Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

18
PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN “MINIMAL AREA” DISUSUN OLEH : NAMA : EMILIA JESSI LAVENIA NIM : F10711310 3 KELAS : A REG A KELOMPOK : 1 (SATU) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN  UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK  2015

Transcript of Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

Page 1: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 1/18

PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN 

“MINIMAL AREA”

DISUSUN OLEH : 

NAMA : EMILIA JESSI LAVENIA

NIM : F107113103

KELAS : A REG A

KELOMPOK : 1 (SATU)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

UNIVERSITAS TANJUNGPURA 

PONTIANAK  

2015

Page 2: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 2/18

BAB I

PENDAHULUAN

A. 

Latar Belakang

Organisme di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah sendiri. Pada

 prinsipnya terbentuk dari berbagai interaksi antara populasi yang ada. Misalnya

dalam mencari luas minimum dan jumlah minimum suatu area. Tentunya

didalamnya terdapat suatu komunitas populasi-populasi tersebut akan berhimpun

kedalam kelompok membentuk komunitas.( Resosoedarmo, soedjiran. 1984)

Pada luas minimum menggambarkan bentuk vegetasi secara keseluruhan

 jenis tumbuhan. Dalam suatu luas terkecil yang dapat mewakili vegetasi. Luas

terkecil ini dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara

keseluruhan. Bentuk vegetasi dalam petak tersebut dapat memperlihatkan

hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Vegetasi

terbentuk dari interaksi antar jenis tumbuhan. (Surasana, syafeieden. 1990)

Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik

komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah

minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah minimumyang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat terlebih dahulu.

Penyebaran individu suatu populasi mempunyai 3 kemungkinan yaitu:

Penyebaran acak, Penyebaran secara merata, Penyebaran secara kelompok, untuk

mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau

kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat

dibedakan dengan cara pendekatan yaitu: Penyebaran percontohan secara acak,

 penyebaran percontohan secara sistematik, penyebaran secara semi acak dan semisistematik ( Rahadjanto, 2001).

Untuk memahami luas,metode manapun yang di pakai untuk

menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus di sesuaikan dengan

tujuan luas atau sempitnya suatu area yang diamati Bentuk luas minimum dapat

 berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk

lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas

Page 3: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 3/18

minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode

kuadrat.(Anwar,1995).

Suatu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah disebut luas

minimal. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal jumlah petak

contoh. Sejumlah sampel dikatakan representive bila didalamnya terdapat semua

atau sebagian besar jenis tanaman pembentuk komunitas atau vegetasi tersebut

(Odum, 1993).

Untuk mengetahui apakah penyebaran individu didalam suatu populasi

dalam suatu vegetasi dapat dilakukan pengamatan, dari hasil pengamatan tersebut

akan didapatkan bentuk penyebaran, diantaranya secara acak, merata, atau

 berkelompok. Penting diketahui bahwa keanekaragaman jenis itu mempunyai

sejumlah komponen yang dapat memberi reaksi secara berbeda-beda terhadap

faktor-faktor geografi.(Haddy, 1986).

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi jenis dan

 bentuk atau struktur vegetasi atau masyarakat tumbuhan. Berbeda dengan

inventaris hutan titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Dari segi

floristis ekologi untuk daerah yang homogen dapat digunakan random sampling,

sedangkan untuk penelitian ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling,

 bahkan purposive sampling pun juga dibolehkan. Adapun system analisinya

antara lain:

1. 

kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis

tumbuhan didalam area cuplikan. Pada beberapa keadaan kesulitan dalam

melakukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan

cara pengelompokan berdasarkan kreteria tertentu.

2. 

Kerimbunan, ditentukan berdasarkan penutupan oleh populasi jenistumbuhan. Apabila dalam menentukan kerapatan di jabarkan dalam bentuk

kelas kerapatan, maka untuk perimbunannyapun lebih baik di gunakan kelas

keribunan.

