitelisasi permukaan umumnya selesai setelah 5 sampai
14 hari. Selama 4 minggu pertama setelah gingivektomi,
keratinisasi berkurang daripada sebelum operasi. Perbaikan epitel
selesai sekitar satu bulan. Vasodilatasi dan vaskularisasi mulai
menurun setelah hari keempat penyembuhan dan tampak hampir
normal pada hari ke-16. Perbaikan jaringan ikat selesai setelah
sekitar 7 minggu (Carranza, 2002: 751-752).
Aliran cairan gingiva pada manusia pada awalnya
meningkat setelah gingivektomi dan berkurang seiring dengan
proses penyembuhan berlangsung. Aliran maksimal terjadi setelah
1 minggu, bertepatan dengan terjadinya inflamasi maksimal.
Meskipun perubahan jaringan yang terjadi pada penyembuhan
setelah gingivektomi pada semua individu adalah sama, tetapi
waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan total bervariasi,
tergantung pada permukaan luka dan iritasi lokal serta infeksi
(Carranza, 2002: 751-752).
- Pemulihan setelah GingivektomiLuka jaringan ikat tertutup beku darah. Daerah di baliknya
akan mengalami fase inflamasi akut yang singkat, diikuti dengan
demolisi dan organisasi. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi luka ke
balik beku darah. Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14 hari
dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan
epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu. Kebersihan mulut
yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan ini
(Manson, 1993: 182).
b. Gingival Kuretase
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
33/44
- Penyembuhan setelah Scaling dan KuretaseSegera setelah kuretase, bekuan darah mengisi daerah poket
periodontal, dimana bekuan darah tersebut menutup sebagian atau
seluruh epithelial lining. Perdarahan juga terlihat pada jaringan
dengan dilatasi kapiler, dan polimorfonuclear leukosit yang
berlimpah terlihat lebih sedikit pada permukaan luka. Selanjutnya,
terjadi proliferasi jaringan granulasi secara cepat dengan
berkurangnya jumlah pembuluh darah kecil seiring dengan
pematangan jaringan (Carranza, 2002: 747).
Secara umum, restorasi dan epitelisasi sulkus membutuhkan
waktu 2-7 hari dan restorasi junctional epithelium terjadi paling
cepat 5 hari setelah kuretase 33nalgesi. Serabut kolagen yang
immature tampak dalam 21 hari (Carranza, 2002: 747).
- Gambaran Klinis setelah Scaling dan KuretaseSegera setelah kuretase, bekuan darah mengisi daerah poket
periodontal, dimana bekuan darah tersebut menutup sebagian atau
seluruh epithelial lining. Perdarahan juga terlihat pada jaringan
dengan dilatasi kapiler, dan polimorfonuclear leukosit yang
berlimpah terlihat lebih sedikit pada permukaan luka. Selanjutnya,
terjadi proliferasi jaringan granulasi secara cepat dengan
berkurangnya jumlah pembuluh darah kecil seiring dengan
pematangan jaringan (Carranza, 2002: 747).
Secara umum, restorasi dan epitelisasi sulkus
membutuhkan waktu 2-7 hari dan restorasi junctional epithelium
terjadi paling cepat 5 hari setelah kuretase gingiva. Serabut kolagen
yang immature tampak dalam 21 hari (Carranza, 2002: 747).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
34/44
Gambar 6. Gambaran klinis sebelum dan sesudah kuretase
(Reddy, 2008: 305).
c. Operkulektomi- Penyembuhan setelah Operkulektomi (bedah flap periodontal)
Permukaan dalam flap yang berkontak dengan tulang dan
gigi akan mengalami inflamasi, demolasi, organisasi, dan
pemulihan. Bekuan darah yang tipis, digantikan oleh jaringan
granulasi dalam waktu satu minggu. Jaringan akan masak menjadi
jaringan ikat kolagen dalam waktu 25 minggu. Permukaan dalam
flap akan bergabung dengan tulang untuk membentuk
mukoperiosteum yang menambah lebar daerah perlekatan gingival.
