Lp Pjb Asianotik
-
Upload
laras-ciingu-syahreza -
Category
Documents
-
view
65 -
download
13
description
Transcript of Lp Pjb Asianotik
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PJB ASIANOTIKDI RUANG 7B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANGDEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK
Disusun oleh :
Laras Frestyawangi Wasitin2014204610111072
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATANPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK2015
Mahasiswa
Laras Frestyawangi Wasitin
201420461011072Mengetahui, Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan
() ()
BAB ITINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiPenyakit jantung bawaan adalah penyakit yg dibawa oleh anak sejak ia dilahirkan akibat proses pembentukan jantung yg kurang sempurna. Proses pembentukan jantung ini terjadi pada awal pembuahan (konsepsi). Pada waktu jantung mengalami proses pertumbuhan di dalam kandungan, ada kemungkinan mengalami gangguan. Gangguan pertumbuhan jantung pada janin ini terjadi pada saat janin berusia 4 bulan (Dhania dalam Ali, 2012).
Penyakit jantung congenital atau penyakit jantung bawaan (PJB) adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yg telah ada sejak (Muttaqin, 2009).
PJB (Penyakit Jantung Bawaan) Asianotik adalah kelainan struktur & fungsi jantung yg dibawa lahit yg tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup jantung & penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa adanya lubang di sekat jantung. Masing2 mempunyai spectrum presentasi klinis yg bervarasi dari ringan sampai berat tergantung pada jenis & beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru (Roebiono dalam Ali, 2012).B. Faktor PresdiposisiFaktor-faktor predisposisi penyakit jantung bawaan diantaranya:
1. Faktor prenatal
Ibu menderita penyakit infeksi: rubella
Ibu alkoholisme
Umur ibu >40 tahun
Ibu menderita penyakit diabetes yg memerlukan insulin
Ibu meminum obat2an penenang atau jamu
2. Faktor genetic
Anak yg lahir sebelumnya menderita PJB
Ayah/ibu menderita PJB
Kelainan kromosom misalnya sindrom Down
Lahir dengan kelainan bawaan yg lain
C. Klasifikasi
Menurut Muttaqin (2009), penyakit jantung bawaan non sianotik dapat dibagi menjadi:
1. Defek septum atrium (atrial Septal Defek-ASD)
Defek septum atrium merupakan suatu keadaan dimana adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri (Muttaqin, 2009). Definisi lain menyebutkan defek septum atrium merupakan lubang abnormal di antara dua atrium; dapat diakibatkan dari aliran darah menetap melalui foramen ovale fetal (ostium sekundum) atau defek pada septum intraartrial, mengakibatkan beberapa derajat pirau darah kiri ke kanan (Tucker, 1999).
Manifestasi Klinis
Menurut Muttaqin (2009) aliran darah pintas kiri ke kanan pada tipe atrium sekundum & tipe sinus venosus akan menyebabkan keluhan kelemahan & sesak nafas, umumnya timbul pada usia dewasa muda. Kegagalan jantung kanan serta disritmia supraventrikular dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Gejala yg sama ditemukan pada tipe atrium primum.
Menurut Tucker (1999) gejala sangat bervariasi sesuai ukuran defek. Kebanyakan anak asimtomatik, pertumbuhan & perkembangan normal, toleransi latihan normal, murmur ejeksi sistolik lunak diatas antar ruang ke-2 sampai ke-3 sepanjang batas sterna terdengar pada pemeriksaan, DSA ostium primum dihubungkan dengan abnormalitas katup.
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Tucker (1999), pemeriksaan diagnostic yg dapat dilakukan untuk menegakkan diagnose ASD adalah:
a. EKG ( hipertrofi ventrikel kanan (HVKa); kemungkinan perpanjangan interval PR; kemungkinan blok jantung berbagai derajat
b. Radiologi ( pembesaran atrium kanan, ventrikel kanan & arteri pulmonaris
c. Ekokardiogram ( lokasi dari gangguan, ukuran pirau, pembesaran ventrikel kanan
d. Katerisasi jantung ( menunjukkan diagnosa & lokasi dari gangguan, volume oksigen dari atrium kanan lebih tinggi dari vena kava superior. Muttaqin (2009) mengungkapkan ekokardiografi dengan kontras dapat menunjukkan defek aliran darah kiri ke kanan atau aliran darah kanan ke kiri.