3.  Frekuensi, di tentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan di jumpai

dlam sejumlah area cuplikan (n) di bandingkan dengan seluruh atau total

area cuplikan yang dibuat (N) biasa dalam persen (%).(Rasyid. 1993)

Page 4: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 4/18

Area sampel minimal adalah persyaratan luas area suatu releve (plot), dan

area minimal suatu vegetasi memberi petunjuk releve atau kuadrat yang harus

dipakai untuk sampling. Area minimal sangat tergantung pada macam komunitas

untuk vegetasi daerah temperate berdasarkan nilai empiris.Dengan menggunakan

tabel tersebut dibuat kurva spesies area yaitu dengan memplotkan jumlah jenis

tumbuhan pada sumbu Y dan luas area pada sumbu X. Area minimal ditentukan

oleh titik pada kurva di mana kurva telah mulai mendatar sehingga diperoleh luas

area minimal. (Rohman, Fatchur.dkk. 2001)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu

daerah adalah iklim, keragaman habitat, ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman

merupakan faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum

yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan

ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap

di suatu daerah. Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies

yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.Daerah

yang luas dapat menampung lebih besar spesies di bandingkan dengan daerah

yang sempit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas

dan keragaman spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah

 jika luas daerah 10 x lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan

mempunyai spesies yang dua kali lebih besar (Harun, 1993).

Berdasarkan keragaman tersebut,untuk menggolongkan suatu spesies

tumbuhan dilakukan metode minimal area yang merupakan metode dasar dalam

 penyelidikan ekologi tumbuhan dengan memakai plot. Ukuran plot dibuat

sedemikian rupa sehingga merupakan representative untuk mengambil data-datadalm ekologi tumbuhan. Metode minimal area ini sangat objektif bila

dipergunakan untuk daerah padang rumput karena vegetasinya homogen.

(Dirjosoemarto. 1993).

Di lingkungan sekitar kampus FKIP, banyak dijumpai vegetasi homogen 

 berupa padang rumput. Bagaimana mengetahui penambahan jumlah jenis

tumbuhan baru dalam suatu area minimal dengan variasi perbesaran plot? Adapun

masalah yang ada pada percobaan ini yaitu apa pengertian dari minimal area, bagaimana

Page 5: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 5/18

ciri – ciri dari tanaman yang di amati pada setiap area, apakah pada setiap area ada

tumbuhan yang berbeda, dan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi struktur variasi

struktur dan kompisisi tumbuhan pada masing – masing plot. Oleh karena itu,praktikum

ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ukuran plot yang representatif dari suatu area.

Page 6: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 6/18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada luas minimum menggambarkan bentuk vegetasi secara

keseluruhan jenis tumbuhan. Dalam suatu luas terkecil yang dapat

mewakili vegetasi. Luas terkecil ini dapat mewakili karakteristik

komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Bentuk vegetasi

dalam petak tersebut dapat memperlihatkan hubungan saling

ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Vegetasi terbentuk dari

interaksi antar jenis tumbuhan. (Surasana, syafeieden. 1990)

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri

dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam

mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik

diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan

organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan

tumbuh serta dinamis.

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen

 jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.

Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu,

serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua

komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau

komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang

menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar

dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah

dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi,

sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut

sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor

lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh

anthropogenik.

Dalam menganalisis vegetasi, ada beberapa macam metode yang

dapat digunakan. Ada yang menggunakan petak contoh (plot) dan ada

yang tak menggunakan petak contoh (plot less). Metode yang

menggunakan petak contoh (plot) di antaranya adalah metode kuadrat,

Page 7: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 7/18

sedangkan yang tidak menggunakan petak contoh adalah titik

menyinggung (point intercpt), Point Centered Quarter Methods, dll.

Pemilihan metode ini tergantung pada tipe vegetasi, tujuan, ketersediaan

dana, waktu, tenaga, dan kendala-kendala lainnya. (Marsono, 2004).

Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili

karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas

minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas

total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah

dapat didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi

mempunyai 3 kemungkinan yaitu: Penyebaran acak, Penyebaran secara

merata, Penyebaran secara kelompok, untuk mengetahui apakah

 penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka

 penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan

cara pendekatan yaitu: Penyebaran percontohan secara acak, penyebaran

 percontohan secara sistematik, penyebaran secara semi acak dan semi

sistematik ( Rahadjanto, 2001).

Untuk memahami luas,metode manapun yang di pakai untuk

menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus di sesuaikan

dengan tujuan luas atau sempitnya suatu area yang diamati Bentuk luas

minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat

 pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili

vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis

vegetasi dengan metode kuadrat.(Anwar,1995).