Kira-kira 2 hari setelah operasi, epithelium akan mulai
berproliferasi dari tepi flap ke atas luka jaringan ikat. Epitelium
akan bergeser ke apical dengan kecepatan 0,5 mm per hari untuk
membentuk pertautan epithelium yang baru. Perlekatan epithelium
yang masak terbentuk dalam waktu 4 minggu. Perlekatan jaringan
ikat akan terbentuk kembali antara jaringan marginal dan
sementum akar dari tepi tulang sampai ke dasar junctional
epithelium. Dengan cara ini jungtional epithelium tidak akan
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
35/44
bermigrasi lebih apikal lagi. Kebersihan mulut yang baik sangat
diperlukan selama periode pemulihan ini (Caranza, 2002: 773).
II.6 Perawatan Pasca Bedah Periodontal
Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan
pasca operasi. Nasehat berikut ini harus diberikan secara tertulis, yaitu:
a. Hindari makan dan minum selama 1 jam.b. Jangan minum minuman panas atau minuman beralkohol selama 24 jam.
Jangan berkumur-kumur 1 hari setelah operasi.
c. Jangan makan makanan yang keras atau lengket dan kunyahlah makanandengan sisi yang tidak dioperasi.
d. Minumlah 35nalgesic bila merasa sakit setelah efek anastesi hilang.Aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.
e. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah 1 hari. Gunakan larutankumur chlorhexidinedi pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat
melakukan pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini dapat
langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak
dikumurkan terlalu kuat ke dalam mulut. The, kopi, dan rokok harus
dihindari bila menggunakan larutan kumur chlorhexidine untuk
mengurangi stain.
f. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit denganmenggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan, jangan
berkumur, hubungi dokter bila perdarahan tidak juga terhenti.
g. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.h. Bila tahap pasca operasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan
bengkak timbul 2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter (Manson,
1993: 181).
Antibiotik pasca operasi sebaiknya hanya digunakan untuk kasus tertentu
saja misalnya diabetes dan penderita cacat. Dressing biasanya dibuka setelah 1
minggu setelah semua kotoran sudah dibersihkan dan luka diirigasi dengan air
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
36/44
hangat. Bila luka masih belum terepitelisasi dengan baik dan masih rentan,
pasanglah dressingyang baru selama 1 minggu kemudian (Manson, 1993: 181).
Setelah dressing dibuka, dapat diberikan instruksi perawatan selanjutnya.
Larutan kumur chlorhexidine dapat tetap digunakan setiap pagi dan malam hari
selama satu minggu, pemakaian yang berkepanjangan dapat menimbulkan stain
yang sulit dibersihkan. Pasien harus diberikan dorongan untuk segera menyikat
giginya dengan sikat lembut dan air hangat. Pada tahap ini dapat digunakan
Teknik Roll atau Teknik Charter. Teknik Bass dan pembersih interdental
sebaiknya baru digunakan setelah 1 minggu kemudian. Pasien dapat
diinstruksikan untuk menghindari makanan dingin 36nalgesic (Manson, 1993:
182).
Setelah 2 minggu, luka dapat diperiksa dan gigi dibersihkan. Kebersihan
mulut penderita harus diperiksa ulang sampai semuanya memuaskan dan
pemulihan sempurna, lalu kemudian dijadwalkan pengontrolan ulang dengan
interval 3-6 bulan kemudian (Manson, 1993: 182).
Setelah prosedur bedah, pasien diberi 36nalgesic ringan ketika masih
berada di ruang perawatan (seperti ibuprofen 600 mg) serta kompres es.
Resep:
a. Ibuprofen 600 mg (Motrin) atau acetaminophen 300 mg dan codeinphosphate 30 mg (Tylenol no. 3) 3 sampai 4 kali sehari jika terasa sakit.
b. Chlorhexidin gluconate 0,12 % setelah minggu 1. Digunakan 2 kali sehariselama 7 hari (Dibart et all, 2006: 7).