Penatalaksanaan Medis
Dalam Muttaqin (2009) dikatakan besarnya aliran pintas darah ialah perbandingan aliran darah melalui sirkulasi pulmonary dibandingkan dengan sirkulasi sistemis (QP/QS), dan hal ini sangat erat hubungannya dengan timbulnya kelainan pada dinding kapiler paru di kemudian hari. Karena itu jika perbandingannya mencapai >1,5 dianjurkan untuk dilakukan operasi karena resistensi kapiler paru sangat tinggi. Penutupan defek intraarterial dapat dilakukan dengan jahitan langsung atau penempelan patch (tambahan). Operasi dianjurkan pada saat berumur 5-10 tahun.
Klien dengan resistensi kapiler paru yg sangat tinggi & tidak dapat dioperasi dapat dibantu dengan obat vasodilator, antagonis kalsium, dll. Sedangkan untuk gagal jantung dapat diberikan pengobatan sama seperti gagal jantung lainnya.
2. Defek septum ventricular (Ventricular septal defect-VSD)
Masalah ini merupakan suatu keadaan adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan & ventrikel kiri (Muttaqin, 2009). Perjalanan alami VSD tergantung pada ukuran defek, perubahan yg terjadi seiring pertumbuhan & sirkulasi pulmonal (Meadow, 2005). VSD dibagi menjadi 3:
a. VSD kecil
VSD kecil tanpa aliran darah pintas & gangguan hemodinamika yg berarti tekanan arteri pulmonal pada VSD kecil normal & memperlihatkan perbandingan aliran pulmoner dengan aliran sistemis 50 mmHg atau tekanan ventrikel >100 mmHg.
5. Koarktasio Aorta (Coarctatio Aorta-CA)
Koarktasio aorta merupakan suatu defek penyempitan katup aorta setempat. Bisa preduktal, juksta-duktus, atau post-duktus.
Manifestasi Klinis
Pada bayi, tanda yg tampak adalah gejala gagal jantung kanan/kiri karena bentrikel kanan berfungsi sebagai ventrikel sistemis yg memompa darah ke aorta distal melalui PDA. Bising sistolik mungkin ada atau mungkin tidak. Kram otot bisa terjadi akibat peningkatan aktivitas dari jaringan yg tidak terorganisasi. Anak mengalami pening, sakit kepala, pingsan, & mimisan akibat dari hipertensi.
Pemeriksaan Penunjang
EKG pada bayi mungkin menunjukkan RVH, mungkin terjadi biventrikulat hipertrofi. EKG juga dapat menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri.
Foto rontgen thoraks biasanya normal, tetapi dapat ditemukan iregularitas & notching pada batas inferior atau iga belakang.
Hasil pemeriksaan katerisasi dan angiografi dapat meyakinkan adanya penyempitan pembuluh aorta
Penatalaksanaan Medis
Koarktasio aorta merupakan indikasi untuk operasi walalupun asimptomatis. Usia ideal operasi adalah 5-10 tahun. Operasi tidak dianjurkan pada usia yg lebih muda, kearena kemungkinan re-stenosis lebih besar. Terapi medis hanya dianjurkan sebagai pengobatan sementara untuk mengendalikan gangguan hemodinamika. Kontrol hipertensi & pencegahan terhadap endokarditis.
Reseksi bagian yg menyempit & menyambung ujung ke ujung atau pemasangan graft pada daerah itu.
D. Manifestasi KlinisDalam Insley (2003) diungkapkan gambaran klinis penyakit jantung congenital asianotik dapat dibagi dalam 3 kelompok umur:
1. Pada periode awal bayi baru lahir
Gagal jantung & kesulitan bernapas biasanya disebabkan oleh lesi obstruktif jantung kiri, misalnya koarktasio aorta, sindrom hipoplasia jantung kiri & kadang stenosis aorta. Nadi femoral & brakial harus teraba untuk menyingkirkan obstruksi jantung kiri. Nadi dapat menghilang setelah beberapa hari bila duktus arteriosus menutup sehingga kasus yg dicurigai harus dinilai ulang. Mungkin terjadi syok disertai asidosis metabolic & hepatomegali, biasanya ada riwayat kesulitan makan selama 6-12 jam.
2. Setelah beberapa minggu
Pirau dari kiri ke kanan dapat mengakibatkan gejala sulit makan, takipnea dengan retraksi subkostal & gagal jantung disertai hepatomegali. Dapat juga terjadi peningkatan BB yg tidak proporsional akibat retensi cairan. Kardiomegali (paling baik dilihat dari hasil foto dada) selalu terjadi pada kedua kelompok.
3. Pada bayi premature
Terutama yg lahir dengan umur kehamilan