Suatu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah disebut

luas minimal. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal

 jumlah petak contoh. Sejumlah sampel dikatakan representive bila

didalamnya terdapat semua atau sebagian besar jenis tanaman pembentuk

komunitas atau vegetasi tersebut (Odum, 1993).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam

suatu daerah adalah iklim, keragaman habitat, ukuran. Fluktuasi iklim

Page 8: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 8/18

yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi keragaman

spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya

yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah

spesies yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah. Habitat dengan

daerah yang beragam dapat menampung spesies yang keragamannya lebih

 besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.Daerah yang luas dapat

menampung lebih besar spesies di bandingkan dengan daerah yang sempit.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas dan

keragaman spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah

 jika luas daerah 10 x lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan

mempunyai spesies yang dua kali lebih besar (Harun, 1993).

Page 9: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 9/18

BAB III

METODOLOGI

A.  Waktu Pelaksanaan

Pada praktikum ekologi tumbuahan kali ini yang berjudul “Minimal Area”

di laksanakan pada hari Jum’at tanggal 27 Desember 2015, pukul 15.00-17.00

WIB. Sedangkan tempat belangsungnya praktikum ini di Laboratorium

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak dan depan rektorat

Universitas Tnjungpura Pontianak Kalimantan Barat.

B.  Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada percobaan minimal area,

untuk alat yang digunakan yaitu meteran, pancang, rtali rafia, parang, buku

identifikas serta alat tulis, sedangkan bahan yang digunakan yaitu komunitas

tanaman pada daerah tertentu.

C.  Cara Kerja

Untuk cara kerja pada praktikum ini yang telah di lakukan percobaan

 bahwa yang harus dilakukan yaitu membuat plot dengan ukuran 25 X 25 Cm, di

catat jenis- jenis tumbuhan yang terdapat pada plot di catat dan di amati. Plot di

 perbesar dengan ukuran 25 × 50 Cm. Penambahan jenis pada plot di catat.

Kemudian Jenis-jenis tumbuhan yang terdapt pada plot tersebut dicatat dan

diamati. Plot diperbesar dengan ukuran 25 x 50 Cm, di catat penambahan tanaman

 pada setiap plot, kemudian Plot diperbesar menjadi 2 kali lipat menjadi 50 x 50

Cm dan dicatat penambahan jumlah jenis tumbuhannya. Hal yang sama dilakukan

untuk perbesaran plot selanjutnya yaitu 50 x 100 cm, 100 x100 cm dan seterusnya

sampai tidak terjadi lagi penambahan jenis tumbuhan baru. Apabila pertambahan

 jenis relatif kecil (presentase penambahan jenis kira-kira 10 %) maka ukuran plot

tidak diperluas lagi., plot yang terakhir inilah yang disebut minimal area

Page 10: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 10/18

 

1.  Dibuat grafik kurva dari hasil percobaan ini.

1. Petak 25 x 25 cm

2. Petak 25 x 50 cm

3. Petak 50 x 50 cm

4. Petak 50 x 100 cm

5. Petak 100 x 100 cm

(Gambar contoh petak minimal area)

5

3 4

1 2

Page 11: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 11/18

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. 

Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengamatan

No Jenis Foto Jumlah Spesies Plot Deskripsi

1 2 3 4 5

1. Pakis

lemiding

(S. palustris) 

2 4 - - - Hidup di tempat terbuka,

memiliki akar serabut

menjalar, batang berwarna

hijau kecoklatan, berdaunmajemuk dan berwarna

hijau 

2. Rumput

(A xonopus

compressus) 

10 - - - - Memiliki sistem perakaran

serabut, batangnya

 berwarna hijau keungguan,

 permukaan berbulu tipis,

menjalar. Berbentuk bulat

 berongga, bangun daun

lanset, ujung runcing,

 pangkal berlekuk, tepi

kasar, daging seperti kertas

 permukaan berbulu. 

3. Spesies C 15 - - - - Berdauan tunggal dengan

tepi daun bergerigi. Daun

 berwarna hijsu dan

 berbatang berwarna coklat

kemerahan. Memiliki

 bungan seperti terompet

 berwarna putih pada

mahkota bunga. 