Instruksi:
Pasien diinstruksikan untuk mengompres setiap 2 jam selama 20 menit.
Juga diinstruksikan untuk makan-makanan lunak dan tidak meminum-minuman
berakohol juga makanan panas ataupun pedas untuk 48 jam setelahnya. Pasien
diinstruksikan untuk tidak membersihkan pada daerah tersebut, latihan fisik, dan
meminum obat yang mengandung aspirin (Dibart et all, 2006: 7-8).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
37/44
Jika jahitan, jika tidak dapat diserap, akan dilepas setelah 1 minggu, dan
pasien diinstruksikan untuk berkumur dengan chlorhexidine 1,2% selama 1
minggu setelah pelepasan jahitan (Dibart et all, 2006: 8).
Instruksi pasca bedah memegang peranan penting dalam menurunkan
kegelisahan dan stress pasien setelah prosedur bedah. Edukasi pada pasien yang
adekuat diberikan setelah prosedur bedah rongga mulut telah terbukti untuk
memperbaiki kepuasan pasien dan mengurangi angka kematian pasca bedah.
Instruksi pasca bedah dapat diberikan secara verbal dan dalam bentuk tertulis.
Secara umum, instruksi verbal tidak dimengerti atau diingat secara baik setelah
tindakan bedah.
Instruksi setelah operasi yang diberikan kepada pasien:
a. Segera setelah operasi:- Telan saliva walaupun mengandung darah.- Menghindari minum atau makan 2 jam setelah operasi.-
Kompres dengan es pada area operasi setiap 15 menit selama 2-3 jamuntuk meredakan bengkak pasca operasi.
b. Selama 24 jam:- Menghindari minuman panas dan makanan keras; hanya makan
makanan dingin dan lunak.
- Menghindari merokok dan minuman beralkohol karena dapat menundapenyembuhan.
- Menghindari berkumur dan menggosok gigi pada area operasi.- Perdarahan mungkin terjadi untuk beberapa jam dan saliva mungkin
mengandung darah. Pada kondisi ini mungkin akan terjadi
pembengkakan. Apabila terjadi perdarahan yang menetap, tempatkan
kantong the basah pada area yang dioperasi dan lakukan penekanan
selama 15-20 menit.
- Pada kasus perdarahan yang berat, laporkan kepada rumah sakitsegera.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
38/44
c. Pembengkakan:Wajah anda mungkin terjadi pembengkakan setelah prosedur ini,
dan meningkat dalam 2-3 hari. Hal ini mungkinakan menyebabkan
perubahan warna, namun akan menghilang tanpa perawatan.
d. Obat:Menggunakan tablet penghilang rasa sakit apabila direkomendasikan.
e. Sehari setelah operasi.:- Berkumur dengan larutan air garam hangat atau larutan salin hangat 6
kali sehari (setengah sendok garam dalam segelas air hangat).
- Menggunakan obat kumur pada area yang dioperasi.- Sakit pasca operasi mungkin berlanjut hingga beberapa hari. Hal ini
umumnya berkurang seiring berjalannya waktu tetapi apabila sakit
meningkat setelah ini, hubungi dokter anda.
- Mengingat untuk menghubungi dokter anda kembali 1 minggu setelahoperasi.
Setelah perawatan periodontal, kebersihan mulut harus diperbaiki di area
operasi. Setelah 1 minggu, sikat gigi dengan hati-hati namun hindari gingival
yang dioperasi. Gingiva dan bagian terbawah dari gigi harus dibersihkan dengan
kapas yang diperkecil (Reddy et al, 2012).
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
39/44
BAB III. KESIMPULAN
1. Macam-macam perawatan bedah periodontal sederhana terdiri dari:a. Gingivektomi
b. Gingival kuretasec. Operkulektomi
2. Gingivektomi adalah penghilangan dari seluruh dinding jaringan lunakpada poket. Gingival kuretase adalah pengerokan dinding gingival dari
poket periodontal untuk menghilangkan jaringan granulasi yang
mengalami inflamasi kronis di dinding lateral poket periodontal.
Sedangkan, operkulektomi adalah pembedahan untuk menghilangkan
operculum (jaringan gingival yang menutup mahkota dari gigi yang erupsi
sebagian).
3. Indikasi dan kontraindikasi:a. Gingivektomi:- Indikasi:
o Menghilangkan poket supraboni, tanpa menghiraukankedalaman poket tersebut dan jika poket tersebut fibrous
dan keras.
o Menghilangkan pembesaran gingiva.o Menghilangkan abses periodontal supraboni.
- Kontraindikasi:o Membutuhkan pembedahan tulang atau evaluasi bentuk dan
morfologi tulang.
o Keadaan dimana dasar poket pada atau diapikalmukogingival.
o Adanya pertimbangan estetik, khususnya pada gigi anteriorrahang atas.
b. Gingival Kuretase- Indikasi:
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
40/44
o Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari membentukperlekatan baru pada poket infraboni dengan kedalaman
sedang dan poket terletak pada daerah yang dapat diakses
dengan closed surgery.
o Kuretase dapat dilakukan sebagai prosedur non definitifuntuk mengurangi inflamasi sebelum dilakukan
penghilangan poket dengan cara lain.
- Kontraindikasi Gingival Kuretase:o Jaringan fibrous.o Poket yang dalam.o Keterlibatan furkasio Poket infraboni.o ANUG.
c. Operkulektomi- Indikasi:
o Adanya mukosa yang terinflamasi dan terjadipembengkakan diatas gigi yang baru erupsi.
o Adanya trauma jaringan yang disebabkan oleh gigiantagonis.
- Kontraindikasi:o Kondisi akut merupakan kontraindikasi dilakukannya
operkulektomi.
4. Respon jaringan pasca bedaha. Gingivektomi
Respon awal adalah pembentukan bekuan pelindung
permukaan, jaringan dibawahnya menjadi inflamasi akut, dengan
beberapa nekrosis. Bekuan tersebut kemudian digantikan oleh
jaringan granulasi. Setelah 24 jam, ada peningkatan sel-sel
jaringan ikat baru, terutama angioblas, tepat di bawah lapisan
permukaan peradangan dan nekrosis; pada hari ketiga, sejumlah
fibroblas muda terletak di daerah tersebut. Jaringan granulasi
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
41/44
dengan vaskularisasi yang tinggi tumbuh kearah koronal,
membentuk margin gingiva bebas baru dan sulkus. Kapiler yang
berasal dari pembuluh darah ligamen periodontal bermigrasi ke
jaringan granulasi, dan dalam waktu 2 minggu mereka terhubung
dengan pembuluh gingival.
b. KuretaseSegera setelah kuretase, bekuan darah mengisi daerah poket
periodontal, dimana bekuan darah tersebut menutup sebagian atau
seluruh epithelial lining. Perdarahan juga terlihat pada jaringan
dengan dilatasi kapiler, dan polimorfonuclear leukosit yang
berlimpah terlihat lebih sedikit pada permukaan luka. Selanjutnya,
terjadi proliferasi jaringan granulasi secara cepat dengan
berkurangnya jumlah pembuluh darah kecil seiring dengan
pematangan jaringan.
c. OperkulektomiPermukaan dalam flap yang berkontak dengan tulang dan gigi akan
mengalami inflamasi, demolasi, organisasi, dan pemulihan. Bekuan darah
yang tipis, digantikan oleh jaringan granulasi dalam waktu satu minggu.
Jaringan akan masak menjadi jaringan ikat kolagen dalam waktu 25
minggu. Permukaan dalam flap akan bergabung dengan tulang untuk
membentuk mukoperiosteum yang menambah lebar daerah perlekatan
gingival.