Page 12: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 12/18

4. Pakis kinca

( Nephrolrpis

hursu-tula)

4 - - - - Hidup pada tempat terbuka

dan ada yang di bawah

naungan. Berakar serabut

menjalar. Memiliki batang

yang membentuk rimpang

dengan mula-mula

menjalar kemudian

tumbuh tegak berwarna

gelap. Berdaun majemuk,

 berbulu halus ujung

daunnya semakin ke atas

semakin kecil, kedudukan

daun berselang – seling . 

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4

Grafik Minimal Area

Page 13: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 13/18

B.  Pembahasan

Area minimal merupakan persyaratan ukuran luas releve (plot) pada metode

releve. Metode ini biasanya digunakan untuk memudahkan dalam pengklasifikasian. Klasifikasi bertujuan untuk mengelompokkan stand individu ke

dalam kategori-kategori sedemikan rupa sehingga stand yang sama dimasukkan

dalam satu kelas. Ordinasi bertujuan melukiskan tiap individu stand ke dalam

 bentuk model geometrik. Metode ini bersifat kualitatif di mana jenis spesies yang

hadir dan tidak hadir dianggap lebih penting daripada variasi komunitas.

Pada praktikum kali ini yaitu tentang minimal area di mana pada praktikum

ini di laksanakan di laboratorium dan daerah di sekitar laboratorium pendidikan

Biologi FKIP Universitas Tanjungpura depan rektorat Untan. Dengan tujuan

setelah melakukan percobaan dapat mengetahui ukuran plot yang refresentatifdari

suatu areal.

Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik

komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah

minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah minimum

yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat terlebih dahulu Dari

 praktikum yang telah dilakukan yaitu dengan membuat 5 plot, dan dari 5 plot

telah di buat ada beberapa tanaman yang terdapat seperti pada plot satu yaitu ada

 pakis lemiding, spesies c, rumput dan pakis kinca. Sedangkan pada plot 2, 3, 4, 5,

 juga terdapat tumbuhan yang sama seperti pada plot 1 untuk plot selanjutnya tidak

di tulis lagi jumlah spesiesnya karena sama dengan spesies yang ada pada plot

satu sehingga dapat di lihat dan di ketahui bahwa tidak ada penambahan jumlah

spesies baru pada pengamatan yang terletak pada plot 2, 3, 4, dan 5 yang ada

hanya penambahan dari spesies yang sama. Untuk minimal area yang ada pada

 percobaan yang di lakukan hanya terdapat pada plot 1 sedangkan pada plot lain

tidak karena tidak ada menunjukan pertambahan jenis tumbuhan baru. Jadi pada

 praktikum ini plot 1 adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik

komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan.

Adapun ciri – ciri dari tumbuhan yang di dapat pada praktikum ini yaitu

 pertama terdapat pakis lemiding (S. palustris) :

Page 14: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 14/18

 

Ciri – cirinya yaitu memiliki daun mudanya yang menggulung pada bagian

ujungnya, paku yang hidup di tanah di tempat terbuka, memiliki akar serabut

menjalar panjang hingga 5–10 m, batang berwarna hijau kecoklatan, berdaun majemuk

dan berwarna hijau.

Kedua rumput (A xonopus compressus) dengan ciri – ciri yaitu

memiliki batang silindris,berbentuk herba,daun tunggal. Akar serabut,

 bangun daun lanset, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi kasar, daging seperti

kertas, permukaan daun berbulut, batang bulat  berongga, berwarna hijau keungguan,

 permukaan berbulu tipis, menjalar.

Ketiga pada spesies C dengan ciri-cirinya dari hasil pengamatan yaitu:

Page 15: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 15/18

Merupakan tumbuhan berdauan tunggal dengan tepi daun bergerigi. Daun

 berwarna hijsu dan berbatang berwarna coklat kemerahan. Memiliki bungan seperti

terompet berwarna putih pada mahkota bunga.

Yang terakhir yaitu pakis kinca dimana ciri-ciri dari pakis kinca yaitu

Hidup pada tempat terbuka dan ada yang di bawah naungan. Berakar serabut

menjalar. Memiliki batang yang membentuk rimpang dengan mula-mula menjalar

kemudian tumbuh tegak berwarna gelap. Berdaun majemuk, berbulu halus ujung daunnya

semakin ke atas semakin kecil, kedudukan daun berselang – seling . 

Dari hasil pengamatan dapat di ketahui jumlah masing – masing spesies

 pada plot 1 ada yang berbeda yaitu untuk pakis lemiding ada 2, rumput ada 10,

spesies C ada 15 dan pakis kinca ada 4. sedangkan plot yang lain tidak terdapat

tumbuhan baru sehingga minimal area terdapat pada plot 1 saja karena tidak ada

 penambahan jumlah spesis baru, maka ukuran plot tidak di perbesar lagi. Jadi plot1 yang mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara

keseluruhan. Sehingga dapat di ketahui bahwa tanaman spesies C adalah tanaman

yang paling banyak di terdapat dalam plot di bandingkan dengan tanaman laian,

karena tanaman spesies C lebih banyak tumbuhan pada daerah tersebut. Hal ini

yang menandakan bahwa pada plot 1 di jadikan plot yang refresentatif untuk

melihat jenis tumbuhan yang ada di areal halaman depan rektorat untan yang bisa

di katakan tumbuhan yang ada di tempat tersebut homogen

Faktor yang dapat mempengaruhi struktur dan komposisi tumbuhan pada

masing – masing plot yaitu menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan

komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh

fenologi, dispersal, dan natalitas. Sedangkan keberhasilannya menjadi individu

 baru dipengaruhi oleh vertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap spesies

sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing spesies.

Selain itu faktor -faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu

Page 16: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 16/18

daerah adalah iklim, keragaman habitat, ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman

merupakan faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum

yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan

ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap

di suatu daerah. Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies

yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.Daerah

yang luas dapat menampung lebih besar spesies di bandingkan dengan daerah

yang sempit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas

dan keragaman spesies secara kasar adalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah

 jika luas daerah 10 x lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan

mempunyai spesies yang dua kali lebih besar (Harun, 1993).

Page 17: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 17/18

BAB V

PENUTUP

A. 

Kesimpulan

Area minimal merupakan persyaratan ukuran luas releve (plot) pada metode

releve. Metode ini biasanya digunakan untuk memudahkan dalam pengklasifikasian. 

Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas

tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Tumbuah yang di dapat pada

 percobaan ini ada 4 jenis tanaman yaitu pakis lemiding, rumput, spesies C dan

 pakis kinci. Tanaman yang paling banyak jumlahnya yaitu tanaman spesis C ada

15 sedangkan yang paling sedikit adalah pakis lemiding yaitu hanya 2. Pada

 percobaan ini hanya ada pada plot satu saja karena pada plot 2,3,4, dan 5 terdapat

tumbuhan yang sama jadi minimal area berhenti pada plot saja. Pada plot satu di

gunakan untuk mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara

keseluruhan dari tanaman yang ada karena pada plot lain juga memiliki tanaman

yang sama dengan plot 1. Dan plot 1 di jadikan plot yang refresentatif untuk melihat

 jenis tumbuhan yang ada di areal halaman depan rektorat untan yang bisa di katakan

tumbuhan yang ada di tempat tersebut homogen. Variasi struktur dan komposisi

tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh fenologi, dispersal,

dan natalitas. Sedangkan keberhasilannya menjadi individu baru dipengaruhi oleh

vertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap spesies sehingga terdapat perbedaan

struktur dan komposisi masing-masing spesies.

B.  Saran

Untuk praktikum kedepannya di harapkan agar lebih cermat teliti

dalam melakukan percobaan serta kerja sama antar praktikan dan asisten

harus di tingkatkan agar praktikum ini selalu berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

8/17/2019 Laporan Ekotum Minimal Area Jessi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ekotum-minimal-area-jessi 18/18

Anwar. 1995. Biologi Lingkungan. Bandung: Ganexa exact.

Dirjosoemarto. 1993. Ekolog i. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dirjen

Harun, 1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.

Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing Co.

Marsono, D. 1977. Diskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.

Jakarta: UI Press.Pendidikan Dasar dan Menengah.

Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM University Press.Yogyakarta

Rahardjanto Abdul Kadir .2005. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan.

Malang :UMM Press.

Rasyid. 1993. Ekologi Tanaman. Malang: UMM Press.

Resosoedarmo, soedjiran. 1984.  Pengantar Ekologi. Bandung : PT Remaka

Rosdakarya

Rohman, Fatchur.dkk. 2001.  Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang:

JICA.

Surasana, syafeieden. 1990.  Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA

Biologu ITB.