5. Perawatan pasca bedaha. Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara
perawatan pasca operasi. Nasehat harus diberikan secara tertulis.
b. Antibiotik pasca operasi sebaiknya hanya digunakan untuk kasustertentu saja misalnya diabetes dan penderita cacat.
c. Dressingbiasanya dibuka setelah 1 minggu setelah semua kotoransudah dibersihkan dan luka diirigasi dengan air hangat. Bila luka
masih belum terepitelisasi dengan baik dan masih rentan,
pasanglah dressingyang baru selama 1 minggu.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
42/44
d. Setelah dressing dibuka, dapat diberikan instruksi perawatanselanjutnya. Larutan kumur chlorhexidine dapat tetap digunakan
setiap pagi dan malam hari selama satu minggu. Pasien harus
diberikan dorongan untuk segera menyikat giginya dengan sikat
lembut dan air hangat. pembersih interdental sebaiknya baru
digunakan setelah 1 minggu kemudian. Pasien dapat
diinstruksikan untuk menghindari makanan dingin dan keras.
e. Kebersihan mulut penderita harus diperiksa ulang sampaisemuanya memuaskan dan pemulihan sempurna, lalu kemudian
dijadwalkan pengontrolan ulang dengan interval 3-6 bulan
kemudian.
f. Setelah prosedur bedah, pasien diberi analgesik ringan ketikamasih berada di ruang perawatan (seperti ibuprofen 600 mg) serta
kompres es.
-
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
43/44
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Periodontology. (2002, October). The American Academy
of Periodontology statement regarding gingival curettage. Journal of
Periodontology, 73(10), 1229.
Balaji. 2007. Textbook of oral and maxillofacial surgery. New Delhi: Elsevier.
Bathla, Shalu. 2011. Periodontics Revisited. New Delhi: Ajanta offset &
packagings.
Carranza, Fermin A et all. 2002. Carranzas Clinical Periodontology9thEdition.
USA: W. B. Saunders Company.
Cohen,Ewward S.. 2007. Atlas of Cosmetic and Reconstructive Periodontal
Surgery Third Edition . USA: Peoples Medical Publishing House.
Genco, Robert J. 1990. Contemporery Periodontics. Tiny Douglas: Judit Bange.
Glickman, Irving. 1962. Clinical Periodontology: The Periodontium in Health
and Disease. USA: W. B. Saunders Company.
Heasman, Peter-et al. 2007. Hartys Dental Dictionary 3rd ed. USA: Churchill
livingstone.
Hollins, Carole. 2013. Levisons Textbook for Dental Nurses 11thEd.UK: John
Wiley & Sons Inc.
Manson, J. D. 1993.Buku Ajar Periodonti. Jakarta: Hipokrates.
Reddy, S., MGS, Prasad,. Kaul, S., Kakarala, S., Krishanand., Singh, S.
Assessment of Patient Rememberence and Satisfaction of Post Surgical
Instructions: Verbal vs Verbal and Written Instructions: a clinical Trial
Vol. 2 Issue 4. 15 Desember 2012.Page 248.
Reddy, Shantipriya. 2008. Essentials of Clinical Periodontology and
Periodontics.New Delhi: Ajanta Offset & Packagings Ltd.
Siji, T. 2008. Viva Voce in periodontics. India: Jaypee.
Sushma S, Lagdive. 2011. Semiconductor Diode Lasers in Periodontics : An
Innovative and Safe.Indian Journal of Basic & Applied Medical Research;
December 2011: Issue-1, Vol.-1, P. 66-70
Tilakraj.2003.Essentials of Pedodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Publishers.
http://www.google.co.id/search?tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Tilakraj%22http://www.google.co.id/search?tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Tilakraj%22 -
5/28/2018 Laporan Bedah Perio
44/44
Vernino,Arthur R. et al. 2007. The Periodontic Syllabus Fifth Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.